Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN PADA IKAN

Disusun oleh :
Siti Fadhila (2011102010028)
Nora Liza (2011102010042)
Qisthi Athirah (2011102010035)
Raihan Zahara (2011102010041)
Asifah Dinda Pratiwi Pulungan (2011102010027)
Bathlimus Ahmadi (2011102010076)
Ulfi Sidqi (2011102010099)
Aulia Al Afif SH (2011102010091)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Pencernaan Pada
Ikan”. Sholawat serta salam kita junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang penuh ilmu
pengetahuan.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Fisiologi Reproduksi. Tujuan lainnya ialah agar menambah wawasan bagi para pembaca
mengenai komoditas local yang sangat potensial di negeri kita ini. Tak lupa mengucapkan
terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
semuanya. Sekian dan terima kasih.

Banda Aceh, Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
BAB II .................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 2
2.1 Sistem Pencernaan ....................................................................................................... 2
2.1.1 Saluran Pencernaan Ikan........................................................................................ 3
2.1.2 Kelenjar Pencernaan .............................................................................................. 6
2.2 Mekanisme Pencenaan ................................................................................................. 7
2.3 Mekanisme Penyerapan Sari makanan ......................................................................... 8
2.4 Kelompok Ikan Berdasarkan Jenis Makanan ................................................................ 9
BAB III ............................................................................................................................... 11
KESIMPULAN ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis
(berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta
tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di
dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya
sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.
Ikan membutuhkan materi (nutrien) dan energi untuk aktifitas kehidupannya. Nutrien
yang dibutuhkan dalam hal ini berupa protein, lemak, dan karbohidrat. Selain itu, ikan juga
membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang memadai. Sumber protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, dan mineral diperoleh ikan dari luar, yaitu dengan mengkonsumsi
makanan (pakan). Untuk mengkonsumsi makanan maka ikan memerlukan sistem pencernaan
agar bahan tersebut dapat diproses. Layaknya hewan pada umumnya ikan juga mepunyai
sistem pencernaan sesuai dengan makanan dan lingkungannya.
Pencernaan adalah prosess penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan
kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan keseluruh
tubuh melalui sistem peredaran darah. Pencernaan secara fisik atau mekanik dimulai dibagian
rongga mulut yaitu dengan berperannya gigi dalam proses pemotongan dan penggerusan
makanan. Pencernaan secara mekanik ini dilanjutkan ke segmen lambung dan usus yaitu
dengan adanya gerakan kontraksi otot. Pencernaan mekanik pada segmen ini terjadi secara
efektif karena adanya aktivasi cairan digestif.
Ikan ada yang herbivora atau pemakan tumbuhan, ada yang karnivora pemakan
daging, bahkan ada yang omnivora yang memakan keduanya. Tentu perbedaan tersebut
menyebabkan sistem pencernaan yang berbeda di setiap ikan yang jenis makanannya
berbeda. Spesialisasi sistem pencernaan : 1). Ikan Herbivora mempunyai gigi dan
kemampuan tapis insang yang lembut, dapat menyaring fitoplankton dari air. Ikan ini tak
mempunyai lambung yang benar (yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot,
mengekskresikan asam, mudah mengembang, terdapat pada bagian muka alat pencernaan
makanan. 2). Ikan Karnivora mempunyai gigi untuk menyerap, menahan, merobek mangsa.
Dan jari tapis insangnya menyesuaikan untuk menahan, memegang, memarut, dan menggilas
mangsa. Memiliki lambung yang sesungguhnya, palsu dan usus pendek yang tebal dan efatis.
3). Ikan Omnivora mempunyai sistem pencernaan antara bentuk Herbivor dan Karnivora.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pencernaan

Gambar 1. Sistem Pencernaan Pada Ikan


Ikan membutuhkan materi (nutrien) dan energi untuk aktifitas kehidupannya. Nutrien
yang dibutuhkan dalam hal ini berupa protein, lemak, dan karbohidrat. Selain itu, ikan juga
memerlukan vitamin dan mineral dalam jumlah yang memadai. Sebagai organisme
heterotrof, ikan membutuhkan semua itu yang berasal dari makanan. Mencari makanan bagi
ikan merupakan kegiatan rutin keseharian, bahkan sebagian ikan menghabiskan waktu untuk
kegiatan ini. Sebagian besar ikan mengembangkan organ agar dapat menemukan dan
mendapatkan makanan.
Pencernaan adalah suatu proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik
dan kimiawi sehingga menjadi bahan yang mudah diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh
melalui sistem perdaran darah. Sistem pencernaan meliputi organ yang berhubungan dengan
pengambilan makanan, mekanismenya, dan penyediaan bahan-bahan kimia,
serta pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak tercernakan keluar dari tubuh.
Dalam sistem pencernaan, terdapat organ-organ yang terlibat dalam proses
pencernaan makanan. Dilihat dari fungsinya, organ pencernaan ikan dapat dibedakan atas
dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan adalah
organ-organ yang bekerja langsung dalam proses pencernaan dan penyerapan makanan,
sedangkan kelenjar pencernaan adalah organ-organ yang berperan dalam menghasilkan
cairan digestif yang digunakan dalam proses pencernaan, yakni hati dan pankreas.

2
2.1.1 Saluran Pencernaan Ikan

Gambar 2. Saluran Pencernaan Ikan

Bila diurut secara berurutan dari awal makanan masuk ke mulut sampai ke proses
pencernaan dan selanjutnya sisa makanan yang tidak dicerna dibuang dalam bentuk feses
melalui anus, maka organ yang termasuk saluran pencernaan terdiri atas mulut, rongga mulut,
tekak, kerongkongan, lambung, pylorus, usus, dan anus.
a. Mulut
Organ pertama yang berhubungan langsung dengan makanan adalah mulut. Organ ini
merupakan bagian depan dari saluran pencernaan, berfungsi untuk mengambil makanan yang
biasanya ditelan bulat-bulat tanpa ada perubahan. Lendir yang dihasilkan oleh sel-sel
kelenjar dari epithel rongga mulut akan bercampur dengan makanan, memperlancar proses
penelanan makanan yang dibantu oleh kontraksi otot dinding mulut.
Pada umumnya mulut ikan terletak di ujung depan kepala, yang dinamakan tipe
terminal. Pada ikan yang lain, mulut terletak pada bagian atas (tipe superior), di bagian
bawah kepala (tipe inferior), dan ada pula dekat ujung bagian kepala (tipe subterminal).
Selain letak yang berbeda- beda, bentuk mulut pun bermacam-macam. Bentuk dan letak
mulut ini sangat erat kaitannya dengan macam makanan yang menjadi kesukaan ikan. Mulut
tipe superior mendapatkan makanan dari permukaan atau menunggu pada dasar perairan
untuk menangkap mangsa yang lewat di atasnya.
Ukuran mulut ikan dapat memberikan petunjuk terhadap kebiasaan makan, terutama
bila dikaitkan dengan ukuran dan tempat gigi berada. Ikan-ikan cucut dilengkapi dengan
mulut yang lebar dan gigi tajam, yang menandakan mereka termasuk golongan predator
terhadap mangsa yang berukuran agak besar yang mungkin bisa ditelan seutuhnya. Beberapa
ikan cucut mempunyai pengaturan gigi yang menjadikan mereka dapat menggigit gumpalan
besar binatang yang terlalu besar untuk ditelan begitu saja. Demikian pula dengan ikan

3
baraccuda (Sphyraena) dan piranha (Serrasalmus).
Di daerah rahang gigi tumbuh pada premaxilla, maxilla, dan dentary. Pada langit-
langit rongga mulut, gigi terdapat pada vover, palatine, pterygoid, dan parasphenoid. Gigi
pharyngeal terdapat pada elemen lengkung insang pada banyak species ikan. Gigi pharyngeal
family Cyprinidae dibedakan menjadi beberapa bentuk yaitu: Cardiform, villiform, canine,
incisor, comb-like teeth, dan molariform. Gigi cardiform berbentuk pendek, tajam dan
runcing. Bentuk ini didapatkan pada family Ichtaluridae dan Serranidae. Gigi villiform mirip
dengan gigi cardiform, hanya lebih panjang dan memberikan gambaran seperti rumbai-
rumbai, misalnya pada Belone dan Pterois. Gigi canine menyerupai gigi anjing, seringkali
berbentuk taring; bentuknya panjang dan mengerucut, lurus atau melengkung dipergunakan
untuk mencengkram. Gigi incisor mempunyai pinggiran yang tajam yang disesuaikan untuk
memotong. Bentuk gigi yang mempunyai permukaan rata digunakan untuk menumbuk dan
menggerus, termasuk gigi molariform. Bentuk gigi ini misalnya dipunyai oleh Raja
Holocephali dan Scianidae (Lagler et al, 1977).
b. Tekak
Tekak terletak antara mulut bagian belakang dan insang bagian belakang. Pada sisi
kanan dan kiri tekak terdapat insang. Pada dinding atas dan bawah tekak, biasanya terdapat
gigi tekak.
c. Insang
Insang terletak tepat di belakang rongga mulut, di dalam pharynx. Umumnya terdapat
empat pasang pada ikan bertulang sejati, sedangkan pada ikan Chodrichthyes mempunyai
lima sampai tujuh pasang lengkung insang. Tapis insang melindungi filamen insang yang
lembut dari kikisan material makanan yang dimakan keluar melalui insang.
Ikan-ikan yang memakan mangsa besar, mempunyai tapis insang yang berukuran
besar dan jumlahnya sedikit. Pada ikan-ikan pemakan plankton, tapis insangnya ramping,
memanjang, dan jumlahnya banyak. Jari-jari tapis insang yang pendek dan besar didapatkan
pada ikan omnivora. Tampak adanya kaitan yang erat antara jenis makanan dengan bentuk
dan jumlah jari-jari tipis insang.
d. Kerongkongan
Esophagus ikan biasa disebut kerongkongan. Bentuknya pendek dan mempunyai
kemampuan untuk menggelembung. Organ ini merupakan lanjutan pharinx, bentuknya
seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah insang. Kemampuan menggelembung organ
ini tampak jelas pada ikan predator yang mampu menelan makanan yang relative besar
ukurannya. Sedangkan ikan-ikan pemakan jasad kecil mempunyai kemampuan untuk

4
menggelembung yang kurang dibanding dengan ikan predator. Karena adanya kemampuan
menggelembung inilah, maka jarang terjadi seekor ikan sampai mati bila makan suatu
makanan yang melalui mulutnya tetapi tidak dapat ditelan.
Pinggiran esophagus terdiri dari epithelium yang berlapis-lapis dan columnar, dengan
sejumlah sel atau kelenjar lendir. Dinding esophageal delengkapi secara khusus dengan
lapisan otot yang berhubungan dengan esophagus. Kantung esophageal berfungsi
sebagai penghasil lendir, gudang makanan, dan penggilingan makanan. Pada ikan belut,
Monopterus albus, esophageal dimodifikasi menjadi alat pernapasan tambahan.
e. Lambung
Lambung (ventriculus) atau perut besar adalah lanjutan dari esophagus.
Lambung menunjukkan beberapa adaptasi, diantaranya adalah adaptasi dalam bentuknya.
Pada ikan pemakan ikan, lambung semata-mata berbentuk memanjang seperti pada ikan gar
( Lepisosteus), bowfi ( Amia), pike ( Esox ), barracuda (Sphyraena ) dan striped bass
( Horone saxatilis). Pada ikan omnivora, seringkali ambung terbentuk seperti kantung. Pada
ikan belanak (Mugil), lambung bermodifikasi menjadi alat penggiling. Lambung tersebut
berukuran kecil, tetapi dindingnya tebal dan berotot. Pada Saccopharyngidae dan
Eupharyngidae, lambung mempunyai kemampuan menggelembung yang besar sehingga
memungkinkan ikan-ikan ini memakan mangsa yang relative besar.
Sebagain besar ikan mempunyai lambung. Namun, lambung tidak terdapat pada
lamprey, hagfish, chimaera dan beberapa ikan bertulang sejati (Cyprinidae,
Scomberesocoidae , dan Scaridae). Pada ikan-ikan tersebut kelenjar lambung tidak ada, dan
makanan dari esophagus langsung ke usus. Adanya lambung dapat dicirikan oleh rendahnya
pH dan adanya pepsine di antara getah pencernaan. Pada beberapa ikan seringkali bagian
depan ususnya membesar menyerupai lambung sehingga bagian ini dinamakan lambung
palsu, misalnya pada ikan mas (Cyprinus carpio).
f. Pilorik
Di antara lambung dan usus terdapat pilorik yang merupakan penyempitan
saluran pencernaan. Pada bagian ini terdapat penebalan otot licin melingkar.
Pilorik berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari lambung dan masuk ke usus. Pada
beberapa jenis ikan, seperti Mugilidae, di bagian depan usus terdapat kantung menjari yang
dinamakan pilorik kaeka. Struktur histologis organ ini sama dengan usus. Fungsi pilorik
kaeka adalah sebagai tempat pencernaan dan penyerapan makanan terutama lemak. Pilorik
kaeka merupakan sumber lipase yang memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserin.
Jumlah bentuk pilorik kaeka sangat bervariasi.

5
g. Usus
Usus berada di antara pilorik dan rektum. Usus terdiri atas beberapa lapisan
yakni mukosa, submukosa, muskulus, dan serosa. Pada lapisan lukosa terdapat sel goblet
(mucocyte) yang memiliki mikrovilli pada bagian permukaannya. Fungsi usus sebagai organ
untuk mencerna makanan, juga sebagai tempat penyerapan makanan. Efektifitas penyerapan
meningkat dengan semakin luasnya area penyerapan.
Usus merupakan suatu bagian dari saluran pencernaan mulai dari pylorus sampai di
kloaka atau anus. Usus mempunyai banyak variasi pula, umumnya berbentuk seperti pipa
panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, berakhir dan bermuara keluar, sebagai lubang
anus. Usus diikat (difixer) oleh suatu alat penggantung, mesentrum yang merupakan derivat
dari pembungkus rongga perut (peritonium).
h. Rektum dan Anus
Di belakang usus terdapat segmen rektum. Rektum ini terletak di antara katup
rektum (rektal valveI ) dan anus. Katup rektum yang merupakan penyempitan
saluran pencernaan akibat penebalan otot licin melingkar, mengatur pengeluaran makanan
yang tidak tercerna dari bagian usus ke bagian rektum. Rektum mempunyai struktur
histologis yang serupa dengan usus, namun pada lapisan mukosanya banya terdapat sel
mucus dan di bagian belakang dekat anus lapisan otonya terdiri atas otot bergaris. Fungsi
utama rektum adalah menyerap air dan mineral, dan memproduksi lendir untuk
mempermudah pengeluaran makanan tak tercerna. Bagian terakhir dari saluran pencernaan
adalah anus, yang berfungsi untuk mengeluarkan tinja. Bagian ini terletak di belakang sirip
ventral dan tepat di depan sirip anal.

2.1.2 Kelenjar Pencernaan


Kelenjar pencernaan atau glandula digestoria berfungsi dalam proses pencernaan
terdiri atas hati, pankreas dan kantong empedu.
a. Hati
Hati adalah salah satu kelenjar pencernaan. Organ ini umumnya terletak di depan
lambung di bawah kerongkongan memanjang sampai di belakang usus. Hati atau hepar besar,
berwarna merah kecoklatan. Hati termasuk organ yang besar pada ikan, bahkan pada ikan
cucut dan ikan pari biasa mencapai 20 % bobot tubuhnya. Biasanya hati berjumlah dua buah,
tetapi mungkin hanya satu seperti pada ikan salmon, atau tiga seperti pada mackerel. Pada
hati terdapat kantung empedu yang mengeluarkan cairan empedu. Cairan empedu ini masuk
ke dalam saluran pencernaan makanan pada daerah pylorus melalui ductus choledochus.

6
Fungsi hati yaitu sekresi empedu. Selain itu, hati juga berfungsi sebagai gudang
penyimpanan lemak dan glikogen. Fungsi selanjutnya adalah dalam perusakan sel darah
merah dan kimiawi darah seperti pembentukan urea dan senyawa yang berhubungan dengan
ekskresi nitrogen dan menetralkan racun serta menghasilkan panas.
b. Pankreas
Pankreas merupakan organ yang berperan penting dalam proses pencernaan. Pankreas
mensekresikan beberapa enzim yang berfungsi dalam proses pencernaan makanan yakni
protease (tripsin) dan karbohidrase (amilase dan lipase). Sebenarnya pankreas merupakan
organ yang memiliki fungsi ganda, sebagai organ eksokrin dan organ endokrin. Sebagai
organ eksokrin, pankreas mengeluarkan enzim pencernaan; dan sebagai organ endokrin,
pankreas memiliki kelompok sel (pulau-pulau Langerhans) yang mensekresikan hormon
insulin.
c. Kantung empedu
Kantung empedu berupa kantung tipis yang berisikan empedu. Kantung ini
menempel pada bagian bawah hati. Kantung empedu atau vesica velea bila penuh bentuknya
membulat dengan warna kehijau-hijauan. Fungsi dari kantong empedu ini untuk menampung
atau menyimpan empedu (bilus) dan mencurahkannya ke dalam usus, bila diperlukan.
Empedu yang berasal dari kantung empedu mengandung pigmen empedu (bilirubin
dan biliverdin) yang berasal dari perombakan sel hemoglobin. Selain itu, empedu juga
berisikan garam empedu pengemulsi lemak yang membantu dalam pengubahan keasaman
lambung menjadi netral dalam usus.

2.2 Mekanisme Pencenaan


Sebelum makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah timbul rangsangan
berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan,
bau, dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-
siap untuk menerima makanan dan selanjutnya mencerna makanan tersebut. Setelah makanan
digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selain sebagai pelicin, air
liur juga mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi
maltosa yang kemudian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah
makanan, padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya
baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim
ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna
untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal.

7
Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dinding saluran
pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan
memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen
menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein
menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan
dihasilkan juga hormon entergastron.
Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin.
Hormon ini kemudian akan memacu keluarnya getah empedu dari hati. Getah empedu itu
sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah
empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemudian ditampung di dalam kantong
empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi
emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus.
Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan
memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung
enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan
rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah
lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam
amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein dalam
makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak
keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.

2.3 Mekanisme Penyerapan Sari makanan


Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh
dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya
masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk menyerap sari
makanan tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar permukaannya lebih luas.
Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari makanan akan diserap ke
dalam darah.
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glukosa, galaktosa, fruktosa
dan lain-lain. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon tersebut
dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Di
dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan gliserol bersatu lagi, untuk kemudian
diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe (70%) dan melalui pembuluh darah (30%).

8
Sedangkan protein diserap dalam bentuk asam amino yang dibawa ke hati dulu untuk diubah
menjadi protein lagi, akan tetapi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang
bersangkutan.
Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh
untuk keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah
pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana, misalnya
pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah pemecahan zat-
zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga, misalnya pemecahan
karbohidrat menjadi tenaga, air, dan karbondioksida.
Pada hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-tama
adalah karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua dan terakhir
protein. Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat, yaitu protein, lemak dan
karbohidrat.

2.4 Kelompok Ikan Berdasarkan Jenis Makanan


Jenis ikan dapat digolongkan menjadi lima kelompok menurut jenis makanannya,
walaupun harus juga diingat bahwa beberapa jenis pola makannya berubah sesuai dengan
perubahan umur, musim, dan ketersediaan makanan. Perbedaan golongan ikan menurut jenis
makanannya ini berkaitan antara satu golongan dengan golongan lain. Penggolongan
berdasarkan jenis makanannya yaitu :
Herbivora
Ikan herbivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan tumbuhan yang hidup di air
atau di dalam lumpur, misal alga, hifa jamur, alga biru. Ikan golongan ini tidak mempunyai
gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut sehingga dapat menyaring fitoplankton. Ikan
ini tidak mempunyai lambung yang benar yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot
yang kuat, mengekskresi asam, mudah mengembang, dan terdapat di bagian muka alat
pencerna makanannya. Bentuk usus ikan golongan ini panjang berliku-liku dan dindingnya
tipis. Contoh ikan herbivora yaotu ikan tawes (Puntius javanucus), ikan nila (Osteochilus
hasseli), ikan bandeng (Chanos chanos)
Karnivora
Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahan-bahan hewani. Saluran
pencernaan ikan karnivora lebih pendek dari saluran ikan herbivora karena daging yang
dimakan memiliki dinding sel tipis berupa selaput sehingga lebih mudah dicerna. Saluran
pencernaan pada ikan karnivora hanya sepanjang tubuh saja sedangkan pada ikan herbivora

9
dapat mencapai tiga kali panjang tubuhnya. Lambung ikan karnivora membesar dan
berdinding tebal yang kuat mirip dengan ampel pada ayam. Contoh ikan karnivora yaitu ikan
belut ( Monopterus albus), ikan lele ( Clarias batrachus ), ikan kakap ( Lates calcarifer ).
Omnivora
Ikan omnivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan makanan yang berasal dari
binatang dan tumbuhan. Ikan golongan ini mempunyai sistem pencernaan antara bentuk
herbivora dan karnivora. Ikan omnivora memiliki lambung dengan menyerupai bentuk
kantung dan usus sedang 5-6 kali panjang tubuh. Contoh ikan omnivora adalah ikan mujair
(Tilapia mossambica ), ikan mas ( Ciprinus carpio),dan ikan gurami (Ospronemus goramy).

10
BAB III
KESIMPULAN

Ikan membutuhkan materi (nutrien) dan energi untuk aktifitas kehidupannya. Nutrien
yang dibutuhkan dalam hal ini berupa protein, lemak, dan karbohidrat, serta vitamin dan
mineral. Sebagai organisme heterotrof, ikan membutuhkan semua itu yang berasal dari
makanan. Pencernaan adalah suatu proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik
dan kimiawi sehingga menjadi bahan yang mudah diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh
melalui sistem perdaran darah. Sistem pencernaan meliputi organ yang berhubungan dengan
pengambilan makanan, mekanismenya, dan penyediaan bahan-bahan kimia, serta
pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak tercernakan keluar dari tubuh.
Dalam sistem pencernaan, terdapat organ-organ yang terlibat dalam proses
pencernaan makanan. Dilihat dari fungsinya, organ pencernaan ikan dapat dibedakan atas dua
bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan yaitu mulut,
rongga mulut, tekak, kerongkongan, lambung, pylorus, usus, dan anus. Sedangkan kelenjar
pencernaan terdiri dari hati, pankreas, dan kantung empedu.
Sebelum makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah timbul rangsangan
berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan,
bau, dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-
siap untuk menerima makanan dan selanjutnya mencerna makanan tersebut. Makanan yang
sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh dinding usus. Sebenarnya
di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih sangat sedikit.
Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Jenis ikan dapat digolongkan menjadi lima
kelompok menurut jenis makanannya, walaupun harus juga diingat bahwa beberapa jenis
pola makannya berubah sesuai dengan perubahan umur, musim, dan ketersediaan makanan.
Penggolongan berdasarkan jenis makanannya yaitu ikan herbivora, karnivora, omnivora,
pemakan plankton, dan pemakan detritus.

11
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Dr. Ir. Ridwan., dan Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, MS. 2002. FISIOLOGI
HEWAN AIR.Pekanbaru: Unri Press.
Anonim. 2015. Sistem Pencernaan Ikan. http://www.informasi-
pendidikan.com/2015/03/sistem-pencernaan-ikan.html. diakses pada 14 Oktober
2015.
Eksata. 2013.Sistem Pencernaan pada Ikan.
http://www.pustakasekolah.com/sistem-pencernaan-pada-ikan.html diakses pada 14
Oktober 2015.
https://www.scribd.com/embeds/316055506/content?start_page=1&view_mode=scrol
l&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf di akses 25 Mei 2022.
Rahardjo, M.F., dkk. 2011. IKTIOLOGY.Bandung: Lubuk Agung.

12

Anda mungkin juga menyukai