Anda di halaman 1dari 20

FISIOLOGI HEWAN AIR

IKAN HIU
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan Air
Dosen Pengampu : Drs.Walim Lili,MSi

Disusun Oleh :
Kelompok 15
Farhan Pradana Sidik 230110180196
Ade Hasan Nur Hakiem 230110180209

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
PANGANDARAN
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami tujukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini pada waktunya.Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarga dan para sahabatnya
hingga pada umatnya sampai akhir zaman.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi
Hewan Air dan dalam proses pembuatan makalah ini,kami mendapatkan
bantuan,bimbingan serta dukungan baik itu secara langsung maupun secara tidak
langsung dari berbagai pihak,sehingga dalam kesempatan ini kami bermaksud
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Drs.Walim Lili,M.Si selaku dosen pengajar mata kuliah Fisiologi
Hewan Air yang memberikan materi pembelajaran dan bimbingan untuk
membantu kami dalam menulis makalah ini.
2. Teman-teman yang telah memberikan berbagai referensi untuk
membantu isi bahan makalah ini.
3. Serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang
telah memberikan bantuan baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.
Kami berharap makalah yang telah kami susun ini dapat menambah
pengetahuan pembaca dan dalam rangka perbaikan selanjutnya,kami menyadari
makalah yang telah kami susun ini memiliki banyak kekurangan sehingga kami
terbuka terhadap saran dan masukan dari semua pihak.

Pangandaran,Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Sistem Pernapasan Ikan Hiu ...................................................................... 3
2.2 Sistem Peredaran Darah Ikan Hiu ............................................................ 4
2.3 Sistem Pencernaan Ikan Hiu ...................................................................... 5
2.4 Sistem Metabolisme dan Biogenetik Ikan Hiu.......................................... 9
2.5 Sistem Osmoregulasi Ikan Hiu ................................................................. 10
2.6 Sistem Otot Ikan Hiu ................................................................................ 11
2.7 Sistem Saraf dan Orga Perasa Ikan Hiu ................................................. 12
2.8 Sistem Endokrin ........................................................................................ 12
2.9 Sistem Reproduksi ..................................................................................... 13
BAB III KESIMPULAN ..................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisiologi merupakan cabang dari ilmu biologi yang mempelajari
fungsi normal tubuh dengan berbagai gejala yang ada pada sistem
kehidupan,serta pengaturan terhadap segala fungsi yang berada dalam
sistem tersebut.Berbagai aktivitas dan peristiwa yang terjadi pada sistem
hidup selanjutnya dapat disebut sebagai fungsi kehidupan atau fungsi
hidup.Tidak hanya proses yang terkait dengan fungsi tubuh pada tingkat
individu saja yang dipelajari dalam fisiologi,melainkan juga proses pada
sel,jaringan,molekul,dan organ.Banyak bidang yang terdapat dalam
fisiologi itu sendiri,salah satunya yaitu fisiologi hewan air dalam hal ini
pada ikan.Fisiologi ikan mencakup sistem pernapasan,sistem peredaran
darah,sistem pencernaan,sistem metabolisme dan biogenetik,sistem
osmoregulasi,sistem otot,sistem saraf dan organ perasa,sistem
endokrin,sistem reproduksi.
Berdasarkan kerangka tulang,ikan dapat dibedakan menjadi dua
kelas yaitu Osteichthyes (ikan bertulang sejati) dan Chondrichthyes (ikan
bertulang rawan).Pada umumnya ikan yang berada dalam kelas
Osteichthyes (ikan bertulang sejati) lebih banyak dibandingkan ikan yang
berada dalam kelas Chondrichthyes.Salah satu ikan yang tergolong dalam
kelas Chondrichthyes adalah ikan hiu.Perbedaan kelas inilah yang
menyebabkan perbedaan fisiologisnya berbeda dengan ikan-ikan lain yang
berada dalam jenis Osteichthyes.Oleh karena itu,perbedaan fisiologi ikan
hiu dengan ikan lainnya inilah yang menjadi alasan kami untuk menyusun
makalah ini.

1
1.2 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana sistem pernapasan pada ikan hiu?
2. Bagaimana sistem peredaran darah pada ikan hiu?
3. Bagaimana sistem pencernaan pada ikan hiu?
4. Bagaimana sistem metabolisme dan biogenetik pada ikan hiu?
5. Bagaimana sistem osmoregulasi pada ikan hiu?
6. Bagaimana sistem otot pada ikan hiu?
7. Bagaimana sistem saraf dan organ perasa pada ikan hiu?
8. Bagaimana sistem endokrin pada ikan hiu?
9. Bagaimana sistem reproduksi pada ikan hiu?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sistem pernapasan pada ikan hiu
2. Mengetahui sistem peredaran darah pada ikan hiu
3. Mengetahui sistem pencernaan pada ikan hiu
4. Mengetahui sistem metabolisme dan biogenetik pada ikan hiu
5. Mengetahui sistem osmoregulasi pada ikan hiu
6. Mengetahui sistem otot pada ikan hiu
7. Mengetahui sistem saraf dan organ perasa pada ikan hiu
8. Mengetahui sistem endokrin pada ikan hiu
9. Mengetahui sistem reproduksi pada ikan hiu

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pernapasan Ikan Hiu


Sistem pernapasan merupakan suatu proses masuknya oksigen ke dalam
tubuh serta mengeluarkan atau melepaskan karbondioksida dari dalam tubuh.Pada
umumnya,alat pernapasan yang digunakan oleh hewan di perairan khususnya
spesies ikan yaitu menggunakan alat pernapasan berupa insang.Ikan membutuhkan
oksigen untuk kelangsungan hidupnya.Oksigen masuk ke dalam tubuh ikan dengan
cara difusi melalui jaringan dalam insang,yaitu terbawa dalam aliran darah dimana
molekul oksigen tersebut melekat dengan hemoglobin darah yang kemudian akan
disebarkan ke seluruh tubuh.Dalam insang terdapat filamen-filamen insang yang
didalamnya terdapat peredaran darah dan peredaran darah tersebut merupakan
pertemuan antara pembuluh darah yang berasal dari jantung.Pada setiap filamen
insang terdiri dari lamela insang yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.
Salah satu ikan yang menggunakan alat pernapasan menggunakan insang
yaitu ikan hiu.Ikan hiu termasuk ke dalam kelas Chondrichthyes (ikan bertulang
rawan) dan berada dalam subkelas Elasmobranchii yang memiliki ciri khas yaitu
tidak mempunyai penutup insang (operkulum).Ikan hiu memiliki celah insang yang
berada tepat di belakang mata pada kedua sisi kepalanya,masing-masing lima
sampai tujuh buah celah insang.Meskipun tidak memiliki operkulum tetapi pada
celah insang terdapat penutup insangnya sendiri yang tidak sama seperti operkulum
dan langsung berhubungan dengan lingkungan.Di depan celah insang pertama
terdapat sepasang spirakel yang merupakan celah insang yang rudimenter.
Terdapat dua tahapan dalam mekanisme pernapasan pada ikan hiu,yaitu:
1. Tahap pertama (inspirasi)
Mulut terbuka,rongga mulut mengembang,rongga insang berkonstraksi dan
celah insang menutup.Pada saat tersebut air dari luar masuk ke dalam
rongga mulut.Kemudian mulut menutup,rongga mulut berkonstraksi
(menyempit),rongga insang mengembang,celah insang tertutup.Air yang
masuk lalu bergerak dari rongga mulut menuju rongga insang.

3
Pada saat tersebut oksigen terlarut dalam air berdifusi masuk melalui
membran sel pada lamela sekunder dan diikat oleh hemoglobin pada kapiler
darah.

2. Tahap kedua (Ekspirasi)


Mulut tertutup,rongga mulut berkonstraksi (menyempit) dan celah insang
terbuka.Pada saat ekspirasi ini air bergerak keluar dari rongga insang
melalui celah insang.

2.2 Sistem Peredaran Darah Ikan Hiu


Sistem peredaran darah atau bisa disebut dengan sistem sirkulasi
mempunyai peran penting terutama dalam mengangkut oksigen hasil
respirasi,pengangkutan nutrien hasil dari proses pencernaan,dan pengangkutan sisa
metabolisme.Ada tiga komponen yang sangat penting dalam sistem peredaran
darah yaitu jantung (pusat pemompaan darah),pembuluh darah,dan
darah.Pembuluh darah itu sendiri terdiri dari vena yang tugasnya membawa darah
menuju jantung,arteri yang bertugas untuk membawa darah dari jantung,dan kapiler
sebagai penghubung dari arteri dengan vena. Darah atau bisa disebut dengan
plasma darah merupakan suatu cairan yang dimana cairan tersebut menjadi tempat
beberapa bahan terlarut.
Sistem peredaran darah atau sistem sirkulasi pada elasmobranchii
khususnya ikan hiu sama dengan ikan lainnya yaitu dengan sistem peredaraan darah
tunggal,dengan darah terdeoksigenasi pertama pergi menuju insang dimana darah
tersebut mengambil oksigen dan kehilangan karbondioksida.Darah yang
teroksigenasi tersebut kemudian mengalir ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung.
Pada umumnya,Jantung pada ikan terletak di belakang (posterior) lengkung
insang,namun pada jenis ikan teleosts letak jantung relatif lebih jauh berada di
depan dalam tubuh dari pada jenis ikan elasmobranchii khususnya ikan hiu.
Organ jantung dilapisi oleh selaput tipis yang disebut perikardium.Jantung
ikan hiu terbagi menjadi dua ruang yaitu atrium (aurikel) yang berdinding tipis dan
ventrikel yang berdinding tebal.Pada jantung terdapat ruang tambahan sedikit

4
berotot dan berdinding tipis yang disebut sinus venosus.Sinus venosus ini berfungsi
sebagai penampung darah dari duktus cuvieri dan vena hepatikus,dan kemudian
mengirimkan darah tersebut ke atrium.Atrium merupakan ruang tunggal yang
ukurannya relatif lebih luas dan memiliki dinding yang lebih berotot dari sinus
venosus.Atrium berhubungan dengan ventrikel.Ventrikel berbentuk kantung
dengan dinding yang kuat dan tebal.Ventrikel sendiri merupakan bagian jantung
yang benar-benar berkontraksi.Selanjutnya,di sebelah ventrikel terdapat konus
arteriosus.Pada elasmobranchii khususnya ikan hiu konus arteriosus berkembang
dengan baik,namun bulbus arteriosus tidak ada.
Mekanisme peredaran darah pada ikan hiu yaitu darah kotor dari seluruh
tubuh berkumpul melalui duktus cuveiri dan vena hepatikus,kemudian sinus
venosus menampung darah yang terdeoksigenasi tersebut dan dikirimnya darah
tersebut dari sinus venosus ke atrium..Kontraksi pada atrium memindahkan darah
tersebut menuju ventrikel berotot yang ventrikel tersebut berkontraksi dan memksa
darah masuk ke dalam konus arteriosus.Setelah konus arteriosus,darah menuju ke
insang untuk mengikat oksigen yang akan disebarkan ke seluruh tubuh.

2.3 Sistem Pencernaan Ikan Hiu


Setiap ikan hiu pastinya memerlukan energi yang cukup untuk bertahan
hidup.Energi yang dibutuhkan ikan hiu tersebut dapat dicukupi dari
makanan.Akan tetapi,makanan yang masuk ke dalam tubuh ikan hiu masih
berukuran yang sangat besar dan sangat kompleks sehingga energi yang
terkandung di dalamnya tidak dapat langsung digunakan.Ikan hiu harus
mencerna makanan terlebih dahulu untuk memanfaatkan energi yang
terkandung di dalam makanan tersebut.
Organ pencernaan pada ikan berdasarkan funsginya dapat dibedakan atas
dua bagian,yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.Saluran
pencernaan adalah organ-organ yang bekerja langsung dalam proses
pencernaan dan penyerapan makanan,sedangkan kelenjar pencernaan adalah
organ-organ yang berperan dalam menghasilkan cairan digestif yang digunakan
dalam proses pencernaan,yakni pankreas dan hati.

5
Sistem pencernaan pada ikan hiu terdiri dari:
1. Rongga Bukal (Rongga Mulut)
Rongga bukal dari ikan hiu adalah ruang mulut bagian depan ke titik masuk
dari celah insang.Rongga mulut yang ditandai dengan lipatan melintang
mukosa atau lapisan jaringan,dalam hal ini berbeda dari faring.

2. Faring (Pharynx)
Faring merupakan bagian dari rongga mulut yang terletak diantara rongga
mulut dan kerongkongan.Pada umumnya,faring dilewati oleh saluran
pencernaan dan pernapasan.Hal tersebut bisa terjadi karena pada sistem
pencernaan,makanan akan melewati faring sebelum makanan tersebut
menuju ke dalam perut dan air yang masuk melalui mulut lalu melewati
faring sebelum air tersebut keluar melalui celah insang merupakan kegiatan
dari sistem pernapasan.Faring ditandai dengan longitudinal mocusal lipatan
dan oleh adanya celah insang.

3. Kerongkongan (Esophagus)
Kerongkongan adalah kelanjutan dari faring yang mengarah ke
perut.Dinding dari kerongkongan ini ditandai dengan banyak proyeksi
kerucut yang disebut papila.

4. Perut/lambung (Stomach)
Perut ikan hiu berbentuk huruf j.Organ pada perut dibagi menjadi tiga
bagian: bagian depan (cardiac potrion),bagian tengah atau bagian tubuh,dan
bagian belakang (pyloric portion).Tidak ada yang khas dari eksternal
demarkasi antara kerongkongan dan cardiac stomach.Namun,yang
membedakan fitur di dalam dari cardiac portion yaitu bagian rugae.

6
5. Rugae
Rugae adalah lipatan memanjang yang ditemukan pada permukaan internal
lambung jantung, mereka berfungsi untuk meningkatkan luas permukaan
yang digunakan selama pencernaan.

6. Pyloric sphincter
sfingter pilorik,terdiri dari serat otot yang tersusun melingkar,ditemukan
mengelilingi pilorus,bukaan kaudal lambung.Sfingter pilorik
mengendalikan masuknya makanan ke bagian anterior usus halus,
duodenum, dan mencegah kembalinya usus ke isi perut.

7. Small intestine (Usus halus)


Usus halus dimulai pada sfingter pilorik.Terdiri dari dua bagian, duodenum
dan ileum.

8. Duodenum (Usus duabelas jari)


Duodenum adalah segmen pendek dari usus setelah sfingter pilorik.

9. Ileum
Ileum adalah segmen usus kecil yang lebih panjang dan lebih tebal yang
mengikuti duodenum. Permukaan internalnya ditandai oleh adanya katup
spiral.

10. Katup spiral (Spiral valve)


Katup spiral terdiri dari lembaran melintang jaringan yang saling
berhubungan di dinding bagian dalam ileum. Lembaran menyediakan luas
permukaan ekstra untuk penyerapan nutrisi.Spiral valve berfungsi untuk
meningkatkan proses absorpsi makanan dalam usus sehingga ikan hiu tidak
memerlukan usus yang panjang untuk mencerna makanannya.Sistem

7
pencernaan seperti ini mencegah terjadinya bagian tubuh mangsanya yang
tidak tercerna secara sempurna ketika melewati usus.

11. Usus besar (Colon)


usus besar adalah segmen saluran pencernaan setelah ileum.Hal ini berakhir
pada titik di mana kelenjar dubur memasuki usus.

12. Rectal gland (Kelenjar dubur)


kelenjar dubur adalah kelenjar berbentuk digit dengan fungsi ekskresi
rupanya. Kemungkinan kelenjar dubur menghilangkan garam monovalen
yang berlebihan dari darah hiu dan mengekskresikannya ke dalam dubur.
Dengan demikian kelenjar membantu menjaga hiu dalam kesetimbangan
osmotik dengan laut. air.Untuk alasan ini, kelenjar rektum, mungkin
dianggap sebagai melengkapi fungsi ginjal di mana ion divalen seperti
magnesium dan sulfat diekskresikan.

13. Rectum (Dubur)


Rektum adalah kelanjutan dari usus besar,dari kelenjar dubur ke kloaka.

14. Cloaca
kloaka adalah ruang umum di mana usus,kelenjar dubur, dan limbah kemih
meninggalkan tubuh. Pada jantan, sperma juga melewati ruang ini. Pada
betina, kloaka berfungsi sebagai jalan lahir. Pada vertebrata yang lebih
tinggi seperti kucing,saluran ini cenderung dipisahkan sehingga produk
limbah dan gamet meninggalkan tubuh dengan bukaan yang terpisah.

Kelenjar pencernaan pada ikan hiu terdiri dari:


1. Liver (Hati)
Hati adalah organ yang berwarna abu-abu dengan ukuran yang sangat besar
dan sangat penting bagi hiu,sebagian karena isinya yang ringan dan
berminyak merupakan sumber daya apung.Hati terdiri dari lobus kanan dan

8
kiri, keduanya memperpanjang sebagian rongga pleuroperitoneal, dan lobus
median ventral yang lebih sempit.Empedu,yang diproduksi di hati,
meninggalkannya melalui saluran hati yang sangat kecil yang mengalir dan
berakhir di kantung empedu .Qualene,minyak ringan dan disimpan dalam
jumlah besar di hati.

2. Gall bladder (Kantong empedu)


Kantong empedu,organ kecil di sisi kanan lobus median hati adalah tempat
penyimpanan empedu berwarna hijau.

3. Pamcreas (Pankreas)
Pankreas adalah kelenjar pencernaan yang penting bagi ikan hiu dan terdiri
dari dua lobus.Lobus sentral yang lebih rata dapat ditemukan di sepanjang
permukaan ventral duodenum.Lobus dorsal lebih panjang dan lebih sempit
terletak di kurva antara perut pilorus dan duodenum.Pada usus,alkali
fosfatase,elastase,karboksipeptidase,trypsin,colipase,alphaamylase,sacchar
ase,dan dipeptidase dikeluarkan dari pankreas yang dirangsang oleh secretin
dan cholescystokinin (CCK).

2.4 Sistem Metabolisme dan Biogenetik Ikan Hiu


Ikan hiu hidup di jalur lambat.Mereka melakukan metabolisme yang sangat
lambat dan dibangun untuk menghemat energi di hampir semua aspek
kehidupan mereka, terutama jika dibandingkan dengan manusia atau bahkan
dengan ikan bertulang sejati sekalipun. Sirip,sisik,dan bentuk tubuh ikan hiu
yang optimal untuk bergerak melalui air secara efisien.Selain itu,tingkat
metabolisme istirahat mereka relatif rendah,sekitar sepertiga dari ikan bertulang
sejati yang berukuran serupa.Tingkat metabolisme aktif mereka hanya sekitar
tiga kali lipat dari tingkat istirahat, sementara pada ikan bertulang sejati,tingkat
metabolisme aktif adalah sepuluh kali dari tingkat istirahatnya.Tingkat
pemberian pakan juga rendah: 2 kg (4,5-lb) Spiny Dogfish, Squalus
acanthias,hanya membutuhkan 8 g (sekitar sepertiga ons) ikan per hari untuk

9
memelihara dirinya sendiri,sedangkan salmon berukuran serupa membutuhkan
empat kali lipat dari itu.
Generalisasi di atas berlaku ketika berbicara tentang hiu kecil seperti Spiny
Dogfish,yaitu sekitar ukuran beberapa ikan bertulang sejati.Itu jauh lebih sulit
untuk mengukur metabolisme hiu besar karena kesulitan menjaga mereka di
penangkaran.Tetapi tindakan tidak langsung dapat digunakan,seperti
memperkirakan konsumsi oksigen dengan melihat suhu tubuh sebagai hiu
dengan pemancar melewati air atau suhu yang berbeda.Ini dilakukan untuk ikan
Hiu Putih sepanjang 4,5 m (14,75 kaki).Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
ikan Hiu Putih menggunakan sekitar delapan oksigen per pon berat badan yang
digunakan manusia.Perhitungan yang sama memberi kita gambaran tentang
seberapa sering hiu putih harus memberi makan untuk memelihara dirinya
sendiri.Jika hiu yang sama memakan paus mati dan memakan 30 kg (66 lb) atau
blubber paus yang bukan jumlah yang tidak biasa untuk hiu putih,maka hiu
tersebut bisa bertahan selama enam minggu sebelum hiu tersebut mencari
makan lagi.

2.5 Sistem Osmoregulasi Ikan Hiu


Satu hal yang harus dihadapi oleh ikan sebagai binatang yang hidup pada media air
ialah tekanan osmotik lingkungan (air) yang berbeda dengan tekanan osmotik
cairan tubuhnya.Ikan tinggal di lingkungan yang hiperosmotik (tekanan osmotik
lingkungan lebih besar daripada tekanan osmotik cariran tubuh) atau hipoosmotik
(tekanan osmotik lingkungan lebih kecil daripada tekanan osmotik cairan
tubuh).Osmoregulasi pada ikan dilakukan oleh ginjar,insang,kulit,membran
mulut,dan beberapa organ khusus dengan berbagai cara. Osmoregulasi pada
dasarnya adalah biaya energi yang harus dikeluarkan agar ikan tetap hidup,maka
dari itu laju pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh berapa banyak energi yang harus
dikeluarkan dalam osmoregulasi.
Cairan tubuh ikan yang termasuk kelas elasmobranchii khususnya ikan hiu
umumnya mempunyai tekanan osmotik yang lebih tinggi daripada
lingkungannya.Namun perlu dicatat bahwa tekanan osmotik cairan tubuhnya

10
sebagian besar bukan disebabkan oleh konsentrasi garam-garam melainkan oleh
tingginya kandungan urea dan sejumlah kecil senyawa nitrogen lainnya dalam
tubuh.Urea,sebagai hasil akhir metabolisme nitrogen yang diproduksi di
hati,disekresikan dalam jumlah yang relatif kecil melalui air seni.Pada waktu filtrat
glomerular melalui tubuli ginjal,suatu bagian khusus tubuli ginjal menyerap
kembali sebagian besar (70-90%) urea,sehingga darah mengandung sekitar 350
mmole/liter urea.Kandungan urea yang terdapat di dalam darah biasanya antara 2-
2,5%.Air seni elasmobranchii umumnya mengandung 100 mmole/liter
urea.TMAO,suatu hasil buangan nitrogen lainnya,terdapat dalam darah sekitar 70
mmole/liter.Penyerapan kembali urea dan TMAO dapat dilihat sebagai upaya
dalam mempertahankan tekanan osmotik tubuhnya.
Karena cairan tubuhnya yang hiperosmotik terhadap lingkungan,kelas ikan ini
cenderung menerima masukan air lewat difusi,terutama melalui insang.Permukaan
tubuh yang relatif impermeabel mencegah masuknya air dari lingkungan ke dalam
tubuh.Ginjal menyingkirkan kelebihan air ini sebagai air seni yang besarnya 1-1,5
ml/kg per hari,guna mempertahankan tekanan osmotik cairan tubuhnya.Secara
diagramatik proses osmoregulasi pada elasmobranchii digambarkan dalam.

2.6 Sistem Otot Ikan Hiu


Hiu memiliki 3 kelas otot utama:
a. Otot Cardiac di jantung yang bekerja terus menerus.
b. Otot Visceral / otot polos ditemukan di berbagai bagian internal seperti usus,
arteri, ekskretoris, dan organ reproduksi. Kontraksi otot-otot ini
memungkinkan organ dalam melalui bagian ini. Otot Rangka yang
menggerakkan kerangka yang terdiri dari 2 jenis:
 Otot Merah hadir di lapisan tipis di bawah kulit ikan hiu, ini bekerja dengan
memecah lemak dalam tubuh hiu. Memiliki suplai darah yang baik dan
memungkinkan hiu untuk berenang perlahan untuk waktu yang lama tanpa
lelah.
 Otot Putih bekerja dengan menggunakan energi dari pemecahan gula,
memiliki suplai darah yang buruk dan hanya digunakan untuk berenang

11
secara cepat namun singkat ketika mengejar mangsa atau menghindari
bahaya.

2.7 Sistem Saraf dan Orga Perasa Ikan Hiu


Otak ikan hiu merupakan tipe otak yang lebih maju. Dari dua kantung
olfaktori dihidung saluran olaktori besar dan memandang ke lobus olfaktori, yang
melekat dengan erat ke pasangan hemisfer serebral di diensefalaon. Di bagian
dorsal, diensefalaon mengandung sebuah tangkai pineal serta badan pineal dan di
bagian 1entraldiensefalon terdapat infundibulum, tempat melekatkan hipofisis.
Semua struktur ini merupakan bagian darai otak depan. Dua lobus optik yang
bundar terdapat di bagian dorsal otak tengah6 Otak belakang terdiri atas serebelu
dorsal median yang berukuran besar di atas medula oblongata yang membuka di
bagaian atas. Sepuluh pasang saraf kranialmelagani struktur terutama kepala, kira-
kira distribusikan sama dengan1ertebrata lain. Tali saraf dilindungi sepenuhnya
oleh lengkung neural tulang belakang, selanjutnya saraf spinal yang berpasang ke
setiap somit tubuh muncul di antara lengkung neural dari tulang belakang berturut-
turut. Sistem Saraf yang ada pada ikan Hiu :
• Sistema Nervossum Central (SNC) yang terdiri dari otak dan Medulla
Spinalis.
• Sistema Nervossum Peripherium (SNP) yang terdiri dari 10 pasang Nervus
Cranialis dan Nervusus Spinalis.
Sistem Indera Hiu :
Sistem indera terdiri dari sacous olfactorius atau cekungan hidung, organon
vesus atau mata, organon auditorius yang berfungsi untuk mendengar, dan gurat
sisi.

2.8 Sistem Endokrin


Sistem endokrin pada ikan baik elasmobranchii maupun teleosteii umunrnya
sama.
 Kelenjar pituitari.

12
1. Neurohipofisis, yang mengsekresikan vasoprosesor, oksitoksin, hormon
antidiuretik dan intermedin. Vasoprosesor berfungsi menjaga
permeabilitas insang, intermedin untuk memicu dispersi melanin.
2. Meta adenohipofisis. Mensekresikan hormon pertumbuhan (growth
hormone (GH)) yang memicu pertumbuhan, dan hormon adrenokortiko
tropik yang mengontrol sekresi adreno kortiko, dan melanogenesis pada
Carassius.
3. Meso adenohipofisis. Mensekresi thyrotropin yang mengontrol
sekresihormon tiroid6 .nadotropin (LH, FSH) mengontrol sekresi
hormongonad. Meso adenohipofisis juga mensekresi prolaktin yang
juga memicu melanogenesis. Pada hiu dapat memicu bioluminesens.
4. Roadenohipofisis. Diperkirakan dapat mensekresikan hormonmelanofor.
 Kelenjar tiroid : mensekresikan hormon tiroid. Memicu kecepatan
pertumbuhan, membantu perubahan metamorfik dan juga osmoregulasi.
 Kelenjar ultimobranchial: Hormonnya belum diketahui, akan tetapi
berfungsiseperti paratiroid.
 Kelenjar suprarenal: Mensekresikan epinefrin, berfungsi mengontrol
kenaikantekanan darah dan pelebaran pupil, mempengaruhi denyut jantung
berhubungan dengan saraf simpatik.
 Kelenjar jaringan kortiko adrenal: Mensekresikan hormon steroid
adrenokortiko yang memicu metabolisme karbohidrat, air, katabolisme
protein, penyimpanan natrium dan metabolisme elektrolit.
 Kelenjar pankreas: Mensekresi insulin, untuk metabolisme karbohidrat.
 Kelenjar kelamin: Diperkirakan mensekresi androgen pada jantan
atauestrogen pada betina, berperan dalam perkembangan sekunder karakter
seksual, perilaku reproduksi dan kematangan gamet.

2.9 Sistem Reproduksi


Hiu secara seksual dimorfik dimana ada perbedaan visual antara jantan dan
betina. Hiu jantan memiliki panggul yang dimodifikasi menjadi claspers sirip pel1is
yang digunakan untuk pengiriman sperma. Gulungan Claspers terbentuk dari tulang

13
rawan. Hiu jantan juga telah memiliki testis. Testis internal terletak diujung anterior
tubuh di dalam rongga organ epigonal. Kantung kemih dan saluran reproduksi
bergabung bersama untuk membentuk sinus urogenital. Dari sinus urogenitak ini
akhirnya sperma dilepaskan ke dalam alur dari claspers dan kemudian disampaikan
ke betina selama kopulasi6/ada hiu betina memiliki ovarium internal yang
ditemukan di anterior dalam rongga tubuh dan berpasangan. Ovarium kiri sering
lisis atau tidak adatelur6 Sekali telur dilepaskan dan dibuahi, sebuah horn, shell atau
membran dikeluarkan disekitar membran ketika telur melewati kelenjar. Beberapa
hiu menghasilkan sebuah shell yang tangguh dan dapat melindungi anaknya. Dalam
spesies lain telur berkenbang dan menetas didalam rahim betina. Telur yang
dihasilkan oleh tiap spesies sangat berclarias. Ukuran diameter telur hiu sekitar 60
atau 70 mm dan terhubungkan dalam kulit hingga diameter keseluruhannya dapat
mencapai 300 mm.
Selama sanggama hiu janta dan betina berhadapan. Hiu jantan memasukkan
salah satu claspers ke dalam klooka betina. Sperma terkandung disalurkan ke hiu
betina melalui saluran clasper. Perbedaan lain antara hiu jantan dan betina dari
beberapa spesies ikan hiu adalah ketebalan kulit mereka. Kulit hiu biru betina
hampir dua kali lebih tebal dibandingkan hiu jantan. Hal ini diyakini karena
kekjaman perkawinan. Jantan akan sering menggigit betina selama kopulasi
sehingga meninggalka hiu betina dengan keadaan luka. Tanpa ketebalan ekstra
betina kulit bisa terluka parah.

14
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan mengenai fisologi ikan hiu diatas dapat disimpulkan


bahwa ikan hiu termasuk ke dalam ikan bertulang rawan, kelas Chondrichthyes
yang memiliki perbedaan cara kerja pada sistem organnya jika dibandingkan
dengan ikan bertulang keras kelas Osteichthyes. Sistem pernapasan merupakan
suatu proses masuknya oksigen ke dalam tubuh serta mengeluarkan atau
melepaskan karbondioksida dari dalam tubuh.Pada umumnya,alat pernapasan
yang digunakan oleh hewan di perairan khususnya spesies ikan yaitu
menggunakan alat pernapasan berupa insang. Sistem peredaran darah atau bisa
disebut dengan sistem sirkulasi mempunyai peran penting terutama dalam
mengangkut oksigen hasil respirasi,pengangkutan nutrien hasil dari proses
pencernaan,dan pengangkutan sisa metabolisme. Organ pencernaan pada ikan
berdasarkan funsginya dapat dibedakan atas dua bagian,yaitu saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Ikan hiu hidup di jalur lambat.Mereka
melakukan metabolisme yang sangat lambat dan dibangun untuk menghemat
energi di hampir semua aspek kehidupan mereka, terutama jika dibandingkan
dengan manusia atau bahkan dengan ikan bertulang sejati sekalipun.
Osmoregulasi pada ikan dilakukan oleh ginjar,insang,kulit,membran mulut,dan
beberapa organ khusus dengan berbagai cara. Otak ikan hiu merupakan tipe otak
yang lebih maju. Sistem endokrin pada ikan baik elasmobranchii maupun
teleosteii umunrnya sama. Hiu secara seksual dimorfik dimana ada perbedaan
visual antara jantan dan betina. Hiu jantan memiliki panggul yang dimodifikasi
menjadi claspers sirip pel1is yang digunakan untuk pengiriman sperma.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Morrison, P. R., Gilmour, K. M., & Brauner, C. J. (2015).


Oxygen and Carbon Dioxide Transport in Elasmobranchs. Physiology of
Elasmobranch Fishes: Internal Processes, 127–219.
Bucking, C. (2015). Feeding and Digestion in Elasmobranchs:
Tying Diet and Physiology Together. Physiology of Elasmobranch Fishes:
Internal Processes, 347–394.
Ballantyne, J. S., & Robinson, J. W. (2011).
CHONDRICHTHYES | Physiology of Sharks, Skates, and Rays.
Encyclopedia of Fish Physiology, 1807–1818.
Destyani, Eva Amalia, dkk. 2014. Makalah Fisiologi Hewan Air
Fisiologi Ikan Hiu. Program Studi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Padjadjaran.
Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan
Teknik Perikanan. Rineka Cipta: Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai