Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

IKAN HIU

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Zoologi Vertebrata

Dosen pengampu Sumiyati Sa’adah, M.Si

Oleh :

Siti Irmayanti

1152060102

Pendidikan Biologi

IV/C

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2017

1|zoologoi vertebrata
KATA PENGANTAR

puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi
vertebrata dengan tema ikan hiu. Makalah ini memebahas diantaranya tentang
deskripsi, karakteristik, jenis-jenis, penutup tubuh, sistem peredaran darah, sistem
pernapasan, sistem pencernaan, sistem saraf, sistem otot, sistem indra, habitat,
penyebaran, reproduksi, manfaat, kondisi perikanan dan usaha pengelolaan
sumberdaya pada ikan hiu

Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan makalah ini masih banyak


kekurangan, mengingat bahwa kemampuan manusia itu ada batasnya, kebenaran
hanyalah milik allah semata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, 27 Mei 2017

penyususn

DAFTAR PUSTAKA

2|zoologoi vertebrata
Kata pengantar…………………………………………. 2

Daftar pustaka …………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN……………………………... 4

A. Rumusan masalah …………………………………. 5


B. Tujuan……………………………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN ………………………………. 6

A. Deskripsi ikan hiu…………………………………… 6


B. Karakteristik ikan hiu……………………………….. 7
C. Jenis-jenis ikan hiu………………………………….. 7
D. Penutup tubuh ikan hiu……………………………… 12
E. Sistem peredaran darah ikan hiu……………………. 12
F. Sistem pernapasan …………………………………. 14
G. Sistem pencernaan ikan hiu………………………… 14
H. Sistem syaraf ikan hiu………………………………. 15
I. Sistem otot ikan hiu………………………………… 16
J. Sistem indra ikan hiu……………………………….. 16
K. Habitat ikan hiu……………………………………... 17
L. Penyebaran ikan hiu………………………………... 18
M. Reproduksi ikan hiu……………………………….. 18
N. Manfaat ikan hiu……………………………………. 18
O. Kondisi perikanan hiu di indonesia………………… 18
P. Usaha pengelolaan sumberdaya hiu di indonesia …… 18

BAB III PENUTUP…………………………………….. 21

A. Simpulan…………………………………………… 21
B. Saran………………………………………………. 23

DAFTAR PUSTAKA…………………………………. 24

3|zoologoi vertebrata
BAB I

PENDAHULUAN

Hiu merupakan sekelompok (superodo selachimorpha) ikan dengan kerangka tulang


muda dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan menggunakan lima liang insang
kadang-kadang enam atau tujuh, bergantung kepada spesiesnya. Hiu mempunyai tubuh yang
dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi mereka dari kerusakan parasit dan untuk
menembah dinamika air. Mereka mempunyai beberapa deret gigi yang dapat digantikan.

(Tarasetyaningrum, 1997: 57-58)

Hiu dapat dijumpai hampir di seluruh wilayah perairan indonesia, baik perariran
territorial, perairan samudra maupun zona ekonomi eksklusif indonesia, jenis hiu yang
ditemukan pun beraneka ragam. Diperkirakan lebih dari 75 jenis hiu ditemukan diperairan
indonesia dan sebagian besar dari jenis tersebut potensial untuk dimanfaatkan. (Munandi,
2006:1)

Penyebaran ikan hiu tidak hanya terdapat di suatu tempat saja, tetapi hampir diseluruh
lautan dan umumnya hidup di daerah yang panas, air dangkal di dekat daerah tropis. Bahkan
beberapa diantaranya terdapat juga yang hidup di air yang segar. Para ahli menyatakan bahwa
jenis ikan hiu kurang lebih 250 ekor. (Tarasetyaningrum, 1997: 57-58)

Ikan hiu mempunyai tubuh yang sangat besar dan berat, namun hal itu tidak
menghalangi binatang ini untuk dapat berenang cepat. Selain itu, penciuman ikan hiu diakui
para ilmuan sangat luar biasa. Mereka dapat mencium setetes darah dalam lautan yang jauhnya
dapat mencapai seperempat mil. Hasil riset menunjukan bahwa hidung hiu menggunakan “
penciuman steroe” untuk mendeteksi tidak lebih dari setengah detik) dari waktu yang dicium
untuk menjangkau salah satu lubang hidung. Dalam waktu seper sepuluh setengah detik, hiu
itu akan memutar kepalanya pada sisi pertama kali ia mencium bau darah tersebut. Organ-
organ pencium dalam hidung beberapa hiu dikatakan luar biasa kaarena mampu mendeteksi
satu tetesan darah dalam jutaan tetes air laut. ( Tofe, 2012: 59-60)

4|zoologoi vertebrata
A. Rumusan Masalah
1. Sebutkan beberapa jenis ikan hiu ?
2. Sebutkan karakteristik ikan hiu ?
3. Jelaskan dan deskripsikan ikan hiu ?
4. Bagaimana sistem peredaran darah pada ikan hiu ?
5. Bagaimana sistem pernafasan pada ikan hiu ?
6. Bagaimana sistem otot pada ikan hiu ?
7. Bagaimana sistem indra pada ikan hiu?
8. Bagaimana sistem reproduksi pada ikan hiu ?
9. Dimana saja habitat dan penyebaran pada ikan hiu ?
10. Apa saja manfaat ikan hiu bagi manusia?
B. Tujuan
1. Dapat menjelaskan dan mendeskripsikan ikan hiu
2. Mengetahui karakteristik ikan hiu
3. Dapat mengetahui beberapa jenis ikan hiu
4. Mengetahui sistem peredaran darah ikan hiu
5. Mengetahui sistem pernafasan pada ikan hiu
6. Mengetahui sistem otot pada ikan hiu
7. Mengetahui sistem indra pada ikan hiu
8. Mengetahui sistem reproduksi pada ikan hiu
9. Mengetahui habitat dan penyebaran ikan hiu
10. Mengetahui manfaat ikan hiu bagi manusia

5|zoologoi vertebrata
BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi ikan hiu

Hiu adalah sekelompok (superodo selachimorpha) ikan dengan kerangka tulang


muda dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan menggunakan lima liang
insang kadang-kadang enam atau tujuh, bergantung kepada spesiesnya. Hiu
mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi mereka dari
kerusakan dari parasit, dan untuk menembah dinamika air. Mereka mempunyai
beberapa deret gigi yang dapat digantikan.

Hiu dikenal dengan pembunuh yang menakutkan dilaut dan membangkitkan


kengerian turun temurun pada manusia. Ikan hiu memiliki gigi-gigi yang runcing,
tajam, dan berahang sangat kuat. Hiu jauh lebih berbahaya dan jenisnya yang banyak

Gambar 1. Deretan gigi runcing pada hiu

Penyebaran ikan hiu tidak hanya terdapat di suatu tempat saja, tetapi hampir
diseluruh lautan dan umumnya hidup di daerah yang panas, air dangkal di dekat daerah
tropis. Bahkan beberapa diantaranya terdapat juga yang hidup di air yang segar. Para
ahli menyatakan bahwa jenis ikan hiu kurang lebih 250 ekor.

(Tarasetyaningrum, 1997: 57—58)

Ikan hiu mempunyai tubuh yang sangat besar dan berat, namun hal itu tidak
menghalangi binatang ini untuk dapat berenang cepat. Selain itu, penciuman ikan hiu
diakui para ilmuan sangat luar biasa. Mereka dapat mencium setetes darah dalam lautan
yang jauhnya dapat mencapai seperempat mil. Hasil riset menunjukan bahwa hidung

6|zoologoi vertebrata
hiu menggunakan “ penciuman steroe” untuk mendeteksi tidak lebih dari setengah
detik) dari waktu yang dicium untuk menjangkau salah satu lubang hidung. Dalam
waktu seper sepuluh setengah detik, hiu itu akan memutar kepalanya pada sisi pertama
kali ia mencium bau darah tersebut. Organ-organ pencium dalam hidung beberapa hiu
dikatakan luar biasa kaarena mampu mendeteksi satu tetesan darah dalam jutaan tetes
air laut. ( Tofe, 2012: 59-60)

Hiu merupakan ikan yang memiliki gigi yang sangat banyak. Jumlah gigi ikan
hiu mencapai 3.000 buah. Ikan hiu tidak mengunyah makanan melainkan langsung
menelannya. Gigi ikan hiu selalu tetap jumlahnya jika ada satu gigi yang rusak dan
tanggal, maka akan segera tubuh gigi yang baru. ( Fayeldi, 2012:48)

Hiu adalah salah satu hewan yang termasuk anggota chondrichthyes yaitu ikan
tulang kartilago. (yunani chondros = kartilago, ichthyes = tulang) .

B. Karakteristik ikan hiu yaitu sebagai berikut :


1. Merupakan ikan bertulang rawan
2. Kerangka dan rahang bertulang rawan
3. Memiliki rahang
4. Respirasi melalui insang
5. Pembuahan internal
6. Bisa bertelur atau melahirkan anak
7. Indra yang tajam termasuk gurat sisi (campbell,2003: 253)
C. Beberapa spesies ikan hiu yaitu sebagai berikut :
1. Hiu banteng (Carcharhinus leucas)
a. hiu banteng disebut juga hiu zembezi atau jambia atau hiu nicaraguna
b. ia bisa berusia hingga 16 tahun, panjang tubuhnya bisa mencapai 2,1-3,4 m dan
bobot 90-230 kg
c. disebut hiu banteng karena moncongnya pendek dan tumpul, suka berkelahi dan
memanduk mangsanya seperti banteng
d. hiu banteng termasuk perenang yang cepat dan predator yang cerdas. Namun,
ia lebih dikenal karena sering bertingkah agresif. Ia sering menyerang manusia
dan memangsa sesama hiu dan lumba-lumba atau apapun yang ia lihat.
Terkadang ia juga sering menyerang kapal kecil di laut.

7|zoologoi vertebrata
e. Hiu banteng lebih sering ditemukan diperairan yang dangkal hangat disekitar
pantai. Ia juga bisa ditemukan di daerah padat manusia di tepi-tepi pantai tropis
f. Meski tinggal di laut yang berair asin, hiu banteng bisa hidup di air tawar. Hiu
banteng sering berenang jauh meninggalkan laut menuju hulu sungai yang
berair tawar.
g. Pada saat musim panas hiu banteng melakukan perkawinan
h. Hiu banteng mengandung selama setahun dan bisa melahirkan hingga 13 anak
(Optima, 2012:34)

Gambar 2. Ikan hiu benteng


2. Hiu pigmi (Euprotomicrus bispinatus )
Hiu pigmi memiliki kepala besar dan sirip ekor berbentuk tidak biasa serta sirip
punggung pertamanya berukuran kecil. Hiu pigmi tubuh antara 22 cm yang jantan,
sementara untuk yang betina sekitar25 cm. mereka tinggal di lautan sub tropis dan
sedang di tenggara atlantik, samudra pasifik dan samudra hindia, hiu pigmi ini
memakan cumi-cumi, ikan kecil dan udang. (Optima, 2012:34)

Gambar 3. Ikan hiu pigmi


8|zoologoi vertebrata
3. Hiu biru (Prionace glauca)
a. Hiu biru merupakan hewan laut yang banyak tersebar diperairan dalam seluruh
dunia
b. Hiu biru berbadsan langsing, panjang dengan sirip dada yang sangat panjang,
dan moncong yang runcing ia bisa tumbuh sampai 3,8m dan berbobot 204-391
kg.
c. Hiu biru merupakan salah satu hewan air tercepat dunia. Kecepatan bisa
mencapai 69 km/jam hiu biru bahkan dapat melompat ke udara .
( Optima,2012:34)

Gambar 4. Ikan hiu biru

4. Hiu karang abu-abu ( Triaenodon obesus)


a. Hiu karang abu-abu berkulit kasar seperti amplas dan tidak bersisik
b. Ia paling sering terlihat di perairan dangkal sekitar terumbu karang dengan
kedalaman kurang dari 60 m. Namum, ia juga bisa menyelam sampai kedalaman
1.000 m (3.300 kaki).
c. Matanya bulat dan bermoncong panjang, tetapi tumpul
d. Panjang tubuhnya sekitar 1,9 m- 2,6 m dengan bobot 33,7 kg.
e. Ia perenang cepat dan seekor predator tangkas yang senang berburu ikan
karang-cumi-cumi, kepiting, lobster dan udang.
f. Karena, agresif ia banyak menguasai daerah terumbu karang dibanding jenis hiu
lainnya.

9|zoologoi vertebrata
g. Pada siang hari ia sering berkumpul sampai puluhan ekor di daerah sekitar
terumbu karang.
h. Hiu karang abu berasal dari samudra hindiadan samudra pasifik .
i. Hiu karang abu-abu memilki 14 buah gigi di rahang atas dan 13 buah gigi di
rahang bawah
j. Ia sering mengusir spesies hiu lain dari habitat yang ia sukai, bahkan spesies hiu
yang lebih besar dibanding dirinya. (Optima, 2012:35)

Gambar 5. Ikan hiu karang abu


5. Hiu paus ( Rhicodon typus)
a. Hiu paus merupakan ikan terbesar di dunia dan hiu terlangka, panjangnya bisa
mencapai 12,65-22 m dengan bobot lebih dari 36 ton, meski berukuran besar,
hiu paus bergigi sangat kecil, tidak buas dan tidak berbahaya.
b. Hiu paus memiliki gigi 3.000 gigi kecil-kecil. Tetapi gigi sebanyak itu tidak
pernah dipakai untuk mengunyah makanan. Ia hanya makan ikan kecil dan
plankton. Hiu paus makan dengan cara menyedot dan menyaring planktondan
ikan-ikan kecil dengan filter yang memenuhi kedua sisi rongga mulutnya yang
besar
c. Hiu paus bisa hidup sampai 70 tahun
d. Gerakan hiu paus lamban dan tidak takut jika di dekati manusia, hiu paus
berenang sangat lambat karena saat berenag ia menggerakan seluruh badannya,
tidak seperti hiu lainnya hanya menggerakan ekornyauntuk bergerak. Agar bisa
berenang seimbang hiu paus berenang dengan cara zig-zag

10 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
e. Penciuman hiu paus sangat tajam diantara ikan yang ada di dunia. Ia mampu
mendeteksisatu bagian darah hewan dari 100 juta bagian air.
f. Hiu paus hanya bisa hidup di wilyah perairan yang masih terjaga ekosistemnya.
(Optima, 2012:35)

Gambar 6. Ikan hiu paus

6. Hiu putuh besar ( Carhcharodon carcharias )


a. Disebut hiu putih karena perut bagian bawahnya berwarna putih
b. Hiu putih disebut dengan mesin pembunuh terbuas atau predator terbesar
dibumi kaarena sering menyerang dan membunuh manusia
c. Hiu putih bisa melompat kepermukaan laut dan mampu berenang dengan
kecepatan 24km/jam
d. Hiu putih bisa melahirkan 1-2 anak dalam sekali waktu
e. Penciuman hiu putih sangat tajam. Ia mampu mendeteksi setetes darah dala 100
liter air laut, bahkan dalam jarak lebih dari 5 km.
f. Berat hiu putih 3.200 kg dengan panjang 6 m
g. Hiu putih memiliki 3.000 gigi yang yang berbentuk segi tiga seperti gergaji.
Selama hidupnya, hiu putih memiliki sekitar 30.000 gigi yang tumbuh dan lepas
silih berganti, setiap kali menangkap mangsa, hiu putih akan kehilangan
beberapa giginya, tetapi gigi yang hilang tersebut akan segera diganti oleh gigi
yang baru. Ia memiliki tiga sampai empat baris gigi cadangan dan bisa
menembus lempengan baja.
h. Sirip pektoral pada hiu putih tidak bisa membengkok ke atas seperti ikan lain,
ia tidak bisa berenang mundur. (Optima, 2012:36)

11 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
Gambar 7. Ikan hiu putih

D. Penutup tubuh pada ikan hiu


Kulit ikan hiu ditutipi oleh sisik plakoid yang berukuran kecil, setiap sisik bagian
runcingnya mengaruh kebelakang. Sisik ditutupi email dan mengandung dentin
dibagian basal plate yang melekat pada bagian dermis kulit. ( Sa’adah, 2017 : 25)

Gambar 8. Sisik Plakoid

E. Sistem peredaran darah pada ikan hiu


Sistem peredaran darah atau sirkulasi pada ikan hiu merupakan sistem sirkulasi
tunggal, jantung hiu terdiri atas atrium, ventrikel, sinus venosus, conus arteriosus
yang keluar dari ventrikel. Jantung ikan hiu hanya terisi darah yang tidak
mengandung oksigen. Darah dari jantung hiu di pompa menujunke insang untuk di
isi oksigen kemudian di edarkan ke seluruh tubuh.

12 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
Jantung ikan hiu hanya memiliki dua balik yaitu atrium dan ventrikel. Dengan
konus atau bulbusanteriosus. Sebelum memasuki atrium terlebih dajulu melewati
sinus venosus, dari atrium darah kemudian di salurka ke ventrikel. Kemudian di
pompa ke arah konus arteriosus menuju aorta ventral. Dari aorta ventral darah di
salurkan ke insang. Melewati arteri brankia aferenita, selanjutnya dari arteri brankia
eferen darah mengumpul pada aorta (arkus aortikus) yang akan menjadi aorta
ventral dan dorsal.
Pada saat perkembangan embrio, hiu memiliki 6 buah lengkung aorta, meskipun
pada perkembangan selanjutnya tereduksi atau mengalami modifikasi. Sinis
venosus menerima darah dari vena hepatika dan vena kardinalis yang merupakan
gabungan pembuluh vena kardinal anterior dan posterior.
Darah dari kepala hiu dikumpulkan oleh vena kardinal anterior dan darah dari
ginjal dikumpulkan oleh vena kardinal posterior. Pembuluh cuvier adalah
pembunuh vena latero abdominalis terdiri dari vena kaudal dan dua pembuluh portal
ginjal. Sistem portal hepatic mengalirkan darah dari labung keusus kemudian
kembali ke hati sesudah itu masuk ke sinus venosus melalui vena katup untuk
mencegah darah kembali ke jantung.
Jantung hanya mempunyai satu atrium dorsal ( aurikel ) yang menerima darah
dari sinus venosus, dan suatu ventrikel ventral yang memompa darah ke konus
arteriosus. Dari konus itu darah selanjutnya menuju aorta ventral yang bercabang-
cabang menjadi 5 buah arteri brankial aferen, teru masuk ke dalam insang.
(Djarubito, 1989 : 186)

Gambar 9. Jantung dalam kantung perikardium

13 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
F. Sistem pernapasan pada hiu

Insang merupakan ciri pernapasan pada ikan umumnya, termasuk hiu. Secara
embriologis celah insang hiu tumbuh sebagai hasil dari serentetan envaginasi faring
yang tumbuh keluar dan bertemu dengan envaginasi dari luar. Setiap kali mulut hiu
di buka maka air dari luar akan masuk ke faring kemudian keluar lagi melalui celah
insang. Pristiwa keluar masuknya air ini melibatkan kartilago sebagai penyokong
filament insang. Ikan hiu memiliki 5-7 pasang celah insang ditambah pasangan
celah anterior non respirasi yang disebut dengan spirakel.

Dengan membuka dan menutup mulut ikan hiu menghalau air ke dalam mulut
menekan keluar dengan kekuatan ( mulut menutup) melalui celah insang dan
spirakel. Insang ttersusun atas filament (lembaran-lembaran) yang banyak
mengandung pembuluh darah kapiler. Darah dari ventral aorta akan masuk melalui
kapiler tersebut melepaskan CO2 dan mengikat oksigen yang larut dalam air.

(Jasin, 1984:46)

G. Sistem pencernaan pada hiu


Mulut berukuran lebar dan tepinya dibatasi deretan gigi yang runcing . Gigi
tertanam pada otot dibagian rahang, dan dapat digantikan oleh deretan gigi
dibelakangnya. Gigi berfunsi untuk menarik makanan seperti ikan kecil yang
biasanya ditelan seluruhnya. Lidah berbentuk pipih melekat dibagian dasar mulut,
ditengah tepi faring terdapat bukaan yang menghubungkan keinsang dan spirakel,
esofagus pendek dan berlanjut kelambung terdapat kutub pilorus yang berupa otot
sfingter yang melingkar. Setelah itu terdapat usus yang dilanjutka ke kloaka dan
anus. Pada usus terdapat katup spiral berupa sekat yang tersusun melingkar.
Permukaan katup spiral dilapisi memberan mukosa. Struktur usus yang
menyebabkan aliran makanan terhambat dan meningkatkan daerah penyerapan
makanan di usus .

14 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
Gambar 10. Organ dalam ikan hiu

Organ hati berukuran cukup besar, terdiri dari dua lobus, melekat diujung
anterior dalam rongga tubuh. Cairan empedu dari hati dikumpulkan di empedu
berwarna hijau, kemudian mengalir melalui salurn empedu menuju bagian anterior
usus, pankreas terdapat diantara lambung dan usus, saluran pankreas terdpat ke usus
dibagian bawah saluran empedu. Kelenjar rectum yang belum diketahui fungsinya,
berbentuk pipih, melekat dibagian dorsal dari batas diantara usus dan kloaka.
( Sa’adah, 2017: 25-26)
H. Sistem syaraf pada hiu
Otak hiu sudah lebih maju dibanding lamprey. Dari 2 sakus olfaktori di bagian
moncong. Saluran olfaktori memanjang ke lobus olfaktori besar yang melekat pada
pasangan serebal hemisfer di diencephalon. Di bagian dorsal diencephalon terdapat
organ pineal, sedangkan di bagian ventralnya terdapat infundibulum yang melekat
ke hepofisis. Secara keseluruhan semua bagian tersebut menyesun otak depan. Pada
otak tengah terdapat 2 lobus optik dibagian dorsal. Otak belakang terdiri dari
sereblum besar dibagian median dorsal diatas medula oblongata. Syaraf kranial
sebanyak 10 pasang tersebar di otak seperti pada hewan vertebrata lain, syaraf
sumsum tulang belakang dilindungi oleh vertebra, lebih maju dari yang terdapat di
cyclostomata. (Sa’adah, 2017 : 28)

15 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
I. Sistem otot pada hiu
Ikan hiu termasuk kedalam golongan ikan bertulang rawan yang tidak memiliki
tulang rusuk. Jaringan ototnya langsung menempel pada kulit, sehingga struktur
kulit menjadi berserat dan kuat. Hal ini menyebabkan ikan hiu sukar dikuliti.

( Wahid, 1992: 5)

J. Sistem indra pada hiu


Ikan hiu memiliki tiga macam alat indra yaitu indra pencium, indra penglihatan,
dan indra perasa. Indra yang paling berperan adalah indra penciuman. Sebagian
besar otak hiu digunakan untuk melayani indra penciuman, tidak heran jika hiu
memiliki indra penciuman yang sangat tajam. Rongga di dalam kantung indra
penciuman yang berbentuk kapsul adalah tersususn rapat dan tampak mengandung
sel-sel pendeteksi zat kimiapada lubang kapsul tersebut .
Ikan hiu memiliki dua sistem sensori atau reseptor kimia yaitu pembau (olfaktori)
dan pengecap ( gustatori) yang beradaptasi terhadap subtansi spesifik lingkungan.
Secara umum olfaktori serupa dengan organ nasal untuk penciuman (hidung)
manusia. Reseptor olfaktori mendeteksi rangsangan kimia dalam bentuk sinyal
elektrik.
Sinyal kimia ( alamon dan feromon ) digunakan sebagai alat komunikasi yang
selanjutnya mempengaruhi pola prilaku dan reproduksi ikan hiu. Asam amino,
steroid, prostaglandin dan garam empedu merupakan subtansi kimia yang sangat
sensitif terhadap sistem pengecapan pada ikan. Meskipun pada konsentrasi yang
rendah, asam amino tetap mampu di deteksi oleh lebih dari 20 apeaiea ikan air tawar
dan laut termasuk ikan hiu.
Ikan hiu mempunyai kemampuan mendeteksi makanan dengan bantuan indra
pencium yang ditunjukan oleh kegiatan sensorik yang digantikan fungsinya oleh
organ olfaktori. Bisa dikatakan bahwa indra penciuman hiu lebih berperan daripada
indar penglihatannya. (Munandi, 2006: 9)

16 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
Gambar 11. Sistem indra pada hiu

K. Habitat ikan hiu


Ikan hiu terdapat di seluruh perairan indonesia, mereka umumnya ditemukan di
perairan berkarang atau perairan yang dasarnya berpasir dengan kedalam bervariasi
tergantung jenisnya. Selain itu dilaut, beberapa jenis hiu ada yang hidup atau
berenang di daerah air tawar.
Pada siang hari, hiu sering dijumpai di perairan karang yang lebih dangkal,
sedangkan diperairan yang lenih dalam hiu lebih sering ditemukan, meski demikian.
Banyak juga jenis hiu yang menyukai tempat-tempat seperti perairan dangkal, dasar
perairan berpasir atau berlumpur, air payau bahkan air tawar. Bahkan hiu terdapat
diperairan dengan kedalaman yang paling dangkal sampai beberapa ribu meter di
lautan lepas.
Jenis-jenis hiu di bedakan menjadi dua populasi besar yaitu hiu permukaan atau
hiu atas yang hidup di perairan dangkal dan hiu perairan dalam atau hiu dasar akan
mengalami tekanan air yang lebih kuat, suhu yang lebih rendah dan keterbatasan
cahaya, sedangkan di perairan yang lebih dangkal tekanan air lebih kecil, suhu
makin mendekati permukaan dan cahaya melimpah. Faktor-faktor ini yang
menentukan sifat biologis hiu di setiap kedalaman perairan . umumnya hiu yang
dapat hidup di perairan dalam memiliki tubuh yang lebih ramping daripada hiu yang
hidup di perairan yang dangkal .

Tekanan perbedaan air juga berpengaruh pada sifat dan ketahanan kulit hiu.
Biasanya kulit hiu dasar lebih mudah rusak di bandingkan hiu atas. Kekuatan dan

17 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
kelenturannya juga berbeda serta warna daging hiu dasar lebih putih daripada hiu
atas. (Munandi, 2006: 13)

Gambar 12 habitat ikan hiu


L. Penyebaran ikan hiu
Faktor yang sangat berpengaruh terhadap penyebaran hiu adalah kedalaman
perairan dan suhu, karena kedua faktor ini relatif tidak berubah. Kedalaman rata-
rata dimana hiu berada berkisar antara 70-1.000 meter. Walaupun demikian ada
beberapa hiu yang hidup di kedalaman lebih dari 1.000 meter. (Munandi, 2006: 13)
M. Reproduksi ikan hiu
Kelamin terpisah pada hewan jantan, sperma berkembang di dalam dua testis
anterior di dalam rongga tubuh. Dari setiap testis, terdapat beberapa vasa efferentia
yang berlanjut ke vas deferens yang mengalirkan sperma ke arah posterior untuk
dikeluarkan melalui papila urogenital. Pada saat kawin, sperma dipindahkan dari
hewan jantan dengan bantuan klasper menuju ke kloaka hewan betina.
Sistem reproduksi pada hewan betina meliputi sebuah ovari besar yang melekat
ke dinding dorsal. Terdapat dua oviduct di ujung anteriornya berbatasan dengan
saluran besar tempat masuknya sel telur pada jenis yang ovovivivar, pada bagian
posteriornya terdapat organ yang menyerupai uterus, yang merupakan tempat
perkembangan anak. Oviduct terbuka ke arah kloaka. (Sa’adah, 2017 : 29)
N. Pemanfaatan ikan hiu di indonesia
Diperkirakan lebih dari 75 jenis hiu dditemukan di perairan indonesia dan
sebagian besar dari jenis tersebut potensial untuk dimanfaatkan. Hampir seluruh
bagian tubuh hiu dapat dijadikan komoditi, dagingnya dapat dijadikan bahan

18 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
pangan bergizi tinggi (bakso, abon, sosis, ikan kering dan sebagainya). Siripnya
untuk di ekspor dan kulitnya dapat diolah menjadi bahan industri kerajinan kulit
berkualitas tinggi (ikat pinggang, tas, sepatu, dompet, jaket dan sebagainya), serta
minyak ikan hiu sebagai bahan baku farmasi atau untuk ekspor. Tanpa kecuali gigi,
empedu, isi perut, tulang, insang dan lainnya masih dapat diolah untuk berbagai
keperluan seperti bahan lem, ornamen, pakan ternak, bahan obat dan lain-lain.
(Alaydrus dkk. 2014:83)
O. Kondisi perikanan hiu di indonesia
Ikan hiu merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan yang lambat dan memerlukan
waktu yang lama untuk mencapai usia dewasa dan untuk berkembang biak. Ikan
hiu dapat hidup di berbagai kondisi lingkungan mulai dari perairan tawar hingga
paling terdalam, dan daerah laut beriklim dingin sampai daerah tropis yang hangat.
Ikan hiu termasuk dalam sub Elasmobranchi, yaitu ikan yang bertukang rawan
yang memiliki keturunan yang sangat primitif dan ikan hiu termasuk dalam ordo
Pluerotremata yang terdiri dari 20 suku dan ratusan jenis. Menurut penelitian ada
sekitar 250-300 spesies hiu yang sudah diketahui, dimana kurang lebih sekitar 29
jenis terdapat di indonesia yang penyebarannya hingga laut samudra maupun di air
tawar.
Pemanfaatan sumberdaya perikanan hiu di perairan indonesia sudah
berlangsung mulai dari zaman majapahit, penjajahan belanda, jepang dan sampai
sekarang . catatan resmi pemanfaatan sumberdaya laut dalam bentuk statistik
perikanan di mulai pada tahun 1975. Statistik perikanan indonesia selama tiga puluh
tahun berakhir (1975-2005) menunjukan produksi ikan hiu mengalami fluktasi
(antara 47.000 ton-105.000 ton) dimana hasil tangkapan tertinggi terjadi pada tahun
1999 sebanyak 105.000 ton.
Sejak tahun 1970 usaha perikanan hiu di indonesia telah berlangsung sangat
pesat, meskipun usaha perikanan hiu di indonesia merupakan hasil uasaha
sampingan dari usaha perikanan lainny, akan tetapi produksi yang dihasilkan
menunjukan hasil yang signifikan, dimana terjadi peningkatan produksi dari tahun
ke tahun. Sejak tahun 1988 terjadi peningkatan produksi terhadap sirip hiu karena
banyaknya permintaan terhadap sirip hiu di seluruh dunia. Di indonesia
peningkatan tersebut ditunjukan dari perkembangan perikanan hiu yang cukup
pesat dimana di beberapa daerah sentra nelayan indonesia menjadi komoditi hiu
sebagai hasil tangkapan utamanya. Menurut data yang dikeluarkan oleh World
19 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
wilflife fund for nature (WWF) tahun 2010 hiu telah menjadi perhatian global dan
diperdagangkan dalam berbagai bentuk tidak hanya sirip kering saja. Setidaknya
1.145.087 ton produk hiu di perdagangkan secara global setiap tahunnya.
Sentra ekspor perdaganagan sirip hiu yang paling besar di indonesia terletak di
Surabaya provinsi Jawa Timur, lalu Jakarta, Sulawesi Tenggara , Sumatra Utara
dan Provinsi Riau. Sementara Nusa Tenggara. Sirip hiu di indonesia di hargai
berdasarkan kualitas dan ukuran siripnya buka berdasarkan jenis spesies hiu
tersebut. Menurut FAO pada tahun 2009 komoditas hiu yang paling banyak adalah
sirip hiu. Biasanya komoditas hiu tersebut di ekspor ke negara-negara Asia yang
sering mengkonsumsi sirip hiu seperti Jepang, China, Hongkong, Singapura,
Malaysia, dan Taiwan. Sentra pengekspor sirip hiu adalah Surabaya. Sementara
bangka balitung mengekspor daging atau dengdeng hiu ke Singapura. Sementara
produk hiu lainnya seperti daging yang sudah dikeringkan maupun yang sudah di
asinkan di konsumsi masyarakat lokal dan ada juga yang di ekspor ke negara
Bangladesh dan Sri Lanka. (Vabiola Bangun, 2014:6)
P. Usaha pengelolaan sumberdaya hiu di indonesia
Menanggaoi isu makin genjarnya isu konservasi hiu di dunia, maka pemerintah
indonesia dalam hal ini depertemen-depertemen terkait seperti depertemen kelautan
dan perikanan (DKP) dal LIPI mulai menanggapi isu konservasi hiu di negara ini.
Langkah awal telah dilakukan dalam rangka pengelolaan sumberdaya perikanan
elasmobranchii ( hiu dan pari ) adalah melakukan kerja sama dengan pemerintah
australia yakni melalui penelitian bersama mengenai sumberdaya hiu dan pari di
indonsia. Diharapkan kerjasama penelitian yang dibina tersebut dapat
menghasilkan suatu rencana aksi (action plant) pengelolaan sumberdaya hiu dan
pari diindonesia . program-program lain jiga mendukung untuk terususnnya rencana
pengelolaan tersebut antara lain adalah SEAFDEC (yang dilaksanakan oleh DKP)
dan sensus biota laut yang dilaksanakan oleh pusat penelitian Oseanografi- LIPI.
(Fahmi dkk, 2005:5)

20 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
BAB III
PENITUP
a. Simpulan

Ikan hiu merupakan sekelompok hewan (superodo selachimorpha) ikan dengan


kerangka tulang muda dan tubuh yang rimpang. Mereka bernapas dengan
menggunakan lima insang kadang-kadang enam atau tujuh insang tergantung
spesiesnya.

Ikn hiu banyak dijumpai di perairan indonesia beik perairan tutorial, perairan
samudra maupun zona ekonomi eksklusif indonesia dan penyeberan ikan hiu juga tidak
hanya terdapat disuatu tempat saja tetapi hampir di seluruh lautan umumnya hiu
terdapat di daerah yang panas, air dangkal di dekat-dekat tropis bahkan diantaranya
juga ada yang hidup di air yang segar.

Hiu dikenal dengan pembunuh yang menakutkan dilaut dan membangkitkan


kengerian turun temurun pada manusai, ikan hiu memiliki gigi-gigi yang runcing, tajam
dan berahang sangat kuat. Hiu mempunyai badan yang berat dan besar tetapi tidak
menhalangi binatang ini untuk berenang dengan cepat, selain itu penciuman ikan hiu
juga sangat tajam. Mereka dapat mencium setetes darah dalam lautan yang jauhnya
dapat mencapai seperempat mil.

Hiu merupakan ikan yang memiliki gigi yang sangat banyak jumlah gigi ikan
hiu mencapai 3.000 buah dan Ikan hiu merupakan ikan bertulang rawan, memiliki
rahang, respirasi melalui insang, pembuahan internal, bisa bertelur atau melahirkan
anak, indra yang tajam termasuk gurat sisi.

Beberapa jenis ikan hiu yaitu sebagai berikut :

1. Hiu banteng (Carcharhinus leucas)


2. Hiu pigmi (Euprotomicrus bispinatus )
3. Hiu biru (Prionace glauca)
4. Hiu karang abu-abu ( Triaenodon obesus)
5. Hiu paus ( Rhicodon typus)
6. Hiu putuh besar ( Carhcharodon carcharias )

21 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
Penutup tubuh pada ikan hiu ditutupi oleh sisik plakoid yang berukuran kecil,
dan sistem peredaran darah pada ikan hiu merupakan sirkulasi tunggal, jantung yang
terdiri atas atrium, ventrikel sinus venosus, conus orteriosus yang keluar dari ventrikel.
Jantung ikan hiu hanya terisis darah yang tidak mengandung oksigen.
Sistem pernapasan pada ikan hiu yaitu dengan Insang merupakan ciri
pernapasan pada ikan umumnya, termasuk hiu. Secara embriologis celah insang hiu
tumbuh sebagai hasil dari serentetan envaginasi faring yang tumbuh keluar dan bertemu
dengan envaginasi dari luar.

Ikan hiu termasuk kedalam golongan ikan bertulang rawan yang tidak memiliki
tulang rusuk. Jaringan ototnya langsung menempel pada kulit, sehingga struktur kulit
menjadi berserat dan kuat. Hal ini menyebabkan ikan hiu sukar dikuliti.

Ikan hiu memiliki tiga macam alat indra yaitu indra pencium, indra penglihatan,
dan indra perasa. Indra yang paling berperan adalah indra penciuman

Ikan hiu memiliki dua sistem sensori atau reseptor kimia yaitu pembau
(olfaktori) dan pengecap ( gustatori) yang beradaptasi terhadap subtansi spesifik
lingkungan. Secara umum olfaktori serupa dengan organ nasal untuk penciuman
(hidung) manusia. Reseptor olfaktori mendeteksi rangsangan kimia dalam bentuk
sinyal elektrik.

Sistem reproduksi pada ikan hiu Kelamin terpisah pada hewan jantan, sperma
berkembang di dalam dua testis anterior di dalam rongga tubuh sedangkan pada betina
Sistem reproduksi pada hewan betina meliputi sebuah ovari besar yang melekat ke
dinding dorsal.

Ikan hiu dapat di manfaatkan sebagai bahan pangan bergizi tinggi (bakso, abon,
sosis, ikan kering dan sebagainya). Siripnya untuk di ekspor dan kulitnya dapat diolah
menjadi bahan industri kerajinan kulit berkualitas tinggi (ikat pinggang, tas, sepatu,
dompet, jaket dan sebagainya), serta minyak ikan hiu sebagai bahan baku farmasi atau
untuk ekspor. Tanpa kecuali gigi, empedu, isi perut, tulang, insang dan lainnya masih
dapat diolah untuk berbagai keperluan seperti bahan lem, ornamen, pakan ternak, bahan
obat dan lain-lain

22 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
b. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pada pembaca
sangat saya harapkan demi kesempurnaan penyususnan makalah penulis selanjutnya.

23 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a
DAFTAR PUSTAKA

 Alaydrus S, dkk. 2014. Jenis dan status konservasi ikan hiu yang tertangkap di tempat
pelelangan ikan ( TPI ) labuan bajo, manggarai barat Flores. Volume 7. Nomor 2
 Champbell Reece. 2003. Biologi edisi kelima jilid II. Erlangga : jakarta
 Djarubito M, 1989. Zoologi dasar. Erlangga: jakarta
 Fahmi dkk, 2005. Status perikanan hiu dan aspek pengelolaannya. Volume XXX.
Nomor 1
 Fayeldi T. 2012. Laut kekayaan tersembunyi dibawah gelombang samudra.
Jakarta:Bastari kids
 Jasin M. 1984. Zoologi vertebrata. Surabaya : Wijaya Utama
 Munandi A. 2006. Analisis sekresi untuk tujuan pengumpulan ikan hiu dalam
penangkapan ikan. Bogor : IPB
 Optima P. 2012. 4100 fakta paling top tentang hewan. Jakarta : Transmedia
 Sa’adah S. 2017. Zoologi vertebrata. Bandung : UIN SGD
 Tarasetyaningrum S. 1997. Mengenal binatang-binatang buas. Bandung : Angkasa
 Vabiola bangun O. 2014. Efektivitas cites ( convention on internasional trade in
endangered species of wild fauna and flora) dalam mengatur perdagangan hiu di
kawasan coral triangel (implementasi di indonesia). Voleme 1. Nomor 2
 Wahid N. 1992. Mempelajari pembuatan produk antara untuk sosis daging ikan hiu.
Bogor: IPB

24 | z o o l o g o i v e r t e b r a t a

Anda mungkin juga menyukai