Anda di halaman 1dari 31

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN SUMBERDAYA
PERAIRAN
FAKULTAS KELAUTAN DAN
PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

ICHTYOLOGI

JIMBARAN, BALI

2016
TATA TERTIB PRAKTIKUM ICHTYOLOGI

1. Praktikan wajib datang 15 menit sebelum praktikum dimulai.


2. Praktikan wajib menggunakan jas Lab , masker dan sarung tangan.
3. Praktikan wajib menggunakan pakaian berkerah dan bersepatu (jika memakai
sandal dilarang mengikuti praktikum).
4. Membawa buku panduan praktikum dan laporan praktikum yang sudah di acc
oleh asisten meja masing-masing kelompok.
5. Masuk dengan tertib dan menempati tempat sesuai dengan kelompoknya
masing-masing.
6. Dilarang makan, minum, merokok, bergurau dan mengganggu jalannya
praktikum.
7. Setelah praktikum selesai, alat-alat dikembalikan dalam keadaan utuh dan
bersih.
8. Jika terjadi kerusakan pada alat maka seluruh anggota kelompok
bertanggungjawab untuk memperbaiki atau mengganti alat tersebut.
9. Mengkonsultasikan hasil praktikum kepada asisten meja.
10. Bagi yang berhalangan hadir harap melapor kepada asisten dengan menunjukkan
surat yang sah.
11. Tidak ada praktikum susulan.
12. Pelanggaran terhadap tata tertib ini akan diambil tindakan semestinya.
13. Ketentuan-ketentuan yang belum diatur akan ditentukan kemudian.
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, telah tersusun
Modul Praktikum mata kuliah Ichtiology untuk, Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana di tingkat semester II
(Dua). Semoga dengan adanya Modul Praktikum mata kuliah Ichtiology ini, dapat
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mempelajari ilmu tentang ikan.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis sampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Modul Praktikum mata kuliah
Ichtiology ini.

Penulis menyadari bahwa Modul Praktikum ini masih belum sempurna dan
terdapat banyak kekurangan didalamnya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik dari semua pihak guna perbaikan buku ini. Akhirnya penulis berharap semoga
Modul Praktikum yang sangat sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.

Bukit Jimbaran, 16 Maret 2016

Penyusun
PENDAHULUAN

Ikhtiologi atau Ichthyology merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang
mempelajari ikan secara ilmiah dengan penekanan pada taksonomi dan aspek-aspek lainnya.
Ikhtiologi berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu Ichthyes yang artinya ikan dan
Logos artinya ilmu, jadi didalam ikhtiologi ini dicakup beberapa aspek baik mengenai aspek
biologi maupun ekologi ikan. Ikhtiologi terbagi atas dua yaitu ikhtiologi sistematika dan
ikhtiologi fungsional. Ikhtiologi sistematika berbicara tentang morfologi ikan, sedangkan
ikhtiologi fungsional lebih mengarah pada fungsi organ pada ikan.
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang berdarah dingin (poikilotermis),
memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung pada air sebagai
medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan didalam air untuk bergerak dengan
menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus
atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Dari keseluruhan vertebrata, sekitar 50,000
jenis hewan, ikan merupakan kelompok terbanyak di antara vertebrata lain memiliki jenis atau
spesies yang terbesar sekitar 25,988 jenis yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis
ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870
jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan yang lebih besar di perairan laut, dapat
dimengerti karena hampir 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1%
merupakan perairan tawar.
Ikhtiologi pada awal diperkenalkan oleh Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles
melakukan observasi untuk membedakan dan membuat ciri-ciri ikan hingga diperoleh sekitar
115 jenis. Dalam penelitian tersebut, pertama kali dikemukakan tentang beberapa hal mengenai
ikan misal kelamin ikan hiu dapat ditentukan dari struktur sirip perut. Setelah periode
Aristoteles tidak banyak penelitian mengenai ikan, baru pada abad ke 16 muncul nama-nama
beberapa peneliti antara lain Pierre belon (1517-1564), H. Salviani (1514-1572) dan G.
Rondelet (1507-1557). P. Belon telah mempublikasikan tentang ikan pada tahun 1551, dengan
mengklasifikasikan 110 jenis berdasarkan ciri-ciri anatomi ikan. Pada tahun 1554 hingga 1557,
Salviani berhasil mempublikasikan 92 spesies ikan. Pada tahun 1554 dan 1555 Rondelet
pertama kali mempublikasikan hasil penelitiannya dalam sebuah buku Ikhtiologi.
Selanjutnya pengetahuan tentang ikan berkembang cukup pesat, dengan diterbitkannya
buku "Natural History of the Fishes of Brazil" pada tahun 1648. Peter Artedi (1705-1735)
membuat suatu sistem klasifikasi ikan yang diberi judul Father of Ichthyology. Akhirnya
Carolus Linnaeus berhasil membuat Systema Naturae dengan mengadopsi system klasifikasi
Artedi dan menjadi dasar dari keseluruhan sistem klasifikasi ikan. Pada pertengahan abad ke 20
Iktiologi semakin berkembang dengan menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti Ekologi,
Fisiologi dan Tingkah laku dalam perkembangan anatomi dan sistematika ikan. Akhirnya
beberapa ahli ikhtiologi seperti C.T Regan, Leo S Berg (1876-1905) dan Carl L Hubbs (1894-
1982) memberikan sumbangan yang besar dalam bidang sistematika ikan. Pada tahun 1940 Berg
membuat klasifikasi ikan (Classification of Fish) yang menjadi standar dalam pengklasifikasian
ikan hingga sekarang.
MORFOLOGI IKAN

Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk tubuh dan bentuk organ luar
suatu organisme. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di
perairan.Menurut Saanin (1968), bentuk tubuh ikan beradaptasi dengan cara, tingkah
laku, dan kebiasaan hidup di dalam suatu habitat hidup ikan. Dengan kata lain, habitat
atau lingkungan dimana ikan itu hidup akan berpengaruh terhadap bentuk tubuh.

Gambar 1. Bentuk dan Bagian tubuh ikan secara umum

Gambar 2. Bentuk dan Bagian Tubuh Ikan Hiu Secara Umum

Gambar 3. Bentuk dan Bagian Tubuh Ikan Pari Secara Umum


Tubuh ikan pada umumnya mempunyai atau terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu bagian kepala, badan, dan ekor. Ikan umumnya berbentuk simetris bilateral namun
ada juga yang berbentuk tidak simetris bilateral yaitu ikan ilat-ilat (Cyonoglossus
monopus) dan yang lainnya (Rahardjo, 1985).

Bagian tubuh ikan mulai dari anterior sampai posterior berturut - turut adalah :

1. Kepala (caput) : Bagian tubuh mulai dari ujung mulut sampai bagian belakang
operculum. Pada bagian kepala terdapat mulut, rahang atas,
rahang bawah, gigi, sungut, hidung, mata, insang, tutup insang,
otak, jantung, dan sebagainya.
2. Tubuh (truncus): Bagian tubuh mulai dari batas akhir operculum sampai anus.
Pada bagian badan terdapat sirip punggung, sirip dada, sirip
perut, serta organ-organ dalam seperti hati, empedu, lambung,
usus, gonad, gelembung renang, ginjal, limpa, dan sebagainya.
3. Ekor (cauda) : Bagian tubuh mulai anus sampai bagian ujung sirip ekor. Pada
bagian ekor terdapat anus, sirip dubur, sirip ekor, dan kadang-
kadang juga terdapat scute dan finlet.

Gambar 4. Bagian tubuh ikan

a. Bentuk Tubuh Ikan


Ikan tergolong hewan nektonik, dimana pergerakannya tidak tergantung
arus sebagaimana yang terjadi pada hewan-hewan planktonik. Penyesuaian
terhadap lingkungan hidupnya sangat jelas terlihat dari bentuk tubuhnya.
Menurut Rahardjo (1985), Bentuk tubuh ikan akan beradaptasi dengan cara
tingkah laku dan kebiasaan hidup di dalam habitat ikan tersebut.
Secara umum bentuk tubuh ikan dapat dibedakan menjadi 9 macam, yaitu :
fussiform, compressed, depressed, sagittiform, taeniform, anguiliform, filiform,
globiform dan perpaduan.
Berdasarkan bentuk tubuhkita dapat memperkirakan habitat, jenis
makanan dan kebiasaan hidupnya. Ikan perenang cepat biasanya mempunyai
bentuk tubuh fussifom (torpedo) misalnya : tuna (Thunnus spp.) Ikan yang hidup
di daerah dasar perairan mempunyai bentuk perut datar dan punggung
mengelembung. Sedangkan untuk ikan-ikan pelagis mempunyai bentuk bagian
tubuh yang mengelembung pada bagian perut maupun punggung.

Gambar 5. Macam-macam bentuk tubuh ikan


b. Letak Mulut
Menurut Rahardjo (1985), pada umumnya ikan memiliki tipe mulut yang
berbeda tergantung dari lingkungan, cara makan dan jenis makanan yang
dikonsumsi. Berdasarkan letak mulutnya, tipe mulut ikan antara lain:
1. Tipe Terminal : Yaitu letak mulut ikan terletak diujung depan kepala.
2. Tipe Subterminal : Yaitu letak mulut ikan terletak didekat ujung depan
kepala.
3. Tipe Superior : Yaitu letak mulut ikan terletak diujung bagian atas.
4. Tipe Inferior : Yaitu letak mulut ikan terletak dibawah kepala.

Gambar 6. Tipe-tipe utama letak mulut (a) terminal, (b) sub-terminal, (c) inferior, dan
(d) superior (Sumber: Kotellat, et all., 1993)

c. Gigi
Gigi merupakan alat bantu pencernaan secara mekanis. Tipe gigi sangat
menentukan kebiasaan makan (feeding habits) dan kebiasaan makanan (food
habits) pada ikan. Ikan yang mempunyai tipe gigi canine biasanya merupakan
jenis ikan predator / pemangsa dan memakan daging (misalnya : Psettodes
erumei).
Menurut May dan Maxwell (1986), tipe gigi pada ikan dapat dibedakan
menjadi 6, yaitu : (a) tricuspid, (b) conical, (c) canince, (d) incisor, (e) viliform
dan (f) molariform. Selain keenam gigi tersebut pada beberapa ikan dilengkapi
dengan gigi tambahan diantaranya gigi langit-langit (palatine feeth), gigi pharinx
(pharingeal feeth) dan gigi vormer, pada jenis ikan tertentu memiliki lebih dari
satu tipe gigi.
(a) tricuspid, (b) conical, (c) canince, (d) incisor, (e) viliform dan (f) molariform
Gambar 7. Tipe Gigi menurut May dan Maxwell (1986)

d. Bentuk Tulang Tapis Insang


Tulang tapis insang dapat digunakan untuk menentukan cara makan ikan
yang bersangkutan. Tulang tapis insang pada ikan pemakan segalanya, ikan
penggrogot, dan ikan pemakan tumbuh tumbuhan (herbivora) pada umumnya
tumbuh medium. Artinya tidak pendek dan juga tidak panjang, agak lentur, serta
agak jarang. Hal ini dapat dilihat pada ikan tawes dan ikan mujair.
Tulang tapis insang ikan pemakan daging dan ikan pemangsa mengalami
modifikasi menjadi jarang-jarang, pendek, tajam, serta keras. Oleh karena itu,
dinamakan gigi-gigi insang. Alat ini berguna untuk menahan mangsa yang
sedang ditelan supaya tidak lolos sewaktu melewati kerongkongan. Hal ini dapat
dilihat pada kerapu, kakap putih, dan kerong-kerong (Therapon theraps). Ikan
pemakan plankton yang mengambil makanannya dengan cara menyaring, tulang
tapis insangnya termodifikasi menjadi alat penyaring yang kedap lentur dan
panjang-panjang. Pada waktu mulut dikatupkan, air keluar melalui celah insang
yang telah berfungsi sebagai saringan. Hal ini dapat dilihat pada Tambakan,
layang (Decapterus russeli), dan lemuru (Sardinella longiceps).

Gambar 8. Tipe Tulang Tapis Insang Ikan

e. Sisik
Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran
bagaimana kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran
yang beraneka macam/ Menurut Rahardjo (1985), berdasarkan bentuk dan bahan
yang terkandung didalamnya, sisik ikan dibedakan menjadi :
1. Ganoid
Terdiri dari garam-garam saponim, bentuknya seperti belah ketupat.
2. Placoid
Berupa sisik dari tonjolan kulit bentuknya seperti duri halms dan terletak
rebah ke belakang dibawah kulit.
3. Cycloid
Disebut juga sisik lingkaran, mempunyai bentuk bulat, tipis transparan dan
mempunyai lingkaran pada belakang bergirigi.
4. Ctenoid
Disebut juga sisik sisir, mempunyai bentuk agak persegi.
5. Cosmoid
Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah
punah. Bentuk sisiknya berlapis-lapis.

Gambar 9. Tipe Sisik Ikan

f. Sirip Ikan
Sirip pada ikan berfungsi sebagai keseimbangan ubuh dan alat gerak. Sirip
yang tidak berpasangan seperti sirip punggung dan sirip anus berfungsi sebagai
penjaga keseimbangan. Sirip yang berjumlah sepasang fungsinya sebagai alat
gerak, sedangkan sirip ekor untuk kemudi (Rahardjo, 1985).Menurut Rahardjo,
(1985), pada ikan terdapat lima macam sirip, yaitu:
1. Pinna dorsalis (dorsal fin)
Adalah sirip yang berada di bagian punggung ikan dan berfungsi dalam
stabilitas ikan ketika berenang. Bersama-sama dengan pinna analis
membantu ikan untuk bergerak memutar.
2. Pinna pectoralis (pectoral fin)
Adalah sirip yang terletak di posterior operculum atau pada pertengahan
tinggi pada kedua sisi tubuh ikan. Fungsi sirip ini adalah untuk pergerakan
maju, ke samping dan diam (mengerem).
3. Pinna ventralis (ventral fin)
Adalah sirip yang berada pada bagian perut. ikan dan berfungsi dalam
membantu menstabilkan ikan saat berenang. Selain itu, juga berfungsi
dalam membantu untuk menetapkan posisi ikan pada suatu kedalaman.
4. Pinna analis (anal fin)
Adalah sirip yang berada pada bagian ventral tubuh di daerah posterior anal.
Fungsi sirip ini adalah membantu dalam stabilitas berenang ikan.
5. Pinna caudalis (caudal fin)
Adalah sirip ikan yang berada di bagian posterior tubuh dan biasanya
disebut sebagai ekor. Pada sebagian besar ikan, sirip ini berfungsi sebagai
pendorong utama ketika berenang (maju) clan juga sebagai kemudi ketika
bermanuver.
6. Adipose fins
Adalah sirip yang keberadaannya tidak pada semua jenis ikan. Letak sirip
ini adalah pada dorsal tubuh, sedikit di depan pinna caudalis.

Gambar 10. Bagian-bagian sirip ikan

g. Sirip Ekor Ikan


Secara garis besar macam ekor dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu :
a. Protocercal : chordo dorsalis lurus dan meluas ke caudal. Dorsal dan
ventral hampir terbagi sama
b. Diphyceral : columna vertebralis lurus ke arah ujung cauda. Pinna baik
luar atau dalam terbagi sama karena pinna haemalis dan spina
neuralis sama panjang
c. Heterocercal : columna vertebralis berbelok ke dorsal sehingga cauda tidak
simetris
d. Homocercal : columna vertebralis berbelok ke arah dorsal. Spina haemalis
panjang membentuk hypuralia, spina neuralis mengecil
sehingga simetris dari luar, asimetris dari dalam.

Gambar 11. Tipe Ekor Ikan

Sesuai dengan perkembangan, tipe ekor ikan mengalami modifikasi,


berikut beberapa jenis bentuk ekor ikan yang banyak ditemukan : Lunate,
Forked, Emerginate, Double emerginate, Truncate, rounded dan pointed.

1. Lunate : Berbentuk seperti bulan sabit, ujung dorsal dan


ujung ventral sirip ekor melengkung ke luar,
runcing, sedangkan bagian tengahnya
melengkung ke dalam, membuat lekukan yang
dalam
2. Forked : bentuknya bercagak, terdapat lekukan tajam
antara lembar dorsal dengan lembar ventral
3. Emerginate : Bentuk sedikit cekung atau berlekuk tunggal,
terdapat lekukan dangkal antara lembar dorsal
dengan lembar ventral
4. Doubel Emerginate : Bentuk lanset, pinggirn sirip ekor pada
pangkalnya melebar kemudian membentuk sudut
diujung
5. Truncate : Berbentuk persegi / tegak, pinggiran sirip ekor
membentuk garis tegak dari bagian dorsal hingga
ventra
6. Rounded : Berbentuk membulat, inggiran sirip ekor
membentuk garis melengkung dari bagian dorsal
hingga ventral.
7. Pointed : Berbentuk meruncing seperti ujung kuas.
8. Epicercal : Bagian daun sirip atas lebih besar
9. Hypocercal : Bagian daun sirip bawah lebih besar
10. Wedge Shape : Bentuk baji
Wedge Shape

Hypocercal

Epicercal

Gambar 12. Bentuk sirip ekor ikan


IDENTIFIKASI IKAN

Klasifikasi dan taksonomi merupakan salah satu hal penting dalam mempelajari
ilmu perikanan. Mempelajari taksonomi berarti mengetahui pengelompokan suatu
individu berdasarkan perbedaan dan persamaannya sedangkan taksonomi mempelajari
tentang asal usul suatu individu.

Untuk dapat membuat klasifikasi dan taksonomi sebelumnya dilakukan


identifikasi terhadap ikan sampel. Identifikasi berasal dari katato identify, yang
artinya adalah memberikan gambaran tentang identitas suatu hal atau dapat pula
diartikan menerangkan identitas tentang suatu jasad. Identifikasi yang dimaksudkan
dalam hal ini adalah sebagai suatu usaha untuk mempelajari, meneliti, menguraikan dan
menganalisa identitas dari seekor ikan sehingga dengan demikian dapat menentukan
sifat atau ciri-ciri ikan tersebut yang pada akhirnya dapat menentukan nama ilmiah dari
ikan yang diidentifikasi tersebut.

Dalam melakukan identifikasi ikan dilakukan pengamatan berdasarkan ciri


meristik dan ciri morfometrik yaitu perhitungan dan pengukuran. Ciri meristik
meliputi : jumlah sisik pada bagian tubuh tertentu dan jumlah jari-jari sirip, diantaranya
jumlah sisik pada gurat sisi, jumlah sisik sebelum sirip punggung, jumlah sisik
melintang badan, jumlah sisik pada pangkal ekor; jumlah jari-jari pada sirip punggung,
sirip dubur, sirip dada dan yang lainnya. Ciri morfometrik, yaitu ukuran atau
perbandingan ukuran bagian-bagian tubuh. Dari ciri meristik dan ciri morfometrik yang
diperoleh didapatkan keterangan-keterangan yang penting untuk mengenal nama jenis
dan klasifikasi ikan contoh dengan menyesuaikan keterangan ciri yang diperoleh dengan
ciri-ciri atau sifat-sifat yang dijelaskan dalam buku identifikasi.

Untuk memudahkan penentuan jenis dan klasifikasi digunakan beberapa istilah


dari sifat-sifat meristik dan morfometrik yang seragam sebagai berikut :

a. Sirip
Pada pokoknya bentuk sirip ikan ada 2 macam, yakni sirip tunggal seperti : sirip
ekor (caudal fin), sirip punggung (dorsal fin) dan sirip dubur (anal fin) serta sirip
berpasangan, yakni : sirip dada (pectoral fin) dan sirip perut (ventral fin).
Berdasarkan letak siripnya ikan diberi nama dan dilambangkan dengan huruf
awal dari nama sirip tersebut. Misalnya, C (sirip ekor = caudal fin), A (sirip
dubur = anal fin), dll.

b. Jari-Jari Sirip
Jari-jari sirip ikan terdiri dari 3 jenis yang dapt dilihat secara visual dengan
menggunakan loope atau mikrsocope, yaitu :
- Jari-jari keras : berbentuk seperti duri, tajam, keras, tidak berkuku, tidak
beruas dan pejal. Dalam penulisan jumlahnya dinyatakan dengan angka
romawi besar. Contoh : I, III, IV, V, X
- Jari-jari lunak : dari aspek lateral terlihat ada sebagian vertikal-simetris,
berbentuk seperti tulang rawan, dapat dibengkokkan, berbuku-buku, beruas-
ruas. Dalam penulisan jumlahnya dinyatakan dengan angka arab (angka
biasa). Contoh : 1, 2, 3, dll.
- Jari-jari lunak mengeras : bentuk lateral seperti duri yang sisi posterior
atasnya bergigi halus, bentuk frontal terdiri dari 2 bagian vertikal, simetris.
Tidak keras, tidak bercabang serta beruas-ruas. Dalam penulisan jumlahnya
dinyatakan dengan angka romawi kecil. Contoh : iii, iv, v.
Rumus sirip yaitu suatu rumus yang menggambarkan bentuk-bentuk dan
jumlah serta bentuk jari-jari sirip. Menghitung jari-jari sirip yang
berpasangan dilakukan rumus pada sirip yang terletak pada sisi sebelah kiri.
Cara penuliasn rumus sirip adalah :
- Tulis lambag dari sirip yang dimaksud, misal D (Dorsal fin)
- Tulis jumlah jari-jari sirip yang terdapat, berturut-turut dari jari-jari keras,
jari-jari lunak mengeras dan jari-jari lunak sesuai dengan aturan
penulisan. Contoh : D IV.ii.5
- Jika dari sejumlah sampel ikan jumlah jari-jari sirip bervariasi, dapat
ditulis jumlah paling sedikit dan paling banyaknya. Contoh : D III IV. ii
iii. 5-6
- Jika jenis ikan tersebut memiliki 2 sirip dorsal dapat ditulis ; D 1 VI.ii D2
ii. 7

c. Garis rusuk Lateral dan Garis rusuk Transversal (Linea Lateralis dan
Linea transversalis)
Pada sisi lateral ikan terlihat adanya satu atau lebih garis memanjang,
melengkung ke atas atau ke bawah, lengka atau terputus, yang dibentuk oleh
barisan sisik berpori dan dikenal sebagai linea lateralis (ditulis L1 atau LL).
Perhitungan sisik pada linea lateralis ini dimulai dari ujung anterior tutup
insang terbelakang hingga bagian caudal peduncle (pangkal batang ekor). Jika
ada lebih dari satu linea lateralis maka yang dihitung adalah yang terletak di
tengah, sedangkan jika linea lateralis itu tidak jelas atau tidak ada maka jumlah
sisik yang dhitung yaitu ditempat biasanya garis rusuk itu berada. Jumlahnya
ditulis dengan huruf arab (angka biasa). Contoh penulisannya :
L L 30 32 ( L L terdiri dari 30 32 sisik)
L L 18 -20 ; 12 -14 ( Jika L L terputus) berarti L L terdiri dari 18 20 sisik
berpori di bagian anterior dan sebanyak 12 14 sisik berpori di bagian posterior
yang terputus dengan bagian anteriornya.
Selain linea lateralis, sifat lain yang penting adalah garis rusuk
transversalis (ditulis Ltr) yang menunjukkan jumlah barisan sisik yang terletak
dibagian dorsal ventral (atas bawah) linea lateralis. Ltr dihitung dengan cara
menarik sebuah garis lurus searah miringnya barisan sisik vertikal mulai dari
anterior dasar sirip dorsal ke arah ventral hingga perut. Apabila garis ini mulai
dasar sirip perut maka jumlah sisik Ltr dibawah sisik berpori dihitung dengan
menarik garis lurus dari anterior dasar sirip dubur ke arah dorsal. Sisik dibagian
dorsal ataupun ventral biasanya mencangkup kedua sisi tubuh, sehingga dalam
penulisan bagian ini dianggap mempunyai 0,5 sisik. Contoh : Ltr 4,5.1.5,5
artinya linea tranversalis terdiri dari 4,5 buah sisik dorso-tranversal (antara
bagian dorsal sampai sisik berpori), 1 buah sisik berpori dan 5,5, buah sisik
ventral-tranversal (barisan sisik antara sisik berpori sampai bagian ventral).

d. Ciri morfometrik
Menunjukkan ukuran perbandingan dari ukuran bagian-bagian tubuh
yang bersifat karakteristik. Bagian tubuh yang diukur yaitu :
1. TL (Total Length) : panjang total tubuh, jarak antara bagian anterior
kepala sampai bagian posterior ekor
2. FL (Forked Length) : jarak antara bagian anterior kepala sampai bagian
lekukan ekor (bila ekor ikan tersebut forked)
3. SL (standart lenght) : jarak antara bagian anterior kepala sampai
dengan pangkal ekor (batas terakhir ekor dapat digerakkan)
4. PreDL (PreDorsal Lenght): jarak antara bagian anterior kepala sampai bagian
anterior dasar sirip dorsal
5. OrbL (Orbital Lenght) : jarak antara kedua bagian terluar kelopak mata
6. EyeL (Eye Lenght) : Garis tengah dari rongga mata
7. CpedL (Caudal Peduncle Lenght): jarak antara pangkal ekor dengan bagian
posterior dasar sirip dubur
8. Panjang rahang atas : Panjang bagian atas rahang ikan
9. Panjang rahang bawah : panjang bagian bawah rahang ikan
10. HdL (Head Lenght) : jarak antara bagian anterior kepala dengan bagian
posterior operculum
11. SntL (Snout Lenght) : jarak antara bagian anterior kepala dengan bagian
anterior kelopak mata
12. Post Orbital Length :jarak antara bagian posterior kelopak mata
dengan bagian posterior operculum
13. Tinggi Kepala :jarak terbesar antara dorsal dan ventral bagian
kepala
14. Tinggi Badan : jarak terbesar antara dorsal dan ventral bagian
tubuh ikan
15. Tinggi Pipi : jarak antara rongga mata dengan bagian anterior
dari operculum
16. Tinggi bawah mata : jarak antara kelopak mata bawah dengan rahang
bawah
17. Tebal badan / kepala :jarak terbesar antara kedua sisi badan / jarak
terbesar antara dua tutup keping insang antara
kedua sisi kepala
18. Panjang dasar Sirip D / A :jarak antara pangkal jari-jari pertama dan tempat
selaput sirip dibelakang jari-jari terakhir bertemu
dengan badan. Jarak ini diukur melalui badan
sirip.
19. Tinggi sirip D / A : panjang terbesar menurut arah jari-jari sirip dari
pangkal ke ujung sirip
20. Panjang sirip P / V : panjang terbesar menurut arah jari-jari sirip dari
ujung sampai pangkal.

Gambar 13. Pengukuran morfometrik dalam identifikasi ikan


SISTEM OTOT

Otot pada ikan tersebar di seluruh tubuh sehingga setiap otot mempunyai
peranan atau fungsi tersendiri sesuai dengan tempat otot. Secara umum otot mempunyai
fungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan sehingga
menyebabkan ikan mampu bergerak (berenang). Berdasarkan histologisnya, otot pada
tubuh ikan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- otot licin (smooth muscle)
- otot bergaris atau otot rangka (skeletal / striated muscle)
- otot jantung (cardiac muscle)
Otot bergaris terdiri atas kumpulan blok otot yang disebut myotome yang dilapisi oleh
myoseptum/myosepta. Myotome terbentang mulai dari tengkorak sampai ujung ekor
yang berdaging. Setiap myotome terdiri dari bagian dorsal yang disebut epaksial dan
bagian ventral disebut hypaksial. Keduanya dipisahkan oleh jaringan ikat yang disebut
horizontal skeletogeneus septum. Di bagian permukaan selaput ini terdapat otot yang
menutupinya dinamakan musculus lateralis superficialis yang banyak mengandung
lemak dengan istilah lain disebut red muscle karena warnanya yang merah kehitaman.
Untuk melihat dengan jelas bagian-bagian otot, perlu dibuat sayatan melintang
pada tubuh ikan agak ke caudal (potongan tegak lurus melalui tulang punggung).
Setelah terpotong dua maka tampaklah otot-otot yang tersusun dalam lingkaran-
lingkaran konsentris.

Myosept
a

Gambar 14. Penampang melintang otot ikan


SISTEM RANGKA

Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong


organ-organ tubuh. Rangka yang menjadi penegak tubuh terdiri atas tulang rawan saja
dan tulang rawan yang mengalami ossifikasi menjadi tulang sejati. Kelompok ikan yang
terdiri dari tulang rawan disebut Chondrichthyes, sedangkan kelompok ikan yang
bertulang sejati disebut Osteichthyes.
Rangka ikan dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : rangka Axial (tulang
terngkorak, tulang punggung, tulang rusuk), rangka Viseral (tulang lengkung insang dan
derivatnya), dan rangka apendikular (tulang sirip dan pelekatnya).
Tulang punggung ikan tersusun dari sejumlah ruas tulang punggung (vertebrae).
Tulang punggung bagian badan berbeda dengan tulang punggung bagian ekor. Tiap-tiap
ruas di bagian badan dilengkapi oleh sepasang tulang rusuk (rib) kanan dan kiri yang
berfungsi untuk melindungi organ-organ di dalam rongga badan. Pada bagian atas
vertebrae terdapat duri neural. Pada bagian batang ekor tiap ruas di bagian atas terdapat
duri neural dan di bagian bawah terdapat duri haemal. Pada duri haemal terdapat lubang
tempat pembuluh darah dan pada duri neural terdapat syaraf.

Gambar 15. Vertebrae Teleostei

Keterangan :
1. Neural spine (duri neural)
2. Neural arch (lengkung neural)
3. Neural canal (saluran neural)
4. Centrum (pusat)
5. Haemal spine (duri haemal)
6. Rib (tulang rusuk)

SISTEM SYARAF
Syaraf merupakan organ yang paling tinggi spesialisasinya di banding organ
lain. Pada waktu masih embrio, organ yang pertama kali berkembang secara sempurna
adalah otak. Otak ikan dewasa lunak, berwarna putih ke abu-abuan dan dilindungi oleh
tulang tengkorak yang keras dan kuat. Saat embrio otak ikan dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu Prosencephalon (bagian depan), Mesenchephalon (bagian tengah), dan
Rhombencephalon (bagian belakang).
- Prosencephalon (bagian depan) berkembang menjadi Telencephalon dan
Diencephalon
- Mesencephalon (bagian tengah) tidak mengalami perubahan
Mesencephalon
- Rhombencephalon (bagian belakang) berkembang menjadi
Metencephalon dan Myelencephalon
Pada saat ikan menjadi dewasa, otak ikan dipisahkan menjadi 5 bagian berurutan dari
anterior ke arah posterior, yaitu : Telenchephalon mempunyai fungsi berhubungan
dengan pembauan. Pada bagian depan telenchephalon terdapat sepasang saraf pembauan
yaitu bulbus olfaktorius. Di bagian posterior bulbus olfaktori terdapat lobus olfaktorius
yang berukuran lebih besar. Cerebral Hemisphere terdapat di bagian posterior lobus
olfactorius. Pada ikan yang mengutamakan pembauan untuk mencari mangsanya,
telenchephalon menjadi lebih berkembang. Di belakang telenchephalon terdapat
Dienchephalon (otak antara), yang berfungsi sebagai pusat korelasi antara pesan masuk
dan pesan keluar yang berkaitan dengan homeostasis dan sistem endokrin serta untuk
penerimaan stimuli cahaya. Dienchephalon dibagi menjadi 3 bagian, yaitu epitalamus,
talamus, dan hipotalamus. Struktur yang paling nyata ialah dua tonjolan dorsal yang
tunggal, yaitu epifise (organ pineal) di sebelah belakang dan parafise (organ parapineal)
di sebelah depannya. Mesenchephalon (otak tengah) merupakan otak bagian tengah
dengan organ utama yang tampak menonjol adalah lobus opticus, berfungsi sebagai
pusat penglihatan. Metencephalon disebut juga cerebellum, relatif besar dan terletak di
belakang mesencephalon. Fungsi metenchephalon mengatur sistem koordinasi otot.
Myelencephalon disebut juga medulla oblongata, berfungsi untuk menyalurkan
rangsangan keluar melalui saraf cranial . Myelenchephalon diteruskan ke caudal sebagai
sumsum tulang belakang.
1. Olfactory tract (bulbus
olfaktorius)
2. Olfactory lobe (lobus
olfaktorius)
3. Cerebral Hemisphere
Telenchephalon
4. Pineal gland (organ
pineal) dienchephalon
5. Dienchephalon
6. Optic lobe (lobus opticus)
7. Cerebellum
Metenchephalon
8. Medulla oblongata
Myelenchephalon

Gambar 16. Otak ikan Osteichthyes

Gambar 17. Cara pembedahan mengambil otak


LAMPIRAN

PERTEMUAN I

Ikan yang dipraktikumkan :

Soal Latihan :

1. Apakah perbedaan klasifikasi dan taksonomi ? Jelaskan secara lengkap !


2. Sebutkan dan jelaskan dua metode pengamatan dalam mengidentifikasi ikan !
3. Jelaskan secara singkat tiga jenis jari-jari sirip pada ikan !
4. Jelaskan secara singkat langkah-langkah penulisan sirip ikan !
5. Apa perbedaan Linea Lateralis dan Linea transversalis ? Jelaskan secara
singkat !
PERTEMUAN II

Ikan yang dipraktikumkan :

Soal Latihan :

1. Apa yang dimaksud dengan morfologi Ikan?

2 . Gambar dan jelaskan 4 tipe caudal fin secara garis besar!

3. Sebutkan dan jelaskan bentuk bentuk sisik pada ikan

4. Gambar bentuk Tulang tapis ikan!

5. Apa yang dimaksud dengan Truncus? Sebutkan organ- organyang berada


didalamnya!
PERTEMUAN III

Ikan yang dipraktikumkan :

Soal Latihan :
1. Sebutkan macam-macam rangka ikan dan jelaskan fungsinya masing-masing !
2. Gambarkan rangka ikan Teleostei pada bagian perut dan ekornya lengkap
dengan keteranganya !
3. Sebutkan macam-macam otot pada ikan berdasarkan struktur dan fungsinya!
4. Sebutkan organ yang terdapat otot polos beserta fungsi otot polos pada organ
tersebut!
5. Sebutkan bagian-bagian besar otot bergaris pada tubuh ikan!
PERTEMUAN IV

Ikan yang dipraktikumkan :

Soal Latihan :

1. Sistem Saraf pada umumnya terbagi menjadi dua bagian sebutkan dan jelaskan!
2. Sebutkan macam-macam syaraf pada ikan dan fungsinya masing-masing,
minimal 8!
3. Sebutkan bagian-bagian otak pada ikan dewasa dan jelaskan fungsinya masing-
masing!
4. Pada metenchepalon terdapat bagian yang menonjol yang disebut Cerebellum,
apa fungsi utama dari cerebellum?
5. Diencephalon dibagi menjadi tiga bagian, yaitu epitalamus, talamus, dan
hipotalamus, jelaskan letak dari ketiga bagian tersebut.
FORMAT LAPORAN MINGGUAN (INDIVIDU)

Lembar 1. Lembar Morfologi

LEMBAR LAPORAN

Pertemuan Ke : Tanggal :

Nama Ikan : Asisten :

Gambar Utuh

Bentuk Tubuh :
Kepala / Mulut Gigi

Letak Mulut : Bentuk Gigi :


Insang Sisik

Jenis Insang : Bentuk Sisik :


Ekor Lain - Lain

Tipe Ekor :
Bentuk Ekor :

Klasifikasi

Phylum :
Subphylum :
Kelas :
SubKelas :
Ordo :
Subordo :
Family :
Genus :
Species :
Common Name:
Local Name :

Deskripsi Ikan :

Ciri-Ciri Khusus :

1.

2.

3
Lembar Anatomi

Pertemuan Ke :

Asisten :

Organ Rangka

Organ Otot

Organ Syaraf / Otak


Gambar Literatur Ikan

Sumber :
Lembar Morfometrik

Pertemuan Ke :
Asisten :
HASIL PENGUKURAN

Jenis Pengukuran Ikan............ Ikan.................


1. TL
2. SL
3. FL
4. Hd L
5. Pre D L
6. Snt L
7. Post Orb L
8. Eye L
9. Orb L
10. C Ped L
11. Tinggi Badan
12. Tinggi Kepala
13. Tinggi Pipi
14. Tinggi bawah mata
15. Tebal badan
16. Tebal kepala
17. Panjang Sirip A
18. Panjang Sirip D
19. Panjang Sirip P
20. Panjang Sirip V
21. Panjang Sirip C
22. Tinggi Sirip A
23. Tinggi Sirip D
24. Tinggi Sirip P
25. Tinggi Sirip V
26. Rumus Sirip
27. Rumus L L
28. Bentuk / jumlah L L
29. Ltr
30. Warna Tubuh
FORMAT LAPORAN AKHIR (KELOMPOK)

1. Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.1 Tujuan
1.2 Manfaat
2. Bab II Tinjauan Pustaka
(Berisi literatur tentang semua ikan yang dipraktikumkan, mulai deskripsi ikan,
karakteristik ikan dan habitatnya)
3. Bab III Metodologi
3.1 Bahan
3.2 Alat
3.3 Pelaksanaan Praktikum
4. Bab IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Klasifikasi Ikan (sertakan gambar literaturnya)
4.2 Perhitungan Meristik
4.3 Pengukuran Morfometrik
4.4 Pengamatan Morfologi
5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Anda mungkin juga menyukai