IKAN HIU
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan Air
Dosen Pengampu : Drs.Walim Lili,MSi
Disusun Oleh :
Kelompok 15
Farhan Pradana Sidik 230110180196
Ade Hasan Nur Hakiem 230110180209
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
PANGANDARAN
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami tujukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini pada waktunya.Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarga dan para sahabatnya
hingga pada umatnya sampai akhir zaman.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi
Hewan Air dan dalam proses pembuatan makalah ini,kami mendapatkan
bantuan,bimbingan serta dukungan baik itu secara langsung maupun secara tidak
langsung dari berbagai pihak,sehingga dalam kesempatan ini kami bermaksud
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Drs.Walim Lili,M.Si selaku dosen pengajar mata kuliah Fisiologi
Hewan Air yang memberikan materi pembelajaran dan bimbingan untuk
membantu kami dalam menulis makalah ini.
2. Teman-teman yang telah memberikan berbagai referensi untuk
membantu isi bahan makalah ini.
3. Serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang
telah memberikan bantuan baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.
Kami berharap makalah yang telah kami susun ini dapat menambah
pengetahuan pembaca dan dalam rangka perbaikan selanjutnya,kami menyadari
makalah yang telah kami susun ini memiliki banyak kekurangan sehingga kami
terbuka terhadap saran dan masukan dari semua pihak.
Pangandaran,Maret 2019
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana sistem pernapasan pada ikan hiu?
2. Bagaimana sistem peredaran darah pada ikan hiu?
3. Bagaimana sistem pencernaan pada ikan hiu?
4. Bagaimana sistem metabolisme dan biogenetik pada ikan hiu?
5. Bagaimana sistem osmoregulasi pada ikan hiu?
6. Bagaimana sistem otot pada ikan hiu?
7. Bagaimana sistem saraf dan organ perasa pada ikan hiu?
8. Bagaimana sistem endokrin pada ikan hiu?
9. Bagaimana sistem reproduksi pada ikan hiu?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sistem pernapasan pada ikan hiu
2. Mengetahui sistem peredaran darah pada ikan hiu
3. Mengetahui sistem pencernaan pada ikan hiu
4. Mengetahui sistem metabolisme dan biogenetik pada ikan hiu
5. Mengetahui sistem osmoregulasi pada ikan hiu
6. Mengetahui sistem otot pada ikan hiu
7. Mengetahui sistem saraf dan organ perasa pada ikan hiu
8. Mengetahui sistem endokrin pada ikan hiu
9. Mengetahui sistem reproduksi pada ikan hiu
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pada saat tersebut oksigen terlarut dalam air berdifusi masuk melalui
membran sel pada lamela sekunder dan diikat oleh hemoglobin pada kapiler
darah.
4
berotot dan berdinding tipis yang disebut sinus venosus.Sinus venosus ini berfungsi
sebagai penampung darah dari duktus cuvieri dan vena hepatikus,dan kemudian
mengirimkan darah tersebut ke atrium.Atrium merupakan ruang tunggal yang
ukurannya relatif lebih luas dan memiliki dinding yang lebih berotot dari sinus
venosus.Atrium berhubungan dengan ventrikel.Ventrikel berbentuk kantung
dengan dinding yang kuat dan tebal.Ventrikel sendiri merupakan bagian jantung
yang benar-benar berkontraksi.Selanjutnya,di sebelah ventrikel terdapat konus
arteriosus.Pada elasmobranchii khususnya ikan hiu konus arteriosus berkembang
dengan baik,namun bulbus arteriosus tidak ada.
Mekanisme peredaran darah pada ikan hiu yaitu darah kotor dari seluruh
tubuh berkumpul melalui duktus cuveiri dan vena hepatikus,kemudian sinus
venosus menampung darah yang terdeoksigenasi tersebut dan dikirimnya darah
tersebut dari sinus venosus ke atrium..Kontraksi pada atrium memindahkan darah
tersebut menuju ventrikel berotot yang ventrikel tersebut berkontraksi dan memksa
darah masuk ke dalam konus arteriosus.Setelah konus arteriosus,darah menuju ke
insang untuk mengikat oksigen yang akan disebarkan ke seluruh tubuh.
5
Sistem pencernaan pada ikan hiu terdiri dari:
1. Rongga Bukal (Rongga Mulut)
Rongga bukal dari ikan hiu adalah ruang mulut bagian depan ke titik masuk
dari celah insang.Rongga mulut yang ditandai dengan lipatan melintang
mukosa atau lapisan jaringan,dalam hal ini berbeda dari faring.
2. Faring (Pharynx)
Faring merupakan bagian dari rongga mulut yang terletak diantara rongga
mulut dan kerongkongan.Pada umumnya,faring dilewati oleh saluran
pencernaan dan pernapasan.Hal tersebut bisa terjadi karena pada sistem
pencernaan,makanan akan melewati faring sebelum makanan tersebut
menuju ke dalam perut dan air yang masuk melalui mulut lalu melewati
faring sebelum air tersebut keluar melalui celah insang merupakan kegiatan
dari sistem pernapasan.Faring ditandai dengan longitudinal mocusal lipatan
dan oleh adanya celah insang.
3. Kerongkongan (Esophagus)
Kerongkongan adalah kelanjutan dari faring yang mengarah ke
perut.Dinding dari kerongkongan ini ditandai dengan banyak proyeksi
kerucut yang disebut papila.
4. Perut/lambung (Stomach)
Perut ikan hiu berbentuk huruf j.Organ pada perut dibagi menjadi tiga
bagian: bagian depan (cardiac potrion),bagian tengah atau bagian tubuh,dan
bagian belakang (pyloric portion).Tidak ada yang khas dari eksternal
demarkasi antara kerongkongan dan cardiac stomach.Namun,yang
membedakan fitur di dalam dari cardiac portion yaitu bagian rugae.
6
5. Rugae
Rugae adalah lipatan memanjang yang ditemukan pada permukaan internal
lambung jantung, mereka berfungsi untuk meningkatkan luas permukaan
yang digunakan selama pencernaan.
6. Pyloric sphincter
sfingter pilorik,terdiri dari serat otot yang tersusun melingkar,ditemukan
mengelilingi pilorus,bukaan kaudal lambung.Sfingter pilorik
mengendalikan masuknya makanan ke bagian anterior usus halus,
duodenum, dan mencegah kembalinya usus ke isi perut.
9. Ileum
Ileum adalah segmen usus kecil yang lebih panjang dan lebih tebal yang
mengikuti duodenum. Permukaan internalnya ditandai oleh adanya katup
spiral.
7
pencernaan seperti ini mencegah terjadinya bagian tubuh mangsanya yang
tidak tercerna secara sempurna ketika melewati usus.
14. Cloaca
kloaka adalah ruang umum di mana usus,kelenjar dubur, dan limbah kemih
meninggalkan tubuh. Pada jantan, sperma juga melewati ruang ini. Pada
betina, kloaka berfungsi sebagai jalan lahir. Pada vertebrata yang lebih
tinggi seperti kucing,saluran ini cenderung dipisahkan sehingga produk
limbah dan gamet meninggalkan tubuh dengan bukaan yang terpisah.
8
kiri, keduanya memperpanjang sebagian rongga pleuroperitoneal, dan lobus
median ventral yang lebih sempit.Empedu,yang diproduksi di hati,
meninggalkannya melalui saluran hati yang sangat kecil yang mengalir dan
berakhir di kantung empedu .Qualene,minyak ringan dan disimpan dalam
jumlah besar di hati.
3. Pamcreas (Pankreas)
Pankreas adalah kelenjar pencernaan yang penting bagi ikan hiu dan terdiri
dari dua lobus.Lobus sentral yang lebih rata dapat ditemukan di sepanjang
permukaan ventral duodenum.Lobus dorsal lebih panjang dan lebih sempit
terletak di kurva antara perut pilorus dan duodenum.Pada usus,alkali
fosfatase,elastase,karboksipeptidase,trypsin,colipase,alphaamylase,sacchar
ase,dan dipeptidase dikeluarkan dari pankreas yang dirangsang oleh secretin
dan cholescystokinin (CCK).
9
memelihara dirinya sendiri,sedangkan salmon berukuran serupa membutuhkan
empat kali lipat dari itu.
Generalisasi di atas berlaku ketika berbicara tentang hiu kecil seperti Spiny
Dogfish,yaitu sekitar ukuran beberapa ikan bertulang sejati.Itu jauh lebih sulit
untuk mengukur metabolisme hiu besar karena kesulitan menjaga mereka di
penangkaran.Tetapi tindakan tidak langsung dapat digunakan,seperti
memperkirakan konsumsi oksigen dengan melihat suhu tubuh sebagai hiu
dengan pemancar melewati air atau suhu yang berbeda.Ini dilakukan untuk ikan
Hiu Putih sepanjang 4,5 m (14,75 kaki).Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
ikan Hiu Putih menggunakan sekitar delapan oksigen per pon berat badan yang
digunakan manusia.Perhitungan yang sama memberi kita gambaran tentang
seberapa sering hiu putih harus memberi makan untuk memelihara dirinya
sendiri.Jika hiu yang sama memakan paus mati dan memakan 30 kg (66 lb) atau
blubber paus yang bukan jumlah yang tidak biasa untuk hiu putih,maka hiu
tersebut bisa bertahan selama enam minggu sebelum hiu tersebut mencari
makan lagi.
10
sebagian besar bukan disebabkan oleh konsentrasi garam-garam melainkan oleh
tingginya kandungan urea dan sejumlah kecil senyawa nitrogen lainnya dalam
tubuh.Urea,sebagai hasil akhir metabolisme nitrogen yang diproduksi di
hati,disekresikan dalam jumlah yang relatif kecil melalui air seni.Pada waktu filtrat
glomerular melalui tubuli ginjal,suatu bagian khusus tubuli ginjal menyerap
kembali sebagian besar (70-90%) urea,sehingga darah mengandung sekitar 350
mmole/liter urea.Kandungan urea yang terdapat di dalam darah biasanya antara 2-
2,5%.Air seni elasmobranchii umumnya mengandung 100 mmole/liter
urea.TMAO,suatu hasil buangan nitrogen lainnya,terdapat dalam darah sekitar 70
mmole/liter.Penyerapan kembali urea dan TMAO dapat dilihat sebagai upaya
dalam mempertahankan tekanan osmotik tubuhnya.
Karena cairan tubuhnya yang hiperosmotik terhadap lingkungan,kelas ikan ini
cenderung menerima masukan air lewat difusi,terutama melalui insang.Permukaan
tubuh yang relatif impermeabel mencegah masuknya air dari lingkungan ke dalam
tubuh.Ginjal menyingkirkan kelebihan air ini sebagai air seni yang besarnya 1-1,5
ml/kg per hari,guna mempertahankan tekanan osmotik cairan tubuhnya.Secara
diagramatik proses osmoregulasi pada elasmobranchii digambarkan dalam.
11
secara cepat namun singkat ketika mengejar mangsa atau menghindari
bahaya.
12
1. Neurohipofisis, yang mengsekresikan vasoprosesor, oksitoksin, hormon
antidiuretik dan intermedin. Vasoprosesor berfungsi menjaga
permeabilitas insang, intermedin untuk memicu dispersi melanin.
2. Meta adenohipofisis. Mensekresikan hormon pertumbuhan (growth
hormone (GH)) yang memicu pertumbuhan, dan hormon adrenokortiko
tropik yang mengontrol sekresi adreno kortiko, dan melanogenesis pada
Carassius.
3. Meso adenohipofisis. Mensekresi thyrotropin yang mengontrol
sekresihormon tiroid6 .nadotropin (LH, FSH) mengontrol sekresi
hormongonad. Meso adenohipofisis juga mensekresi prolaktin yang
juga memicu melanogenesis. Pada hiu dapat memicu bioluminesens.
4. Roadenohipofisis. Diperkirakan dapat mensekresikan hormonmelanofor.
Kelenjar tiroid : mensekresikan hormon tiroid. Memicu kecepatan
pertumbuhan, membantu perubahan metamorfik dan juga osmoregulasi.
Kelenjar ultimobranchial: Hormonnya belum diketahui, akan tetapi
berfungsiseperti paratiroid.
Kelenjar suprarenal: Mensekresikan epinefrin, berfungsi mengontrol
kenaikantekanan darah dan pelebaran pupil, mempengaruhi denyut jantung
berhubungan dengan saraf simpatik.
Kelenjar jaringan kortiko adrenal: Mensekresikan hormon steroid
adrenokortiko yang memicu metabolisme karbohidrat, air, katabolisme
protein, penyimpanan natrium dan metabolisme elektrolit.
Kelenjar pankreas: Mensekresi insulin, untuk metabolisme karbohidrat.
Kelenjar kelamin: Diperkirakan mensekresi androgen pada jantan
atauestrogen pada betina, berperan dalam perkembangan sekunder karakter
seksual, perilaku reproduksi dan kematangan gamet.
13
rawan. Hiu jantan juga telah memiliki testis. Testis internal terletak diujung anterior
tubuh di dalam rongga organ epigonal. Kantung kemih dan saluran reproduksi
bergabung bersama untuk membentuk sinus urogenital. Dari sinus urogenitak ini
akhirnya sperma dilepaskan ke dalam alur dari claspers dan kemudian disampaikan
ke betina selama kopulasi6/ada hiu betina memiliki ovarium internal yang
ditemukan di anterior dalam rongga tubuh dan berpasangan. Ovarium kiri sering
lisis atau tidak adatelur6 Sekali telur dilepaskan dan dibuahi, sebuah horn, shell atau
membran dikeluarkan disekitar membran ketika telur melewati kelenjar. Beberapa
hiu menghasilkan sebuah shell yang tangguh dan dapat melindungi anaknya. Dalam
spesies lain telur berkenbang dan menetas didalam rahim betina. Telur yang
dihasilkan oleh tiap spesies sangat berclarias. Ukuran diameter telur hiu sekitar 60
atau 70 mm dan terhubungkan dalam kulit hingga diameter keseluruhannya dapat
mencapai 300 mm.
Selama sanggama hiu janta dan betina berhadapan. Hiu jantan memasukkan
salah satu claspers ke dalam klooka betina. Sperma terkandung disalurkan ke hiu
betina melalui saluran clasper. Perbedaan lain antara hiu jantan dan betina dari
beberapa spesies ikan hiu adalah ketebalan kulit mereka. Kulit hiu biru betina
hampir dua kali lebih tebal dibandingkan hiu jantan. Hal ini diyakini karena
kekjaman perkawinan. Jantan akan sering menggigit betina selama kopulasi
sehingga meninggalka hiu betina dengan keadaan luka. Tanpa ketebalan ekstra
betina kulit bisa terluka parah.
14
BAB III
KESIMPULAN
15
16
DAFTAR PUSTAKA
17