Anda di halaman 1dari 14

1

LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT

KLASIFIKASI HORMON

Diajukan untuk kegiatan belajar mandiri dan sebagai


Syarat mengikuti Ujian Akhir Blok
di Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati
Cirebon

Telah disetujui untuk dipresentasikan


Pada tanggal: Oktober 2011

Disusun oleh:
Rd.M.Randy.Z

NPM. 111170059

Cirebon, Oktober 2011


Dosen Pembimbing,

dr. Tissa Octavira P.

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.1
DAFTAR ISI2
BAB I
PENDAHULUAN3
I.1. Latar Belakang...3
I.2. Tujuan dan Manfaat...3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA...4
II.1. Hormon.4
II.2. Struktur Dasar Kimiawi Hormon.....4
II.3. Mekanisme Dasar Kerja Hormon.....5
II.4. Klasifikasi Hormon..6
II.5. Hormon Utama...10
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan...13
III.1. Saran..13
DAFTAR PUSTAKA14

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Organisme multiseluler harus mampu mengoordinasi berbagai
aktivitas sel-selnya, termasuk yang jaraknya berjauhan, juga memerlukan
mekanisme komunikasi antar sel agar dapat memberikan respon dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan interna dan eksterna yang selalu
berubah.
Sistem endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana
tubuh mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel. Sistem saraf
sering dipandang sebagai pembawa pesan melalui sistem struktural yang
tetap. Sistem endokrin dimana berbagai macam hormon disekresikan oleh
kelenjar spesifik, diangkut sebagai pesan yang bergerak untuk bereaksi pada
sel atau organ targetnya.
Hormon yang bekerja pada tubuh kita, mempunyai klasifikasi
tersendiri. Hormon-hormon tersebut bekerja berdasarkan klasifikasi tertentu.
Mereka bertujuan untuk membawa pesan kimiawi untuk mencapai targetnya.
I.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan referat ini adalah :
-

Untuk menjelaskan definisi dan struktur dasar kimiawi hormon


Untuk menjelaskan mekanisme kerja hormon.
Untuk menjelaskan Klasifikasi hormon dan hormon utama.
Serta manfaat dari dibuatnya referat ini untuk memberikan ilmu

pengetahuan dari pengklasifikasian hormon. Karena hormon sangatlah


berperan penting dalam jalannya kehidupan kita untuk pengaturan tubuh
dengan lingkungan sekitar yang berubah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Hormon
Hormon berasal dari bahasa Yunani, : hormon yang berarti yang
menggerakkan. Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar
kelompok

sel.

Semua

organisme

multiselular,

termasuk

tumbuhan,

memproduksi hormon. (Greenspan, Francis S. Gardner, David G. 1994).


II.2. Struktur Dasar Kimiawi Hormon
Kebanyakan hormon berasal dari prekusor lipid. Dibawah ini
beberapa penyusun hormon:
1. Derivat asam amino, dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal
dari jaringan nervus medulla supra renal dan neuro hipofise. Contoh:
Epinefrin dan norepinefrin.
2. Peptida/ derivat peptida, dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari
jaringan alat pencernaan.
3. Steroid, dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium.
Contoh: Hormon testis, ovarium, dan korteks suprarenal.
4. Asam lemak, merupakan biosintesis dari dua FA. Contoh:
prostaglandin.
(Martin, David W.1987).

II.3. Mekanisme Dasar Kerja Hormon

Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari
sel

target.

Ketika

hormon

menemukan sel target, hormon akan


mengikat protein reseptor tertentu
pada permukaan sel tersebut dan
mengirimkan

sinyal.

protein

menerima

akan

Reseptor
sinyal

tersebut dan bereaksi baik dengan


mempengaruhi ekspresi genetik sel
atau mengubah aktivitas protein
selular, termasuk di antaranya adalah
perangsangan atau penghambatan
pertumbuhan

serta

apoptosis

(kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan,


pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang,
kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan
menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan
pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada
hampir semua organisme multiselular. (Guyton, Arthur C. Hall, John E.
2006).
Sumber Gambar: www.emc.maricopa.edu 23 November 2011.

II.4. Klasifikasi Hormon

Hormon dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara yaitu menurut


transmisi kimiawi, komposisi kimawi, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat
sinyal yang mengantarai kerja hormon didalam sel.
A. Klasifikasi Hormon Berdasarkan Transmisi Kimiawi
1. Autokrin: Bekerja pada sel mensintesis hormon itu sendiri; insulinlike growth factor (IGF-1) yang menstimulasi pembelahan sel di
dalam sel yang memproduksi hormon tersebut.
2. Parakrin: Bekerja pada sel-sel di sekitarnya. Contohnya adalah
insulin, yang disekresikan oleh sel pankreatik dan memengaruhi
sekresi

glukagon

oleh sel pankreatik


.
3. Endokrin: Bekerja
pada sel atau organ
yang

menjadi

tujuannya

saat

dibawa melalui aliran darah atau melalui sistem saluran cairan


lainnya misalnya saliran limf. Contohnya adalah insulin, etradiol, dan
kortisol.
4. Neuroendokrin: Sebetulnya merupakan parakrin atau endokrin,
kecuali bahwa hormon ini disintesis dalam sel saraf (neuron) yang
melepaskan hormon ini dekat dengan sel target (parakrin), atau
melepaskannya

kedalam

aliran

darah

yang

kemudian

akan

membawanya ke sel target, contohnya dari hipotalamus ke kelenjar


hipofisis anterior melalui sistem portal.

5. Neural: ini merupakan neurotransmisi, ketika suatu zat kimiawi


dilepaskan oleh satu neuron dan bekerja pada neuron di sampingnya.
Zat-zat kimia ini disebut sebagai neurotransmiter. Neurotransmiter

memproduksi efek yang hampir seketika, contohnya adalah


asetilkolin, sementara beberapa zat kimia lain memiliki onset yang
lebih lambat namun memiliki efek yang lebih lama pada organ target,
yang disebut sebagai neuromodulator, contohnya beberapa opioid.
(Greenspan, Francis S. Gardner, David G. 1994).
Sumber Gambar: www.emc.maricopa.edu 23 November 2011
B. Klasifikasi Hormon Berdasarkan Senyawa Kimia
1. Golongan steroid yaitu turunan dari kolesterol, contoh: Aldosteron,
cortisol, estradiol, dan progesteron.
2. Golongan eiksanoid yaitu dari

asam

arachidonat.

Contoh:

Prostaglandin, leukotriena, dan tromboksana.


3. Golongan derivat asam amino dengan molekul yang kecil. Contoh:
tiroid katekolamin.
4. Golongan polipeptida/ Protein. Contoh: Insulin, glukagon, GH, dan
TSH.
(Lehninger A. Nelson D. Cox MM. 1993)
C. Klasifikasi Hormon Berdasarkan Sifat Kelarutan
1. Lipofilik: Kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak, contoh:
Estrogen, progesteron, testosteron, dan tironin.
2. Hidrofilik: Kelompok hormon yang dapat larut dalam air. Contoh:
Adrenokostikotropik (ACTH), dan katekolamin.
(Himmerich H. Steinberg H. 2011)

D. Klasifikasi Hormon Berdasarkan Lokasi Reseptor


1. Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler.
Golongan I

Golongan II

Reseptor

Intraseluler

Membran Plasma

Tipe

Steroid, Yodotironin, Kalsitriol, Retinoid

Polipeptida,

protein,

glikoprotein
Solubilitas

Lipofilik/hidrofobik

Hidrofilik/lipofobik

Protein

Ada

Tidak ada

Usia paruh

Panjang (berjam-jam/berhari-hari)

Pendek (menit)

Mediator

Kompleks hormon reseptor

Second messenger berupa:

pengangkut

cAMP,

cGMP,

Ca2+,

Fosfotilidinositol, lintasan
kinase
2. Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (Plasma
Membran).

(Martin, David W.1987).

E. Klasifikasi Hormon Berdasarkan Sifat Sinyal.


Hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa
cAMP, cGMP, Ca2+, fosfoinositol, Lintasan kinase sebagai mediator
intraseluler. (Meyer S. Valdermasson S. Larsson EM. 2011).
F. Klasifikasi Hormon Berdasarkan Fungsinya.

1. Hormon perkembanga. hormon yang memegang peranan didalam


perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh
kelenjar gonad.
2. Hormon metabolisme. proses homeostatis glukosa dalam tubuh
diatur oleh bermacam-macam hormon. Contoh: glukokotirkoid,
glukagon, dan katekolamin.
3. Hormon tropik. Dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan
fungsi endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang
pertumbuhan

folikel

(FSH)

pada

ovarium

dan

proses

spermatogenesis (LH).
4. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral. Kalsitonin
dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium
dan fosfor.
(Greenspan, Francis S. Gardner, David G. 1994).

II.5. Hormon Utama

Kelenjar Sumber
Hipotalamus

Hormon yang dilepaskan

Fungsi Fisiologis

Gonadotropin (Gn-RH).

Growth hormone (GH-RH)

Merangsang pelepasan
FSH dan LH dari
hipofisis anterior.
Merangsang pelepasan
growth hormone

10

Growth hormone inhibiting


(GH-IH) (somatostatin)

Mencegah pelepasan
growth hormone

Tirotropin (TRH)

Prolacting inhibiting factor

Kortikotropin (CRH)

Follicle stimulating
hormone (FSH)

Luteinizing hormone (LH)

Prolactin (PRL)

Oxytocin (Disimpan dalam


hipofisis posterior, juga
diproduksi dalam ovarium)

Human chorionic
gonadotrophin (HCG)

Merangsang pelepasan
tyroid stimulating
hormone
Mencegah pelepasan
prolactin
Merangsang pelepasan
ACTH
Merangsang
pertumbuhan folikel,
Spermatogenesis, dan
sekresi estrogen
Merangsang ovulasi,
fungsi corpus luteum,
sekresi progesteron,
estrogen dan androgen.
Merangsang proses
laktasi, fungsi corpus
luteum, dan sekresi
progesteron.
Merangsang
pertumbuhan jaringan
dan tulang.
Merangsang kontraksi
uterus, kelahiran dan
pengangkutan sperma
dan ovum.
Analog dengan LH

Pregnant mare serum


gonadotrophin (PMSG)

Analog dengan FSH

Placental lactogen

Pregnancy protein B

Mengatur transport
nutrisi dari induk ke
fetus.
Memberikan nutrisi

Estrogen

Hipofisis anterior

Hipofisis posterior

Plasenta

Ovarium

Merangsang
munculnya prilaku
seksual, karakter seks
skunder betina,
pertumbuhan saluran
reproduksi, kontraksi
uterus, dan

11

Progesteron

Androgen

Testis

pertumbuhan ductus
mammary
Mengatur pelepasan
gonadotropin,
merangsang kalsium
pada tulang dan efek
anabolik.
Bekerja secara sinergis
dengan estrogen dalam
memunculkan prilaku
seksual, dan
mempersiapkan
saluran reproduksi
untuk proses
implantasi.
Merangsang dan
memelihara
pertumbuhan kelenjar
seks pelengkap
Merangsang
pembentukan seks
skunder jantan,
pemunculan prilaku
seksual jantan, dan
berperan dalam proses
spermatogenesis
Memiliki efek anabolik

12

(Fisiologi Kedokteran Guyton & Hall, 2006)


Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh
hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak
kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol
kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari
untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus
anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls
saraf ke lobus posteriornya.
Sumber Gambar: www.emc.maricopa.edu 23 November 2011

BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan

13

Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar


kelompok sel. Hormon berguna sebagai pengatur keseimbangan tubuh kita
terhadak pengaruh interna dan eksterna. Klasifikasi hormon adalah
pengklasifikasian hormon berdasarkan klasifikasi tertentu. Hormon dapat
diklasifikasikan dengan berbagai cara yaitu menurut transmisi kimiawi,
komposisi kimawi, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang
mengantarai kerja hormon didalam sel.
III.2. Saran
Setelah kita mempelajari klasifikasi hormon, kita harus mengetahui
juga berbagai macam hormon dengan fungsinya. Karena klasifikasi hormon
sangatlah penting dalam bidang kedokteran untuk melakukan pemeriksaan
fungsi hormon terhadap pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Martin, David W. 1987. Biokimia Harper. Jakarta. EGC. 2 hal.

14

Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2006. Fisiologi Kedokteran. Jakarta.


EGC. 2 hal.
Greenspan, Francis S. Gardner, David G. 1994. Basic & Clinical
Endocrinology. 4: 2- 55.
Himmerich H. Steinberg H. 2011. Hormone-bassed Classification and
Therapy Concepts in Psychiatry. Fortschr Neurol Psychiatr 79(7): 384-94.
www.medscape.com, 1 Januari 2012.

Meyer S. Valdermasson S. Larsson EM. 2011. Classification of


pituitary growth hormone producing adenomas according to SIPAP:
application in clinical practice. 57(7): 796-801. www.medscape.com, 1

Januari 2012.

Lehninger A. Nelson D. Cox M M. 1993. Principles of Biochemistry


2: 746-783.

Anda mungkin juga menyukai