Anda di halaman 1dari 12

BIOENERGETIKA

Abdul Rahman Yahya


Muzakir
Energi

Energi bukanlah nutrien, namun energi di lepaskan waktu proses pemecahan (oksidasi
metabolik) dari karbohidrat, asam animo dan lemak. Energi adalah suatu abstraksi yg mana
dapat di ukur hanya bilah di ubah dari satu bentuk ke bentuk yg lainnya.
ALUR SISTEM PENCERNAAN

Pengetahuan mengenai proses pencernaan pada ikan sangat diperlukan dalam mempelajari
nutrisi. Hal ini dapat dimengerti karena nutrisi yang terkandung dalam makanan akan
melalui proses pencernaan sebelum diserap untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi dan
pertumbuhan. Makanan dalam istilah akuakultur disebut pakan merupakan salah satu
komponen dalam budidaya ikan sangat besar perannya baik dilihat sebagai faktor penentu
pertumbuhan maupun dilihat dari asperi biaya produksi. Dari keterkaitan hubungan antara
fisiologis, pencernaan, nutrisi dan pertumbuhan maka jelaslah bahwa pemahaman tentang
pencernaan sangat dibutuhkan dalam mempelajari nutrisi ikan.
Pencernaan adalah proses penyedehanaan makanan melalui mekanisme fisik dan kimia sehingga
menjadi bahan yang mudah diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran
darah. Pendekatan dalam mempelajari pencernaan makanan dapat dilakukan melalui dua cara,
yaitu :
■ Studi struktur alat pencemaan, dapat dilakukan dengan mengamati anatomi, histologi dan
sitologi;
■ Studi biokimia, biasanya berdasarkan analisa kadar nutrien dalam makanan, feses, dan tubuh
ikan serta biasa melalui analisa enzim seprti kecernaan makanan dan aktivitas enzimatik.
Sehubungan dengan pengertian pencemaan dan penyerapan makanan sebagai suatu proses,
maka pembahasan mengenai pencenaan dan penyerapan menyangkut tentang :
a. Struktur alat pencemaan, dalam hal ini alat pencemaan berperan sebagai tempat
berlangsungnya proses pencernaan dan penyerapan zat makanan
b. Biokimia dan bahan yang terkait dengan proses pencemaan, antara lain: zat makanan,
enzim, mucus, asam klorida, cairan empedu dan hormon.
c. Mekanisme pencernaan dan penyerapan zat makanan, yakni mekanisme fisik dan kimia
serta interaksi antara komponen-komponen yang terkait dengan pencemaan dan
penyerapan sehingga makanan dapat dlcerna, diserap dan selanjutnya dimanfaatkan
oleh tubuh ikan.
Seperti hewan umumnya, ikan memiliki alat pencernaan yang terdiri dari saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan ikan meliputi mulut, rongga
mulut, faring, esofagus, lambung pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelanjar
pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan
berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasaan makan (tingkah laku makan) serta umur (stadia
hidup) ikan. Perbedaan struktur anatomis alat pencernaan antara ikan-ikan yang berbeda
bentuk tubuhnya dapat dengan mudah dilihat misalnya antara ikan sidat (Anguilla sp)
dengan ikan kakap (Lates calcarifer). Walaupun kedua jenis ikan tersebut termasuk kategori
yang sama yaitu karnivora, akan tetapi karena bentuk tubuhnya berbeda, maka struktur
anatomis alat pencernaannya relatif berbeda terutama bentuk lambungnya. 
Berdasarkan kebiasaan makanannya, ikan dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu: ikan
herbivora, yaitu ikan yang sebagian besar makanannya terdiri atas tumbuhan; ikan
kamivora, yaitu ikan yang sebagian besar makanannya terdiri atas hewan; dan ikan
omnivor, yaitu ikan yang makanannya terdiri atas tumbuhan dan hewan. Perbedaan struktur
anatomis alat pencemaan pada ketiga kategori ikan tersebut jelas terlihat.
Perbedaan yang mencolok diantara ketiga kategori tersebut terdapat pada struktur gigi pada
rongga mulut, struktur tapis insang pada segmen faring, keberadaan dan bentuk lambung, dan
panjang usus.
■ Mulut. Posisi mulut ikan sangat bervariasi, hal ini sangat dipengaruhi oleh kebiasaan
makanan ikan tersebut. Disamping posisi mulut, ukuran bukaan mulut juga penting dalam
kaitannya dengan pemberian makanan dalam usaha budidaya.
■ Rongga mulut. Di bagian belakang mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Pada
lapisan permukaan rongga mulut terdapat sel-sel penghasil lender. Terdapat juga organ
penerima rasa yang dinamakan taste receptor atau taste bud. Taste bud yang terdapat pada
rongga mulut berfungsi sebagai penyeleksi makanan yang dimakan ikan.
■ Faring. Segmen setelah rongga mulut adalah faring. Pada ikan yang memperoleh
makanan dengan menyaring organisme air (plankton), proses penyaringan terjadi pada
segmen ini. Pada jenis ikan tertentu, segmen faringnya terdapat gigi faring yang berfungsi
untuk menyobek dan mengerus bahan tumbuhan dan gastropoda.
■ Esophagus. Segmen esofagus merupakan permulaan dari saluran pencemaan yang
berbentuk pipa (tabung). Segmen ini relatif pendek dan mengandung lender cukup tebal
berfungsi memudahkan makanan masuk kedalam lambung. Pada ikan Anguilla sp, segmen
ini relatif panjang dan sempit sebagai tempat pengenceran air laut yang masuk bersama-
sama makanan sebelum makanan tersebut menuju lambung.
■ Lambung. Lambung merupakan segmen pencernaan yang diametemya relatif besar bila
dibandingkan dengan segmen lainnya. Besamya ukuran lambung berkaitan dengan
fungsi lambung sebagai tempat penampungan  makanan sementara. Pada segmen ini
makanan mengalami pengadukan sampai menjadi komponen yang disebut chime.
Tentang lambung, ikan memiliki dua bentuk lambung yaitu lampung sebenanya dan
lambung palsu. Pada ikan yang tidak berlambung, fungsi penampungan makanan
digantikan oleh usus depan yang termodifikasi menjadi kantung yang membesar
(lambung palsu). Pada ikan tidak bergigi/sedikit bergigi, misalnya pada ikan-ikan
herbivora biasanya terdapat gizard (lambung khusus) yang berfungsi untuk menggerus
makanan.
■ Pylorus. Pylorus merupakan segmen pencernaan yang terletak antara lambung dan usus
depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit. Pada
beberapa ikan terdapat usus-usus kecil dan pendek yang disebut pyloric caeca. Dengan
menyempitnya saluran pencernaan pada segmen ini berarti bahwa segmen pilorus
berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan (chyme) dari lambung ke segmen
usus. Pada ikan yang tidak memiliki lambung, seperti cyprinidae, gobiidae, dan
scaridae, segmen ini tidak nampak.
■ Usus. Usus merupakan segmen terpanjang dari saluran pencernaan. Pada ikan
pembagian segmen ini lebih sederhana dibandingkan pada hewan tingkat tinggi lainnya.
Hal ini karena bentuk serta diameter usus relatif homogen mulai bagian depan hingga
bagian belakang. Panjang usus ikan bervariasi terkait kebiasaan makanan ikan. Pada
bagian depan usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalamnya, yaitu saluran yang
berasal dari kantung empedu (ductus choledochus) dan yang berasal dari pancreas
■ Rektum. Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara
anatomis sulit dibedakan antara usus dan rektuk, namun secara histologi batas antara
kedua segmen tersebut dapat dibedakan sehubungan dengan adanya katup rektum
(rectal valvae). Segmen ini berperan dalam penyerapan air dan ion. Pada larva ikan,
rektum berfungsi untuk penyerapan protein.
■ Kloaka. Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencemaan dan saluran
urogenital. Ikan bertulang sejati (Teleostei) tidak memiliki kloaka, sedangkan ikan-ikan
bertulang rawan (Chondricthyes) memiliki organ tersebut. Pada kloaka, saluaran
pencernaan masuk dari bagian bawah, sedangkan saluran urogenital masuk melalui
bagian atas. Klep kloaka terdapat pada lubang pengeluaran.
■ Anus. Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan yang berfungsi sebagai tempat
keluarnya feses yang berasal dari rektum. Pada ikan bertulang sejati, anus terletak di
sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus
terletak jauh di belakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang
tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip
dada.
PERBEDAAN PENCERNAAN PADA ORGANISME

Sistem pencernaan hewan melibatkan penguraian makanan yang dicerna ke dalam bentuk
yang dapat dengan mudah diserap ke dalam tubuh. Ini memberikan komponen penting
untuk fungsi dan kelangsungan hidup organisme hidup. Sistem pencernaan berbeda sesuai
dengan spesies organisme. Ini tergantung pada jenis spesies, jenis konsumsi, kondisi
metabolisme mereka dan tingkat energi yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.
Menurut jenis makanan yang dikonsumsi hewan, organisme hidup dapat dikategorikan
menjadi tiga jenis seperti herbivora, karnivora, dan omnivora.
■ Hewan omnivora bergantung pada tumbuhan dan hewan. Hewan herbivora hanya
bergantung pada bahan nabati sedangkan hewan karnivora hanya bergantung pada
bahan hewan.
■ Hewan herbivora memiliki jenis sistem pencernaan khusus karena mereka hanya
bergantung pada materi tanaman.
■ Hewan karnivora memiliki sistem pencernaan yang lebih pendek jika dibandingkan dengan
hewan herbivore
Hewan herbivora memiliki jenis sistem pencernaan khusus karena mereka hanya bergantung pada
materi tanaman. Kebutuhan energi, nutrisi dan senyawa penting lainnya yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup herbivora dipenuhi oleh tanaman. Bahan tanaman mengandung selulosa.
Karenanya, diperlukan jenis mekanisme pencernaan khusus karena selulosa hanya dicerna oleh
enzim selulase. Gigi hewan herbivora rata karena mereka perlu menggiling bahan tanaman di
rongga bukal untuk menyelesaikan pencernaan mekanis. Sistem pencernaan khas herbivora terdiri
dari lambung tunggal dan usus panjang bersama dengan sekum besar.
Hewan karnivora memiliki sistem pencernaan yang lebih pendek jika dibandingkan dengan hewan
herbivora. Hal ini disebabkan oleh alasan bahwa karnivora memiliki makanan yang dapat dengan
mudah dipecah tidak seperti adanya komponen selulosa dalam herbivora. Karnivora mendapatkan
makanan mereka dengan membunuh hewan lain. Mereka juga dapat membunuh karnivora lain
untuk dimakan. Ini adalah aspek penting karena karnivora memainkan peran utama dalam
mengasinkan keseimbangan ekosistem yang mencegahkelebihan populasi hewan. Karnivora
biasanya berada di rantai makanan tingkat atas. Untuk memenuhi konsumsi makanan oleh
karnivora, mereka memiliki gigi yang tajam dan kuat. Karena mereka memiliki pola diet yang
berbeda bila dibandingkan dengan herbivora dan omnivora, gigi kuat yang dimiliki karnivora
membantu mereka membunuh mangsa dan merobek daging mereka. Proses ini dibantu oleh
kehadiran satu set gigi taring dan gigi seri yang tajam dan runcing. Gigi taring ada di kedua sisi
gigi seri, dan taring karnivora mudah diidentifikasi. Karena sebagian besar pencernaan fisik dalam
rongga bukal karnivora dilakukan oleh gigi di bagian depan, karnivora memiliki beberapa molar di
rahang bawah dan atas.
kelebihan populasi hewan. Karnivora biasanya berada di rantai makanan tingkat atas. Untuk
memenuhi konsumsi makanan oleh karnivora, mereka memiliki gigi yang tajam dan kuat.
Karena mereka memiliki pola diet yang berbeda bila dibandingkan dengan herbivora dan
omnivora, gigi kuat yang dimiliki karnivora membantu mereka membunuh mangsa dan
merobek daging mereka. Proses ini dibantu oleh kehadiran satu set gigi taring dan gigi seri
yang tajam dan runcing. Gigi taring ada di kedua sisi gigi seri, dan taring karnivora mudah
diidentifikasi. Karena sebagian besar pencernaan fisik dalam rongga bukal karnivora
dilakukan oleh gigi di bagian depan, karnivora memiliki beberapa molar di rahang bawah
dan atas.

Anda mungkin juga menyukai