Anda di halaman 1dari 51

BUKU PINTAR

KELOMPOK TANI PROV. SUMATERA BARAT


DALAM RANGKA
PENCAPAIAN KETAHANAN PANGAN

KODIM 0312/PADANG
i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh….

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas
karunia-Nya kita masih mendapatkan kekuatan dan kesehatan untuk melanjutkan tugas dan
pengabdian kita, baik sebagai makhluk Allah maupun sebagai makhluk sosial guna
menambah perbendaharaan pengetahuan dan memperluas wawasan melalui penerbitan
“BUKU PINTAR” seputar tentang pertanian, peternakan dan perikanan yang kerjakan secara
organik.

Seperti diketahui saat ini (Journal ilmiah soil science, 1998), dari sekian banyak unsur
yang ada di alam, semua jenis tanaman membutuhkan mutlak (harus tersedia/tidak boleh
tidak) 13 macam unsur hara untuk keperluan proses pertumbuhan dan perkembangannya
yang sering dikenal dengan nama unsur hara essensial. Unsur hara ini perlukan dalam jumlah
yang berbeda satu sama lain yang secara garis besar dapat membedakan menjadi unsur hara
makro ( 6 jenis) yang dibutuhkan dalam jumlah lebih banyak (unsur N, P, K, Ca, S dan Mg)
dan unsur hara mikro (7 jenis) yang dibutuhkan lebih sedikit (Unsur Fe, Na, Zn, Mn, B, Cu dan
Cl).

Walaupun berbeda dalam jumlah kebutuhannya namun dalam fungsi pada tanaman,
masing-masing unsur sama pentingnya dan tidak bisa mengalahkan/ menggantikan satu sama
lainnya. Masing-masing unsur hara mempunyai fungsi dan peran khusus sendiri-sendiri
terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga jika terjadi kekurangan
satu jenis unsur hara saja akan mengakibatkan tidak optimalnya pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Jadi 13 macam unsur hara tersebut jika pada manusia ibarat menu
makanan 4 sehat (karbohidrat, daging, sayuran, dan buah) 5 sempurna (susu) yang masing-
masing mempunyai peran sendiri-sendiri.

Seiring dengan Teknologi pertanian yang maju dan modern dimana petani akan selalu
mengutamakan keselarasan dan keseimbangan alam, dengan meminimalisasi produk-produk
kimia, sehingga dapat dicapai hasil produksi yang maksimal tanpa merusak dan mempegaruhi
siklus alam dan kesuburan tanah, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, upaya
peningkatan produksi pertanian melalui gerakan revolusi hijau telah mengantarkan Indonesia
untuk berswasembada beras pada tahun 1984, selain didukung oleh pengembangan varietas
unggul dan pembangunan jaringan irigasi, keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan
produksi pertanian tentu tidak terlepas dari pengembangan teknologi pupuk organik.

Buku pintar seputar tentang pertanian, peternakan dan perikanan ini adalah merupakan
tuntunan praktis bagi petani dalam mengembangkan kegiatan pertanian, peternakan dan
perikanan dengan sistim organik guna mewujudkan keselarasan dan keseimbangan alam,
meningkatkan hasil produksi dan menekan biaya produksi.
ii

Saya menyadari bahwa ilmu sebagai aset yang sangat berharga tentunya akan
bermanfaat manakala hal itu kita dapat berbagi dengan yang lain, oleh karena itu berbagai
pandangan, pendapat dan pengaiaman dari masyarakat tentang pertanian,peternakan dan
perikanan akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi saya guna meyempurnakan
ilmu, pengetahuan dan pengaiaman yang saya miliki agar senantiasa mampu memberikan
sumbangsih terbaik dan berperan aktif di bidang pertanian,peternakan dan perikanan bagi
Bangsa dan Negara.

Buku pintar ini merupakan himpunan dari buah pikiran bapak Dr.HM.Nurzaman
ayah.Manjel) yang selama ini banyak membantu para petani di pelosok tanah air (Beliau
sendiri .JKMP4). Dalam kesempatan ini telah mengadakan kerjasama dengan Korem 32/Wbr
dan melatih para kelompok-kelompok tani dari 19 Kota dan Kabupaten di Provinsi Sumatera
Barat serta para Babinsa Kodim-Kodim di jajaran Korem 032/Wbr selama 2 hari, meliputi teori
dan praktek. Harapannya adalah agar para petani di Provinsi Sumatera Barat dapat
mengaplikasikan pembuatan pupuk organik cair, probiotik peternakan, probiotik perikanan,
pembuatan hormon tanaman serta pembuatan pestisida organik dalam kegiatan pertanian,
peternakan dan perikanan. Pada akhirnya para petani mandiri dalam mengolah usahanya
tanpa tergantung pupuk kimia yang tidak selamanya berguna bagi para petani.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk, bimbingan dan
kekuatan lahir dan batin kepada kita semua dalam melanjutkan perjuangan dan pengabdian
demi kemajuan Bangsa dan Negara Indonesia yang kita cintai bersama.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatu…,

Padang, 20 Oktober 2014


Komandan Korem 032/Wirabraja

ttd

Widagdo Hendro. S
Brigadir Jendral TNI
iii

DAFTARISI

KATA PENGANTAR
DAFTARISI
CARA PEMBUATAN PUPUK CAIR
1. Rotan (Ramuan OrganikTanaman)
2. Roter (Ramuan Organik Ternak/Unggas)
3. Roter (Ramuan Organik Perikanan)
4. Roma (Ramuan Organik Hama)
5. Seputar ZPT dan Tekhnik Pembuatannya
6. Starter Trichoderma
7. Pupuk N
8. Pupuk P
9. Pupuk K
10. Cara membuat Mol Buah
11. Cara membuat PGPR
12. Cara memperbanyak PGPR
13. Tips agar tanaman cepat berbuah dan mencegah bunga dan buah yang rontok
14. Kandungan NPK yang dibutuhkan oleh tanaman
15. Tips mengatasi masalah tanah
16. Tabel kebutuhan kapur Dolomite
17. Cara tanam padi pola organic
18. Ramuan Jamu Organik pemeliharaan unggas biar cepat besar dan
bebas penyakit (ND/tetelo, Flu Burung, Mencret, Berak kapur dll)
19. Cara tanam cabe pola organik
20. Teknik cara penanam cabe
21. Cara beternak lele organik
22. Sop budidaya kacang hijau/kacang tanah/kedelai
23. Sop budidaya jagung organik
24. Pembuatan Poc Vegetatif
25. Pembuatan Poc Generatif
26. Sop cara bertanam mentimun pola organik
iv

27. Sop budidaya bawang merah/putih


28. Sop Melon Organik
29. Cara tanam tomat pola organik
30. Herbalisme
31. Medicalisme
a. Penyakit mencret
b. Penyakit radang pusar
c. Penyakit cacar mulut
d. Penyakit titani
e. Penyakit limpha
f. Penyakit rnulut dan kuku (PMK)
g. Penyakit ngorok
h. Penyakit perut kembung
i. Penyakit cacing
j. Penyakit kudis
k. Penyakit dermatitis
l. Penyakit Pneumonia
m. Penyakit radang kelenjar susu
32. Sop pada tanaman tebu
33. Ramuan organik kesehatan manusia (Romansa)
34. Pola budidaya Tembakau
35. Sop budidaya singkong organik
36. Tips mencegah dan mengatasi virus gemini dan Cmv
37. Nutrisi untuk bunga daru susu kadaluarsa
1

CARA PEMBUATAN PUPUK CAIR

1. Rotan (Ramuan organik tanaman)

a. Bahan

1) Buah Pisang : 5 buah


2) Buah Pepaya : 1 buah
3) Buah Nanas : 1 buah
4) Buah Mangga : 2 buah
5) Buah Melon/ Semangka : 1 buah
6) Kangkung Air : 3 ikat
7) Kacang Panjang : 3 ikat
8) Jagung Muda : 2 buah
9) Ragi : 3 – 5 butir
10) Air Kelapa : 5 liter
11) Air Leri : 3 liter
12) Gula Kelapa : 1 kg
13) Usus Ikan Nila : 1 ons

b. Cara buat

1) Semua bahan 1 s/d 8 sterilkan dengan cara direndam dalam air hangat
(700C)

2) Semua wadah/ peralatan disterilkan dengan air panas/ alcohol

3) Sterilkan tangan dengan alcohol

4) No. 1 sampai 8 di blender sampai seperti jus

5) Gula kelapa dididihkan dengan air 5 liter, biarkan sampai benar-benar


dingin.

6) Campurkan semua bahan, kemudian aduk-aduk sampai benar-benar


merata.

7) Simpan dalam wadah yang terbuat dari tembikar/plastik (jangan yang


terbuat dari logam)

8) Fermentasi selama 14 hari dalam keadaan tertutup rapat, setiap 2 hari


sekali aduk-aduk/ digoyang-goyangkan selama 5 menit. Untuk menghindari
wadah menggelumbung sebaiknya buatkan aerasi udara.

9) Ciri berhasil jika campuran berbau asam dan harum tape.

10)Fermentasi selesai jika sudah tidak ada lagi gas yang terkandung.
2

c. Cara Memperbanyak

1) Air jernih (sumur/mata air) : 10 liter


2) Dedak : 1 kg
3) Gula kelapa : 0.5 kg
4) Air kelapa : 5 liter
5) Rotan : 1 liter

Bahan No. 1,2 dan 3 panaskan, sesudah dingin campurkan dengan no. 4, 5 masukan
dalam drum plastik tutup rapat selama 14 hari. Selesai dah jadi rotan 15 liter dengan
kwalitas yang sama.

2. Roter (Ramuan Organik Ternak/Unggas)

a. Bahan

1) Rumput laut : 1 kg, jika tidak ada bisa diganti dengan


azzola.
2) Pisang : 5 buah
3) Nanas : 1 buah
4) Yoghurt : 1 liter
5) Yakult : 10 botol
6) Usus ikan nila/ mujair : 100 gram
7) Gula merah : 1 kg
8) Ragi tape : 4 butir
9) Ragi roti : 2 sendok
10) Air kelapa : 5 liter

b. Cara membuat

1) Rumput laut/ azolla, pisang dan nenas di blender


2) Usus ikan di cingcang (blender lebih baik)
3) Gula merah didihkan dengan air 1 liter, biarkan sampai dingin.
4) Campurkan semua bahan, kemudian aduk-aduk selama 3-5 menit.
5) Fermentasikan selama 14 hari dalam wadah tertutup.

Catatan :

a) Setiap 2-3 hari sekali dikocok selama 5 menit


b) Dosis 10 ml dicampur air 20 liter dan gula 100 gram untuk fermentasi
pakan/pembuatan pelet.
c) Untuk minum unggas atau ternak 1 liter + gula 1 kg + air 400 liter.

c. Jika ingin memperbanyak

1) Ambil 1 liter ramuan ROTER


2) Gula kelapa 1 kg (didihkan dulu)
3) Air (mata air/sumur) 10 liter (didihkan dulu)
4) Susu murni/yakult 2 liter / 5 botol
5) Terasi matang 100 gram (diseduh air panas/dibakar)
6) Dedak 2-3 kg (didihkan ambil airnya saja).
3

Campurkan semua bahan setelah dingin, kemudian fermentasi selama 14 hari.

Catatan : Jika berbau busuk artinya gagal buang saja, jika berbau wangi tape artinya
berhasil.

3. Roter (Ramuan Organik Perikan)

a. Bahan

1) Rumput laut : 1 kg, jika tida ada bisa diganti dengan azzola
2) Pisang : 5 buah
3) Nanas : 1 buah
4) Kangkung air : 1 ikat, diambil dengan batang dan akarnya.
5) Yoghurt : ½ liter
6) Yakult : 5 botol
7) Usus ikan nila/ mujair : 100 gram
8) Gula merah : 1 kg
9) Ragi tape : 4 butir
10) Air kelapa : 5 liter
11) Kepiting batu : 4-5 ekor
12) Ragi roti : 3 sendok makan
13) Air sumur : 5 liter

b. Cara buat

1) Rumput laut/azolla, pisang, kangkung air dan nenas di blender.


2) Usus ikan dan kepiting batu di cincang (blender lebih baik)
3) Gula merah didihkan dengan air 5 liter, biarkan sampai dingin
4) Campurkan semua bahan, kemudian aduk-aduk selama 3-5 menit.
5) Fermentasikan selama 14 hari dalam wadah tertutup. Buat aerator agar
aman.

Catatan :

a) Setiap 2-3 hari sekali dikocok selama 5 menit


b) Dosis 10 ml + gula 3-4 sendok dicampur air 20 liter untuk fermentasi
pakan/pembuatan pelet.
c) Untuk kolam ukuran 3 x 4 m : 1 gelas + gula 2-3 sendok

c. Jika ingin memperbanyak caranya.

1) Ambil 1 liter ramuan ROTER IKAN.


2) Gula Kelapal kg (didihkan dulu).
3) air kelapa 5 liter.
4) air (mata air/sumur) 10 liter (didihkan dulu).
5) susu murni/yakult 2 liter/5 botol.
6) dedak 2-3 kg (didihkan ambil air nya saja).
7) Terasi 1 ons (dididihkan/dibakar).

Caranya campurkan semua bahan kemudian fermentasi selama 14 hari


4

Catatan : jika berbau busuk artinya gagal buang saja, jika berbau wangi tape artinya
berhasi!.

4. Roma (Ramuan Organik Hama)

a. Bahan

1) Buah pinang yg cukup tua tapi belum kuning/kenikir


2) Daun sirsak
3) Batang serai
4) Daun sirih
5) Bawang putih
6) Cabe rawit merah
7) Daun tembakau / tembakau yg sudah jadi
8) Airbersih

b. Cara buat.

1) buah pinang tumbuk sampai halus (semuanya baik kulit/bjinya).


2) daun sirsak, batang serai, daun sirih, bawang putih, cabe rawit, daun
tembakau tumbuk / blender.
3) Campur semua bahan dengan air bersih.
4) Simpan selama 1 hari semalam.
5) dosis untuk 20 ml ditambah 1 liter air atau 1 gelas ditambah air 10 liter,
aplikasi sebaiknya setiap semingu sekali.

Efektif untuk hama ulat/trip/kutu daun/belalang/wereng/walangsangit. Perlakuan


yang kontinu dan teratur akan membuat tanaman tidak terkena fungi juga virus.

Catalan : Jika buah pinang tidak ada bisa diganti dengan Daun Kenikir. Ramuan
tsb akan sangat efektif jika langsung diapliksikan. Jika ingin bertahan lama
tambahkan ROTAN 1 liter bisa disimpan sampai 6 bulan. Pengalaman yang
aneh, tapi luar biasa, jika ingin hama tersebut tidak balik lagi, ambil hama
tersebut secukupnya. hancurkan terus tambahkan ke ROMA dan fermentasikan
selama sehari semalam.

5. Seputar ZPT dan Teknik Pembuatannya.

a. Auksin.

1) Pengertian.

a) Perkecambahan biji. Auksin akan mematahkan dormansi biji (biji tidak


mau berkecambah) dan akan merangsang proses perkecambahan biji.
Perendaman biji/benih dengan Auksin juga akan membantu menaikkan kuantitas
hasii panen.

b) Pembentukkan akar. Auksin akan memacu proses terbentuknya akar


serta pertumbuhan akar dengan lebih baik.

c) Mendorong Partenokarpi.
5

Partenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi


atau penyerbukan sehingga dapat menghasilkan buah tanpa biji.

d) Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.

e) Mematahkan dominansi pucuk / apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk


tanaman atau akar tidak mau berkembang.

2) Bahan.

a) 1 Kg Keong mas / Bekicot / Tauge.


b) 5 Lt Air.
c) 1 Kg Gula / Tetes tebu.
d) 1 gelas ROTAN.

3) Cara Pembuatan.

a) Keong mas/bekicot direbus dengan air sampai mendidih kemudian


diambil dagingnya, cangkang dibuang. Untuk Tauge langsung saja di blender.

b) Setelah dingin, masukkan ROTAN, aduk dan campur sampai rata.

c) Masukkan dalam wadah, tutup dengan plastik lalu ikat dengan karet.

d) Simpan dan letakkan pada tempat yang teduhm biarkan selama 12-15
hari.

4) Dosis. 1 gelas untuk 1 tangki (14 liter).

b. Sitokinin.

1) Pengertian.

a) Pembelahan sel dan pembesaran sel. Sitokinin memegang


peranan penting dalam proses pembelahan dan pembesaran sel,
sehingga akan memacu kecepatan pertumbuhan tanaman.

b) Pematahan Dormansi biji. Sitokinin berfungsi untuk mematahkan


dormansi (tidak mau berkecambah) pada biji-bijian tanaman.

c) Pembentukkan tunas-tunas baru.turut dipacu dengan penggunaan


Sitokinin.

d) Penundaan penuaan atau kerusakan pada hasil panenan sehingga


lebih awet.

e) Menaikkan tingkat mobiiitas unsur-unsur dalam tanaman.

f) Sintesis pembentukkan protein akan meningkat dengan pemberian


Sitokinin.
6

2) Bahan.

a) 1 Kg bonggol pisang.
b) 5 Lt air.
c) 1 Kg gula/tetes tebu.
d) 1 gelas ROTAN

3) Cara Pembuatan.
a) Bonggol pisang dicacah atau diblender.
b) campur dengan semua bahan.
c) Aduk sampai rata
d) Masukkan dalam wadah kemudian tutup dengan plastik dan ikat
memakai karet.
e) Simpan dan diamkan selama 12-15 hari pada ternpat yang teduh.

4) Dosis : 1 gelas untuk 1 tangki (14 liter).

c. Giberelin

1) Pengertian.
a) Mematahkan dormansi, atau hambatan pertumbuhan tanaman
sehingga tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara
mempercepat proses pembelahan sel.

b) Meningkatkan pembungaan.

c) Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin


adalah mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase,
protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel
endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan
energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan
mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi
pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah.

d) Berperan pada pemanjangan sel.

e) Berperan pada proses partenokarpi. pada beberapa kasus


pembentukan buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan,
proses ini dinamai partenokarpi.

2) Bahan.
a) 1 Kg rebung bamboo/buah sawo.
b) 5Ltair.
c) 1 Kg gula/tetes tebu. ,
d) 1 gelas ROTAN

3) Cara Pembuatan.
a) Kupas rebung bambu/buah sawo (ga perlu dikupas).
b) Cacah kecil-kecil/blender.
c) Campur dengan semua bahan iainnya.
d) Aduk sampai rata.
e) Masukkan dalam wadah kemudian tutup denga plastik dan ikat
7

memakai karet.
f) Simpan dan diamkan selama 12-15 hari pada tempat yang teduh.

4) Dosis. 1 gelas untuk 1 tangki (14 liter).

6. Starter Trichoderma.

a. Bahan/alat.

1) Nasi yang sudah bermalam : 1 -2 muk/takar.


2) Bambu (dibelah 2 bagian) : 1 ruas.
3) Tali plastic/karet secukupnya.

b. Cara.
1) Bagian dalam bambu dibersihkan, Belahan bambu dibuat lobang sebesar
jari kelingking di kedua ruas kiri dan kanan.

2) Kemudian isi satu bagian/belahan bambu dengan nasi yang sudah


dibiarkan semalam.

3) Satukan belahan bambu tersebut dan ikat dengan tali plastic sampai
rapat.

4) Kubur di hutan atau di bawah pokon bambu atau di tanah yang


subur/humus sedalam 10-20 cm, tutup kembali dengan tanah dan bertanda
untuk memudahkan pengambilan.

5) Biarkan selama 5-7, kemudian ambil dan jika terdapat jamur seperti kapas
maka kita sudah mendapatkan Trichoderma.

b. Teknik perbanyakannya.

1) Cara 1.

a) Bahan

(1) Dedak : 10 kg
(2) Gula pasir : 20 sdm
(3) Air : secukupnya ( 3 liter)
(4) Biakan Trichoderma : 1 ruas bambu

b) Cara

(1) Dedak dikukus terlebih dahulu untuk mensterilkan dedak


dari berbagai jamur/bakteri)

(2) Larutkan gula dalam air matang.

(3) Biakan Trichoderma dikeluarkan dicampurkan dengan


dedak.

(4) Campuran dedak dan trichoderma ditaburi larutan gula


8

hingga dedak bisa dikepal-kepal (tidak terlalu kering dan basa).

(5) Masukkan dalam wadah plastik dan tempatkan ditempat


yang terhindar dari matahari dan hujan langsung.

(6) Biarkan selama 3-7 hari.

2) Cara 2.

a) Bahan.

(1) Jamur induk Trichoderma (FO) saru ruas bambu


(2) Beras (sesuaikan dengan keinginan)
(3) Air murni / air dari mata air / kalau kepepet ga ada pake air
matang yg sudah direbus dulu
(4) Alcohol 70% (untuk pensterilan alat-alat)

b) Peralatan.

(1) Plastic bening.


(2) KomporGas.
(3) Panci.
(4) Sendok.
(5) Wadah / nampan.
(6) Lilin.

c) Cara buat.

(1) Beras dimasak menjadi 1/3 masak (selama 10 menit),


(sunda: ngagigihan).
(2) Setelah beras menjadi 1/3 masak dinginkan pada wadah
nampan yang telah disediakan.
(3) Setelah itu masukan beras yang telah didinginkan tersebut
kedalam plastic bening. Setiap plastic diisi dg beras 10 sendok
rnakan.
(4) Kemudian beras yang telah selesai di masukkan ke dalam
plastic dilakukan proses pengukusan kembali selama 10 menit.
(5) Selanjutnya dinginkan lag! pada wadah nampan hingga
benar-benar dingin.
(6) Sendok yang akan digunakan harus disterilkan dengan
menggunakan alcohol, begitu juga dengan tangan kita.
(7) Sendok tersebut dekatkan dengan api liiin secara sekilas
saja, ha! ini untuk bertujuan mensterilkan sendok dari bakteri-
bakteri di udara.
(8) Gunakan sendok yang telah disterilkan tersebut untuk
mengambil bahan indukjamurtrichoderma.
(9) Setiap 1 kantong plastic yang berisi beras yang telah
dikukuskan tadi akan kita isi dengan bahan induk jamur trichoderma
sebanyak 1/3 sendok.
(10) Kocokkan agar jamur trichoderma merata tercampur.
dengan media beras yang telah kita kukuskan tadi.
9

(11) Kemudian setelah itu streples ujung plastic yang terbuka


agar tidak ada celah binatang kecil seperti semut dsb masuk ke
dalam plastic tersebut.
(12) Simpan selama 14 hari.
(13) Jika proses yang kita lakukan baik dan benar maka seleiah
14 had media beras diatas akan berubah warna menjadi warna
hijau yang merata.
(14) Trichoderma (Fl) ini sudah siap untuk digunakan.

Catatan : Sebaiknya dilakukan di dalam kamar/ruangan yang steril.

7. Pupuk N

a. Bahan

1) Urine hewan : 10 liter


2) Kohe halus : ½ karung
3) Daun-daunan hijau (daun gamal, kacang-kacangan, wedusan dll) : 1
karung
4) Rotan : 1 liter
5) Gula/ molases : 1 kg
6) Air : 20 liter

b. Cara buat

1) Daun-daunan dicacah halus


2) Campurkan semua bahan dan aduk-aduk sampai merata
3) Fermentasi selama 2 minggu

c. Dosis 1 liter + 10 liter air

8. Pupuk P

a. Bahan

1) Batang pisang : 1 pohon


2) Kohe guano/puyuh : 5 kg
3) Rotan : 1 liter
4) Gula/molases : 1 kg
5) Air : 30 liter

b. Cara buat

1) Batang pisang dicacah halus


2) Campurkan semua bahan dan aduk-aduk sampai merata
3) Fermentasi selama 2 minggu
4) Dosis 1 liter + 10 liter air
10

9. Pupuk K

a. Bahan

1) Sabut kelapa : 10 kg
2) Rotan : 1 liter
3) Gula/ molases : 1 kg
4) Air : 30 liter

b. Cara buat

1) Campurkan semua bahan dan aduk-aduk sampai merata


2) Fermentasi selama 2 minggu

c. Dosis 1 liter + 10 liter air

10. Cara Buat Mol Buah

a. Bahan

1) Buah sawo matang dll : 1 kg


2) Rotan : 100 ml
3) Gula : 100 gram
4) Vetsin/Msg : 1 sendok makan
5) Air : 5 liter

b. Cara Buat

1) Blender buah sawo dan buah-buah lainnya


2) Campurkan semua bahan secara merata dan aduk-aduk
3) Simpan dalam wadah tertutup selama 2 minggu.

c. Dosis. 1 liter + 10 liter air, aplikasi 1 minggu sekali pada tanaman fase generatif.

11. Cara Membuat PGPR

a. Bahan

1) Akar bambu + tanahnya : 1 kantong kresek / ½ kg (lebih banyak lebih


bagus)
2) Akar kacang tanah : 1 ons (lebih banyak lebih bagus)
3) Akar putri malu : 1 ons (lebih banyak lebih bagus)
4) Air : 3 liter
5) Gula merah/ pasir : ½ kg
6) Air kelapa : 2 liter

b. Cara buat

1) Untuk bahan 1,2,3 bila ada ketiganya bila tidak ada bisa salah satunya,
tapi yang terbaik adalah akar bambu.
2) Potong kecil-kecil semua akar
11

3) Masukan semua bahan ke dalam wadah tertutup rapat


4) Biarkan selama 2-3 hari dan kocok-kocok setiap hari

12. Cara Memperbanyak PGPR

a. Bahan

1) Gula merah/ molases : 3 kg


2) Dedak : 3 kg
3) Terasi mentah : 1 kg
4) Air kelapa : 5 liter
5) Biang PGPR : 1 liter
6) Air : 100 liter

b. Cara Buat

1) Gula merah, dedak dan terasi mentah dididihkan dengan air 10 liter
selama 30 menit, kemudian biarkan sampai benar-benar dingin.
2) Masukan air kelapa, air 90 liter, dan biang PGPR dalam drum
3) Tutup rapat, dan biarkan selama 2 minggu, sebaiknya pake aerator.

c. Dosis
1) 1 liter + air 10 liter
2) Siram / kocor pada lahan sebelum tanam, dan seminggu sekali setelah
tanam sebanyak 3-4 x
3) Untuk merendam benih tambahkan ROTAN dengan perbandingan 1 : 1.

13. Tips agar tanaman cepat berbuah dan mencegah bunga & buah rontok

a. Bahan

1) Mol buah ( sawo dll) : 2 liter


2) Pupuk P : 3 liter
3) Pupuk K : 5 liter
4) Rotan : 100 ml
5) Gula/molases : ½ kg
6) Air : 50 liter

b. Cara Aplikasi

1) Campur semua bahan dan aduk-aduk sampai merata, biarkan tertutup


selama 24 jam.
2) Siram / kocorkan ke tanaman atau lahan setiap 1-2 minggu sekali jangan
dicampur air lagi.
3) Lakukan pada masa generatif atau masa bau keluar bunga.

c. Catatan
1) Untuk tanaman besar ( buah, mangga, cengkeh, dll) satu pohon 2-3 liter.
2) Untuk tanaman horti (cabe, tomat, kacang dll) satu pohom 100 ml
3) Jika cuaca musim penghujan dosis bisa ditambah menjadi 2x lipat.
12

14. Kandungan N P K yang dibutuhkan oleh tanaman

a. Kebutuhan pupuk untuk tanaman secara umum (N : P : K = 1 : 1 : 1).

1) Umur 0-2 bulan : 20 gram / tanaman/ bulan


2) Umur 3-5 bulan : 50 gram/tanaman/bulan
3) Umur 6-12 bulan : 100 gram/tanaman/bulan
4) Umur > 12 bulan : 130 gram/tanaman/bulan

b. Kebutuhan pupuk untuk tanaman dewasa masa vegetative

1) Unsur N ……. 60 gram/pohon/bulan


2) Unsur P …….. 40 gram/pohon/bulan
3) Unsur K …….. 30 gram/pohon/bulan

c. Kebutuhan pupuk untuk tanaman dewasa masa Generatif

1) Unsur N ……. 20 gram/pohon/bulan


2) Unsur P …….. 50 gram/pohon/bulan
3) Unsur K …….. 60 gram/pohon/bulan

d. Catatan : untuk tanaman hortikulkura yang sudah berbuah setelah 1 bulan maka
selanjutnya dan dianggap tanaman dewasa.

e. Unsur tanaman muda adalah

1) Umur 0 – 3 bulan : 20 gram/tanaman/bulan


2) Umur 4 – 6 bulan : 50 gram/tanaman/bulan
3) Umur > 7 bulan : 100 gram/tanaman/bulan

15. Tips Mengatasi Masalah Tanah

a. Ada beberapa macam cara untuk menyuburkan tanah


1) Tanah liat. Jenis tanah ini banyak mengandung makanan tapi sayang
tidak bisa dimakan oleh tumbuhan karena kekurangan kadar oksigen (O 2). Untuk
menanggulanginya yaitu mengupayakan agar tersedia O 2. Caranya adalah
dengan memberikan : kompos, bokashi pupuk kandang arang, atau bahan
organik lainnya dan probiotik (ROTAN) sehingga tanah menjadi gembur.

2) Tanah berpasir. Jenis tanah ini adalah sulit mengikat air, cepat kering
dan merana. Adapun cara mengatasi tanah seperti ini adalah dengan
menambahkan bahan organik seperti : kompos, bokashi pupuk kandang, pupuk
organik daun hijau yang mudah busuk ditambah dengan kotoran hewan, tanah,
rotan dan air dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1, simpan di dalam drum dan
biarkan selama 3 minggu.
13

3) Tanah berkapur. Jenis tanah ini memiliki keasaman yang tinggi, mudah
longsor, makanan mikronya kurang tersedia (contoh : zat besi, seng, tembaga).
Untuk mengatasi jenis tanah seperti ini adalah dengan memberikan pupk
kompos, dan dedaunan yang hijau apalagi bila dedaunannya jenis tanaman yang
berbunga kupu-kupu seperti kacang-kacangan, johar, turi dll, dan untuk
menurunkan tingkat keasaman dilakukan dengan cara memberikan pupk yang
mengandung belerang, plus aplikasikan rotan rutin seminggu sekali.

4) Tanah gambut. Tanah ini kaya akan zat organik namun belum bisa
dijadikan makanan oleh tumbuhan karena belum terutai dan pHnya rendah atau
asam. Sirkulasi udara yang kurang baik sehingga bakteri tidak bisa bekerja
secara maksimal. Pada tanah yang seperti ini hanya beberapa jenis tanaman
saja yang dapat hidup seperti karet. Cara mengatasi jenis tanah yang seperti ini :

a) Memberikan kompos dari pupuk kandang, arang atau bokashi


pupuk kandang arang.

b) Membuat tali parit atau parit sebanyak mungkn.

c) Memberikan kultur campuran mikro organisme yang


menguntungkan rotan setiap sebulan sekali.

d) Memberikan bakteri yang berasal dari limbah yang mengandung


banyak protein seperti : limbah tahu, darah, atau ikan busuk.

5) Tanah podsolik merah kuning. Tanah ini banyak terdapat di Sumatera


dan Kalimanta. Cara mengatasi jenis tanah seperti ini dengan cara :

a) Memberikan bahan organic berupa kompos yang banyak.


b) Menutup tanah atau member! mulsa pada setiap tanaman
sehingga lapisan atas tanah akan terlindungi dari erosi ketika hujan:
c) Memberikan bakteri yang menguntungkan seperti Rotan sebulan
sekali minimal.

6) Tanah yang bersifat asam. Tanda-tanda tanah. yang bersifat asam bila
di sawah warna air kuning berkarat, bila di darat suka ditumbuhi alang-alang,
haredong (sunda)/ sedudu, bila ditanami jagung buah jagungnya menguning dan
bila ditanami kacang tanah tidak ada buah yang berenas. Apabila menemukan
tanah seperti ini keasamannya (pH) berkisar antara 3-5. Dengan demikian pHnya
harus disesuaikan dahulu sesuai dengan keinginan tanaman. Untuk mengatasi
masalah tanah seperti ini ada banyak cara diantarnya :

a) Tanah dijemur. Tanah dicangkul, dibajak. Tanah -yang berupa


bongkahan dibiarkan terjemur oleh sinar matahari selama 2 minggu.

b) Diberi arang sekam. Tanah ditaburi arang sekam selanjutnya


dicangkul hingga arang tersebut bercampur dengan tanah.
14

c) Memperbaiki tata udara dalam tanah. Tanah diolah


kemudian dibuat parit-parit untuk menghindari genangan air dan pada
tanah gambut dibuat memanjang dengan jarak 25 m agar terjadi
pencucian dan yang asam mengalir.

d) Menambahkan pupuk organik. Dengan menambah pupuk


organik yang berasal dari kotoran hewan yang banyak, maka secara
bertahap pH tanah akah berangsur-angsur naik atau dengan kata lain
keasaman berkurang secara bertahap.

e) Memberikan probiotik Rotan sebulan sekali secara rutin.

f) Pengapuran. Untuk menurunkan tingkat keasaman atau


menaikkan pH dapat ditaburkan kapur pertanian di atas tanah yang
sudah dicangkul kemudian dicangkul kemudian diaduk dengan tanah,
apabila sudah tercampur kapur pertanian dengan tanah siram dengan air
dapat pula dengan air hujan, biarkan 10 sampai 15 hari, baru ditanam.
Untuk penambahan jumlah kapur dapat dilakukan dengan cara
perhitungan berikut sebagai contoh :

Bila diketahui pH tanah kita 4,5. Tanah yang pH yang kita inginkan 6, maka. 6 -
4.5 = 1,5. Kemudian kita dari tabel di bawah. Tabel Kebutuhan Kapur Dolomite
pada selisih pH 1.5 maka diperoleh pemberian kapur pertanian 5.25 ton/Ha,
Penambahan selanjutnya dapat dilakukan lagi setelah 3-5 tahun.

16. Tabel Kebutuhan Kapur Dolomite

a. Selisih pH dan kapur yang harus ditambahkan


1) 2,0 = 6,83 Ton
2) 1,9 = 6,51 Ton
3) 1,8 = 6,19 Ton
4) 1,7 = 5,88 Ton
5) 1,6 = 5,56 Ton
6) 1,5 = 5,23 Ton
7) 1,4 = 4,93 Ton
8) 1,3 = 4,61 Ton
9) 1,2 = 4,30 Ton
10) 1,1 = 3,99 Ton
11) 1,0 = 3,66 Ton
12) 0,9 = 3,35 Ton
13) 0,8 = 3,03 Ton
14) 0,7 = 2,72 Ton
15) 0,6 = 2,40 Ton
16) 0,5 = 2,08 Ton
17) 0,4 = 1,77 Ton
18) 0,3 = 1,45 Ton
19) 0,2 = 1,13 Ton
20) 0,1 = 0,82 Ton
21) 0,0 = 0,50 Ton
15

b. Jenis Tanaman pH yang dibutuhkan

1) Padi : 5,00 – 7,00


2) Jagung : 5,50 – 7,50
3) Umbi rambat : 5,25 – 6,50
4) Kentang : 4,50 – 6,50
5) Kacang tanah : 5,25 – 6,25
6) Kacang kedelai : 6,00 – 7,00
7) Sorgum : 6,50 – 7,00
8) Tembakau : 5,50 – 7,50
9) Kapas : 5,00 – 6,00
10) Tomat : 5,50 – 7,50
11) Kubis : 5,50 – 7,50
12) Seledri : 6,00 – 7,00
13) Bawang : 6,00 – 7,00
14) Cabai : 5,50 – 7,50
15) Nenas : 5,00 – 6,50
16) Tebu : 6,00 – 8,00
17) Pisang : 6,00 – 7,50
18) Teh : 4,00 – 5,50
19) Karet : 4,75 – 8,00
20) Kopi : 4,50 – 7,50
21) Kelapa : 6,00 – 7,50
22) Coklat : 5,00 – 7,00

c. Kesimpulan Dari Teknik Penyuburan Tanah Ini Adalah :

1) Memberikan bahan organic berupa /compos atau bokashi hal mutlak perlu
diiakukan untuk menyuburkan tanaman.
2) Menjaga ekosistem kehidupan didalam tanah membuat tumbuhan tumbuh
secara optimum.
3) Mengatur tata udara dan air untuk membantuk menyuburkan tanah
4) Memberikan probiotik seperti Rotan dll.
5) Sasaran perbaikan ditujukan kepada fisik, kimia dan biologi tanah.

17. Cara Tanam Padi Pola Organic,

a. Pengolahan Benih.

1) Benih yg dipakai pada uji coba Ciherang, Mapan P05, Widas.


2) Rendam benih dengan air hangat selama 15 menit.
3) Rendam benih dengan ROMA selama 3-5 menit.
4) Rendam dengan ROTAN + PGPR selama 12 jam.
5) Peram selama 12 jam.
6) Penyemaian sebaiknya di dalam nampan/baki/wadah kecil dg media
tanah dan bokashi 1:1.
7) Usia penyemaian maksimum 14 hari.

b. Pengolahan Lahan.

1) Potong sisa tanaman padi sampai rata dengan tanah.


16

2) Hamparkan Jerami hasil panen secara merata di seluruh lahan, jerami


potong menjadi 3-4 bagian (keb jerami 5 ton untuk 1 ha).
3) Taburkan Kapur/ Dolomit (1.000 kg untuk 1 Ha ).
4) Semprot dengan ROMA (Ramuan Organik Hama) (1 gelas untuk 14 liter
air) diamkan selama 3 hari.
5) Rendam selama 3-4 hari.
6) Kemudian cangkul / bajak untuk membalikan tanah.
7) Taburkan Pupuk Organik / pupuk kandang secara merata ( 2 ton untuk 1
ha).
8) Kocor / semprot dengn ROTAN + PGPR+ TRICHODERMA (1 liter untuk
14 liter/1 tangki).
9) Rendam dengan air selama 14 hari.
10) Keringkan lahan kemudian wuluku / angler.
11) Buat dengan pola jajar legowo 35-35-35-35-40
12) Tanam benih padi hasil penyemaian 1-2 batang, paling dalam 2 cm.
13) Keringkan selama 2 hari.
14) Hari ke 3 bed air dengan tinggi 2 - 3 cm.
15) Hari ke 7 semprot dengan ROMA ++.
16) Lalandak pada hari ke 12 – 14
17) Taburkan Pupuk Organik /kandang (1 ton untuk 1 ha) atau Kocor dengan
POC Vegetatif.
18) Semprotkan ROTAN + TRICHODERMA + PGPR dengan dosis 1
gelas untuk 15 liter air secara merata.
19) Keringkan (macak-macak) selama 3-4 hari.
20) Bed air selama 7 hari.
21) Hari ke 22 - 24 keringkan/macak-macak, kemudian lalandak yang kedua
dengan arah berlawanan dengan yang pertama.
22) Semprot dengan ROMA ++.
23) Selanjutnya taburkan pupuk organic/pupuk kandng yang sudah matang
(500 kg untuk 1 ha ) atau POC Vegeiatifsecara merata, biarkan selama 10 hari.
24) Aliri air naik turun sesuaikan dengan kondisi tanaman padi.
25) Pada usia 45 hari (pramudia/keluar bunga) keringkan selama 5 hari,
semprot dengan ROTAN + POC Generatif (1 gelas untuk 14 liter/1 tangki).
26) Beri air sampai buah warna hijau tapi sudah berisi.
27) Hari ke 50 Semprot dengan ROMA ++.
28) Hari ke 55 keringkan selama 3 hari semprot lag! dengan ROTAN+POC
Generatif (1 gelas untuk 14 liter/1 tangki).
29) Hari ke 60 Semprot dengan ROMA ++.
30) Hari ke 65 keringkan selama 3 hari semprot lagi dengan ROTAN+POC
Generatif (1 gelas untuk 14 liter/1 tangki).
31) Atur air sampai panen.

Catatan : Pemberian ROMA (Ramuan Organik Hama) disesuaikan dengan


keadaan.

18. Ramuan Jamu Organik pemeliharaan Unggas biar cepat besar dan bebas
(ND/tete!o, Flu Burung, Mencret, Berak kapur dlI).

a. Bahan. Temu kunci ( 500 gram ), kunyit (500 gram), temuireng (500 parn),
temulav/ak (250 gram), temu giring (250 .gram), mengkudu (500 gram), daun
pepaya (5 tangkai) dan cacing (100 gram). Kencur (500 gram), bawang putih
(500 gram), jahe (250 gram), gula merah (1000 gram), Roter (100 ml).
17

b. Cara membuat. Cacing direbus dengan 1 liter air sampai mendidih. Kunyit,
temuireng, temugiring, temulawak, temu kunci, kencur, bawang putih, jahe iton
mengkudu diparut menjadi satu, dan daun pepaya ditumbuk sampai halus.
CSimpurkan bahan-bahan tersebut dan tambah 4 liter air bersih. Remas-
remaslah semua bahan tersebut dan' saring. Terakhir tambah dengan 1 liter
rebusan cacing aduk sampai rata. Selanjutnya campuran tersebut direbus
sampai mendidih setelah dingin carnpurkan dengan air gula dan roter, dapat
digunakan sebagai pada ayam pedaging, petelur atau unggas yang lainnya.
Jamu tersebut dapat diberikan dengan cara mencampur ke air minum.

c. Aplikasi. Dalam pelaksanaannya pemberian jamu dilakukan setelah


ayam/unggas berumur 10 hari sampai panen. Pemberian dilakukan tiga hari.

19. Cara Tanam cabe pola organik. Yang perlu kita persiapkan sebelum kita menanam
cabe organik adalah :

a. Benih cabe unggulan dan sehat


b. Pupuk organik/ pupuk kandang 3-4 ton/ha
c. Trichoderma
d. Rotan, POC Vegetatif, POC Generatif
e. Pestisida organik/ ROMA

20. Teknik Cara Penanam Cabe

a. Pengolahan Lahan

1) Buat bedengan/leleran dengan lebar 1 meter dan panjang sesuaikan


dengan lahan.
2) Masukan pupuk kandang (yg terbaik pupuk kandang ayam broiler)
sebanyak 1 karung untuk bedengan yang panjangnya 10 meter.
3) Kocor dengan ROMA + Bawang Putin + Cabe Rawit Merah + Tembakau
di atas pupuk kandang tsb dengan dosis 1 liter + 10 liter air, kemudian baru di
aduk/campur dengan tanah. Biarkan 1-2 hari.
4) Kocor dengan ROTAN 1 liter + PGPR 1 liter + TRICHODERMA 1 liter +
Gula 1 kg + air 200 liter, kocor sampai terlihat basah setiap bedengannya.
5) Tutup dengan mulsa dan biarkan jangan dulu diberi lobang selama 2
minggu/14 hari.
6) Setelah 2 minggu baru diberi lobang dengan jarak 30x30x30 cm tiap baris
dan jarak antar baris 30-40 cm.

b. Pembenihan.

1) Rendam benih biji cabe dalam air hangat selama 3-5 menit, kemudian
tiriskan.
2) Rendam benih biji cabe dalam ROMA selama 10-15 menit, kemudian
tiriskan.
3) Rendam benih biji cabe kedalam ROTAN + PGPR selama 12 jam.

c. Persiapan Penyemaian.

1) Campurkan Tanah bawah bambu + Pupuk Kandang kemudian kocor


dengan ROMA++ dan biarkan selama 1-2 hari.
18

2) Hari ke 3 semprot/kocordengan ROTAN + PGPR + TRICHODERMA dan


biarkan selama 1 minggu.
3) Masukan tanah ke dalam tempat penyemaian, kemudian masukan benih
biji yang sudah disiapkan sebelumnya masing2 1 butir ke setiap tempat,
kemudian siram dengan ROTAN dosis 10 ml / liter air, kemudian langsung tutup
dengan mulsa/terpal biarkan sampai keluar daun pertama selanjutnya buka
tutup mulsa/terpal.
4) Setelah berdaun lima (kira-kira umur 2 minggu) cabe kita tanam - dalam
lahan yang sudah kita persiapkan. 2 minggu sebelumnya.

d. Pemupukan dan Perawatan.


1) Ketika benih cabe pindah ke lahan maka kocor dengan POC vegetatif
dengan dosis 1 liter + 200 liter, cukup asal basah saja ke tiap lobang.
2) Umur 7 hari semprot dengan ROMA ++.
3) Umur 14 hari kocor dengan ,POC Vegetatif dengan dosis 1 liter +
TRICHODERMA 1 liter + 200 .liter, cukup asal basah saja ke tiap lobang.
4) Buang tunas air/ tunas,yang tumbuh di bawah cabang pertama.
5) Lakukan prunning / pemotongan tunas setelah tanaman berdaun 8-
10,1cm dari tunas.
6) Kembali lakukan prunning/pemotongan ketika muncul bunga pertama di
atas cabang kedua.
7) Umur 25 hari kocor dengan ROTAN 100 ml + TRICHODERMA 100 ml +
POC Vegetatif 1 liter + gula Vz kg + air 200 liter dengan dosis 1 gelas untuk 1
tangki (14 liter).
8) Setelah muncul bunga kembali maka semprot dengan POC Generatif 1
liter +150 liter air setiap seminggu sekali bergantian dengan ROMA ++.
9) Amati adanya serangan hama dan penyakit, bila terjadi gejala
serangan harus cepat kita atasi secara mekanik (kita ambil hama dan daun yang
terserang tersebut, lalu kita pisahkan tanaman yang sehat dan yang sakit agar
mudah dalam pengelolaan hama maupun penyakit). Jika musim kemarau
sebaiknya sering disiram daunnya untuk mengurangi serangan kutu. Lakukan
penyemprotan dengan ROMA+ Bawang Putih + Cabe Rawit merah + Tembakau.

Catatan : Hal paling pokok adalah pastikan dalam pembuatan pupuk organic harus
benar2 berhasil / matang. Terutama Kohe harus di sterilkan dari microba/bakteri
pathogen dengan Ramuan Organik Hama (ROMA). Pernberian ROTAN/POC dan
ROMA di aplikasikan selang satu minggu, minggu 1 ROTAN / POC minggu ke 2 ROMA
dan begitu seterusnya. Dari pengalaman pola spt di atas tanaman cabe benar2 sehat
dan tidak terkena hama/penyakit. Dan hasil sampai 2x lipat dari pola biasa.

21. Cara Beternak Lele Organik.

a. Hal yang harus diperhatikan.

1) Lingkungan sebaiknya termasuk daerah cukup panas (suhu 24-33 °C).


2) Suhu air maiam minimal 24 °C dan siang maksimal 33 °C.
3) Sebaiknya tetap ada air.keluar dan masuk walau hanya kecil.
4) Pastikan benih benar-benar sehat, jika membeli dari orang lain pastikan
kita tahu seperti apa perlakuan sebelumnya (lebih baik).
5) Pernberian probiotik / jamu-jamuan akan sangat baik jika diberikan rutin
setiap semingu sekali ke kolam.
19

b. Persiapan Kolam.

1) Untuk 1m2 benih 100-200 ekor.


2) Tinggi kolam 80-100 cm.
3) Buat pembuangan. air dengan variasi pembuangan 30cm, 50 cm dan
70cm.

c. Buat Plankton.

1) Untuk 1m2 cukup kotoran hewan Yz kg (kambing/sapi/ayam), yg paling


bagus kohe ayam.
2) Tanah subur sebanyak kotoran hewan.
3) Sayuran / buah2an busuk/ afkir sama banyaknya dengan kotoran hewan
sebaiknya di haluskan terlebih dahulu (blender).
4) Campur seluruh bahan di atas secara merata kemudian siram dengan
ROTER sebanyak Yz liter yang sudah ditambahkan gula 1/ kg.
5) Tebarkan di dasar kolam, kemudia rendam dengan air dengan ketinggian
2-3 cm.
6) Biarkan selama 2 minggu sampai air kolam berubah menjadi cokalt
kehijau hijauan.
7) Jika sudah spt no. 6 tambah air kolam setinggi 25 - 30 cm.

d. Persiapan Benih.

1) Ambil wadah (ember/Waskom) 3 buah, wadah pertama isi dengan air 10 liter
ditambah formalin 10 mg atau alcohol 70% 100 ml, wadah kedua isi air 10 liter dan
tambahkan ROTER 10 tutup yg sudah diberi gula 3-4 sendok, wadah ketiga isi
dengan air bawaanya benih separuh wadahnya.
2) Pertama masukan benih lele ke wadah pertama selama 2-3 menit, kemudian
masukan ke wadah kedua selama 3-5 menit, selanjutnya masukan kewadah ketiga.
3) Sewaktu di wadah air ketiga isikan segayung segayung air dari kolam yg sudah
dipersiapkan sebelumnya, lakukan selang 3-5 menit setiap pengisian, lakukan
sampai isi wadah luber dan airnya keluar.
4) Setelah 30 menit - 1 jam baru masukan benih lele tsb ke kolam dengan perlahan
pada sore hari.

e. Cara Pemberian Pakan.

1) Hari 1-10 beri pakan dari campuran Pelet 781 30%, dedak halus 35% dan
ampas tahu kering 35% dan ROTER 10 tutup (untuk bahan 1 kwintal).
2) Berikan pakan pagi jam 9, sore jam 4-5, malam jam 7-8.
3) Pemberian pakan cukup 3-5% dari total bobot benih lele.
4) Hari ke 11 - 30 komposisi pakan masih sama hanya saja pellet 781 ganti
dengan pellet 782, pemberian pakan 5% dari total bobot lele sehari 3 kali.
5) Hari ke 31 - 45 komposisi pakan 30% pellet 782, 20% kepala ayam, 25%
dedak halus, 25% ampas tahu kering. Berikan 10% dari total bobot lele sehari 3
kali.
6) Kepala ayam direbus sampai matang kemudian giling sampai halus
kemudian campurkan dengan bahan spt di no 5 (untuk 1 kwintal larutan ROTER
10 tutup).
20

f. Pemeliharaan.
1) Sebaiknya jika musim hujan kolam dinaungi dengan plastic bening,
sehingga air hujan tidak masuk ke kolam.
2) Sebaiknya air masukan tetap terjaga (untuk kolam ukuran 6x8 m besar
pipa cukup 1 " -1 .5" )
3) Berikan Potongan bambu/pipa Vz m atau 1 m untuk tempat berlindungnya
lele banyaknya disesuaikan dengan kolam
4) Jika ada akan lebih baik jika diberikan eceng gondok sepertiga dari luas
kolam.
5) Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor
penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :

a) Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air
diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
b) Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 I air.
c) Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus
segera diganti.
d) Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.

22. Sop Budidaya Kacang Hijau/Kacang Tahah/Kedelai.

a. Benih dan Varietas.

1) Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam di lahan
sawah maupun tegalan.
2) Varietas terbaru tahan penyakit embun tepung dan bercak daun seperti
Sriti, Kutilang, Perkutut, dan Mural dapat dianjurkan untuk ditanam ; pada
daerah yang endemik penyakit tersebut.
3) Kebutuhan benih sekitar 20 kg/ha dengan daya tumbuh 90%.

b. Penyiapan lahan.

1) Pada lahan bekas padi, tidak perlu dilakukan pengolahan tanah (Tanpa
Olah Tanah = TOT).
2) Tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan seperlunya atau
dipinggirkan.
3) Apabila tanah becek maka perlu dibuat saluran drainase dengan jarak 3 -
5m
4) Pada lahan tegalan atau bekas tanaman palawija lain (jagung) perlu
pengolahan tanah :

a) pembajakan sedalam 15 - 20 cm.


b) kemudian dihaluskan dan diratakan.
c) saluran irigasi dibuat dengan jarak 3 - 5 m.

5) Kocorkan ROMA cukup pekat 1 liter untuk 1 tangki kemudian


kocor/semprot ke lahan secara merata biarkan selama 3 hari
6) Masukan pupuk kandang/kohe (yg bagus kohe ayam BR) untuk 1 Ha
idealnya 4 ton untuk lahan yg sebelumnya belum pernah pakai organik, bagi
yang sebelumnya dah masuk pupuk organik bisa 2 ton per Ha
7) Kocorkan TRICHODERMA 1 Liter dan ROTAN 1 liter tambahkan air 200
liter selanjutnya tanah di campur/aduk, biarkan selama 5-7 hari
21

c. Cara tanam.

1) Tanam dengan sistem tugal, dua biji/lubang.


2) Pada musim hujan, digunakan jarak tanam 40 cm x 15 cm sehingga
mencapai populasi 300 - 400 ribu tanaman/ha.
3) Pada musim kemarau digunakan Jarak tanam 40 cm x 10 cm sehingga
populasinya sekitar 400-500 ribu tanaman/ha.
4) Pada bekas tanaman padi, penanaman kacang hijau tidak boleh lebih dari
5 hari sesudah padi dipanen.
5) Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih dari 7 hari.
6) WAJIB DIPERHATIKAN : Bagi lahan yg sbelumnya belum pernah
ditanami kacang hijau maka wajib benih kacang direndam dengan PGPR murni
selama 2-4 jam dan langsung tanam jika sudati direndam.

d. Pemupukan.

1) Untuk lahan yang kurang subur, tanaman dipupuk dengan POC Vegetatif
seminggu setelah tanam. Dengan dosis 200 ml untuk 1 tangki.
2) Disusul nanti pada hari ke 25 setelah tanam sama dengan pupuk spt di
atas.
3) Pada hari ke 35 masuk POC Generatif dengan dosis 200 ml untuk 1
tangki (14 liter).
4) Pada hari ke 45 masuk POC Generatif dengan dosis 200 ml untuk 1
tangki (14 liter).

e. Mulsa jerami. Untuk menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma,
dan penguapan air, jerami padi sebanyak 5 ton/ha dapat diberikan sebagai mulsa.

f. Penyiangan. Penyiangan dilakukan dua kali pada saat tanaman berumur 2 dan
4 minggu.

g. Pengairan.

1) Pada daerah panas (suhu udara 30 -31 OC) dan kelembaban udara
rendah (54 - 52 %) pertanaman perlu diairi dua kali pada umur 21 hari dan 33
hari.
2) Pada daerah sedang (suhu udara 24 - 26 OC) dan kelembaban udara
sedang hingga tinggi (77 - 82 %) pengairan cukup diberikan satu kali pada umur
21 hari atau 38 hari.

3) Periode kritis kacang hij'au terhadap ketersediaan air adalah pada saat
menjelang bertunga (umur 25 hari) dan pengisian polong (45 - 50 hari), sehingga
jika kekurangan air pada periode tersebut perlu dilakukan pengairan.

h. Pengendalian hama.

1) Hama utama kacang hijau adalah : lalat kacang Agmmyxa phaseoti, ulat jengkal
Piusia chaitites, kepik hijau Nezara virfduta, kepik coklat . Riptonus tinearis,
penggerek polong Maruca testutalis dan Etietla ztnckenetta, dan Kutu Thrips.
22

2) Pengendalian hama dapat dilakukan dengan ROMA + Bawang putih + Cabe


rawit merah + tembakau dengan dosis 150 ml per tangki setiap seminggu sekali
mulai hari ke 5 setelah tanam.

i. Pengendalian penyakit.

1) Penyakit utama adalah bercak daun fcrcospeiu w-cscenst busuk batang, embun
tepung Erysiptiepoiygoni, dan penyakit puru Bsinos giycines.
2) Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan Trichoderma atau Glio dengan
dosis 10 ml untuk 1 tangki setip 2 minggu sekali mulai hari ke 10 setelah tanam.

23. Sop Budidaya Jagung Organik.

a. Perlakuan Lahan.

1) Dua minggu sebelum lahan ditanami tebarkan dolomit 1 ton / Ha secara


merata.
2) Masukan pupuk kandang (ayam/sapi/kambing) sebanyak 2-4 ton / Ha
kemudian kocor diatasnya dengan ROTAN 3 + TRICHODERMA (dosis 1 liter
Rotan 3 + 1 Liter Tricho + gula 1 kg + air 200 liter).
3) Bajak lahan sedalam 20-30 cm dan biarkan selama 5 hari
4) Kocor dengan ROMA+Bawang putih+Tembakau+Cabe rawit + Kluwih
dengan dosis 1 liter + 50 liter air, biarkan selama 5 hari.
5) Buat parit setiap jarak 3m dengan kedalaman 20 cm untuk drainase jika
musim penghujan.

b. Perlakuan benih.

1) Benih biji rendam dengan air panas (70 derajat) selama 5-10 menit
kemudian tiriskan.
2) Rendam benih ke dalam larutan ROTAN 3 + TRICHODERMA + PGPR.
(dosis 10 ml Rotan+10 ml Trichoderma+PGPR 10 m! + gula 3 sendok+aiM liter)
selama 12 jam.

c. Penanaman benih.

1) Tugal / bual lobang sedalam 3-5 cm dengan jarak antar baris 70-75 cm
dan jarak dalam baris 20-25 cm.
2) Masukan benih satu lobang 1 biji.
3) Tutup lobang dengan pupuk kandang yang sudah di fermentasi
sebelumnya.
4) (pupuk kandang 100 kg + dedak 5 kg + ROTAN 1/2 liter +
TRICHODERMA 7z liter + gula -Vz kg cair+air 10 liter kemudan di tutup rapat
selama 14 hari).
5) Kocor lobang dengan campuran Rotan 10 ml + Trichoderma 10 ml +
PGPR 100 ml + Gula 1 ons + air 14 liter /1 tangki.

d. Pemupukan.

1) 3 hari setelah tanam kocor dengan ROMA +++ (dosis 200 ml+ air 14 liter).
2) 7 hari setelah tanam kocor dengan POC Vegetatif + Tricho (dosis 200
ml+air 14 liter).
23

3) 15 hari setelah tanam kocor dengan ROMA +++ (dosis 200 ml+air 14
liter).
4) 21 hari setelah tanam kocor dengan POC Vegetatif + Tricho (dosis 200
ml+air 14 liter).
5) 27 hari setelah tanam kocor dengan ROMA +++ (dosis 200 ml+air 14
liter).

6) 35 hari setelah tanam kocor dengan POC Vegetatif (dosis 200 ml+air 14
liter).
7) 40 hari setelah tanam kocor dengan ROMA +++ (dosis 200 ml+air 14
liter).

26. Sop Cara Bertanam Mentimun Pola Organik.

a. Persiapan Lahan.

1) Balikan tanah dg di bajak/dicangkul sedalam 25-30 cm, campurkan pupuk


kandang/ pupuk organic sebanyak 2-3 ton per ha, dolomite sebanyak 1 ton per
ha.
2) Kocorkan / Siram dengan ROMA (Ramuan Organik HAMA & Penyakit).
3) Biarkan selama 3 hari.
4) Buat bedengan / leleran dengan lebar 1 m dan tinggi 30 cm, jarak antar
bedengan 30 cm.
5) Siram / kocorkan ROTAN 1 liter* Trichoderma 1 Liter + PGPR 1 liter ke
dalam bedengan dengan komposisi 1 liter untuk 1m 2'
6) Tutup dengan mulsa hitam perak dan biarkan selama 14 hari.
7) Lubangi mulsa dengan diameter 10 cm untuk penanaman benih dengan
jarak 40 cm satu baris dan jarak antar baris 60 cm.

b. Persiapan benih.

1) Benih bisa dibeli di beli di toko pertanian, benih harus varietas F1 /


unggulan.
2) Rendam benih dalam air hangat selama 3-5 menit, kemudian tiriskan.
3) Rendam dengan ROMA selama 1-3 menit, kemudian tiriskan.
4) Rendam dengan ROTAN + PGPR / POC+MOL+ZPT selama 30 menit.
5) Peram benih selama 12-24 jam sampai keluar kecambah/ tunas.

c. Penanaman.

1) Masukan benih yg sudah bertunas ke dalam lubang dalam bedengan


dengan kedalaman 2-3 cm.
2) Setelah 5 hari tanam buat lenjer/turus dari bambu untuk mendaoatkan
buah vanq baik, sebaiknva pasang satu lenjer bambu untuk setiap lubang tanam
lalu ikatkan setiap empat lenjer bambu pada ujung atasnya. Bantu tanaman
untuk melilit atau memanjat pada bambu tersebut.
3) 7 hari setelah tanam siram dengan ROTAN/POC Vegetatif dosis 1 liter +
air 150 liter.
4) Lakukan penyiraman setiap seminggu sekali berselang antara ROMA dan
ROTAN/POC Vegetatif.
24
5) Penyiraman POC Generatif lakukan pada tanaman mulai tampak
berbunga, lakukan seminggu sekali berselang dengan ROMA.
6) Lakukan pemangkasan jika daun terlalu lebat.

d. Pengendalian hama dan penyakit. Beberapa penyakit dan hama yang


menyerang mentimu diantaranya dikenal dengan istilah cacantal atau oteng-oteng.
Hama ini menyerang daun dan bisa menyebabkan kematian pada tanaman. Selain itu,
hama yang kerap menyerang mentimun adalah ulat tanah. Hama ini biasanya
menyerang batang yang menjadi pangkal keluarnya daun atau buah. Kedua hama ini
bisa dikendalikan dengan menggunakan biopestisida yang terbuat dari ekstrak kipait
dan gadung yang dicampur dengan air kencing kelinci. Atau dengan ROMA (Ramuan
Organik Hama) + Bawang Putin + Cabe rawit merah + tembakau dengan dosis 1
gelas untuk 1 tangki 14 liter. Untuk berbagai jenis penyakit semprot tanaman dengan
larutan ROMA setiap 2 minggu sekali.

27. Sop Budidaya Bawang Merah/Putih.

a. Benih dan Varietas.

1) Semua varietas bawang merah / putih yang telah dilepas cocok ditanam
di lahan sawah maupun tegalan.cukup umurnya (75 hari)
2) Kebutuhan benih sekitar 700 kg/ha.

b. Penyiapan lahan.

1) Pada lahan bekas padi, tunggul padi perlu dipotong pendek dan
dibenamkan yang sebelumnya dah dikocor dengan TRICHODERMA dan
DOLOMIT
2) Apabila tanah becek maka perlu dibuat saluran drainase dengan jarak 3-5
rn
3) Pada lahan tegalan atau bekas tanaman palawija lain perlu pengolahan
tanah:
a) Pembajakan sedalam 15-20 cm.
b) Kemudian dihaluskan dan diratakan.
c) Buat bedengan dengan lebar 1-1.5 m dan tinggi 20-25 cm.
d) Saluran irigasi dibuat dengan lebar 30 cm.
4) Kocorkan ROMA cukup pekat 1 liter untuk 1 tangki kemudian
kocor/semprot ke lahan secara merata biarkan selama 3 hari.
5) Masukan pupuk kandang/kohe (yg bagus kohe ayam BR) untuk 1 Ha
idealnya 4 ton untuk lahan yg sebelumnya belum pernah pakai organik, bagi
yang sebelumnya dah masuk pupuk organik bisa 2 ton per Ha.
6) Kocorkan TRICHODERMA 1 Liter dan ROTAN 1 liter tambahkan air 200
liter selanjutnya tanah di campur/aduk, biarkan selama 7-14 hari.

c. Cara tanam.

1) Benih potong ujungnya 05-1 cm biar cepat tumbuh tunas, sebaiknya


setelah dipotong disemprot langsung dengan ROTAN + PGPR dan Trichoderma
sebelum ditanam ke lahan.
2) Tanam dengan sistem tugal, satu biji 1 lobang.
3) Pada musim hujan, digunakan jarak tanam 30 cm x 30 cm.
4) Pada musim kemarau digunakan Jarak tanam 30 cm x 20 cm.
25

5) Pada bekas tanaman padi, penanaman bawang merah / putih tidak boleh
lebih dari 7 hari sesudah;padi dipanen.
6) Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih dari 7 hari.

d. Pemupukan.

1) Untuk lahan yang kurang subur, tanaman dipupuk dengan POC


Vegetatif seminggu setelah tanam. Dengan dosis 200 ml untuk 1 tangki.
2) Hari ke 15 semprot ROMA ++.
3) Pada hari ke 25 POC Vegetatif seminggu setelah tanam. Dengan dosis
200 ml untuk 1 tangki 14 liter.
4) Hari ke 30 semprot ROMA ++.
5) Pada hari ke 35 masuk POC Generatif dengan dosis 200 ml untuk 1
tangki (14 liter).
6) Hari ke 40 semprot dengan ROMA ++.
7) Pada hari ke 45 masuk POC Generatif dengan dosis 200 ml untuk 1
tangki (14 liter).

e. Mulsa jerami. Untuk menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma,
dan penguapan air, jerami padi sebanyak 5 ton/ha dapat diberikan sebagai mulsa.

f. Pengendalian hama/penyakit.
1) Hama utama bawang merah / putih adalah : ulat, jamur busuk adalah
umbi dan.ujung pangkal.
2) Pengendaiian hama dapat dilakukan dengan ROMA + Bawang putih +
Cabe rawit merah + tembakau dengan dosis 150 mi per tangki setiap seminggu
sekali mulai hari ke 5 setelah tanam.
3) Dan penyemprotan TRICHODERMA sekali pada awal penanaman.

28. Sop Melon Organik.

a. Pembenihan.

1) Benih direndam kedalam larutan ROTAN3 + PGPR selama 15 menit.


Benih yang baik berada di dasar air, dan benih yang kurang baik akan
mengapung di atas permukaan air.

2) Kemudian benih disemaikan pada polybag, yang telah diisi tanah dan
pupuk kandang yang dicampur dengan perbandingan 3:1. Benih disemaikan
dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah.

3) Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan


perbandingan 2 : 1 yang telah disiapkan, agar tanaman dapat tumbuh dengan
baik, tidak mudah rebah. Untuk merangsang perkecambahan benih dengan
menciptakan suasana hangat maka tutuplah permukaan persemaian dengan
karung goni basah. Apabila kecambah telah muncul kepermukaan media semai
(pada hari ke-3 atau ke-4) maka karung goni dapat dibuka.

4) Bibit dipersemaian di siram setiap pagi hari. Mulai dari kecambah belum
muncul sampai bibit muncul kepermukaan tanah. Untuk penyiraman digunakan
26

tangki semprot. Saat menyemprot untuk penyiraman jangan terlalu kuat karena
akan mengikis tanah media dan melemparkan benih atau kecambah keluar dari
polibag. Apabila daun sejati keluar, penyiraman bibit baru dapat dilakukan
embrat atau gembor. Saat cuaca panas, tanah pada polybag kering dan
penyiraman perlu diulangi pada sore hari, jangan menyiram bibit tanaman pada
siang hari karena akan menyebabkan air dan zat-zat makanan tidak dapat
terserap akibatnya bibit menjadi kurus, kering dan layu.

5) Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat dipacu dengan penyemprotan


pupuk ROTAN3 + PGPR cukup dilakukan satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7-
9 HSS dengan konsentrasi 3-5 cc/liter. Pupuk akar tidak periu ditambahkan
selama pembibitan karena pupuk akar yang diberikan pada media semai telah
mencukupi.

6) Pada masa pembibitan penyemprotan pestisida dilakukan apabila


dianggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun bibit melon ini
terbakar (plasmolisis). Penyomprotan ROMA ini dilakukan terutama pada saat 2-
3 hari sebelum bibit ditanam dilapangan.

7) Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 4 - 5 helai


atau tanaman melon telah berusia 10-12 hari.

b. Pengolahan Media Tanam.

1) Pembajakan. Untuk penanaman melon di dataran menengah-


tinggi, struktur tanah biasanya sudah sangat remah sehingga tidak memerlukan
pembajakan. Lahan yang dibajak harus digenangi air lebih dahulu selama
semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan. ini cukup untuk
mernbalik tanah sehingga cukup dilakukan sekali dengan kedalaman balikan
sekitar 30 cm.
2) Pembentukan Bedengan. Buat bedengan dengan ukuran
panjang bedengan maksimum 12-15 m; tinggi bedengan 30-50 cm; lebar
bedengan 100-110 cm; dan lebar parit 55-65 cm.
3) Pengapuran. Dengan pengapuran akan menambah unsur hara
kalsium yang diperlukan untuk dinding sel tanaman. Pengapuran dapat
menggunakan dolomit/calmag (CaCOS MgCOS) kalsit/kaptan (CaCOS). Setelah
diperoleh pH rata-rata, penentuan kebutuhan dapat dilakukan dengan
menggunakan data berikut ini:

a) 4,0 (paling asam) : Jumlah kapur > 10,24 ton/ha


b) 4,2 (sangat asam) : Jumlah kapur 9,28 ton/ha
c) 4,6 (asam) : Jumlah kapur 7,39 ton/ha
d) 5,4 (asam) : Jumlah kapur 3,60 ton/ha
e) 5,6 (agak asam) : Jumlah kapur 2,65 ton/ha
f) 6,1 - 6,4 (agak asam) : Jumlah kapur < 0,75 ton/ha

4) Setelah proses pembuatan bedengan selesai taburkan pupuk kandang


sebanyak 1 karung untuk setiap bedengan selanjutnya semprotkan/kocorkan
RCMA, 1-3 hari kemudian kocorkan ROTAN3 + TRICHODERMA secara merata
keseluruh permukaan lahan. Kemudian campur/aduk tanah, setelah seiesai tutup
dengan mulsa dan biarkan selama 2 minggu jangan dulu dilubangi.Hal ini
27

dilakukan supaya lahan sudah benar2 steril dan sehat untuk media tanam melon,
juga kandungan unsur2 hara makro dan mikro siap diserap oleh tanaman.

5) Teknik Penanaman

6) Pembuatan Lubang Tanam. Untuk membuat lubang tanam dengan


menggunakan pelat pemanas atau memanfaatkan bekas kaleng susu kental.
Plat pemanas yang bempa potongan besi dengan diameter 10 cm, dibuat
sedemikian rupa hingga panas yang ditimbulkan dari arang yang dibakar mampu
melubangi mulsa PHP dengan cepat. Model penanaman dapat berupa dua baris
berhadap-hadapan membentuk segi empat atau dia baros berhadap-hadapan
membentuk segi tiga. Dengan jarak antar lubang 40-50 cm.

7) Cara Penanaman. Bibit yang telah di semai + 3 minggu dipindahkan


kedalam besar beserta medianya. Akar tanaman diusahakan tidak sampai rusak
saat menyobek polibag kecil. Cetakan tanah yang telah berisi bibit melon,
diletakkan pada lubang yang telah ditugal dan diusahakan agar tidak
pecah/hancur karena bisa mengakibatkan kerusakan akar dan tanaman akan
layu jika hari panas.

8) Perempalan. Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air-


yang bukan merupakan cabang utama.

9) Pemupukan
a) Hari ke 1 : semprot/kocor dengan ROTAN 3 + PGPR +
TRICHODERMA.
b) Hari ke 7 : semprot/kocor dengan ROMA ++.
c) Hari ke 14 : semprot/kocor dengan POC Vegetatif
d) Hari ke 21 : semprot/kocor dengan ROMA ++.
e) Hari ke 28 : semprot/kocor dengan POC Vegetatif
f) Hari ke 35 : semprot/kocor dengan ROMA ++.
g) Hari ke 40 : POC Generatif
h) Hari ke 47 : ROMA ++.
i) Hari ke 54 : semprot/kocor dengan POC Generatif
j) Hari ke 60 : semprot/kocor dengan POC Generatif

10) Pengairan dan Penyiraman

a) Pengairan. Tanaman melon menghendaki udara yang kering untuk


pertumbuhannya, tetapi tanah harus lembab. Pengairan harus dilakukan
jika hari tidak hujan. Pengairan dilakukan pada sore atau malam hari.
b) Penyiraman. Tanaman di siram sejak masa pertumbuhan
tanaman, sampai tanaman akan dipetik buahnya. Saat
menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah
jangan terkena daun dan buahnya. Tujuannya adalah supaya tanaman
tidak dijangkiti penyakit yang berasal dari percikan tersebut, kalau daun
basah kuyup akan mengundang jamur sangat besar. Penyiraman
dilakukan pagi-pagi sekali atau malam hari. Oleh karena itu ada
pengairan di sekitar kebun besar sekali manfaatnya.
28

11) Pemangkasan : Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman melon


bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi
tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang
atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah
dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan
dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang
dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang
tumbuh lalu dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan
dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke 20
atau . 25.

29. Cara Tanam Tomat Pola Organik.

a. Yang perlu kita persiapkan sebelum kita menanam Tomat organik adalah

1) Benih tomat unggulan dan sehat.


2) Pupuk organik/Pupuk kandang 3-4 ton / Ha.
3) Trichoderma.
4) ROTAN, POC Vegetatif, POC Generatif.
5) Pestisida organik / ROMA.

b. Teknik Cara Penanam Tomat.

1) Pengolahan Lahan.

a) Buat bedengan/leleran dengan lebar 1 meter dan panjang


sesuaikan dengan lahan.
b) Masukan pupuk kandang (yg terbaik pupuk kandang ayam broiler)
sebanyak 1 karung untuk bedengan yang panjangnya 10 meter.
c) Kocor dengan ROMA + Bawang Putin + Tomat Rawit Merah +
Tembakau di atas pupuk kandang tsb dengan dosis 1 liter +10 liter. Air,
kemudian baru di aduk/campur dengan tanah. Biarkan 1-2 hari.
d) Kocor dengan ROTAN 1 liter + PGPR 1 liter + TRICHODERMA 1
liter + Gula 1 kg + air 200 liter, kocor sampai terlihat basah setiap
bedengannya.
e) Tutup dengan mulsa dan biarkan jangan dulu diberi lobang selama
2 minggu /14 hari..
f) Setelah 2 minggu baru diberi lobang dengan jarak 40 x 40 cm tiap
baris dan jarak antar baris 50 cm.

2) Pembenihan.

a) Rendam benih biji tomat dalam air hangat selama 3-5 menit,
kemudian tiriskan.

b) Rendam benih biji tomat dalam ROMA selama 10-15 menit,


kemudian tiriskan.
c) Rendam benih biji tomat kedalam ROTAN + PGPR selama 12 jam.
29

3) Persiapan Penyemaian.

a) Campurkan Tanah bawah bambu + Pupuk Kandang kemudian


kocor dengan ROMA++ dan biarkan selama-1-2 hari.
b) Hari ke 3 semprot/kocor dengan ROTAN + PGPR +
TRICHODERMA dan biarkan selama 1 minggu.
c) Masukan tanah ke dalam tempat penyemaian, kemudian masukan
benih biji yang sudah disiapkan sebelumnya masing2 1 butir ke setiap
tempat, kemudian siram dengan ROTAN dosis 10 ml / liter air, kemudian
langsung tutup dengan mulsa/terpal biarkan sampai keluardaun pertama
selanjutnya buka tutup mulsa/terpal.
d) Setelah berdaun lima (kira-kira umur 2 minggu) tomat kita tanam
dalam lahan yang sudah kita persiapkan. 2 minggu sebelumnya.

4) Pemupukan dan Perawatan.

a) Ketika benih tomat pindah ke lahan maka kocor dengan POC


Vegetatif dengan dosis 1 liter + 200 liter, cukup asal basah saja ke tiap
lobang.
b) Umur 7 hari sernprot dengan ROMA ++.
c) Umur 14 hari kocor dengan POC Vegetatif dengan dosis 1 liter +
TRICHODERMA 1 liter + 200 liter, cukup asal basah saja ke tiap lobang.
d) Buang tunas air/ tunas yang tumbuh di bawah cabang pertama.
e) Lakukan prunning / pemotongan tunas setelah tanaman berdaun 8-
10,1cm dari tunas.
f) Setelah prunning/pemotongan tunas, kocor dengan POC Vegetatif
1 liter + PGPR 1 liter + air 150 liter.
g) Umur 25 hari kocor dengan ROTAN 100 ml + TRICHODERMA 100
ml + POC Vegetatif 1 liter + gula ½ kg + air 200 liter dengan dosis 1 gelas
untuk 1 tangki (14 liter).
h) Setelah muncul bunga kembali maka semprot dengan POC
Generatif 1 liter + 150 liter air setiap seminggu sekali bergantian dengan
ROMA ++.
i) Amati adanya serangan -hama dan penyakit, bila terjadi gejala
serangan harus cepat kita atasi secara mekanik (kita ambil hama dan
daun yang terserang tersebut, lalu kita pisahkan tanaman yang sehat dan
yang sakit agar mudah dalam pengelolaan hama maupun penyakit). Jika
musim kemarau sebaiknya sering disiram daunnya untuk mengurangi
serangan kutu. Lakukan penyemprotan dengan ROMA+ Bawang Putih +
Tomat Rawit merah + Tembakau.

Catatan : Hal paling pokok adalah pastikan dalam pembuatan pupuk organic
harus benar2 berhasil / matang. Terutama Kohe harus di sterilkan dari
microba/bakteri pathogen dengan Ramuan Organik Hama (ROMA). Pemberian
ROTAN/POC dan ROMA di aplikasikan selang satu minggu, minggu 1 ROTAN /
POC minggu ke 2 ROMA dan begitu seterusnya. Dari pengalaman pola spt di
atas tanaman tomat benar2 sehat dan tidak terkena hama/penyakit. Dan hasil
sampai 2x lipat dari pola biasa.
30

30. Herbalisme

a. Penyakit Mata. Penyakit ini bisa menyerang kambing pada saat cuaca kurang
baik serta adanya penurunan daya tahan tubuh kambing , biasanya mudah sekali
terserang penyakit mata. Untuk pengobatan sementara dan pertama yang dilakukan
dengan daun sirih, garam dan air panas, sedangkan cara pembuatan obatnya cukup
mengambil 3 Ibr daun sirih.kemudian di tuangkan air panas kedalam gelas yang di
campur oleh garam,Setelah air garam bercampur daun sirih tersebut agak dingin kita
kompreskan ke bagian mata kambing yang terjangkit penyakit tersebut lakukan 1 kali
sehari selama 2 hari.

b. Penyakit batuk. Penyakit ini kadang juga menyerang kambing dan biasanya
juga di sertai pilek atau semacam flu ,pada penyakit ini kambing biasanya susah
bernafas dan sering batuk batuk layaknya manusia .penyakit batuk pada kambing
kadang terjadi karena makanan hijauan yarig agak basah terkena air hujan yang
berlebihan. Untuk pengobatan penyakit ini para peternak biasanya menggunakan beras
kencur, sedangkan caranya cukup mengambil beberapa potong kencur ditumbuk di
campur dengan beras kemudian di kasih air panas, setelah itu minumkan ke kambing
yang sakit setelah seduhan beras kencur tersebut dingin.

c. Penyakit Cacingan/Nafsu makan Menurun, Penyakit cacingan


hampir selalu di jumpai oleh setiap kambing karena faktor makanan yang biasanya
membawa benih cacing kedalam perut kambing. Untuk pengobatan penyakit ini
biasanya para pelaku peternak melakukan tindakan preventif setiap 3 bulan dengan
memberikan minuman campuran temu hitam dengan gula merah, Jika kurang nafsu
makan kita juga bisa gunakan temu ireng di campur dengan
garam sebagai perangsang nafu makan, untuk kambing yang terserang cacingan
cukup parah hingga kurus sekali sebaiknya di berikan makanan daun jimitri untuk
beberapa hari.

d. Kurap dan gatal. Penyakit jenis ini biasanya menyerang pada sebagian kulit
kaki, kepala dan sebagian tubuh kambing ettawa, jenis penyakit ini mua'ah sekali
menular pada kambing yang lain, Untuk pengobatan dan penangananya pertama
sebaiknya pisahkan kambing yang sakit gatal ini dengan kambing yang lain kemudian
pengobatanya kita bisa ambil bebara butir lirang, oli bekas di campur dengan minyak
goreng dan garam, di tumbuk sampai halus dan dioleskan ke bagian yang gatal dan
sakit, lakukan beberapa kali hingga luka kurap mengering.

e. Ambing kambing Bengkak. Gejala Susu bengkak (ngrangkak) atau tidak keluar
air susu disaat menyusui anak kambing kadang sering juga kita jumpai. Untuk
mengatasi penyakit ini kita bisa gunakan beberapa siung bawang putih dicampur
dengan garam, kita tumbuk halus di kasih air hangat lalu buat ngompress bagian yang
sakit.

f. Penyakit Tetanus. Penyakit ini paling sulit untuk bisa di obati namun ada
bebarapa cara untuk pencegahan, yaitu dengan cara melakukan prefentif dengan cara
memotong plasenta yang basah dan agak panjang dan kemudian mengolesinya
dengan kunyit dengan tujuan agar tidak terkena baksil tetanus yang biasanya melalui
ujung plasenta ini.

g. Penyakit Diare /Mencret. Penyakit ini juga kadang menyerang


kambing yang biasanya disebabkan makanan sejenis yang berlebihan atau karena
31

kambing memakan hijauan makanan ternak yang berupa daun yang masih terlalu
muda yang berlebihan, Untuk mengatasi penyakit Mencret pada kambing cukup
menggunakan mahkota dewa, jika di daerah anda tersedia buah mahkota dewa itu bisa
kita gunakan untuk obat mencret, cara nya adalah dengan mengiris iris beberapa buah
mahkota dewa kemudian campukan dengan garam serta air panas .sesaat setelah
dingin minumkan pada kambing yang terserang diare atau mencret tersebut , jika di
daerah anda susah menemukan buah mahkota dewa anda bisa melakukan terapi
makanan kambing dengan mencampur daun jambu biji yang di campur dengan garam
secukupnya.

31. Medicalisme

a. Penyakit mencret.

1) Penyakit mencret adalah penyakit akut dan menular pada anak kambing.
Karena mencret, anak kambing akan mengeluarkan kotoran terus-menerus,
dan bila tidak tertanggulangi dapat menyebabkan kematian karena anak
kambing tersebut kehabisan cairan.

2) Penyebab. Bakteri Escherichia coli.

3) Usia. Cempe sampai usia 3 bulan.

4) Gejala. Kambing tampak lesu, tidak ingin menyusu, suhu tubuh


meninggi, mengeluarkan kotoran cair dan berbau busuk.

5) Pencegahan. Menjaga kebersihan kandang, sering mengganti alas


kandang, selalu membersihkan ambing susu induk kambing dengan air hangat
yang dicampur desinfektan.

6) Pengobatan penyakit. Menggunakan obat-obatan antibiotika suifa.


Dianjurkan agar obat diberikan lewat mulut atau dalam air minum.

b. Penyakit radang pusar.

1) Penyakit ini berkaitan dengan pemotongan pusar cempe setelah


dilahirkan dengan alat potong yang tidak steril atau dapat pula setelah
pemotongan tali pusar tercemar sehingga menjadi infeksi yang berakibat
kematian cempe.

2) Penyebab. Bakteri Streptococcus, Staphyloccus, Actinomyces


necrophorus, Escerichia coli.

3) Usia. Cempe usia 2-7 hari.

4) Gejala. Terjadinya pembengkakan pada sekitar pusar, panas di bekas


potongan tali pusar, sekeliling pusar berwarna merah. Apabila pusarnya diraba
maka cempe merasa kesakitan.
32

5) Pencegahan. Pemotongan tali pusar harus menggunakan alat potong


yang steril dan bekas luka diolesi Jodium tinctur sebagai pencegah infeksi.
6) Pengobatan penyakit. Dapat menggunakan obat-obatan antibiotika,
Sulfa. Selain itu tali pusar dikompres dengan larutan rivanol (desinfektan) atau
campuran larutan asam acidium dan barium.

c. Penyakit cacar mulut.

1) Penyakit ini cukup berbahaya karena akan menyebabkan tidak bisa


mengisap air susu induknya, sehingga dapat mengakibatkan kematian. Pada
umumnya penyakit cacar mulut ini menyerang ternggorokan anak kambing.

2) Penyebab. Bakteri Actynomyces necrophorus.

3) Usia . Cempe sampai usia 3 bulan.

4) Gejala. Penyakit ini datang mendadak diikuti demam meninggi, sukar


bernafas, lidah terjulur, mulut banyak mengeluarkan cairan dan mulut berbau
asam.

5) Pencegahan. Dianjurkan agar mulut cempe sering dikontrol


secara berkala, karena luka kecil bila terkontaminasi bakteri Actynomyces
necrophorus dapat menjadi penyebab awal terjadinya penyakit ini.

6) Pengobatan. Dilakukan pemberian obat-obatan Sulfa, seperti :


Sulfapyridine, Sulfarnerozine, Trypyron, atau Piniciliin. Bila terjadi di rongga
mulut, luka dapat diolesi Jodium tinctur atau larutan permanganant 10 persen.

d. Penyakit titani.

1) Penyakit titani adalah gangguan pada pertukaran zat dalam tubuh


(penyakit metabolisme), sehingga menyebabkan ketidakseimbangan fungsi
syaraf.

2) Penyebab. Defisiensi Kalsium (Ca) dan Mangan (Mg).

3) Usia. Cempe usia 3-4 bulan

4) Gejala. Cempe selalu gelisah, timbul kejang-kejang pada beberapa


obatnya, bahkan sampai ke seluruh badan.

5) Pencegahan. Kontrol pemberian air susu, makanan penguat


dan nutrisinya, khususnya kandungan mineral kalsium dan mangan yang
terseuia uaiaiti niakctnau penyuai.

6) Pengobatan. Harus dilakukan tindakan cepat, menempatkan cempe di


tempat gelap, suntik dengan larutan Genconos calcicus dan magnesium. Dosis
sesuai dengan aturan penggunaan atau atas saran ahli kesehatan hewan.
33

e. Penyakit limpha.

1) Penyakit radang limpha tergolong penyakit kambing yang berbahaya,


karena penularannya cepat dan dapat menular pada manusia.

2) Penyebab. Bacillus anthracis.

3) Usia. Semua usia kambing.

4) Gejala-gejala. Suhu tubuh meninggi, dari lubang hidung dan dubur keluar
cairan bercampur darah, nadi berjalan cepat, tubuh gemetar, nafsu makan
hilang. Tanda-tanda selanjutnya yang dapat dilihat secara jelas adalah mencret
dengan kotoran campur darah.

5) Pencegahan. Vaksinasi dengan vaksin Spora (Max Sterne) dengan dosis


1 cc, dilakukan setiap selang 6 bulan sekali atau dapat juga dengan serum anti-
anthrax dengan dosis 25-50 cc per ekor kambing.

6) Pengobatan. Dapat diusahakan dengan penyuntikan antibiotika pracain


penicillin G, dengan dosis 6.000-10.000 F/kg berat tubuh kambing yang tertular.

f. Penyakit mulut dan kuku (PMK).

1) Penyakit ini dapat menular dan menyebabkan kematian. Bagian yang


diserang adalah mulut dan kuku, dimana mulut melepuh diselaputi lendir
sehingga temak tidak mau mengkonsumsi makanan dan akhirnya mati.

2) Penyebab. Virus.

3) Usia. Semua usia kambing.

4) Gejala. Panas badan tinggi, selanjutnya gusi dan permukaan lidah


melepuh yang berisi cairan jernih.

5) Pencegahan. Vaksinasi dengan menggunakan vaksin AE setiap


selang 6 bulan.

6) Pengobatan. Dapat diusahakan dengan membersihkan bagian


yang melepuh pada mulut dengan larutan alumunium sulfat 5 persen.
Sedangkan pengobatan penyakit pada kuku merendamnya dalam larutan
formalin atau larutan Natrium karbonat 4 persen.

g. Penyakit ngorok.

1) Penyakit ini menyebabkan nafsu makan ternak berkurang, dan


menimbulkan bengkak-bengkak pada bagian leher dan dada.

2) Penyebab, Bakteri Pasteurella multocida.

3) Usia. Semua usia kambing.


34

4) Gejala. Lidah bengkak dan menjulur ke luar, mulut menganga, keluar


lendir berbuih, sulit bernafas, sehingga terdengar ngorok.

5) Pencegahan. Melaksanakan vaksinasi dengan vaksin SE


(Septichaemia Epizootica) setiap selang 6 bulan.

6) Pengobatan. Dapat menggunakan obat-obatan Antibiotika !ewat air


minum atau suntikan.

h. Penyakit perut kembung.

1) Penyakit ini disebabkan oleh gas didalam perut yang tidak dapat
keluar sehingga mengganggu proses pencernaan dalam rumen kambing.

2) Penyebab. Pemberian makanan yang tidak teratur atau kambing terlalu


lapar sehingga rakus mengkonsumsi makanan kasar, khususnya kacang-
kacangan. Dapat juga terjadi bila kambing digembalakan dan makan rumput
yang masih diselimuti embun.

3) Usia. Semua usia kambing.

4) Gejala. Lambung kambing membesar.

5) Pencegahan. Dapat dilakukan dengan pemberian makanan yang teratur


jadwal dan jumlahnya ; tidak digembalakan terlalu pagi yaitu pada saat rumput
masih diselimuti embun.

6) Pengobatan. Dapat diusahakan dengan memberikan gula


yang diseduh dengan asam, selanjutnya kaki kambing bagian depan diangkat ke
atas sampai gas keluar atau dapat diberikan minuman bersoda.

i. Penyakit parasit cacing. Penyakit ini menyebabkan hambatan pertambahan


berat tubuh karena cacing :

1) Menyerap sebagian zat makanan yang seharusnya untuk pertambahan


berat tubuh.

2) Merusak jaringan-jaringan organ vital ternak kambing,

3) Menyebabkan nafsu makan menurun.

a) Penyebab 1. Fasciqla gigantica (cacing merupakan cacing yang senang


menyerang hati kambing.
(1) Usia. Semua usia kambing.

(2) Pencegahan. Hindarkanlah pemberian makanan kasar atau


hijauan pakan yang terkontaminasi siput dan
usahakan agar hijauan pakan sebelum diberikan pada ternak dicuci
terlebih dahulu.
35

(3) Pengobatan penyakit. Dapat digunakan Zanil atau valbazen yang


diberikan lewat air minum atau lewat suntikan dengan Dovanik.

b) Penyebab 2. Neoascatis vilulorum (cacing gelang) merupakan cacing


yang senang menyerang dan menetap di usus kecil kambing serta menyebar ke
dalam jaringan otot, selain memiliki kesanggupan mengikuti peredaran darah.

(1) Usia. Semua usia kambing.

(2) Pencegahan. Secara berkala 2 bulan sekali diberikan obat cacing,


misalnya Piperazin lewat air minum.

(3) Pengobatan. Dapat menggunakan Piperazin dengan dosis 220


mg/kg be'rat tubuh ternak kambing, lewat air minum.

c) Penyebab 3. Haemonchus contortus (cacing lambung),


merupakan cacing yang berdiam di lambung dan mengisap darah.

(1) Usia. Semua usia kambing.

(2) Pencegahan. Tidak memberikan hijauan pakan yang masih


diselimuti embun; bila akan memberikan makanan
dianjurkan dipanaskan lebih dahulu atau diangin anginkan.

(3) Pengobatan. Dapat diberi obat Valbazen lewat air minum.

d) Penyebab 4. Thelazia rhodesii (cacing mata), merupakan cacing yang


menyerang bagian mata, seperti pada kantong konjungtiva, kamar mata, dan
saluran air mata.

a) Usia. Semua usia kambing.

b) Pencegahan. Usahakan lalat jangan sampai berkembang


populasinya karena merupakan media yang menularkan cacing ini.
Sanitasi yang baik dapat mencegah penularan penyakit ini.

c) Pengobatan. Pengobatan yang paling efektif adalah cacing diambil


langsung dari mata dengan menggunakan pinset secara hati-hati. Setelah
itu, peradangan diobati dengan obat mata yang mengandung antibiotika.

j. Penyakit kudis.

1) Penyakit kudis merupakan penyakit menular yang menyerang


kulit kambing. Akibat dari serangan ini adalah produksi ternak kambing
merosot, kulit menjadi jelek dan mengurangi nilai jual ternak kambing.

2) Penyebab. Kutu Psoroptes ovis, Psoroptes cuniculi, dan


Chorioptes bovis.

3) Usia. Semua usia kambing


36

4) Gejala. Ternak makin lama kondisinya makin memburuk,


badan lemah dan kurus, nafsu makan menurun, seeing menggaruk atau
menggosok-gosokan badannya. Kudis terjadi pada muka, telinga, perut,
punggung, kaki dan pangkal ekor. Bila tidak ditanggulangi, penyakit ini
akan meluas ke seluruh tubuh.

5) Pencegahan . Pencegahan dapat dilakukan dengan sanitasi yang


baik ; sering memandikan kambing dan membersihkan bulunya. Jika
ternak kambing menunjukkan gejala sakit kudis harus segera dikarantina
agar tidak menular pada kambing yang sehat.

6) Pengobatan. Dapat dilakukan antara lain : a. Mengoleskan


Benzoas bensilikus 10 persen pada luka kudis, b. Menyemprot atau
merendam kambing dengan Coumaphos 0,05-0,1 persen, c. Campuran
Creolin dengan Spirtus, ratio 1 : 10; campuran ini digosokkan pada luka
kudis.Sebelum pengobatan, bulu kambing dicukur terlebih dahulu.

k. Penyakit Dermatitis.

1) Penyakit ini merupakan penyakit kulit, terutama terhadap


daerah kulit bibir kambing dan menular pada kambing lainnya.

2) Penyebab. Virus dari sub group Pox virus

3) Usia. Semua usia kambing

4) Gejala. Terjadi peradangan kulit di sekitar mulut, kelopak mata dan


alat genital. Pada induk kambing yang menyusui dan kambing perah
terjadi radang kelenjar susu.

5) Pencegahan. Vaksinasi merupakan cara yang efektif ; vaksin


dapat dibuat sendiri dengan keropeng kulit kambing penderita yang dibuat
tepung halus dan disuspensikan menjadi 1 persen dalam glycerin 50
persen. Vaksinasi pada ternak kambing muda dilakukan dengan cara
membuat cacaran di sekitar kulit sebelah dalam paha; sedangkan pada
ternak kambing dewasa dapat dilakukan di sekitar leher beberapa minggu
sebelum menyusui. Cempe dapat divaksin setelah mencapai usia 1
bulan; selanjutnya diulang pada usia 2-3 bulan. Reaksi akan terjadi
seminggu setelah vaksinasi; dengan masa kekebalan 8-28 bulan.

6) Pengobatan. Dilakukan secara lokal pada kulit yang terluka


dengan menggunakan salep atau Jodium tinctur. Untuk mencegah infeksi
sekunder, kambing dapat diobati dengan preparat antibiotika dengan
spektrum luas.

l. Penyakit Pneumonia.

1) Penyakit ini berkaitan dengan sistem tatalaksana yang buruk.

2) Penyebab. Kandang yang lembab, ventilasi kurang meridukung


pertukaran udara, polusi di lingkungan kandang, dan banyak angin
kencang yang masuk ke dalam kandang.
37

3) Usia. Semua usia kambing

4) Gejala. Nafsu makan berkurang, ternak terlihat kurus dan


lemah, batuk-batuk dan sulit bernafas, demam dengan suhu tubuh yang
meninggi.

5) Pencegahan. Melaksanakan tatalaksana kandang dengan


baik, hindarkan kambing terkena angin keras secara langsung dalam
kandang.

6) Pengobatan. Dapat diberikan obat-obatan Antibiotika lewat air


minum.

m. Penyakit radang kelenjar susu

1) Penyakit ini sering terjadi pada kambing perah sehingga air


susu yang diperah dari kambing penderita tercemar dan tidak dapat
dikonsumsi.

2) Penyebab. Akibat pemerahan yang tidak hati-hati atau sebelum


pemerahan kambing tidak dibersihkan ambingnya dengan desinfektan

3) Usia. Kambing dewasa

4) Gejala. Ambing kambing bengkak, bila diraba panas, terjadi


demam dan suhu tubuh meninggi, nafsu makan berkurang, produksi air
susu terhenti atau berkurang.

5) Pencegahan. Menjaga kebersihan sebelum melakukan


pemerahan dan menghindarkan perlakuan yang kasar saat melakukan
pemerahan Pengobatan : Bisa dibefi obat-obatan Antibiotika lewat air
minum.

32. Sop Pada Tanaman Tebu.

a. Periakuan Pada Bahan Stek.

1) Bahan stek siap tanam, sebelumnya dapat dilakukan pencelupan iarutan


ROTAN 3 dengan dosis 5 cc/liter air, seiama 10-15 menit, lalu dilakukan
penanaman, dengan maksud mempercepat pertumbuhan akar dan pertumbuhan
mata tunas.

2) Cara tersebut dapat ditinggalkan apabila persediaan bibit berasal dari


keprasan.

b. Periakuan Pada Bibit Keprasan.


1) Lakukan penyemprotan ROTAN 3 VEGETATIF dengan dosis 5 cc/liter air
pada minggu ke-3 setelah pelaksanaan keprasan.

2) Diulangi aplikasinya dengan dosis 5 cc/liter air setiap 20 hari sekali (2 kali
aplikasi).
38

3) Setelah aplikasi ROTAN 3 yang terakhir, aplikasi berikutnya 20 hari


kemudian dengan ROTAN GENERATIF Penyemprotan dengan ROTAN
GENERATIF dilakukan setiap interval 20 hari sekali.

4) Jika tinggi tanaman sudah mencapai lebih dari 1 meter, dan dapat
mengganggu pelaksanaan aplikasi, maka penyemprotan lanjutan dapat
dihentikan.

5) Aplikasi pada tebu dapat dilakukan 5-6 kali.

Pemberian pupuk dasar/pupuk kandang yang sudah difermentasi untuk 1 ha kurang


lebih 4 ton.

33. Ramuan Organik Kesehatan Manusia (Romansa).

a. Bahan.
1) Kacang kedelai : 1 kg
2) Kacang Hijau : 1 kg
3) Gula pasir : ½ kg
4) Gula merah : 1 kg
5) Minuman probiotik (yakult) : 2-3 botol
6) Air : 20 liter
7) Galon Aqua : secukupnya

b. Cara buat.

1) Langkah pertama.

a) Pembuatan susu kedelai dasar.

(1) Pertama-tama adalah mencuci kacang kedelai dengan air


bersih lalu rendarri 10 jam atau semalaman hingga ukurannya
membesar dan empuk. Setelah itu, bersihkan kulit arinya.

(2) Masukkan dalam blender kedelai dengan air kira-kira 1 : 3,


jika 1 mangkuk kedelai campurkan dengan 3 mangkuk air. Blender
hingga halus lalu saring dengan kain putih atau kain kasa atau
saringan yang lubangnya kecil. Dapat juga dilakukan blender dan
penyaringan berulang dari 3 bagian air agar sari kedelai keluar
lebih banyak.

(3) Berikutnya rebuslah susu kedelai setengah jadi hingga


mendidih. Hal ini bertujuan untuk mensterilkan susu kedelai dari
mikroba-mikroba, bakteri dan juga menghilangkan bau dari kedelai.

(4) Selanjutnya kecilkan api dan biarkan susu kedelai di atas


api lebih kurang 15 menit sambil terus di aduk dengan tujuan agar
susu kedeiai bisa tahan lama dan tidak mudah basi seiain itu juga
agar susu kedelai bisa tercampur dengan baik dan tidak
mengendap bila didiamkan.
39

(5) Saring kemudian diamkan sampai dingin.

b) Pembuatan susu kacang hijau dasar.

(1) Pertama-tama adalah mencuci kacang hijau dengan air


bersih lalu rendam 10 jam atau semalaman hingga ukurannya
membesar dan empuk. Setelah itu, bersihkan kulit arinya.

(2) Masukkan dalam blender kedelai dengan air kira-kira 1 : 3,


jika 1 mangkuk kedelai campurkan dengan 3 mangkuk air. Blender
hingga halus lalu saring dengan kain putih atau kain kasa atau
saringan yang lubangnya kecii. Dapat juga dilakukan blender dan
penyaringan berulang dari 3 bagian air agar sari kedelai keluar
lebih banyak.

(3) Berikutnya rebuslah susu kacang hijau setengah jadi hingga


mendidih. Hal ini bertujuan untuk mensterilkan susu kedelai dari
mikroba-mikroba, bakteri dan juga menghilangkan bau dari kedelai.

(4) Selanjutnya kecilkan api dan biarkan susu kacang hijau di


atas api lebih kurang 15 menit sambil terus di aduk dengan tujuan
agar susu kedelai bisa tahan lama dan tidak mudah basi seiain itu
juga agar susu kacang hijau bisa tercampur dengan baik dan tidak
mengendap bila didiamkan.

(5) Saring kemudian dinginkan.

2) Langkah kedua.

a) Buat larutan gula dari gula merah dan gula pasir yang dipanaskan
dengan air mendidih sebanyak 10 liter. Saring dan biarkan sampai benar
benar dingin.
b) Siapkan wadah yang sudah disterilkan sebelumnya (dipanaskan).
c) Masukan susu kedelai dan susu kacang hijau yang sudah
disipakan sebelumnya ke dalam wadah tersebut.
d) Masukan larutan gula.
e) Masukan probiotik yakult atau yogurt atau apa saja yang punya
(saran yakult).
f) Tutup rapat dan biarkan selama 4 hari.
g) Tambahkan air matang 10 liter.

3) Langkah ketiga. Masukan ke dalam botol atau apa saja menurut selera,
dan simpan di suhu di bawah 10 derajat celcius (simpan di kulkas atau freezer
saja den biar gampang).

4) Khasiat.

a) Meningkatkan aktivitas otak dan aktivitas neurotransmitter.


b) Membantu proses penyerapan dalam pencernaan.
c) Menurunkan dan menetralisir kolesterol dalam darah.
d) Meningkatkan daya tahan tubuh.
40

e) Mencegah kanker.
f) Mencegah Osteoporosis.
g) Mengobati Anemia,
h) Menurunkan gula darah / diabetes,
i) Membantu memulihkan sehabis melahirkan atau operasi.
j) Dll.

5) Dosis.

a) Diminum Igelas perhari untuk orang dewasa.


b) ½ gelas untuk anak anak dibawah 5 tahun.
c) Untuk yang baru melahirkan/pasca operasi minum 2x kali, 1 gelas
pagi dan 1 gelas sore hari.

34. Budidaya Tembakau.

a. Syarat Tumbuh.

1) Tanaman ttembakau pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering


ataupun iklim yang sangat basah.
2) Untuk tanaman tembakau dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000
mm/tahun, sedangkan untuk tembakau dataran tinggi, curah hujan rata rata
1.500-3.500 mm/tahun.
3) Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya rendah. Oleh
karena itu lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya dipilih di tempat terbuka
dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya.
4) Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau
berkisar antara 21-32,30 C.
5) Tanaman tembakau dapat tumbuh pada dataran rendah ataupun di
dataran tinggi bergantung pada varietasnya. Ketinggian tempat yang paling
cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau adalah 0 - 900 mdpl, pH antara 5-
6.
6) Tanah gembur, remah, mudah mengikat air, memiliki tata air dan. udara
yang baik sehingga dapat meni.ngkatkan drainase, ketinggian antara 200-3.000
m dpi.

b. Pembibitan.

1) Jumlah benih + 8-10 gram/ha, tergantung jarak tanam.


2) Biji utuh, tidak terserang penyakit dan tidak keriput.
3) Media semai = campuran tanah + pupuk kandang fermentasi dan 35 gram
Sp 36 yg telah dilarutkan dengan ROTAN 3 I dosis 10 ml/ltr a\r,ROMA+++ dosis
10 ml/ltr air, TRICHODERMA dosis 10 ml/ltr air dan isikan pada polybag.
4) Bedeng persemaian diberi naungan berupa daun-daunan, tinggi atap 1 m
sisi Timur dan 60 cm sisi Barat.
5) Benih direndam dalam ROTAN 3 dosis 10 ml/ltr air& air hangat selama 1-
2 jam lalu dikeringanginkan.
6) Kecambahkan pada baki/tampah yang diberi alas kertas merang atau kain
yang dibasahi hingga agak lembab.
41

7) Tiga hari kemudian benih sudah menampakkan akarnya yang ditandai


dengan bintik putih. Pada stadium ini benih baru dapat disemaikan.
8) Siram media semai sampai agak basah/lembab, masukan benih pada
lubang sedalam 0,5 cm dan tutup tanah tipis-tipis.
9) Semprot ROTAN 3 I dosis 10 ml/ltr air,ROMA+++ dosis 10 ml/ltr air,
TRICHODERMA dosis 10 ml/ltr secara periodik 3 - 5 hr sekali selama pembibitan
berumur 30 dan 45 hari.
10) Bibit sudah dapat dipindahtanamkan ke kebun apabila berumur 35-55 hari
setelah semai.

c. Pengolahan Media Tanam.

1) Lahan disebari pupuk kandang fermentasi dosis 5 ton/ha lalu dibajak dan
semprot dengan larutan ROTAN 3 I dosis 10 ml/ltr air,ROMA+++ dosis 10 ml/ltr
air, TRICHODERMA dosis 10 ml/ltr, dibiarkan 1 minggu

2) Buat bedengan lebar 40 cm dan tinggi 40 cm. Jarak antar bedeng 90-100
cm dengan arah membujur antara timur dan barat.

3) Lakukan pengapuran jika tanah masam, dosis 0,7 -1,5 ton/ha.

4) Siram dengan larutan ROTAN 3 I dosis 10 ml/ltr air,ROMA+++ dosis 10


ml/ltr air TRICHODERMA dosis 10 ml/ltr merata dipermukaan bedengan,
diamkan selama 2 hari.

5) Apabila diinginkan daun yang tipis dan halus maka jarak tanam harus
rapat, sekitar 90 x 70 cm.

6) Tembakau Madura ditanam dengan jarak 60 x 50 cm yang


penanamannya dilakukan dalam dua baris tanaman.

7) Jenis tembakau rakyat/rajangan umumnya ditanam dengan jarak tanam


90 x 90 cm dan penanamannya dilakukan satu baris tanaman, dan jarak antar
bedengan 90 cm atau 120 x 50 cm.

d. Penanaman.

1) Basahi dan sobek polibag lalu benamkan bibit sedalam leher akar

2) Waktu tanam pada pagi hari atau sore hari.

3) Siram dengan larutan ROTAN 3 I dosis 10 ml/!tr air,ROMA+++ dosis 10


ml/ltr air, TRICHODERMA dosis 10 ml/ltr

4) Penyulaman dilakukan 1- 3 minggu setelah tanam, bibit kurang baik


dicabut dan diganti dengan bibit baru yang berumur sama.

5) Penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan pembumbunan yaitu


setiap 3 minggu sekali.
42

e. Pemupukan
Dosis tergantung jenis tariah dan varietas

Dosis Pupuk Makro (liter/Ha)


POC
Waktu Pemupukan URINE + MOL BATANG MOL SABUT KELAPA +
ROTAN 3 PISANG + ROTAN 3 ROTAN 3

- 60 -
Saat Tanam
60 - 70
Umur 7 HST
60 - 70
Umur 28 HST
120 60 140
Total

Ket : Penyemprotan ROTAN 3 I dosis 10 ml/ltr a\r,ROMA+++ dosis 20 ml/ltr air,


TRICHODERMA dosis 10 ml/ltr setiap 1- 2 minggu sekali.

f. Pengairan Dan Penyiraman.

1) Pengairan diberikan 7 HST = 1-2 It air/tanaman.


2) Pada umur 7-25 HST = 3-4 It/tanaman.
3) Pada umur 25-30 HST = 4 It/tanaman.
4) Pada umur 45 HST = 5 It/tanaman setiap 3 hari.
5) Pada umur 65 HST penyiraman dihentikan, kecuali bila cuaca sangat
kering

g. Pemangkasan.

1) Pangkas tunas ketiak daun dan bunga setiap 3 hari sekali.


2) Pangkas pucuk tanaman saat bunga mekar dengan 3-4 lembar daun di
bawah bunga.

h. Pengendalian Hama Dan Penyakit Hama.

1) Ulat Grayak ( Spodoptera litura ) Gejala : berupa lubang-lubang tidak


beraturan dan berwarna outih oada luka bekas aigitan. Pengendalian: Pangkas
dan bakar sarang telur dan ulat, penggenangan sesaat pada pagi/sore hari ,
semprot BAUVERIA dosis 10 ml/It air, TRICHODERMA dosis 10 ml/It air
&.ROMA dosis 20 ml/ltr air.

2) Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon ) Gejala : daun terserang berlubang-lubang


terutama daun muda sehingga tangkai daun rebah. Pengendalian: pangkas daun
sarang telur/ulat, penggenangan sesaat, semprot BAUVERIA dosis 10 ml/It air,
TRICHODERMA dosis 10 mi/It air &ROMA dosis 20 ml/ltr air.

3) Ulat penggerek pucuk ( Heliothis sp. ) Gejala: daun pucuk tanaman


terserang berlubang-lubang dan habis. Pengendalian: kumpulkan dan musnah

43
telur / ulat, sanitasi kebun, semprot BAUVERIA dosis 10 ml/It air,
TRICHODERMA dosis 10 ml/It air &ROMA dosis 20 ml/ltr air.

4) Nematoda ( Meloydogyne sp.) Gejala : bagian akar tanaman tampak


bisul-bisul buiat, tanaman kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya mati.
Pengendalian: sanitasi kebun, pemberian TRICHODERMA dosis 10 ml/It air
diawal tanam, Semprot BAUVERIA dosis 10 ml/It air, TRICHODERMA dosis 10
ml/It air, ROMA+++ dosis 20 ml/ltr air.

5) Kutu - kutuan (Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang
disebabkan virus. Pengendalian: predator Koksinelid, semprot BAUVERIA dosis
10 ml/It air, TRICHODERMA dosis 10 ml/It air.&ROMA dosis 20 ml/ltr air.

6) Hama lainnya Gangsir (Gryllus mitratus ), jangkrik (Brachytrypes


portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis
geminata), belalang banci (Engytarus tenuis).Siram & semprot BAUVERIA dosis
10 ml/It air, TRICHODERMA dosis 10 ml/It air &ROMA dosis 20 ml/ltr air

i. Penyakit.

1) Hangus batang (damping off) Penyebab : jamur Rhizoctonia solani.


Gejala: batang tanaman yang terinfeksi akan mengering dan berwarna coklat
sampai hitam seperti terbakar. Pengendalian : cabut tanaman yang terserang
dan bakar, pencegahan awal dengan TRICHODERMA dosis 10 ml/It air,
ROMA+++ dosis 20 ml/ltr air.

2) Lanas Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala: timbul


bercak-bercak pada daun berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang,
terserang akan lemas dan menggantung lalu layu dan mati. Pengendalian: cabut
tanaman yang terserang dan bakar, semprotkan Semprot, TRICHODERMA
dosis 10 ml/It air, ROMA+++ dosis 20 ml/It air.

3) Patik daun Penyebab : jamur Cercospora nicotianae. Gejala: di atas daun


terdapat bercak bulat putih hingga coklat, bagian daun yang terserang menjadi
rapuh dan mudah robek. Pengendalian: desinfeksi bibit, renggangkan jarak
tanam, olah tanah intensif, gunakan air bersih, bongkar dan bakar tanaman
terserang, semprot TRICHODERMA dosis 10 ml/It air, ROMA+++ dosis 10 ml/ltr
air &ROMA dosis 20 ml/ltr air.

4) Bercak coklat Penyebab : jamur Alternaria longipes. Gejala: timbul


bercak-bercak coklat, selain tanaman dewasa penyakit ini juga menyerang
tanaman di persemaian. Jamur juga menyerang batang dan biji.pengendalian
mencabut dan membakar tanaman yang terserang, semprot TRICHODERMA
dosis 10 ml/ltr, ROMA+++ dosis 10 ml/ltr air & ROMA dosis 10 ml/ltr air.

5) Busuk daun Penyebab : bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala: mirip dengan


lanas namun daun membusuk, akarnya bila diteliti diselubungi oleh massa
cendawan. Pengendalian: cabut dan bakar tanaman terserang, semprot
TRICHODERMA dosis 10 ml/It air, ROMA+++ dosis 20 ml/ltr air.

6) Penyakit Virus Penyebab: virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic, (TVM),


Kerupuk (Krul), Pseudomozaik, Marmer, Mozaik ketimun (Cucumber Mozaic
44
Virus). Gejala: pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Pengendalian: menjaga
sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi di cabut dan dibakar. semprot
TRICHODERMA dosis 10 ml/It air, ROMA+++ dosis • 20 ml/ltr air.

35. Panen Dan Pasca Penen.

1) Pemetikan daun tembakau yang baik adalah jika daun-daunnya telah cukup
umur dan telah berwarna hijau kekuning-kuningan.
2) Untuk golongan tembakau cerutu maka pemungutan daun yang baik pada
tingkat tepat masak/hampir masak hal tersebut di tandai dengan warna keabu-abuan.

3) Sedangkan untuk golongan sigaret pada tingkat kemasakan tepat masak/masak


sekali, apabila pasar menginginkan krosok yang halus maka pemetikan dilakukan
tepat masak.

4) Sedangkan bila menginginkan krosok yang kasar pemetikan diperpanjang 5-10


hari dari tingkat kemasakan tepat masak.
5) Daun dipetik mulai dari daun terbawah ke atas.

6) Waktu yang baik untuk pemetikan adalah pada sore/pagi hari pada saat hari
cerah.

7) Pemetikan dapat dilakukan berselang 3-5 hari, dengan jumlah daun satu kali
petik antara 2-4 helai tiap tanaman.

8) Untuk setiap tanaman dapat dilakukan pemetikan sebanyak 5 kali.

9) Sortir daun berdasarkan kualitas warna daun yaitu :

a) Trash (apkiran) : warna daun hitam.


b) Slick (licin/mulus) : warna daun kuning muda.
c) Less slick (kurang licin) : warna daun kuning (seperti warna buah jeruk
lemon.
d) More grany side (sedikit kasar) : warna daun antara kuning-oranye.
Catatan:

a) Panjang, lebar dan kadar nikotin daun dipengaruhi oleh dosis N.


b) Peningkatan warna daun, tekstur, daya bakar sifat higroskopis daun
tembakau dipengaruhi dosis kalium.
c) Dosis terbaik untuk produksi yaitu pada 90 kg N/ha dan dosis kalium
dengan dosis 100 kg

36. Sop Budidaya Singkong Organik.

1) Persiapan benih / stek.

a) Sebaiknya benih stek diambil dari pohon singkong yang sudah


berumur 1 tahun.
b) Ambil benih stek 10 cm di atas pangkal dan 50 cm d bawah ujung pohon
dengan panjang 25 - 30 cm dengan potong mendatar/lurus.
c) Diameter benih stek antara 3-4 cm lebih baik.
45
d) Cacah ujung stek bagian bawah ( bagian yang akan di tanam) kira2
sedalam 1-1.5 cm, sebaiknya tidak melintang.
e) Campurkan Rotan 10Q ml + PGPR 1 liter + gula 3 sendok makan + air 1
liter.
f) Rendam benih stek yg sudah dicacah ke dalam larutan di atas setinggi 2
cm selama 12 jam.

2) Persiapan Lahan

a) Lahan di singkal/ traktor se dalam minimal 30 cm, lebih dalam lebih


bagus. Boleh juga dibuat guludan dengan ketinggian minimal 30 cm yang terbaik
adalah dibuat lobang dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm.
b) Jarak tanam 1-1.2 m.
c) Masukan pupuk kandang (kohe sapi/kohe ayam/ kohe kambing) untuk 1
ha 4-6 ton. Jika dibuat lobang maka isi setiap lobang-lobang dengan pupuk
kandang 2-3 kg.
d) Kocorkan ROMA ke atas pupuk kandang dan biarkan selama 1 hari
secara merata.
e) Kocorkan ROTAN ke atas pupuk kandang secara merata kemudian aduk
dengan tanah dan biarkan selama 10-14 hari.

3) Penanaman Benih Stek

a) Tanam benih stek yang sudah di rendam ROTAN + PGPR dengan


kedalaman 10-15 cm.
b) Siram disekitar benih stek tersebut setelah benih di tanam dengan
ROTAN + PGPR + POC Urine/ vegetatif + air dengan perbandingan 1: 2 : 5 :
100 setiap benih stek 1 liter.

4) Pemupukan

a) 10 Hst kocor dengan Poc Vegetatif (lihat di flie group cara pembuatannya(
dengan perbandingan 1 : 15, setiap pohon 1 liter.
b) 40 Hst kocor dengan Poc Vegetatif (lihat di flie group cara pembuatannya(
dengan perbandingan 1 : 15, setiap pohon 1 liter.
c) 70 Hst kocor dengan Poc Vegetatif (lihat di flie group cara pembuatannya(
dengan perbandingan 1 : 15, setiap pohon 1 liter.
d) 100 Hst kocor dengan Poc Vegetatif (lihat di flie group cara
pembuatannya( dengan perbandingan 1 : 15, setiap pohon 1 liter.
e) 120 Hst kocor dengan Poc Generatif (lihat di flie group cara
pembuatannya( dengan perbandingan 1 : 15, setiap pohon 1 liter.
f) 150 Hst kocor dengan Poc Generatif (lihat di flie group cara
pembuatannya( dengan perbandingan 1 : 15, setiap pohon 1 liter.
g) 180 Hst kocor dengan Poc Generatif (lihat di flie group cara
pembuatannya( dengan perbandingan 1 : 15, setiap pohon 1 liter.
h) 210 Hst kocor dengan Poc Generatif (lihat di flie group cara
pembuatannya( dengan perbandingan 1 : 15, setiap pohon 1 liter.

46
37. Tips Mencegah dan Mengatasi Virus Gemini dan Cmv.

a. Bahan

1) ROMA 1 liter ( buah pinang + sereh + daun sirsak + bawang putih + cabe
rawit).
2) Daun bunga pukul empat sore 1 ons.
3) Daun bayam duri 1 ons.
4) Daun bunga pagoda 1 ons.
5) Eceng gondok 2 ons.

b. Cara buat

1) Ekstrak (blender yang gampang), semua bahan ( 2 – 5) masing-masing


secara terpisah. Tambahkan 1 liter masing-masing.
2) Saring semua, kemudian biarkan selama sehari semalam.
3) Campurkan semua bahan pada saat akan diaplikasikan (dadakan).

c. Aplikasi dan Dosis

1) Semprotkan pada semaian yang baru beruur 5 hari dengan dosis 1 gelas
+ air 10 liter.
2) Semprotkan pada umur 10 hari setelah tanam dengan dosis sama.
3) Semprotkan pada umur 30 hari setelah tanam dengan dosis sama.
4) Semprotkan pada umur 45 hari setelah tanam dengan dosis 1.5 gelas
untuk 10 liter.

38. Nutrisi untuk Bunga dari Susu Kadaluarsa.

a. Bahan

1) Susu bekas/ kadaluarsa 1 kaleng


2) Tambahkan air kelapa 1 butir ( maksudnya : 1 butir kelapa diambil airnya)
bisa diperbanyak sampai 5 liter.
3) Nasi basi 1 kepal tangan
4) 3-4 cangkang telur yang sudah digerus halus
5) Botol aqua bekas ( apa saja yang ada).

b. Cara buat

1) Masukkan semua bahan dalam botol aqua bekas, kocok-kocok sampai


benar-benar nyampur, simpan selama 5-7 hari.
2) Bisa untuk pupuk bunga, khususnya anggrek

c. Dosis aplikasi. 10 ml untuk 1 liter, bisa semprot atau kocor.

Catatan : Bisa untuk tanaman apa saja yang hendak berbunga/ sebagai perangsang
bunga.

Anda mungkin juga menyukai