Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM)

NAMA : Ruth Grace Sophie Nilai :


NIM : 21/477045/PN/17192
PRODI : MSA
HARI, TANGGAL : Rabu, 20 April 2022 ( )
ASISTEN : 1. Rio Ari Setiawan
2. Khofifah Fajar Fitriani

A. ACARA
Acara VII. Sistem Pencernaan Hewan Akuatik

B. TUJUAN
1. Mengenal struktur organ pencernaan pada beberapa hewan akuatik
2. Menganalisa dan mengetahui perbedaan struktur organ pencernaan pada
beberapa jenis ikan

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Piring preparat
2. Alat sectio (pinset, gunting, dan scalpel)
3. Beberapa jenis sediaan ikan herbivora (bandeng dan gurame), karnivora (lele
dan gabus), omnivora (nila), dan udang galah.
D. CARA KERJA
E. HASIL DAN PEMBAHASAN

Saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan merupakan bagian dari sistem


pencernaan. Saluran pencernaan (tractus digestivus) adalah organ pencernaan berupa saluran
masuknya makanan untuk dicerna dan saluran keluarnya makanan yang sudah tidak bisa
dicerna. Saluran pencernaan terdiri dari mulut dan rongga mulut, faring, esofagus, lambung,
pilorus, usus, rektum, dan anus. Kelenjar pencernaan (glandula digestori) merupakan organ
penghasil sekret untuk membantu mekanisme pencernaan berupa enzim dan hormon.
Kelenjar pencernaan terdiri dari hati, pankreas dan kantong empedu. Lambung dan usus
yang merupakan saluran pencernaan juga berperan sebagai kelenjar pencernaan. Hal ini
dikarenakan kedua organ tersebut dapat menghasilkan sekret untuk membantu mekanisme
pencernaan ( Muchilisin, 2017)
Pada prinsipnya, sistem pencernaan hewan akuatik dapat diketahui dengan
mengamati saluran pencernaan dan kelenjar pencernaannya. Sebelum memulai pengamatan,
dilakukan pembedahan (sectio) pada ikan untuk menyingkirkan daging, sirip, dan organ lain
yang menutupi saluran dan kelenjar pencernaan. Sectio dilakukan mulai dari bagian anus
hingga ke operkulum. Setelah itu, dilakukan pengamatan pada sistem pencernaan ikan.
Kemudian, hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan pada bagian-bagiannya.
Gambar 1. Sistem Pencernaan Ikan Nila

Gambar 2. Sistem Pencernaan Ikan Bawal


Gambar 2. Sistem Pencernaan Ikan Gurame

Organ pencernaan dibagi menjadi saluran pencernaan (tractus digestivus) dan


kelenjar pencernaan (glandula digestori). Secara berurutan, saluran pencernaan terdiri dari
mulut dan rongga mulut, faring, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum, dan anus. Mulut
berfungsi sebagai tempat masuknya makanan. Pada organ ini, terdapat beberapa bagian
tambahan pada spesies-spesies tertentu seperti bibir untuk meragut makanan dan sungut di
sekitar bibir alat bantu untuk mencari makan. Rongga mulut dilengkapi dengan gigi, lidah,
palatin, sel-sel penghasil lendir (mukosit). Gigi dan lidah berperan dalam penghancuran
makanan. Palatin yang berupa gigi halus di langit-langit mulut berfungsi mempermudah
proses menelan makanan. Sel-sel penghasil lendir (mukosit) berfungsi untuk mempermudah
pergerakan makanan saat melewati rongga mulut  ( Muchilisin, 2017). Faring merupakan
organ yang terletak di belakang rongga mulut, berfungsi sebagai penyaring makanan
sekaligus pelindung insang dari material makanan (Burhanuddin, 2015). Esofagus berfungsi
sebagai osmoregulasi terutama pada ikan laut dimana terjadi penyerapan garam dengan
mekanisme difusi pasif untuk memudahkan penyerapan air pada usus belakang dan rektum
(Latuconsina, 2021). Lambung berfungsi sebagai tempat menampung makanan dan tempat
terjadinya proses pencernaan makanan (Rahardjo et. al., 2011). Pilorus berfungsi sebagai
regulator pengeluaran makanan (chyme) dari lambung ke usus dengan mencegah masuknya
makanan ke usus depan apabila bahan makanan yang berada di lambung belum mencapai
viskositas yang sesuai (Nurhayati et. al., 2019). Usus berfungsi sebagai tempat penyerapan
zat makanan. Organ ini terdiri dari duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus kosong),
dan ileum (usus penyerapan). Rektum berfungsi sebagai tempat penyerapan air dan ion-ion.
Anus berfungsi sebagai saluran akhir untuk pembuangan sisa-sisa bahan makanan yang
tidak tercerna. Selain organ-organ diatas, terdapat organ pencernaan lain yang khusus
dimiliki oleh ikan-ikan bertulang rawan. Organ tersebut adalah kloaka, berfungsi sebagai
tempat muara saluran pencernaan dan saluran urogenital (Muchilisin, 2017).
Berdasarkan jenis pakannya, ikan dapat dibedakan menjadi herbivora,
omnivora, dan karnivora. Ikan herbivora adalah ikan yang sebagian besar pakannya
merupakan tumbuh-tumbuhan. Ikan karnivora adalah ikan yang sebagian besar pakannya
merupakan daging-dagingan (hewan lain). Ikan omnivora adalah ikan  yang pakannya 
merupakan tumbuhan dan hewan. Ikan omnivora dapat menjadi cenderung karnivora atau
cenderung herbivora. Perbedaan pakan ini mengakibatkan perbedaan pada sistem
pencernaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari usus dan lambung. Jika dibandingkan,
usus ikan herbivora lebih panjang daripada ikan karnivora. Hal ini dikarenakan pakan ikan
herbivora terdiri atas banyak serat sehingga memerlukan pencernaan yang lebih lama
dengan saluran pencernaan yang lebih panjang (Nurhayati et. al., 2019). Lambung pada ikan
karnivora memiliki ukuran besar dan panjang sebagai tempat untuk menampung
makanannya. Ikan herbivora memiliki lambung khusus bernama ginand. Organ ini berfungsi
sebagai penggiling makanan sehingga menjadi lebih halus (Muchilisin, 2017). Pada ikan
omnivora lambung biasanya memiliki bentuk menyerupai kantung (Burhanuddin, 2015).
Selain lambung dan usus, perbedaan ini juga dapat diketahui dari jenis enzim
yang dihasilkan kelenjar pencernaannya. Pada ikan karnivora, kelenjar pencernaannya
lebih banyak memproduksi enzim-enzim protease. Pada ikan herbivora, kelenjar
pencernaannya lebih banyak menghasilkan enzim-enzim karbohidrase (Muchilisin, 2017).
F. KESIMPULAN
1. Diketahui struktur organ pencernaan pada beberapa jenis ikan.
Organ pencernaan dibagi menjadi saluran pencernaan (tractus digestivus) dan
kelenjar pencernaan (glandula digestori). Pada ikan nila, saluran pencernaan
yang teramati meliputi mulut, rongga mulut, faring, lambung, usus, rektum,
dan anus. Kelenjar pencernaan yang teramati meliputi lambung, hati, dan
pankreas. Pada ikan bawal, saluran pencernaan yang teramati meliputi mulut,
rongga mulut, faring, esofagus, lambung, usus, pyloric caeca, rektum, dan
anus. Kelenjar pencernaan yang teramati meliputi lambung dan
hepatopancreas. Pada ikan gurame, saluran pencernaan yang teramati
meliputi mulut, rongga mulut, faring, lambung, usus, rektum, dan anus.
Kelenjar pencernaan yang teramati meliputi lambung dan hepatopancreas.

2. Menganalisa dan mengetahui perbedaan struktur organ pencernaan pada


beberapa jenis ikan
Perbedaan struktur organ pencernaan pada beberapa jenis ikan terjadi karena
perbedaan pakannya. Perbedaan dapat dilihat dari struktur lambung dan
ususnya. Pada ikan herbivora, usus berukuran lebih panjang dari ikan
karnivora karena jenis makanannya yang membutuhkan mekanisme
pencernaan yang lebih kompleks. Pada ikan karnivora, lambung
berukuran besar dan  panjang sebagai tempat untuk menampung
makanannya. Ikan herbivora memiliki lambung khusus bernama ginand yang
berfungsi menggiling makanan menjadi lebih halus. Lambung ikan
omnivora biasanya berbentuk menyerupai kantung.

G. DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, A.I. 2015. Ikhtiologi, Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya. Deepublish,
Yogyakarta.
Latuconsina, H. 2021. Ekologi Ikan Perairan Tropis: Biodiversitas Adaptasi Ancaman dan
Pengelolaannya. UGM Press, Yogyakarta.
Muchilisin, Z.A. 2017. Pengantar Iktiologi. Syiah Kuala University Press, Aceh.
Nurhayati, T., Nurjanah, dan R. Nugraha. 2019. Fisiologi, Formasi, dan Degradasi Metabolit
Hasil Perairan. IPB Press, Bogor.
Rahardjo, M.F., D.S. Sjafei, R. Affandi, dan Sulistiono. 2011. Iktiologi. Penerbit Lubuk
Agung, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai