IKAN HIU
Oleh :
Siti Irmayanti
1152060102
Pendidikan Biologi
IV/C
2017
1|zoologoi vertebrata
KATA PENGANTAR
puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi
vertebrata dengan tema ikan hiu. Makalah ini memebahas diantaranya tentang
deskripsi, karakteristik, jenis-jenis, penutup tubuh, sistem peredaran darah, sistem
pernapasan, sistem pencernaan, sistem saraf, sistem otot, sistem indra, habitat,
penyebaran, reproduksi, manfaat, kondisi perikanan dan usaha pengelolaan
sumberdaya pada ikan hiu
penyususn
DAFTAR PUSTAKA
2|zoologoi vertebrata
Kata pengantar…………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN……………………………... 4
A. Simpulan…………………………………………… 21
B. Saran………………………………………………. 23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………. 24
3|zoologoi vertebrata
BAB I
PENDAHULUAN
Hiu dapat dijumpai hampir di seluruh wilayah perairan indonesia, baik perariran
territorial, perairan samudra maupun zona ekonomi eksklusif indonesia, jenis hiu yang
ditemukan pun beraneka ragam. Diperkirakan lebih dari 75 jenis hiu ditemukan diperairan
indonesia dan sebagian besar dari jenis tersebut potensial untuk dimanfaatkan. (Munandi,
2006:1)
Penyebaran ikan hiu tidak hanya terdapat di suatu tempat saja, tetapi hampir diseluruh
lautan dan umumnya hidup di daerah yang panas, air dangkal di dekat daerah tropis. Bahkan
beberapa diantaranya terdapat juga yang hidup di air yang segar. Para ahli menyatakan bahwa
jenis ikan hiu kurang lebih 250 ekor. (Tarasetyaningrum, 1997: 57-58)
Ikan hiu mempunyai tubuh yang sangat besar dan berat, namun hal itu tidak
menghalangi binatang ini untuk dapat berenang cepat. Selain itu, penciuman ikan hiu diakui
para ilmuan sangat luar biasa. Mereka dapat mencium setetes darah dalam lautan yang jauhnya
dapat mencapai seperempat mil. Hasil riset menunjukan bahwa hidung hiu menggunakan “
penciuman steroe” untuk mendeteksi tidak lebih dari setengah detik) dari waktu yang dicium
untuk menjangkau salah satu lubang hidung. Dalam waktu seper sepuluh setengah detik, hiu
itu akan memutar kepalanya pada sisi pertama kali ia mencium bau darah tersebut. Organ-
organ pencium dalam hidung beberapa hiu dikatakan luar biasa kaarena mampu mendeteksi
satu tetesan darah dalam jutaan tetes air laut. ( Tofe, 2012: 59-60)
4|zoologoi vertebrata
A. Rumusan Masalah
1. Sebutkan beberapa jenis ikan hiu ?
2. Sebutkan karakteristik ikan hiu ?
3. Jelaskan dan deskripsikan ikan hiu ?
4. Bagaimana sistem peredaran darah pada ikan hiu ?
5. Bagaimana sistem pernafasan pada ikan hiu ?
6. Bagaimana sistem otot pada ikan hiu ?
7. Bagaimana sistem indra pada ikan hiu?
8. Bagaimana sistem reproduksi pada ikan hiu ?
9. Dimana saja habitat dan penyebaran pada ikan hiu ?
10. Apa saja manfaat ikan hiu bagi manusia?
B. Tujuan
1. Dapat menjelaskan dan mendeskripsikan ikan hiu
2. Mengetahui karakteristik ikan hiu
3. Dapat mengetahui beberapa jenis ikan hiu
4. Mengetahui sistem peredaran darah ikan hiu
5. Mengetahui sistem pernafasan pada ikan hiu
6. Mengetahui sistem otot pada ikan hiu
7. Mengetahui sistem indra pada ikan hiu
8. Mengetahui sistem reproduksi pada ikan hiu
9. Mengetahui habitat dan penyebaran ikan hiu
10. Mengetahui manfaat ikan hiu bagi manusia
5|zoologoi vertebrata
BAB II
PEMBAHASAN
Penyebaran ikan hiu tidak hanya terdapat di suatu tempat saja, tetapi hampir
diseluruh lautan dan umumnya hidup di daerah yang panas, air dangkal di dekat daerah
tropis. Bahkan beberapa diantaranya terdapat juga yang hidup di air yang segar. Para
ahli menyatakan bahwa jenis ikan hiu kurang lebih 250 ekor.
Ikan hiu mempunyai tubuh yang sangat besar dan berat, namun hal itu tidak
menghalangi binatang ini untuk dapat berenang cepat. Selain itu, penciuman ikan hiu
diakui para ilmuan sangat luar biasa. Mereka dapat mencium setetes darah dalam lautan
yang jauhnya dapat mencapai seperempat mil. Hasil riset menunjukan bahwa hidung
6|zoologoi vertebrata
hiu menggunakan “ penciuman steroe” untuk mendeteksi tidak lebih dari setengah
detik) dari waktu yang dicium untuk menjangkau salah satu lubang hidung. Dalam
waktu seper sepuluh setengah detik, hiu itu akan memutar kepalanya pada sisi pertama
kali ia mencium bau darah tersebut. Organ-organ pencium dalam hidung beberapa hiu
dikatakan luar biasa kaarena mampu mendeteksi satu tetesan darah dalam jutaan tetes
air laut. ( Tofe, 2012: 59-60)
Hiu merupakan ikan yang memiliki gigi yang sangat banyak. Jumlah gigi ikan
hiu mencapai 3.000 buah. Ikan hiu tidak mengunyah makanan melainkan langsung
menelannya. Gigi ikan hiu selalu tetap jumlahnya jika ada satu gigi yang rusak dan
tanggal, maka akan segera tubuh gigi yang baru. ( Fayeldi, 2012:48)
Hiu adalah salah satu hewan yang termasuk anggota chondrichthyes yaitu ikan
tulang kartilago. (yunani chondros = kartilago, ichthyes = tulang) .
7|zoologoi vertebrata
e. Hiu banteng lebih sering ditemukan diperairan yang dangkal hangat disekitar
pantai. Ia juga bisa ditemukan di daerah padat manusia di tepi-tepi pantai tropis
f. Meski tinggal di laut yang berair asin, hiu banteng bisa hidup di air tawar. Hiu
banteng sering berenang jauh meninggalkan laut menuju hulu sungai yang
berair tawar.
g. Pada saat musim panas hiu banteng melakukan perkawinan
h. Hiu banteng mengandung selama setahun dan bisa melahirkan hingga 13 anak
(Optima, 2012:34)
9|zoologoi vertebrata
g. Pada siang hari ia sering berkumpul sampai puluhan ekor di daerah sekitar
terumbu karang.
h. Hiu karang abu berasal dari samudra hindiadan samudra pasifik .
i. Hiu karang abu-abu memilki 14 buah gigi di rahang atas dan 13 buah gigi di
rahang bawah
j. Ia sering mengusir spesies hiu lain dari habitat yang ia sukai, bahkan spesies hiu
yang lebih besar dibanding dirinya. (Optima, 2012:35)
10 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
e. Penciuman hiu paus sangat tajam diantara ikan yang ada di dunia. Ia mampu
mendeteksisatu bagian darah hewan dari 100 juta bagian air.
f. Hiu paus hanya bisa hidup di wilyah perairan yang masih terjaga ekosistemnya.
(Optima, 2012:35)
11 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
Gambar 7. Ikan hiu putih
12 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
Jantung ikan hiu hanya memiliki dua balik yaitu atrium dan ventrikel. Dengan
konus atau bulbusanteriosus. Sebelum memasuki atrium terlebih dajulu melewati
sinus venosus, dari atrium darah kemudian di salurka ke ventrikel. Kemudian di
pompa ke arah konus arteriosus menuju aorta ventral. Dari aorta ventral darah di
salurkan ke insang. Melewati arteri brankia aferenita, selanjutnya dari arteri brankia
eferen darah mengumpul pada aorta (arkus aortikus) yang akan menjadi aorta
ventral dan dorsal.
Pada saat perkembangan embrio, hiu memiliki 6 buah lengkung aorta, meskipun
pada perkembangan selanjutnya tereduksi atau mengalami modifikasi. Sinis
venosus menerima darah dari vena hepatika dan vena kardinalis yang merupakan
gabungan pembuluh vena kardinal anterior dan posterior.
Darah dari kepala hiu dikumpulkan oleh vena kardinal anterior dan darah dari
ginjal dikumpulkan oleh vena kardinal posterior. Pembuluh cuvier adalah
pembunuh vena latero abdominalis terdiri dari vena kaudal dan dua pembuluh portal
ginjal. Sistem portal hepatic mengalirkan darah dari labung keusus kemudian
kembali ke hati sesudah itu masuk ke sinus venosus melalui vena katup untuk
mencegah darah kembali ke jantung.
Jantung hanya mempunyai satu atrium dorsal ( aurikel ) yang menerima darah
dari sinus venosus, dan suatu ventrikel ventral yang memompa darah ke konus
arteriosus. Dari konus itu darah selanjutnya menuju aorta ventral yang bercabang-
cabang menjadi 5 buah arteri brankial aferen, teru masuk ke dalam insang.
(Djarubito, 1989 : 186)
13 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
F. Sistem pernapasan pada hiu
Insang merupakan ciri pernapasan pada ikan umumnya, termasuk hiu. Secara
embriologis celah insang hiu tumbuh sebagai hasil dari serentetan envaginasi faring
yang tumbuh keluar dan bertemu dengan envaginasi dari luar. Setiap kali mulut hiu
di buka maka air dari luar akan masuk ke faring kemudian keluar lagi melalui celah
insang. Pristiwa keluar masuknya air ini melibatkan kartilago sebagai penyokong
filament insang. Ikan hiu memiliki 5-7 pasang celah insang ditambah pasangan
celah anterior non respirasi yang disebut dengan spirakel.
Dengan membuka dan menutup mulut ikan hiu menghalau air ke dalam mulut
menekan keluar dengan kekuatan ( mulut menutup) melalui celah insang dan
spirakel. Insang ttersusun atas filament (lembaran-lembaran) yang banyak
mengandung pembuluh darah kapiler. Darah dari ventral aorta akan masuk melalui
kapiler tersebut melepaskan CO2 dan mengikat oksigen yang larut dalam air.
(Jasin, 1984:46)
14 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
Gambar 10. Organ dalam ikan hiu
Organ hati berukuran cukup besar, terdiri dari dua lobus, melekat diujung
anterior dalam rongga tubuh. Cairan empedu dari hati dikumpulkan di empedu
berwarna hijau, kemudian mengalir melalui salurn empedu menuju bagian anterior
usus, pankreas terdapat diantara lambung dan usus, saluran pankreas terdpat ke usus
dibagian bawah saluran empedu. Kelenjar rectum yang belum diketahui fungsinya,
berbentuk pipih, melekat dibagian dorsal dari batas diantara usus dan kloaka.
( Sa’adah, 2017: 25-26)
H. Sistem syaraf pada hiu
Otak hiu sudah lebih maju dibanding lamprey. Dari 2 sakus olfaktori di bagian
moncong. Saluran olfaktori memanjang ke lobus olfaktori besar yang melekat pada
pasangan serebal hemisfer di diencephalon. Di bagian dorsal diencephalon terdapat
organ pineal, sedangkan di bagian ventralnya terdapat infundibulum yang melekat
ke hepofisis. Secara keseluruhan semua bagian tersebut menyesun otak depan. Pada
otak tengah terdapat 2 lobus optik dibagian dorsal. Otak belakang terdiri dari
sereblum besar dibagian median dorsal diatas medula oblongata. Syaraf kranial
sebanyak 10 pasang tersebar di otak seperti pada hewan vertebrata lain, syaraf
sumsum tulang belakang dilindungi oleh vertebra, lebih maju dari yang terdapat di
cyclostomata. (Sa’adah, 2017 : 28)
15 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
I. Sistem otot pada hiu
Ikan hiu termasuk kedalam golongan ikan bertulang rawan yang tidak memiliki
tulang rusuk. Jaringan ototnya langsung menempel pada kulit, sehingga struktur
kulit menjadi berserat dan kuat. Hal ini menyebabkan ikan hiu sukar dikuliti.
( Wahid, 1992: 5)
16 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
Gambar 11. Sistem indra pada hiu
Tekanan perbedaan air juga berpengaruh pada sifat dan ketahanan kulit hiu.
Biasanya kulit hiu dasar lebih mudah rusak di bandingkan hiu atas. Kekuatan dan
17 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
kelenturannya juga berbeda serta warna daging hiu dasar lebih putih daripada hiu
atas. (Munandi, 2006: 13)
18 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
pangan bergizi tinggi (bakso, abon, sosis, ikan kering dan sebagainya). Siripnya
untuk di ekspor dan kulitnya dapat diolah menjadi bahan industri kerajinan kulit
berkualitas tinggi (ikat pinggang, tas, sepatu, dompet, jaket dan sebagainya), serta
minyak ikan hiu sebagai bahan baku farmasi atau untuk ekspor. Tanpa kecuali gigi,
empedu, isi perut, tulang, insang dan lainnya masih dapat diolah untuk berbagai
keperluan seperti bahan lem, ornamen, pakan ternak, bahan obat dan lain-lain.
(Alaydrus dkk. 2014:83)
O. Kondisi perikanan hiu di indonesia
Ikan hiu merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan yang lambat dan memerlukan
waktu yang lama untuk mencapai usia dewasa dan untuk berkembang biak. Ikan
hiu dapat hidup di berbagai kondisi lingkungan mulai dari perairan tawar hingga
paling terdalam, dan daerah laut beriklim dingin sampai daerah tropis yang hangat.
Ikan hiu termasuk dalam sub Elasmobranchi, yaitu ikan yang bertukang rawan
yang memiliki keturunan yang sangat primitif dan ikan hiu termasuk dalam ordo
Pluerotremata yang terdiri dari 20 suku dan ratusan jenis. Menurut penelitian ada
sekitar 250-300 spesies hiu yang sudah diketahui, dimana kurang lebih sekitar 29
jenis terdapat di indonesia yang penyebarannya hingga laut samudra maupun di air
tawar.
Pemanfaatan sumberdaya perikanan hiu di perairan indonesia sudah
berlangsung mulai dari zaman majapahit, penjajahan belanda, jepang dan sampai
sekarang . catatan resmi pemanfaatan sumberdaya laut dalam bentuk statistik
perikanan di mulai pada tahun 1975. Statistik perikanan indonesia selama tiga puluh
tahun berakhir (1975-2005) menunjukan produksi ikan hiu mengalami fluktasi
(antara 47.000 ton-105.000 ton) dimana hasil tangkapan tertinggi terjadi pada tahun
1999 sebanyak 105.000 ton.
Sejak tahun 1970 usaha perikanan hiu di indonesia telah berlangsung sangat
pesat, meskipun usaha perikanan hiu di indonesia merupakan hasil uasaha
sampingan dari usaha perikanan lainny, akan tetapi produksi yang dihasilkan
menunjukan hasil yang signifikan, dimana terjadi peningkatan produksi dari tahun
ke tahun. Sejak tahun 1988 terjadi peningkatan produksi terhadap sirip hiu karena
banyaknya permintaan terhadap sirip hiu di seluruh dunia. Di indonesia
peningkatan tersebut ditunjukan dari perkembangan perikanan hiu yang cukup
pesat dimana di beberapa daerah sentra nelayan indonesia menjadi komoditi hiu
sebagai hasil tangkapan utamanya. Menurut data yang dikeluarkan oleh World
19 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
wilflife fund for nature (WWF) tahun 2010 hiu telah menjadi perhatian global dan
diperdagangkan dalam berbagai bentuk tidak hanya sirip kering saja. Setidaknya
1.145.087 ton produk hiu di perdagangkan secara global setiap tahunnya.
Sentra ekspor perdaganagan sirip hiu yang paling besar di indonesia terletak di
Surabaya provinsi Jawa Timur, lalu Jakarta, Sulawesi Tenggara , Sumatra Utara
dan Provinsi Riau. Sementara Nusa Tenggara. Sirip hiu di indonesia di hargai
berdasarkan kualitas dan ukuran siripnya buka berdasarkan jenis spesies hiu
tersebut. Menurut FAO pada tahun 2009 komoditas hiu yang paling banyak adalah
sirip hiu. Biasanya komoditas hiu tersebut di ekspor ke negara-negara Asia yang
sering mengkonsumsi sirip hiu seperti Jepang, China, Hongkong, Singapura,
Malaysia, dan Taiwan. Sentra pengekspor sirip hiu adalah Surabaya. Sementara
bangka balitung mengekspor daging atau dengdeng hiu ke Singapura. Sementara
produk hiu lainnya seperti daging yang sudah dikeringkan maupun yang sudah di
asinkan di konsumsi masyarakat lokal dan ada juga yang di ekspor ke negara
Bangladesh dan Sri Lanka. (Vabiola Bangun, 2014:6)
P. Usaha pengelolaan sumberdaya hiu di indonesia
Menanggaoi isu makin genjarnya isu konservasi hiu di dunia, maka pemerintah
indonesia dalam hal ini depertemen-depertemen terkait seperti depertemen kelautan
dan perikanan (DKP) dal LIPI mulai menanggapi isu konservasi hiu di negara ini.
Langkah awal telah dilakukan dalam rangka pengelolaan sumberdaya perikanan
elasmobranchii ( hiu dan pari ) adalah melakukan kerja sama dengan pemerintah
australia yakni melalui penelitian bersama mengenai sumberdaya hiu dan pari di
indonsia. Diharapkan kerjasama penelitian yang dibina tersebut dapat
menghasilkan suatu rencana aksi (action plant) pengelolaan sumberdaya hiu dan
pari diindonesia . program-program lain jiga mendukung untuk terususnnya rencana
pengelolaan tersebut antara lain adalah SEAFDEC (yang dilaksanakan oleh DKP)
dan sensus biota laut yang dilaksanakan oleh pusat penelitian Oseanografi- LIPI.
(Fahmi dkk, 2005:5)
20 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
BAB III
PENITUP
a. Simpulan
Ikn hiu banyak dijumpai di perairan indonesia beik perairan tutorial, perairan
samudra maupun zona ekonomi eksklusif indonesia dan penyeberan ikan hiu juga tidak
hanya terdapat disuatu tempat saja tetapi hampir di seluruh lautan umumnya hiu
terdapat di daerah yang panas, air dangkal di dekat-dekat tropis bahkan diantaranya
juga ada yang hidup di air yang segar.
Hiu merupakan ikan yang memiliki gigi yang sangat banyak jumlah gigi ikan
hiu mencapai 3.000 buah dan Ikan hiu merupakan ikan bertulang rawan, memiliki
rahang, respirasi melalui insang, pembuahan internal, bisa bertelur atau melahirkan
anak, indra yang tajam termasuk gurat sisi.
21 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
Penutup tubuh pada ikan hiu ditutupi oleh sisik plakoid yang berukuran kecil,
dan sistem peredaran darah pada ikan hiu merupakan sirkulasi tunggal, jantung yang
terdiri atas atrium, ventrikel sinus venosus, conus orteriosus yang keluar dari ventrikel.
Jantung ikan hiu hanya terisis darah yang tidak mengandung oksigen.
Sistem pernapasan pada ikan hiu yaitu dengan Insang merupakan ciri
pernapasan pada ikan umumnya, termasuk hiu. Secara embriologis celah insang hiu
tumbuh sebagai hasil dari serentetan envaginasi faring yang tumbuh keluar dan bertemu
dengan envaginasi dari luar.
Ikan hiu termasuk kedalam golongan ikan bertulang rawan yang tidak memiliki
tulang rusuk. Jaringan ototnya langsung menempel pada kulit, sehingga struktur kulit
menjadi berserat dan kuat. Hal ini menyebabkan ikan hiu sukar dikuliti.
Ikan hiu memiliki tiga macam alat indra yaitu indra pencium, indra penglihatan,
dan indra perasa. Indra yang paling berperan adalah indra penciuman
Ikan hiu memiliki dua sistem sensori atau reseptor kimia yaitu pembau
(olfaktori) dan pengecap ( gustatori) yang beradaptasi terhadap subtansi spesifik
lingkungan. Secara umum olfaktori serupa dengan organ nasal untuk penciuman
(hidung) manusia. Reseptor olfaktori mendeteksi rangsangan kimia dalam bentuk
sinyal elektrik.
Sistem reproduksi pada ikan hiu Kelamin terpisah pada hewan jantan, sperma
berkembang di dalam dua testis anterior di dalam rongga tubuh sedangkan pada betina
Sistem reproduksi pada hewan betina meliputi sebuah ovari besar yang melekat ke
dinding dorsal.
Ikan hiu dapat di manfaatkan sebagai bahan pangan bergizi tinggi (bakso, abon,
sosis, ikan kering dan sebagainya). Siripnya untuk di ekspor dan kulitnya dapat diolah
menjadi bahan industri kerajinan kulit berkualitas tinggi (ikat pinggang, tas, sepatu,
dompet, jaket dan sebagainya), serta minyak ikan hiu sebagai bahan baku farmasi atau
untuk ekspor. Tanpa kecuali gigi, empedu, isi perut, tulang, insang dan lainnya masih
dapat diolah untuk berbagai keperluan seperti bahan lem, ornamen, pakan ternak, bahan
obat dan lain-lain
22 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
b. Saran
23 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
DAFTAR PUSTAKA
Alaydrus S, dkk. 2014. Jenis dan status konservasi ikan hiu yang tertangkap di tempat
pelelangan ikan ( TPI ) labuan bajo, manggarai barat Flores. Volume 7. Nomor 2
Champbell Reece. 2003. Biologi edisi kelima jilid II. Erlangga : jakarta
Djarubito M, 1989. Zoologi dasar. Erlangga: jakarta
Fahmi dkk, 2005. Status perikanan hiu dan aspek pengelolaannya. Volume XXX.
Nomor 1
Fayeldi T. 2012. Laut kekayaan tersembunyi dibawah gelombang samudra.
Jakarta:Bastari kids
Jasin M. 1984. Zoologi vertebrata. Surabaya : Wijaya Utama
Munandi A. 2006. Analisis sekresi untuk tujuan pengumpulan ikan hiu dalam
penangkapan ikan. Bogor : IPB
Optima P. 2012. 4100 fakta paling top tentang hewan. Jakarta : Transmedia
Sa’adah S. 2017. Zoologi vertebrata. Bandung : UIN SGD
Tarasetyaningrum S. 1997. Mengenal binatang-binatang buas. Bandung : Angkasa
Vabiola bangun O. 2014. Efektivitas cites ( convention on internasional trade in
endangered species of wild fauna and flora) dalam mengatur perdagangan hiu di
kawasan coral triangel (implementasi di indonesia). Voleme 1. Nomor 2
Wahid N. 1992. Mempelajari pembuatan produk antara untuk sosis daging ikan hiu.
Bogor: IPB
24 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a