TINJAUAN PUSTAKA
berikut:
Kingdom :Animali
Filum :Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Labyrinthici
Genus : Helostoma
Ciri-ciri ikan Biawan yaitu memiliki badan pipih dan berbentuk oval
lonjong. Mulut monyong dan dapat disembulkan, celah mulut horisontal sangat
kecil. Rahang atas dan bawah sama, bibir tebal, memiliki deretan gigi yang pada
menempelkan bibir tebalnya pada benda apapun atau pada bibir pasangannya
ditemukan di Asia Tenggara. Selain sebagai ikan konsumsi, ikan ini juga
dipelihara sebagai ikan hias, karena warnanya yang unik dan kebiasaannya
menghisap dan mencium bibir ikan lain, tanaman air dan benda lainnya (Talwar
dan Jhingran, 1991). Bentuk tubuh ikan Biawan tersaji pada gambar 2.1.
Ikan tambakan biasa hidup di perairan rawa (black fish) yang banyak
ditumbuhi tanaman air. Ikan ini dapat hidup pada kondisi perairan asam (pH 5,5-
6,5) dan kadar oksigen yang relatif rendah (3-5 mg/l). Pada saat musim
kemarau, ikan ini cenderung tinggal di cekungan tanah pada perairan rawa
(lebung) atau danau yang masih berisi air. Sedangkan pada saat musim
penghujan, air tinggi dan menyebar di rawa yang lebih luas. Saat memijah
ikan ini akan menuju tepi sungai yang landai sehingga ikan ini mudah
panjang total ± 30 cm. Ikan ini bersifat benthopelagis, yaitu mendiami air tepat
di atas bagian bawah dengan memakan benthos dan plankton. Ikan bentopelagis
memiliki daya apung netral, sehingga mereka dapat mengapung di kedalaman air
dengan mudah. Ikan Biawan dapat hidup pada kisaran pH 6,0- 8,0. Ikan
o o
Biawan hidup pada iklim tropis dengan kisaran suhu 22 – 28 C pada
ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasaan makan, dan kebiasaan memakan
1. Mulut
bentuk mulut ikan. Ikan-ikan yang biasanya mencari makanan dengan memangsa
yang menempel pada substrat biasanya mempunyai bentuk bibir yang tebal
secara mekanik (dengan bantuan gigi) dan secara enzimatik (oleh enzim
Ukuran makanan suatu jenis ikan ditentukan oleh ukuran bukaan mulut ikan.
2. Rongga Mulut
Pada ikan yang cara memperoleh makanannya dengan menyaring organisme air
4. Esofagus
lanjutan dari faring, berbentuk seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah
insang.
5. Lambung
saluran memanjang yang agak membesar. Lambung pada ikan mempunyai dua
mengeluarkan HCl dari sel parietal, dan pepsinogen dari sel kepala (chief cells).
dengan cara memutuskan ikatan peptide pada protein sehingga dihasilkan asam
amino. Besarnya ukuran lambung ini berkaitan dengan fungsinya sebagai
penampung makanan.
6. Pilorus
Hal yang mencolok pada segmen ini adalah adanya penebalan lapisan
7. Usus
makanan. Usus berbentuk seperti pipa panjang yang berkelok-kelok dan sama
besarnya, berakhir dan bermuara keluar pada lubang anus. Usus ini diikat
berfungsi sebagai alat pencernaan lipid. Pencernaan ini dibantu oleh enzim lipase
usus, lipase lambung, dan lipase pankreas. Lipase akan menghidrolisis lipid dan
Lipase dalam bentuk zimogen (prolipase) akan diaktifkan oleh protein khusus
dari sel epitel usus (disebut kolipase) sehingga dapat memecah lipid menjadi
asam lemak. Gambar usus ikan Biawan dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2. Usus Ikan Biawan
8. Rectum
penyerapan air dan ion. Pada larva ikan, rectum berfungsi sebagai penyerapan
protein.
9. Kloaka
urogenital.
10. Anus
Makan
Saluran pencernaan pada ikan biawan terdiri dari dua bagian yaitu
esofagus, lambung dan usus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati
dan kantong empedu. Lambung dan usus juga berfungsi sebagai kelenjar
kondisi ikan, sedangkan macam makanan satu spesies ikan biasanya bergantung
pada umur, tempat, dan waktu (Effendie, 1979). Menurut Effendie (1979) bahwa
kebiasaan makanan ikan adalah jenis, kuantitas, dan kualitas makanan yang
dimakan ikan. Sedangkan kebiasaan cara makan ikan adalah hal-hal yang
tergantung kepada jenis ikan dan stadia hidupnya. Menurut Virnanto (2015)
makanan alami untuk kebutuhan ikan di dalam suatu perairan banyak ragamnya,
ikan yang mengkonsumsi sedikit variasi makanan, monophagic yaitu ikan yang
ada yang satu kali, dua kali atau lebih. Sebagian ada yang masa
dan tenaga pada saat sampling ikan untuk analisis kebiasaan makanan. Sehingga
pengambilan ikan tidak perlu selama 24 jam tetapi bisa diambil saat alat
keberadaan suatu jenis ikan di perairan memiliki hubungan yang erat dengan
kesukaannya terhadap jenis makanan tertentu, musim, ukuran, dan umur ikan.
dengan cara mencatat keberadaan suatu organisme pada setiap ikan. Metode ini
metode ini hanya dipakai untuk melihat makanan secara fisik saja (Effendie,
2002).
2.5. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah suatu proses yang terjadi di dalam tubuh organisme
yang menyebabkan perubahan panjang dan berat tubuh dalam periode waktu
tertentu. Pertumbuhan dapat terjadi apabila ada kelebihan energi dari bahan yang
sehingga ikan secara konsisten memasukkan energi yang tinggi akan tumbuh
lebih cepat dibandingkan ikan yang memasukkan energi yang lebih rendah pada
faktor luar. Faktor dalam diantaranya adalah keturunan, jenis kelamin, umur,
parasit dan penyakit. Dalam suatu kultur, faktor keturunan mungkin dapat
pertumbuhannya. Tetapi kalau di alam tidak ada kontrol yang dapat diterapkan.
Faktor luar yang utama mempengaruhi pertumbuhan adalah suhu dan makanan
(Muflikhah, 2007).
pembelahan sel secara mitosis. Hal ini terjadi apabila ada kelebihan input energi
dan asam amino (protein) yang berasal dari makanan. Pertumbuhan individu
adalah pertambahan ukuran panjang dan berat dalam suatu kurun waktu
b
W = aL
a dan b = Konstanta
ikan akan dapat diketahui, jika didapatkan nilai b = 3 berarti pertumbuhan ikan
(isometrik). Akan tetapi jika nilai b > 3 maka pertambahan beratnya lebih
dominan dari pertambahan panjangnya (allometrik positif) dan jika b < 3 maka
ikan atau kemontokan ikan dinilai dari data panjang berat ikan atau faktor fisik
yang dipengaruhi oleh umur, makanan, jenis kelamin, dan tingkat kematangan
gonad. Faktor kondisi juga dipengaruhi oleh kepadatan suatu populasi apabila
populasi tinggi maka faktor kondisi akan rendah, begitu juga sebaliknya, apabila
kering pada waktu tertentu akibat adanya dinamika tinggi air yang berhubungan
suatu ekosistem unik. Ekosistem ini subur dan eksistensinya sangat dipengaruhi
oleh curah hujan. Kesuburan ekosistem rawa banjiran banyak dimanfaatkan oleh
organisme akuatik, baik untuk mencari makan maupun untuk memijah. Selain
menyediakan relung makanan yang lebih besar, ekosistem rawa banjiran juga
menyediakan relung habitat yang lebih besar. Hal ini terkait dengan peningkatan
volume air di ekosistem rawa banjiran akibat adanya genangan air. Peningkatan
luas kedua jenis relung tersebut mempengaruhi biologi ikan yang hidup di
dalamnya (Sofian,2019).
akuatik lainnya di rawa banjiran adalah fluktuasi tinggi paras air sungai
dekomposisi bahan organik baik yang berasal dari run off di sepanjang daerah
aliran sungai utama maupun dari hasil dekomposisi tanaman air dan tanaman
darat di sekitar rawa banjiran (ATTZ= Aquatic terrestrial transitional zone) atau
terakumulasi dari vegetasi air yang terdapat pada rawa banjiran (detritus
air yang merupakan sumber makanan bagi ikan (Junk et al., 1989; Gehrke,
Daerah rawa banjiran dikenal sebagai perairan hitam yang dicirikan oleh
warna perairan yang coklat tua sampai kehitaman yang disebabkan oleh adanya
asam humat, pH yang relatif lebih rendah, tidak keruh atau transparansi tinggi.
Hal yang menarik yang pernah ditemukan adalah jusrtu sebagian besar waktu
komponen biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem. Hal ini memengaruhi
periode utama untuk mencari makan, tumbuh, dan meremajakan. Oleh karena
itu, daerah rawa banjiran menjadi salah satu daerah penangkapan ikan oleh
nelayan. Akan tetapi, ikan tropis tidak hanya tumbuh cepat pada musim hujan.
2.9. Immunostimulan
stressor atau aksi yang dapat meningkatkan respons imun non-spesifik atau
bawaan ( innate immune response) yang berinteraksi secara langsung dengan sel
senyawa biologi dan sintetis yang dapat meningkatkan tanggap kebal spesifik
menyebabkan keadaan fisiologis darah bervariasi, faktor tersebut seperti suhu dan
pH. Hal ini dinyatakan oleh Sturkie (1976), bahwa jumlah eritrosit sangat
Stress pada ikan bisa disebabkan oleh faktor lingkungan (pH, Tinggi
amoniak, rendahnya DO, dsb), Kepadatan, penanganan dan lain-lain. Salah satu
pendekatan yang bisa dilihat pada tubuh ikan saat stress adalah perubahan turun
dimulai dari diterimanya informasi penyebab faktor stress oleh organ reseptor.
Hormon tersebut akan direspon oleh sel interenal dengan mensekresikan kortisol.
Rasa lapar kenyang terjadi karena adanya informasi pusat syaraf yang berasal dari
central origin.
arti lain nafsu makan berkurang karena energi yang dibutuhkan oleh tubuh
terpenuhi. Sebaliknya juga begitu saat kadar glukosa darah turun, maka ikan akan
energinya. Saat ikan stress kadar glukosa terus naik untuk mengatasi homeostasis
bagi ikan. Ini berawal dari naiknya kadar kartisol dalam darah akibat stress yang
akan memobilisasi glukosa dari cadangan yang disimpan oleh tubuh ke dalam
darah, sehingga glukosa dalam darah mengalami kenaikan. Naiknya kadar glukosa
namun kebutuhan energi dari glukosa tersebut akan dapat terpenuhi apabila
glukosa dalam darah dapat segera masuk ke dalam sel, dan ini sangat bergantung
Naiknya kadar kortisol akan mengurangi kerja insulin di dalam darah. Saat
stress dengan berkurangnya insulin maka kadar glukosa darah terus meningkat
semakin lambat. Tingginya kadar glukosa di dalam darah tersebut maka sinyal
dari pusat syaraf menandakan bahwa ikan merasa kenyang, dan ikan tidak mau
makan.
2.10. L-Theanin
bertanggungjawab atas rasa eksotik teh hijau. Kemunculannya dalam teh hijau
glutamat merupakan asam amino utama dalam seduhan teh hijau, selain
asam aspartat dan arginin. L-theanin merupakan asam amino yang sangat
unik karena hanya ditemukan di dalam daun teh dan beberapa jenis jamur serta
dalam daun teh berjumlah kira-kira 50% dari asam amino bebas total. L-
theanin dalam daun teh ditemukan dengan struktur kimia yang dinyatakan
ditemukan dalam otak. Senyawa ini diserap dalam rnembran brush border usus
karena larut di dalam Iemak, bersamaan dengan itu diangkut ke dalam otak
L-theanin dalam daun teh ditemukan dengan struktur kimia yang dinyatakan
etilamino-L-glutamat acid
getaran (pulse) listrik yang sangat lemah pada permukaan otak, yang sering
(0,5 - 3 Hz: kondisi mental tidur nyenyak), a (4- 7 Hz: tidur sejenak/kantuk), a
(8 - 13 Hz: bangun, relaksasi), dan 13 (- 14 Hz: bangun, eksitasi). Telah
di dalam otak, dalarn keadaan terjaga, kondisi fisik dan mental menjadi santai,
imun non spesifik pada ikan sangat perlu dalam upaya menekan tingkat stres
kafein yang tinggi dan aktivitas motorik secara spontan diproduksi oleh
dosis kafein yang Iebih rendah. L-theanin juga ditemukan secara efektif
Di beberapa daerah, ikan ini menjadi tujuan utama konsumsi baik dalam
keadaan segar maupun ikan yang sudah diolah, yaitu ikan kering. Semakin
bentuk segar dan ikan kering dan semakin besarnya konversi / lahan perkebunan
biawan tergolong cepat. Ikan tambakan termasuk ikan yang mudah berkembang
biak. Di alam liar, dalam waktu kurang dari 5 bulan, populasi minimum mereka
sudah bisa bertambah hingga dua kali lipat populasi awalnya. Reproduksi ikan
tambakan sendiri terjadi ketika periode musim kawinnya sudah tiba. Di Thailand
misalnya, musim kawin ikan tambakan terjadi antara bulan Mei hingga Oktober.
Perkawinan antara kedua ikan biawan yang berbeda jenis kelamin terjadi
di bawah tanaman air yang mengapung. Ikan tambakan betina selanjutnya akan
yang baru menetas sudah harus mandiri. Sehari setelah pertama kali dilepaskan ke
air, telur-telur tersebut akan menetas dan setelah sekitar dua hari, anak-anak ikan
kualitas telur yang baik. Namun yang menjadi permasalahan saat ini ikan biawan
memiliki tingkat stres yang tinggi apabila dipindahkan dari perairan alami
ini belum terdomestikasi secara secara sempurna. Oleh karena itu, perlu dicari
induk ikan biawan yang harapannya mampu menekan tingkat stress. Beberapa
bahan yang berasal ekstrak teh hijau telah digunakan sebagai imunostimulan pada
pertumbuhan bebek fungsi kekebalan dan jejenum morfologi Itik (Anas Moscha)
Studi ini memberikan bukti pola makan itu L- Suplementasi theanine dapat
dalam hal itu L- theanine dapat digunakan sebagai aditif pakan yang menjanjikan
kekebalan tubuh dan nafsu makan ikan meningkat. Pada tahapan untuk
stress pada ikan tersebut mempengaruhi daya tahan tubuhnya (Bijaksana, 2010).
theanin dapat dijadikan alternatif dalam budidaya untuk menekan tingkat stress
2.11. Vitamin E
melindungi lemak supaya tidak teroksidasi, misalnya lemak atau asam lemak yang
Secara umum kualitas air dapat dilihat dari 3 faktor, yaitu fisika,
kimia dan biologi. Kualitas air merupakan suatu variable yang dapat
sebagai berikut :
1. Suhu
Suhu air memiliki pengaruh yang besar terhadap proses pertukaran zat
atau metabolisme dari makhluk hidup. Kedaan ini jelas terlihat dari jumlah
mempengaruhi kandunga kadar oksigen terlarut di dala air. Selain itu suhu juga
meningkatnya proses metabolisme dua kali lipat untuk setiap Kenaikan suhu
sebesar 10 °C. Hal ini dapat di artikan bahwa jasad perairan akan menggunakan
oksigen terlarut dua kali lebih banyak pada suhu 30°C dibandingkan pada suhu 10
°C. Kebutuhan ikan akan oksigen akan lebih kritis dalam bersuhu lebih tinggi
dibandingkan dengan yang lebih dingin. Perubahan suhu air yang mendadak
°C.
dilakukan oleh ikan, alga, dan tumbrihan air lainnya. Akibat proses respirasi
berikatan dengan ion hidrogen di dalam air sehingga membentuk ion hidroksida
yang bersifat basa, imbasnya pH akan naik. Ikan Biawan masih mampu bertahan
Kadar oksigen terlarut dalam air sangat dipengaruhi oleh suhu. Semakin
tinggi suhu air, semakin kurang kadar oksigennya. Setiap kenaikan suhu °C
terlarut dalam air untuk ikan rata-rata 5 ppm. Ikan Biawan masih mampu
bertahan hidup di dalam air dengan kadar O2 terlarut dengan kisaran 2-8 ppm
(Effendi, 2003).
4. Amoniak (NH3)
Amoniak adalah gas hasil reduksi (penguraian) sisa makanan dan plankton
yang mati. Pengeluaran sisa metabolisme ikan melalui ginjal, dar jaringan insang
juga bisa menghasilkan gas amoniak. Kadar amoniak yang aman adalah di bawah
0,002 ppm. Kadarnya melebihi angka tersebut, sifat amoniak bisa berubah
menjadi racun. Konsentrasi amoniak akan meningkat dan semakin berbahaya jika
kenaikan pH dan penurunan kadar oksigen di dalam air (Effendi, 2003).
Kandungan amoniak yang masih dapat di toleransi ikan Biawan adalah 0,02
mg/L.
2.13. Hematologi
A. Definisi Darah
primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam
B. Komponen Darah
Darah manusia terdiri atas dua komponen, yakni cairan darah (plasma
darah) dan komponen padat (butir-butir padat atau platelet). Jika darah
disentrifugasi, kemudian didiamkan sebentar, darah akan mengandap dan
plasma darah (cairan berwarna pucat) yang jumlahnya berkisar 55% lapisan di
bawahnya adalah buffy coat (lapisan kuning) yang merupakan sel-sel darah putih.
Sisanya lebih kurang 45%, berupa sel-sel darah merah (Karmana, 2006).
C. Sel-Sel Darah
1. Eritrosit
oksigendari paru menuju ke jaringan tubuh dan membawa karbon dioksida (CO2)
dari jaringan tubuh ke paru. Eritrosit tidak mempunyai inti sel, tetapi mengandung
hemoglobin yang mengandung zat besi (Fe) sehingga dapat mengikat oksigen.
darah yang sangat kecil dengan lebih baik. Melalui mikroskop, eritrosit tampak
bulat, berwarna merah, dan di bagian tengahnya tampak lebihi pucat, disebut
2. Leukosit
Beberapa jenis leukosit atau sel darah putih terdapat dalam darah. Leukosit
pada umumnya dibagi menjadi granulosit, yang mempunyai granula khas, dan
agranulosit yang tidak mempunyai granula khas. Granulosit terdiri dari neutrofil,
eusinofil, dan basofil. Agranulosit terdiri dari limfosit dan monosit. Meskipun
leukosit merupakan sel darah, tetapi fungsinya lebih banyak dilakukan di dalam
jaringan. Apabila terjadi peradangan pada jaringan tubuh, leukosit akan
dinding pembuluh darah (kapiler). Sel darah putih berfungsi untuk perlindungan
atau sebagai pertahanan tubuh melawan infeksi serta membunuh sel yang
bermutasi. Sel darah putih berinti, bergranula, dan bergerak aktif. Dalam keadaan
normal, disekitarnya tidak tidak terdapat parasit, bakteri, bekuan darah, ataupun
massa lainnya. Ada 5 jenis sel darah putih yang telah diidentifikasi dalam perifer,
yaitu netrofil, eosinofil, basofil, monosit dan limfosit. Perubahan sel darah putih
Basofil : Basofil mengandung granula kasar berwarna ungu atau biru tua
dan seringkali menutupi inti sel. Inti sel basofil bersegmen. Basofil berperan
Basofil hampir mirip dengan eosinofil tetapi memiliki granula yang besar.
platelet/trombosit, heparin tidak diketahui dengan pasti, tetapi heparin dan faktor-
jaringan (Rousdy,2018).
Terdapat lima jenis sel darah putih yang semuanya berasal dari pembelahan sel-sel
stem yang terdapat di sumsum tulang. Sel darah putih tersebut adalah neutrofil,
yaitu menelan mikroorganisme dan sisa-sisa sel mati. Eosinofil memiliki peranan
dalam reaksi alergi. Basofil dapat melepaskan senyawa kimia seperti histamin
berukuran besar dengan nukleus yang berbentuk seperti ginjal, monosit akan
Limfosit berukuran kecil dengan nukleus yang besar dan bulat. Limfosit
terdiri atas dua jenis sel yang keduanya memiliki peran penting dalam sistem
berperan dalam cell mediated immunity (imunitas yang diperantarai sel). Kedua
jenis sel limfosit tersebut akan bermigrasi dari sumsum tulang ke nodus limfe dan
limpa, tempat sel tersebut menjadi matang. Dalam perjalanan, sel limfosit T akan
melewati timus, dan setelah melewati organ tersebut limfosit T akan memiliki
kemampuan untuk mengenali antigen (suatu senyawa kimia yang terdapat pada
permukaan sel mikroorganisme dan benda asing) yang spesifik. Neutrofil dan
limfosit menyusun 90% dari sel darah putih dalam tubuh, dan sisa 10% disusun
sel darah putih dapat keluar masuk pembuluh darah serta mengitari seluruh bagian
tubuh sebagai respons sistem antibodi. Dengan kemampuan ini, sel darah putih
(untuk jaringan yang sakit atau mati) sehingga terjadi proses penyembuhan
Sebagai hasil kerja fagositosis sel darah putih, peradangan dapat dihentikan.
Bila tugas fagositosis sel darah putih tidak berhasil dengan baik, maka dapat
puing-puing sel, bakteri-bakteri baik yang masih hidup atau yang sudah mati
dalam nanah akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja