Disusun Oleh :
Kelompok 1/Perikanan B
Nama NPM
1. Nasrudin Gunawan 230110180064
2. Maria Sintiyani Woro S 230110180070
3. Rizka Nurfadillah 230110180091
4. Intan Ukhti Fitriana 2301101800100
5.Bramantya Kemal Abdillah 2301101800120
i
DAFTAR GAMBAR
No
Nama Halaman
.
1. Ikan Mas 2
2. Sistem Pernapasan Ikan 3
3. Diagram lokasi endokrin pada ikan; A. Pituitari, B. Tiroid,
C. Pankreas, D. Donad, E. Ginjal, F. Urofis
ii
DAFTAR TABEL
No Nama Halaman
.
1. Karakteristik Beberapa Tipe Hormon dan Kelenjar
Penghasilnya
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu untuk mengetahui mengenai
sistem pencernaan ikan dan bagaimana cara kerjanya.
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat dari dibuatnya makalah ini yaitu untuk menambah
pengetahuan serta wawasan mengenai sistem pencernaan ikan.
1
BAB II ISI
2
Pada bagian lambung merupakan segmen pencernaan yang paling besar
diantara segmen-segmen pencernaan lainnya. Dengan fungsinya yaitu
menampung makanan sangat berkaitan dengan ukurannya yang besar. Antara
jenis ikan yang satu dengan yang lain kemampuan ikan untuk dapat menampung
makanan sangat bervariasi. Pada umumnya fungsi lambung ikan yaitu
menamoung dan mencerna makanan, namun terdapat variasi bentuk dengan cara
anatomis. Terdapat beberapa tipe lambung dalam bentuk anntomis yaitu pada
jenis ikan karnivora bertulang sejati lambung berbentuk memanjang, pada ikan
golongan Chondrichtyes dan kebanyakan ikan teleostei lambung berbentuk sifon,
dan pada ikan Polypterus, Amia, Anguilla terdapat lambung kaeka.
Alat pencernaan Pylorus merupakan segmen yang terletak antara lambung
dan usus depan. Adanya penebalan lapisan otot melingkar yang mengakibatkan
terjadinya penyempitan saluran, berarti bahwa segmen pylorus berfungsi sebagai
pengatur pengeluaran makanan (chyme) dari lambung ke segmen usus.
Pada bagian usus yang merupakan segmen terpanjang dari saluran
pencernaan. Pembagian segmen usus pada ikan lebih sederhana dibandingkan
hewan tingkat tinggi lainnya, karena usus pada ikan relatif homogeny mulai dari
bagian depan hingga bagian belakang. Panjang usu ikan sangat bervariasi sesuai
dengan kebiasan makan. Pada ikan herbivora panjang usus beberapa kali lipat dari
panjang tubuhnya sehingga posisi ususnya ada pada rongga perut menjadi
melingkar-lingkar. Terdapat lapisan terdalam yaitu lapisan mukosa, yang tersusun
oleh selapis sel epitelium dengan bentuk prismaltik. Sel yang umum pada
epitelium usus adalah enterosit dan mukosit. Enterosit merupakan sel yang paling
dominan dan diantara enterosit terdapat sel mukosit.
Bagian rectum merupakan bagian saluran pencernaan yang paling ujung.
Secara anatomis bentuk rectum dan usus sulit dibedakan, namun secara histologis
batas rectum dengan usus dibedakan dengan adanya katup rectum (rectal valvae).
Rectum sendiri berfungsi dalam penyerapan air dan ion. Pada larva ikan, rectum
berfungsi untuk pernyerapan protein. Anus merupakan ujung dari saluran
pencernaan. Tetapi pada ikan bertulang sejati anus terletak disebelah depan
saluran genital.
3
lingkungan perairan disekitarnya. Ikan ini beradaptasi sesuai dengan jenis
makanan yang tersedia disana sehingga yang awalnya merupakan ikan karnivora
menjadi ikan omnivora, yang ditandai dengan penambahan terhadap panjang
ususnya (Yusfiati, 2006). Nikolsky (1963) menyatakan bahwa panjang usus relatif
untuk ikan karnivora < 1, untuk ikan omnivora antara 1 – 3, sedangkan untuk ikan
herbivora > 3. Menurut Kramer dan Bryant (1995), kisaran panjang usus untuk
ikan karnivora adalah 0,5-2,4 kali panjang tubuhnya, ikan omnivora 0,8-5 kali
panjang tubuhnya, dan ikan herbivora memiliki panjang usus antara 2-21 kali
panjang tubuhnya. Umumnya ikan karnivora memiliki gigi yang runcing, usus
yang relatif pendek, memakan daging atau hewan, dinding ususnya tebal dan tapis
insang yang tidak rapat.
Sistem pencernaan berbagai jenis ikan memiliki perbedaan pada morfologi dan
fungsinya (Raji dan Narouzi, 2010). Saluran pencernaan pada ikan karnivora lebih
pendek daripada ikan herbivora. Ikan herbivora memiliki usus yang lebih panjang
yaitu sampai 3 kali panjang tubuhnya karena bahan makanan nabati lebih sukar
untuk dicerna (Mudjiman, 2001).
Ikan yang herbivore secara sederhana dapat dinyatakan bahwa ikan tidak
mempunyaikemampuan untuk memakan dan mencerna material lain selain
tumbuhan. Oleh karena itu ikanpemakan tumbuhan cenderung memakan material
tumbuhan yang lambat dicernanya. Ikanherbivore ini harus dapat mengekstraksi
nutrient melalui ususnya yang panjang jadi usus iniberfungsi sebagai penahan
makanan dalam jumlah besar dalam waktu yang lama untukmendapat kesempatan
penggunaan penuh material makanan yang sudah dicernakan. Secarakontras ikan
karnivora mempunyai usus pendek lebih khusus (Effendie,1997
dalamYoulyz,2010).
4
Pada beberapa genera (Pampus dan Nomeus) terdapat gigi di tepi kantung
esophageal, yang menempel pada dinding kantung. Kantung esophageal berfungsi
sebagai penghasil lendir, gudang makanan dan penggilingan makanan
d) Lambung
Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi
e) Phylorus
Permukaan bagian dalam bukaan dilapisi dengan mukosa lambung, yang
mengeluarkan cairan lambung untuk mendorong pencernaan. Mukosa biasanya
ditutupi oleh lendir tebal yang disekresikan oleh sel-sel epitel kolumnar. Ini
terutama melayani dua fungsi berikut:
1. Pencernaan Karbohidrat ,
5
2. protein
3. lemak
a) Mulut
Saat di dalam mulut, makanan bercampur dengan amilase yang mengubah
pati menjadi dekstrin.
b) Lambung
Menurut Suranto (2011), lambung memiliki beberapa enzim:
HCl : untuk memecah jaringan (makanan), mempertahankan osmolaritas
lambung, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, menurunkan pH
sesuai dgn aktivitas enzim pepsin dan mencegah pertumbuhan bakteri
Enzim pepsin: menguraikan ikatan peptida (protein menjadi peptida)
c) Hati dan Kantung Empedu
Menurut (Jaya, et al., 2017), usus berwarna merah kecoklatan, letaknya di
bagian depan rongga badan dan meluas mengelilingi usus. Hati kanan dan
kiri tidak bersatu dan masing-masing mempunyai saluran empedu yang
menuju ke dalam kantong empedu.
Hati: sebagai tempat metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta
memproduksi cairan empedu.
Kantung empedu: menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ
hati.
d) Pankreas
Menurut (Baert, et al. ,1999), pankreas memiliki beberapa enzim:
Enzim proteolytic: melanjutkan menguraikan protein yang dimulai dari
lambung oleh pepsin.
Enzim amlolytic: menguraikan ikatan polysakarida
Enzim lipolytic: menguraikan 2 ikatan triasilgliserol menjadi 2 asam
lemak bebas dan 1 monogliserol. Enzim lipolytic dibagi menjadi 3
Enzim tripsin: menguraikan ikatan peptide
Enzim amilase: menguraikan ikatan polisakarida( pati menjadi
disakarida)
Enzim lipase: menguraikan ikatan ester
e) Usus
Munurut Driskell (2008), enzim-enzim didalam usus terdiri atas:
Enzim phosphatase alkaline: melepas fosfat dari komponen organic
seperti protein
Enzim tri peptidase: menguraikan ikatan peptide
Enzim laktase dalam usus (mengubah disakarida menjadi galaktosa dan
fruktosa)Galaktosa dan fruktosa pada dinding usus diubah menjadi
glukosa.
6
Enzim sellulase, amilase: menguraikan dekstrin (polisakarida)
(mengubah sellulosa menjadi sellobiose), kemudian oleh enzim
sellobiase (sellobiose dihidrolisis menjadi glukosa). Pada bentuk
glukosa karbohidrat dapat diserap oleh sel dinding usus (entrocyte).
7
Makanan masuk, terjadi pencernaan secara mekanik yaitu dengan
Mulut pemotongan dan pengerusan makanan
Peptid diubah menjadi polipeptid, tripeptid, dan dipeptid oleh enzim dan pada akhirnya
menjadi asam amino
Micel diserap oleh dinding sel
Usus Amilum dan glikogen diubahh menjadi maltose dan dekstrin oleh enzin dan pada akhirnya
diubah menjadi glukosa yang dapat diserap oleh usus
8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum, proses pencernaan ikan sama dengan vertebrata yang lain,
namun ikan memiliki beberapa variasi, terutama dalam hubungannya dengan cara
makan.
3.2 Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
Fujaya, Y., 2004. FISIOLOGI IKAN Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan.
Jakarta: PT RINEKA.
Wibowo, I. . R., Darmanto, Y. S. & Anggo, A. D., 2014. PENGARUH CARA
KEMATIAN DAN TAHAPAN PENURUNAN KESEGARAN IKAN
TERHADAP KUALITAS PASTA IKAN NILA (Oreochromis niloticus). Jurnal
Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan , 3(3), pp. 95-103.