Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

ZOOLOGI VERTEBRATA
(ABKC-2304)

“PISCES (AIR LAUT)”

Disusun Oleh :
Kelompok VII (Pemateri)
Dody Alfayed 1810119210003
Dessy Rahmadita Fitriyani 1810119220023
Nabila Ripda Maisa 1810119220025
Sri Widiya Norajizah 1810119120012
Rizki Amaida 1810119320001
Winda Ariyanti 1810119320033

Dosen Pengasuh :
Dr. Dharmono, M.si
Mahrudin, S.Pd,. M.pd
Maulana Khalid Riefani, S.Si, M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan
limpahanrahmat,taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga kami masih diberi kesempatan
untukmenyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah
pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, beserta kerabat, sahabat dan
seluruh pengikut beliau hingga hari akhir.
Tidak lupa kami ucapkanterima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi kepada
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan dan wawasan kita serta lebih mengetahui lebih mendalam perihal
Pisces yang merupakan salah satu bagian dari hewan vertebrata.
Dengan adanya makalah ini kami mengharapkan agar dapat berguna
dalam proses pembelajaran. Kritik dan saran yang membangun sangat kami
perlukan demi pembuatan makalah berikutnya agar menjadi lebih baik lagi.

Banjarmasin, 30 September 2019

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan.................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pisces................................................................................................6
2.2 Ciri – ciri Umum Pisces.....................................................................................6
2.3 Stuktur Tubuh Pisces..........................................................................................7
2.4 Mekanisme ekskresi ikan laut dan sungai.......................................................15
2.5 Sistem Pencernaan...........................................................................................16
2.6 Sistem Pernapasan............................................................................................16
2.7 Sistem Peredaran Darah...................................................................................17
2.8 Klasifikasi Pisces.............................................................................................17
2.9 Faktor Mempengaruhi Ikan (Pisces)................................................................20
2.10 Manfaat Pisces dalam kehidupan sehari-hari.................................................28
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN................................................................................................29
3.2 SARAN............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................30
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat
poikilotermis (berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang
(operculum) dan siripnya serta bergantunga pada air tempatnya tinggal sebagai
medium kehidupannya. Dikenal 4 kelas ikan dan vertebrata sejenis ikan, antara
lain kelas Agnathaatau vertebrata tidak berahang yang diwakili Ostrachodermi
(punah) dan yang masih ada adalah Cyclostomata (lamprey dan hag fishes), ikan
purba berahang keras Placodermi (punah), kelas Chondrichthyes atau ikan tulang
rawan (ikan hiu, pari dan chimaera) dan kelas Osteichthyes atau ikan tulang sejati.
Dua kelas terakhir dikelompokkan dalam superkelas pisces. (Sukiya, 2005) Yang
termasuk kelas Chondrichthyes, misalnya ikan hiu dan ikan pari. Hampir
semuanya hidup di laut, hanya sedikit sekali yang hidup di air tawar. Mempunyai
rahang yang kuat, pasangan sirip dan kerangka yang tersusun atastulang rawan. Celah
insang tampak karena tidak berpenutup insang. Ikan hiu merupakan jenis ikan
karnivor yang bisa menyerang manusia. Semua hewan yang termasuk klas
Osteichthyes mempunyai kerangka yang tersusun atas tulang biasa. Jumlah jenis
beribu-ribu, habitat air tawar atau laut. Yang termasuk kelas ini, misalnya : ikan
mas, ikan lele, ikan salem. Celah insang tidak tampak karena ditutup oleh
operkulum (penutup insang). Siripnya ada yang berpasangan dan ada yang
tunggal. Sirip yang berpasangan misalnya sirip dadadan sirip perut. Sirip tunggal
misalnya: sirip punggung, sirip ekor dan sirip belakang. Mempunyai gelembung
renang yang berfungsi sebagai alat hidrostatik (Zander,2009).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pisces ?
2. Apa ciri-ciri umum pisces ?
3. Bagaimana stuktur tubuh pisces ?
4. Bagaimana sistem mekanisme ekskresi pisces air laut ?
5. Bagiamana sistem pencernaan pisces air laut ?

4
6. Bagaimana sistem pernafapasan pisces air laut ?
7. Bagaimana sistem peredaran darah pisces air laut ?
8. Apa saja klasifikasi dan contoh pisces air laut ?
9. Apa faktor - faktor yang mempengaruhi kehidupan ikan laut ?
10. Apa saja manfaat pisces air laut ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pisces.
2. Mengetahui ciri – ciri khusus pisces.
3. Mengetahui sistem tubuh pisces.
4. Mengetahui sistem mekanisme ekskresi pisces air laut.
5. Mengetahui sistem pencernaan pisces air laut.
6. Mengetahui sistem pernafapan air laut.
7. Mengetahui sistem peredaraan darah pisces laut.
8. Mengetahui klasifikasi dan contoh pisces air laut.
9. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kehidupan pisces air laut.
10. Mengetahui manfaat pisces air laut.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pisces
Pisces (ikan) adalah hewan yang hidup didalam air, mereka dapat bernafas
didalam air karena insang yang mereka miliki. Pisces dapat ditemukan di air tawar
(danau dan sungai) maupun air laut (laut dan samudra). Pisces merupakan hewan
berdarah dingin (poikiloterm), artinya suhu tubuhnya berubah-ubah sesuai dengan
suhu air ditempat dia hidup.
Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam, dengan
jumlah spesies lebih dari 27.000 spesies di seluruh dunia. Struktur tubuh ikan
sebagian besar dibentuk oleh rangkanya, tulang penyusun tubuhnya ada tulang
rawan, dan adapula tulang sejati. Insang dan ekor yang mereka miliki membantu
mereka untuk bergerak dengan cepat didalam air.

2.2 Ciri – ciri Umum Pisces

Ciri umumnya adalah :


 Memiliki sirip untuk bergerak (sirip dada, punggung, perut, anal, ekor)
 Berkembang biak secara bertelur

6
 Memiliki endoskeleton
 Bernapas dengan insang
 Memiliki sisik yang licin dan berlendir
 Merupakan hewan poikiloterm
 Peredaran darahnya tertutup tunggal
 Morfologinya terdiri dari kepala,dada,badan dan ekor
 Geraknya dengan berenang di dalam air menggunakan sisik, gurat sisi,
sirip dan ekor.
 Hidup di air tawar maupun air asin (laut).

2.3 Stuktur Tubuh Pisces


Struktur ikan pada umumnya terdiri dari bagian kepala yang berisi sebuah
otak dan organ sensorik dengan memiliki 10 saraf cranial yang terdapat gurat sisi
untuk bisa merasakan tekanan air, batang dengan dinding otot yang akan
mengelilingi sebuah rongga yang berisikan organ internal dan otot ekor post-anal.
Ikan termasuk seekor hewan yang banyak membutuhkan reflek bergerak
yang memadai untuk dapat menghindari serangan musuh dan menangkap
mangsanya. Selain daripada itu, ikan dituntut untuk memiliki keseimbangan yang
baik. Oleh karena itu, otak kecil pada ikan senantiasa akan berkembang lebih
pesat karena memiliki otak kecil yang menjadi pusat keseimbangan atau
pergerakannya.
Ikan juga secara umum memiliki kulit yang sangat bermanfaat untuk dapat
menutupi tubuh dan melakukan sekresi kelenjar berlendir supaya bisa mengurangi
gesekan tubuh ikan terhadap air. Kemudian, hampir semua jenis ikan memiliki
sisik yang berhubungan dengan sekresi kelenjar lendir untuk melakukan
pembentukan lapisan yang bisa tahan terhadap air.
Pada sistem pernapasannnya, ikan memakai insang yang berbentuk
lembaran tipis yang berwarna merah muda dan senantiasa dijaga kelembabannya.
Setiap insang ini terdiri dari satu lengkung insang yang bertulang, sebaris sisir
insang dan memiliki 2 baris filament insang lembut. Pada setiap filamen insang
mempunyai banyak pembuluh darah dan filamen insang ini mempunyai ruang

7
permukaan yang cukup besar untuk bisa melakukan pertukaran gas. Bagian paling
luar insang berkaitan dengan air. Sedangkan pada bagian dalamnya berkaitan erat
dengan kapiler-kapiler darah.
Secara umum, struktur tubuh ikan yaitu:
 Memiliki ekor
 Mempunyai jantung yang terdiri dari 2 ruang atrium atau ventrikel
 Insang
 Mata tak mempunyai kelopak
 Memiliki rongga mulut
 Memiliki Cekung Hidung
 Mulut
 Integumen

a. Morfologi Pisces
Pada ikan dan hewan air yang lainnya secara umum untuk bagian
tubuhnya terbagi atas tiga bagian yaitu bagian badan, bagian ekor dan bagian
kepala. Akan tetapi, pada setiap jenis ikan memiliki ukuran bagian tubuh yang
berbeda-beda tergantung jenis ikannya. Adapun organ-organ yang ada pada setiap
bagian tersebut yaitu:
1. Bagian kepala (Caput) yaitu bagian dari ujung mulut terdepan sampai ujung
operkulum (tutup insang) bagian paling belakang. Adapun organ yang ada pada
bagian kepala ini antara lain yaitu rahang, gigi, mulut, mata, cekung hidung,
otak, operkulum, insang, jantung dan beberapa ikan ada yang memiliki alat
pernapasan tambahan dan sebagainya.
2. Bagian badan (Truncus) pisces yaitu dari ujung operkulum (tutup insang)
bagian paling belakang hingga pangkal awal sirip belang atau seringkali
dikenal dengan istilah sirip dubur. Organ yang ada pada bagian ini yaitu sirip
punggung, sirip perut, sirip dada, limpa, hati, lambung, empedu, ginjal, usus,
gonad, gelembung renang dan sebagainya.
3. Bagian ekor (Cauda) yaitu bagian tubuh bagian belakang anus, disini terdapat
pinna analis dan pinna raudalis. Pinna cau-dalis ikan trombo (mas) yang

8
bersifat homo cercus yang artinya morfologi luar sirip ini terlihat simetra
bilateral dan dilihat dari segi anatomi susunan tulang yang membangunnya tak
simetri. Tipe sirip ekor jenis lainnya yaitu:
 Procercus, seperti pada diphycerus hanya bentuk ekornya meruncing.
Misalnya pada Cyclostomata dan masa embrional ikan-ikan pada
umumnya.
 Heterocercus, ekor tipe ini baik dari luar maupun didalamnya tak simetri.
Semisal pada ikan hiu. Dhipycerus, sirip ekor ini berbentuk simetra
bilateral baik dari segi morfologiu luar maupun anatomi pada bagian
dalammnya. Semisal ikan Polypterus.
sepasang mata majemuk. Contoh anggota subfilum ini adalah Triarthus
eatoni. Subfilum yang kedua yaitu Chelicerata, tubuhnya dibedakan atas dua
bagian yaitu sefalotorak ( prosoma) dan abdomen (opisthosoma) (kecuali
Acarina). Memiliki 6 pasang apendik. Tidak memiliki antena atau manibula.
Bagian-bagian mulut dan saluran pencernaan utamanya untuk fungsi penusuk,
beberapa diantaranya memiliki kelenjar racun, respirasi menggunakan paru-paru
buku, trakea atau insang.
Subfilum yang ketiga adalah Onychophora, bentuk tubuhnya seperti
cacing dengan 14-43 pasang kaki (lobopodia) rongga tubuhnya berupa homocoel.
Memiliki kelenjar lumpur yang hasil sekresinya akan dikeluarkan melalui
papillaoral untuk menangkap mangsa atau predator. Saluran pencernaannya
lengkap. Enzim-enzim dilepaskan ke dalam mangsa selanjutnya zat-zat nutrisi
dihisap. Sistem saraf memiliki ganglion, kepala dan dua tali saraf longitudinal
yang membentuk tali tangga. Jantung berbentuk tubular terletak di sebelah dorsal
sistem sirkulasi terbuka.

9
b. Bentuk Morfologi Tubuh Pisces atau Ikan
 Bentuk Tubuh Ikan

Antara jenis pisces yang satu dengan jenis lainnya itu berbeda-beda.
Perbedaan bentuk tubuh tersebut pada umumnya disebabkan oleh adanya proses
adaptasi dari habitat dan cara hidupnya. Adapun bentuk-bentuk tubuh ikan
tersebut terbagi atas dua yaitu ikan yang bersifat:

o Simetri Bilateral yaitu ikan yang jika dibelah dua yakni ikan yang
bersifat sagital, maka kita akan memperoleh hasil yang hampir
sama persis antara bagian kanan dan bagian kirinya.
o Non Simetri Bilateral yaitu ikan yang jika dibelah ditengah dengan
potongan sagital, maka kita akan memperoleh hasil yang terlebihat
berbeda antara bagian kanan dan bagian kirinya.

10
 Simetri Bilateral
Jika kita lihat dari segi bentuk tubuhnya, terutama dari penampang
melintangnya terdapat beberapa macam bentuk tubuh ikan simetri bilateral,
bentuk bentuk tersebut yaitu:
o Pipih / kompres yaitu ikan yang memiliki tubuh pipih atau dengan
kata lain lebar tubuh jauh lebih kecil ketimbang tinggi tubuh dan
panjang tubuhnya.
o Picak / Depres yaitu ikan yang lebih tubuhnya jauh lebih besar
dibandingkan tinggi tubuhnya.
o Cerutu / Fusiform yaitu ikan dengan memiliki tinggi tubuh yang
hampir sama dengan lebar dan panjang tubuhnya beberapa kali dari
ukuran tingginya.
o Ular / Sidat yaitu ikan yang bentuk tubuhnya hampir menyerupai
ular atau belut.
o Pita / taeniform / flattedform yaitu ikan yang bentuk tubuhnya agak
memanjang dan tipis seperti pita.
o Panah / sagittiform yaitu ikan yang memiliki bentuk tubuhnya
menyerupai anak panah
o Bola / globiform yaitu ikan yang memiliki bentuk menyerupai bola
o Kotak / ostraciform yaitu ikan yang memiliki bentuk tubuh
menyerupai kotak
 Non-Simetri Bilateral
Ikan yang memiliki ukuran non simetri bilateral diantaranya yaitu ikan
sebelah dan ikan lidah.

11
c. Bentuk Mulut Ikan

Terdapat beberapa macam bentuk mulut ikan. Bentuk mulut ikan antara
jenis ikan yang satu dengan jenis ikan yang lainnya itu berbeda-beda tergantung
dari jenis makanan apa yang dimakannya.
Secara umum terdapat empat jenis mulut ikan yakni:
1. Mulut ikan berbentuk seperti terompet
2. Berbentuk seperti gergaji
3. Berbentuk seperti paruh
4. Berbentuk seperti tabung.
Mulut dapat disembul dan tidak. Berdasarkan bisa tidaknya disembulkan,
mulut ikan dibedakan menjadi dua sifat yaitu bisa disembulkan dan tidak bisa
disembulkan. Posisi mulut pada ikan yang juga bervariasi tergantung dimana letak
habitat makanan yang akan dimakannya.
Terdapat empat macam posisi mulut ikan yaitu:
1. Posisi Inferior yakni mulut yang terletak di bawah hidung.
2. Posisi superior yakni mulut yang berada di atas hidung
3. Posisi sub terminal yakni mulut yang berada di dekat ujung hidung
4. Posisi terminal yaitu mulut yang terletak berada di ujung hidung.

d. Bentuk Sirip Pisces atau Ikan

12
Bentuk sirip pada ikan yang ada di sirip punggung, sirip ekor, sirip perut,
sirip dada maupun sirip belakang memiliki bentuk beraneka ragam. Untuk lebih
jelasnya bisa kita perhatikan di bawah ini:
Bentuk-bentuk utama sirip ekor:
1. Membulat
2. Bersegi
3. Sedikit cekung atau berlekuk tunggal
4. Bulan sabit
5. Bercagak
6. Meruncing
7. Lanset
Pada dasarnya terdapat 10 macam bentuk sirip ekor ikan yaitu:
 Sirip ekor memiliki bentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor pada bagian
bawah lebih panjang ketimbang ekor bagian atasnya seperti yang ada di
ikan caracas.
 Sirip ekor yang berbentuk episerkal, dalam hal ini pada ekor bagian
atasnya yang lebih panjang dibandingkan ekor bagian bawahnya seperti
yang ada di ikan atlantik sturgeon (Acipencer Oxyrhynchus)
 Sirip Ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp)
 Sirip ekor memiliki bentuk meruncing, seperti pada ikan belut
(monopterus albus)
 Sirip Ekor yang berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp)
 Sirip ekor yang berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame
(Osphronemus Gouramy)
 Sirip Ekor berlekuk kembar, seperti di ikan Scatophagus argus
 Sirip ekor berpinggiran tegak seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp)
 Sirip ekor bercagak seperti di ikan mas (Cyprinus Carpio), ikan tawes
(Puntius Javanicus), ikan bawal (Pampus Sp) dan sebagainya.

13
e. Bentuk Sisik

Pada sisik ikan, untuk ukuran, bentuk dan jumlah sisiknya bisa
memberikan gambaran bagaimanakah kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan yang
memiliki bentuk dan ukuran yang beraneka macam yakni
 Sisik placoid merupakan sisik yang bertekstur lembut
 Sisik Sikloid dan stenoid yang merupakan sisik kecil, ringan dan tipis
 Sisik Ganoid merupakan sisik kasar dan besar
Pada umumnya, tipe ikan perenang cepat atau yang berenang secara terus
menerus pada perairan berarus deras memiliki tipe sisik yang bertekstur lembut.
Sedangkan ikan-ikan yang hidupnya berada di perairan yang tenang dan tak
berenang secara terus menerus pada kecepatan tinggi pada umumnya memiliki
tipe sisik yang kasar.
– Sisik Stenoid memiliki bentuk seperti sikloid, akan tetapi memiliki pinggiran
yang kasar.
– Sisik Sikloid berbentuk bulat, pinggiran sisiknya halus dan rata sementara.
Selain jenis sisik yang menjadi kriteria bagi jenis ikan tertentu, maka data jumlah
sisik nya dibutuhkan.
Jumlah sisik pada gurat sisi merupakan jumlah pori-pori pada gurat sisi atau jika
gurat sisinya tak sempurna atau tidak ada maka jumlah sisik yang dihitung yaitu
jumlah sisik yang biasanya ditempati gurat sisi atau disebut dengan deretan sisik
sepanjang sisi badan. Penghitungan sisik ini dimulai dari sisik yang menyentuh
tulang bahu sampai pangkal ekor.

14
– Jumlah sisik di sekeliling dada termasuk jumlah sisik pada bagian depan sirip
punggung yang melingkari dada.
– Jumlah sisik di sekeliling batang ekor mencakup jumlah baris sisik yang
melingkari batang ekor pada bidang yang tersempit.
– Jumlah sisik di depan sirip punggung mencakup semua sisik di pertengahan
punggung antara sirip punggung dan insang.
– Jumlah sisik melintang badan termasuk jumlah baris sisik antara gurat sisi dan
awal sirip punggung atau sirip punggung pertama dan antara gurat sisi dan awal
sirip dubur. Sisik yang ada di depan awal sirip punggung dan sirip dubur dihitung
1/2.

2.4 Mekanisme ekskresi ikan laut dan sungai


Mekanisme ekskresi ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan ikan
yang hidup di air laut. Ikan yang hidup di air tawar, mengekskresi amonia dan
aktif menyerap ion anorganik melalui insang serta mengeluarkan urine dalam
jumlah besar. Sebaliknya, pada ikan yang hidup di laut mengekskresikan sampah
nitrogen berupa trimetilamin oksida (TMO) yang memberi bau khas ikan laut,
menghasilkan ion-ion lewat insang, serta mengeluarkan urine sedikit. Ginjal ikan
air laut tidak memiliki glomerulus. Akibatnya, tidak terjadi ultrafiltrasi di ginjal
dan pembentukan urine sepenuhnya oleh sekresi garam-garam dan TMO yang
berkaitan dengan osmosis air.

1) Pisces air sungai 2)Pisces air laut

15
2.5 Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan memanjang dari mulut sampai dengan anus dan
disertai dengan alat-alat pencernaan tambahan sebagai kelenjar pencernaan
penghasil enzim seperti hati (hepar) dan kantung empedu.
Makanan masuk melalui lubang mulut, lalu melalui faring makanan masuk
ke esofagus dan menuju lambung. Antara lambung dan duodenum terdapat katup
pilorus (Valvula pilori). Sekresi hepar dalam betuk cairan empedu untuk
sementara disimpan dalam kantung empedu (Vesica fellea). Melalui saluran
empedu masuk ke dalam usus (Intestinum) bila diperlukan.

2.6 Sistem Pernapasan


Pada waktu tutup insang mengembang, membrana branchiostega
menempel rapat pada tubuh. Pada saat itu mulut terbuka, lalu airmasuk ke dalam
faring. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh
kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu tutup insang
mengempis, rongga faring menyempit, mulut tertutup, mebrana branchiostega
longgar sehinggaair dengan kandungan karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran
oksigen dan karbondioksida terjadi pada lembaran insang.

16
2.7 Sistem Peredaran Darah
Terdiri dari jantung (cor) sebagai pusatnya, terletak dalam rongga
pericardium dibawah faring, dan pembuluh-pembuluh darah nadi (arteri) dan balik
(vena).

Jantung ikan terdiri dari dua ruangan serambi (atrium) dan bilik
(ventriculum). Jantung berisi darah yang sudah dipakai yang berasaldari tubuh
bagian depan dan belakang. Dari jantung melalui bulbus arteriosus darah mengalir
ke insang. Selanjutnya melalui aorta dorsalis, darah menuju ke tubuh bagian
depan dan belakang.

2.8 Klasifikasi Pisces


Menurut Romer (1959), ikan-ikan dikelompokkan dalam tiga kelas:
Agnatha, Chondrichthyes, dan Osteichthyes.
1. Agnatha

(Collection, 2012)

17
Agnatha meliputi ikan-ikan yang tidakberahang, memiliki mulut bulat, yang
berada diujung anterior. Tanpa sirip, namun beberapajenis Agnatha memiliki sirip
ekor dan sirippunggung. Notokorda tetap ada selama hidup,secara tidak sempurna
dan diselubungi kartilago.Jenis kelamin terpisah, ada yang hermaproditdan
mendapatkan makanan denganmengisap tubuh ikan lain dengan mulutnya.Contoh:
Myxine sp (ikan hantu, ikan hag),Petromyzon sp (lamprey, belut laut).
2. Chondrichthyes

(Riyani, 2015)
Chondrichthyes meliputi ikan yang bertulang rawan sepanjang hidupnya.
Memiliki rahang, mulut di bagian ventral. Kulitnya tertutup sisik placoid. Sirip
dua pasang, serta sirip ekor heterocercal (tidak seimbang). Sebagian notokordnya
diganti oleh vertebrae yang lengkap. Ginjalnya bertipe mesonefros. Jenis kelamin
terpisah dan fertilisasi eksternalatau internal, ovipar atau ovovivipar. Habitat
Chondrichthyes di laut, memiliki insang tanpa operculum. Contoh: Squalus sp
(ikan hiu), Raja sp(ikan pari).
3. Osteichthyes

(Novaya, 2019)

18
Osteochthyes meliputi ikan yang bertulangkeras, otak dilindungi oleh
tulang rawan. Mulutnya memiliki rahang. Sisik bertipe ganoid, sikloid, atau
stenoid, yang semuanya berasal dari mesodermal. Insang dilengkapi
operkulum(tutup insang). Jantung beruang dua, yaitu atrium dan ventrikel.
Notokordanya ditempati vertebrae yang menulang, memiliki gelembung renang
yangberhubungan dengan faring. Tipe ginjalnya mesonepros.Contoh: Ameiurus
melas (ikan lele), Anquillasp (belut), Scomber scombrus (ikan
tuna),Onchorhynchus sp (ikan salmon), Sardinops coerulea (ikan sarden).

Contoh-Contoh Ikan Laut


1. Pirang-pirang

2. Jeblok

3. Bece

19
4. Tapal-tapal

5. Kerong-kerong

2.9 Faktor Mempengaruhi Ikan (Pisces)

a. Suhu Air (pH) Ikan


Faktor yang mempengaruhi ikan adalah lingkungan tempat hidupnya
seperti kualitas air. Untuk kualitas air yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan ikan seperti suhu, kisaran suhu air yang sangat diperlukan agar
pertumbuhan ikan-ikan pada perairan tropis dapat berlangsung berkisar antara 25°
C – 32° C.

Suhu Air (°C) Respon Konsumsi Pakan

20
Kondisi kritis minimal
Mendekati 0 Tidak ada respon terhadap
8 – 10 pemberian
pakan
15 Pemberian pakan berkurang
22 50% optimum
28 – 30 Pemberian pakan optimum
33 50% optimum
35 Pemberian pakan berkurang
36 – 38 Tidak respon terhadap
pemberian
38 – 42 pakan
Kondisi kritis minimal
Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan dipengaruhi oleh
jumlah cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan atau disebut juga dengan
intensitas cahaya matahari. Cahaya matahari di dalam air berfungsi terutama
untuk kegiatan asimilasi fito/ tanaman di dalam air. Oleh karena itu, daya tembus
cahaya ke dalam air sangat menentukan tingkat kesuburan air. air yang keruh
dapat menyebabkan:
1. rendahnya kemampuan daya ikat oksigen
2. berkurangnya batas pandang ikan
3. selera makan ikan berkurang, sehingga efisiensi pakan rendah
4. ikan sulit bernafas karena insangnya tertutup oleh partikel lumpur
Pada perairan perkolaman pH air mempunyai arti yang cukup penting
untuk mendeteksi potensi produktifitas perairan.
Nilai pH Pengaruh Umum
• Keanekaragaman plankton dan benthos mengalami
sedikit penurunan.
6,0–6,5
• Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas tak
mengalami perubahan.
5,5–6,0 • Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan benthos
semakin nampak.

21
• Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas masih
belum mengalami perubahan berarti.
• Algae hijau berfilamen mulai nampak pada zona
literal.
• Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis
plankton, perifiton, dan benthos semakin besar.
• Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton
5,0–5,5
dan benthos.
• Algae hijau berfilamen semakin banyak.
• Proses nitrifikasi terhambat.
• Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis
plankton, perifiton, dan benthos semakin besar.
• Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton
4,5–5,0
dan benthos.
• Algae hijau berfilamen semakin banyak.
• Proses nitrifikasi terhambat.
Serta parameter-parameter kualitas air lainnya seperti DO 5-8 ppm,
beberapa jenis mineral antara lain Kalsium (Ca), Pospor (P), Magnesium (Mg),
Potassium (K), Sodium (Na), Sulphur (S), zat besi (Fe), Tembaga (Cu), Mangan
(Mn), Seng (Zn), Florin (F), Yodium (I) dan Nikel (Ni). Diperairan umum mineral
yang diperlukan oleh phytoplakton senantiasa diperoleh dari pembongkaran
bahanbahan organik sisa dari tumbuhan dan binatang yang sudah mati. Di alam
mineral tersebut berasal dari air yang masuk, atau adanya penambahan pupuk
buatan.
Nitrogen di dalam perairan dapat berupa nitrogen organik dan nitrogen
anorganik. Nitrogen anorganik dapat berupa ammonia (NH3), ammonium (NH4),
Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan molekul Nitrogen (N2) dalam bentuk gas.
Sedangkan nitrogen organic adalah nitrogen yang berasal bahan berupa protein,
asam amino, dan urea. Agar phitoplankton dapat tumbuh dan berkembang biak
dengan subur dalam suatu perairan, paling sedikit dalam air itu harus tersedia 4
mg/l nitrogen (yang diperhitungkan dari kadar N dalam bentuk nitrat), bersama
dengan 1 mg/l P dan 1 mg/l K.

22
Kadar N dalam bentuk NH3 dipakai juga sebagai indikator untuk
menyatakan derajat polusi. Kadar 0,5 mg/l merupakan batas maksimum yang
lazim dianggap sebagai batas untuk menyatakan bahan air itu “unpolluted”. Ikan
masih dapat hidup pada air yang mengandung N2 mg/l. Batas letal akan tercapai
pada kadar 5 mg/l. kadar amonia di dalam perairan tidak lebih dari 0,2 mg/l
(ppm). Kadar amonia yang tinggi ini diakibatkan adanya pencemaran bahan
organik yang berasal dari limbah domestik, industri dan limpasan pupuk
pertanian.

b. Kualitas Air
Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah
air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis.
1) Persyaratan Fisika Air
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut:
 Jernih atau tidak keruh
Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah
liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.
 Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti
mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.
 Rasanya tawar
Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis,
pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan
adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam
diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.
 Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari
dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang
mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.
 Temperaturnya normal

23
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi
pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat
membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikro
organisme.
 Tidak mengandung zat padatan
Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air.

2) Persyaratan Kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat
beracun.
1. pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya
disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida.
Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan
standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih
besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia
berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.
2. Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan
kesadahanvnonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat
keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan
memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air.
Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat,
Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan
Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari
75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi
yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-
pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh
untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150
mg/l dapat menyebabkan rasa mual.

24
3. Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan
menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada
bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang
merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan
diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0
mg/l.
4. Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak
aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
5. Zat organic
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara
makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup
di perairan
6. Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak
air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan
bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan
pengolahan air bekas.
7. Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman.
Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk
yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok
Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk
berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine
dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang
perjalanan oksigen didalam tubuh.
8. Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida
dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila

25
berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin
dan korosi pada pipa air.
9. Zink atau Zn
Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l.
penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet,
dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting
untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan
hambatan pada pertumbuhan anak.

3) Persyratan mikrobiologis
Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai
berikut:
1. Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli;
Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah
tersebar melalui air.
2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes,
Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)

c. COD (Chemical Oxygen Demand)


COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan
oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan
organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam
air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai
baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l.
apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.

d. BOD (Biochemical Oxygen Demand)


Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk
memecah bahan – bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai BOD

26
tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur
secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah
menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik
menggunakan bahan organik makin rendah BOD maka kualitas air minum
tersebut semakin baik.
Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan
RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum
yang dianjurkan adalah 6 mg/l. Adanya penyebab penyakit didalam air dapat
menyebabkan efek langsung dalam kesehatan. Penyakit-penyakit ini hanya dapat
menyebar apabila mikro penyebabnya dapat masuk ke dalam air yang dipakai
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (Gusrina, 2008).

e. Kelarutan Oksigen dalam Air


Rendahnya jumlah Oksigen dalam air menyebabkan ikan atau hewan air
harus:
 Harus memompa sejumlah besar air ke permukaan alat respirasinya untuk
mengambil O2, dan ini membutuhkan energi yang besar untuk memompa
volume air yang besar
 Menurunkan proporsi tekanan parsial (P O2) dari total oksigen yang
digerakkan dalam air.
 Menecegah penggunaan permukaan alat pernapasan yang sangat besar
sehubungan dengan masalah osmoregulasi yang harus diatur.
 Kelarutan Oksigen dalam air menurun dengan meningkatnya suhu
mencapai nol pada air mendidih.
 Kelarutan oksigen menurun dengan meningkatnya salinitas. Kelarutan
oksigen pada air tawar lebih tinggi dibanding air laut pada suhu yang
sama.

2.10Manfaat Pisces dalam kehidupan sehari-hari


Pemanfaatan ikan selain sebagai menjaga keseimbangan ekosistem yang ada
adalah sebagai sumber nutrisi yang baik bagi masyarakat yang mengkonsumsinya

27
secara rutin karena pada ikan mengandung 18% protein yang terdiri dariasam-
asam amino esensial yang tidak rusak pada waktu pemasakan. Kandungan
lemaknya 1-20 % lemak yang mudah dicerna serta langsung dapat digunakan oleh
jaringan tubuh. Sebagian besar kandungan lemak pada ikan adalah asam lemak
tak jenuh yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan dapat menurunkan
kolesterol darah.Vitamin yang ada dalam ikan juga bermacam-macam, yaitu
vitamin A, D, Thiamin, Riboflavin,dan Niacin. Ikan juga mengandung mineral
yang kurang lebih sama banyaknya dengan mineralyang ada dalam susu seperti
kalsium, phosphor, dan bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan susu.
Selain sebagai sumber nutrisi, ikan juga bermanfaat sebagai salah satu
modal usaha dalam perekonomian baik dari ikan air tawar maupun laut yaitu
dengan ternak ikan atau membudidayanya. Ikan termasuk salah satu hewan ternak
yang cukup praktis dan mudah dalam perawatannya, sehingga hanya
membutuhkan modal yang relatif sedikit saja dibanding usaha ternak hewan
lainnya.

28
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Pisces atau ikan merupakan hewan vertebrata yang hidup di air. Untuk
beradaptasi pada lingkungan hidupnya, ia memiliki sisik dan lendir pada
tubuhnya sebagai upaya mengurangi tekanan pada air saat berenang.
Bergerak menggunakan sirip dan bernapas dengan insang (ada juga yang
paru).
2. Tubuh ikan dibedakan atas badan (truncus), kepala (caput) dan ekor
(cauda). Memiliki gurat sisi pada sepanjang tubuhnya (linea lateralis).
3. Kelompok ikan merupakan hewan ovipar
4. Sistem pencernaan makanan sempurna ikan dari mulut → kerongkongan
→ tembolok → lambung kelenjar → lambung otot atau empedal
(ventrikulus) berdinding tebal → usus halus terdiri atas → anus.
5. Pemanfaatan ikan bagi manusia adalah berupa kebutuhan konsumsi
maupun ekonomi.
6. Kelas ikan terbagi dalam begitu banyak tiga kelas yaitu Agnatha,
Chondrichthyes, dan Osteichyes.

3.2 SARAN
Keterbatasan waktu dan sumber yang kami peroleh dalam membuat karya
tulis ini mengakibatkan masih kurangnya detail dalam penyampaian materi.
Sehingga, untuk beberapa bagian yang masih kurang detail diharapkan agar
pembaca kembali membuka sumber-sumber yang sudah kami cantumkan pada
daftar pustaka maupun pada sumber lain sebagai referensi tambahan.

29
DAFTAR PUSTAKA
Intan, Puteri. 2015. Pisces (ikan). Diakses melalui
https://seputarilmu.com/2015/08/pisces.html. (pada tanggal 28 september
2019)
Pendidikan, Guru. 2015. Pisces. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-
ikan-pisces/ . (pada tanggal 28 september 2019)
Nafiun. 2012. Klasifikasi ikan (pisces). http://www.nafiun.com/2012/12/sistem-
ekskresi-pada-pisces-ikan-air-laut-tawar/ (pada tanggal 28 september
2019)
Collection, The. History. 2012. Myxine glutinosa Gervais. Diakses melalui
https://www.alamy.com/ pada tanggal 29 September 2019
Riyani, Utami. Evi. 2015. Aksi Penyelamatan Ikan Hiu dari Kepunahan. Diakses
melalui.https://lifestyle.okezone.com/read/2015/07/10/406/1179604/aksi-
penyelamatan-ikan-hiu-dari-kepunahan (pada tanggal 29 September 2019)
Novaya, Siantita. 2019. 6 Fakta Tuna, Ikan Bergizi Kebanggan Perikanan
Indonesia. Diakses melalui https://www.idntimes.com/food/dining-
guide/ni-ketut-widya-astuti/6-fakta-tuna-ikan-bergizi-kebanggan-
perikanan-indonesia-c1c2/full (pada tanggal 29 September 2019)
Maryanti, Sri. Pengembangan Bahan Ajar Superkelas Pisces (Ikan) Berbantuan
Praktikum Virtual Pada Mata Kuliah Zoologi Vertebrata. 2017.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej/article/view/13182. Diakses
(pada 29 September 2019)

30

Anda mungkin juga menyukai