Anda di halaman 1dari 16

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin), artinya

suhunya dapat berubah-ubah tergantung suhu lingkungannya. Ikan ada yang

hidup pada perairan tawar, asin ataupun keduanya. Ikan merupakan hewan

vertebrata yang tergolong kelompok paraphyletic. Ikan berdasarkan

anatominya dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies

termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes,

800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras

(kelas Osteichthyes).

Sistem pernafasan yang dimiliki oleh jenis ikan (pisces) adalah insang.

Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu

lembap. Air yang membawa O2 masuk melalui mulut ikan dan akan

dikeluarkan melalui operkulum. Saat mulut ikan membuka, air masuk dan

operkulum dalam keadaan menutup agar difusi oksigen dapat berlangsung

sempurna. Ketika mulut ikan menutup, operkulum akan membuka untuk

membuang air yang telah diambil oksigennya.

Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut

operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh

operkulum. Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat

pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat

pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin

yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan


sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi

menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan

02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan praktikum pisces.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara mengetahui

bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari system anatomi beberapa jenis

ikan secara inspection dan section ?

C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui

bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari system anatomi beberapa jenis

ikan secara inspection dan section.


D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat dipereoleh pada praktikum ini adalah agar dapat

mengetahui bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari system anatomi

beberapa jenis ikan secara inspection dan section.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pisces
Ikan adalah organisme yang dapat berenang sehingga mampu berpindah-

pindah secara aktif dan termasuk golongan nekton. Pisces adalah sebutan

umum yang dipakai untuk ikan atau sebutan nama superkelas, dan nama ini

diambil dari kata latin. Ikan bernafas dengan menggunakan insang, bergerak

dengan menggunakan sirip dan hidup di dalam air. Secara umum tubuh ikan

terdiri atas tiga bagian utama yaitu caput (kepala), truncus (badan), dan caudal

(ekor). Organ-organ luar yang mudah terlihat meliputi mulut, lubang hidung

satu pasang, sepasang mata dan operculum. Ikan digolongkan ke dalam

superkelas Pisces. Superkelas Pisces dibedakan menjadi 3 kelas yaitu kelas

Agnata, ikan dari kelas ini belum mempunyai rahang, kelas Chondrichthyes

yaitu ikan yang bertulang rawan dan kelas Ostheichthes yaitu semua ikan yang

memiliki tulang keras (Marliani, 2015).

B. Kelas Osteichtyes

ikan bertulang keras/kelas osteichthyes dengan ciri-ciri: rangkanya

tersusun atas tulang sejati dan sudah mempunyai gigi, tubuhnya terdiri atas

kepala, badan, dan ekor, pada kepala terdapat fovea nasalis yang tidak

berhubungan dengan rongga hidung, sehingga tidak dapat digunakan untuk

bernapas, melainkan hanya untuk membau karena di fovea nasalis terdapat

banyak saraf pembau, celah insang terdapat di sisi kiri dan kanan faring, dan

terlindung oleh tutup insang, tubuh terlindungi oleh kulit yang transparan dan

berlendir, umumnya tubuh ikan tertutup sisik yang merupakan eksoskeleton

bagi ikan, dan terbentuk melalui proses osifikasi, alat geraknya berupa sirip

yang berpasangan, sirip punggung digunakan sebagai alat keseimbangan, dan


sirip ekor sebagai kemudi, suhu tubuh ikan selalu berubah-ubah sesuia dengan

suhu lingkungannya (poikiloterm), jantung terdiri dari dua ruang, satu reambi

dan satu bilik. Osteichthyes dapat dibagi menjadi beberapa ordo: Ganoidea:

ikan golongan ini bertulang sejati dan bertulang rawan (Rahmawati, 2014).

B. Morfologi Ikan

Morfologi ikan terdiri dari Kepala, bagian dari ujung mulut terdepan

hingga ujung tutup insang paling belakang. Pada bagian ini terdapat mulut,

rahang atas dan bawah, gigi, hidung, mata, insang dan sebagainya. Beberapa

tipe utama posisi mulut ikan antara lain terminal, sub terminal, inferior dan

superior. Badan, bagian badan mulai dari belakang tutup insang sampai

belakang anus, terdapat sirip, baik yang tunggal maupun yang berpasangan.

Sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur disebut sirip tunggal. Sirip dada dan

sirip perut disebut sirip berpasangan. Ikan-ikan yang memiliki dua sirip

punggung, bagian depannya terdiri dari duri dan yang kedua terdiri dari duri di

bagian depan diikuti oleh jari-jari yang lunak dan umumnya bercabang. Pada

ikan bersirip punggung tunggal, jari-jari bagian depan tidak bersekat dan

mungkin mengeras, sedangkan jari-jari di belakangnya lunak atau besekat dan

umumnya bercabang. Ekor, bagian tubuh yang terletak di permulaan sirip

dubur hingga ujung sirip ekor terbelakang, dimana pada bagian ini terdapat

anus, sirip dubur dan sirip ekor. Tipe-tipe utama sirip ekor ikan antara lain

bentuk membulat, bersegi, bentuk sabit, becagak dan meruncing (Laily, 2006).

C. Ikan Nila (Oreocromis niloticus)


Operkulum (Operculum) putih keabu-abuan dan agak pucat. Sirip

punggung (Dorsal fin) keras dan terdapat garis berwarna hitam keabu-abuan

agak pucat. Sirip dada (Pectoral fin) hitam keabu-abuan agak pucat. Sirip perut

(Ventral fin) hitam keabu-abuan agak pucat. Sirip anus (Anal fin) keras hitam

keabu-abuan agak pucat. Sirip ekor (Caudal fin) garis melintang yang ujungnya

berwarna ungu kemerah-merahan. Sisik (Squama) terdapat garis hitam pucat

atau keabuan-abuan pucat. Perut (Abdomen) jika ditekan agak lembek. darah

yang terdapat dalam insang sedangkan pada saat air keluar melalui insang

karbondioksida juga dikeluarkan (Mujalifah, 2018).

D. Ikan Lele (Clarias sp.)

Clarias batrachus memiliki organ insang tambahan (arborescent) yang

berwarna merah segar serta memungkinkan dapat mengambil oksigen langsung

dari udara, sehingga dapat hidup dalam air yang kandungan oksigennya sedikit.

Bukaan operkulum atau proses Ramjet Ventilation Clarias batrachus

merupakan proses penting dalam respirasi ikan karena proses tersebut adalah

proses menelan air dengan mulutnya dan menekannya melewati insang

kemudian keluar melalui lubang di bawah operkulum. Clarias batrachus akan

menggerakkan operkulum lebih cepat ketika mengalami stress dan akan lebih

sering muncul ke permukaan air sebagai upaya untuk mendapatkan udara

(Putra, 2014).
B. Pembahasan

Ikan di definisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang

hidup di air dan secara sistematik ditempatkan pada Filum Chordata dengan

karakteristik memiliki insang yang berfungsi untuk mengambil oksigen terlarut

dari air dan sirip digunakan untuk berenang. Ikan hampir dapat ditemukan
hampir di semua tipe perairan di dunia dengan bentuk dan karakter yang

berbeda-beda. Ciri-ciri umum dari golongan ikan adalah mempunyai rangka

bertulang sejati dan bertulang rawan, mempunyai sirip tunggal atau

berpasangan dan mempunyai operculum, tubuh ditutupi oleh sisik dan

berlendir serta mempunyai bagian tubuh yang jelas antara kepala, badan, dan

ekor. Ukuran ikan bervariasi mulai dari yang kecil sampai yang besar.

Kebanyakan ikan berbentuk torpedo, pipih, dan ada yang berbentuk tidak

teratur.

Pengamatn pada praktikum ini dimulai dengan terlebih dahulu

mengamati secara inspection atau mengamati morfologi tubuh ikan.

Pengamatan secara inspection penting dilakukan karena mengingat betapa

banyak jenis ikan dengan karakter morfologi yang berbeda-beda. Hal ini

seperti diungkapkan oleh (Bhagawati, 2013) bahwa Ikan memiliki

keanekaragaman bentuk, ukuran, habitat serta distribusi jenis berdasarkan

perbedaan ruang dan waktu sehingga membutuhkan pengetahuan tentang

pengelompokan atau pengklasifikasian ikan. Pengklasifikasian tersebut dapat

dilakukan dengan mengamati strultur morfologinya, dan pada umumnya

bentuk tubuh ikan berkaitan erat dengan habitat dan cara hidupnya.

Pengamatan pertama yaitu dengan mengamati struktur morfologi ikan lele

(Oreokromis clarias). Hasil pengamatan diperoleh struktur morfologi ikan lele

(Oreokromis clarias) terlihat lele memiliki kepala yang panjang, hamper

menccapai seperempat dari panjang tubuhnya kepala pipih ke bawah


(depressed). Bagian atas dan bawah kepalanya tertutup oleh tulang pelat,

Tulang ini membentuk ruangan rongga di atas insang.

Mulut lele dilengkapi gigi, gigi nyata, atau hanya berupa permukaan

yang kasar dimulut bagian depan. Lele juga memiliki 4 pasang sungut yang

terletak di sekiat mulut, Sepasang sungut hidung, sepasang sungut mandibular

luar, sepasang sungut mandibular dalam, dan sepasang sungut maxilar. Ikan ini

mempunyai alat olfaktori dideket sungut yang berfungsi untuk perabaan dan

penciuman serta penglihatan lele yang kurang berfungsi baik. Mata lele

berbentuk kecil dan tepi orbital yang bebas. Ikan lele mempunyai bentuk tubuh

memanjang, agak bulat,dan tidak bersisik. Badan lele pada bagian tengahnya

mempunyai bentuk yang membulat, sementara bagian belakang tubuhnya

berbentuk pipih kesamping (compressed). Sirip ekor ikan lele membulat dan

tidak bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. sirip perut

membulat dan panjangnya mencapai sirip dubur. Sirip dada lele dilengkapi

sepasang duri tajam yang umumnya disebut patil.

Pengamatn kedua adalah pengamatan section atau pengamatan pada

organ dalam ikan lele (Oreokromis clarias). Hasil pengamatan terlihat organ

ikan lele terdiri dari insang, hati, empedu, jantung, ginjal, usus dan juga anus.

Insang ikan lele memperlihatkan struktur yang berbeda dengan insang pada

ikan-ikan lain. Strukturnya lebih kompleks dan menyerupai kumpulan terumbu

karang. Menurut Putra (2014), struktur ini terbentuk sebagai pola adaptasi dari

ikan lele dengan lingkungannya, dimana ikan lele (Oreokromis clarias)

memiliki organ insang tambahan (arborescent) yang berwarna merah segar


serta memungkinkan dapat mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga

dapat hidup dalam air yang kandungan oksigennya sedikit. Bukaan operkulum

merupakan proses penting dalam respirasi ikan karena proses tersebut adalah

proses menelan air dengan mulutnya dan menekannya melewati insang

kemudian keluar melalui lubang di bawah operkulum. Ikan lele (Oreokromis

clarias) akan menggerakkan operkulum lebih cepat ketika mengalami stress

dan akan lebih sering muncul ke permukaan air sebagai upaya untuk

mendapatkan udara.

Pengamatan berikutnya yaitu pengamatan inspection pada ikan lajang

(Decapterus sp.). hasil pengamatan terlihat badan memanjang dan agak gepeng

Memiliki 2 sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus dan juga sirip

ekor. Kegunaan sirip pada ikan adalah dapat membantu pergerakan ikan di

dalam air. Pengamatn sectio terlihat struktur anatomi ikan terdiri atas insang,

hati, empedu, usus, jantung, ginjal dan anus.

Pengamatan berikutnya adalah pengamatan inspection pada ikan nila

(Oreocromis niloticus). Hasil pengamatan terlihat garis vertikal berwarna hijau

kebiruan. Ekor merupakan tipe persegi, dimana pada sirip ekor terdapat garis

melintang yang ujungnya berwarna kemerah-merahan. Warna tubuh yang

dimiliki ikan nila adalah hitam keabu-abuan pada bagian punggungnya dan

semakin terang pada bagian perut ke bawah. Ikan nila juga memiliki mata yang

besar dan menonjol. Spesies tersebut memiliki linea lateralis (gurat sisi) yang

terputus menjadi dua bagian. Bagian pertama terletak dari atas sirip dada

hingga tubuh, dan bagian kedua terletak dari tubuh hingga ekor. Jenis sisik
yang dimiliki spesies tersebut adalah ctenoid dengan tipe mulut terminal.

Pengamatan section terlihat adanya jantung, alat-alat pencernaan, gonad,

kandung kemih, dan ginjal. Alat pencernaannya terdiri dari esophagus,

perut besar, usus halus, pankreas, dan hati.

V. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum ini adalah secara inspection struktur

ketiga jenis ikan terdiri dari kepala (caput), badan (truncus) dan ekor (caudal).
Bagian ekor ikan lele (Oreokromis clarias) berbentuk membulat, mulutnya

bertipe inferior serta tidak memiliki sisik. Bagian ekor ikan nila (Oreocromis

niloticus) berbentuk persegi dengan tipe mulut terminal serta mempunyai sisik

bertipe ctenoid. Bagian ekor ikan lajang (Decapterus sp.) berbentuk bercagak

dengan tipe mulut sub terminal. Pengamatan section tiap jenis ikan terdiri dari

jantung, hati, empedu, usus, ginajal, anus serta insang. Insang ikan lele berbeda

dengan kedua jenis ikan karena habitatnya yang ekstrim.

B. Saran

Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk laboratorium agar praktikum pisces kedepannya dapat dilakukan

dengan jenis hewan lain.


2. Untuk asisten pembimbing agar adapat menjelaskan materi praktikum lebih

jelas lagi.
3. Untuk praktikan agar dapat melakukan praktikum dengan baik sehingga

diproleh hasil yang maksimal

DAFTAR PUSTAKA

Laily, N., 2006, Identifikasi Jenis-Jenis Ikan Teleostei yang Tertangkap Nelayan di
Wilayah Perairan Pesisir Kota Semarang , Skripsi, Universitas Negeri
Semarang, Semarang.
Marliani, N., 2015, Spesies Ikan Bertulang Keras (Ostheichethes) Hasil
Tangkapan Nelayan di Kawasan Pante Raja Kabupaten Pidie Jaya,
Prosiding Seminar Nasional Biotik, Aceh.

Mujalifah, Hari, S. dan Saimul, L., 2018, Kajian Morfologi Ikan Nila dalam
Habitat Air Tawar dan Air Payau, Jurnal Ilmiah Biosainstropis, 3(3): 12

Pertiwi, S.L., Zainuddin. dan Erdiansyah, R., 2017, Gambaran Histologi Sistem
Respirasi Ikan Gabus (Channa striata), Jimvet, 1(3): 292

Putra, D.F., 2014, Perubahan Struktur Morfologi dan Gambaran Mikroanatomi insang
Ikan Lele, Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai