Anda di halaman 1dari 65

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/325247131

PEMANFAATAN LIMBAH DARAH SAPI DAN KIAMBANG SEBAGAI PUPUK


RAMAH LINGKUNGAN UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN LAHAN GAMBUT
YANG BERKELANJUTAN

Article · May 2015

CITATION READS

1 3,799

1 author:

Hastin Chotimah
Universitas Palangka Raya
10 PUBLICATIONS   17 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Penelitian Limbah Pasar View project

All content following this page was uploaded by Hastin Chotimah on 19 May 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.



 
 



 









 

 


PENGANTAR REDAKSI

uah lokal belakangan ini mendapat perhatian dari masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari maraknya
pemberitaan di berbagai media tentang apel impor asal Amerika, Granny Smith dan Gala, yang terdetiksi
mengandung bakteri mematikan. Antisipasi pun diambil oleh sejumlah kepala daerah dengan mengeluarkan
larangan distribusi terhadap apel tersebut. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dengan tegas melarang
seluruh supermarket di Jakarta menjual apel tersebut. Langkah yang diambil oleh kepada daerah tersebut
mendapat dukungan dari Ketua Asosiasi Eksportir dan Importir Buah dan Sayur Segar Indonesia Khafid Sirotuddin.
Menurutnya “Kalau di lapangan ditemukan ada produk buah itu, memang harus ditarik,” .
Tidak hanya itu. Bahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan selaku emergency contact point International
Food Safety Authorities Network (Infosan) dan national contact point Indonesia Rapid Alert System for Food and
Feed (Inrasff) telah menerima Infosan Alert atau peringatan dari Infosan pada 17 Januari 2015 lalu. Peringatan itu
memuat permintaan penarikan dua jenis apel tersebut dari pasar. Apel yang diproduksi Bidart Bros, Bakersfield,
California, ini mengandung bakteri Listeria monocytogenes. Di Amerika Serikat, bakteri ini telah menelan tujuh
korban jiwa. Langkah cepat juga juga diambil oleh negara Rusia dengan menghentikan impor produk pertanian
dari AS.
Momen ini harus diambil oleh pemerintah dengan mengajak masyarakat untuk mencintai buah kita sendiri,
buah lokal. Banyak buah lokal kita yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang sebenarnya sangat potensi
untuk dikembangkan, salah satunya salak bali. Salak di ropinsi Bali ditetapkan sebagai salah satu komoditas
strategis dan tergolong sebagai komoditi spesifik daerah karena memberikan kontribusi yang cukup penting
dalam struktur perekonomian Bali. Dari beberapa jenis salak yang tumbuh di Bali, dua diantaranya sudah dilepas
sebagai varietas unggul nasional yaitu varietas salak bali (Salacca zalacca var. Bali) dan varietas salak Gula Pasir
(Salacca zalacca var. Gula Pasir). Salak Gula Pasir dilepas oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia pada tahun
1994 melalui Kepmentan No. 584/Kpts/TP.240/7/1994. Keunggulan salak Gula Pasir adalah rasa buahnya manis
walaupun umur buah masih muda, tidak ada rasa asam dan sepet, tidak masir, daging buahnya tebal dan tidak
melekat pada biji. Sifat buah salak seperti itu tergolong ideal untuk memenuhi tuntutan pasar komoditas salak, baik
untuk pasar domestik maupun ekspor .
Keisitimewaan yang dimiliki oleh salak Gula Pasir memberi dampak positif yaitu memicu berkembang pesatnya
penanaman salak tersebut, baik di sentra produksi yaitu di Kabupaten Karangasem maupun di kabupaten-kabupaten
lainnya di Bali, bahkan sampai di berbagai provinsi di luar Bali. Meningkatnya populasi salak Gula Pasir secara
drastis memunculkan masalah baru yaitu pendapatan yang diterima petani/pekebun salak Gula Pasir semakin
menurun karena harga buah murah/jatuh pada saat musim panen raya (on-season), tetapi di luar musim panen
raya (off-season) harga tinggi tidak dapat dinikmati petani karena tanaman tidak berproduksi. Hal tersebut terjadi
karena sampai saat ini salak Gula Pasir berbuah musiman, suplai buah di pasaran banyak pada musim panen raya
(Desember-Pebruari), sebaliknya tidak ada suplai atau suplainya sangat sedikit pada saat di luar musim panen raya
sehingga perimbangan suplai dengan permintaan kurang baik akibat dari rentang waktu suplai yang sangat pendek
yaitu hanya 2-3 bulan’ Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan teknologi produksi
di luar musim agar terjadi keseimbangan suplai-permintaan sepanjang tahun. Usaha tersebut telah dilakukan oleh
I Nyoman Rai, dan kawan-kawan dari Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Tentu saja paket teknologi tersebut mendapat sambutan hangat dari petani salak di Karangasem. Laporan dari
kegiatan pengabdian tersebut disajikan pada nomor ini.
Niat pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya sebenarnya cukup besar. Di berbagai kementerian dirancang
program-program yang tujuannya untuk mempercepat kesejahteraan rakyat. Demikian juga di Kemeterian
Pendidikan dan Kebudayaan yang sekarang menjadi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
melalui Direktorat Jenderal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat membuat skim pengabdian yang
disebut Program Ipteks Bagi Masyarakat (IbM). Program ini intinya mengajak insan perguruan tinggi untuk ikut

i
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

memikirkan kesejahteraan masyarakat melalui penerapan ilmu dan pengetahuuannya dalam bentuk pengabdian
kepada masyarakat. Pada nomor ini disajikan beberapa hasil Program IbM dari berbagai perguruan tinggi di
Indonesia, salah satunya di dikerjakan oleh tim dari Unud di Desa Kesimpar, Karangasem.
Melihat sebagaian masyarakat Desa Kesimpar, Kecamatan Abang, Karangasem kesulitan mendapatkan air bersih,
membuat IGN. Putu Tenaya, d a n k a w a n - k a w a n dari Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas
Udayana Bali tergugah membantunya dengan membuatkan pompa hydram. Niat baik itu mendapat sambutan
dari Dikti dalam bentuk dukungan sejumlah dana. Masyarakat Desa Kesimpar dibuatkan rancangan instalasi
pompa hydram bertingkat untuk mengangkat air dari daerah sumber sampai ke tempat tertinggi dari pemukiman
penduduk di daerah Pura Bangun Sakti dan wilayah Pura Goa. Tidak cukup sampai di situ, setelah air bisa terangkat
yang terpenting memberdayakan .masyarakat a g a r b i sa mengatur penggunaannya secara swakelola. Sudah
banyak contoh di berbagai daerah masalah air menjadi sumber konflik di masyarakat.
Target yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah terwujudnya pelayanan air bersih di Desa Kesimpar,
Kecamatan Abang, K a r a n g a s e m s e h i n g g a masyarakat lebih mudah mendapatkan air bersih untuk kebutuhan
sehari-hari. Menurut standar nasional kebutuhan air bersih adalah 60 liter/orang/hari. Jika kebutuhan tersebut
terpenuhi maka produktivitas dan kesehatan masyarakat akan meningkat, karena waktu untuk mencari air
jadi berkurang. Selanjutnya masyarakat lebih banyak memiliki waktu untuk mengerjakan kebun dan ladang,
memelihara ternak atau pun melakukan aktivitas lain guna menambah pendapatan mereka. Ini bentuk pengabdian
yang sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat.
Salah satu kegiatan Program IbM yang dikerjakan oleh Hastin Ernawati Nur Chusnul Chotimah dan kawan-kawan
dari Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya, Kalimantan Tengah cuplikannya
adalah sebagai berikut: lahan gambut merupakan lahan marginal dan memiliki permasalahan yang kompleks jika
digunakan untuk membudidayakan berbagai tanaman. Jenis lahan ini mendominasi lahan-lahan pertanian di
Kalampangan (Palangka Raya). Sistem pertanian yang diterapkan oleh petani di Kelurahan Kalampangan hingga
saat ini adalah sistem pertanian konvensional atau masih sangat tergantung dengan pupuk anorganik (anorganic
fertilizer) untuk membantu pertumbuhan tanaman sayuran yang dibudidayakan. Petani merasa penggunaan pupuk
anorganik lebih praktis dan menghasilkan produksi tanaman cukup tinggi. Namun penggunaan pupuk anorganik
memberikan dampak yang cukup besar terhadap lingkungan sekitar terutama kesehatan tanah yang digunakan,
yaitu menyebabkan zat hara yang terkandung di dalam tanah diikat oleh molekul-molekul kimiawi dari pupuk
sehingga proses regenerasi humus tidak dapat dilakukan. Akibatnya, ketahanan tanah atau daya dukung tanah dalam
memproduksi tanaman menjadi berkurang. Penggunaan pupuk anorganik juga dapat mengurangi dan menekan
populasi mikroorganisme tanah yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Penggunaan pupuk anorganik secara terus
menerus menjadikan menguatnya resistensi hama terhadap pestisida pertanian tertentu. Minimnya ketersediaan
pupuk organik yang beredar di toko-toko sarana produksi pertanian dan harga yang relatif mahal juga menjadi
alasan mengapa petani lebih menyukai penggunaan pupuk anorganik. Kondisi tersebut didukung oleh keterbatasan
informasi tentang penggunaan pupuk organik sebagai alternatif lain pemacu pertumbuhan dan hasil tanaman.
Salah satu alternatif solusi yang yang bisa dilakukan adalah penggunaan pupuk yang berasal dari sumberdaya
lokal di sekitar. Salah satu sumber daya lokal adalah limbah darah sapi dari rumah pemotongan hewan. Di daerah
Kalampangan terdapat Rumah Potong Hewan (RPH). Di RPH ini darah sapi hasil pemotongan hewan langsung
dibuang tanpa diolah terlebih dahulu sehingga berpotensi menjadi limbah yang dapat mengganggu lingkungan.
Padahal jika diolah dengan baik, darah sapi memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, antara lain menjadi tepung
darah untuk suplai pakan ternak, ikan dan udang ataupun pupuk tanaman. Persentase darah di dalam tubuh hewan
sapi adalah sekitar 3,5-7% dari total berat tubuhnya. Komponen unsur-unsur kimiawi yang terkandung dalam darah
sapi antara kandungan nitrogen 12,18%, fospor 5,28%, kalium 0,15% dan karbon-organik 19,01%. Adanya komposisi
unsur kimiawi tersebut maka dalam kegiatan ini limbah darah sapi akan digunakan sebagai alternatif bahan dasar
pembuatan pupuk ramah lingkungan berupa campuran limbah darah sapi dan tumbuhan air yang difermentasikan.
Pupuk ini diharapkan dapat berfungsi sebagai pupuk organik alternatif yang ramah lingkungan untuk mendukung
peningkatan produksi tanaman budidaya di lahan gambut. Hasil selengkapnya tentu saja bisa dibaca pada nomor ini.
Jika pemerinth telah mencanangkan untuk mempercepat swasembada pangan, perlu dilakukan upaya-upaya
khusus. Perlu gerakan masal dengan melibatkan semua komponen masyarakat dan masyarakat harus mendukung.
Sudah saatnya kita sebagai negara agraris bisa berdaulat dalam hal pangan. Tidak menggantungkan diri pada
impor, sebab ini akan sangat membahayakan tidak saja dari sisi pangan, tapi juga dari sisi pertahanan negara. Tidak
mungkin Indonesia menjadi negara kuat kalau kebutuhan pangan penduduknya tergantung dari impor.
Sidang pembaca yang budiman, demikian antara lain cuplikan isi Jurnal Udayana Mengabdi (JUM) pada
nomor ini, dengan harapan dapat memberi inspirasi bagi teman sejawat dimanapun mengabdikan diri, untuk
berkontribusi mengisi JUM pada nomor-nomor berikutnya. Silahkan kirimkan naskahnya ke: bdr.komang@yahoo.
com atau ke : mansuryani@yahoo.com. Kami tunggu !. Terimakasih.

ii
ISSN : 1412-0925
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Udayana Mengabdi DAFTAR ISI


J O U R NA L O F C O M M U N I T Y S E RV I C E S

KETUA PENYUNTING PENGANTAR REDAKSI.................................................................................................i


Komang Budaarsa
PELATIHAN BAHASA JEPANG DASAR BAGI ANAK-ANAK TUKANG
SUWUN DI PASAR BADUNG
PENYUNTING PELAKSANA I G. Oeinada, N M. Wiriani, N L. K. Yuliani Giri, N M. Andry Anita Dewi,
Nyoman Sadra Dharmawan Silvia Damayanti dan K.Widya Purnawati.............................................................. 1
Gede Mahardika
Nyoman Wijaya MENINGKATKAN PRODUKSI KACANG ASIN DENGAN MESIN
Made Antara SANGRAI SEMI OTOMATIS
I K. Adi Atmika, A. A. Istri Agung Sri Komaladewi, T. G. Tirtha Nindhia......... 5
Nengah Sudipa
Ketut Kartha Dinata PEMANFAATAN LIMBAH DARAH SAPI DAN KIAMBANG SEBAGAI
Wayan P Windia PUPUK RAMAH LINGKUNGAN UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN
Sang Made Sarwadana LAHAN GAMBUT YANG BERKELANJUTAN
Hastin Ernawati Nur Chusnul Chotimah*, Susi Kresnatita
dan Gusti Irya Ichriani................................................................................................ 13
INSTITUSI PENERBIT
Lembaga Penelitian dan Pengabdian PENGEMBANGAN POTENSI KELOMPOK WANITA TANI UNIT
kepada Masyarakat Universitas Udayana PEMUKIMAN TRANSMIGRASI PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN
Kampus Bukit Jimbaran - Badung Bali PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Telepon : (0361)704622 Iis Yuanita, Lisnawaty Silitonga dan Paulini........................................................... 18

TEKNIK DAN MANAJEMEN PRODUKSI BIBIT BABI DI BANJAR DAUH


KESEKRETARIATAN UMA, DESA PENGOTAN, KABUPATEN BANGLI
Ni Nyoman Suryani NLG Sumardani, IGA Arta Putra, IW Suberata, IG Suranjaya,
Staf LPPM Unud DK Harya Putra, WS Yupardhi, ................................................................................ 24

PEMBENAHAN MANAJEMEN UKM KELOMPOK PETERNAK AGRI


E-mail:
MAKMUR DAN KELOMPOK PETERNAK ACAP DI DISTRIK PRAFI KA-
bdr.komang@yahoo.com BUPATEN MANOKWARI
mansuryani@yahoo.com Lukas Yowel Sonbait, Trisiwi Wahyu Widayati..................................................... 28

APLIKASI POMPA HYDRAM UNTUK PENYEDIAAN AIR BERSIH DI


DESA MENEMENG LOMBOK TENGAH
Muliadi, Mareta Karlin Bonita, Eliza Ruwaidah..................................................... 34

PELATIHAN PENGENDALIAN PENYAKIT TUNGRO DAN BLAS PADA


TANAMAN PADI DI SUBAK BASANGKASA
I G.R.M.Temaja, M. Sudana, I P. Sudiarta, G.N.A. Susanta Wirya
dan N.M. Puspawati.................................................................................................... 37

PELATIHAN MENGKEMAS PAKET AGROWISATA BAGI ANGGOTA


KELOMPOK TANI DI DESA KERTA, KECAMATAN PAYANGAN, KA-
BUPATEN GIANYAR
I P. Sudana, N. P. Eka Mahadewi............................................................................... 42

PELATIHAN PENERAPAN TEKNOLOGI IRIGASI TETES SEDERHA-


NA UNTUK MEMPRODUKSI BUAH SALAK GULA PASIR DI LUAR
MUSIM
I N. Rai, I W. Wiraatmaja, C.G.A. Semarajaya, I N.G. Astawa,
I M. Sukewijaya, N. Ari Mayadewi, G. Wijana....................................................... 46

Jurnal UDAYANA MENGABDI diterbitkan sebagai PEMBERDAYAAN PONDOK PESANTREN MELALUI BUDIDAYA IKAN
media komunikasi, informasi, edukasi dan pemba- LELE SEBAGAI WIRAUSAHA SANTRI
hasan masalah-masalah pembangunan, utamanya Siti Zubaidah, Suriansyah, Sustiyah, Kambang Vetrani Asie............................. 51
hasil-hasil pengabdian kepada masyarakat dan
hasil-hasil penelitian dalam berbagai disiplin ilmu PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG SEJARAH BAGI SISWA SMP
pengetahuan dan teknologi. Tujuan penerbitan NEGERI 2 KELAPA DUA TANGERANG MELALUI WISATA EDUKASI
jurnal ini adalah menyebarluaskan hasil-hasil Yustisia Kristiana......................................................................................................... 56
pengabdian kepada masyarakat dan penelitian,
meningkatkan kecerdasan penulis dan pembaca
pada umumnya, serta landasan pengambilan kepu- PEDOMAN PENULISAN • WRITING GUIDANCE........................................................... 60
tusan bagi pejabat terkait.
Udayana Mengabdi 14 (1): 1 - 4 ISSN : 1412-0925

PELATIHAN BAHASA JEPANG DASAR BAGI ANAK-ANAK


TUKANG SUWUN DI PASAR BADUNG

I G. Oeinada, N M. Wiriani, N L. K. Yuliani Giri, N M. Andry Anita Dewi,


Silvia Damayanti dan K.Widya Purnawati
Prodi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana
Telp.: 085792456329 / Surel: gede.oeinada@gmail.com

ABSTRACT

This community service was intended to introduce Japanese language and culture to children who have
profession as labor at Pasar Badung in Bali. Although they are in school-age, because of economic and other
reasons, they have to give priority to economics activities rather than their own education. This community
service was held by the staff and students of Japanese Department, Udayana University’s on Friday, August 01st,
08th, and 15th, 2014. The location is at Sanggar Belajar Anak Pasar Badung, 4th floor Pasar badung. The methods
used in training Japanese language and culture to them were orientation, drills, and feedback. There were a lot
of benefits obtained by the children from this community service activit, they can learn about basic Japanese
language as well as Japanese culture via animated cartoons played during lunch breaktime. To the students as
the assistant-instructors of this activity, can learn about real situation language teaching process and handle
questions and overcome difficulties in the process. To the lecturers as the advisers of this activity, they can devote
their knowledge as an implementation of Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Keywords : Community Service by Japanese Literature Department, Basic Japanese Language and Culture,
Sanggar Belajar Anak Pasar Badung

PENDAHULUAN Kondisi ekonomi keluarga membuat mereka putus


sekolah, atau bahkan ada yang tidak mengenyam
Pasar Badung sebagai pasar induk yang terletak bangku sekolah sama sekali. Namun, terdapat sanggar
di jantung kota Denpasar dan beroperasi selama belajar untuk anak-anak tukang suwun di Pasar
24 jam menjadi tempat pertemuan dan interaksi Badung. Sanggar belajar ini terletak di lantai empat
antara pedagang dan pembeli. Selain adanya penjual Pasar Badung dan terselenggara atas kerja sama
dan pembeli, di pasar tersebut, juga terdapat Pemerintah Kota Denpasar dengan Lentera Anak
pemandangan yang cukup miris yakni adanya anak- Bali (LAB). Usia kelompok belajar pada sanggar ini
anak tukang suwun. Tukang suwun atau dalam terbagi menjadi dua yaitu kelompok anak-anak dan
bahasa Indonesianya “buruh junjung” di Pasar Badung remaja. Kelompok anak-anak diajarkan pengenalan
termasuk pekerja sektor informal dengan ciri-ciri angka, huruf, baca, tulis, dan berhitung. Kelompok
antara lain: berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain, remaja diajarkan bahasa Inggris, matematika, menari,
bekerja dengan status tidak tetap, dan pekerja bebas kesehatan diri, dan budi pekerti. Sanggar belajar
non pertanian (Biro Pusat Statistik, 2008). dilaksanakan setiap hari Jumat dan Sabtu, pukul 11.00-
Tukang suwun anak-anak di Pasar Badung kira-kira 13.00 WITA.
berjumlah sekitar 50 orang dengan usia antara 6-14 Pembimbing sanggar belajar ini, Ibu Luh Putu
tahun. Alasan mereka menjadi tukang suwun antara Anggreni, menyatakan bahwa masih dibutuhkan tenaga
lain, penghasilan orang tua yang tidak mencukupi, pengajar suka rela untuk sanggar yang dipimpinnya
mengisi waktu luang, serta tidak mempunyai tersebut. Minat belajar anak-anak tukang suwun
keterampilan lain. Kebanyakan anak-anak tersebut sangat tinggi, terutama pada pelajaran bahasa asing.
dipekerjakan oleh orang tua mereka. Penghasilan sekali Beliau juga mengatakan kunjungan wisatawan asing
junjung adalah Rp 2.000 hingga Rp 10.000. Tidak ada ke Pasar Badung cukup lumayan, sehingga anak-anak
aturan baku mengenai pemberian upah kepada tukang didiknya sangat membutuhkan pengetahuan bahasa
suwun, semua bersifat suka rela. Anak-anak tukang asing. Selama ini, hanya pelajaran bahasa Inggris
suwun sebagian besar berasal dari daerah Karangasem. yang telah mereka dapatkan. Oleh karena itu, melalui
Mereka merantau ke Denpasar karena di daerahnya program pengabdian kepada masyarakat Universitas
tidak ada harapan pekerjaan sama sekali (Mandara, Udayana tahun anggaran 2014 ini, Program Studi
2012). Sastra Jepang ingin memberikan kesempatan bagi

1
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

anak-anak dengan profesi sebagai tukang suwun untuk di lapangan di bulan Juli yang lalu, terdapat kegiatan
dapat mengenal sekaligus mempelajari bahasa Jepang pengajaran yang dilaksanakan oleh rekan-rekan dari
dasar secara gratis. Tujuannya tidak lain adalah untuk Fakultas Psikologi Universitas Udayana. Menurut ibu
membangkitkan minat belajar mereka dan juga agar Putu Puspa dan ibu Luh Suparmi yang merupakan
mereka dapat berkomunikasi percakapan dasar apabila staf yang bertugas setiap harinya di Sanggar Belajar
wisatawan Jepang berkunjung ke Pasar Badung. Hal Anak Pasar Badung tersebut, rekan-rekan dari
ini terkait dengan predikat Pasar Badung sebagai salah Fakultas Psikologi melaksanakan kegiatan mereka
satu tempat tujuan wisata khususnya sebagai Objek setiap hari Sabtu. Selain dari Fakultas Psikologi,
Wisata Kota di kota Denpasar. pada masa liburan, seringkali Yayasan Lentera Anak
Permasalahan mendasar yang ingin diberikan solusi Bali (LAB) ini menerima kunjungan dari SMA-SMA
di sini adalah memperkenalkan pengetahuan bahasa maupun Universitas di Jawa yang juga ingin berbagi
asing khususnya bahasa Jepang tingkat dasar bagi ilmu dengan anak-anak tukang suwun yang berada
anak-anak tukang suwun di Pasar Badung sehingga di bawah naungan LAB. Oleh karena itu, setelah
nantinya mereka akan terbangkitkan semangat melalui pembicaraan dengan pengurus Lentera Anak
belajarnya dan semakin mampu meningkatkan Bali, yakni ibu Dr. AA Sri Wahyuni, SpKJ. dan ibu
produktivitas mereka. Pelatihan bahasa Jepang ini Luh Putu Anggreni, S.H., maka disepakati kami dari
lebih difokuskan pada pengenalan kosakata yang Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan
berhubungan dengan benda-benda yang ada di Budaya memilih setiap hari Jumat pada bulan Agustus
pasar seperti nama buah-buahan dan sayur-sayuran sebanyak tiga minggu untuk melaksanakan kegiatan
serta ucapan salam dan ungkapan-ungkapan dalam PkM kami.
percakapan bahasa Jepang praktis yang dapat Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan
digunakan ketika berkomunikasi langsung dengan pendidikan dan pelatihan yang diawali dengan
wisatawan Jepang. perkenalan para mahasiswa dan para dosen
pendamping yang mengisi kegiatan Pengabdian kepada
METODE PEMECAHAN MASALAH Masyarakat kemudian dilanjutkan dengan pembagian
kelompok-kelompok belajar menjadi empat kelompok
Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat dengan seorang mahasiswa sebagai instruktur
ini dilakukan dengan metode orientasi metode drill kelompok tersebut. Dosen pendamping yang hadir
(latihan) dan umpan balik . Pada saat oirentasi secara bergiliran pada setiap hari kegiatan Pengabdian
dilakukan kegiatan: 1) Memberikan pengenalan kepada Masyarakat ini bertugas mendampingi
kosakata bahasa Jepang yang dekat dengan kehidupan mahasiswa pada masing-masing kelompok belajar
mereka yakni benda-benda yang diperjualbelikan sekaligus membantu para mahasiswa tersebut apabila
di pasar seperti buah-buahan, sayur-sayuran. 2) mereka mengalami kesulitan dan masalah. Pelaksanaan
Memberikan pengenalan ucapan-ucapan salam dalam kegiatan pengabdian di Sanggar Belajar Anak Pasar
bahasa Jepang serta ungkapan-ungkapan dalam Badung, Lantai IV Pasar Badung ini diadakan setiap
percakapan praktis bahasa Jepang. Sedangkan pada hari Jumat, mulai pukul 11.00 hingga pukul 13.00
saat menerapkan meotde drill diisi dengan kegiatan: selama tiga minggu yakni pada tanggal 01, 08, dan 15
1) Mengadakan pelatihan dan simulasi mengenai cara Agustus 2014. Pada jam istirahat siang yakni pukul
yang benar saat memperkenalkan diri dan menjelaskan 12.00, setelah dilaksanakan doa siang berupa Puja
hal-hal yang berkaitan dengan Pasar Badung. 2) Trisandya bersama, diisi dengan makan siang bersama
Pemberian materi dibuat senyaman mungkin dengan sambil menyaksikan pemutaran film kartun Jepang.
lebih banyak memasukkan unsur-unsur permainan dan Meskipun anak-anak tukang suwun baru mengenal
menyesuaikan dengan kondisi serta minat anak-anak bahasa Jepang, namun melalui media film kartun,
peserta kegiatan pengabdian. Dan pada pemberian mereka dapat menikmati bahasa Jepang sekaligus
umpan balik/masukan (feedback), yakni: memberikan mengenal budaya Jepang.
koreksi apabila peserta pelatihan melakukan kesalahan
dalam latihan ataupun simulasi dan memberikan HASIL DAN PEMBAHASAN
pujian apabila peserta pelatihan benar dalam
malakukan latihan ataupun simulasi. Kegiatan bagi Anak-Anak Tukang suwun
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
Masyarakat (PkM) ini diawali dengan penjajakan yang telah dilaksanakan selama bulan Agustus 2014
lapangan pada bulan Juli untuk melihat terlebih yang lalu dengan melibatkan para mahasiswa dan
dahulu perkiraan jumlah anak yang akan menjadi para dosen Program Studi Sastra Jepang, Fakultas
peserta pelatihan, kondisi tempat belajar, fasilitas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana telah berhasil
belajar yang ada, dan sebagainya. Pada saat penjajakan memperkenalkan bahasa Jepang sekaligus budaya

2
Pelatihan Bahasa Jepang Dasar Bagi Anak-Anak Tukang Suwun Di Pasar Badung [I G. Oeinada, dkk.]

Jepang kepada anak-anak tukang suwun yang berada Tabel 2. Contoh Materi yang Diberikan/Dilatih Kepada Anak-Anak
Tukang Suwun
di bawah asuhan Lentera Anak Bali (LAB). Antusiasme
anak-anak tukang suwun dalam mengikuti kegiatan Contoh Ungkapan
PkM ini terlihat dari daftar hadir kegiatan PkM dan Ohayō gozaimasu Selamat pagi
juga dari keterangan ibu Putu Puspa dan ibu Luh Oyasumi nasai Selamat tidur/beristirahat
Suparmi, staf petugas jaga di Sanggar Belajar Anak Konnichiwa Selamat siang
Kombanwa Selamat malam
Pasar Badung, Lantai IV Pasar Badung tempat kami
Itte kimasu Selamat tinggal
mengadakan PkM yang mengatakan bahwa anak- Itte rasshai Selamat jalan
anak tersebut senantiasa menantikan kedatangan Tadaima Saya sudah pulang
kami. Nama anak-anak tukang suwun yang diberikan (diucapkan oleh orang yang baru pulang)
pelatihan disajikan pada Tabel 1. Okaeri nasai Sudah pulang, ya
: (diucapkan kepada orang yang baru pulang)
Tabel 1. Nama anak-anak tukang suwun yang diberikan pelatihan Itadakimasu Selamat makan
No Nama No Nama (diucapkan sebelum mulai makan/minum)
Gochisōsama Terima kasih atas makanan/minumannya
1 I Luh Mita Sari 12 Putu Angling
(diucapkan setelah selesai makan/minum)
2 Kadek Indah 13 Komang Murah
Sayōnara Sampai jumpa
3 Putu Mianti 14 Made Putra Mata ashita Sampai besok
4 Ulantari 15 Kadek Putra Jaya Watashi no namae wa desu Nama saya
5 Kadek Setiawan 16 Wayan Lasmini Mo ichido onamae o Mohon bisa diulangi lagi namanya?
6 Komang Angga 17 Kadek Bila onegaishimasu
7 Ketut Katir 18 Wayan Nike
8 Komang Citra 19 Komang Ulandari Contoh Percakapan
9 Wayan Ugu 20 Ketut Agusta A: Konnichiwa. ‘Halo.’
10 Ketut Kapris 21 Gede Jordi B: Konnichiwa. ‘Halo.’
A: Ii otenki desu ne. ‘Cuacanya cerah, ya.’
11 Gede Cahyana 22 Kadek Robi
B: Sō desu ne. ‘Iya.’
A: Sumimasen, ichiba o goannai ‘Permisi, Mau saya antar
Melalui kegiatan PkM ini, anak-anak tukang shimashō ka. melihat-lihat pasar?’
suwun LAB mempelajari tidak hanya kosakata dasar B: Hai, onegai shimasu. ‘Iya, terima kasih.’
bahasa Jepang yang berkaitan dengan lingkungan A: Sumimasen, kudamono to ‘Permisi, saya mau membeli
tempat mereka berada yakni di pasar, mereka yasai o kaitai desu. sayur dan buah.’
B: Nan no yasai desu ka. ‘Sayur apa?’
juga mempelajari ungkapan-ungkapan salam dan
A: Daikon to hōrenso wa arimasu ka. ‘Ada lobak dan bayam?’
ungkapan-ungkapan praktis yang dapt digunakan B: Hai, Asoko desu. ‘Ada. Di sana.’
sehari-hari, seperti: cara memperkenalkan diri, Nan no kudamono ga kaitai desu ka. ‘Mau beli buah apa?’
menyebutkan tentang hari dan waktu, angka, dan A: Ringo wa ichi kiro ikura desu ka. ‘Apel satu kilo berapa harganya?’
sebagainya. Antusiasme mereka dalam mempelajari B: Ichi kiro san man rupiah desu. ‘Satu kilo Rp 35.000’
bahasa Jepang tercermin pada motivasi mereka A: Ja, ichi kiro kudasai. ‘Kalau begitu saya mau satu
berpartisipasi dalam kegiatan PkM dari awal hingga kilo.’
akhir dan juga tercermin pada ingatan mereka akan
materi yang telah diberikan pada kegiatan PkM minggu
sebelumnya. Pada Tabel 2 disajikan beberapa contoh Hasil Kegiatan bagi Para Mahasiswa dan Para
materi yang diberikan/dilatih kepada anak-anak Dosen Peserta Kegiatan
tukang suwun tersebut. Setelah kegiatan PkM berakhir, para mahasiswa
Pemutaran film kartun Jepang yang diadakan dan para dosen yang terlibat dalam kegiatan PkM
selama istirahat jam makan siang merupakan sarana hari tersebut akan mengadakan introspeksi terhadap
memperkenalkan budaya Jepang kepada anak-anak alur pelaksanaan kegiatan PkM yang telah dilakukan.
tukang suwun sekaligus melepaskan ketegangan Banyak hal baru yang didapat dan dipelajari oleh
ataupun beban mental yang mungkin timbul selama para mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan PkM
proses belajar mengajar berlangsung. Keceriaan ini seperti cara mengatasi ketika para mahasiswa
dan tawa lepas anak-anak tukang suwun ketika mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang mereka
menyaksikan film kartun tersebut membuktikan bahwa tidak dapat menjawabnya, alur pelaksanaan kegiatan
siapapun dapat menikmati karya budaya meskipun ataupun penyampaian materi yang harus disesuaikan
disajikan dalam bahasa yang belum sepenuhnya dengan kondisi di lapangan yang sering kali berbeda
dipahaminya. Tiga buah film kartun yang diputar dengan yang telah dipersiapkan sebelumnya, dan
berjudul Kintaro, Omusubi kororin, dan Momotaro. sebagainya. Salah satu profil lulusan Program Studi

3
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

Sastra Jepang Universitas Udayana adalah menjadi UCAPAN TERIMA KASIH


tenaga pendidik baik di lingkungan formal maupun
informal. Dengan dibukanya kesempatan berpartisipasi Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya
bagi para mahasiswa dalam kegiatan PkM seperti ini, ditujukan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian
mereka mendapatkan pengalaman secara langsung Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana melalui
mengajarkan ilmu yang telah mereka pelajari di Hibah Dana DIPA Universitas Udayana dengan Surat
kampus kepada orang lain sebelum nantinya mereka Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Nomor: 219.65/
terjun ke masyarakat. UN.14.2/PKM.01.03.00/2014 tanggal 5 Mei 2014
sehingga memungkinkan kegiatan Pengabdian kepada
SIMPULAN DAN SARAN Masyarakat (PkM) ini dapat terlaksana dengan baik.
Ucapan terima kasih ditujukan pula kepada para
Simpulan pengurus Sanggar Belajar Yayasan Lentera Anak Bali
Kegiatan pelatihan semacam ini sangat berguna (LAB) Pasar Badung, Lantai IV Pasar Badung yang
dan patut untuk diadakan secara berkesinambungan telah mendukung pelaksanaan kegiatan PkM ini.
untuk meningkatkan kemampuan dan kemauan belajar
peserta pelatihan dalam hal ini anak-anak tukang DAFTAR PUSTAKA
suwun di Pasar Badung. Manfaat yang dihasilkan dari
kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) berupa Badan Pusat Statistik Propinsi Bali. 2008. Berita Resmi
pelatihan bahasa Jepang ini tidak saja dirasakan oleh Statistik: Keadaan Ketenagakerjaan Propinsi Bali.
para peserta pelatihan namun dirasakan pula oleh Mandara, Ida Ayu Pradnyani. 2012. Anak-anak Tukang
para mahasiswa khususnya mereka yang terlibat Suun Pasar Badung Bekerja Keras Untuk Orang
langsung dalam kegiatan PkM ini. Melalui kegiatan Tua yang Mabuk. www.balisruti.or.id, (diakses
ini, para dosen pendamping pun berkesempatan untuk 02-02-2014).
mendarmabaktikan ilmu mereka kepada masyarakat Situs Resmi Pemerintah Kota Denpasar. 2013. Walikota
yang tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan Rai Mantra: Jangan Jadikan Anak Objek
akses terhadap bahasa dan budaya Jepang secara Produksi. www.denpasarkota.go.id/index.php/
formal. baca-berita/9105/, (diakses 05-02-2014)

Saran
Mengingat keberlanjutan merupakan salah satu
kunci sukses berbicara dalam bahasa asing, maka
sangat diharapkan kegiatan semacam ini dapat
dilaksanakan secara berkesinambungan. Peran aktif
para peserta pelatihan pun merupakan faktor penting
yang menentukan kesuksesan berbicara dalam bahasa
asing khususnya bahasa Jepang. Oleh karena itu,
sebaiknya para peserta pelatihan senantiasa berlatih
baik dengan rekan mereka ataupun dengan wisatawan
Jepang yang berkunjung ke Pasar Badung.

4
Udayana Mengabdi 14 (1): 5 - 12 ISSN : 1412-0925

MENINGKATKAN PRODUKSI KACANG ASIN


DENGAN MESIN SANGRAI SEMI OTOMATIS

I K. Adi Atmika1), A. A. Istri Agung Sri Komaladewi2), T. G. Tirtha Nindhia3).


1 Fakultas Teknik, Universitas Udayana
email: tutadi2001@yahoo.com
2 Fakultas Teknik, Universitas Udayana

email: komaladewijegeg@yahoo.co.id
2 Fakultas Teknik, Universitas Udayana

email: nindhia@yahoo.com

ABSTRACT

UD Mekar Sari and Bina Sejahtera group is facing a lot of problems to make their product, among others :
1) Oven Processing use the rolling machine which is relative modestly with small capacity. 2)Packing product
which is manually done l by hand and use the candle to gum the plastic packer. 3)Mixturing flavour is also still
manual so that is less flatten. Planning and making two semi-automatically machine dry-frying in order to have
more amount and better results compared to the appliance use conventional machine. This was also giving the
knowledge of appliance, working safety and operation of quality product. The Community service started from
technical scheme and appliance making machine, then activity in field executed at 09 November 2013 for the
recognition of appliance demonstration and also working safety recognition. This activity was conducted in desa
Baluk, kabupaten Jembrana attended by 16 competitive people from various participants, among others : group
member of Bina Sejahtera, team of community service, students of Mechanical Enginering Departement of
University Udayana, some members from local society. The same activity, moreover was done in UD Mekar Sari
on 12 November 2013.

Keywords: UD Mekar Sari, Bina Sejahtera group, oven processing, small capacity

PENDAHULUAN industri atau kelompok usaha pembuatan kacang asin.


Salah satunya industri kecil/kelompok usaha
Di wilayah Kota Negara-Kabupaten Jembrana pembuatan kacang asin yang dikelola oleh kelompok
dan sekitarnya merupakan daerah cukup strategis usaha dibawah pimpinan Ibu Ketut Mustrining yang
yaitu terletak di ujung barat pulau Bali, dekat dengan berlokasi di Jl. Bima, Br. Baluk II, Kecamatan Negara
penyebrangan Gilimanuk, sehingga lebih dikenal - Kabupaten Jembrana. Walaupun kelompok usaha
daerah transit. Kota Negara termasuk daerah yang ini relatif lama tapi peralatan yang dipakai sangat
sudah cukup ramai, terbukti dengan banyaknya sederhana atau dikatakan masih secara tradisional,
fasilitas-fasilitas yang bermunculan antara lain pusat sehingga pada keadaan sekarang ini keuntungan sangat
belanja, sarana transportasi, sarana telekomunikasi tipis bahkan kadang-kadang tidak untung sama sekali,
serta sarana pendidikan dan lain-lain. Karena hal tersebut dikarenakan tidak dapat meningkatnya
banyaknya kemudahan-kemudahan tersebut wajar hasil produksi yang disebabkan keterbatasan peralatan
kemudian banyak penduduk yang ada di sekitar produksinya, meskipun pangsa pasar masih sangat
Negara tertarik berdomisili di Kota Negara , belum terbuka.
lagi pertambahan penduduk di dalam kota sendiri. Sedangkan di wilayah timur pulau Bali, ada
Hal tersebut didukung oleh harga tanah yang tidak UD.Mekar Sari. UD Mekar Sari adalah industri kecil
terlalu tinggi dan promosi dari para developer yang yang memproduksi makanan ringan berupa kacang.
mengembangkan perumahan di sekitar Kota Negara. Produksi kacang diutamakan pada menghasilkan
Dalam waktu yang relatif singkat kurang dari satu kacang kapri dan kacang asin. Indutri kacang Mekar
dekade telah banyak bermunculan perumahan Sari dikelompokkan dalam Klasifikasi Baku Lapangan
perumahan penduduk baru ataupun pendirian rumah- Usaha Indonesia (KBLUI) : 15495. UD Mekar Sari
rumah baru di perkampungan lama. Secara otomatis berlokasi di Banjar Batur Tengah, Kintamani Bangli,
kebutuhan sehari-hari khususnya pangan di daerah berdiri di atas tanah seluas 100 m 2 dengan luas
Kota Negara dan sekitarnya menjadi meningkat, hal bangunan pabrik 4 x 6 m2.
inilah yang mendasari sehingga banyak bermunculan Dengan memanfaatkan tenaga SDM yang rata-
industri kecil/kelompok usaha, salah satunya adalah rata adalah kerabat dekat, industri ini menggunakan

5
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

10 orang tenaga kerja yang dikepalai oleh pemilik produk yang masih manual dengan tangan dan
perusahaan I Nengah Suardana. Produksi kacang menggunakan lilin untuk merekatkan plastic
asin saat ini mencapai 1 kwintal per hari. Kacang yang pembungkus, c) pengadukan bumbu masih secara
diproduksi tidak hanya berupa kacang kemasan, tapi manual sehingga kurang merata, d) masih sangat
juga kacang curah yang dipasok kepada produsen memungkinkan dibuat tipe produk yang lain.
kacang dengan brand lain. Berdasarkan total produksi Disamping permasalahan di atas, sebenarnya
dimaksud maka nilai penjualan yang dapat dicapai oleh masih ada permasalahan lain menyangkut sumber
usaha ini hingga Rp 2.500.000,- per hari. daya manusia, manajemen dan investasi dari usaha
Produksi UD Mekar Sari hingga saat ini baru mampu kecil kacang asin ini. Berdasarkan tingkat pendidikan
memenuhi permintaan pasar dalam negeri dalam formal, rata-rata karyawan/anggota adalah kerabat
provinsi, meliputi Kabupaten Buleleng, Jembrana, dekat dan berpendidikan rendah. Kelompok Usaha
Karangasem, dan Denpasar. Untuk pasar luar Provinsi Bina Sejahtera maupun UD Mekar Sari termasuk usaha
Bali adalah Jakarta. Bahan baku utama yaitu kacang kecil di pedesaan, kondisi manajemen masih bersifat
tanah selama ini masih diperoleh dengan cara membeli konvensional dan lemah. Kelemahan ini terdapat pada
hingga ke luar kota. Bahan baku pembantu produksi di beberapa hal antara lain: inventarisasi alat belum ada,
antaranya bawang putih, garam dan bumbu penyedap aturan kepegawaian/karyawan kurang jelas, kondisi
secara relatif cukup mudah diperoleh. Keterbatasan permodalam juga sangat lemah, admisnistrasi sudah
daya jangkau pasar produk kacang UD Mekar Sari ada, tetapi kurang lengkap (masih bersifat sederhana)
disebabkan oleh masih terbatasnya kemampuan alat serta pembukuan keuangan sederhana (sistem
pengemas yang selama ini bersifat manual, padahal pemasukan dan pengeluaran).
produknya sudah dipercaya menjadi input bagi
kacang sejenis dengan brand yang berbeda. Sistem METODE PEMECAHAN MASALAH
pengemasan manual membatasi kuantitas output
per harinya. Menggunakan alat pengemas yang lebih Solusi atau metode pemecahan masalah pada
efektif dan efisien maka kuantitas produksi kacang UD program ini adalah mengganti peralatan penggulingan
Mekar Sari dapat ditingkatkan, dan secara simultan konvensional dengan mesin sangrai semiotomatis
dibutuhkan pula mesin sangrai/alat penggulingan digerakkan dengan motor listrik dengan kapasitas yang
dengan kapasitas produksi yang lebih besar. lebih besar.
Proses produksi dari bahan baku hingga menjadi Dalam program ini dirancang dan dibuatkan mesin
produk dimulai dengan perendaman kacang tanah, sangrai kacang yang terintegrasi dengan ayakan/
dilanjutkan dengan proses penyaringan untuk saringan, yang bisa disetting kecepatannya. Mesin
kemudian dibumbui. Selanjutnya setelah dijemur ini digerakkan dengan motor listrik selanjutnya
dilakukan proses penyangraian menggunakan mesin ditransmisikan melalui belt-pulley serta gearbox.
penggulingan dengan media pasir. Proses diakhiri Mesin ini akan dirancang dengan kapasitas 20 kg
dengan proses pengemasan setelah kacang dan media bahan baku per jam dan bekerja secara kontinyu
pasir dipisahkan. atau rata-rata 300 kg/hari. Pengoperasian mesin ini
Sebagai sebuah industri kecil, UD Mekar Sari cukup dikerjakan oleh satu orang saja, sehingga bisa
maupun kelompok usaha Bina Sejahtera menghadapi menghemat tenaga yang dari awalnya untuk proses
sejumlah permasalahan terkait produksi antara lain: ini dikerjakan oleh tiga orang menjadi satu orang
a) proses penyangraian kacang menggunakan mesin saja, sedangkan tenaga yang tidak terpakai dapat
penggulingan yang relatif sederhana dengan daya diperbantukan dibagian pemanasan dan pengemasan.
tampung yang terbatas berbahan dasar plat baja serta Kegiatan secara keseluruhan direncanakan selesai
mudah berkarat, b) pengemasan produk yang masih dalam waktu 8 bulan, sedangkan langkah-langkah
manual dengan tangan dan menggunakan lilin untuk kegiatan yang disepakati bersama adalah kami dengan
merekatkan plastic pembungkus, dan c) pengadukan mitra sepakat berbenah dari segi produktifitas,
bumbu masih secara manual sehingga kurang merata. diversifikasi tipe produk, manajemen, dan pemahaman
Di satu sisi bahan baku kacang tanah masih melim- mengenai keselamatan kerja.
pah, ditambah saingan mulai banyak, sangat memung-
kinkan dilakukan diversifikasi produk yaitu kacang kapri HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan memanfaatkatkan mesin/alat yang sama.
Dari paparan di atas pengusaha/pimpinan usaha Perhitungan dan perancangan sudah mulai
kecil mendapatkan beberapa persoalan masalah dilaksanakan pada awal Mei 2013, lebih banyak
proses produksi antara lain: a) proses penyangraian dikerjakan di laboratorium komputer jurusan Teknik
kacang menggunakan mesin penggulingan yang relatif Mesin Universitas Udayana. Proses ini sudah selesai
sederhana dengan kapasitas kecil, b) Pengemasan pada awal Juni 2013.

6
͸ͲͲͲͲǤ 𝑃𝑃
𝑇𝑇 ൌ 
ʹǤ 𝜋𝜋Ǥ 𝑛𝑛
Meningkatkan ProduksI𝑇𝑇Ǥ͸ͲͲͲͲǤ
ʹǤKacang
𝜋𝜋Ǥ 𝑛𝑛 Asin ͺͷǡͺ͵͹ͷǤʹǤ
𝑃𝑃 Dengan 𝜋𝜋Ǥ ʹͲ
Mesin Sangrai Semi Otomatis [I K. Adi Atmika, dkk]
𝑃𝑃𝑇𝑇ൌൌ  ൌ ൌ Ͳǡͳ͹ͻ͹ ൌ ͳ͹ͻǡ͹ ൌ ͲǡʹͶ
͸ͲͲͲͲʹǤ 𝜋𝜋Ǥ 𝑛𝑛 ͸ͲͲͲͲ
𝑇𝑇Ǥ ʹǤ 𝜋𝜋Ǥ 𝑛𝑛 ͺͷǡͺ͵͹ͷǤʹǤ 𝜋𝜋Ǥ ʹͲ
𝑃𝑃 ൌ ൌ ൌ Ͳǡͳ͹ͻ͹ ൌ ͳ͹ͻǡ͹ ൌ Ͳǡʹ
Langkah-langkah perhitungan sebagai berikut : 𝑛𝑛ͳ 𝐷𝐷𝑝𝑝 ͸ͲͲͲͲ ͸ͲͲͲͲ

𝑛𝑛ʹ 𝑑𝑑𝑝𝑝
Perhitungan Motor Penggerak 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛ʹ
Daya motor yang diperlukan untuk memutar tabung 𝑛𝑛𝑛𝑛
ͳ ͳൌൌ  𝐷𝐷𝑝𝑝
𝑛𝑛ʹ 𝑑𝑑𝑝𝑝 𝑑𝑑𝑝𝑝
penyangrai dapat dihitung dari momen puntir yang ͶͲͲǤ
bekerja pada poros. Untuk menentukan momen puntir 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ͵Ͳ 𝑛𝑛ʹ
𝑛𝑛ͳൌൌ  ͷͲ ൌ ʹͶͲ”’
dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : 𝑑𝑑𝑝𝑝
Menghitung gaya yang bekerja pada tabung Perhitungan ͶͲͲǤ ͵ͲPuli 2(transfer) = 300 mm, dan Puli
penyangrai: 𝑛𝑛ͳ ൌ
2(motor) 𝐷𝐷𝑝𝑝 mm ൌ ʹͶͲ”’
ൌ= 50ͷͲ
Mtotal = mtabung + mkacang 𝑛𝑛ʹ 𝑑𝑑𝑝𝑝
= 15kg + 20kg 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛ʹ
𝑛𝑛𝑛𝑛
ͳ ͳൌൌ  𝐷𝐷𝑝𝑝
= 35 kg 𝑑𝑑𝑝𝑝
𝑛𝑛ʹ 𝑑𝑑𝑝𝑝
F = W(berat) = 35kg x 9,81 m/s2 ͵ͲͲǤ𝐷𝐷𝑝𝑝ǤʹͶͲ𝑛𝑛ʹ
= 343,35 N 𝑛𝑛ͳൌൌ  ͷͲ
n1 = 1440 𝑑𝑑𝑝𝑝
rpm 𝑃𝑃
T = Mp = F . r ͸ͲͲͲͲǤ
= 343,35 N . 250mm 𝑇𝑇 ൌ  ͵ͲͲǤ ʹͶͲ
ൌ ʹǤ 𝜋𝜋Ǥ 𝑛𝑛
= 85837,5 Nmm ͸ͲͲͲͲǤ 𝑃𝑃 ͷͲ
𝑇𝑇 ൌ  n1 = 1440 𝑇𝑇Ǥ ʹǤ 𝜋𝜋Ǥ𝜋𝜋rpm 𝑛𝑛 ͺͷǡͺ͵͹ͷǤʹǤ ͳ 𝜋𝜋Ǥ ʹͲ ʹ
= 85,8375 Nm n𝐿𝐿1𝑃𝑃ൌ
ʹǤ ʹ𝐶𝐶
=ൌ𝑛𝑛
𝜋𝜋Ǥ 1440 ൅ rpm𝐷𝐷𝑝𝑝 ൌ ൅ 𝑑𝑑𝑝𝑝 ൅ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − ൌ 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻ
Ͳǡͳ͹ͻ͹ ൌ ͳ͹ͻǡ͹ ൌ Ͳǡʹ
Keterangan: ͸ͲͲͲͲ ʹ ͸ͲͲͲͲ Ͷ𝐶𝐶
𝑇𝑇Ǥ ʹǤ 𝜋𝜋Ǥ 𝑛𝑛 ͺͷǡͺ͵͹ͷǤʹǤ 𝜋𝜋Ǥ ʹͲ
T = Mp = Torsi atau momen puntir (Nm) 𝑃𝑃 ൌ Sehingga ൌ putaran 𝜋𝜋 𝜋𝜋 ൌ ͳͲǡͳ͹ͻ͹ ͳൌʹ ͳ͹ͻǡ͹ ൌ ͲǡʹͶŠ’
F = Gaya yang bekerja pada tabung (N) ͸ͲͲͲͲ 𝐿𝐿 ൌ 𝐿𝐿ʹ𝐶𝐶 ൌ൅ʹ  ͵ͺͲ 𝐷𝐷𝑝𝑝൅൅motor
͸ͲͲͲͲ 𝑑𝑑𝑝𝑝ͶͲͲ ൅ listrik
൅ ͷͲ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝൅yang
− 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻdibutuhkan
ͶͲͲ − ͷͲ ʹ ൌ ͳͷͶ͹ǡ
untuk 𝑛𝑛ͳ 𝐷𝐷𝑝𝑝menggerakkan ʹ ʹ tabung Ͷ𝐶𝐶 sebesarͶ ͵ͺͲ 1440 rpm.
R = Jari-jari tabung (m)
Putaran ൌ͸ͲͲͲͲǤ
motor𝑃𝑃 listrik 𝜋𝜋ini harus menyesuaikan ͳ di
𝑛𝑛ʹൌ  𝐿𝐿𝑑𝑑𝑝𝑝ൌ ʹͷ͹Ǥ
𝑇𝑇 ͵ͺͲ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝൅−  𝑑𝑑𝑝𝑝ሻͶͲͲ ൅ ͷͲ ൅ ͶͲͲ − ͷͲ ʹ ൌ ͳͷͶ͹
Sehingga daya (P) dapat dihitung dengan𝑛𝑛ͳ pasaran. 𝐷𝐷𝑝𝑝 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ ʹ Ͷ ͵ͺͲ
ൌ 𝜃𝜃 ൌ ͳͺͲι −𝑛𝑛 ʹ
ʹǤ 𝜋𝜋Ǥ
𝐶𝐶
menggunakan persamaan 𝑛𝑛ʹ 𝑑𝑑𝑝𝑝𝑛𝑛ͳ ൌ𝑇𝑇Ǥ ʹǤ𝑑𝑑𝑝𝑝 𝜋𝜋Ǥ 𝑛𝑛 ͺͷǡͺ͵͹ͷǤʹǤ 𝜋𝜋Ǥ ʹͲ
Pemilihan
𝑃𝑃 ൌ
𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛ʹ ͶͲͲǤ Sabuk ͷ͹Ǥ ൌ ሺ͵ͷͲሻ
ͷ͹Ǥ – V− 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻ
ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 ൌ Ͳǡͳ͹ͻ͹ ൌ ͳ͹ͻǡ͹ ൌ ͲǡʹͶŠ’
͸ͲͲͲͲǤ 𝑃𝑃 𝑛𝑛ͳ ൌ  Sabuk
ൌ
𝜃𝜃 ൌൌ ͳͺͲι ͸ͲͲͲͲ
ͳͺͲι −−͵Ͳ ൌ ʹͶͲ”’
dipilih ͸ͲͲͲͲ
berdasarkan daya motor dan
𝑇𝑇 ൌ  𝑑𝑑𝑝𝑝 ͷͲkarena ͵ͺͲ 𝐶𝐶
ʹǤ 𝜋𝜋Ǥ 𝑛𝑛 putarannya,
ͶͲͲǤ ͵Ͳ daya motor 0,48 HP, maka
𝑇𝑇Ǥ ʹǤ 𝜋𝜋Ǥ 𝑛𝑛 ͺͷǡͺ͵͹ͷǤʹǤ 𝜋𝜋Ǥ ʹͲ ൌsabuk ൌ ͳʹ͹ǡͷι
denganൌ ʹͶͲ”’ ͷ͹Ǥ ሺ͵ͷͲሻ berbentuk V tipe A yang
penampang
𝑃𝑃 ൌ ൌ ൌ Ͳǡͳ͹ͻ͹ ൌ ͳ͹ͻǡ͹ ൌ ͲǡʹͶŠ’ 𝑛𝑛
ൌ
ͷͲ ͳ 𝐷𝐷𝑝𝑝
ͳͺͲι −
ͳൌ
𝜃𝜃𝑛𝑛𝑛𝑛ൌ 𝐷𝐷𝑝𝑝
͸ͲͲͲͲ ͸ͲͲͲͲ
digunakan. ʹ ൌ 𝑑𝑑𝑝𝑝 Menentukan
ʹǡʹʹ𝑟𝑟𝑎𝑎𝑑𝑑 ( 1͵ͺͲrad = 57,30 jarak o antara sumbu poros
)
Keterangan: puli-puli𝑛𝑛
ൌ
ʹ ͳʹ͹ǡͷι tersebut
𝑑𝑑𝑝𝑝
𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛ʹ dan tegangan total pada sabuk,
T𝑛𝑛ͳ= Momen
𝐷𝐷𝑝𝑝 puntir atau torsi yang terjadi (Nm) 𝐷𝐷𝑝𝑝𝑛𝑛ͳ ൌperhitungan
𝑛𝑛ͳ dengan  𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛 sebagai berikut :
ൌ ൌ 𝑛𝑛 ൌ𝜋𝜋Ǥ 𝑑𝑑𝑝𝑝 𝑛𝑛 ʹ
 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ
P𝑛𝑛ʹ= Daya 𝑑𝑑𝑝𝑝 (Watt) 𝑛𝑛 𝑑𝑑𝑝𝑝
1.) 𝜃𝜃 ͳ ൌ ʹǡʹʹ𝑟𝑟𝑎𝑎𝑑𝑑
Puli
ͶͲͲǤ transfer
𝑑𝑑𝑝𝑝͵Ͳ ( 1 rad = 57,30o)5cm ke puli tabung
diameter
n 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛ʹ putaran poros (rpm) ʹ 𝑉𝑉 ൌ 
𝑛𝑛ͳ=ൌjumlah
 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛ൌʹ͸ͲͲͲͲ͵ͲͲǤ ʹͶͲ ൌjarak
ʹͶͲ”’
𝑑𝑑𝑝𝑝 𝑛𝑛ͳ ൌdiameter
 ൌ
40 ͷͲcm, antara sumbu poros puli (C) =

ͶͲͲǤ
Untuk ͵Ͳ mendapatkan
ൌ ʹͶͲ”’ daya rencana yang aman maka 38 cm
𝑉𝑉 𝑑𝑑𝑝𝑝
ൌ = 380
𝜋𝜋Ǥ
͵ǡ͵ͷ𝑚𝑚Ȁ𝑠𝑠ͷͲmm
𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛
daya nominal ͷͲ dikalikan dengan faktor keamanan. ͵ͲͲǤ 𝑉𝑉
n ൌ = 1440
ʹͶͲ
Menghitung rpm panjang sabuk atau kelilig sabuk yang
ൌ 𝑛𝑛ͳ1 ൌ 𝐷𝐷𝑝𝑝 ͸ͲͲͲͲ
Pd
𝑛𝑛ͳ 𝐷𝐷𝑝𝑝
= P . fc digunakan
𝑛𝑛 ͷͲ 𝑑𝑑𝑝𝑝dihitung dari persamaan dibawah ini :
ൌ n 𝑉𝑉ʹ ൌ ͵ǡ͵ͷ𝑚𝑚Ȁ𝑠𝑠
1 = 1440 rpm𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛 𝑇𝑇

𝑛𝑛ʹ 𝑑𝑑𝑝𝑝 =0,24 . 2 𝜋𝜋ʹ ͳ ͳ
𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛ʹ = 0,48 𝐿𝐿ͳൌൌʹ𝐶𝐶
𝑛𝑛  ʹǡ͵𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔
൅  𝑇𝑇 𝐷𝐷𝑝𝑝 ൌ൅𝜇𝜇Ǥ𝑑𝑑𝑝𝑝𝜃𝜃Ǥ 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐𝛼𝛼
൅ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻʹ
𝑛𝑛ͳ ൌ  𝑑𝑑𝑝𝑝 ʹ ʹ Ͷ𝐶𝐶
Keterangan: 𝑑𝑑𝑝𝑝
𝜋𝜋 ͵ͲͲǤ ʹͶͲ 𝑇𝑇ͳ ͳ
Pdൌ=͵ͲͲǤ Daya ʹͶͲ perencanaan 𝐿𝐿 ൌ ʹ𝐶𝐶 ൅  ൌ 𝐷𝐷𝑝𝑝 ൅ 𝑑𝑑𝑝𝑝 ൅ ൌ 𝜇𝜇Ǥ
ʹǡ͵𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔 𝜋𝜋ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝
𝜃𝜃ǤͶͲͲ− 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻʹ
𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐𝛼𝛼 ͳ
ͷͲ Sehingga ʹ 𝐿𝐿 ൌͷͲ ʹ ͵ͺͲ ൅
Ͷ𝐶𝐶 ൅ ͷͲ ൅ ͶͲͲ − ͷͲ ʹ ൌ ͳͷͶ͹
P = Daya
n1 = 1440 rpm nominal n1 = 1440 rpm 𝑇𝑇ʹ ʹ Ͷ ͵ͺͲ
Fc = Faktor koreksi 𝜋𝜋 ͳ
𝐿𝐿 ൌ ʹ ͵ͺͲ ൅  ͶͲͲ ൅ ͷͲ ൅ ͶͲͲ − ͷͲ ʹ ൌ ͳͷͶ͹ǡͶͷ𝑚𝑚𝑚𝑚
𝜋𝜋 ͳ ʹ 𝜋𝜋 ʹ
ͷ͹Ǥ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻͳ Ͷ ͵ͺͲ
𝐿𝐿 ൌ ʹ𝐶𝐶 ൅  𝐷𝐷𝑝𝑝 ൅ 𝑑𝑑𝑝𝑝 ൅ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻ 𝜃𝜃 ൌ ൌ ʹ𝐶𝐶
ͳͺͲι
Karena ʹ
daya perencanaanͶ𝐶𝐶
didapat adalah 0,48 HP =𝐿𝐿1547,45  − 𝐷𝐷𝑝𝑝
൅ mm =൅ 𝑑𝑑𝑝𝑝
𝐶𝐶 ൅ Ͷ𝐶𝐶
154,745 cmሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻ
ʹ
ʹ
maka 𝐿𝐿 ൌmotor yang
𝜋𝜋
dipilih
ͳ
൅ ͷͲ ൅adalah ͶͲͲ motor
− ͷͲ listrik denganൌ = 61,89 ͷ͹Ǥ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻ
− inchi ͷ͹Ǥ ሺ͵ͷͲሻ
ʹ
ʹ ͵ͺͲ ൅  ͶͲͲ ൌ ͳͷͶ͹ǡͶͷ𝑚𝑚𝑚𝑚 𝜃𝜃 ͳͷͶǡ͹Ͷͷ…
ൌ ͳͺͲι
ʹ Ͷ ͵ͺͲ 𝜋𝜋 ͳ
daya 0,5 HP. ൌ ͳͺͲι
Sudut ൌ ʹ−
𝐿𝐿kontak 𝐶𝐶͵ͺͲ ൅  sabuk
antara ͶͲͲ ൅ ͷͲ dapat ൅ dihitung ͶͲͲ − ͷͲ ʹ ൌ ͳͷͶ͹ǡͶͷ
sebagai
͵ͺͲ ʹ Ͷ ͵ͺͲ
Menghitung putaran motor listrik yang diperlukan berikut :ͷ͹Ǥ ሺ͵ͷͲሻ
𝜃𝜃 ൌ ͳͺͲι −
ͷ͹Ǥ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻ
untuk memutarkan 𝐶𝐶 tabung sebesar 30 rpm yaituൌ ͳͺͲι − ͳʹ͹ǡͷι
ൌ
͵ͺͲ ͷ͹Ǥ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻ
dengan ͷ͹Ǥ ሺ͵ͷͲሻ
ൌ ͳͺͲι −cara sebagai berikut :
𝜃𝜃 ൌ ͳͺͲι −
͵ͺͲ ൌ ͳʹ͹ǡͷι 𝜃𝜃 ൌ ʹǡʹʹ𝑟𝑟𝑎𝑎𝑑𝑑 ( 1𝐶𝐶rad = 57,30o)
n(tabung) = 30 rpm
ൌ ͳʹ͹ǡͷι ͷ͹Ǥ ሺ͵ͷͲሻ
Perhitungan Puli o 4(tabung) = 400 mm, dan Puli𝜃𝜃 ൌ ʹǡʹʹ𝑟𝑟𝑎𝑎𝑑𝑑 ൌ ͳͺͲι ( 1 −rad = 57,30o)
3𝜃𝜃 (transfer)
ൌ ʹǡʹʹ𝑟𝑟𝑎𝑎𝑑𝑑 = 50( 1 rad
mm = 57,30 ) 𝜋𝜋Ǥ 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛 ͵ͺͲ
𝑉𝑉 ൌ 
ൌ ͳʹ͹ǡͷι ͸ͲͲͲͲ
𝜋𝜋Ǥ 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛 𝜋𝜋Ǥ 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛
𝑉𝑉 ൌ  𝑉𝑉 ൌ  𝜃𝜃𝑉𝑉 ൌ ൌ ͵ǡ͵ͷ𝑚𝑚Ȁ𝑠𝑠 o
͸ͲͲͲͲ ͸ͲͲͲͲʹǡʹʹ𝑟𝑟𝑎𝑎𝑑𝑑 ( 1 rad = 57,30 )
𝑉𝑉 ൌ ͵ǡ͵ͷ𝑚𝑚Ȁ𝑠𝑠
( 1 rad = 57,30o)
𝑉𝑉 ൌ ͵ǡ͵ͷ𝑚𝑚Ȁ𝑠𝑠
𝜋𝜋Ǥ 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛
𝑉𝑉 ൌ  𝑇𝑇ͳ
𝑇𝑇ͳ ʹǡ͵𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔 ൌ 𝜇𝜇Ǥ 𝜃𝜃Ǥ 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐𝛼𝛼
͸ͲͲͲͲ 7
ʹǡ͵𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔 ൌ 𝜇𝜇Ǥ 𝜃𝜃Ǥ 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐𝛼𝛼
𝑇𝑇ʹ 𝑇𝑇ʹ
𝑉𝑉 ൌ ͵ǡ͵ͷ𝑚𝑚Ȁ𝑠𝑠𝑇𝑇ͳ
ʹǡ͵𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔 ൌ 𝜇𝜇Ǥ 𝜃𝜃Ǥ 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐𝛼𝛼
𝑇𝑇ʹ
𝜋𝜋 ͷ͹Ǥ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻ ͳ 𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ 
𝐿𝐿 ൌ𝜃𝜃 ʹൌ͵ͺͲ
ͳͺͲι൅ −  ͶͲͲ ൅ ͷͲ ൅ ͶͲͲ − ͷͲ ʹ ൌ ͳͷͶ͹ǡͶͷ𝑚𝑚𝑚𝑚 ൌ ͳͷͶǡ͹Ͷͷ… ʹǤ ͵ͺ
ʹ Ͷ ͵ͺͲ 𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ Ͳǡ͵ͷ͸ͳ
𝐶𝐶 𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ Ͳǡ͵ͷ͸ͳ
𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ  𝛾𝛾 ൌ ʹ͹ǡͶʹ°
ͷ͹Ǥ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 −ͷ͹Ǥ
𝑑𝑑𝑝𝑝ሻሺ͵ͷͲሻ ʹ𝐶𝐶 𝛾𝛾 ൌ ʹ͹ǡͶʹ°
𝜃𝜃 ൌUͳͺͲι ൌ
− ͳͺͲι −
Mengabdi
dayana 𝐶𝐶 ͵ͺͲVolume 14 Nomor 1 ͶͲ Tahun 2015
−ͷ
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ  𝑇𝑇𝑇𝑇𝑜𝑜𝑡𝑡𝑎𝑎𝑙𝑙 ൌ 𝑇𝑇ͳ Ǥ …‘• 𝛾𝛾 ൅ 𝑇𝑇ʹ Ǥ …‘• 𝛾𝛾
ൌͷ͹Ǥ
ൌ ͳͺͲι −
ሺ͵ͷͲሻ
ͳʹ͹ǡͷι ʹǤ ͵ͺ
͵ͺͲ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑜𝑜𝑡𝑡𝑎𝑎𝑙𝑙 ൌ 𝑇𝑇ͳ Ǥ …‘• 𝛾𝛾 ൅ 𝑇𝑇ʹ Ǥ …‘• 𝛾𝛾
𝜃𝜃 ൌ ʹǡʹʹ𝑟𝑟𝑎𝑎𝑑𝑑 ( 1 rad = 57,30 o 𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ Ͳǡ͵ͷ͸ͳ
)linier ൌ ͸ʹǡͷͳ͵Ǥ …‘• ʹ͹ǡͶʹ° ൅ ͺǡͻǤ …‘• ʹ͹ǡͶʹ°
Perhitungan
ൌ ͳʹ͹ǡͷι
kecepatan sabuk adalah sebagai 2.)
ൌ ͸ʹǡͷͳ͵Ǥ Puli …‘•motorʹ͹ǡͶʹ°diameter 5cm ke puli transfer
൅ ͺǡͻǤ …‘• ʹ͹ǡͶʹ°
berikut : 𝛾𝛾 ൌ ʹ͹ǡͶʹ° ൌ ͸ͺǡ͵ͻ𝑁𝑁
diameter 30cm, jarak antara sumbu poros puli (C) =
𝜃𝜃 ൌ ʹǡʹʹ𝑟𝑟𝑎𝑎𝑑𝑑 ( 1 rad = 57,30o) ൌ ͸ͺǡ͵ͻ𝑁𝑁
410 mm
𝜋𝜋Ǥ 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛
𝑉𝑉 ൌ  Menghitung Panjang sabuk atau keliling sabuk yang
𝜋𝜋Ǥ 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛
͸ͲͲͲͲ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑜𝑜𝑡𝑡𝑎𝑎𝑙𝑙 ൌ 𝑇𝑇ͳ Ǥ …‘• 𝛾𝛾 ൅ 𝑇𝑇ʹ Ǥ …‘• 𝛾𝛾
𝑉𝑉 ൌ  𝑉𝑉 ൌ ͵ǡ͵ͷ𝑚𝑚Ȁ𝑠𝑠 digunakan dihitung dari persamaan dibawah ini :
͸ͲͲͲͲ ൌ ͸ʹǡͷͳ͵Ǥ …‘• ʹ͹ǡͶʹ° ൅ ͺǡͻǤ …‘• ʹ͹ǡͶʹ° 𝜋𝜋 ͳ
𝐿𝐿 ൌ ʹ𝐶𝐶 ൅  𝜋𝜋 𝐷𝐷𝑝𝑝 ൅ 𝑑𝑑𝑝𝑝 ൅ ͳ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻʹ
𝑉𝑉 ൌ ͵ǡ͵ͷ𝑚𝑚Ȁ𝑠𝑠 ʹ
𝐿𝐿 ൌ ʹ𝐶𝐶 ൅  𝐷𝐷𝑝𝑝 ൅ 𝑑𝑑𝑝𝑝 ൅ Ͷ𝐶𝐶 ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻʹ
ൌ ͸ͺǡ͵ͻ𝑁𝑁
Hubungan antara sudut kontak dengan tegangan sabuk ʹ Ͷ𝐶𝐶
dengan koefisien sudut 𝑇𝑇ͳ kontak µ = 0,3 yaitu :
Sehingga
𝑇𝑇ͳʹǡ͵𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔 𝑇𝑇 ൌ 𝜇𝜇Ǥ 𝜃𝜃Ǥ 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐𝛼𝛼 𝜋𝜋
𝐿𝐿 ൌ ʹሺͶͳͲሻ ൅  𝜋𝜋 ͵ͲͲ ൅ ͷͲ ൅
ͳ
ሺ͵ͲͲ − ͷͲሻʹ
ʹǡ͵𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔 ൌ 𝜇𝜇Ǥ 𝜃𝜃Ǥ 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐𝛼𝛼
ʹ ͳ
𝑇𝑇ʹ 𝐿𝐿 ൌ ʹሺͶͳͲሻ ൅  ʹ ͵ͲͲ ൅ ͷͲ ൅ ͶǤ ሺͶͳͲሻ ሺ͵ͲͲ − ͷͲሻʹ
𝜋𝜋 ͳ ʹ ͶǤ ሺͶͳͲሻ
𝐿𝐿 ൌ ʹ𝐶𝐶 ൅  𝐷𝐷𝑝𝑝 ൅ 𝑑𝑑𝑝𝑝 ൅ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻʹ
ʹ Ͷ𝐶𝐶L = 140,788 cm
𝑇𝑇ͳ 𝜇𝜇Ǥ 𝜃𝜃Ǥ 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐𝛼𝛼 ͷ͹Ǥ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻ
𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔 ൌ 𝜃𝜃 ൌ ͳͺͲ° − ͷ͹Ǥ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻ
𝑇𝑇ʹ ʹǡ͵ = 56,315 inchi 𝜃𝜃 ൌ ͳͺͲ° − 𝐶𝐶
𝜋𝜋 ͳ 𝐶𝐶
𝑇𝑇ͳ Ͳǡ͵ǤʹǡʹʹǤ 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐ʹͲ° 𝐿𝐿 ൌ ʹሺͶͳͲሻ ൅  ͵ͲͲ ൅ ͷͲ ൅ ሺ͵ͲͲ − ͷͲሻʹ
𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔 ൌ ʹ ͶǤ ሺͶͳͲሻ
Sudut kontak antara sabuk dapat dihitung sebagai
𝑇𝑇ʹ ʹǡ͵
berikut :
𝑇𝑇ͳ
𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔 ൌ ͲǡͺͶ͸ ͷ͹Ǥ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻ
𝑇𝑇ʹ 𝜃𝜃 ൌ ͳͺͲ° −
𝐶𝐶
𝑇𝑇ͳ
ൌ ͹ǡͲʹͶ ͷ͹Ǥ ሺʹͷͲሻ
𝑇𝑇ʹ ൌ ͳͺͲ° ͷ͹Ǥ−ሺʹͷͲሻ
ൌ ͳͺͲ° − ͶͳͲ
T1 = 7,024 T2 ͶͳͲ
ൌ ͳͶͷǡʹͶ°
ൌ ͳͶͷǡʹͶ°
Hubungan 𝑇𝑇ͳ 𝜇𝜇Ǥ 𝜃𝜃Ǥ anatara
𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐𝛼𝛼 tegangan sabuk dengan daya 𝜃𝜃 ൌ ʹǡͷ𝑟𝑟𝑎𝑎𝑑𝑑
𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔P𝑇𝑇ͳ(watt)
motor ൌ 𝐷𝐷𝑝𝑝
𝜇𝜇Ǥ 𝜃𝜃Ǥserta
− 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐𝛼𝛼
𝑑𝑑𝑝𝑝 dengan kecepatan linier sabuk (v) 𝜃𝜃 ൌ ʹǡͷ𝑟𝑟𝑎𝑎𝑑𝑑
𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔 𝑇𝑇
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾ʹ ൌൌ ʹǡ͵
adalah sebagai
𝑇𝑇ʹ berikut
ʹ𝐶𝐶ʹǡ͵ :
𝑇𝑇ͳ Ͳǡ͵ǤʹǡʹʹǤ 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐ʹͲ°
P 𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔
𝑇𝑇ͳ=ൌ(T -T ).
Ͳǡ͵ǤʹǡʹʹǤ
ͶͲ − ͷ V 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐ʹͲ° Perhitungan kecepatan sabuk linier adalah sebagai
𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔 𝑇𝑇ʹ ൌൌ 1 2 ʹǡ͵
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾
179,7 𝑇𝑇 ʹ= (7,024
ʹǤ ͵ͺ T2ʹǡ͵ – T2) . 3,35 berikut :
179,7 𝑇𝑇 ͳ= 20,183 T 𝜋𝜋Ǥ 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛
𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔 𝑇𝑇 ൌൌͲǡ͵ͷ͸ͳ
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ͲǡͺͶ͸ 2 𝑉𝑉𝜋𝜋Ǥൌ  𝑛𝑛
𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ
𝑇𝑇ͳʹ=ൌ8,9
T2𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔 ͲǡͺͶ͸ N 𝑉𝑉 ൌ  ͸ͲͲͲͲ
𝛾𝛾ͳൌ𝑇𝑇ʹ͹ǡͶʹ°
Sehingga,
𝑇𝑇 ʹ ͸ͲͲͲͲ
𝑇𝑇ͳ ൌ ͹ǡͲʹͶ
𝑉𝑉 ൌ ͳͷǡͲ͹𝑚𝑚Ȁ𝑠𝑠
T1𝑇𝑇 ʹ ൌ ͹ǡͲʹͶ = 7,024 T2 𝑉𝑉 ൌ ͳͷǡͲ͹𝑚𝑚Ȁ𝑠𝑠
𝑇𝑇ʹ
T = 7,024 (8,9) Hubungan antara sudut kontak dengan tegangan
1 = 7,024
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑜𝑜𝑡𝑡𝑎𝑎𝑙𝑙 𝑇𝑇ͳT
ൌ62,513Ǥ …‘•
2 𝛾𝛾N൅ 𝑇𝑇ʹ Ǥ …‘• 𝛾𝛾
T 1 = =
7,024 T 2
sabuk dengan͵Ͳ koefisien
−ͷ sudut kontak µ = 0,3 yaitu :
Tegangan
ൌ ͸ʹǡͷͳ͵Ǥtotal …‘• ʹ͹ǡͶʹ°sabuk൅yang terjadi
ͺǡͻǤ …‘• adalah :
ʹ͹ǡͶʹ° 𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾͵Ͳൌ− ͷ
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ  𝑇𝑇ͳ ʹǤ Ͷͳ
ൌ ͸ͺǡ͵ͻ𝑁𝑁 𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝 ʹǡ͵𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔ʹǤ Ͷͳൌ 𝜇𝜇Ǥ 𝜃𝜃Ǥ 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐𝛼𝛼
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ  𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝 𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ𝑇𝑇ʹͲǡ͸Ͳͻ
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ  ʹ𝐶𝐶 𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ Ͳǡ͸Ͳͻ
ͶͲ ʹ𝐶𝐶−ͷ 𝛾𝛾 ൌ𝑇𝑇ͳ͵͹ǡͷͳ° 𝜇𝜇Ǥ 𝜃𝜃Ǥ 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐𝛼𝛼
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ  ͶͲ − ͷ 𝛾𝛾 ൌ 𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔
͵͹ǡͷͳ°𝑇𝑇ʹ

ʹǡ͵
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ  ʹǤ ͵ͺ
ʹǤ𝜋𝜋͵ͺ ͳ
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ Ͳǡ͵ͷ͸ͳ 𝑇𝑇ͳ Ͳǡ͵ǤʹǡͷǤ 𝑐𝑐𝑜𝑜𝑠𝑠𝑒𝑒𝑐𝑐ʹͲ°
𝐿𝐿 ൌ ʹ𝐶𝐶 ൅  𝐷𝐷𝑝𝑝 ൅ 𝑑𝑑𝑝𝑝 ൅
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ Ͳǡ͵ͷ͸ͳ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻʹ 𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔 ൌ
𝛾𝛾 ൌ ʹ͹ǡͶʹ° ʹ Ͷ𝐶𝐶 𝑇𝑇ʹ ʹǡ͵
𝛾𝛾 ൌ ʹ͹ǡͶʹ° 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑜𝑜𝑡𝑡𝑎𝑎𝑙𝑙 ൌ 𝑇𝑇ͳ Ǥ …‘• 𝛾𝛾 ൅ 𝑇𝑇ʹ Ǥ …‘• 𝛾𝛾
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑜𝑜𝑡𝑡𝑎𝑎𝑙𝑙 ൌ 𝑇𝑇ͳ Ǥ𝑇𝑇…‘• ͳ 𝛾𝛾 ൅ 𝑇𝑇ʹ Ǥ …‘• 𝛾𝛾
Jadi, 𝜋𝜋 ͳ 𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔 ൌ ͳ͵ǡͶͳͺǤ
ൌ Ͳǡͻͷ͵Ͷ …‘• ͵͹ǡͷͳ° ൅ ͳǡͶͻͶǤ …‘• ͵͹ǡͷͳ°
𝑇𝑇
𝐿𝐿𝑇𝑇𝑜𝑜𝑡𝑡𝑎𝑎𝑙𝑙
ൌ ʹሺͶͳͲሻ ൌ 𝑇𝑇ͳ Ǥ …‘•
൅  𝛾𝛾 ൅͵ͲͲ
𝑇𝑇ʹ Ǥ ൅
…‘•ͷͲ
𝛾𝛾 ൅ ሺ͵ͲͲ − ͷͲሻʹ ൌ ͳ͵ǡͶͳͺǤ 𝑇𝑇ʹ …‘• ͵͹ǡͷͳ° ൅ ͳǡͶͻͶǤ …‘• ͵͹ǡͷͳ°
ʹ
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑜𝑜𝑡𝑡𝑎𝑎𝑙𝑙 ൌ 𝑇𝑇ͳ Ǥ …‘• 𝛾𝛾 ൅ 𝑇𝑇ʹ Ǥ …‘• 𝛾𝛾 ͶǤ ሺͶͳͲሻ ൌ ͳͳǡͺʹͺ𝑁𝑁
ൌ ͸ʹǡͷͳ͵Ǥ …‘• ʹ͹ǡͶʹ° ൅ ͺǡͻǤ …‘• ʹ͹ǡͶʹ° 𝑇𝑇
ൌ ͳͳǡͺʹͺ𝑁𝑁 ͳ
ൌ ͸ʹǡͷͳ͵Ǥ …‘• ʹ͹ǡͶʹ° ൅ ͺǡͻǤ …‘• ʹ͹ǡͶʹ° ൌ ͺǡͻͺʹͺ
ൌ ͸ͺǡ͵ͻ𝑁𝑁 𝑇𝑇ʹ
ൌ ͸ͺǡ͵ͻ𝑁𝑁 ͷ͹Ǥ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻ
𝜃𝜃 ൌ ͳͺͲ° − T1 = 8,9828 T2
𝐶𝐶
Untuk Puli transfer diameter 5cm ke puli tabung
diameter 40 cm, 𝜋𝜋 dengan jarak ͳ antara poros penggerak
𝐿𝐿 ൌ ʹ𝐶𝐶 ൅  𝜋𝜋 𝐷𝐷𝑝𝑝 ൅ 𝑑𝑑𝑝𝑝 ൅ ͳ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻʹ
puli 𝐿𝐿yaitu 38 cmʹ dan tegangan
ൌ ʹ𝐶𝐶 ൅  𝐷𝐷𝑝𝑝 ൅ 𝑑𝑑𝑝𝑝 ൅ Ͷ𝐶𝐶 total
ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − sabuk
𝑑𝑑𝑝𝑝ሻʹ yaitu sebesar Hubungan anatara tegangan sabuk dengan daya
68,39N. Panjang ʹ sabuk yang Ͷ𝐶𝐶 direkomendasikan 61,89 motor P (watt) serta dengan kecepatan linier sabuk (v)
inchi. adalah sebagai berikut :
𝜋𝜋 ͳ
𝐿𝐿 ൌ ʹሺͶͳͲሻ ൅  𝜋𝜋 ͵ͲͲ ൅ ͷͲ ൅ ͳ ሺ͵ͲͲ − ͷͲሻʹ P = (T1-T2). V
𝐿𝐿 ൌ ʹሺͶͳͲሻ ൅  ʹ ͵ͲͲ ൅ ͷͲ ൅ ͶǤ ሺͶͳͲሻ ሺ͵ͲͲ − ͷͲሻʹ
ʹ ͶǤ ሺͶͳͲሻ

8 ͷ͹Ǥ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻ


𝜃𝜃 ൌ ͳͺͲ° − ͷ͹Ǥ ሺ𝐷𝐷𝑝𝑝 − 𝑑𝑑𝑝𝑝ሻ
𝜃𝜃 ൌ ͳͺͲ° − 𝐶𝐶
𝐶𝐶
ͷ͹Ǥ ሺʹͷͲሻ
ൌ ͳͺͲ° − ͷ͹Ǥ ሺʹͷͲሻ
ൌ ͳͺͲ° − ͶͳͲ
ൌ ͳͶͷǡʹͶ° ͶͳͲ Meningkatkan ProduksI Kacang Asin Dengan Mesin Sangrai Semi Otomatis [I K. Adi Atmika, dkk]
ൌ ͳͶͷǡʹͶ°
𝜃𝜃 ൌ ʹǡͷ𝑟𝑟𝑎𝑎𝑑𝑑
𝜃𝜃 ൌ ʹǡͷ𝑟𝑟𝑎𝑎𝑑𝑑
179,7 = (8,9828 T2 – T2) . 15,07 bangan momen besar gaya reaksi di titik B adalah:
179,7 = 120,300 T2 ∑MA = 0
T2 = 1,494 N F1.280 + F1.800 – RB . 880 = 0
Sehingga, 𝜋𝜋Ǥ 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛 343,35 . 280 + 343,35 . 800 – RB . 880 = 0
𝑉𝑉 ൌ  𝜋𝜋Ǥ 𝐷𝐷𝑝𝑝Ǥ 𝑛𝑛
ൌ  ͸ͲͲͲͲ
T1 =𝑉𝑉 8,9828 T2 96138 + 274680 – 880RB = 0
= 8,9828 ͸ͲͲͲͲ
(1,494)
𝑉𝑉 ൌ ͳͷǡͲ͹𝑚𝑚Ȁ𝑠𝑠 RB = 421,384 N
= 13,418 N
𝑉𝑉 ൌ ͳͷǡͲ͹𝑚𝑚Ȁ𝑠𝑠 Besar gaya reaksi di titik A adalah :
Tegangan total sabuk yang terjadi adalah : ∑MB = 0
͵Ͳ − ͷ F1.80 + F1. 600 – RA . 880 = 0
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ  ͵Ͳ − ͷ 343,35 . 80 + 343,35 . 600 – RA . 880 = 0
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ  ʹǤ Ͷͳ
ʹǤ Ͷͳ 27468 + 206010 - 880RA = 0
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ Ͳǡ͸Ͳͻ
𝑆𝑆𝑖𝑖𝑛𝑛𝛾𝛾 ൌ Ͳǡ͸Ͳͻ 233478 – 880RA = 0
𝛾𝛾 ൌ ͵͹ǡͷͳ° RA = 265,316 N
𝛾𝛾 ൌ ͵͹ǡͷͳ°
∑F = 0
Jadi, RA - F1 – F1 + RB = 0
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑜𝑜𝑡𝑡𝑎𝑎𝑙𝑙 ൌ 𝑇𝑇ͳ Ǥ …‘• 𝛾𝛾 ൅ 𝑇𝑇ʹ Ǥ …‘• 𝛾𝛾 421,384 - 343,35 – 343,35 – 265,316 = 0
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑜𝑜𝑡𝑡𝑎𝑎𝑙𝑙 ൌ 𝑇𝑇ͳ Ǥ …‘• 𝛾𝛾 ൅ 𝑇𝑇ʹ Ǥ …‘• 𝛾𝛾 0 = 0 (Setimbang)
ൌ ͳ͵ǡͶͳͺǤ …‘• ͵͹ǡͷͳ° ൅ ͳǡͶͻͶǤ …‘• ͵͹ǡͷͳ° Untuk mengetahui besarnya momen di masing-
ൌ ͳ͵ǡͶͳͺǤ …‘• ͵͹ǡͷͳ° ൅ ͳǡͶͻͶǤ …‘• ͵͹ǡͷͳ° masing titik dapat ditentukan dengan cara berikut :
ൌ ͳͳǡͺʹͺ𝑁𝑁
ൌ ͳͳǡͺʹͺ𝑁𝑁 Ditinjau dari Kanan
Untuk Puli motor diameter 5cm ke puli transfer MbD = F1 . 80
diameter 30cm, dengan jarak antara poros penggerak = 343,35 . 80
puli yaitu 41cm dan Tegangan total sabuk yaitu sebesar = 27468 Nmm
11,828N.
MbC = F1 . 80 + F1. 600
Menentukan Dimensi Poros = 343,35 . 80 + 343,35 . 600
Merencanakan sebuah poros yang akan digunakan = 27468 + 206010
dalam alat penyangrai kacang asin harus diketahui = 233478 Nmm
gaya-gaya yang bekerja pada poros. Dalam perhitungan
gaya-gaya yang ditimbulkan oleh reaksi tumpuan pada MbA = F1 . 80 + F1. 600 – RA. 880
bantalan maupun gaya-gaya dari puli dan tabung = 343,35 . 80 + 343,35 . 600 – 265,316 . 880
penyangrai, digunakan prinsip kesetimbangan gaya = 27468 + 206010 – 233478
seperti gambar 1. = 0 Nmm
Ditinjau dari Kiri
MbB = F1 . 280
= 343,35. 280
= 27468 Nmm

MbC = F1 . 280 + F1 . 800


= 343,35. 280 + 343,35. 800
= 27468 + 274680
= 203148 Nmm
Gambar 1. Diagram gaya
MbD = F1 . 280 + F1 . 800 – RB. 880
Asumsi : = 343,35. 280 + 343,35. 800 – 421,384 . 880
- Gaya keatas searah jarum jam dianggap (+) = 0 Nmm
- Gaya ke bawah berlawanan jarum jam dianggap (-)
- Syarat kesetimbangan ∑F = 0 dan ∑M = 0 Jadi Momen terbesar terjadi di titik C yaitu sebesar
Total beban di F1 adalah gabungan dari berat tabung 203148 Nmm atau 203,148 Nm. Nilai momen bengkok
+ berat kacang yang akan disangrai, dirumuskan ini akan digunakan pada perhitungan selanjutnya.
sebagai berikut : Momen puntir yang dialami poros dari puli dihitung
F1 = Berat Tabung + Berat Kacang dengan persamaan berikut :
= 343,35 N Mp = (T1 – T2) . Dp / 2
Maka dengan menggunakan persamaan kesetim­ = (60,8446 – 7,2) . 400 / 2

9
͵ ͳ͸Ǥ ͶͻͲͶ
ൌ
𝜋𝜋Ǥ ʹͲǡʹͷ
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015
ൌ10,72 mm

= 10728,92 Nmm Sehingga besarnya diameter poros yang aman


= 10,72892 Nm digunakan adalah :
ͳͶǡͺ͹ ൅ ͳͲǡ͹ʹ
Pemilihan baja ST 37 sebagai bahan poros ini berarti 𝑑𝑑 ൌ  ൌ ͳʹǡ͹ͻ𝑚𝑚𝑚𝑚
ʹ
tegangan tarik maksimum dari bahan tersebut yaitu Karena diameter rata-rata yang dianjurkan didapat
370 N/mm2. Faktor keamanan untuk bahan poros (sf1) sebesar 12,79 mm , maka perencanaan poros dengan
adalah 6 dan faktor keamanan untuk poros bertingkat diameter 20 mm pada rancang bangun alat penyangrai
(sf2) adalah 3, maka tegangan tarik ijin dapat dihitung adalah aman.
dengan rumus :
𝜎𝜎𝑚𝑚𝑎𝑎𝑘𝑘𝑠𝑠 Berikut adalah data perencanaan alat penyangrai
𝜎𝜎𝑡𝑡 ൌ  kacang asin antara lain :
ሺ𝑠𝑠𝑓𝑓ͳ Ǥ 𝑠𝑠𝑓𝑓ʹ ሻ
a. Kapasitas kacang yang akan disangrai = 20 kg
b. Massa komponen tabung penyangrai = ± 15 kg
= 20,55 Nmm c. Diameter tabung = 500 mm
𝑒𝑒 ൌ ͲǡͷǤ 𝑘𝑘𝑚𝑚 Ǥ 𝑀𝑀𝑏𝑏 ʹ 𝑀𝑀𝑝𝑝ሻʹ ditinjau dari𝜎𝜎momen
𝑐𝑐 ൅
Perhitungan 𝑘𝑘𝑚𝑚 Ǥ 𝑀𝑀𝑏𝑏 𝑐𝑐 Ǥ ሺ𝑘𝑘𝑡𝑡Ǥ poros
diameter d. Putaran poros tabung yang diperlukan = ± 30
𝑚𝑚𝑎𝑎𝑘𝑘𝑠𝑠
bengkok ekuivalen dan momen puntir 𝜎𝜎𝑡𝑡 ൌ  ekuivalen rpm
ʹ
൅  ʹǤʹͲ͵ǡͳͶͺ ሺͳǡͷǤͳͲǡ͹ʹͺͻʹሻ ʹ
𝜎𝜎𝑚𝑚𝑎𝑎𝑘𝑘𝑠𝑠 ሺ𝑠𝑠𝑓𝑓ͳ Ǥ 𝑠𝑠𝑓𝑓ʹ ሻ
adalah: 𝜎𝜎𝑡𝑡 ൌ  𝜎𝜎 𝑚𝑚𝑎𝑎𝑘𝑘𝑠𝑠
e. Diameter Puli 1 (motor) = 50 mm
Momen bengkok ekuivalen ሺ𝑠𝑠𝑓𝑓 ͳ Ǥ 𝑠𝑠𝑓𝑓ʹ𝜎𝜎
dihitung ሻ𝑡𝑡 ൌ dengan f. Diameter Puli 2 (transfer) = 300 mm
ሺ𝑠𝑠𝑓𝑓 ͳ Ǥ 𝑠𝑠𝑓𝑓ʹ ሻ
𝜎𝜎𝑚𝑚𝑎𝑎𝑘𝑘𝑠𝑠
persamaan sebagai berikut : g. Diameter Puli 3 (transfer) = 50 mm
𝑀𝑀𝑏𝑏𝑒𝑒 ൌ ͲǡͷǤ 𝑘𝑘𝑚𝑚 Ǥ 𝑀𝑀𝑏𝑏𝑐𝑐 𝜎𝜎൅𝑡𝑡 ൌ 𝑘𝑘𝑚𝑚 Ǥ 𝑀𝑀𝑏𝑏𝑐𝑐 ʹ Ǥ ሺ𝑘𝑘𝑡𝑡Ǥ 𝑀𝑀𝑝𝑝ሻʹ
ʹ ሺ𝑠𝑠𝑓𝑓
𝑀𝑀𝑏𝑏𝑒𝑒 ൌ ͲǡͷǤ 𝑘𝑘𝑚𝑚 Ǥ 𝑀𝑀𝑏𝑏𝑐𝑐 ൅ 𝑘𝑘𝑚𝑚 Ǥ 𝑀𝑀𝑏𝑏𝑐𝑐 Ǥ ሺ𝑘𝑘𝑡𝑡Ǥ 𝑀𝑀𝑝𝑝ሻ ͳ Ǥ 𝑠𝑠𝑓𝑓
ʹ ʹ ሻ h. Diameter Puli 4 (tabung) = 400 mm
ൌ ͲǡͷǤ ʹǤʹͲ͵ǡͳͶͺ 𝑀𝑀𝑏𝑏𝑒𝑒 ൅  ൌʹǤʹͲ͵ǡͳͶͺ ʹ ሺͳǡͷǤͳͲǡ͹ʹͺͻʹሻʹ Setelah selesai perhitungan, dilanjutkan dengan
ൌ ͲǡͷǤ ʹǤʹͲ͵ǡͳͶͺ ൅  ʹǤʹͲ͵ǡͳͶͺ ͲǡͷǤ 𝑘𝑘𝑚𝑚 Ǥ 𝑀𝑀𝑏𝑏𝑐𝑐 ൅ʹ 𝑘𝑘𝑚𝑚 Ǥ 𝑀𝑀𝑏𝑏𝑐𝑐 ʹ Ǥ ሺ𝑘𝑘𝑡𝑡Ǥ 𝑀𝑀𝑝𝑝ሻʹ
ʹ ሺͳǡͷǤͳͲǡ͹ʹͺͻʹሻ
perancangan teknis berupa gambar/desain global dan
ൌ ͸ͷ͵ͺǡ͸͹͸𝑁𝑁𝑚𝑚 gambar
ʹ ʹ detailnya.
ʹ Desain global mesin sangrai kacang
ൌ ͸ͷ͵ͺǡ͸͹͸𝑁𝑁𝑚𝑚 𝑀𝑀𝑏𝑏𝑒𝑒
ൌ ͲǡͷǤ ʹǤʹͲ͵ǡͳͶͺ ൅  ʹǤʹͲ͵ǡͳͶͺ ൌ ͲǡͷǤ 𝑘𝑘𝑚𝑚 Ǥ 𝑀𝑀𝑏𝑏 ʹ ൅ 𝑘𝑘
𝑐𝑐 ሺͳǡͷǤͳͲǡ͹ʹͺͻʹሻ
𝑚𝑚 Ǥ 𝑀𝑀𝑏𝑏 𝑐𝑐 Ǥ ሺ𝑘𝑘𝑡𝑡Ǥ 𝑀𝑀𝑝𝑝ሻ
ൌ ͸ͷ͵ͺ͸͹͸𝑁𝑁𝑚𝑚𝑚𝑚 asin ditunjukkan pada Gambar 2.
ൌ ͸ͷ͵ͺ͸͹͸𝑁𝑁𝑚𝑚𝑚𝑚
ൌ ͲǡͷǤ
͸ͷ͵ͺǡ͸͹͸𝑁𝑁𝑚𝑚
ʹǤʹͲ͵ǡͳͶͺ ൅  ʹǤʹͲ͵ǡͳͶͺ ʹ ሺͳǡͷǤͳͲǡ͹ʹͺͻʹሻʹ
Diameter poros dapat dihitung dengan rumus :
͸ͷ͵ͺ͸͹͸𝑁𝑁𝑚𝑚𝑚𝑚
ൌ ͸ͷ͵ͺǡ͸͹͸𝑁𝑁𝑚𝑚
͵ ͵ʹ𝑀𝑀𝑏𝑏𝑒𝑒
͵ ͵ʹ𝑀𝑀𝑏𝑏𝑒𝑒
𝑑𝑑𝑠𝑠ͳ ൌ  ൌ ͸ͷ͵ͺ͸͹͸𝑁𝑁𝑚𝑚𝑚𝑚
𝑑𝑑𝑠𝑠ͳ ൌ 𝜋𝜋Ǥ  𝜎𝜎𝑡𝑡
𝜋𝜋Ǥ 𝜎𝜎𝑡𝑡
͵ ͵ʹ𝑀𝑀𝑏𝑏𝑒𝑒
𝑑𝑑𝑠𝑠ͳ
͵ ͵ʹǤ ൌ
͸ͷ͵ͺ͸͹͸
ൌ ͵ ͵ʹǤ ͸ͷ͵ͺ͸͹͸ 𝜋𝜋Ǥ 𝜎𝜎𝑡𝑡
𝜋𝜋Ǥ ʹͲǡʹͷ͵ ͵ʹ𝑀𝑀𝑏𝑏𝑒𝑒
ൌ  𝑑𝑑𝑠𝑠ͳ ൌ 
𝑡𝑡Ǥ 𝑀𝑀𝑝𝑝ሻʹ 𝜋𝜋Ǥ ʹͲǡʹͷ𝜋𝜋Ǥ 𝜎𝜎𝑡𝑡
͵ ͵ʹǤ ͸ͷ͵ͺ͸͹͸
ʹ ሺͳǡͷǤ ͳͲǡ͹ʹͺͻʹሻʹ ൌ 
= 14,87 ͵mm𝜋𝜋Ǥ ʹͲǡʹͷ
͵ʹǤ ͸ͷ͵ͺ͸͹͸
𝑀𝑀𝑝𝑝𝑒𝑒 ൌ 𝑘𝑘ൌ 𝑚𝑚 Ǥ𝑀𝑀𝑏𝑏𝑐𝑐 Ǥ ሺ𝑘𝑘𝑡𝑡Ǥ 𝑀𝑀𝑝𝑝ሻ
ʹ ʹ
𝜋𝜋Ǥ ʹͲǡʹͷ
ൌMomen
𝑀𝑀𝑝𝑝𝑒𝑒 𝑘𝑘𝑚𝑚 Ǥpuntir
 ൌͳǡͷǤ ʹͲ͵ǡͳͶͺ ʹʹ
𝑀𝑀𝑏𝑏𝑐𝑐 ሺͳǡͷǤ ekuivalen
ͳͲǡ͹ʹͺͻʹሻ
Ǥ ሺ𝑘𝑘𝑡𝑡Ǥ 𝑀𝑀𝑝𝑝ሻʹ
ʹ dihitung dengan Gambar 2.Desain global mesin sangrai
persamaan
ൌ ͶǡͻͲͶ𝑁𝑁𝑚𝑚 sebagai berikut :
ൌ  ൌͳǡͷǤ𝑘𝑘ʹͲ͵ǡͳͶͺ ʹ ሺͳǡͷǤ ͳͲǡ͹ʹͺͻʹሻʹ
𝑀𝑀𝑝𝑝𝑒𝑒
ൌ ͶͻͲͶ𝑁𝑁𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑚𝑚 Ǥ 𝑀𝑀𝑏𝑏 ʹ Ǥ ሺ𝑘𝑘𝑡𝑡Ǥ
𝑐𝑐 𝑀𝑀𝑝𝑝ሻʹ
ൌ ͶǡͻͲͶ𝑁𝑁𝑚𝑚 ʹ ʹ 𝑀𝑀𝑝𝑝ሻʹͳͲǡ͹ʹͺͻʹሻʹ
𝑀𝑀𝑝𝑝𝑒𝑒ൌ ͵ൌ  ͳǡͷǤ
ͳ͸𝑀𝑀𝑝𝑝𝑒𝑒 𝑘𝑘𝑚𝑚 Ǥ 𝑀𝑀𝑏𝑏 𝑐𝑐 Ǥ ሺ𝑘𝑘𝑡𝑡Ǥ ሺͳǡͷǤ
ʹͲ͵ǡͳͶͺ
𝑑𝑑𝑠𝑠ʹ ൌൌ ͶͻͲͶ𝑁𝑁𝑚𝑚𝑚𝑚
𝜋𝜋Ǥ 𝜎𝜎𝑡𝑡
ൌൌ ͶǡͻͲͶ𝑁𝑁𝑚𝑚
ͳǡͷǤ ʹͲ͵ǡͳͶͺ ʹ ሺͳǡͷǤ ͳͲǡ͹ʹͺͻʹሻʹ
͵ ͳ͸𝑀𝑀𝑝𝑝𝑒𝑒
͵ ൌ ͶͻͲͶ𝑁𝑁𝑚𝑚𝑚𝑚
𝑑𝑑ൌ𝑠𝑠ʹ ൌͳ͸Ǥ ͶǡͻͲͶ𝑁𝑁𝑚𝑚
ͶͻͲͶ
𝜋𝜋Ǥ ʹͲǡʹͷ 𝜋𝜋Ǥ 𝜎𝜎𝑡𝑡
Maka ൌ ͶͻͲͶ𝑁𝑁𝑚𝑚𝑚𝑚
diameter poros dapat dihitung dengan rumus :
͵ ͳ͸𝑀𝑀𝑝𝑝𝑒𝑒
𝑑𝑑𝑠𝑠ʹ ൌmm
ൌ10,72 
͵ ͳ͸Ǥ 𝜋𝜋Ǥ 𝜎𝜎𝑡𝑡
ͶͻͲͶ
͵ ͳ͸𝑀𝑀𝑝𝑝𝑒𝑒
𝑑𝑑ൌ
𝑠𝑠ʹ
 ൌ  𝜋𝜋Ǥ ʹͲǡʹͷ
𝜋𝜋Ǥ 𝜎𝜎𝑡𝑡
͵ ͳ͸Ǥ ͶͻͲͶ

ൌ10,72 ൌͳͲǡ͹ʹ
 mm
ൌ ͳʹǡ͹ͻ𝑚𝑚𝑚𝑚𝑑𝑑 ൌ  ͳͶǡͺ͹ ൅ 𝜋𝜋ǤൌʹͲǡʹͷ
ͳʹǡ͹ͻ𝑚𝑚𝑚𝑚
ʹൌ  ͳ͸Ǥ ͶͻͲͶ
͵

ൌ10,72 𝜋𝜋Ǥ ʹͲǡʹͷ


mm
ൌ10,72 mm Gambar 3. Proses pembuatan tabung sangrai
ͳͶǡͺ͹ ൅ ͳͲǡ͹ʹ
𝑑𝑑 ൌ  ൌ ͳʹǡ͹ͻ𝑚𝑚𝑚𝑚
ʹ
ͳͶǡͺ͹ ൅ ͳͲǡ͹ʹ
10 𝑑𝑑 ൌ  ൌ ͳʹǡ͹ͻ𝑚𝑚𝑚𝑚
ʹ ͳͲǡ͹ʹ
ͳͶǡͺ͹ ൅
𝑑𝑑 ൌ  ൌ ͳʹǡ͹ͻ𝑚𝑚𝑚𝑚
ʹ
Meningkatkan ProduksI Kacang Asin Dengan Mesin Sangrai Semi Otomatis [I K. Adi Atmika, dkk]

Gambar 6. Mesin dibawa ke lokasi


Gambar 4. Proses pembuatan dan finishing rangka mesin

Gambar 7. Uji coba dan serah terima mesin

Pengenalan Manajemen dan Keselamatan Kerja


Kegiatan lapangan dilaksanakan pada tanggal 09
Nopember 2013 untuk pengenalan/peragaan alat
serta pengenalan keselamatan kerja di Desa Baluk,
Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana. Kegiatan
ini diikuti oleh 16 orang peserta dari berbagai pihak,
antara lain anggota kelompok usaha Bina Sejahtera,
tim pelaksana pengabdian, mahasiswa Teknik Jurusan
Teknik Mesin Universitas Udayana, beberapa wakil dari
Gambar 5. Proses assembling semua komponen masyarakat setempat. Sedangkan di UD Mekar Sari
dilaksanakan pada tanggal 12 Nopember 2013.
Pengadaan alat dan bahan didapatkan dari
berbagai tempat. Tahapan ini sebenarnya sudah bisa SIMPULAN DAN SARAN
dilaksanakan pada awal Juni 2013 setelah proses
perancangan (gambar detail) selesai, tetapi baru Simpulan
dikerjakan pada awal Juli 2013, menunggu konfirmasi Tim telah berhasil merancang dan membuat
turunnya dana. Tahapan proses pembuatan alat mesin sangrai kacang asin semi otomatis yang
ditunjukkan pada beberapa gambar dokumentasi. dapat membantu pengusaha kacang asin dalam
meningkatkan hasil produksi. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi

11
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

hampir 5 kali lipat dari sebelumnya. Pelatihan ini melalui Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini.
dapat meningkatkan keterampilan tenaga kerja dalam Terimakasih juga kami sampaikan kepada UD Mekar
memproduksi kacang asin. Sari dan Ibu Ketut Mustrining serta anggota kelompok
usaha Bina Sejahtera, yang telah bekerjasama untuk
Saran Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini.
Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) sangat
dirasakan manfaatnya bagi masyarakat, khusunya DAFTAR PUSTAKA
para UKM, oleh karena itu perlu dilanjutkan sehingga
lebih banyak pengusaha kecil bisa dibantu untuk Budiono. B. 1992. Industri Kecil dalam Perspektif Buda-
meningkatkan ekonomi kerakyatan. ya. Seminar Prospek Industri Kecil Dalam Perkem-
bangan Perekonomian Indonesia. Surabaya.
UCAPAN TERIMA KASIH Nyoto W.. 1995. Penerapan Teknologi Pemeras Tepung
Tapioka. Lembaga Pengabdian Masyarakat -
Penulis mengucapkan terima kasih kepada UNESA. Surabaya.
Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Subanar H. 1992. Alternatif Pengembangan Industri
Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan dan Kecil/Kerajinan. Prospek Industri Kecil Dalam
Kebudayaan yang telah memberi dukungan dana Perkembangan Perekonomian. Sura seminar baya.

12
Udayana Mengabdi 14 (1): 13 - 17 ISSN : 1412-0925

PEMANFAATAN LIMBAH DARAH SAPI DAN KIAMBANG SEBAGAI PUPUK RAMAH


LINGKUNGAN UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN LAHAN GAMBUT YANG BERKELANJUTAN

Hastin Ernawati, Nur Chusnul Chotimah*, Susi Kresnatita dan Gusti Irya Ichriani
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya
Jl. Yos. Sudarso, Komplek Tunjung Nyaho Palangka Raya 73111 Kalimantan Tengah
Telp: +62 536 3222664
*e-mail : hastinwindarto@yahoo.com

ABSTRACT

A Farming system adopted by farmers in Sub-District Kalampangan is very dependent agricultural systems with
in organic fertilizer. The use of in organic fertilizers continuously providea considerable impact on the surrounding
environment. Nutrient the soilare bound by the molecules of chemical fertilizers so the top soi lregeneration
process can not to be done.One alternativesolutionthat is proposed is the use of fertilizers derived from local
resources around, the cow blood waste from slaughter houses and swamp plant sgiant salvinia (Salvinia molesta).
Trouble shooting methods in this service activities were 1) education and training composting of cow blood-giant
salvinia 2) demonstration plot to show the prove of greatness of cow blood-giant salvinia compost to the plants
3) mentoring and coaching partner farmers. The results showed that cow blood and giant salvinia potentially be
usedas contained in an environmentally friendly organic fertilizer fo able crops grownon peat. Thefertilizershould
be developedso thatfarmerscanbea superior productin order to meetone of thecomponents neededto initiate
thechangefromconventional farming systemstoorganic farming systems.

Keywords : cow blood waste, giant salvinia, compost, organic fertilizer, organic farming

PENDAHULUAN menguatnya resistensi hama terhadap pestisida


pertanian tertentu. Minimnya ketersediaan pupuk
Lahan gambut merupakan lahan marginal dan organik yang beredar di toko-toko sarana produksi
memiliki permasalahan yang kompleks jika digunakan pertanian dan harga yang relatif mahal juga menjadi
untuk membudidayakan berbagai tanaman.Jenis alasan mengapa petani lebih menyukai penggunaan
lahan ini mendominasi lahan-lahan pertanian di pupuk anorganik. Kondisi tersebut didukung oleh
Kalampangan (Palangka Raya, Kalimantan Tengah). keterbatasan informasi tentang penggunaan pupuk
Sistem pertanian yang diterapkan oleh petani di organik sebagai alternatif lain pemacu pertumbuhan
Kelurahan Kalampangan hingga saat ini adalah sistem dan hasil tanaman.
pertanian konvensional atau masih sangat tergantung Salah satu alternatif solusi yang yang bisa
dengan pupuk anorganik (anorganic fertilizer) untuk dilakukan adalah penggunaan pupuk yang berasal dari
membantu pertumbuhan tanaman sayuran yang sumberdaya lokal di sekitar. Salah satu sumber daya
dibudidayakan. Petani merasa penggunaan pupuk lokal adalah limbah darah sapi dari rumah pemotongan
anorganik lebih praktis dan menghasilkan produksi hewan. Di daerah Kalampangan terdapat Rumah
tanaman cukup tinggi. Namun penggunaan pupuk Potong Hewan (RPH). Di RPH ini darah sapi hasil
anorganik memberikan dampak yang cukup besar pemotongan hewan langsung dibuang tanpa diolah
terhadap lingkungan sekitar terutama kesehatan terlebih dahulu sehingga berpotensi menjadi limbah
tanah yang digunakan, yaitu menyebabkan zat yang dapat mengganggu lingkungan. Padahal jika
hara yang terkandung di dalam tanah diikat oleh diolah dengan baik, darah sapi memiliki nilai ekonomi
molekul-molekul kimiawi dari pupuk sehingga yang cukup tinggi, antara lain menjadi tepung darah
proses regenerasi humus tidak dapat dilakukan. untuk suplai pakan ternak ikan dan udang ataupun
Akibatnya ketahanan tanah atau daya dukung tanah pupuk tanaman (Padmono, 2005). Persentase darah
dalam memproduksi tanaman menjadi berkurang. di dalam tubuh hewan sapi adalah sekitar 3,5-7%
Penggunaan pupuk anorganik juga dapat mengurangi dari total berat tubuhnya. Komponen unsur-unsur
dan menekan populasi mikroorganisme tanah yang kimiawi yang terkandung dalam darah sapi antara
sangat bermanfaat bagi tanaman. Penggunaan kandungan nitrogen 12,18%, fospor 5,28%, kalium
pupuk anorganiksecara terus menerus menjadikan 0,15% dan karbon-organik 19,01% (Abrianto, 2011).

13
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

Adanya komposisi unsur kimiawi tersebut maka dalam Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Pupuk
kegiatan ini limbah darah sapi akan dipergunakan Organik dalam bentuk Kompos Campuran Darah
sebagai alternatif bahan dasar pembuatan pupuk Sapi dan Kiambang
ramah lingkungan berupa campuran limbah darah Untuk peningkatan pengetahuan, keterampilan,
sapi dan tumbuhan air yang difermentasikan. Pupuk sikap dan perilaku kelompok petani sayuran dilakukan
ini diharapkan dapat berfungsi sebagai pupuk organik penyuluhan dan pelatihantentang teknologi pembuatan
alternatif yang ramah lingkungan untuk mendukung pupuk organik berbahan dasar campuran darah sapi
peningkatan produksi tanaman budidaya di lahan dan kiambangyang difermentasikan dan pengemasan
gambut . pupuk organik yang dihasilkan supaya nantinya
Sumber pupuk organik lain adalah tumbuhan air dapat dijual oleh petani. Penyuluhan dilakukan
yang banyak terdapat pada daerah rawa Kalimantan sebelum dilakukan pembuatan pupuk organik.
Tengah, diantaranya kiambang, bakung, purun tikus Penyuluhan menjelaskan kepada masyarakat tentang
dan eceng gondok. Menurut petani setempat, berbagai cara mengolah limbah darah sapi dan kiambang
macam tumbuhan rawa tersebut keberadaannya sangat untuk dijadikan kompos dan pengaruhnya terhadap
melimpah ketika musim penghujan tiba. Kelimpahan tanaman sayuran apabila pupuktersebut diaplikasikan.
populasi tumbuhan eceng gondok mampu menurunkan Pembuatan kompos campuran berbahan dasar darah
kualitas air minum dengan eksudat atau produk sapi dan kiambang mengikuti komposisi bahan
dekomposisinya, menghalangi aliran air di sungai yang ditampilkan pada Tabel 1. Komposisi bahan
dan kanal. Sementara itu purun tikus dapat menjadi tersebut disusun berdasarkan proporsi terhadap berat
sumber bahan organik bagi tanah dan sumber hara tumbuhan gulma air.
bagi tanaman. Demikian halnya dengan keberadaan
kiambang yang sangat banyak sehingga sangat sulit Tabel 1. Komposisi bahan-bahan pembuatan kompos berbahan dasar
darah sapi dan gulma air kiambang
untuk ditanggulangi. Tumbuhan ini banyak ditemukan
di Kalampangan dan berpotensi sebagai gulma yang No Keterangan Kiambang
mengganggu saluran air dan transportasi sungai jika 1. Bahan 10 kg
populasinya tidak dikendalikan. 2. Darah sapi 50% dari bahan ( 5 kg)
Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah 3. Dedak 5 % dari baha (0,5 kg)
memperkenalkan serta meningkatkan pengetahuan 4. Gula merah 2,5% dari bahan (2,5 ons)
dan ketrampilan petani sayuran mitra dalam membuat 5. EM4 0,25% dari bahan (0,025 lt/25 cc)
pupuk organik berbahan dasar campuran limbah 6. Air Secukunya ( +250 cc)
darah sapi dan gulma air yang tersedia melimpah di 7. Waktu inkubasi 1 bulan
sekitar mereka sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pupuksecara mandiri dalam kegiatan usahatani Darah sapi diambil dari Rumah Pemotongan
terutama usahatani sayuran. Hewan dan diendapkan beberapa jam (± 5 jam)
sehingga terbentuk padatan. Kiambangdicacah dengan
METODE PEMECAHAN MASALAH ukuran ± 3 cm menggunakan parang. Kiambang
yang sudah dicacah dicampur dengan darah sapi
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini padat (perbandingan 2 : 1) (berdasarkan berat/
dilaksanakan bekerjasama dengan petani mitra kg), kemudian dicampur dengan dedak sampai rata
yang tergabung dalam Kelompok Tani Kahuripan (1/20). Melarutkan gula merah (1/10) dengan air
Bersama dan Kelompok Tani Sepakat Maju Kelurahan secukupnya lalu ditambahkan EM-4. Larutan EM-4
Kalampangan, Kecamatan Sabangau, Kota Palangka dan gula merah disiramkan perlahan-lahan ke dalam
Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Darah sapi diambil bahan kompos sampai merata. Kandungan air adonan
dari RPH Kalampangan, tumbuhan air kiambang pupuk diusahakan mencapai 30% yaitu apabila adonan
diperoleh dari lahan-lahan rawa yang ada di sekitar digenggam, air tidak keluar dari adonan, dan bila
lokasi mitra. Bahan lain yang diperlukan adalah genggaman dilepas bahan kompos akan mekar.Bahan
bakteri perombak siap pakai (EM4), dedak padi, gula pupuk organikdigundukkan di atas terpal dengan
merah, benih kangkung, benih bayam, pestisida nabati, ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan terpal.
kayu bulat, kayu reng, minyak tanah. Peralatan yang Diusahakan jangan sampai terkena air dan sinar
digunakan meliputi tali rafia, gunting, sarung tangan matahari langsung karena akan mengganggu proses
lateks, arco, cangkul, parang, sabit, ember kecil, drum dekomposisi. Pada hari 1-10 hari terpal pembungkus
plastik, termometer tanah, gelas ukur, terpal, paku, dan dibuka dan bahan kompos dibolak-balik. Setelah itu
handsprayer.Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan setiap ± 3 hari sekali dilakukan hal yang sama sampai
adalah: suhu bahan kompos mencapai suhu ruang, bentuk
rupa dan warna kompos berubah seperti tanah. Suhu

14
Pemanfaatan Limbah Darah Sapi dan Kiambang Sebagai Pupuk Ramah Lingkungan untuk Mendukung Pertanian Lahan Gambut yang Berkelanjutan [Hastin Ernawati]

adonan dipertahankan 40-50oC. Jika suhu lebih dari dahulu untuk keperluan penyuluhan dan pelatihan,
50oC, karung penutup dibuka dan adonan dibalik- sehingga kelompok petani mitra dapat mengetahui
balik, kemudian ditutup lagi. Suhu yang tinggi dapat hasil akhir bentuk kompos yang akan mereka buat
mengakibatkan kompos menjadi rusak karena terjadi dan yang dapat digunakan sebagai pupuk. Sampel
proses pembusukan. Setelah sekitar 2 minggu kompos kompos yang dibuat juga dianalisis kandungan hara
telah selesai terdekomposisi dan siap digunakan dan mikrobanya agar dapat meyakinkan kelompok
sebagai pupuk organik dengan ciri-ciri: teksturnya petani mitra bahwa kompos berbahan dasar campuran
remah, tidak berbau dan mempunyai suhu yang stabil darah sapi dan kiambang ini aman untuk dipergunakan
berkisar antara 20-25 oC. sebagai pupuk organik. Hasil analisis kimiawi dan
mikroba sampel kompos ditampilkan pada Tabel 2.
Pembuatan Demplot
Guna memberikan gambaran dan bukti kepada Tabel 2. Hasil analisis kimiawi1) dan mikroba2) kompos berbahan dasar
campuran darah sapi dan kiambang
petani mitra tentang pertumbuhan dan hasil tanaman
yang dipupuk menggunakan produk kompos berbahan N0 Sifat kimia Hasil N0 Sifat kimia Hasil
dasar campuran darah sapi dan kiambang maka 1. pH-H2O ( 1 : 2,5) 6, 52 6 P – total (ppm) 2545, 29
dibuat demplot menggunakan tanaman kangkung 2. N – total (%) 3, 1 1 7 K – total (ppm) 8275, 44
dan bayam sebagai tanaman indikator. Pembuatan 3. C – total (%) 4 9, 51 8 Z n (ppm) 0 , 00
demplot dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 4. C/N rasio 15,92 9 Cu (ppm) 0, 00
Lahan demplot dibagi menjadi 4 bagian untuk masing- 5. Kadar air (%) 26 , 69 10 Mn (ppm) 0 ,07
masing kompos. Tanaman kangkung dan bayam 11 Fe (ppm) 0 , 07
masing-masing ada 2 petakan. Masing-masing petakan 1 Salmonella Negatif
berukuran 1 x 2 m2. Sebelum ditanami, dilakukan 2 E Colli 3
pengolahan lahan minimal dan pembuatan guludan. Keterangan :
1) = dianalisis di Laboratorium Analitik UNPAR, Palangka Raya
Setelah lahan siap, 2 petakan diberikan kompos dengan 2) = dianalisis di Laboratorium Balai Veteriner, Banjarbaru
takaran per petak 20 ton ha-1, sedangkan 2 petakan
lainnya tidak diberikan kompos. Kompos yang sudah
disiapkan dicampurkan secara merata dengan tanah Penyuluhan dan Pelatihan
gambut, dan diinkubasikan selama ± 3 hari.Setelah Kegiatan penyuluhan dan pelatihan dilakukan
3 hari petakan siap ditanami kangkung dan bayam. di rumah Bapak Sunyadi yang merupakan ketua
Satu minggu setelah tanam dilakukan pemupukan Kelompok Tani Kahuripan Bersama. Semua anggota
pada semua petak (petak yang menggunakan kompos mitra terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan dan
dan petak yang tidak menggunakan kompos). Pupuk pelatihan. Hal ini berdasarkan dari pertanyaan-
yang diberikan adalah pupuk NPK Mutiara. Jumlah pertanyaan yang mereka ajukan dan mitra dapat
pupuk yang diberikan adalah 1/3 dosis anjuran melibatkan diri pada saat pelatihan pembuatan
untuk masing-masing tanaman sayuran. Pemupukan kompos. Menurut mitra, mereka biasa membuat
diberikan karena ada petak tanaman sayuran yang kompos untuk pupuk tetapi mereka belum mengetahui
tidak menggunakan kompos sehingga dikhawatirkan kalau darah sapi dapat pula dipergunakan sebagai
tanaman tidak bisa tumbuh. Selama proses campuran bahan dasar selain bahan hijauan (Gambar
pertumbuhan dilakukan perawatan seintensif mungkin 1). Proses pematangan pupuk campuran darah sapi-
terutama mengendalikan organisme pengganggu kiambang yang dibuat mitra memerlukan waktu sekitar
tanaman.Tanaman sayuran tersebut dilakukan 1 bulan.
pemanenan setelah tanaman berumur ± 25 hari untuk
kangkung dan ± 17 hari untuk bayam. Selanjutnya Hasil Tanaman Sayuran pada Demplot
dilakukan kegiatan Pendampingan dan Pembinaan Setelah pupuk organik yang dibuat mitra,
Pendampingan dan pembinaan bertujuan untuk me- selanjutnya mitra yang lain berkumpul kembali
ningkatkan kemandirian petani mitra dalam melak- untuk pelatihan aplikasi kompos campuran darah
sanakan kegiatan budidaya sayuran menggunakan sapi kiambang yang sudah matang pada demplot
kompos campuran darah sapi dan kiambang. yang selanjutnya ditanami tanaman sayuran bayam
dan kangkung. Demplot yang disiapkan berupa 4
HASIL DAN PEMBAHASAN petakan lahan yang masing-masing berukuran 1
x 2 m2. Dua petakan disiapkan untuk diaplikasikan
Kandungan hara dan mikroba pupuk organik kompos, sedangkan 2 lainnya tidak menggunakan.
darah sapi dan kiambang Pada 2 petakan yang diaplikasikan kompos, 1 petakan
Pembuatan sampel/contoh kompos berbahan dasar ditanami tanaman bayam dan 1 lainnya ditanami
campuran darah sapi dan kiambang dilakukan terlebih tanaman kangkung. Hal yang sama dilakukan pada

15
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

hasil tanaman kangkung mencapai 56% dibandingkan


kontrol sementara itu pada tanaman bayam terjadi
peningkatan hasil sebesar 55% dengan pemberian
pupuk kompos darah sapi-kiambang. Hasil tanaman
kangkung dengan pupuk kompos sebesar 5,5 kg dan
kangkung tanpa pupuk kompos 3,1 kg sedangkan hasil
tanaman bayam dengan pupuk kompos sebesar 7,1 kg
dan kontrol 3,9 kg per 2m2 luasan demplot. Melihat
perbedaan tersebut membuat mitra termotivasi
untuk melanjutkan dan menerapkan teknologi ini di
lahan pertanian mereka khususnya yang ditanami
tanaman sayuran. Beberapa petani mitra mencoba
menerapkan kompos tersebut pada tanaman seledri.
Hasilnya, tanaman seledri dengan pemberian kompos
menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik ditandai
dengan warna daun yang lebih hijau dibandingkan
tanaman seledri tanpa kompos dengan warna daun
yang agak kekuning-kuningan menunjukkan bahwa
tanaman tersebut kekurangan unsur nitrogen.
Pengaplikasian kompos tahap kedua pada demplot
tanaman sayuran bayam dan kangkung tidak diberikan
pupuk NPK lagi seperti pada penanaman tahap
pertama, karena tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
menerapkan teknologi pertanian yang menghasilkan
produk sayuran organik.

Gambar 1. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan kompos


campuran darah sapi dan kiambang

Gambar 3. Kemasan kompos berbahan dasar campuran darah sapi


kiambang hasil produksi mitra
Gambar 2. Hasil tanaman pada demplot menggunakan kompos
dan tanpa kompos berbahan dasar campuran darah sapi
kiambang. Produk pupuk organik yang dihasilkan petani
mitra memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi
petakan yang tidak menggunakan kompos. Hasil wirausaha petani. Agar suatu produk mempunyai
tanaman sayuran yang diperoleh dari aplikasi teknologi nilai ekonomi, maka pengemasan produk merupakan
kompos campuran ini sangat terlihat perbedaannya suatu hal yang mutlak dilakukan. Pengemasan kompos
(Gambar 2). berbahan dasar campuran darah sapi kiambang
Tanaman kangkung dan bayam yang ditanam dilakukan dengan kemasan 2 kg per bungkus (Gambar
pada petakan yang diaplikasikan kompos terlihat 3). Dalam kemasan tersebut disampaikan informasi
pertumbuhannya lebih pesat dan hasil yang diperoleh unsur hara yang terkandung pada bahan kompos
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman sayuran berdasarkan analisis laboratorium yang sudah
yang ditanam pada petak tanpa kompos. Peningkatan dilakukan (Tabel 2).

16
Pemanfaatan Limbah Darah Sapi dan Kiambang Sebagai Pupuk Ramah Lingkungan untuk Mendukung Pertanian Lahan Gambut yang Berkelanjutan [Hastin Ernawati]

Berdasarkan hasil kegiatan di atas maka diketahui Saran


bahwa pupuk organik berbahan dasar darah sapi- Produk pupuk organik yang dihasilkan petani
kiambang ini mampu memberikan peningkatan mitra memiliki potensi untuk dikembangkan
pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran serta respon menjadi wirausaha petani. Untuk menjadikan suatu
petani mitra yang sangat mendukung penggunaan produk mempunyai nilai ekonomi, maka diperlukan
pupuk organik ini di lahan pertaniannya. Hal ini pengemasan produk yang baik sehingga bisa
sejalan dengan tujuan untuk dapat mendukung mempertahankan mutu pupuk serta bisa lebih menarik
keberadaan pertanian lahan gambut berkelanjutan konsumen.
dengan memanfaatkan sumberdaya alam sekitar secara
bijaksana. Namun supaya upaya ini lebih berkembang UCAPAN TERIMAKASIH
diperlukan adanya uji-uji aplikasi produk pupuk
organik ini secara lebih luas, sehingga keunggulan Terimakasih kepada DP2M DIKTI dan LPKM Unpar
produk pupuk organik yang dihasilkan mitra ini dapat atas bantuan dana pengabdian yang bersumber dari
diketahui masyarakat luar selain petani mitra. Selain DIPA Unpar No. 023.04.2.415140/2014 dan fasilitas
itu perlu dilakukan pendataan tentang kuantitas yang diberikan serta petani mitra Kahuripan Bersama
sumberdaya alam (darahsapi dan tumbuhan air) dan Sepakat Maju atas kerjasama yang terjalin dengan
yang tersedia apabila usaha produk pupuk organik ini baik.
dikembangkan lebih besar . Komposisi unsur hara dan
persyaratan lain yang dapat sesuai Standar Nasional
Indonesia (SNI) untuk produk pupuk organik juga DAFTAR PUSTAKA
perlu dipenuhi supaya produk pupuk organik ini dapat
menjadi produk keunggulan petani mitra. Abrianto, W. 2011. Mari Mengolah Limbah Darah
sapi limbah RPH Untuk PakanIkan Dan Pupuk
SIMPULAN DAN SARAN Tanaman. www. Dunia sapi.com. Diakses tanggal
12-3-2013.
Simpulan Padmono, J. 2005. Alternatif Pengolahan Limbah
Limbah darah sapi dan tumbuhan kiambang Rumah Potong Hewan Cakung (Studi Kasus).
berpotensi digunakan sebagai pupuk organik J.Tek.Ling. P3TL-BPPT.6 (1) : 303-310.
ramah lingkungan untuk tanaman sayuran yang
dibudidayakan pada lahan gambut. Pupuk tersebut
perlu dikembangkan agar dapat menjadi produk
unggulan petani dalam rangka memenuhi salah satu
komponen yang dibutuhkan dalam menginisiasi
perubahan dari sistem pertanian konvensional ke
sistem pertanian organik.

17
Udayana Mengabdi
dayana M engabdiV14 (1): 18
olume - omor
14 N 23 1 Tahun 2015 ISSN : 1412-0925

PENGEMBANGAN POTENSI KELOMPOK WANITA TANI UNIT PEMUKIMAN TRANSMIGRASI


PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Iis Yuanita, Lisnawaty Silitonga dan Paulini


Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya
Jln. H. Timang Palangka Raya, 73111 Telp. (0536) 3222664
E-mail : yuanita_iis@yahoo.com

ABTRACT

The purpose of this activity was to develop small industries of animal products at transmigration sites by
women’s empowerment. The rural women could improve not only the animal products such as meats, eggs, seeds
of duck and chicken, but also local and regional income. In addition to improving the ability of rural women in
business by utilizing commodity Alabio and chicken as a superior product. When animal products processing
into food products, it could provide high economic value and benefits up to 100%. This Community Service was
carried out for 8 months from March to October 2012 in UPT Pulau Malan Katingan. The methods consisted
of 1) Socialization and counseling to educate the partner group (women farmers group) about Alabio Ducks
and Native Chicken farming, accompanied by the demplot of both animal, 2) Training and demonstration of
animal products such as egg shredded (egg abon), cracker scrabbed and organic manure, and3) Evaluation and
monitoring. Establishment of women farmers group in two partner area was the first result of this activity. The
program activities, socialization,demonstration demplots, training and monitoring have a very good response
from the partners as well as being inspiration to promote and develop the potential of the group.Implementation
of Alabio ducks and native chickens farming succeed to improve the productivity in terms of quantity(number of
livestock and bodyweight) and quality(body health andvitality of animals). The animal products processing such
as egg shredded (egg abon), cracker scrabbed and organic manure also create new revenue sources for the group
of partners.

Keywords: Women Farmers Group, UPT PulauMalan, DucksAlabio, Native Chicken, Processed Products

PENDAHULUAN yang berupa rawa berair. Selain itu juga pengembangan


ternak ayam juga potensial untuk dikembangkan di
Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Pulau daerah ini. Namun penanganannya masih tradisional
Malan merupakan salah satu unit pemukiman sehingga perlu adanya sentuhan teknologi budidaya
transmigrasi binaan di Desa Persiapan Pulau Malan, yang lebih baik sehingga peternakan itik dan ayam dari
Kecamatan Pulau Malan, Kabupaten Katingan, kandang hingga meja makan (from farm to table) lebih
Provinsi Kalimantan Tengah, dengan luas area sekitar baik lagi.
1.508 Ha dengan daya tampung 575 kepala keluarga Untuk peningkatan produktivitas ternak dapat
(Dinsosnakertrans, 2011). Berdasarkan hasil survey, dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu perbaikan
wilayah mitra merupakan wilayah baru yang dibuka manajemen/pengelolaan, pemberian pakan dan
yang masih dalam tahap pembangunan pertanian breeding/pemuliabiakan. Salah satu galur ayam lokal
maupun peternakan. Jarak lokasi mitra dengan kota asli Indonesia yang banyak diternakkan masyarakat
kabupaten sekitar 40 km, sedangkan dengan ibukota pedesaan terutama adalah ayam Kampung. Selain
provinsi sekitar 127 km dengan kondisi jalan menuju itu salah satu galur itik yang berasal dari Kalimantan
lokasi belum dibangun dengan baik (sekitar 10 km Selatan dan hampir tersebar diseluruh pulau
keadaan jalan rusak parah). Kalimantan adalah itik Alabio (Dinas Peternakan
Areal permukiman mitra merupakan areal rawa dan Provinsi Kalimantan Selatan, 2004). Sebagai ternak asli
hutan yang belum tergarap cukup luas sehingga sangat Indonesia, yang merupakan plasma nutfah nasional,
potensial untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian ayam Kampung memiliki tingkat keragaman genetik
maupun peternakan. Dari hasil pengamatan ternyata dan fenotipik yang tinggi yaitu berkisar 20-30%,
peternakan yang potensial untuk dikembangkan adalah oleh karena itu seleksi masa masih sangat mungkin
ternak itik. Rohaeni (2008) menyatakan bahwa daya untuk dilaksanakan di pedesaan. Keunggulan lain
tahan dan hidup itik sangat cocok dengan kondisi lahan ayam Kampung dibandingkan ayam ras terutama

18
Pengembangan Potensi Kelompok Wanita Tani Unit Pemukiman Transmigrasi Pulau Malan Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah [Iis Yuanita, dkk.]

daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan seperti METODE PEMECAHAN MASALAH
iklim, pakan, penyakit dan manajemen pemeliharaan.
Disamping itu selera masyarakat kita sudah terbiasa Waktu dan Tempat
dengan produk ayam Kampung baik produk daging Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan
maupun telurnya (Mansjoer, 1994). selama 8 (delapan) bulan yaitu sejak bulan Maret
Soehadji (1994) menyatakan bahwa peternakan sampai Oktober 2012. Lokasi kegiatan di Unit
di Indonesia sebagian besar merupakan peternakan Pemukiman Transmigrasi (UPT) Pulau Malan
rakyat dengan persentase pemeliharaan ayam lokal Kabupaten Katingan dengan jarak tempuh sekitar 127
mencapai 100%. Fakta menunjukkan dalam rumah Km dari kota Palangka Raya. Pelaksanaan sosialisasi,
tangga petani, baik pria maupun wanita mempunyai penyuluhan serta pelatihan-pelatihan dilakukan di
kontribusi nyata terhadap keseluruhan proses Balai Desa, sedangkan demplot dilaksanakan dikedua
produksi pertanian sekaligus dalam pemanfaatan lokasi mitra (Blok Atas ”Kelompok Wanita Tani
hasil-hasilnya (Sajogyo, 1985). Dalam interaksinya Lestari” dan Blok Bawah ” Kelompok Wanita Tani Maju
dengan lingkungan, terdapat ideologi jender yang Bersama”).
mempengaruhi pembagian kerja berdasarkan jenis
kelamin sedemikian rupa, sehingga pria dan wanita Metode Pelaksanaan
mempunyai domain untuk berinteraksi dalam Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian pada
kehidupannya. Ada keterbatasan ruang kerja yang masyarakat ini meliputi sosialisasi dan penyuluhan
berbeda, di lingkungan pedesaan sumberdaya alam kepada kelompok mitra (kelompok wanita tani) mitra
serta minat yang berbeda dari kaum wanita (PKK) tentang budidaya ternak itik alabio dan ayam kampung
perlu dioptimalisasi dalam bentuk kelompok kerja. yang dilanjutkan dengan pelaksanaan demplot
Beberapa permasalahan yang terdapat pada pemeliharaan itik alabio dan ayam kampung. Bibit,
mitra yaitu : 1) Karena wilayah mitra merupakan pakan serta alat dan bahan lain sebagai penunjang
areal pemukiman yang baru dibuka sehingga masih diberikan kepada kedua kelompok mitra. Materi
belum ada kelompok usaha ternak dan tenaga kerja penyuluhan berupa brosur sederhana juga dibagikan
wanita masih belum dapat dimanfaatkan secara kepada kelompok mitra. Selanjutnya dilakukan
optimal, 2) Masih belum ada sentuhan teknologi pelatihan/demonstrasi pembuatan produk hasil ternak
pemanfaatan potensi sumber daya terutama dalam berupa abon telur, kerupuk cakar ayam dan pupuk
bidang peternakan itik dan ayam Kampung untuk kandang organik. Sekaligus memberikan beberapa
meningkatan pendapatan keluarga serta daerahnya. peralatan yang menunjang produksi. Cara pembuatan
Dan juga pemanfaatan hasil panen (telur itik menjadi ketiga produk tersebut diberikan juga kepada
produk pangan abon telur, daging ayam menjadi kelompok mitra dalam bentuk brosur. Bahan yang
produk pangan dan cakar ayam menjadi krupuk cakar digunakan untuk pembuatan pupuk kandang organik
ayam) serta hasil samping dari peternakan itik dan adalah M-Bio 5 ml, gula merah 4 g, air 1 l, dedak 1,5
ayam (kotoran ayam menjadi pupuk kandang organik), kg dan pupuk kotoran ayam 5 kg. Sedanngkan cara
dan 3) Kondisi jalan menuju lokasi mitra yang kurang pembuatannya adalah M-Bio dilarutkan, ditambah
mendukung dan jauh dari jalan raya utama, sehingga gula merah dan air, diinkubasikan selama 12 jam,
pemasaran hasil usaha kurang terjangkau. kemudian pupuk kandang kotoran ayam dicampur
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini yaitu dengan dedak secara merata membentuk suatu
mengembangkan industri kecil unit pemukiman adonan (pupuk kandang kotoran ayam dan dedak).
transmigrasi melalui peran wanita, agar mampu Setelah itu larutan M-Bio disiramkan ke dalam adonan
menghasilkan produk peternakan seperti daging, telur secara merata dan kandungan air awal pada adonan
dan bibit ternak itik dan ayam Kampung yang dapat diusahakan mencapai 50 % dengan cara mengepak
memenuhi permintaan lokal maupun regional, selain dengan jari campuran adonan, air tidak keluar dari
itu untuk meningkatkan kemampuan wanita pedesaan adonan dan jika kepalan lepas, campuran adonan
dalam berusaha dengan memanfaatkan komoditi itik akan mengembang. Campuran adonan ditimbun di
Alabio dan ayam Kampung sebagai produk unggulan. atas lantai yang kering dengan ketinggian 15 sampai
Pengolahan pascapanen menjadi produk pangan, 20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni selama
apabila dilakukan dengan tepat dan baik dapat 12 sampai 15 hari. Setelah 12 sampai 15 hari bokashi
meningkatan nilai jual dan memberikan keuntungan selesai difermentasi dan siap digunakan menjadi pupuk
mencapai 100%. Tujuan lain yang ingin dicapai yaitu organik. Untuk pembuatan Abon Telur (Rahayu dkk.,
pemberdayaan tenaga kerja wanita pedesaan sehingga 2011) bahan yang digunakan adalah telur itik 10 butir,
meningkatkan pendapatan anggota/kelompok industri jeruk nipis 2 buah, penyedap rasa 2 bungkus, minyak
kecil, serta menjadikan lembaga Perguruan Tinggi goreng ½ liter. Metode pengolahannya adalah sebagai
sebagai sumber informasi dan pengembangan IPTEK. berikut telur itik dipecah dalam sebuah mangkok,

19
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

Gambar 1. Tim pelaksana sedang memberikan sosialisasi dan penyuluhan.

kemudian dikocok bersama dengan penyedap rasa ayam kampung dilakukan bersamaan, dimana pada
dan jeruk nipis sampai adonan bercampur rata. Alat saat sosialisasi dijelaskan mengenai tujuan, kegiatan-
penggorengan yang telah diisi minyak dipanaskan kegiatan yang akan dilakukan dan hasil luaran yang
di atas kompor, lalu kocokan telur tadi digoreng diharapkan dari program ini.
dengan cara memasukkan sekitar setengah gelas Kelompok wanita tani ini bersifat gotong royong
dengan menggunakan alat penyaring sambil terus terutama pada kegiatan pengembangan ternak itik
diaduk dengan menggunakan sumpit. Hasil saringan dan ayam, seperti dalam hal penyediaan pakan
tadi digoreng sampai berwarna kecoklatan terang komersial atau sisa limbah pertanian maupun aspek
kemudian ditiriskan dan dipres untuk memisahkan pemeliharaan yang lain. Organisasi berfungsi pula
minyak dan produk abon kering. Untuk pembuatan sebagai penyalur produk ternak (daging, telur dan
Krupuk Cakar Ayam bahan yang digunakan dan cakar produk pangan) dari anggota dan untuk anggota
Ayam, bawang putih 1% (terhadap berat cakar ayam), maupun keluar kelompok. Ketua kelompok berfungsi
merica 1% (terhadap berat cakar ayam), garam 2 % sebagai penggerak dan motivator dalam berbagai
(terhadap berat cakar ayam). Prosedur pembuatan kegiatan baik pada kegiatan beternak itik dan ayam
kerupuk cakar ayam meliputi proses pemilihan cakar, maupun kegiatan pengolahan dan pemasaran produk
pembersihan cakar, pembuatan bumbu, pencampuran hasil ternak. Pada kegiatan demplot diberikan
bumbu dengan cakar (didiamkan sekitar setengah jam), bantuan bibit ternak itik alabio dan ayam kampung
pengukusan cakar yang telah dibumbui, pengelupasan beserta bantuan pakan selama kegiatan. Namun untuk
kulit cakar, pengeringan/penjemuran, penggorengan pengembangan selanjutnya (setelah kegiatan berakhir)
dan proses yang terakhir yaitu pengemasan. kelompok mitra harus bisa menyediakan pakannya
Pembinaan/pendampingan dan monitoring selama sendiri, baik dengan pakan komersial maupun dengan
kegiatan berangsung melalui tinjauan lapang maupun memanfaatkan sumberdaya pakan ternak yang ada di
telepon. daerah mitra.

HASIL DAN PEMBAHASAN Demplot Pemeliharaan Itik Alabio


Pemeliharaan itik alabio belum pernah dilakukan
Sosialisasi Kegiatan para peserta pengabdian ini sehingga pengetahuan
Kegiatan sosialisasi diawali dengan pembentukan tentang pemeliharaan dan budidayanya belum diketa-
kelompok wanita tani serta pemilihan ketua hui para peserta. Dalam hal ini penyuluhan dilakukan
kelompoknya dengan hasil sebagai berikut kelompok bersamaan dengan penyuluhan tentang ternak ayam
mitra dari UPT. Pulau Malan blok atas memberi nama kampung dan para ibu-ibu ini lebih banyak bertanya
kelompoknya Kelompok Wanita Tani Lestari dengan karena bagi mereka merupakan pengetahuan yang
ketua kelompok Ibu Yanti. Sedangkan kelompok mitra baru dan menarik. Penyuluhan yang dilakukan ten-
dari UPT. Pulau Malan blok bawah memberi nama tang cara memelihara itik alabio dimulai dari DOD
kelompoknya Kelompok Wanita Tani Maju Bersama hingga bertelur, pemberian pakan, bagaimana memil-
dengan ketua kelompok Ibu Titin. Sosialisasi kegiatan ih bibit yang baik untuk menjadi induk dan pejantan
sekaligus penyuluhan tentang budidaya itik alabio dan yang baik, bagaimana membuat catatan produksi dan

20
Pengembangan Potensi Kelompok Wanita Tani Unit Pemukiman Transmigrasi Pulau Malan Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah [Iis Yuanita, dkk.]

perkembang­an bobot badan itik alabio terlebih dahulu Tabel 2. Bobot badan ayam kampung selama kegiatan demplot
baru kemudian memberikan demplot ternak itik alabio Umur Ayam Kampung Bobot badan (gram)
sampai akhirnya memantau para ibu-ibu yang dibina 1 bulan 312,50
ini. Data bobot badan itik alabio selama kegiatan dem- 2 bulan 510-640
plot seperti terlihat pada Tabel 1. 3 bulan 750-810
4 bulan 1015-1075
Tabel 1. Bobot badan itik alabio selama kegiatan demplot 5 bulan 1180-1250
Umur Ternak Itik Bobot badan (gram)
1 bulan Bobot badan ayam yang semakin meningkat
430 menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan yang
2 bulan 700-750 dilakukan kelompok wanita tani tersebut semakin
3 bulan 970-1035 baik dibandingkan sebelumnya. Perbandingan antara
4 bulan 1250-1400 pemberian jagung giling dan dedak adalah 2 bagian
5 bulan 1500-1750 dedak dan jagung giling 1 bagian dari umur 3 bulan
sampai dengan umur 4 bulan. Pada umur 5 bulan
Kandang itik alabio memanfaatkan kolong rumah mempersiapkan ternak ayam kampung bertelur
yang dibatasi terpal dan jaring karena kolong rumah pemberian pakan diganti menjadi pakan jenis
dengan lantai papan rumah cukup tinggi (mencapai petelur (PAR L) dan dedak dengan perbandingan 1
2 meter) dan juga dilakukan pembuatan kolam untuk : 1 dan dibuat seperti adonan bubur dengan maksud
tempat umbaran itik karena itik memerlukan air. antara dedak dan PAR L tercampur merata sehingga
Pemberian bibit itik alabio yang berumur 1 bulan ternak ayam kampung tidak memilih pakan yang
sebanyak 14 ekor dengan bobot rata-rata 430 gram dan ada dan pemberian ini dianjurkan sampai ternak
selama pemeliharaan demplot itik alabio serta setelah ayam kampung layak untuk dipotong karena tidak
memperoleh pengetahuan tentang teknik budidaya berproduksi lagi/produksi telur sudah menurun.
itik yang baik, terlihat pertumbuhan yang cukup baik
seperti terlihat pada Tabel 1. Pertambahan bobot Pelatihan Pembuatan Produk Olahan Abon Telur
badan itik meningkat seiring bertambahnya umur dan Kerupuk Cakar Ayam
itik. Pada bulan ke 7 ternak itik alabio bertelur dengan Kegiatan pelatihan pengolahan produk hasil ternak
produksi mencapai 35,71% (5 ekor) dan jumlah telur berupa abon telur dan kerupuk cakar ayam sangat
pada periode pertama ini mencapai 9 butir/ekor. Telur bermanfaat dan disambut dengan sangat antusias
yang ada ditetaskan pada induk ayam yang sedang oleh kelompok mitra. Kelompok mitra sebelumnya
mengeram karena tidak ada mesin tetas. Rata-rata daya tidak pernah dan tidak mengetahui cara mengolah
tetas itik alabio 66,67% (6 butir/ekor) dan daya hidup (memproduksi) hasil ternak berupa abon telur dan
anak itik sampai umur 1 bulan 100% hidup. kerupuk cakar ayam. Sehingga setelah pelatihan
Untuk ternak itik pakan yang diberikan adalah diberikan, kelompok mitra menjadi tahu, mampu dan
campuran dedak dan BR1 dimana dedak 2 bagian dan trampil mengolah produk baru yang memiliki nilai jual
BR1 2 bagian untuk itik berumur 1 bulan-2 bulan dan tinggi. Catatan produksi produk-produk peternakan
pada umur 3 bulan jagung giling 1 bagian dan 3 bagian yang telah diajarkan, serta keuntungan yang diperoleh
dedak, pada umur 4 bulan 2 bagian dedak dan jagung disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4.
giling 2 bagian dan pada umur 5 bulan sampai ternak Berdasarkan catatan dan laporan ketua kelompok
itik dipotong perbandingan pakan yang diberikan mitra (Tabel 3), rata-rata pengolahan dan pemasaran
adalah 2 bagian dedak 2 bagian jagung giling. hasil olahan abon telur dan kerupuk cakar ayam oleh
kelompok mitra dilaksanakan satu minggu sekali
Demplot Pemeliharaan Ayam Kampung dengan produksi produk masing-masing kelompok
Semula sistem pemeliharaan yang dilakukan rata-rata sebanyak 20 bungkus dengan pasar
ekstensif murni dimana ayam dilepas tanpa campur diantaranya diditipkan pada penjaja makanan di
tangan pemilik, setelah pelaksanaan kegiatan sekolah-sekolah yang ada di wilayah tersebut dan satu
pengabdian ini ada kemajuan dalam budidaya warung makan yang berada di kota kabupaten, dengan
ternak ayam kampung ini. Ternak ayam kampung sistem kolektif dan biaya transportasi ditanggung
yang diberikan pada umur 1 bulan sebanyak 14 ekor bersama. Terdapat kasus tempat penjualan kedua
bertumbuh dengan baik dengan bertambahnya bobot produk olahan ini oleh mitra dilakukan di pameran
ayam disetiap bulannya seperti terlihat pada Tabel 2. pembangunan dalam rangka HUT ke-10 Kabupaten
Katingan dan di kampus tim pelaksana.
Beberapa hal yang menjadi perhatian kelompok
mitra yaitu pada masalah pemasaran, mereka berharap

21
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

Tabel 3. Catatan produksi dan penjualan produk abon telur dan keru-
puk cakar ayam kelompok mitra (sampai akhir bulan Oktober)
Tanggal
Produksi Kelompok Mitra Tempat Penjualan
Transaksi
5 Sept 10 abon telur KWT “Lestari” & Pameran
2012 10 k. cakar ayam “Maju Bersama”
14 Sept 5 abon telur KWT “Lestari” Sekolah SD &
2012 10 k. cakar ayam SMA
sda 10 abon telur KWT “Maju WM. Bu Sri
5 k. cakar ayam Bersama”
22 Sept 10 abon telur KWT “Lestari” WM. Bu Sri
2012 10 k. cakar ayam
sda 5 abon telur KWT “Maju Sekolah SD &
15 k. cakar ayam Bersama” SMA
29 Sept 10 abon telur KWT “Lestari” & Kampus
2012 10 k. cakar ayam “Maju Bersama”
7 Okt 5 abon telur KWT “Lestari” Sekolah SD &
Gambar 2. Serah terima ternak secara simbolis kepada ketua kelom-
2012 10 k. cakar ayam SMA pok mitra disaksikan Kades dan Kepala UPT Pulau Malan
(Dissosnakertrans Kabupaten Katingan) serta bantuan
10 Okt 10 abon telur KWT “Maju WM. Bu Sri
2012 15 k. cakar ayam Bersama” pakan dan penimbangan
17 Okt 10 abon telur KWT “Lestari” Sekolah SD &
2012 10 k. cakar ayam SMA pangan dapat memberikan keuntungan mencapai 100%
sda 10 abon telur KWT “Maju WM. Bu Sri atau bahkan lebih, sehingga hal ini menjadi potensi
10 k. cakar ayam Bersama” yang sangat baik sebagai alternative usaha peningkatan
25 Okt 10 abon telur KWT “Lestari” Sekolah SD & penghasilan keluarga kelompok mitra.
2012 10 k. cakar ayam SMA
Antara tim pelaksana dan kelompok mitra te­
sda 10 abon telur KWT “Maju WM. Bu Sri
10 k. cakar ayam Bersama” lah terjalin keakraban yang sangat baik dan tim
terus melakukan komunikasi hingga saat ini guna
dapat lebih luas dan produksinya meningkat meskipun memotivasi kelompok mitra dalam mengembangkan
masalah transportasi juga masih menjadi kendala. Hal produktivitasnya baik dalam hal pengembangan
ini juga dirasakan oleh tim pelaksana sehingga sangat peternakan maupun pengolahan produk yang telah
perlu pendampingan untuk merangsang semangat dilakukan.
mitra, dan ini termasuk harapan pelaksana ke depan
apabila ada kesempatan selanjutnya pelaksana ingin Pembuatan Pupuk Kandang Organik
fokus dalam hal pengemasan dan pemasaran produk Berdasarkan wawancara dengan kelompok wanita
olahan ini. tani Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Pulau
Perhitungan sederhana rata-rata keuntungan hasil Malan, mereka menginginkan diajarkan pembuatan
penjualan produk olahan abon telur dan kerupuk cakar pupuk organik dari kotoran ayam yang mereka
ayam (tanpa biaya alat dan transportasi) setiap bulan pelihara. Setelah melakukan penyuluhan kepada
seperti pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa ibu-ibu kelompok mitra, kegiatan selanjutnya adalah
pengolahan produk peternakan menjadi produk demo pembuatan pupuk organik dari kotoran ayam

Tabel 4. Perhitungan Rata-rata Keuntungan (Omzet) Hasil Penjualan Produk Abon Telur dan Kerupuk Cakar Ayam per Bulan
Abon Telur Kerupuk Cakar Ayam
A. Pengeluaran (Rp) A. Pengeluaran (Rp)
• Telur itik 50 butir 90.000,- • Cakar ayam 5 kg @Rp. 15.000,- 75.000,-
@Rp. 1.800,- • Bawang putih 50 g
• Jeruk nipis 10 bh 5.000,- • Merica 25 g 1.000,-
@Rp. 500,- • Garam secukupnya 2.500,-
• Penyedap rasa 5 bks @Rp. 500,- 2.500,- • Minyak goreng 2 lt 500,-
• Garam secukupnya 500,- 14.000,-
• Minyak goreng 1 lt 14.000,-
Total Pengeluaran Abon Telur 112.000,- Total Pengeluaran K. Cakar Ayam 93.000,-
B. Pendapatan (Rp) B. Pendapatan (Rp)
• Penjualan 20 bks produk 200.000,- • Penjualan 20 bks produk 200.000,-
@ Rp. 10.000,- @ Rp. 10.000,-
Keuntungan per minggu = (B-A) 88.000,- Keuntungan per minggu = (B-A) 107.000,-
Keuntungan per bulan = Keuntungan per bulan =
4 X Rp. 88.000,- 352.000,- 4 X Rp. 107.000,- 428.000,-

22
Pengembangan Potensi Kelompok Wanita Tani Unit Pemukiman Transmigrasi Pulau Malan Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah [Iis Yuanita, dkk.]

Saran
Perlu dikembangkan cara pengemasan dan pelabelan
yang lebih menarik lagi bagi kelompok mitra, agar nilai
jual produk lebih baik lagi. Kelompok mitra juga masih
perlu bantuan motivasi dan keterampilan lain bagi
mitra untuk mengembangkan terus usahanya melalui
program Pengabdian kepada Masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pelaksana mengucapkan terima kasih kepada


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui dana
DIPA Dit. Litabmas Tahun 2012 yang telah mendanai
Gambar 3. Produk olahan telur dan cakar ayam hasil olahan kelom- kegiatan Ipteks bagi Masyarakat ini.
pok mitra ikut dipamerkan dan dipasarkan di Pameran
HUT ke-10 Kabupaten Katingan bekerjasama dengan
Dissosnakertrans Kab. Katingan DAFTAR PUSTAKA

Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan. 2004.


yang dikumpulkan oleh kelompok mitra dari aplikasi Laporan Tahunan Dinas Peternakan Provinsi
demplot yang telah dilakukan. Kalimantan Selatan. Banjarmasin.
Pelatihan pembuatan PKO ini diikuti kelompok Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
mitra dengan antusias dan seiring dengan demo Katingan. 2011. Monografi Desa Persiapan UPT
pembuatan PKO banyak yang mengajukan pertanyaan. Pulau Malan SP.1. Laporan Kegiatan. Kasongan.
Pupuk organik yang dihasilkan berbentuk padat dan Mansjoer, S. S. 1994. Strategi Pembinaan dan
oleh ibu-ibu kelompok mitra diaplikasikan untuk Pengembangan Mutu Genetik Ayam Kampung.
tanaman jeruk yang banyak ditanam di desa tersebut Lokakarya Kebijakan Perunggasan. Yogyakarta.
dengan cara disebarkan di permukaan tanah. Beberapa Musnawar. E. I., 2003. Pupuk Organik. Jakarta :
bahan dan peralatan untuk pembuatan PKO ini Penebar Swadaya.
diberikan kepada kedua kelompok mitra. Rahayu I, Titik S dan Hari S. 2011. Panduan langkap
Proses fermentasi kotoran hewan atau ternak Ayam. Jakarta : Penebar Swadaya.
bukan hanya pada kotoran padat saja, tetapi juga pada Rohaeni, 2008. Potensi Pengembangan Ayam Buras di
kotoran cair (Musnawar, 2003). Sehingga diberikan Kalimantan Selatan. http://peternakan.litbang.
juga sedikit pengetahuan kepada mitra yang memiliki deptan.go.id/.
ternak besar (sapi) juga dapat memanfaatkan limbah Sajogyo, P. 1985. Peranan Wanita dalam Pembangunan
cair (urin) untuk dijadikan pupuk. Masyarakat Desa. Penerbit CV. Rajawali-Yayasan
Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta.
SIMPULAN DAN SARAN Soehadji. 1994. Kebijakan Pemerintah untuk
Mendukung Pengembangan Teknologi dan
Simpulan Produksi Peternakan. Seminar Sehari Himpunan
Terbentuknya kelompok wanita tani di kedua Mahasiswa Pecinta Ilmu-ilmu Peternakan. Bogor.
wilayah mitra sebagai wadah pengembangan
sumberdaya perempuan di daerah mitra. Kegiatan
Pengabdian pada Masyarakat yang dilakukan
mendapat sambutan yang sangat baik dari kelompok
Wanita Tani yang menjadi mitra serta menjadi
pembangkit semangat lebih lagi untuk memajukan
potensi diri dan mengembangkan kelompoknya.
Pelaksanaan demplot itik alabio dan ayam kampung
berhasil untuk dikembangkan produktivitasnya yaitu
dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Kegiatan
pengolahan produk olahan abon telur dan kerupuk
cakar ayam juga berhasil menciptakan sumber
pendapatan baru bagi kelompok mitra.

23
Udayana
U Mengabdi
dayana M engabdiV14 (1): 24
olume 14 N- omor
27 1 Tahun 2015 ISSN : 1412-0925

TEKNIK DAN MANAJEMEN PRODUKSI BIBIT BABI DI BANJAR DAUH UMA,


DESA PENGOTAN, KABUPATEN BANGLI

NLG Sumardani, IGA Arta Putra, IW Suberata, IG Suranjaya,


DK Harya Putra, WS Yupardhi,
Group Riset Studi Ternak Babi, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana
Email: nlg_sumardani@yahoo.com

ABSTRACT
.
The short course of management of animal husbandry and using Artificial Insemination (AI) on swine was
conducted on September 6th 2014 at Dauh Uma Pengotan Village, Regency of Bangli. There were 15 farmers who
merged into group as participants of this activity. The aimed of this activity was to increase litter size of swine
with AI program in breeding management. The used method of activity was giving counseling about breeding
and health management of animal husbandry in breeding farm, AI program, and then practiced inseminate on
swine. Based on the process of short course it was concluded that, the response of participants on AI was very
enthusiastic in joining the activity.

Keywords : animal husbandry, breeding, artificial insemination, litter size, swine.

PENDAHULUAN posisi tawar (bargaining position) yang kuat dimana


harga babi ditentukan oleh pasar (sering kali di
Mata pencaharian masyarakat di Desa Pengotan monopoli oleh pedagang besar). Harga babi hidup
sangat beragam dan sebagian besar (> 60%) bergerak sangat berfluktuasi yaitu pada saat over produksi,
di bidang perkebunan dan pertanian. Sebagai seorang harga babi bisa mencapai Rp. 10.000,-/kg dan pada
petani, mereka rata-rata memiliki usaha sampingan kondisi normal harga babi berkisar antara Rp. 20.000
di bidang peternakan, baik itu beternak sapi, babi, – 40.000,-/Kg. Sedangkan harga daging di pasaran
maupun unggas (ayam), dalam skala kecil atau cenderung stabil, yakni berkisar antara Rp. 30.000 –
skala rumah tangga. Hal ini sesuai dengan kondisi 40.000,-/Kg.
lingkungan masyarakat dan iklim di Desa Pengotan Melihat kondisi tersebut, akan lebih menguntungkan
yang sangat mendukung bagi usaha-usaha perkebunan, apabila peternak mampu menerapkan manajemen
pertanian dan peternakan, yang sifatnya kerakyatan, peternakan dengan baik dan benar dalam usaha
seperti beternak babi. peternakan yang dilakukan, misalnya dengan
Beternak babi memerlukan modal yang relatif teknik produksi bibit babi melalui inseminasi
lebih sedikit mengingat kemampuan ternak babi buatan menggunakan semen cair dari pejantan
yang lebih efisien dalam mengubah bahan makanan unggul sehingga menghasilkan bibit-bibit babi
menjadi daging sehingga dapat diusahakan secara yang berkualitas, baik dari jumlah produksi, bobot
luas oleh petani dan peternak (AAK 2002; Aritonang badan, dan kualitas daging babi. Teknik IB sudah
1993; Sihombing 2006). Selain itu, sifat genetik babi melibatkan pemeliharaan babi jenis unggul dengan
yang prolifik mampu beranak dua kali dalam setahun, tingkat keberhasilannya mencapai 80% (Ax et al.
dengan jumlah anak per kelahiran rata-rata 10-15 ekor 2000; Sumardani 2009; 2010). Jenis-jenis babi induk
(Anderson 2000). unggul antara lain: Yorkshire, Landrace dan Duroc
Peternakan yang bersifat kerakyatan cenderung (Anderson 2000; Johnson 2000, Ax et al. 2000).
hanya bergerak dalam bidang pemeliharaan. Peternak Aplikasi teknologi IB atau kawin suntik di lapangan
hanya memelihara ternaknya kemudian dipanen atau cukup efektif, karena perkawinan babi yang berahi bisa
dijual dengan berat (bobot badan) tertentu, sehingga dilakukan lebih cepat terutama yang lokasinya lebih
dari aspek agribisnis, peternak memiliki poisi yang jauh. Disamping itu biayanya sekitar Rp. 30.000,-
lemah. Demikian pula dengan peternak babi di Desa sampai Rp. 60.000,- sekali kawin ditanggung sampai
Pengotan, yang rata-rata memiliki ternak babi 2-3 induk babi bunting. Hanya saja aplikasi teknologi IB
ekor/KK, hanya memelihara babi dan dipanen pada di peternak belum terlaksana secara optimal, karena
berat ±100 kg yang kemudian dijual dalam kondisi masih ada beberapa peternak yang melakukan
hidup kepada tukang potong. Peternak tidak memiliki pengawinan secara alami.

24
Teknik dan Manajemen Produksi Bibit Babi di Banjar Dauh Uma, Desa Pengotan, Kabupaten Bangli [NLG Sumardani, dkk.]

Dengan demikian diharapkan kelompok peternak Tabel. 1. Daftar Kepemilikan Ternak Babi Petani/Peternak per KK di Br.
Dauh-Uma, Desa Pengotan-Bangli*
babi tersebut dapat mandiri, memproduksi bibit
babi berkualitas, sehingga mampu meningkatkan Ternak Babi yang dipelihara
No. Nama Petani/Peternak
pendapatan keluarganya. Bangsa Fase Jumlah
1. Ni Kadek Sely Novita LDR Grower 1
METODE PEMECAHAN MASALAH 2. Ni Wayan Parini LDR Grower 2
3. Ni Nyoman Parmi LDR Grower 2
Alternatif pemecahan masalah yang dilakukan 4. Ni Nengah Panya LDR Finisher 2
5. I Wayan Sunta LDR Starter 2
adalah memberi pelatihan dan praktek langsung bagi
6. I Nengah Sedeng LDR Grower 1
para peserta sehingga mereka mampu melaksanakan
7. I Wayan Sudana LDR Grower 1
usaha beternak babi yang efektif dan efisien. Kegiatan
telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 06 September 8. I Nengah Rajin LDR Grower 2
2014, di Farm Fakultas Peternakan UNUD – Desa 9. I Komang Artana LDR Grower 1
Pengotan, Kabupaten Bangli. 10. I Nyoman Sarka LDR Grower 2
Khalayak sasaran strategis pada kegiatan ini adalah 11. I Ketut Kuat LY; BBA Finisher 2;1
12. I Nyoman Sarka LDR Finisher 2
15 orang peserta terdiri dari petani dan peternak, yang
13. I Wayan Arsana LDR Starter 1
memiliki usaha peternakan babi, baik dalam skala
14. I Wayan Panja LDR Starter 2
besar (> 50 ekor), menengah (10-30 ekor) dan skala
15. I Koyan LDR; BBA Finisher 2;1
kecil (< 10 ekor).
Keterangan: *Berdasarkan data tanggal 06 September 2014
Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini
adalah metode penyuluhan di farm peternakan, yang
membahas tentang management usaha ternak babi ternak babi, yang memiliki peran penting dalam suatu
dan kesehatan ternak babi serta teknik IB, dilanjutkan usaha peternakan babi. Berbagai penyakit yang sering
dengan metode praktek langsung di lapangan, dimana terjadi pada ternak babi, seperti: Influensa babi (Flu
peserta diajak mempraktekkan teknik inseminasi yang babi), Hog cholera, Scours (mencret), Brucellosis
baik dan benar. Materi penyuluhan pertama membahas (keguguran menular), Pneumonia (penyakit radang
topik management usaha produksi ternak babi dan paru-paru), SE (Septichaemia Epizootica), Tetanus,
management kesehatan ternak babi yang diberikan Cacingan, dan Scabies (kudis), dijelaskan pada topik
oleh Dr. Drh. IGA Arta Putra, M.Si., yang menjelaskan ini, dan dijelaskan pula bagaimana cara menangani
secara rinci hal-hal yang berkaitan tentang usaha-usaha dan mencegah penyakit tersebut. Sanitasi lingkungan
dalam memproduksi bibit babi yang baik, serta yang memegang peranan yang sangat penting dalam suatu
berkaitan tentang kesehatan ternak babi. Sedangkan usaha peternakan. Sistem pemeliharaan ternak
materi penyuluhan kedua, tentang pengenalan babi di Banjar Delod Uma, Desa Pengotan – Bangli,
inseminasi buatan pada ternak babi diberikan oleh sebagian besar masih secara semi intensif, dimana
Ni Luh Gde Sumardani, S.Pt.,M.Si. Praktek langsung ternak dikandangkan pada kandang yang semi
aplikasi teknologi IB di lapangan, dilaksanakan di Farm permanen. Bahkan untuk beberapa jenis babi bali,
Fakultas Peternakan UNUD di Desa Pengotan, Bangli. sistem pemeliharaanya masih sangat tradisional, yaitu
dilepaskan atau hanya diikatkan pada pepohonan di
HASIL DAN PEMBAHASAN sekitar tegalan mereka, sehingga peluang terjadinya
polusi udara dan polusi lingkungan sangat tinggi.
Penyuluhan di farm peternakan diikuti oleh 15 Sedangkan materi kedua, tentang pengenalan
orang peserta terdiri dari petani peternak dari Banjar inseminasi buatan pada ternak babi diberikan oleh Ni
Dauh Uma, Desa Pengotan, Bangli. Adapun jenis babi Luh Gde Sumardani, S.Pt.,M.Si., yang menguraikan
yang dipelihara umumnya babi dari bangsa Landrace tentang persiapan melakukan inseminasi buatan,
(LDR) dan Yorkshire (YS), maupun persilangannya alat-alat yang diperlukan, mesterilkan alat yang akan
(LY) dengan rata-rata kepemilikan 2 – 3 ekor per KK, digunakan dengan air panas, dan mempersiapkan
seperti yang tercantum dalam Tabel 1. Beberapa petani semen serta mendeteksi induk babi yang berahi.
peternak ada juga yang masih memelihara babi bali Hal yang lebih ditekankan adalah bagaimana
(BBA) dengan sistem pemeliharaan tradisional. mengenali induk babi yang berahi, yang ditandai
Materi pertama membahas topik management dengan kegelisahan, vulvanya membengkak, keluar
usaha produksi ternak babi dan management cairan dari vaginanya, dan diam saat punggungnya
kesehatan ternak babi yang diberikan oleh Dr. Drh. ditekan. Tanda-tanda tersebut sangat penting untuk
IGA Arta Putra, M.Si., yang menjelaskan secara rinci diketahui agar pelaksanaan inseminasi dapat dilakukan
hal-hal yang berkaitan tentang usaha-usaha dalam dengan tepat waktu sehingga dapat meningkatkan
memproduksi bibit babi yang baik, serta kesehatan keberhasilan inseminasi buatan (Sumardani,

25
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

agar inseminasi buatan dapat dilakukan tepat pada


waktunya. Disamping itu juga ditekankan bagaimana
memperlakukan induk setelah di inseminasi, yang
hendaknya diperlakukan dengan baik, seperti diberi
pakan dalam jumlah sedikit namun mengandung
energi yang tinggi selama 3 - 5 hari, dan diberikan
asupan vitamin serta terhindar dari stress lingkungan.
Pada sesi selanjutnya dilakukan praktek langsung
IB pada ternak babi, yang dilakukan di Farm Fakultas
Peternakan Universitas Udayana di Desa Pengotan.
Praktek diawali dengan tata cara persiapan pejantan,
dilanjutkan dengan penampungan semen pejantan.
Berhubung babi pejantan di farm tidak tersedia,
maka kami telah mempersiapkan semen cair yang
diperoleh dari UPT BIBD Provinsi Bali di Desa
Buruan Gianyar. Selanjutnya peternak dibimbing
Gambar 1. Pemeliharaan babi secara tradisional.
dalam pemeriksaan semen secara makroskopis
dan mikroskopis. Secara makroskopis dilakukan
pemeriksaan terhadap warna, bau dan kekentalan
semen, sedangkan secara mikroskopis dilakukan
pemeriksaan terhadap persentase motilitas progresif
spermatozoa di dalam semen. Volume semen yang
digunakan tanpa gelatin dengan rataan 150.67 ±
2.06 ml dan motilitas spermatozoa mencapai 66.67
± 2.89%. Pada pejantan unggul yang sehat misalnya
Landrace, hasil penampungan semen bisa mencapai
200-250 ml tanpa gelatin dan motilitas 65-80% (Ax
et al. 2000; Sumardani et al. 2008). Semen cair yang
digunakan sebanyak 80 ml untuk digunakan secara
langsung pada induk yang sedang berahi. Apabila
Gambar 2. Alat IB (kateter) tidak digunakan secara langsung maka semen yang
ditampung perlu ditambahkan bahan pengencer untuk
mempertahankan viabilitas spermatozoa (Johnson et
al. 2000; Sumardani et al. 2008).
Sebelum dilakukan inseminasi, peserta diajak
langsung mengamati tanda-tanda induk yang sedang
berahi dan induk yang sudah siap untuk di inseminasi,
serta peserta diajak langsung mempersiapkan alat-
alat yang digunakan untuk inseminasi kemudian
melakukan inseminasi dengan benar. Peserta diajarkan
bagaimana memegang kateter (penis babi buatan),
memasukkan ke dalam vagina induk, kemudian
memasukkan semen melalui lubang kateter. Jika
babi induk benar-benar berahi maka induk akan
menunjukkan reaksi diam ketika kateter dimasukkan
ke dalam vagina. Pendeteksian keberhasilan IB dapat
Gambar 3. Semen cair babi dilakukan pada siklus berahi periode berikutnya atau
sekitar 21 hari setelah pelaksanaan inseminasi. Jika
induk tidak memperlihatkan tanda-tanda berahi pada
2009; 2010). Sering kali peternak terlambat siklus berahi periode berikutnya maka diperkirakan
menginformasikan kepada inseminator tentang inseminasi yang dilakukan sudah berhasil, namun
berahi babinya, sehingga pelaksanaan inseminasi hal ini perlu diperjelas lagi dengan salah satu metode
juga terlambat yang berakibat pada kegagalan. Dalam laboratorium yaitu ulas vagina untuk mengetahui
hal ini peternak harus secara pasti mengenali berahi keberhasilan IB.
babinya dan segera menyampaikan kepada inseminator

26
Teknik dan Manajemen Produksi Bibit Babi di Banjar Dauh Uma, Desa Pengotan, Kabupaten Bangli [NLG Sumardani, dkk.]

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

Simpulan AAK. 2002. Usaha Ternak Babi. Yogyakarta: Kanisius.


Berdasarkan evaluasi pelaksanaan kegiatan di Anderson LL. 2000. Pigs. In: Hafez ESE, Hafez B,
lapangan dapat disimpulkan bahwa penyuluhan editor. Reproduction in farm Animals.7th Ed. USA:
dan pelatihan teknik dan manajemen produksi Williams & Wilkins.
bibit di Banjar Dauh Uma Pengotan, telah mampu Aritonang A. 1993. Babi, Perencanaan dan Pengelolaan
meningkatkan motivasi, pengetahuan dan keterampilan Usaha. Bandung: Penebar Swadaya.
kelompok peternak babi dalam usaha peternakan Ax RL, Dally M, Didion BA, Lenz RW, Love CC,
rakyat. Varner DD, Hafez B, Bellin ME. 2000. Artificial
Insemination. In: Hafez ESE, Hafez B, editor.
Saran Reproduction in farm Animals.7 th Ed. USA:
Mengingat keterbatasan waktu dan biaya, tidak Williams & Wilkins.
semua peserta dapat melakukan praktek secara Johnson LA, Weitze KF, Fiser P, Maxwell WMC. 2000.
optimal. Oleh karena itu perlu dilakukan praktek Storage of boar semen. J AnimSci 62: 143-172.
yang lebih banyak lagi dan perlu membangun Sihombing DTH. 2006. Ilmu Ternak Babi. Yogyakarta:
kerjasama yang lebih intensif dengan peternak yang Gadjah Mada University Press.
lebih besar, sehingga kelompok peternak dapat lebih Sumardani NLG, Tuty LY, Pollung HS. 2008. Viabilitas
mengaplikasikan salah satu teknik produksi bibit, yaitu spermatozoa babi dalam pengencer BTS (Beltsville
teknologi inseminasi buatan. Thawing Solution) yang dimodifikasi pada
penyimpanan berbeda. Jurnal Media Peternakan
UCAPAN TERIMAKASIH 31(2): 81-86.
Sumardani NLG. 2009. Peningkatan Jumlah Anak
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Lembaga Babi Per Kelahiran Melalui Teknologi Inseminasi
Pengabdian Masyarakat Universitas Udayana yang Buatan. Prosiding Seminar Nasional Ketahanan
telah memberikan dukungan dana untuk kegiatan ini, Pangan (9 Agustus 2009). FTP-UNUD Pp: 252-
yang bertepatan pula dalam rangkaian kegiatan Dies 254. ISBN: 978-602-8659-02-4.
Natalis Universitas Udayana yang ke-52th. Terimakasih Sumardani NLG, I P Arnaya, I P Gede Bawa. 2010.
juga kepada Kepala Farm Fakultas Peternakan Unud Strategi peningkatan produksi ternak babi
di Sobangan dan Group Riset Studi Ternak Babi pada usaha peternakan rakyat melalui aplikasi
Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang telah program inseminasi buatan. Prosiding Seminar
membantu dalam memberikan materi dan praktek Nasional: Peranan teknologi reproduksi hewan
lapangan sehingga peserta mengetahui dan mampu dalam rangka swasembada pangan nasional (6-7
mengaplikasikan salah satu teknik produksi bibit Oktober 2010).FKH- IPB Bogor Pp: 128 – 130.
melaui inseminasi buatan pada ternak babi. Demikian ISBN: 978-979-493-274-2
juga kepada kelompok peternak atas partisipasinya,
kami mengucapkan terimakasih.

27
Udayana
U Mengabdi
dayana M engabdiV14 (1): 28
olume 14 N- omor
33 1 Tahun 2015 ISSN : 1412-0925

PEMBENAHAN MANAJEMEN UKM KELOMPOK PETERNAK AGRI MAKMUR


DAN KELOMPOK PETERNAK ACAP DI DISTRIK PRAFI KABUPATEN MANOKWARI

Lukas Yowel Sonbait1), Trisiwi Wahyu Widayati2)


1Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan, Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Papua, Papua Barat. Telp. 081240009758
email: lukas.sonbait@gmail.com
2Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan, Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua, Papua Barat.

ABSTRACT

This Ipteks’ activities for society (IbM) have purpose to identify the real problem faced by farmers group
AgriMakmur and farmers group Acep in beef cattle cultivation. Methods offered to societies to solve conflicts
between groups and improve management in each farmer group. Each group was given record-training about how
to manage good business and sustainable finance management therefore standard of group management can be
improved. This method is expected to increase trust from members to team leaders from each group. Moreover,
societies was offered some simple training about how to do daily standardised form/ standardized report with
considering the education level of members so groups’ management qualit. This was hoped to make better and
create good communication among members’ group. It was also to increase group performance and develop cattle
of livestock population and the last one improve group farmer’s walfare. The result shows that both AgriMakmur
and Acap farmers’ group have improved knowledge (Cognitive), skill (Psycho-motoric ) and Attitude ( Affective )
in Cultivation management especially in managed skill of beef cattle, daily note/recording, business analysis and
avoiding of conflicts among members and group.

Keywords: group management, training, beef cattle

PENDAHULUAN pengolahan keuangan secara berkelanjutan. Secara


umum kewajiban administrasi dalam kelompok belum
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada kelompok sepenuhnya dilaksanakan seperti rapat anggota,
peternak Acap maupun Agri Makmur merupakan laporan rutin ke instansi terkait dan sebagainya.
kelompok lokal dan transmigran penerima bantuan Kendala umum adalah organisasi kelompok belum
sosial. Sumberdaya manusia yang mengelola UKM menjalankan manajemen standar yang digunakan
berpendidikan SLTP hingga SLTA. Pengalaman sehingga masih banyak mengalami kesalapahaman,
beternak diperoleh dari pendidikan informal, dari para hal ini berdampak pada pihak penyandang dana yang
penyuluh dan dari kursus-kursus yang diikuti baik di mulai mempertimbangkan apakah harus menambah
tingkat distrik maupun kabupaten. Fasilitas usaha yang modal bagi kedua kelompok tersebut, walaupun secara
dimiliki UKM ini adalah kandang, peralatan pertanian nyata di lapangan populasi ternak yang dipelihara
dan kebun rumput pada masing-masing kelompok. meningkat. Sampai saat ini usaha penggemukan dan
Pada daerah UKM ini dikenal sebagai salah satu sentra pembibitan sapi sedang berjalan tapi manajemennya
pengembangan sapi potong di Provinsi Papua Barat. yang perlu diperbaiki. Ada konflik kecil diantara
Jumlah sapi potong yang tercatat hingga tahun 2011 kelompok menyangkut perangkat manajemen harus
sebanyak 20,829 ekor yang sebagian besar dipelihara diperbaiki sehingga ketika laporan disampaikan dapat
oleh penduduk daerah transmigrasi terutama di Distrik diterima dengan baik oleh anggota kelompok sehingga
Prafi (Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Papua perasaan curiga antara anggota kelompok dapat di
Barat, 2012), hal ini menunjukkan bahwa kabupaten minimalisir terutama menyangkut keuangan kelompok.
Manokwari sangat potensial untuk pengembangan Selain itu juga, aspek disfungsional konflik dalam
usaha peternakan karena didukung dengan sumber organisasi disebabkan karena kurangnya koordinasi
daya alam yang sangat memadai khususnya iklim, luas dalam pencapaian tujuan, kerjasama individu dan
padang pengembalaan serta tersedianya HMT untuk kelompok menjadi rusak dan performans kerja menjadi
ternak sepanjang tahun. Dalam usahanya, kelompok rendah (Handoko, 1992).
Agri Makmur maupun kelompok Acap mengalami Dari pengamatan dilapangan, didapatkan adanya
masalah dalam menjalankan aturan kelompok maupun persaingan terhadap sumberdaya organisasi serta

28
Pembenahan Manajemen UKM Kelompok Peternak Agri Makmur dan Kelompok Peternak Acap di Distrik Prafi Kabupaten Manokwari [Lukas Yowel Sonbait dan Trisiwi Wahyu Widayati]

rintangan komunikasi antara anggota dan pengurus. METODE PEMECAHAN MASALAH


Situasi yang berkembang pengurus pada umumnya
tidak menjelaskan secara detail tentang pembagian Kegiatan penerapam Ipteks bagi Masyarakat (IbM)
sumberdaya yang ada dalam kelompok karena dilakukan di 2 kelompok yaitu di kampung Desay, SP
terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan dalam 2 dan Kampung Waseki Pop SP 3 yang berlangsung
memanfaatkan manajemen. Perlu disadari bahwa dari bulan Mei 2014 hingga November 2014. Pada
penerimaan terhadap sesuatu inovasi di dalam suatu kegiatan Pengabdian ini, dilakukan metoda PRA
masyarakat tidaklah terjadi secara serempak, Menurut (Participatory Rural Appraisal ) dimana dilakukan
(Nasution, 2009) ada kelompok yang memang sudah pendekatan yang memungkinkan masyarakat bersama-
menanti datangnya inovasi, ada yang melihat dulu sama menganalisis masalah dan merumuskan
disekelilingnya dan ada yang menerima setelah yakin perencanaan dan kebijakan melalui kegiatan pelatihan
benar bahkan adapula yang menolak. Harapannya dan penyuluhan yang dilakukan tim. Program IbM yang
adalah pembenahan manajemen kelompok mampu dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya
mengembalikan kepercayaan anggota terhadap adalah sosialisasi kegiatan, pelatihan dan penyuluhan
pengurus inti untuk menjalankan usaha peternakan kepada anggota kelompok dan masyarakat dan
sapi potong yang sedang dikembangkan, selain itu, melaksanakan atau mempraktekkan materi yang
diperlukan pembuatan blangko-blangko standar disampaikan. Secara umum kegiatan yang dilakukan
harian maupun laporan standar dengan melihat meliputi; Koordinasi dan Sosialisasi, pelatihan
tingkat pendidikan kelompok, selain itu anggota yang pengurus dan anggota UKM dalam manajemen
terlibat harus mengetahui cara pengisian blangko usaha dan pendampingan penerapan manajemen
dan manajeman kelompok yang baik sehingga akan transparansi dalam usaha
tercipta komunikasi yang baik antara pengurus dan
anggota yang berdampak pada peningkatan kinerja HASIL DAN PEMBAHASAN
dan kesejahteraan kelompok. Dalam rencana kegiatan
yang diusulkan berlangsung 8 bulan yang dilakuan Kelompok Agri Makmur
meliputi; Penyuluhan kepada petani dimaksudkan Kegiatan penyuluhan yang dilakukan di kelompok
untuk menjelaskan pentingnya manajemen organisasi Agri Makmur adalah secara partisipatif sehingga
dalam upaya penguatan kelompok organisasi semua anggota masyarakat diberi kesempatan dan
kelompok untuk menanggulangi krisis kepercayaan pengalaman dalam pelaksanaan pemeliharaan ternak.
guna mempertahankan usaha yang telah dijalankan, Hal ini sejalan dengan tujuan pelaksanaan penyuluhan
Pelatihan peternak dan kelompok Agri Makmur yaitu sebagai salah satu upaya penyebarluasan
maupun Acap dalam manajemen usaha peternakan informasi (Jahi, 1984). Tahap pertama yang dilakukan
sapi potong.Waktu disesuaikan dengan kesepakatan oleh tim dalam kegiatan pengabdian ini adalah
bersama petani, Pelatihan pembuatan buku-buku melakukan koordinasi dan sosialisasi terhadap 2
organisasi serta pelatihan pemecahan masalah kelompok penerima bantuan sosial penerima bantuan
dalam kelompok serta Pendampingan penerapan sosial (Bansos) untuk program penggemukan dan
manajemen transparan hasil pelatihan pada kedua pembibitan sebesar Rp. 250 juta pada tahun 2012.
kelompok tersebut. Harapannya adalah pada program UKM Agri Makmur di kampung Desay SP 2 yang
IbM ini akan dihasilkan: (1) Manajemen organisasi memiliki populasi awal 14 ekor sapi yang sedang
kelompok peternak (UKM) yang transparan, (2) digemukkan hingga saat ini telah menjadi 22 ekor.
Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Nama anggota kelompok beserta ternak yang dipelihara
petani peternak dalam menerapkan manajemen disajikan pada Tabel 1
yang transparan dalam organisasi yang diikuti dan Berdasarkan tabel diatas,jenis pendampingan
(3) Peningkatan produktivitas sapi potong milik yang dilakukan kepada kelompok dilakukan kepada
petani peternak di Kampung Desay dan Waseki Pop seluruh anggota kelompok. Dalam menjalankan
distrik Prafi kabupaten Manokwari. Diharapkan usaha kelompok, di kelola secara bersama-sama
kegiatan bermanfaat terhadap masyarakat dalam hal dimulai dari pembelian ternak sapi. Pada awalnya
meningkatkan pengelolahan organisasi petani ternak sapi dikandangkan dalam kandang kelompok, namun
baik lokal maupun non lokal, dapat mengurangi berdasarkan kesepakatan kelompok semua anggota
konflik internal dalam organisasi sehingga organisasi memelihara masing-masing dikandang pribadi
tetap berjalan dengan baik serta secara ekonomis, karena mereka merasa lebih efisien dan tidak saling
meningkatkan keuntungan bagi peternak. mengharapkan. Kelompok ini belum menjalankan
manajemen standar kelompok diantaranya rapat
anggota dan administrasi kelompok. Laporan
rutin sudah dilakukan setiap 6 bulan sekali yang

29
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

Gambar 1. Survei Ranch & Pelatihan Buku Kas

Tabel 1. Daftar Peternak dengan jumlah ternak dan jenis Pelayanan di isinya laporan tentang jumlah populasi ternak yang
Kelompok Agri Makmur diusahakan. Aturan kelompok dan laporan keuangan
selama tim melakukan pengawasan mulai dijalankan
Jenis
No. Nama Jabatan Jumlah Pelayanan dengan baik namun yang menjadi permasalahan dasar
Ternak
1. Subagyo Ketua Sapi 3 Recording/Manaj. bahwa pengurus tidak memiliki kas lagi karena sisa
Keuangan dana sekitar Rp. 30.000.000,- telah di bagi merata ke
2. Cipta Priyono Sekretaris Sapi 3 Recording/Manaj. seluruh anggota dengan alasan untuk biaya manajemen
Keuangan
pemeliharaan.
3. Noni Bendahara Sapi 3 Recording/Manaj.
Keuangan
4. Suyoto Anggota Sapi 2 Recording/Manaj. Pembuatan Materi Recording dan Manajemen
Keuangan Keuangan Sederhana
5. Kasyanto Anggota Sapi 2 Recording/Manaj. Hasil kegiatan pelatihan manajemen usaha yang
Keuangan diikuti oleh kelompok dan masyarakat setempat,
6. Daliman Anggota Sapi 3 Recording/Manaj. anggota kelompok merasa ada perubahan dalam
Keuangan
pengelola usaha ternaknya. Sebagaimana yang
7. Sopo Nyono Anggota Sapi 2 Recording/Manaj.
Keuangan dikemukan oleh Slamet (1979), kegiatan pelatihan
8. Budiono Anggota Sapi 2 Recording/Manaj. merupakan kegiatan kecil dari penyuluhan yang
Keuangan berperan dalam proses perubahan perilaku. Kegiatan
9. R. Kawer Anggota Sapi 2 Recording/Manaj. di lapangan, dilakukan analisis usaha sapi potong
Keuangan sistem penggemukan, apabila usaha akan berhasil
Jumlah 22
diperlukan modal, baik modal tetap dan modal
operasional serta biaya-biaya diantaranya biaya tetap
dan biaya variabel. Untuk mengetahui keuntungan

30
Pembenahan Manajemen UKM Kelompok Peternak Agri Makmur dan Kelompok Peternak Acap di Distrik Prafi Kabupaten Manokwari [Lukas Yowel Sonbait dan Trisiwi Wahyu Widayati]

dari suatu usaha dapat dilihat dari indikator kelayakan dana sehingga saat ini aspek tranparansi kelompok
usaha sapi potong melalui Benefit per Cost Ratio telah dijalankan oleh kelompok Agri Makmur.
(B/C), Produktivitas modal dan Pay Back Period of
Credit (PPC). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Pembinaan dan Pendampingan Kelompok Pe-
hasil indikator kelayakan usaha B/C usaha kelompok ternak.
Agri Makmur memiliki nilai 1,23 dengan lama waktu Langkah selanjutnya adalah dilakukan penyuluhan
pengambilan modal 4,3 tahun. Nilai B/C lebih dari 1, dan pendampingan terhadap materi yang telah
maka usaha tersebut layak untuk dilanjutkan. Saat ini disuluhkan. Selain itu juga dalam kegiatan
mereka sudah mulai mencatat perkembangan populasi pendampingan ini dilakukan penguatan kelompok
dan biaya yang dikeluarkan dalam pemeliharaan ternak ternak sasaran dengan tujuan agar kelompok Agri
secara sederhana melalui buku kas yang dibagikan Makmur dapat berperan di tengah masyarakat dan
disertai contoh sederhana. Perlu diketahui bahwa menjadi contoh dalam penerapan materi yang telah
pekerjaan utama anggota kelompok pada umumnya diberikan serta mampu bermitra dengan pihak
adalah petani, sehingga curahan waktu lebih banyak lain terkait dengan keberadaannya. Manajemen
di alokasikan untuk kegiatan pertanian. Pada transparansi kelompok sedang dijalankan oleh
umumnya usaha peternakan adalah usaha sambilan kelompok dan diharapkan pada waktu yang akan
untuk mencukupi kebutuhan hidup sendiri (Ditjen datang ada perubahan yang mengarah kepada
Peternakan, 1991). Dari hasil wawancara dengan meningkatnya kinerja kelompok dan berdampak
kelompok diperoleh masukan bahwa pihak penyandang pada kesejahteraan dari semua yang terlibat dalam
dana awalnya memberikan dana disertai dengan mesin kelompok. Hingga saat ini pendampingan tetap
chopper untuk rumput, namun karena tidak adanya dilakukan oleh tim yang didukung oleh PPL di lokasi
sosialisasi penggunaan alat tersebut hingga saat ini kegiatan IbM.
tidak dapat digunakan. Hasil pengamatan langsung
di lapangan, peternak merasa lebih praktis memberi Kelompok Peternak Acap
pakan langsung tanpa harus menggunakan alat Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
modern. Selain itu belum banyak penganekaragaman Kelompok peternak Acap merupakan kelompok
pakan hijauan, legum maupun konsentrat. Menurut penerima bantuan sosial yang sama dengan kelompok
Tawaf et al, 2006, peternak perlu dibekali tentang Agri Makmur. Pada kelompok ternak Acap dikelola
cara meningkatkan kualitas pakan yang ada di sekitar oleh masyakat asli papua yang digerakkan oleh seorang
mereka, sehingga produktivitas usaha semakin kepala suku, sehingga birokrasi yang dijalankan
meningkat. Saat penelitian, pihak penyandang dana semua terpusat dari kepala suku adat atau sebagai
hanya memberi intensif sekali sebesar Rp. 2.000.000,- pemimpin tertinggi yang setiap keputusan dipatuhi
untuk modal penguatan kelompok yang dirasa sangat oleh anggota kelompok. Berdasarkan hasil wawancara
minim untuk kebutuhan manajamen pemeliharaan. dan pengamatan di lapangan, diketahui bahwa
Selain itu, peran tim tiga tungku (3T) yang terdiri pengetahuan dan informasi yang mereka dapatkan
dari unsur pemerintah, tokoh adat dan tokoh agama dari pemimpin yang mereka anggap sebagai “opinion
sangat penting dalam memotivasi masyarakat serta leaders” terhadap setiap pesan yang masuk dalam
menumbuhkan kesadaran mulai dari tahap persiapan, kehidupan mereka sehingga pemimpin merupakan
perencanaan hingga pelaksanaan dan pelestarian orang yang paling penting dalam sirkulasi pesan
program sangat diperlukan (Hosio, 2009). Pemberian dan informasi (Darmastuti dan Prasela, 2010).
bantuan sosial dari pemerintah seyogyanya dilakukan Situasi yang terjadi pada awalnya pengurus pada
secara terarah dan menguntungkan bagi masyarakat umumnya tidak menjelaskan secara detail tentang
maupun pihak pemberi bantuan sehingga dapat terus pembagian sumberdaya yang ada dalam kelompok
berkesinambungan dengan melibatkan stakeholder karena terbatasnya pengetahuan dan keterampilan
yang ada. Tim telah mencoba membuat blangko dalam memanfaatkan manajemen. Sebagai contoh,
standar harian dan pelaporan standar, namun mulai dari pembuatan pagar, pembelian ternak
karena sangat minimnya tingkat pendidikan maka awal hingga pembelian perlengkapan, bahkan lahan
hanya dilakukan secara sangat sederhana dan telah yang sekarang digunakan untuk kandang ternak
dijalankan terutama untuk pengurus inti terutama dan padang pengembalaan merupakan tanah milik
ketua, sekretaris dan bendahara. Perlu disadari bahwa pribadi kepala suku, ketua hanya memerintah untuk
penerimaan terhadap sesuatu inovasi di dalam suatu dikerjakan anggota. Hasil wawancara dengan anggota
masyarakat tidaklah terjadi secara serempak, namun menunjukkan bahwa mereka tetap mendukung segala
saat ini telah dijalankan dan dapat dilihat pada kinerja rencana yang diambil pengurus dan di rasa tidak
kelompok karena adanya komunikasi antara pengurus merugikan kelompok. Saat ini jumlah populasi sapi
dan anggota serta pengurus dan pihak penyandang telah mencapai 35 ekor dari awalnya 14 ekor dengan

31
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

jumlah anggota kelompok 21 orang. Melihat dari manajemen semakin baik. Kelompok Agri Makmur
tujuan program dapat dikatakan kelompok Acap cukup telah menjalankan sistem manajemen kelompok
berhasil karena walaupun dikelola oleh masyarakat yang transparan, namun perlu didukung lagi dalam
lokal namun dapat bisa bersaing dengan kelompok pelaksanaan pendampingan serta pemberian modal
masyarakat transmigrasi. Hal ini dibuktikan dengan dalam menggerakkan kembali organisasi kelompok
peningkatan populasi serta pemanfaatan anggaran yang selama ini kurang aktif. Metode pencatatan
kelompok untuk pembuatan pagar lahan kelompok dan transparansi yang di kelola oleh kelompok Acap
maupun rumput potong yang mencapai 4,5 ha. Mereka dinilai berhasil, sebagai indikatornya adalah terjadi
sangat antusias menerima inovasi saat pemberian peningkatan populasi dan anggota kelompok sangat
materi, walaupun tidak semua yang memahami karena mendukung keputusan ketua kelompok karena
keterbatasan pendidikan dan pengalaman. Hal ini mempunyai kekuasaan yang dipertanggungjawabkan.
didukung oleh (Suradisastra, 2001) bahwa masyarakat
lokal, kebanyakan masih berorientasi pada kegiatan Saran
subsistem, motivasi ekonomi rendah, budaya bertani Perlu dilakukan proses pendampingan baik petugas
atau beternak masih di kontrol oleh norma atau adat penyuluh maupun dinas terkait sebagai penyandang
istiadat setempat. dana program, serta perlu dilakukan proses pencairan
dana lebih awal sehingga kegiatan yang dilaksanakan
Pembinaan dan Pendampingan Kelompok Pe- akan lebih maksimal
ternak
Ketua dan anggota kelompok sangat antusias UCAPAN TERIMA KASIH
menjalankan materi dan kegiatan praktik, baik dalam
pembuatan laporan harian, laporan keuangan serta Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat
pembuatan proposal sederhana. Penguatan kelompok Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
selalu di jaga serta kemampuan kelompok dalam Direktorat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
menerima inovasi baru dan aspek keterbukaan tetap yang telah membiayai melalui Program Ipteks bagi
dipertahankan dan bahkan lewat kelompok Acap telah Masyarakat (IbM) dengan Surat Perjanjian Penugasan
muncul kelompok ternak masyarakat lokal baru. Tim pengabdian Kepada Masyarakat Nomor: 338a/UN42/
telah membantu kelompok dalam pembuatan proposal KU/2014, tanggal 3 Maret 2014. Selanjutnya kepada
kepada penyandang dana, hingga saat ini banyak pengurus kelompok UKM Agri Makmur dan Acap
proposal yang lolos untuk didanai pada tahun berikut. dan Masyarakat kampung Waseki Pop dan Desay atas
Selain itu, materi recording yang diberikan meliputi: partisipasi dan kerjasamanya.
identitas dan karakteristik ternak, data reproduksi dan
betina induk, program kesehatan, data kematian dan DAFTAR PUSTAKA
kasus penyakit serta recording tentang penyingkiran
sapi (Culling). Berdasarkan hasil evaluasi di lapangan Darmastuti, Rini dan Prasela, Mustika Kuri, 2007,
selama kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat bagi kedua Two Ways Communication: Sebuah Model
kelompok terlihat telah terjadi perubahan aspek Pembelajaran dan komunitas Samin di Sukolilo
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik) Pati, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 8 No.2 Mei-
dan sikap (afektif). Perubahan pengetahuan terhadap Agustus, 2010.
program yang diperoleh antara sebelum dan sesudah Ditjen Peternakan. 1991. Pembangunan dan
dan mengikuti pelatihan dan keterampilan berbasis Pengembangan Peternakan di Indonesia ditinjau
peternakan dalam memberdayakan kelompok ternak dari Segi Perbaikan Mutu Genetis. Makalah.
telah mengembangkan kemampuan berusaha secara Disampaikan pada Seminar Sehari Pemuliaan
efektif (Sudirman, 2007). Ternak. Bogor.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua
SIMPULAN DAN SARAN Barat, 2012. Laporan Tahunan. Manokwari.
Handoko, T.H, 1992, Manajemen, BPFE edisi ke 2,
Simpulan Yogyakart.
Kelompok penerima bantuan dalam bentuk Hosio, J.E. 2009. Papua dalam Realitas Politik
dana stimulus dari pemerintah pusat dalam bentuk NKRI. Cetakan Pertama, Laksbang Mediatama ,
agribisnis sapi potong sangat membantu masyarakat, Yogyakarta.
terbukti produktivitas sapi potong yang dipelihara terus Jahi, A. 1984. “Pengantar Penyuluhan” bahan Kuliah
bertambah dan kesejahteraan kelompok meningkat. Dasar-dasar Penyuluhan. Fakultas Peternakan
Adanya pelatihan tentang manajemen organisasi yang IPB. Bogor.
transparan dan sistem recording yang baik membuat Sudirman. 2007. Model Pelatihan Keterampilan Usaha

32
Pembenahan Manajemen UKM Kelompok Peternak Agri Makmur dan Kelompok Peternak Acap di Distrik Prafi Kabupaten Manokwari [Lukas Yowel Sonbait dan Trisiwi Wahyu Widayati]

Terpadu bagi Petani sebagai Upaya Alih Komoditas


Studi pada Petani Penggarap Lahan Perhutani di
Desa Suntenjaya Kabupaten Bandung. Disertasi.
UPI. Bandung.
Suradisastra, K., 2001, Rancangan Strategi Pengembang­
an Investasi di Kawasan Indonesia Timur, dalam:
Kawasan Timur Indonesia dan Prospek Investasi,
Lembaga Infomasi Nasional.
Slamet, M. (1979). “Psikologi Belajar Mengajar” Ciawi
IPLPP. Bogor.
Tawaf, R dan S. Kuswaran. 2006. Kendala Kecukupan
Daging 2010. Hal.173-185. Pemberdayaan
Masyarakat Peternak di Bidang Agribisnis untuk
Mendukung Ketahanan Pangan. Proseding
Seminar Nasional 2006. Universitas Diponegoro,
Semarang.

33
Udayana Mengabdi
dayana M engabdiV14 (1): 34
olume - omor
14 N 36 1 Tahun 2015 ISSN : 1412-0925

APLIKASI POMPA HYDRAM UNTUK PENYEDIAAN AIR BERSIH


DI DESA MENEMENG LOMBOK TENGAH

Muliadi1), Mareta Karlin Bonita2) Eliza Ruwaidah3)


1Fakultas Teknik, Universitas Nusa Tenggara Barat
email: moelpuji@gmail.com
2Fakultas Ilmu Keutanan, Universitas Nusa Tenggara Barat

email: maretakarlinbonita@gmail.co.id
3Fakultas Teknik, Universitas Nusa Tenggara Barat

Email:elizarwh@gmail.com

ABSTRACT

Shortage of cleanwater for domestic use, low levels of education, lack of jobs and welfare is a matter of general
population in Indonesia. The aims of this community service is to raise the water from the Merocot’s fountain
to settlements with applications of Hydraulic ram. The method used is applicable existing technologies and
participation of the community in improving the standard of living welfare together. The results of this activity is
that Merocot’s spring water, with ad is charge of 0.7liters/sec in the dry season and greater reach 2liters/sec during
the rainy season, entered the shelter first and pumped with hydrant pump to higher ground by itself. Prototype
hydrant pump output discharge 4.375liters/min, input pipe diameter 1inch, 3/4inch-diameter pipe output, out
come pump 82 meters high, the amount of valve2 pieces, the slope of 65˚installation, operation time of 24hours.
Institutional SPAM village is managed by the communities themselves with the election of members’ democratic
consensus. Administrators who will manage and take care of spam IbM results from the University of NTB. Society
has the skills and soft skills to solve the drinking water problem in the future and another place. Preservation of
the environment needs to be done in a way to make people aware of the importance of preserving the environment
so that the springs are there now remain stable.

Keywords: hydrampomp, energi terbarukan menemeng.

PENDAHULUAN sarana keperluan hidup masih sederhana. Kehidupan


beragama masih sangat sakral dan memegang teguh
Desa Menemeng terletak di kecamatan Pringgarata ajaran agama, terdapat tiga buah masjid dan mushola
kabupaten Lombok Tengah NTB. Posisi Desa ini disetiap dusun. Pasilitas kesehatan dan pasilitas umum
terletak di dataran tinggi, dimana pada pinggiran desa masih terbatas puskesmas cuma satu dan pasilitas
terdapat sungai besar dan terdapat mata air merocot umum lainnya belum ada. Kehidupan masyarakat
di pinggir tebing kira-kira 2 km dari pemukiman masih tergantung pada alam karena sebagian besar
penduduk. Desa Menemeng terdiri dari 8 dusun penduduk bekerja sebagai buruh tani dan pedagang.
dengan jumlah penduduk 12.168 orang dengan 3.385 Permasalahan yang sangat vital bagi masyarakat
kepala keluarga. Pekerjaan sebagian besar penduduk desa ini adalah kekurangan air bersih untuk keperluan
adalah sebagai buruh tani, berdagang keliling dan rumah tangga, rendahnya tingkat pendidikan,
buruh pasir uruk. Penduduk yang memiliki bukit atau kurangnya lapangan pekerjaan dan rendahnya
sawah yang agak tinggi posisinya pasirnya dijual untuk kesejahteraan penduduk. Desa ini pernah mendapat
mata pencariannya dan sebagai tempat kerja warga bantuan mesin pompa dari pemerintah untuk
yang lain sebagai buruh tanah. memompa air dari sumber mata air merocot ke
Keadaan alam desa ini cukup subur untuk pertanian pemukiman penduduk tetapi setelah berlangsung
tetapi lahan pertanian tidak banyak, posisi pemukiman beberapa minggu masyarakat tidak mampu membeli
penduduk terletak di dataran tinggi sekitar 50 meter bahan bakar bensin untuk mesin tersebut. Mesin itu
diatas sumber mata air merocot, sehingga keperluan sekarang udah dijual untukkeperluan masyarakat yang
air bersih untuk keperluan rumah tangga diambil dari lain.
mata air merocot yang ada yang berjarak 2 km dari Sumber mata air merocot ini selalu mengalir
tempat tinggal penduduk. Kebudayaan masyarakat sepanjang tahun, jika airnya tidak digunakan untuk
masih tradisional cara hidup masih sederhana, mandi air minum dan keperluan rumah tangga maka air
di sungai, minum dari air yang belum dimasak, akan terbuang ke sawah yang posisinya lebih rendah

34
Aplikasi Pompa Hydram untuk Penyediaan Air Bersih di Desa Menemeng Lombok Tengah [Muliadi, dkk.]

dan terbuang ke sungai. Keluaran sumber mata air


ini konstan sepanjang tahun kira-kira 2,5 liter/detik
menurut hasil pengukuran kantor ESDM Lombok
Tengah. Untuk keperluan air bagi masyarakat tidak
ada sumber lain selain dari mata air merocot ini.

METODE PEMECAHAN MASALAH

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah


aplikasi teknologi dilapangan dengan menawarkan
solusi untuk menyelesaikan masalah kekurangan
air bersih untuk keperluan rumah tangga adalah: a)
Work shop pembuatan pompa hidram dengan tujuan
agar masyarakat paham cara kerja pompa tersebut,
sehingga dapat membuat dan memperbaki jika terjadi
kerusakanpada pompa yang dipasang pada sumber
air tersebut, b) Penyuluhan pentingnya menjaga
kelestarian lingkungan agar sumber air tetap lestari,
c) Pembuatan pompa hidram untuk keperluan air
bersih permulaan 1 buah dengan pipa logam dan d)
Pembangunan instalasi dan pemasangan pompa
hidram serta instalasi pipa saluran ke masyarakat.
Prosedur kerja untuk mewujudkan tujuan
menyediakan air bersih untuk masyarakat desa Gambar 1. Prototype pompa hidram
Menemeng sebagai berikut: a) Tim IbM mensurvei
permasalahan mitra, b) Merencanakan solusi dan jalan • Kemiringan instalasi : 65˚
keluar dari masalahtersebut, c) Menetukan prioritas • Waktu operasi : 24 jam
kegiatan yang akan lebih dahulu dikerjakan dan d) Air dari sumber mata air terlebih dahulu di tamping
Mendesain kegiatan yng akan dikerjakan dan evaluasi dalam bak penampung I dengan volume 12,6 m3, bak
kegiatan yang telah dikerjakan. penampung iniakan diisi oleh mata air dengan debit
0,7 liter/ detik selama 48 jam baru akan penuh. Air
HASIL DAN PEMBAHASAN dari bak penampung I ini akan diturunkan dengan
pipa dengan diameter ¾ inchi kemudian dimasukan
Kinerja Pompa Hidram kedalam pompa hidram dengan jarak dari bak
Sumber air yang dinaikan dipompa berasal dari penampung I sejauh 6 meter dengan perbedaan
mata air Merocot, dengan debit 0,7 liter/detik pada ketingian 2 meter untuk dinaikan ke dalam bak
musim kering dan lebih besar mencapai 2 liter/detik penampung II. Bak penampung II dengan volume
pada musim hujan. Air inilah yang diusahakan dengan 41,272 m3 berjarak 150 meter dari bak penampung I
penampungan terlebih dahulu baru dipompa agar air dengan perbedaan ketinggian dengan bak penampung
yang akan dinaikan dinaikan oleh pompa tersebut II sebesar 80 meter. Jadi pompa tersebut akan
menggerakkan pompa terlebih dahulu baru dapat memompa air tersebut setinggi 82 meter dengan jarak
menaikan air ke tempat yang lebih tinggi dengan horizontal 150 meter.
sendirinya.
Pompa hidram prototype yang dibuat adalah 2 Hasil workshop pompa hidram
buah yang rencanakan untuk memenuhi kebutuhan a. Workshop pemberdayaan masyarakat
masyarakat di dua dusun di Desa Menemeng yaitu Workshop pemberdayaan masyarakat dilakukan hari
dusun Presak dan dusun Menemeng. Spesifikasi pompa kamis tanggal 23 Oktober tahun 2014 dengan lokasi
tersebut adalah sama yaitu dengan desain berdasarkan kegiatan di desa Menemeng di rumah tokoh masyarakat
potensi sumber air yang akan dinaikan. Dimensinya dengan jumlah peserta 20 orang dari dua mitra.
adalah sebagai berikut: Materai yang disampaikan adalah: 1) Penguatan
• Debit keluaran : 4,375 ltr/mnt organisasi kemasyarakatan sebagai pengurus yang
• Diameter pipa input : 1 inchii akan mengelola dan mengurus spam hasil IbM dari
• Diameter pipa output : 3/4 inchi Universitas NTB, 2) Pelatihan dan pembuatan pompa
• Tinggi hasil pompa : 82 meter hidram bagi masyarakat agar masyarakat memiliki
• Jumlah klep : 2 buah keterampilan dan soft skill untuk menyelesaikan

35
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

Gambar 2. Workshop IbM Desa Menemeng

masalah air minum dikemudian hari dan ditempat yang dari masyarakat sendiri berdasarkan musyawarah
lain 3) Penyuluhan konservasi lingkungan hidup. untuk mufakat yang akan mengurus dan menjamin
Pelestarian lingkungan hidup perlu dilakukan keberlanjutan SPAM hasil IbM.
dengan cara menyadarkan masyarakat akan pentingnya
menjaga kelestarian lingkungan hidup agar mata air Saran
yang ada sekarang tetap lestari. Saran untuk perbaikan kegiatan pengabdian ini
Pemateri workshop IbM desa menemeng sebanyak adalah: kegiatan yang dilakukan terbatas dananya
tiga orang: sehingga luaran yang dihasilkan baru sampai prototipe
1. Dr. Ir. Mashur, MS: Penguatan organisasi kema­ untuk masyarakat, pelestarian pohon dan lingkungan
syarakatan sebagai pengelola dan pengurus IbM sangat penting dilakukan utuk menjaga sumber air
yang sudah dibuat. tetap lestari, dan setiap kegiatan IbM agar dilanjutkan
2. Muliadi, ST., M.Eng dan Irwan Aditiajaya, SPd. dengan KKN PPM.
M.Eng: Pembuatan dan perbaikan pompa hidram,
perlunya pemakaian energi terbarukan. UCAPAN TERIMA KASIH
3. Mareta Karlin Bonita, S.Hut., MSc.: Konservasi
lingkungan hidup, menjaga lingkungan untuk Penulis mengucapkan terima kasih kepada
kelestarian sumber mata air DirjenDikti yang telah membiayai kegiatan IbM ini,
Hasil workshop IbM desa Menemeng: 1) Organisasi terimakasih juga kepada Kopertis VIII wilayah Bali,
pengurus SPAM akan dimusyawarohkan dengan tokoh NTB dan NTT, Rektor UNTB, LPPM beserta dosen
masyarakat siapakan yang akan jadi petugas dan akan anggota tim yang membantu dan semua pihak yang
segera diserahkan nama calon tersebut ke tim IbM membantu pelaksanaan kegiatan ini.
dan tim IbM akan menyiapkan struktur organisasi
dan AD/ART dalam waktu yang sesingkat-singkatnya DAFTAR PUSTAKA
singkat, 2) Peserta diberikan informasi mengenai
buku dan referensi tentang pompa hidram dan peserta Hanafi J., 1979, Teknologi Pompa Hidrolik Ram, ITB,
akan dibuatkan prototype pompa hidram yang besar Ghanesa, Bandung.
untuk menaikan air ke sawah dan untuk air minum, Sofyan A., 2009, Pedoman Teknis Pengembangan
3) Peserta siap menjaga lingkungan dengan cara tidak Irigasi Pompa Hidram, Direktorat Pengelolaan
menebang pohon dan menanam pohon lagi agar Air Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan Dan
sumber mata air tetap lestari. Air Departemen Pertanian, Jakarta.
Partisipasi peserta workshop sangat antusias karena Suarda M., 2008, Kajian Ekperimetal Pengaruh Tabung
masyarakat sangat ingin agar air dari mata air ini dapat Udara Pada Head Tekanan Pompa Hidram, Teknik
dimanfaatkan semuanya oleh masyarakat. Mesin Udayana, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
Cakram Vol. 2 No. 1 Juni 2008(10-14), Bukit
SIMPULAN DAN SARAN Jimbaran Bali.

Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan
pengabdian ini adalah: Air dari sumber air merocot
dapat dinaikan oleh pompa hidram dengan debit 4,3
liter/menit, organisasi kepengurusan sudah terbentuk

36
Udayana Mengabdi 14 (1): 37 - 41 ISSN : 1412-0925

PELATIHAN PENGENDALIAN PENYAKIT TUNGRO DAN BLAS


PADA TANAMAN PADI DI SUBAK BASANGKASA

I G.R.M.Temaja, M. Sudana, I P. Sudiarta, G.N.A. Susanta Wirya dan N.M. Puspawati


Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Telp.: 081317868606 E-mail: tderai@yahoo.com

ABSTRACT

Training on tungro and blast diseases was held at Subak Basangkasa, Kerobokan village, Badung regency on
April 27, 2014. The activities was conducted to educate farmers how to control tungro and blast diseases. The
methods used in this activity were lectures, demonstration and practice in the paddy field. The training was
attended by 30 participants from local farmer groups of Subak Basangkasa. Based on post test, more than 90% of
the farmers managed to answer the questions about tungro and blast diseases, including pathogens, symptoms of
diseases, factors affecting the growing of diseases as well as the control of diseases. The data indicated on the final
of training all participants completely understand about the topics. All participants participated enthusiastically
and hope they have the next intensive training again.

Key words :disease control, tungro disease, blast disease, trainin

PENDAHULUAN (Wirajaswadi, 2010). Anakan pada tanaman yang


terinfeksi jumlahnya mengalami penyusutan. Serangan
Subak Basangkasa ini berlokasi di dua wilayah penyakit tungro menyebabkan kehilangan hasil sebesar
pemerintahan desa yaitu Desa Kerobokan Kelod dan 12.078 ton/tahun dengan luas serangan mencapai
Kelurahan Kerobokan (yang sebelum pemekaran kedua 17.504 ha atau senilai Rp. 12-15 milyar (Soetarto et
wilayah ini tergabung dalam Kelurahan Kerobokan), al., 2001; Widarta, 2005). Demikian juga di Mindanao
Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Subak Philipina penyakit tungro menyebabkan kehilangan
ini merupakan subak tanah sawah dengan luas tanah hasil antara 30-100% dengan luas serangan mencapai
garapan 43 ha. Subak Basangkasa memiliki 113 10.000 ha (Nash & Cortez, 2011).
orang anggota, dan masing-masing anggota memiliki Penyakit blas yang disebabkan oleh cendawan
lahan pertanian rata-rata 0,38 ha. Subak Basangkasa Pyricularia oryzae membentuk bercak pada daun
terbagi atas empat Kelompok, yaitu Munduk Bantas, padi, buku batang, leher malai, cabang malai, bulir
Conto Bantas, Taulan dan Munduk Dukuh. Kelompok padi, dan tangkai bunga (Scardaci et al., 1997;
Munduk Bantas beranggotakan 49 orang petani, TeBeest et al., 2007; Semangun, 1993). Semula
dan memiliki tanah garapan seluas 15 ha. Anggota penyakit blas dikenal sebagai salah satu kendala
kelompok Conto Bantas 38 orang, dengan tanah utama tanaman padi gogo, tetapi sejak akhir tahun
garapan seluas 12 ha. Sedangkan kelompok Taulan dan 1980-an penyakit ini juga terdapat pada padi sawah
Munduk Dukuh masing-masing memiliki 8 ha tanah beririgasi. Penyakit blas mampu menurunkan hasil
garapan, dengan jumlah anggota masing-masing 25 yang sangat besar, menyebabkan kehilangan produksi
orang dan 17 orang. 50% di daerah endemik. Luas areal padi yang
Pola tanam yang diterapkan pada lahan sawah di mengalami serangan blas pada tahun 2007 mencapai
Subak Basangkasa adalah menanam padi tiga kali 1.285 ha dan diramalkan terus meningkat (Utami et
setahun, yaitu bulan Januari-April, Mei-Agustus dan al., 2010). Penyakit blas menyerang areal persawahan
September-Maret. Kendala utama yang dihadapi seluas 2.208 ha pada tahun 2011, dan meningkat di
petani dalam budidaya padi adalah serangan penyakit. tahun 2012 menjadi 3.649 ha dengan kehilangan
Patogen yang umumnya menyerang pertanaman padi hasil 50-90% pada jenis yang peka (Nugroho et al.,
di Subak Basangkasa adalah tungro dan blas (terutama 2013). Pada lingkungan yang kondusif, blas daun
musim hujan). dapat menyebabkan kematian keseluruhan tanaman
Tanaman padi yang terserang tungro menunjukkan varietas rentan yang masih muda sampai stadia
gejala kerdil dan perubahan warna daun menjadi anakan (Scardaci et al., 1997; Groth, 2012).
kekuningan, jingga kekuningan (Hibino, 1996) Beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan
dimulai dari ujung daun meluas ke pangkal batang berkaitan dengan analisis situasi di atas yaitu: apakah

37
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

Gambar 1. Pelatihan pengenalan gejala dan identifikasi penyakit padi di Subak Basangkasa

petani padi di Subak Basangkasa sudah mengetahui pelatihan ini dosen dari Konsentrasi Hama dan
gejala infeksi tungro dan blas pada tanaman padi; Penyakit Tumbuhan, Program Studi Agroekoteknologi,
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Fakultas Pertanian Universitas Udayana yaitu Prof.
penyakit; dan cara pengendalian kedua penyakit Dr.Ir. I Gede Rai Maya Temaja, MP. (ahli virologi
tersebut. tumbuhan); Prof. Dr. Ir. Made Sudana, MS.,
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan penge­ Dr.G.N.Alit Susanta Wirya, SP., M.Agr. dan Ir. Ni
tahuan dan keterampilan kepada para petani di Made Puspawati, MS. (ahli penyakit tumbuhan), dan
Subak Basangkasa tentang penyebab penyakit I Putu Sudiarta, SP., M.Si., Ph.D. (ahli serangga).
tungro dan blas, gejala serangannya, faktor-faktor Pelatihan tersebut diikuti oleh 30 orang petani dari
yang mempengaruhi perkembangan penyakit dan kelompok tani Subak Basangkasa. Kegiatan ini diawali
pengendaliannya. dengan ceramah tentang penyakit tungro dan blas yang
meliputi penyebab penyakit, gejala serangan, faktor-
METODE PEMECAHAN MASALAH faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit
dan pengendaliannya.
Pendekatan pemecahan masalah pada pelatihan ini Penyakit tungro disebabkan oleh dua jenis virus
adalah melalui ceramah, diskusi dan praktek lapangan. yaitu rice tungro bacilliform virus (RTBV) dan rice
Ceramah dengan menunjukkan bahan peraga; foto-foto tungro spherical virus (RTSV). Tanaman-tanaman
atau gambar-gambar dan spesimen tanaman terinfeksi yang hanya diserang oleh RTBV menunjukkan gejala
tungro dan blas; dan memberikan paper materi yang yang lebih ringan jika dibandingkan dengan yang
disampaikan. Diskusi tentang penyakit tungro dan diserang oleh keduanya, RTBV dan RTSV. Sedangkan
blas meliputi gejala serangan, penyebab penyakit, tanaman yang hanya diserang oleh RTSV hanya
faktor-faktor yang mempengaruhi serangan penyakit menunjukkan gejala yang ringan saja atau tidak
dan cara pengendaliannya. Praktek lapangan meliputi menunjukkan gejala sama sekali (symtompless)
pengenalan gejala serangan penyakit dan faktor-faktor (Azzam & Chancelor, 2002). Virus tungro ditularkan
yang mempengaruhi serangan penyakit. Keberhasilan oleh wereng hijau (Nephotettix virescens Distant).
kegiatan ini dievaluasi dengan memberikan pretest Padi yang terinfeksi tungro terhambat
dan post test, dengan pemberian daftar pertanyaan pertumbuhannya dan warna daunnya berubah, yang
pada awal (pretest) dan akhir (post test) pelatihan. bervariasi dari kuning sampai jingga kekuningan
Tolok ukur pelatihan ini adalah persentase daya serap (Hibino, 1996). Perubahan warna mulai dari ujung
petani peserta terhadap materi yang telah diberikan; daun, yang meluas ke pangkal daun. Daun muda
dan peningkatan kemampuan dan keterampilan petani nampak belang, sedangkan daun tua mempunyai
setelah mendapatkan pelatihan. bercak-bercak coklat karat dengan bermacam-macam
ukuran. Terjadi hambatan pertumbuhan tergantung
HASIL DAN PEMBAHASAN dari ketahanan tanaman. Tanaman sakit cenderung
mempunyai anakan lebih sedikit (Gambar 2). Penyakit
Pelatihan dilakukan hari Minggu tanggal 27 April pada tanaman yang masih muda dapat hilang karena
2014 bertempat di tempat pertemuan anggota Subak bertambahnya umur. Tanaman sakit terlambat
Basangkasa, desa Kerobokan, kecamatan Kuta Utara, membentuk bunga. Malai kecil dan tidak sama sekali
kabupaten Badung (Gambar 1). Narasumber pada keluar dari upih daun, kebanyakan bijinya hampa atau

38
Pelatihan Pengendalian Penyakit Tungro dan Blas Pada Tanaman Padi di Subak Basangkasa [I G.R.M.Temaja, dkk.]

Gambar 2. Gejala Penyakit Tungro. Pertumbuhan tanaman terhambat (A) dan warna daunnya berubah,yang bervariasi dari kuning sampai
jingga kekuningan (B, C)

terisi sebagian, dan sering ada bercak-bercak coklat karena hampir semua biji pada malai itu hampa.
tua. Tanaman kurang membentuk akar (Semangun, Tangkai malai yang busuk mudah patah. Pada biji yang
1993). terserang terdapat bercak-bercak kecil yang bulat.
Berat ringannya penyakit tungro dipengaruhi Beratnya serangan P. oryzae dipengaruhi oleh faktor
oleh populasi vektor serangga, adanya sumber virus, lingkungan antara lain: suhu, kelembaban, angin
dan kerentanan dan umur tanaman padi. Gulma dan air irigasi. P. oryzae berkembang optimal pada
sebagai inang vektor dan inang virus serta iklim kisaran suhu antara 24-28oC dan kelembaban udara
juga mempengaruhi penyakit tungro. Tanaman padi mencapai 90% (IRRI, 2010). Penyebaran spora dibantu
mempunyai bermacam-macam tingkat ketahanan. oleh angin, dan masih dapat menginfeksi tanaman
Ketahanan terhadap vektor dan terhadap virus sejauh 2 km dari sumber inokulum awal (Hidayat,
ditentukan oleh gen-gen yang bebas. Padi yang tahan 2012). Penyakit juga dibantu oleh kekurangan air,
terhadap vektor mungkin tidak tahan terhadap virus pada umumnya padi pada tanah kering (padi gogo)
tungro, dan sebaliknya. Disamping ketahanan terhadap mendapat serangan yang lebih berat daripada
vektor, suatu jenis padi dapat tahan terhadap infeksi padi sawah. Diduga faktor tersebut menyebabkan
virus tungro, tetapi dapat juga bersifat toleran, yang berkurangnya kadar silisium, sehingga akan menambah
berarti bahwa tanaman dapat terinfeksi dan virus kerentanan tanaman (Semangun, 1993). P. oryzae
berkembang, tetapi tanaman tidak menunjukkan gejala dapat memafaatkan jenis rumput Digitaria cilaris,
penyakit. Echinochloa colona dan Zea mays sebagai inang
Mengendalikan penyakit tungro dapat dilakukan alternatif (Tandiabang & Pakki, 2007).
tindakan agronomi, penggunaan varietas tahan, Mengatasi masalah penyakit blas dapat dilakukan
tanam serempak, pengaturan waktu tanam, pergiliran dengan: pemupukan yang seimbang (untuk daerah
varietas, penggunaan agens hayati dan penggunaan serangan endemis dianjurkan agar jangan memakai
pestisida (Azzam & Chancelor, 2002; Choi et al., 2009). dosis nitrogen yang lebih tinggi dari 90 kg/ha);
Penyakit blas disebabkan oleh jamur Pyricularia mengusahakan agar pesemaian dan pertanaman
oryzae. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada
pertanaman petani yang lebih rapat. Gejala penyakit
timbul pada daun, batang, bunga, malai dan biji.
Gejala pada daun, sering disebut sebagai blas daun
(leaf blast), berbentuk bercak-bercak jorong dengan
ujung-ujung runcing (seperti belah ketupat) (Gambar
3). Pusat bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan
dan biasanya mempunyai tepi coklat atau coklat
kemerahan (Groth, 2012; Semangun, 1993). Bentuk
dan warna bercak bervariasi tergantung dari keadaan
lingkungan, umur bercak dan ketahanan varietas
padi. Pada daun tua bercak agak kecil dan lebih bulat.
Gejala blas yang khas adalah menjadi busuknya ujung
Gambar 3. Gejala penyakit blas (tanda panah) pada daun padi.
tangkai malai, yang dikenal dengan busuk leher (neck Bercak-bercak jorong dengan ujung runcing (seperti
rot). Serangan ini dapat menimbulkan kerugian besar, belah ketupat).

39
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

padi memperoleh air yang cukup; Penanaman jenis yang mengetahui ada cara lain dalam pengendalian
padi tahan; tidak memakai benih dari tempat-tempat penyakit selain mengaplikasikan pestisida. Oleh sebab
terjangkit penyakit; mengobati benih dengan seed itu petani diberi pemahaman dampak negatif aplikasi
dressing, terutama untuk benih yang berasal dari pestisida seperti resistensi, resurjensi, munculnya
tempat-tempat terjangkit, dengan benomil dan tiram; hama dan penyakit sekunder, terbunuhnya musuh
membakar jerami dari pertanaman yang sakit untuk alami dan pencemaran lingkungan. Sehingga dalam
mengurangi sumber infeksi, atau memendam jerami mengendalikan hama dan penyakit tanaman aplikasi
yang sakit menjadi kompos; dan jika dianggap perlu pestisida merupakan pilihan terakhir. Pada akhir
pertanaman dapat disemprot dengan fungisida benomil pelatihan para peserta dapat mengerti dan memahami
dan tiram. materi yang telah diberikan, terbukti dari jawaban
Setelah ceramah dan diskusi, dilanjutkan praktek post test yaitu lebih dari 90% petani bisa menjawab
lapangan dengan mengajak petani ke pertanaman pertanyaan tentang penyakit tungro dan blas yang
padi milik petani dan demplot yang menerapkan meliputi penyebab penyakit, gejala serangan, faktor-
sistem tanam jajar legowo. Setiap petani diberikan faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit
tugas untuk mencari tanaman padi yang terserang dan pengendaliannya.
penyakit tungro dan blas, kemudian ditunjukkan pada
narasumber. Pengenalan gejala penyakit tungro dan Tabel 1. Hasil pretest dan post test
blas ini berlangsung sampai masing-masing petani Jawaban (%)
memahami gejala khas kedua penyakit tersebut. No. Pertanyaan Pretest Post test
Petani juga diajak memperhatikan kelembaban Ya Tidak Ya Tidak
disekitar tanaman padi yang terserang penyakit 1. Apakah mengetahui perbedaan gejala 26,7 73,3 100,0 0
blas. Ternyata kelembaban di sekitar tanaman serangan hama dan penyakit tanaman
terserang blas yaitu di lahan milik petani lebih tinggi 2. Apakah mengetahui tanaman padi 40,0 60,0 100,0 0
terserang penyakit
daripada kelembaban di pertanaman demplot dengan
3. Apakah mengetahui jenis penyakit pada 3,3 96,7 100,0 0
sistem jajar legowo. Kelembaban sangat membantu tanaman padi
perkembangan cendawan P. oryzae, penyebab penyakit 4. Apakah mengetahui gejala penyakit 10,0 90,0 100,0 0
blas. Petani dianjurkan untuk menerapkan sistem tungro
tanam jajar legowo, karena sistem tanam ini terbukti 5. Apakah mengetahui gejala penyakit blas 0 100,0 100,0 0
memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan 6. Apakah mengetahui faktor-faktor yang 0 100,0 90,0 10,0
sistem tanam tegel yang selama ini diterapkan petani. mempengaruhi perkembangan penyakit
Keunggulan sistem tanam jajar legowo di samping virus
7. Apakah mengetahui faktor-faktor yang 0 100,0 100,0 0
menekan serangan penyakit karena lahannya relatif
mempengaruhi perkembangan penyakit
terbuka, sehingga kelembaban akan semakin berkurang jamur
dan mengurangi kemungkinan serangan hama, 8. Apakah mengetahui cara pengendalian 10,0 90,0 93,3 6,7
terutama tikus; juga mengoptimalkan pemanfaatan penyakit tungro
energi matahari bagi tanaman, proses fotosintesis 9. Apakah mengetahui cara pengendalian 0 100,0 100,0 0
akan semakin tinggi sehingga akan mendapatkan bobot penyakit blas
buah yang lebih berat; memudahkan pelaksanaan 10. Apakah mengetahui cara pengendalian 3,3 96,7 100,0 0
penyakit padi selain menggunakan
pemupukan dan pengendalian hama/penyakit; dan pestisida
menambah populasi tanaman. 11. Apakah mengetahui bahwa tungro 0 100,0 100,0 0
Pada awal pelatihan sebagian besar petani (73,3%) dapat ditularkan dari pembibitan
peserta pelatihan tidak mengetahui perbedaan hama 12. Apakah mengetahui bahwa tungro 6,7 93,3 100,0 0
atau penyakit (Tabel 1). Perlu diberikan penjelasan ditularkan oleh wereng
kepada petani tentang perbedaan hama dan penyakit, 13. Apakah mengetahui bahwa blas 0 100,0 100,0 0
agar dalam pengendaliannya tidak salah sasaran, dipengaruhi oleh kelembaban
terutama dalam aplikasi pestisida. Fungisida dan
bakterisida masing-masing untuk mengendalikan SIMPULAN DAN SARAN
penyakit yang disebabkan oleh jamur dan bakteri,
sedangkan insektisida untuk mengendalikan Simpulan
serangga hama. Dalam aplikasi pestisida petani Pemahaman dan keterampilan petani dalam
sering mencampurkan pestisida tanpa memahami identifikasi penyakit utama pada tanaman padi
akibatnya, apakah masing-masing pestisida tersebut meningkat setelah dilakukan pelatihan pengenalan
bersifat sinergis atau malah sebaliknya. Pengetahuan gejala dan identifikasi penyakit padi. Para peserta
petani juga sangat rendah dalam pengendalian pelatihan memberikan respon positif terhadap
penyakit selain pestisida. Hanya seorang petani (3,3%) pelatihan ini.

40
Pelatihan Pengendalian Penyakit Tungro dan Blas Pada Tanaman Padi di Subak Basangkasa [I G.R.M.Temaja, dkk.]

Saran Transkripsi dan Gene Silencing. Lembaga Ilmu


Petani yang tergabung dalam Subak Basangkasa, Pengetahuan Indonesia. Bogor Indonesia.
Desa Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, perlu aktif Scardaci, S.C., R.K. Webster, C.A. Greer, J.E. Hill,
melakukan pengamatan terhadap gejala serangan hama J.F. Williams, R.G. Mutters, D.M. Brandon, K.S.
dan penyakit, khususnya tungro dan blas, sehingga McKenzie, and J.J. Oster. 1997. Rice Blast : A
pengendalian dan pengobatan dapat dilakukan lebih New Disease in California. Agronomy Fact Sheet
awal. Series 1997-2. Davis: Department of Agronomy
and Range Science, University of California. 1:2-5.
UCAPAN TERIMA KASIH Semangun, H. 1993. Penyakit-penyakit Tanaman
Pangan di Indonesia. Gadjah Mada University
Penulis menyampaikan terimakasih kepada DP2M Press.
Dirjen Dikti atas dukungan dana yang telah diberikan Soetarto, A., Jasis, S.W.G. Subroto, M.Siswanto,
melalui pengabdian program Ipteks bagi Masyarakat dan E. Sudiyanto. 2001. Sistem Peramalan dan
(IbM) tahun anggaran 2014, juga kepada Lembaga Pengedalian Organisme Pengganggu Tanaman
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (OPT) Mendukung Sistem Produksi Padi
Universitas Udayana yang telah memediasi sehingga Berkelanjutan. Dalam I. Las, Suparyono, A.A.
pengabdian ini dapat dilaksanakan dengan baik. Daradjat, H.Pane, U.S. Nugraha, H.M. Toha, A.
Tyasdjaya, dan O.S. Lesmana (Ed.). Prosiding
DAFTAR PUSTAKA Lokakarya Padi: Implementasi Kebijakan Strategis
untuk Meningkatkan Produksi Padi Berwawasan
Azzam, O.J. and T. Chancelor. 2002. The Biology , Agrbisnis dan Lingkungan. Pusat Penelitian dan
Epidemiology and Management of Rice Tungro Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Diseases in Asia. Plant Diseases: An International Tandiabang, J. dan Pakki, S. 2007. Penyakit Blas
Journal of Applied Plant Pathology 86(2):88-100. (Pyricularia oryzae) dan Strategi Pengendaliannya
Choi I.R., P.Q. Cabauatan and R.C. Cabunagan. 2009. pada Tanaman Padi. Prosiding Seminar Ilmiah PEI
Rice Tungro Diseases. Bulletin Rice Sciences dan PFI XVIII. Komda Sul-sel.
for a Better World. International Rice Research TeBeest, D.O., C. Guerber and M. Ditmore. 2007. Rice
Institute. Philipine. Blast. The Plant Health Instructor. DOI: 10.1094/
Groth, D. 2012. Rice Disease Identification. LCU Age PHI-I-2007-0313-07 APSnet. Diunduh dari http://
Center. Rice Research Station. Department of Plant www.apsnet. org/edcenter/ intropp/lesson/fungi/
Pathology and Crop Physiology. Baton Laugi. LA. ascomycetes/pages/RiceBlast.aspx tanggal 18
Hibino H., 1996. Biology and epidemiology of rice januari 2012.
viruses. An annual review of Phytopathology 34: Utami, D., , A.D. Ambarwati, A. Apriana, A. Sisharmini I.
249-274. Hanurida, dan S. Moeljopawiro. 2010. Keragaman
Hidayat, I. 2012. Penyakit Blas (Pyricularia oryzae Sifat Tahan Penyakit Blas dan Agronomi Populasi
Cav.) pada Tanaman Padi dan Pengandaliannya. Silang Balik dan Haploid Ganda Turunan IR64 dan
BPTP. Kepulauan Bangka Belitung. Oryza rufipogon. Buletin Plasma Nutfah 16(2).
IRRI. 2010. Rice Blast. Rice Science for a Better World. Widartha, I.N. 2005. Wereng Hijau (Nephotettix
Diunduh dari http://www. knoledgebank.irri.org/ virescens Distanst): Dinamika Populasi dan
tanggal 11 Nopember 2013. Strategi Pengendaliannya sebagai Vektor Penyakit
Nash, M. and C.R. Cortez. 2011. How to Overcome Tungro. Jurnal Litbang Pertanian 24(3):85-92.
Rice Tungro Virus. Manila Bulletin Agriculture Wirajaswadi L., 2010. Penyakit tungro dan pengen-
Magazine (July Issue):1-4. daliannya pada tanaman padi. Balai Penelitian
Nugroho, S., A. Estiati, D. Astuti, B. Rina, H. Lestari, and Tanaman Pangan (BPTP) Nusa Tenggara Barat
A. Situmorang. 2013. Perakitan Padi Transgenik (NTB). Diunduh dari http://ntb.litbang.deptan.
Lokal terhadap Penyakit Tungro dan Blas go.id/ tanggal 30 Oktober 2012.
Menggunakan Pendekatan Over Ekspresi Faktor

41
Udayana Mengabdi
dayana M engabdiV14 (1): 42
olume - omor
14 N 45 1 Tahun 2015 ISSN : 1412-0925

PELATIHAN MENGKEMAS PAKET AGROWISATA BAGI ANGGOTA KELOMPOK TANI


DI DESA KERTA, KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR

I P. Sudana, N. P. Eka Mahadewi


Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana
Email: sudanaputu@yahoo.com

ABSTRACT

The development of agro-tourism potential in the village of Kerta are appropriately done by introducing them
to travelers. This was done in order that farming communities receive economic benefits, such as the availability
of additional jobs and to increase sales of agricultural products, especially in the form of citrus and floral crops.
Efforts that can be taken is a manufacture of innovative agro-tourism packages in order to attract the number of
tourists visiting the village of Kerta and improving the quality of human resources. In order to develop further
Kerta village, devoteed Team has successfully trained farmer groups in making tour package entitled ”Bali Organic
Farming Activities” meaning that tourist activity to recognize various types of plants. Apart from this, the farmers
obtained benefits and watch the activity of farmers and directly involved in managing land in plantation farmer
groups Sekar Bumi and farmer groups Teak Bloom. The agro-tourism activities that take tourists to cultivate and
reap immediate agricultural products to be processed into the local cuisine of Bali (Balinese Cooking Experience).
The second package is already manifested in the form of brochures.

Keywords: agro-tourism, tour package and Bali Organic Farming Activities

PENDAHULUAN Tani ”Mekar jati” yang berpeluang untuk mengelola


dan mengembangkan kegiatan paket wisata agro.
Desa Kerta merupakan salah satu desa yang terletak Kelompok tani ini berpeluang untuk bersinergi dalam
di Kabupaten Gianyar, lokasinya berada pada dataran pengelolaannya, mengingat produksi pertanian yang
tinggi sehingga udaranya segar dan bersih dengan dihasilkan saling melengkapi untuk dikemas menjadi
suhu yang sejuk. Desa Kerta juga merupakan desa paket agrowisata yang utuh yang dapat ditawarkan
yang subur dengan sumber air yang mencukupi. kepada wisatawan. Kelompok tani Sekar Bumi lebih
Disamping itu panoramanya dengan view lembah menonjolkan produksi ragam hayati bunga sedangkan
sungai Ayung dapat menyediakan berbagai something kelompok tani mekar Jati lebih menojolkan hasil
to see kepada wisatawan. Selain untuk pertanian, perkebunan seperti jeruk, kakao, vanili, cengkeh, kopi,
kawasan Desa Kerta juga cocok untuk tempat tanaman padi serta keindahan alamnya yang cocok
peristirahatan atau tujuan wisata. Kondisi fisik dasar untuk kegiatan wisata tracking.
seperti ini sangat mendukung dan memudahkan untuk Kelompok Tani Sekar Bumi dan Mekar Jati di
mengemas kegiatan pertanian menjadi agrowisata. Desa Kerta memiliki luas lahan garapan sebanyak
Kawasan desa yang secara umum terdiri dari areal 18 hektar sangat berpotensi untuk dikembangkan
pertanian menyebabkan hampir semua sub sektor sebagai daya tarik agrowisata. Selama ini kedua
pertanian dapat berkembang dengan baik yaitu sub kelompok tani tersebut menjual produk hasil
sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura, dan pertanian dan perkebunannya lebih mengutamakan
perkebunan. Untuk sektor pertanian, Desa Kerta cara konvensional, walaupun selama ini di kelompok
memiliki potensi dengan spektrum yang cukup luas. Tani Sekar Bumi sudah mulai memasarkan produksi
Berdasarkan hal tersebut, desa ini memiliki berbagai bunganya menjadi kemasan rangkaian bunga namun
komoditas atau produk unggulan pertanian yang sangat masih jumlah yang terbatas. Kedepan disamping
mendukung berkembangnya agrowisata, sehingga menjual produk pertanian khususnya produksi bunga
dengan adanya berbagai komoditas unggulan pertanian potong dan hasil perkebunan, dipandang perlu untuk
ini dapat dipersiapkan berbagai aktivitas something to memasarkan secara langsung kepada wisatawan berupa
see, something to do, something to buy dan something aktivitas pengolahan, perawatan dan pemanenan
to learn bagi wisatawan. produk pertanian dan perkebunan yang dimiliki oleh
Di Desa Kerta sudah terbentuk kelompok Tani Agro ke dua kelompok Tani Agro yang ada di Desa Kerta,
yaitu kelompok tani “Sekar Bumi” dan Kelompok Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Dalam

42
Pelatihan Mengkemas Paket Agrowisata Bagi Anggota Kelompok Tani di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar [I P. Sudana dan N. P. Eka Mahadewi]

bisnis pariwisata, kegiatan ini dikenal dengan istilah paket agrowisata “Organic Balinase flower farming,
paket agrowisata. Namun sampai saat ini kegiatan mandarin agrotourism, sesuai dengan potensi yang
agrowisata belum berjalan secara optimal di Desa ada di Desa Kerta secara umum, serta dimiliki oleh
Kerta, mengingat masih lemahnya sumber daya kelompok tani Sekar Bumi dan Kolompok Tani Mekar
manusia yang berkaitan dengan jiwa kewirausahaan, Jati di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten
pemahaman terhadap konsep agrowisata, serta Gianyar.
kemampuan SDM dalam mengkemas paket wisata
agro. Singkatnya kelompok agrowisata di Desa Kerta HASIL DAN PEMBAHASAN
menghadapi masalah terkait dengan produksi, yakni
produk agrowisata yang dijual selama ini, belum Membuat Kemasan Paket Wisata Berbasiskan
dikemas secara menarik berupa paket wisata dalam Agro di Desa Kerta
bentuk brosur, sehingga calon pembeli (wisatawan) Kemasan paket wisata ini terwujud setelah
sulit mengetahui segenap potensi yang dimiliki Desa sebelumnya dilakukan beberapa kegiatan yang
Kerta sebagai Daerah tujuan Wisata agro. melibatkan anggota kelompok tani dan generasi
Berdasarkan pendahuluan tersebut di atas maka muda untuk bersama-sama belajar dalam bidang
muncul suatu permasalahan yakni : Bagaimana yang berkaitan dengan : 1) cara membuat acara wisata
cara meningkatkan pemahaman dan keterampilan (itinerary), 2) cara menentukan biaya dan harga
kelompok Tani Agrowisata (Kelompok Tani Sekar Bumi wisata. Sebelum kegiatan ini dilakukan, tim pengabdi
dan Kelompok Tani Mekar jati) dalam mengemas paket bersama mitra telah dilakukan identifikasi potensi
agrowisata yang menarik dan siap dipasarkan kepada daya tarik wisata dengan melakukan observasi di
wisatawan ? Kegiatan ini diharapkan bermanfaat bagi Desa Kerta dan sekitarnya untuk menginventarisasi
anggota Kelompok Tani Agrowisata de Desa Kerta, atraksi wisata yang memungkinkan untuk dilewati oleh
agar mampu memahami prinsip-prinsip menyusun wisatawan dan untuk menentukan stop over untuk
itinerary agrowisata, penentuan komponen biaya dan bahan some thing to do dan some thing to learn bagi
harga, serta mampu menyusunnya menjadi sebuah wisatawan. Tim Ibm juga telah mengidentifikasi aneka
kemasan paket agrowisata yang menarik dalam bentuk jenis tanaman bunga dan memberikan label nama
sebuah brosur. latin sekitar seratus jenis tanaman bunga di lahan
“Kelompok Tani Agrowisata Sekar Bumi Farm” yang
METODE PEMECAHAN MASALAH akan dilalui oleh wisatawan. Kegiatan ini dilakukan
selama lima hari untuk membuat dua jenis kemasan
Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini paket wisata agro yaitu kemasan paket wisata “Balinase
aktivitas yang dilaksanakan untuk memecahkan Cooking and Tracking Activities” dan kemasan
permasalahan adalah dengan cara: 1) Memberikan paket wisata “Organic Balinase flower farming and
pendidikan/pemahaman tentang konsep agrowisata, mandarin agrotourism”.
2) Memberikan pendidikan tentang prinsip-
prinsip menyusun itinerary agrowisata, penentuan Pelatihan membuat acara wisata berbasiskan
komponen biaya, cara menentukan harga paket wisata agro
agrowisata 3) Memberikan pendidikan dan pelatihan Pelatihan membuat acara wisata (itinerary)
tentang mengkemas suatu acara wisata menjadi berbasiskan agro bagi anggota kelompok tani di
paket agrowisata yang menarik dalam sebuah brosur. Desa Kerta diikuti oleh 20 orang peserta, pelatihan
Khalayak sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan praktis ini dilakukan dengan menerapkan beberapa
ini adalah 30 orang peserta dari Kelompok agrowisata teori prinsip-prinsip dasar dalam membuat acara
yang ada di Desa Kerta yang bernama kolompok Tani wisata yang diterapkan secara langsung di lapangan
Sekar Bumi dan Kelompok Tani Mekar jati dimana tiap yakni dikaitkan dengan segala potensi wisata agro
kelompok diwakili oleh 15 orang peserta. yang dimiliki oleh Desa Kerta. Adapun prinsip-
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan prinsip dasar yang diterapkan dalam membuat acara
pendidikan dan pelatihan yang meliputi pemberian wisata di Desa Kerta menyangkut : a) Rute perjalanan
ceramah, diskusi, dan simulasi (praktek langsung) sebaiknya berbentuk putaran atau circle route, kecuali
tentang cara mengkemas suatu acara wisata menjadi kondisi tidak memungkinkan. b) Variasi objek disusun
paket agrowisata yang menarik dalam sebuah brosur. sedemikian rupa sehingga mencerminkan variasi
Dalam kegiatan ini akan difokuskan membuat paket sehingga tidak monoton. c) Menyangkut pemililihan
agrowisata yang melibatkan wisatawan secara aktif objek-objek mana yang didahulukan atau diletakkan di
dalam aktivitas pertanian misalnya: paket agrowisata bagian akhir, didasarkan pada : kondisi dan kebutuhan
petik langsung dan mengolah makanan Bali (Balinese wisatawan, misalnya yang erat kaitannya dengan waktu
Cooking Experience) dan membuat kemasan aktivitas -waktu yang telah ditentukan (catching time) d)Tingkat

43
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

Gambar 1. Pelatihan mengkemas paket agrowisata bagi kelompok tani di Desa Kerta

kebosanan dan daya fisik wisatawan, karena pada Adapun Acara Wisata dan Kemasan Paket Wisata Agro
dasarnya komponen yang menarik belum tentu dapat dalam bentuk uraian dan grafik yang berhasil dikemas
dimasukkan ke dalam program,ini terkait dengan unsur bersama kelompok Tani Agrowisata di Desa Kerta
rasa bosan dan kekuatan fisik wisatawan, misalnya adalah sebagai berikut :
untuk mencapai objek wisata air terjun yang menurun a. Paket Balinase Cooking and Tracking Activities, tour
dan terjal tidak cocok untuk wisatawan usia lanjut. ini mengajak wisatawan untuk belajar membuat
Suasana saat pelatihan disajikan pada Gambar1. masakan Bali seperti membuat sayur urab, sate
lilit, membuat tum serta meracik bumbu Bali. Yang
Pelatihan cara menentukan biaya dan harga menarik dari paket ini adalah sebelum aktivitas
Paket Wisata Agro di Desa Kerta memasak dimulai, wisatawan diperkenalkan jenis
Pelatihan cara menentukan biaya dan harga wisata tanaman yang akan dipergunakan sebagai bahan
dilakukan agar peserta dilatih lebih cermat dalam masakan di sekitar Desa Kerta, bahkan wisatawan
menentukan biaya dari setiap komponen paket wisata dipersilakan memetik sendiri bahan-bahan tersebut
yang akan ditawarkan kepada wisatawan. Untuk melalui aktivitas short tracking. Aktivitas paket tour
menghindari kesalahan penentuan biaya komponen ini dipusatkan di Sekar Bumi Farm.
paket wisata, peserta diperkenalkan istilah fix cost b. Paket Organic Balinase flower farming and
yaitu komponen biaya yang dibayar oleh kelompok mandarin agrotourism and tour, paket tour ini
atau group wisatawan misalnya : biaya kendaraan, bertujuan untuk memperkenalkan aneka jenis
guide fee, biaya guide lokal, donation dan istilah ragam hayati tanaman bunga yang ada di sekar
variable cost yaitu biaya yang ditanggung oleh bumi farm, sebelum diajak berkeliling di sekitar
setiap peserta, misalnya : makan siang, snack dan perkebunan bunga wisatawan terlebih dulu
caffe break, entrence fee di objek wisata Kintamani, disajikan welcome drink dan snack khas Desa
tiket masuk pada atraksi petik jeruk. Setelah semua Kerta, setelah itu wisatawan bisa melanjutkan
komponen biaya wisata tersusun, kemudian peserta perjalanannya menuju objek wisata Kintamani, yang
dilatih menentukan harga paket wisata dengan sebelumnya diajak untuk menikmati keindahan
menambahkan surcharge atau keuntungan berupa perkebunan dan petik buah jeruk di Dusun
prosentase tertentu dari total biaya yang dibutuhkan Marga Tengah, setelah makan siang di Kintamani
wisatawan perorang. Kemudian peserta juga dilatih wisatawan diajak kembali ke hotel menuju arah
untuk menentukan seling price / harga jual kepada selatan melewati pemandangan sawah ceking di
pihak ketiga yang memungkinkan sebagai perantara tegalalang.
dalam penjualan paket wisata agro yang telah dibuat Acara wisata di atas kemudian disajikan dalam
dengan menambahkan harga paket wisata tadi dengan bentuk brosur yang menarik yang merupakan satu
prosentase tertentu ( berkisar 20%-30%) sebagai kesatuan paket dalam bentuk brosur (Gambar 2.)
imbalan jasa bagi pihak perantara.
Setelah peserta paham dengan semua komponen SIMPULAN DAN SARAN
biaya wisata, menentukan profit, menentukan harga
dan harga jual kepada pihak perantara, kemudian Simpulan
peserta diajak bersama-sama untuk merancang paket Potensi agrowisata yang ada di Desa Kerta sudah
wisata dengan harga yang sudah disepakati dengan selayaknya untuk dikembangkan dan diperkenalkan
bentuk kemasan paket wisata dalam bentuk bosur. kepada wisatawan agar masyarakat petani menerima

44
Pelatihan Mengkemas Paket Agrowisata Bagi Anggota Kelompok Tani di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar [I P. Sudana dan N. P. Eka Mahadewi]

Gambar 2. Brosur hasil pelatihan mengkemas paket wisata agro di Desa Kerta

manfaat secara ekonomi, berupa tersedianya tambahan UCAPAN TERIMAKASIH


lapangan pekerjaan dan dapat meningkatkan penjualan
hasil pertaniannya khususnya berupa jeruk dan hasil Kami mengucapkan terima kasih kepada Rektor
tanaman bunga. Usaha yang bisa ditempuh adalah dan Ketua LPPM Universitas Udayana, atas dana
berupa pembuatan paket-paket agrowisata inovatif yang diberikan sehingga kegiatan pengabdian kepada
agar menarik jumlah kunjungan wisatawan berkunjung masyarakat ini dapat terlaksana dengan lancer. Ucapan
ke Desa Kerta dan peningkatan kualitas sumber daya yang sama kami sampaikan kepada Dekan Fakultas
manusia pendukungnya. Pariwisata, Ketua Kelompok Tani Sekar Bumi Farm
Untuk mengembangkan Desa Kerta lebih lanjut, Desa Kerta, Bapak Kepala Desa Kerta atas ijin dan
Tim pengabdi dan mitra kelompok tani di Desa Kerta bantuannya selama kegiatan pengabdian
telah berhasil membuat kemasan paket wisata berjudul
“Organic Bali Farming Activities” yaitu kegiatan DAFTAR PUSTAKA
wisatawan untuk mengenal aneka jenis tanaman,
manfaatnya serta menyaksikan aktivitas petani dan Anonim, 2011. Masterplan Agrowisata Gianyar Utara:
terlibat langsung dalam mengolah lahan di perkebunan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan,
milik kelompok tani Sekar Bumi dan kelompok tani Kabupaten Gianyar.
Jati Mekar, dan aktivitas agrowisata yang mengajak Desky M.A, 2001. Pengantar Bisnis Biro Perjalanan
wisatawan mengolah dan memetik langsung hasil- Wisata, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
hasil pertanian untuk diolah menjadi masakan lokal Marcini Marc, 1996. Conducting Tours, Delmar
Bali (Balinese Cooking Experience) yang kedua paket Publishers an International Thomson Publishing
tersebut sudah diwujudkan dalam bentuk Brosur. Company.
Kesrul M, 2003. Penyelenggaraan Operasi Perjalanan
Saran Wisata, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Masyarakat Desa kerta disarankan agar tidak selalu Indonesia.
keluar untuk mencari pekerjaan, melainkan mampu Muhajir, 2005. Menjadi Pemandu Wisata Pemula,
mengembangkan desanya sesuai dengan potensi yang Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
dimiliki dengan meningkatkan kemampuan diri dan Suyitno, 2001. Perencanaan Wisata, Yogyakarta:
mengembangkan jiwa kewirausahaan. Kanisius.
Yoety, Oka A, 2001. Tour And Travel Management,
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

45
Udayana Mengabdi
dayana M engabdiV14 (1): 46
olume - omor
14 N 50 1 Tahun 2015 ISSN : 1412-0925

PELATIHAN PENERAPAN TEKNOLOGI IRIGASI TETES SEDERHANA


UNTUK MEMPRODUKSI BUAH SALAK GULA PASIR DI LUAR MUSIM

I N. Rai, I W. Wiraatmaja, C.G.A. Semarajaya, I N.G. Astawa,


I M. Sukewijaya, N. Ari Mayadewi, G. Wijana.
Prodi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
Alamat: Gedung Agrokompleks Lantai 2, Kampus Jl. PB. Sudirman, Denpasar
E-mail : inrai_fpunud@yahoo.com

ABSTRACT

Natural flowering of “Salak Gula Pasir” occures once every three months or 4 times a year, however, only one
to two of flower season succeeds to become fruit. Failure fruit-set causes the fruit harvest seasonally; partly due to
the internal water content of leaf is low. The situation is not favorable in terms of agribusiness because production
quantities accumulate only during the harvest time (on-season). Off-season flowering technology of “Salak Gula
Pasir” by simple dripping irrigation has been founded, gardeners, however have not yet recognised. The aim of
this community service is to introduce that technology by means of training to the gardeners. The participants
attended the training seriously because the subject was really expected by them. After training, participants were
convinced that they can do how to make off-season production of “Salak Gula Pasir”, moreover they expect the
local government would provide rainwater harvesting and the required dripping irrigation installations.

Keywords: salak Gula Pasir, drip, irrigation, off-season, training.

PENDAHULUAN murah/jatuh pada saat musim panen raya (on-season),


tetapi di luar musim panen raya (off-season) harga
Salak di Provinsi Bali ditetapkan sebagai salah satu tinggi tidak dapat dinikmati petani karena tanaman
komoditas strategis dan tergolong sebagai komoditi tidak berproduksi. Hal tersebut terjadi karena sampai
spesifik daerah karena memberikan kontribusi yang saat ini salak Gula Pasir berbuah musiman, suplai buah
cukup penting dalam struktur perekonomian Bali. di pasaran banyak pada musim panen raya (Desember-
Dari beberapa jenis salak yang tumbuh di Bali, dua Pebruari) sebaliknya tidak ada suplai atau suplainya
diantaranya sudah dilepas sebagai varietas unggul sangat sedikit pada saat di luar musim panen raya
nasional yaitu varietas salak Bali (Salacca zalacca var. sehingga perimbangan suplai dengan permintaan
Bali) dan varietas salak Gula Pasir (Salacca zalacca kurang baik akibat dari rentang waktu suplai yang
var. Gula Pasir). Salak Gula Pasir dilepas oleh Menteri sangat pendek yaitu hanya 2-3 bulan. Keadaan suplai
Pertanian Republik Indonesia pada tahun 1994 melalui buah yang pendek juga disebabkan oleh pendeknya
Kepmentan No. 584/Kpts/TP.240/7/1994. Keunggulan umur simpan buah salak Gula Pasir yaitu hanya
salak Gula Pasir adalah rasa buahnya manis walaupun mencapai 7-10 hari pada penyimpanan suhu kamar
umur buah masih muda, tidak ada rasa asam dan sepet, (Arisusanti, 2013). Dengan rentang waktu suplai/
tidak masir, daging buahnya tebal dan tidak melekat ketersediaan buah yang pendek ditambah lagi dengan
pada biji. Sifat buah salak seperti itu tergolong ideal umur simpan yang juga pendek, posisi tawar petani
untuk memenuhi tuntutan pasar komoditas salak, baik dalam sistem pemasaran salak Gula Pasir sangat lemah
untuk pasar domestik maupun ekspor (Bank Indonesia, sehingga mereka terpaksa harus segera memasarkan
2004). hasil panennya dengan harga murah (komunikasi
Keisitimewaan yang dimiliki oleh salak Gula Pasir pribadi dengan petani salak Gula Pasir, 2014). Bila
memberi dampak positif yaitu memicu berkembang permasalahan tersebut tidak dicarikan solusinya,
pesatnya penanaman salak tersebut, baik di sentra gairah petani/masyarakat untuk membudidayakan
produksi yaitu di Kabupaten Karangasem maupun di dan mengembangkan salak Gula Pasir akan semakin
kabupaten-kabupaten lainnya di Bali, bahkan sampai di menurun. Salah satu upaya untuk mengatasi
berbagai provinsi di luar Bali. Meningkatnya populasi permasalahan tersebut adalah mengembangkan
salak Gula Pasir secara drastis memunculkan masalah teknologi produksi di luar musim agar terjadi
baru yaitu pendapatan yang diterima petani/pekebun keseimbangan suplai-permintaan sepanjang tahun.
salak Gula Pasir semakin menurun karena harga buah Potensi keberhasilan untuk dapat memproduksi

46
Pelatihan Penerapan Teknologi Irigasi Tetes Sederhana Untuk Memproduksi Buah Salak Gula Pasir di Luar Musim [I N. Rai, dkk.]

buah salak Gula Pasir di luar musim sangat besar. keberhasilan perkembangan bunga menjadi buah. Hal
Berbeda halnya dengan upaya memproduksi buah di ini sesuai dengan temuan beberapa peneliti buah-
luar musim pada pohon buah-buahan tropika lainnya buahan lainnya, seperti Hanke et al., (2010) pada
seperti mangga, jeruk, durian, rambutan, dan manggis, alpokat, Kowalska (2008) pada mangga, Balta et al.,
yang titik kritisnya terletak pada keberhasilan dalam (2007) pada apricot, Chauhan et al. (2006) pada apel,
mengatur terjadinya induksi bunga (Bernier et al., dan Luis et al. (1995) pada jeruk.
1985; Wang dan Faust, 1990; Hempel et al., 2000; Selanjutnya hasil penelitian Hibah Bersaing Rai
Rouse, 2002; Thirugnanavel et al., 2007; Hanke et et al. (2013) menunjukkan, kegagalan fruit-set
al., 2010), permasalahan untuk dapat memproduksi dapat diatasi dengan penerapan teknologi irigasi
buah di luar musim pada salak Gula Pasir tidak tetes sederhana, sehingga dapat digunakan untuk
terletak pada keberhasilan dalam menginduksi bunga memproduksi buah salak Gula Pasir di luar musim.
tetapi keberhasilan dalam mencegah gagalnya bunga Disebut teknologi irigasi tetes sederhana karena
berkembang menjadi buah. Hal tersebut terbukti bahan dan alat yang digunakan bisa diperoleh dengan
dari hasil penelitian Rai et al. (2010a) bahwa, secara mudah dan murah, instalasinya sangat mudah dan
alami salak Gula Pasir berbunga setiap 3 bulan sekali praktis, cara atau aplikasi pemberian airnya mudah
atau 4 kali berbunga dalam setahun, yaitu pada bulan dilakukan (dapat dipraktekkan oleh petani), dan
Januari (musim pembungaan Raya), April (musim biayanya relatif murah. Pada penelitian tersebut, air
pembungaan Sela I), Juli (musim pembungaan dari curah hujan ditampung dalam bak penampungan
Gadu), dan Oktober (musim pembungaan Sela II). sederhana kemudian pada musim kemarau dialirkan
Dari 4 musim pembungaan tersebut, panen buah atau melalui selang ke masing-masing tanaman sampai
produksi yang baik hanya sekali dalam setahun yaitu tanah disekitar pohon jenuh air. Hasil yang diperoleh,
pada panen Raya (Desember-Pebruari) yang buahnya tanaman yang diberikan perlakuan irigasi tetes
berkembang dari musim pembungaan Oktober (musim menghasilkan persentase fruit-set nyata lebih tinggi
pembungaan Sela II). Tiga musim pembungaan yang dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberikan
lain (pembungaan Raya, Sela I, dan Gadu) bunganya irigasi tetes. Persentase fruit-set pada musim Gadu
gagal berkembang menghasilkan buah/kegagalan pada tanaman yang diberikan irigasi tetes 83,50%,
fruit-set. Kalaupun ada yang berhasil menjadi buah, sedangkan yang tidak mendapatkan irigasi tetes
persentasenya sangat kecil sehingga jumlah buah persentase fruit-set yang dihasilkan hanya 39,94%.
panen sangat sedikit. Persentase fruit-set yang tinggi pada perlakuan irigasi
Berkaitan dengan kegagalan fruit-set atau kegagalan tetes dapat menghasilkan jumlah buah per tanaman
berkembangnya bunga menjadi buah tersebut, Rai pada musim Gadu 24,50 buah dengan berat buah per
et al. (2010b) melalui penelitian kompetitif hibah tanaman 287,51 g, yang artinya dapat memproduksi
fundamental mendapatkan, ketidakberhasilan buah off-season.
berkembangnya bunga menjadi buah pada salak Gula Keberhasilan memproduksi buah di luar musim
Pasir disebabkan oleh faktor lingkungan (eksternal) dengan irigasi tetes yang diperoleh pada salak Gula
dan faktor fisologis tanaman (internal) yang kurang Pasir tersebut masih pada tahap hasil penelitian dan
mendukung. Faktor lingkungan yang dimaksud, belum diterapkan/diadopsi oleh petani. Untuk itu,
yaitu curah hujan dan hari hujan rendah yang perlu dilakukan diseminasi dengan mengadakan
menyebabkan Kandungan Air Relatif (KAR) daun pelatihan, penyuluhan dan pembuatan Demonstrasi
rendah sehingga mengganggu proses metebolisme, Plot (Demplot), melibatkan petani salak Gula
sedangkan faktor fisiologis yaitu bunga kekurangan Pasir pada sentra produksi potencial. Keberhasilan
fotosintat yang ditunjukkan oleh kandungan sukrosa, penerapan teknologi tersebut akan memberikan
gula total, dan gula reduksi pada bunga rendah. KAR dampak positif kepada petani salak Gula Pasir dan
daun rendah yang menyebabkan bunga mengalami seluruh stake holder yang terlibat dalam agribisnis
kegagalan fruit-set disebabkan karena petani salak di Salak Gula Pasir.
Karangasem tidak memberikan air irigasi tetapi hanya
mengandalkan pengairan dari air hujan. Persentase METODE PEMECAHAN MASALAH
fruit-set berkorelasi positip nyata dengan KAR daun
(r=0,99**) dan KAR daun berkorelasi positif nyata Penerapan teknologi pembuahan di luar musim
dengan curah hujan (r=0,86*), hari hujan (r=0,99*), dalam pengabdian ini dilakukan melalui penyuluhan,
klorofil daun (r=0,89**), sukrosa bunga (r= 86*), pelatihan, dan Demontrasi Plot (Demplot), melibatkan
gula total bunga (r=0,93**), dan gula reduksi bunga petani manggis anggota dan pengurus Kelompok Tani
(r=0,88**). Hasil peneilitian tersebut menunjukkan Manggis Kertha Semaya, Desa Sibetan, Kecamatan
bahwa kandungan air internl pada salak Gula pasir Bebandem, Kabupaten Karangasem. Kegiatan
memegang peranan sangat penting dalam menentukan pengabdian dilakukan di 2 tempat, yaitu penjelasan/

47
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

Gambar 1. Pemasangan instalasi irigasi tetes sederhana di Kebun Salak Gula Pasir Petani (A dan B) dan pengamatan perkembangan
buah di luar musim (C).

penyuluhan tentang teori, konsep, dan cara praktis/ tanaman sebelum diberikan perlakuan (Gambar 2).
simulasi metode pembuahan di luar musim dengan Keantusiasan peserta pelatihan disebabkan oleh
teknologi irigasi tetes sederhana bertempat di Balai kondisi nyata yang dihadapi oleh peserta pelatihan
Dusun Kalanganyar, Desa Sibetan, Bebandem, dan kelompok tani salak Gula Pasir di Sibetan bahwa
sedangkan demontrasi pemberian contoh penerapan tanaman salak Gula Pasir mereka hanya berbuah pada
pembuahan di luar musim dengan irigasi tetes saat musim berbuah (on-season). Kondisi seperti itu
sederhana dilakukan di Kebun Salak Gula Pasir Petani menyebabkan pendapatan mereka sangat fluktuatif,
(Gambar 1). pada musim panen raya buah banyak tetapi harga
Metode pendekatan yang digunakan adalah : ( 1 ) murah, sedangkan saat off-season harga mahal tetapi
pemberian penjelasan umum mengenai dasar-dasar pohon salaknya tidak berbuah.
teori teknologi pembungaan dan pembuahan di luar Karena kesesuaian yang sangat tinggi antara materi
musim, bahan dan peralatan yang diperlukan termasuk pelatihan dengan permasalahan yang dihadapi oleh
spesifikasinya, serta metode menyiapkan tanaman peserta di lapangan, partisipasi peserta pengabdian
sebelum diberikan perlakuan pembuahan di luar dalam pelatihan ini sangat tinggi. Hal tersebut
musim. Pada kesempatan ini disertai dengan diskusi/ telah terlihat dari sejak penjajagan pelaksanaan
tanya jawab dan dialog interaktif antara peserta latihan kegiatan akan dilakukan, dimana Ketua Kelompok
dengan instruktur, (2) pemberian demonstrasi dan Tani mengambil inisiatif untuk mengundang
contoh menerapkan teknik pembuahan di luar musim seluruh anggota kelopoknya dengan harapan agar
oleh tim pelaksana kegiatan (instruktur), dengan mereka dapat secara langsung mendengarkan dan
menunjukkan secara langsung cara memilih bahan dan mempraktekkannya secara mandiri.
alat yang digunakan, cara memasang/menginstalasi Perhatian dan partisipasi yang besar juga
irigasi tetes, mulai dari teknik menampung air ditunjukkan oleh para peserta selama pelatihan
hujan, memasang pipa/selang dan nozel penetes air berlangsung. Para peserta secara aktif mengemukakan
dari air tampungan ke masing-masing pohon salak permasalahan-permasalahan yang dihadapi disertai
Gula Pasir, waktu pemberian air dan jumlah air dengan keinginan yang mendalam untuk mecoba
yang diberikan, dan indikator bahwa tanaman telah teknologi yang disampaikan dalam pelatihan. Namun
terairi secara optimal. Dalam pengabdian ini, air dari kendalanya, menurut mereka penyediaan cubang untuk
PDAM ditampung pada bak penampungan, kemudian penampungan air hujan dan biaya instalasinya tidak
didistribusikan ke masing-masing tanaman dengan mampu mereka biayai sendiri, dan kelompok tani
menggunakan mesin pompa, (3) peserta pengabdian akan mencoba mengajukan proposal ke Pemerintah
diberi kesempatan melakukan sendiri tahapan kegiatan Kabupaten Karangasem atau Dinas Pertanian Tanaman
tersebut, dipandu oleh instruktur. Jadi secara garis Pangan Provinsi Bali untuk mendapatkan bantuan,
besar pelaksanaan kegiatan meliputi penjelasan dengan pendampingan nantinya dilakukan oleh tim
materi teknologi pembuahan di luar musim, demo oleh dari Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
intstruktur dan kerja mandiri bagi peserta pelatihan. Kendala lain yang dihadapi dalam penerapan
teknologi irigasi tetes dalam memproduksi buah di luar
HASIL DAN PEMBAHASAN musim adalah tanaman salak Gula Pasir petani tidak/
belum siap diberikan perlakuan pembuahan di luar
Peserta merasa sangat antusias mendengarkan musim karena anakan/tunas air yang tumbuh pada
penjelasan tentang teknologi pembuahan salak pohon tidak dipangkas/dibiarkan tumbuh sebagai
Gula Pasir di luar musim serta metode menyiapkan parasit sehingga kompetisi antara pohon utama dengan

48
Pelatihan Penerapan Teknologi Irigasi Tetes Sederhana Untuk Memproduksi Buah Salak Gula Pasir di Luar Musim [I N. Rai, dkk.]

Gambar 2. Peserta/petani mendengarkan penjelasan tentang teknologi pembuahan salak Gula Pasir di luar musim (A) dan berdis-
kusi dengan instruktur (B dan C).

anakannya sangat tinggi yang menyebabkan tanaman meningkatkan kesehatan internal tanaman salak Gula
tidak sehat untuk dipacu agar dapat berbuah di luar Pasir dengan melakukan pemangkasan anakan/tunas
musim. Disamping itu, menurut petani kelemahan air secara teratur dan berkesinambungan.
teknologi irigasi tetes sederhana yang diterapkan
untuk memproduksi buah salak Gula pasir di luar UCAPAN TERIMA KASIH
musim adalah pipa-pipa yang melintang dari pohon
ke pohon serta keberadaan nozel penetes air yang Penulis mengucapkan terima kasih kepada
mengelilingi pohon mengganggu pelaksanaan tindakan Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan
budidaya yang lain seperti pembumbunan, pemupukan, dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Rektor
dan pembersihan gulma. Oleh karena itu, untuk Universitas Udayana melalui ketua LPPM Unud
implementasi pelaksanaan penerapan yang lebih luas yang telah memfasilitasi dan mendanai pengabdian
perlu dipertimbangkan penempatan pipa dan nozel kepada masyarakat ini. Penulis juga mengucapkan
agar tidak mengganggu tindakan budidiaya yang lain. terimakasih kepada aparat Dusun Kalanganyar dan
Ketua Kelompok Tani Manggis Kertha Semaya, Sibetan
SIMPULAN DAN SARAN yang telah memberikan ijin dan penyediaan fasilitas,
serta Bapak I Nyoman Dangin di Dusun Kalanganyar
Simpulan yang telah memberikan Kebun Salaknya untuk tempat
Tanaman Salak Gula Pasir di Kecamatan Bebandem melaksanakan Demplot penerapan teknologi irigasi
sifat berbuahnya musiman sehingga pendapatan tetes sederhana untuk memproduksi buah salak Gula
petani tidak berkesinambungan setiap musim. Pasir di luar musim.
Pelatihan teknologi pembuahan diluar musim dengan
penerapan teknik irigasi tetes sederhana direnspon DAFTAR PUSTAKA
sangat positif oleh peserta karena teknologi tersebut
berpotensi besar dapat mengatasi permasalahan yang Arisusanti, N. P. 2013. Studi Perbedaan Kualitas Buah
dihadapi petani. Hal penting yang perlu dilakukan Salak Gula Pasir (Salacca Zalacca var. Gula
dalam menerapkan teknologi produksi diluar musim Pasir) dari Tiga Sentra Produksi di Bali. Skripsi.
adalah memperhatikan kesiapan tanaman yang Konsentrasi Agronomi dan Hortikultura, Program
akan diperlakukan agar keberhasilan teknologi yang Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian
diterapkan optimal dan disisi lain tidak mengganggu Universitas Udayana. Tahun 2013.
kesehatan tanaman dalam jangka panjang. Balta, M.F., F. Muragdoglu, M.A. Askin, T. Kaya. 2007.
Fruits Set and Fruit Drop in Turkish Africot
Saran (Prunus armeniaca L.) Varieties Grown Under
Melihat respon petani sangat tinggi, namun modal Ecologycal Condition of Van, Tukey. Asian Journal
yang dimiliki relatif kurang, maka dalam upaya untuk of Plant Sciences 6(2):298-303.
menggalakkan penerapan teknologi pembuahan di luar Bank Indonesia. 2004. Aspek Pemasaran Salak. Model
musim perlu adanya kerjasama dengan instansi terkait, Kelayakan Program Kemitraan Terpadu (PKT)
baik berupa pelatihan maupun pengadaan sarana “Budidaya Tanaman Salak Unggul”. http://www.
produksi dan pembinaan secara berkesinambungan. bi.go.id/sipuk/ id/lm/salak/.asp. [Rabu, 26
Pemerintah daerah agar dapat membantu pengadaan Maret 2008]. Bank Indonesia, Jl. MH. Thamrin
tempat penampungan air hujan dan instalasi irigasi 2 Jakarta 10110 Indonesia © 2004. Hak Cipta
tetes yang dibutuhkan oleh petani. Disamping itu, perlu Bank Indonesia.
dilakukan pelatihan dan penyuluhan tentang upaya Bernier, G.B., J.M. Kinet, R.M. Sachs. 1985. The

49
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

Physiology of Flowering. Volume I. The Initiation Rai, I. N., C.G.A. Semarajaya, W. Wiraatmaja. 2010b.
of Flowering. CRC Press, Inc., Florida Studi Fenofisiologi Pembungaan Salak Gula Pasir
Chauhan, H., G. Sharma, K. Jindal. 2006. Studies on untuk Mengetahui Penyebab Kegagalan Fruit-
Flowering, Pollination and Fruit-set in Some Apple Set. Laporan Penelitian Fundamental Tahun
Cultivars. Indian Journal of Agricultural Sciences ke-2. Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas
75(10):667-669. Pertanian Universitas Udayana. Tahun 2010.
Hanke, M.V., H. Flachowsky, A. Peil, C. Hattasch. 2010. Rai, I. N., C.G.A. Semarajaya, W. Wiraatmaja, N. K. Alit
No Flower No Fruit-Genetic Potentials to Trigger Astiari. 2013. Upaya Memproduksi Buah Salak
Flowering in Fruit Trees. Genes, Genomes and Gula Pasir (Salacca Zalacca Var. Gula Pasir) di
Genomics 1(1):1-20. Luar Musim. Laporan Penelitian Hibah Bersaing
Hempel, F.D., D.R. Welch, L J. Feldman. 2000. Floral Tahun ke-1. Program Studi Agroekoteknologi,
Induction and Determination: Where is Flowering Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Tahun
Controlled?. Trends in Plant Science 5(1):17-21. 2013.
Kowalska, G. 2008. Flowering Biology of Manggo Rouse, R.E. 2002. High Temperatures During Bloom
and Procedures Intensifying Fruit-set. Acta Affect Fruit Set in Peach. Acta Horticulture 115:96-
Scientiarum Polonorum, Hortorum Cultus 7(4):63- 97.
76. Thirugnanavel, A., R. Amutha, W.B. Rani, K. Indira, P.
Luis, A.G., F. Fornes, J.L. Guardiola. 1995. Leaf Mareeswari, S. Muthulaksmi, S. Parthiban. 2007.
Carbohydrate and Flower Formation in Citrus. Studies on Regulation of Flowering in Acid Lime
Journal American Society Horticulture Science (Citrus aurantifolia swingle.). Research Journal of
120(2):222-227. Agriculture and Biological Sciences 3(4): 239-241.
Rai, I. N., C.G.A. Semarajaya, W. Wiraatmaja. 2010a. A Wang, S.Y., M. Faust. 1990. Metabolic Changes
Study on the Flowering of Gula Pasir Snake Fruit Associated with Flowering in Deciduous Fruit
to Prevent Failure of Fruit-set. J. Hort. 20(3):216- Trees. In J.B. Petersen (Eds.). Off-Season
222. Poduction of Horticultural Crops. Food and
Fertilizer Technology Center for the Asian and
Pasific Region, Taiwan.

50
Udayana Mengabdi 14 (1): 51 - 55 ISSN : 1412-0925

PEMBERDAYAAN PONDOK PESANTREN MELALUI BUDIDAYA IKAN LELE


SEBAGAI WIRAUSAHA SANTRI

Siti Zubaidah, Suriansyah, Sustiyah, Kambang Vetrani Asie


Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya
zubaiyog@yahoo.com, 081349669934

ABSTRACT

Hidayatullah and Hidayatul Insan pondok pesantren have many students, however, it has not yet had
independent business to increase the financial, although the land area owned is quite extensive. The students
were introduced by growing the fish-pond with catfish program. Catfish tastes good, contains high nutrient and
easily cultivated. Age range 3 month. The problem in catfish farming is a matter of artificial feed is expensive.
Feed costs about 60-70 % of the total fishery production costs . The objectives of IbM is providing skills to the
students in catfish farming and fish feed manufacturing . Method used: Counseling, Training manufacture of fish
feed , catfish Practice and Guidance. The results showed that the implementation of IbM catfish farming quite
successfully and yields about 50 pounds of 500 fingerlings are stocked. Yields are low because there are deaths
due fingerlings acclimatization process is not optimal, non-uniform large seeds so that the seeds are tiny edible
seeds of a larger size. Catfish growth is quite good because the fish feed protein content of not less than 30 %. After
training 83.33 % - 92.86 % of students want to make their own fish feed for catfish.

Keywords: Pondok Pesantren, catfish, fish feed

PENDAHULUAN bagi makanan sehari-hari. Salah satu kendala dalam


budidaya ikan lele adalah masalah pakan buatan yang
Pondok pesantren di Kota Palangka Raya merupakan harganya makin mahal sehingga total biaya untuk pakan
salah satu tempat yang cukup banyak diminati oleh ikan cukup besar. Biaya pakan memakan sekitar 60-70%
masyarakat, salah satunya adalah Pondok Pesantren dari total biaya produksi perikanan. Harga pakan selama
Hidayatullah, yang berada di jalan Cilik Riwut km 6, ini cenderung tinggi dan terus-menerus naik. Tingginya
Gang Danau Rangas dan Pondok Pesantren Hidayatul harga pakan disebabkan beberapa bahan baku yang
Insan yang berada di jalan Sulawesi, Palangka Raya. masih impor sehingga harganya mahal. Apalagi untuk
Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah memiliki ikan lele yang sifatnya karnivora, membutuhkan pakan
tanah seluas 2 ha yang terdiri dari masjid, kantor, dengan kandungan protein yang tinggi.
asrama santri, gedung sekolah dan rumah pengasuh Oleh karena itu perlu upaya untuk memberikan
(Anonim, 2010). Pondok Pesantren Hidayatul Insan penyuluhan dan ketrampilan dalam budidaya ikan
terletak di jl Sulawesi, Palangka Raya, dimana lahan lele serta pembuatan pakan ikan. Tujuan dari kegiatan
tersebut berdiri di atas papan kayu dan berada pengabdian masyarakat ini adalah memberikan
di tengah-tengah perumahan penduduk. Pondok ketrampilan kepada para santri di pondok pesantren
pesantren ini banyak memiliki santri namun belum dalam budidaya ikan ele serta pembuatan pakan
memiliki usaha mandiri yang mampu untuk menambah ikannya. Apabila ketrampilan tersebut telah ada dapat
keuangan (Anonim,2012). dikembangkan pembuatan pakan ikan yang dapat
Usaha perikanan di pondok pesantren mulai dirintis dijual sehingga meningkatkan pendapatan pondok
dan direncanakan akan dilakukan secara rutin agar pesantren.
dapat dipasarkan ke warung makan dan pedagang ikan
di pasar. Ikan lele merupakan salah satu ikan yang METODE PEMECAHAN MASALAH
banyak diminati oleh masyarakat karena rasanya enak
dan mudah dibudidayakan. Kandungan gizi daging ikan Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan
lele dalam 500 gram lele mengandung 12 gram protein, pada bulan April sampai November 2013 di Pondok
energi 149 kalori, lemak 8,4 gram dan karbohidrat 6,4 Pesantren Hidayatul Insan jl Sulawesi dan Pondok
gram (Riswanda, 2011). Umur panen ikan lele berkisar Pesantren Hidayatullah, Gang Danau Rangas, Jl Cilik
antara 3 hingga 4 bulan. Riwut km 6,5, Kota Palangka Raya. Peserta terdiri dari
Wirausaha di bidang perikanan disamping untuk 20 orang meliputi santri, pengurus pondok pesantren
meningkatkan keuangan juga dapat menambah gizi dan ustadz. Bahan yang digunakan adalah bibit ikan

51
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

lele, tepung ikan, tepung jagung, dedak, tepung kanji, tepung jagung 4/9 x 2,43 kg = 1,08 kg. Bahan-bahan
air sebagai pelarut. Alat yang digunakan adalah kolam tersebut untuk mendapatkan 10 kg pakan ikan dengan
ikan terpal sistem panggung dan kolam ikan terpal kandungan protein 33%. Penjemuran pakan ikan
sistem tanah, timbangan, gilingan/pencetak pelet, dilakukan selama lebih kurang 3-5 hari hingga pakan
baskom, nyiru, sendok besar, paku, pukul besi, gergaji, ikan kering.
termos, saringan tepung, lumpang. Pada program pengabdian masyarakat ini kolam
Metode yang digunakan adalah 1) Penyuluhan: yang digunakan adalah kolam terpal system panggung
Budidaya Ikan Lele serta Pembuatan Pakan ikan; 2) dan kolam terpal system tanah yang semuanya
Pelatihan pembuatan pakan ikan; 3) Praktek budidaya menggunakan terpal. Teknik ini yang dipilih karena
ikan lele serta pembuatan pakan ikan; 4) Pembinaan. menghabiskan dana yang lebih ringan daripada harus
susah payah menggali tanah untuk membuat kolam.
HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya ikan lele di kolam terpal ini bertujuan
untuk ikan konsumsi sehari-hari dan dijual. Ukuran
Penyuluhan dilakukan di Pondok Pesantren kolam 2 m x 4 m dan diberi bibit ikan lele sebanyak
Hidayatul Insan dan Hidayatullah dengan materi 500 bibit. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa bibit
: Budidaya Ikan Lele serta pembuatan pakan ikan. ikan lele cukup leluasa dengan ukuran kolam sebesar
Penyuluhan diikuti oleh 20 orang yang terdiri dari itu. Menurut hasil penelitian bahwa untuk 100 ekor
para santri, ustadz dan pengurus pondok pesantren. ikan lele, maka kolam yang harus dipersiapkan adalah
Pada kegiatan ini dijelaskan tentang budidaya ikan lele dengan ukuran 2 x 1x 0.6 meter.
dengan menggunakan sistem kolam terpal panggung a. Kolam terpal sistem panggung
dan sistem tanah. Cara pembuatan pakan ikan dengan Kolam terpal sistem panggung dilakukan karena
standart protein 33% dan dilanjutkan dengan tanya lokasi Pondok Pesantren Hidayatul Insan berada di
jawab. pinggir sungai dan bangunan pondok juga berupa
Pada pembuatan pakan ikan ini digunakan bahan rumah panggung. Kolam terpal ukuran lebar 2 m,
baku hewani dari tepung Feng li (pakan benur) yang panjang 4 m dan tinggi 0,80 m dan dinding kolam
memiliki kandungan protein 40,0 % dan bahan baku terpal dari seng yang dipasang secara mendatar sesuai
nabati dari dedak halus dengan kandungan protein dengan lebar seng. Pemasangan terpal untuk menahan
11,4% dan tepung jagung dengan kandungan protein 11,0 rembesan air keluar dan masuk kolam setinggi 0,80 m
%. Dari bahan – bahan tersebut dibuat pakan ikan sesuai dan air setinggi 0,70 meter.
dengan proporsinya seperti disajikan pada Tabel 1. b. Kolam terpal sistem tanah
Kolam terpal sistem tanah dilakukan di Pondok
Tabel 1. Proporsi bahan pakan ikan lele Pesantren Hidayatullah dari bahan kayu dengan
No. Bahan ransum Bagian bahan ransum ukuran lebar 2 m, panjang 4 m dan tinggi 1 meter
1. Tepung Ikan (40,0 %) 2 bagian dari dasar galian, dinding kolam terpal dari papan
2. Dedak halus (11,4%) 5 bagian yang dipasang secara mendatar. Pemasangan terpal
3. Tepung jagung (11,0%) 4 bagian dilakukan untuk menahan rembesan air keluar dan
masuk kolam, air kolam setinggi 0,80 meter.
Dari proporsi bahan tersebut maka untuk kelompok Budidaya Ikan Patin dan ikan Lele telah
protein utama (hewani) adalah: Tepung ikan = 40, 0% dilaksanakan di Pondok Pesantren Hidayattul Insan
x 2 bagian = 80,0%, sehingga masing-masing bagian dengan menggunakan kolam terpal system panggung.
ada 80,0%/2 = 40,0%. Sedangkan kelompok protein Benih Ikan patin yang ditebar sebanyak 500 bibit
pendukung (nabati) adalah : Dedak halus = 11,4 % x 5 ukuran kecil. Ikan sampai sekarang telah berumur 4 –
bagian = 57,0% dan tepung jagung = 11,0 % x 4 bagian 5 bulan, dan akan dipanen pada umur 7 bulan. Benih
= 44,0%. Total ada 101,0 % untuk 9 bagian sehingga ikan lele yang ditebar I sebanyak 500 bibit dan telah
rata-rata protein nabati = 101,0%/9 = 11,2 %. panen sekali. Benih ikan lele yang ditebar II sebanyak
Pembuatan pakan ikan menurut Metode Segi Empat 500 bibit dan sekarang telah berumur 1,5 bulan.
Pearson (Bambang, 2007), maka jumlah bahan baku Panenan I sebanyak 20 kg, karena sebagian besar bibit
yang diperlukan untuk membuat pakan ikan sebanyak ikan lele mati dan kemungkinan dimakan bibit ikan
10 kg dengan kandungan protein 33% adalah untuk lele yang lebih besar. Bibit yang ditebar I besarnya
kelompok protein hewani = 21,8% /28,8% x 10 kg = tidak seragam, sehingga pertumbuhannya juga tidak
7,57 kg sedangkan kelompok protein nabati = 7,0 % seragam, akibatnya ikan yg lebih kecil dimakan ikan
/28,8% x 10 kg = 2,43 kg. Jadi jumlah masing-masing yang lebih besar (kanibalisme).
bahan baku yang diperlukan untuk membuat akan 10 Dari hasil pelaksanaan kegiatan di pondok pesantren
kg adalah sebagai berikut tepung ikan 2/2 x 7,57 kg telah dilakukan panen ikan lele satu kali setelah ikan
= 7,57 kg, dedak halus 5/9 x 2,43 kg = 1,35 kg dan lele berumur sekitar 3 bulan dengan berat sekitar 20

52
Pemberdayaan Pondok Pesantren Melalui Budidaya Ikan Lele Sebagai Wirausaha Santri [Siti Zubaidah, dkk.]

Tabel 2. Hasil Evaluasi Kegiatan Terhadap Peserta di PP Hidayatullah


kg -50 kg ikan lele dari 500 bibit ikan yang ditebar.
Hasil pelatihan menunjukkan bahwa pakan ikan yang No. Uraian Persentase jawaban peserta
telah kering ketika ditaburkan di kolam, pakan ikan 1. Apakah selama ini pernah di- Sudah Belum Tidak tahu
tersebut tidak mengapung. Hal ini diduga bahwa pada lakukan penyuluhan/Pelatihan 0% 100 % 0%
proses pembuatan pakan ikan ada teknik tertentu yang budidaya ikan lele?
harus dilakukan misalnya pengepresan bahan pakan 2. Apakah budidaya ikan lele Tidak Sama Tidak tahu
yg telah dilakukan selama ini sama 35,71 % 28,57%
ikan sebelum dijemur. sama dengan yg diberikan oleh 35,71%
Panen ini dirasa lebih sedikit karena dari 500 ekor Tim PPM
bibit ikan yang ditebar, sebagian besar mengalami 3. Seandainya tidak sama, perbe- Kolam Cara Tidak tahu
kematian beberapa hari setelah benih ditebar. daannya dalam hal apa? 35,71% 35,71% 28,57%
Kematian bibit ini, diduga karena adanya perubahan 4. Apakah selama ini pernah di- Belum Sudah Tidak tahu
lingkungan dari tempat pembibitan ke kolam. Bibit lakukan penyuluhan/Pelatihan 92,86% 0% 7,14 %
diduga mengalami stress lingkungan sehingga mati. pembuatan pakan ikan lele?
Hal ini terjadi pada saat dilakukan penebaran benih 5. Apakah penyuluhan dan pela- Ya Tidak Tidak tahu
tihan menambah ilmu/penge- 100% 0% 0%
ikan lele secara langsung khususnya pada bibit yang
tahuan?
ukurannya kecil. Sebelum penebaran bibit sebaiknya
6. Setelah pelatihan apakah ber- Ya Tidak Tidak tahu
dilakukan perendaman pada larutan garam sebanyak minat untuk membuat pakan 92,86% 0% 7,14%
0,3 per mil atau 30 gram garam dilarutkan dalam 1000 sendiri?
ml (1 liter) air. Perendaman dilakukan selama 5 menit,
untuk adaptasi bibit pada lingkungan yang baru. Cara
lainnya dapat dilakukan dengan merendam bibit dalam Tabel 3. Hasil Evaluasi Kegiatan Terhadap Peserta di PP Hidayatul Insan
plastik ke dalam kolam yang baru sekitar 5 menit, baru No. Uraian Persentase jawaban peserta
secara pelan-pelan bibit dilepaskan ke kolam. Menurut 1. Apakah selama ini pernah di- Sudah Belum Tidak tahu
Zulkifli (1995), perlakuan aklimatisasi terhadap benih lakukan penyuluhan/Pelatihan 5,55 % 83,33 % 11,11%
ikan budidaya harus dilakukan untuk menghindari budidaya ikan lele?
stress akibat perbedaan wadah/tempat pemeliharaan. 2. Apakah budidaya ikan lele Tidak Sama Tidak tahu
Kualitas air yang berbeda dari wadah budidaya yang yg telah dilakukan selama ini sama 5,55 % 77,78%
sama dengan yg diberikan 16,67%
berbeda memerlukan langkah aklimatisasi hal ini oleh Tim PPM
adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
3. Seandainya tidak sama, perbe- Kolam Cara Tidak tahu
menghindari stress (Ghufran dan Andi, 2007). daannya dalam hal apa? 77,78% 5,55% 16,67%
Dugaan lain adalah bibit yang ditebar tidak seragam 4. Apakah selama ini pernah di- Belum Sudah Tidak tahu
sehingga bibit yang lebih kecil dimakan oleh bibit yang lakukan penyuluhan/Pelatihan 92,86% 0% 7,14 %
ukurannya lebih besar. pembuatan pakan ikan lele?
Hasil panen ikan yang dilakukan di Pondok 5. Apakah penyuluhan dan pela- Ya Tidak Tidak tahu
Pesantren Hidayatullah dan Hidayatul Insan semuanya tihan menambah ilmu/penge- 100% 0% 0%
masih digunakan untuk konsumsi sendiri dan belum tahuan?
dijual ke konsumen. Hal ini disebabkan karena para 6. Setelah pelatihan apakah ber- Ya Tidak Tidak tahu
minat untuk membuat pakan 83,33% 5,55% 11,11%
santri juga ingin menikmati panen perdana dari sendiri?
kolam yang dipelihara sendiri. Setelah dilakukan
penyuluhan dan pelatihan dan praktek budidaya
ikan dan pembuatan pakan ikan pada akhir kegiatan sama (35,71% dan 16,67%). Perbedaannya terletak
dilakukan evaluasi dengan memberikan kuisener pada kolamnya (35,71% dan 77,78%). Kolam yang
terhadap peserta. Hasil kuisener di Pondok pesantren digunakan oleh pondok pesantren Hidayatul Insan
Hidayatullah disajikan pada Tabel 2 dan di Pondok menggunakan sistem panggung mengingat lokasi
Pesantren Hidayatul Insan pada Tabel 3. pondok berada di pinggir sungai dan pondokpin
Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui bahwa juga dibuat bangunannya adalah rumah panggung.
memang di pondok pesantren Hidayatullah dan Disamping itu di lokasi tanah, ada yang menggunakan
Hidayatul Insan hampir semuanya belum pernah semen dan ukuran kolamnya juga bermacam-macam
dilakukan penyuluhan dan pelatihan budidaya ikan yaitu ada yang 6 m x 8 m tetapi ada juga yang 4 m x 2
dan pembuatan pakannya. Meskipun demikian para m. Mengenai bangunan dan ukuran kolam diserahkan
santri pernah melihat budidaya ikan lele dan ikan pada masing- masing santri dan pengelolaannya sesuai
patin. Budidaya ikan lele dan patin yang telah ada dengan dana yang ada di pondok pesantren.
memang macam-macam, yaitu sebagian ada yang Perbedaan juga terjadi pada cara budidayanya
sama dengan yang dilakukan oleh Tim PPM (35,71% (35,71% dan 5,55%). Hal ini terjadi pada saat dilakukan
dan 5,55 %), tetapi sebagian yang lain memang tidak penebaran benih ikan lele. Selama ini, penebaran bibit

53
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

dilakukan secara langsung. Hal ini menyebabkan baru. Bibit ikan lele dan ikan patin sebagian besar
banyak bibit yang mati karena stress, khususnya masih didatangkan dari daerah luar Palangka Raya
pada bibit yang ukurannya kecil. Penebaran bibit, bahkan dari Pulau Jawa.
sebelumnya memang sebaiknya dilakukan perendaman
pada larutan garam sebanyak 0,3 per mil atau 30 Analisis Ekonomi
gram garam dilarutkan dalam 1000 ml (1 liter) air. Dari hasil pelaksanaan IbM Pondok Pesantren di
Perendaman dilakukan selama 5 menit, untuk adaptasi 2 (dua) pondok pesantren yaitu Hidayatullah dan
bibit pada lingkungan yang baru. Cara lainnya dapat Hidayatul Insan, dilakukan panen ikan lele satu
dilakukan dengan merendam bibit dalam plastik ke kali di Pondok Pesantren Hidayatul Insan. Panen
dalam kolam yang baru sekitar 5 menit, baru secara dilakukan setelah ikan lele berumur sekitar 3 bulan
pelan-pelan bibit dilepaskan ke kolam. Menurut dengan berat sekitar 20 kg ikan lele dari 500 bibit
Zulkifli (1995), perlakuan aklimatisasi terhadap benih ikan yang ditebar. Panen ini dirasa lebih sedikit dari
ikan budidaya harus dilakukan untuk menghindari yang diperkirakan, karena dari 500 ekor bibit ikan
stress akibat perbedaan wadah/tempat pemeliharaan. yang ditebar, sebagian besar mengalami kematian
Kualitas air yang berbeda dari wadah budidaya yang beberapa hari setelah benih ditebar. Kematian bibit
berbeda memerlukan langkah aklimatisasi hal ini ini, diduga karena adanya perubahan lingkungan dari
adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk tempat pembibitan ke kolam. Bibit diduga mengalami
menghindari stress (Ghufran dan Andi, 2007). stress lingkungan sehingga mati. Hasil dari beberapa
Setelah dilakukan pemeliharaan, bibit ikan penelitian menunjukkan bahwa bibit yang dipindah
lele dilakukan pengamatan pertumbuhan. Hasil dari tempat pembibitan ke kolam perlu adanya
pengamatan menunjukkan bahwa bibit ikan lele aklimatisasi yaitu bibit ditempatkan dalam suatu
mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Hal ini tempat yang terlebih dahulu diberi larutan garam 5
menunjukkan bahwa bahan pakan ikan lele yang per mil. Cara seperti ini mampu menekan kematian
diberikan cukup memberikan gizi yang baik bagi ikan bibit hingga 5 %. Kemungkinan lain adalah bibit yang
lele. Ikan dapat tumbuh dengan baik apabila pakannya ditebar tidak seragam sehingga bibit yang lebih kecil
cukup nutrisinya yaitu mengandung protein, lemak, dimakan oleh bibit yang ukurannya lebih besar. Pada
karbohidrat, mineral dan vitamin. Menurut Zonneveld saat pelaksanaan di pondok pesantren kemarin, setelah
et al. (1991), pertumbuhan ikan-ikan budidaya selama panen I dilakukan lagi penebaran bibit ikan lele yang
pemeliharaan dipengaruhi pakan yang diberikan, ke -2. Jika diproyeksikan harga ikan lele saat ini sekitar
terutama kandungan protein tidak kurang dari 30%. Rp. 25.000 per kg, maka ikan lele panenan I dapat
Panen ikan lele dilakukan pada umur 2 – 3 bulan. menghasilkan = 20 x Rp. 25.000,- = Rp. 500.000,-
Hal ini sesuai dengan selera konsumen, yaitu ukuran . Pakan ikan yang diberikan selama pemeliharaan
1 kg isi 7-10 ekor atau sekitar 100–150 gram / ekor ikan lele selama 3 bulan diperkirakan mencapai
karena pas dengan piring pecel lele, karena ikan lele Rp.300.000,-/bulan sehingga total biaya pakan adalah
saat ini kebanyakan disajikan dalam bentuk pecel Rp.900.000,-. Hasil pendapatan dari panen ikan lele I
lele (yang dijual satuan), sehingga konsumen akan belum mampu untuk menutup biaya pakan ikan selama
lebih menyukai membeli ikan lele yang dalam satu 3 bulan. Apabila kematian ikan lele dapat ditekan,
kilogramnya berisi lebih banyak ikan. Setelah terampil besar kemungkinan panen ikan lele dapat menutup
membuat pakan ikan, sebagian besar santri (92,86% biaya pakan selama pemeliharaan.
dan 83,33%) ingin membuat pakan ikan sendiri untuk Di Pondok Pesantren Hidayatullah, panen ikan
budidaya ikan lele. Hal ini karena sekitar 72,22% santri lele sudah pernah dilakukan sebanyak 50 kg dari
di Hidayatul Insan mengatakan bahwa pakan buatan bibit 750 ekor yang ditebar. Tetapi hasil tersebut
termasuk mahal harganya. juga belum optimal karena sebagian besar ikan juga
Pembinaan dilakukan untuk memberikan solusi mengalami kematian, karena bibit ikan yang tidak
terhadap permasalahan yang timbul dari budidaya merata ukurannya. Ikan yang kecil diduga juga
ikan dan pemberian pakan ikan. Masalah yang muncul dimakan oleh ikan yang besar. Dari 50 kg ikan lele
adalah adanya hama tikus yang mengganggu kolam yang dipanen I diproyeksikan senilai 50 x Rp. 25. 000,-
ikan. Kolam ikan yang terbuat dari terpal ternyata = Rp. 1.250.000,-. Hasil ini cukup menggembirakan
rawan akan gigitan tikus sehingga menimbulkan bagi santri di PP Hidayatullah. Biaya pemberian
kebocoran sehingga dilakukan penambalan kolam. pakan sebulan sekitar Rp. 300.000,- sehingga
Terpal yang sudah banyak digigit tikus akhirnya harus untuk 3 bulan diperlukan biaya pakan sekitar Rp.
diganti dengan terpal yang baru. Masalah lain yang 900.000,-. Pemeliharaan ikan lele dirasa bagi PP
muncul adalah adanya kematian ikan sesaat setelah Hidayatullah cukup menguntungkan. Oleh karena itu,
dilakukan penebaran bibit. Hal ini disebabkaan karena di PP Hidayatullah akan dibuat kolam permanen untuk
bibit ikan mengalami stress akibat lingkungan yang pemeliharaan ikan lele.

54
Pemberdayaan Pondok Pesantren Melalui Budidaya Ikan Lele Sebagai Wirausaha Santri [Siti Zubaidah, dkk.]

Pembinaan UCAPAN TERIMA KASIH


Pembinaan dilakukan untuk memberikan solusi
terhadap permasalahan yang timbul dari budidaya Ucapan terimakasih disampaikan kepada DP2M
ikan dan pemberian pakan ikan. Masalah yang muncul DIKTI yang telah memberikan dana melalui Program
adalah adanya hama tikus yang mengganggu kolam IbM Tahun Anggaran 2013, Bapak Hujaefah dan H.
ikan. Kolam ikan yang terbuat dari terpal ternyata Abdullah Sani dari Pondok Pesantren Hidayatullah
rawan akan gigitan tikus sehingga menimbulkan dan Hidayatul Insan serta para santri yang mendukung
kebocoran. Terpal yang sudah banyak digigit tikus kegiatan ini.
akhirnya harus diganti dengan terpal yang baru.
Masalah lain yang muncul adalah adanya kematian DAFTAR PUSTAKA
ikan sesaat setelah dilakukan penebaran bibit. Hal
ini kemungkinan disebabkaan karena bibit ikan Bambang AM, 2007. Pedoman Meramu Pakan Ikan.
mengalami stress akibat lingkungan yang baru. Cetakan Ke-6. Yogyakarta: Kanisius.
Ghufran MH dan Andi BT, 2007. Pengelolaan Kualitas
SIMPULAN DAN SARAN Air Dalam Budidaya Perairan. Cetakan Ke-1.
Jakarta: Rineka Cipta
Simpulan Riswanda, A. 2011. Kandungan Gizi Daging Ikan Lele.
Di Pondok Pesantren Hidayatullah dan Hidayatul Bibit-ikan lele.blogspot.com/2011/08/kandungan-
Insan telah dilakukan budidaya ikan lele dengan gizi-daging-lele.html. diakses 11 Maret 2014.
menggunakan kolam terpal. Panen ikan lele sudah Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah. 2010. Profil
dilakukan sekali dan sementara hasil panen ikan masih Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah. Kota
dikonsumsi sendiri oleh santri. Mitra telah terampil Palangka Raya. Kalimantan Tengah.
membuat pakan ikan, namun masih ada kendala Yayasan Pondok Pesantren Hidayatul Insa. 2012. Profil
karena pakan ikan yang dihasilkan tidak mengapung. Yayasan Pondok Pesantren Hidayatul Insan. Kota
Palangka Raya. Kalimantan Tengah.
Saran Yushinta F, 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan
Di Pondok Pesantren Hidayatullah pembuatan Teknik Perikanan. Cetakan Ke-1. Jakarta: Rineka
kolam ikan dengan menggunakan papan dan terpal Cipta.
ternyata mengalami kendala karena cepat rusak. Kolam Zonneveld N, EA Huisman, JH Bon, 1991. Prinsip-
ikan direncanakan dibuat permanen, namun letaknya Prinsip Budidaya Ikan. Cetakan Ke-1. Jakarta:
akan dibuat pada tanah yang lebih tinggi agar terhindar Gramedia Pustaka Utama.
dari banjir. Perlu dilakukan pengendalian hama tikus Zulkifli J, 1995. Pembesaran Ikan Air Tawar Di Berbagai
yang merusak dasar kolam ikan yang terbuat dari Lingkungan Pemeliharaan. Cetakan Ke-1. Jakarta:
terpal. Perlu ada penyempurnaan dalam pembuatan Penebar Swadaya.
pakan ikan agar bisa mengapung.

55
Udayana Mengabdi
dayana M engabdiV14 (1): 56
olume - omor
14 N 59 1 Tahun 2015 ISSN : 1412-0925

PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG SEJARAH


BAGI SISWA SMP NEGERI 2 KELAPA DUA TANGERANG MELALUI WISATA EDUKASI

Yustisia Kristiana
Jurusan Manajemen Usaha Wisata, STPPH, Universitas Pelita Harapan
Jl. M.H. Thamrin Boulevard, Lippo Village, Tangerang 15811
Email: yustisia.kristiana@uph.edu

ABSTRACT

Edutourism is a program combining elements of tourist activities with education. Edutourism is expected to
be a means of preserving the culture values and​​introduce the history and culture of Indonesia. This is because
the phenomena among the younger generation who are no longer interested in studying history. Sekolah Tinggi
Pariwisata Pelita Harapan, Universitas Pelita Harapan developed educational travel programs catering for students
of junior high schools to enhance interest in learning history. Students of SMP Negeri 2 Kelapa Dua Tangerang
were selected to attend this edutourism program by visiting Monumen Nasional and Museum Sejarah Jakarta. This
program was conducted on Tuesday, April 17th, 2012 with total participants were 20 students and two teachers.
Edutourism program was led by lecturer and guided by students of Travel Industry Management. The students
and the team from Travel Industry Management were very enthusiastic during the edutourism. Benefits obtained
by the students through this program are (1) improving the understanding about historical sites in Jakarta, (2)
widening the knowledge about historical sites in Jakarta, and (3) developing the partnership between the SMP
Negeri 2 Kelapa Dua Tangerang and Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan, Universitas Pelita Harapan. The
edutourism program is well accepted and effective to increase student’s interest in learning history.

Keywords: edutourism, student’s interest in learning history, historical site

PENDAHULUAN sangat minim. Suryo (1991) mengungkapkan bahwa


(1) terdapat kemerosotan pengetahuan, kesadaran dan
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan pengajaran tentang sejarah, (2) pengajaran sejarah
oleh seseorang atau sekelompok orang dengan dinilai tidak menarik dan cenderung membosankan,
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, dan (3) menurunnya semangat kebangsaan dan
pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan patriotisme di kalangan generasi muda. Bila tidak
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu dilakukan perubahan maka dapat dipastikan generasi
sementara. Defini ini tertuang dalam Undang-Undang muda tidak lagi mengenal sejarah bangsanya.
No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Terdapat Sejarahlah yang mampu mengungkapkan asal mula
beragam jenis wisata diantaranya adalah wisata minat dan perkembangan, baik itu warisan dari leluhur, nilai-
khusus. Menurut Read (1980) dalam Hall dan Weiler nilai, adat istiadat, lembaga-lembaga, teknologi, sistem
(1992) wisata minat khusus merupakan perjalanan dan lain sebagainya. Sejarah menjadi sumber inspirasi
wisata yang diperuntukkan bagi wisatawan tertentu dan aspirasi generasi muda (Kartodirdjo, 1995).
yang memiliki tujuan yang berbeda. Salah satu contoh Berdasarkan latar belakang tersebut, Sekolah
dari wisata minat khusus adalah wisata edukasi. Wisata Tinggi Pariwisata Pelita Harapan, Universitas Pelita
edukasi merupakan suatu program yang menggabungkan Harapan mengembangkan program wisata edukasi
unsur kegiatan wisata dengan muatan pendidikan yang diperuntukkan bagi siswa sekolah menengah
didalamnya. pertama untuk meningkatkan pengetahuan siswa
Wisata edukasi sangat diharapkan menjadi sarana tentang sejarah. Siswa SMP Negeri 2 Kelapa Dua
untuk melestarikan budaya dan mengenalkan nilai Tangerang dipilih untuk mengikuti program wisata
luhur sejarah dan budaya bangsa Indonesia. Hal ini edukasi. SMP Negeri 2 Kelapa Dua Tangerang terletak
dikarenakan adanya fenomena di generasi muda yang kira-kira 2 km dari kampus Universitas Pelita Harapan
tidak lagi tertarik mempelajari sejarah. Kartodirdjo dan sekolah ini tidak memiliki program karyawisata.
(1995) meyakini bahwa persepsi tentang sejarah di Jakarta dipilih sebagai destinasi dari penyelenggaraan
kalangan pelajar sangatlah kurang bahkan sering wisata edukasi. Jakarta memiliki banyak daya tarik
tidak ada sama sekali dan minat terhadap sejarah juga wisata yang dapat dimanfaatkan untuk belajar tentang

56
Peningkatan Pengetahuan Tentang Sejarah Bagi Siswa SMP Negeri 2 Kelapa Dua Tangerang Melalui Wisata Edukasi [Yustisia Kristiana]

sejarah, diantaranya adalah Museum Sejarah Jakarta diantar jemput dari sekolah menuju daya tarik wisata
dan Monumen Nasional. Kedua museum tersebut di Jakarta dan kembali ke sekolah. Kegiatan ini juga
tergolong daya tarik wisata budaya. Museum Sejarah dilakukan proses evaluasi. Evaluasi kegiatan meliputi
Jakarta merupakan salah satu museum yang memiliki pemberian pre test kepada siswa tentang Museum
nilai historis perjalanan sejarah kota Jakarta sebagai Sejarah Jakarta dan Monumen Nasional. Setelah
pusat ibu kota negara Indonesia. Sedangkan Monumen mengikuti kegiatan wisata edukasi, siswa diberikan
Nasional adalah lambang negara Indonesia, yang post test. Sebagai indikator keberhasilan kegiatan ini
pembangunannya dipelopori oleh Presiden Republik adalah adanya peningkatan pengetahuan siswa tentang
Indonesia yang pertama yaitu Ir. Soekarno. Monumen Museum Sejarah Jakarta dan Monumen Nasional.
Nasional merupakan tugu kebanggaan bangsa Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil analisis data
Indonesia. skor siswa pada pre test dan post test. Teknik analisis
Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan (STPPH) data yang dipergunakan berupa analisis deskriptif
melihat bahwa siswa SMP Negeri 2 Kelapa Dua kualitatif terhadap data yang diperoleh dari hasil
Tangerang perlu diberikan edukasi mendalam tentang observasi, sedangkan analisis data kuantitatf terhadap
kedua daya tarik wisata tersebut yaitu Monumen data hasil pre test dan post test, menggunakan analisis
Nasional dan Museum Sejarah Jakarta. Oleh karena statistika paired sample t test. Kriteria pengujian yang
itu, diselenggarakan perjalanan wisata sambil belajar digunakan adalah (Santoso dan Ashari, 2005):
sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
Tujuan dari pelaksanan kegiatan ini adalah untuk Ho diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
(1) memberikan pemahaman siswa tentang situs Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
bersejarah di Jakarta, (2) meningkatkan pengetahuan Berdasarkan probabilitas
siswa tentang situs bersejarah di Jakarta dan (3) Ho diterima jika P value > 0,05
membangun bentuk kerja sama antara STPPH dengan Ho ditolak jika P value < 0,05
SMPN 2 Kelapa Dua Tangerang.

METODE PEMECAHAN MASALAH HASIL DAN PEMBAHASAN

Wisata edukasi ini dilakukan dengan metode Wisata edukasi ini diikuti oleh 20 orang siswa SMP
karyawisata yaitu dengan cara mengunjungi dan dilaksanakan pada hari Selasa, 17 April 2012. Para
obyek wisata sejarah di Jakarta. Adapun tahap peserta wisata edukasi terlihat sangat antusias dalam
pelaksanaannya dimulai dengan persiapan. Dalam mengikuti kegiatan. Hal ini terlihat dari banyaknya
tahap persiapan ini kegiatan yang pertama dilakukan siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat
adalah pengajuan proposal. Setelah proposal disetujui, mahasiswa STPPH yang bertugas sebagai pemandu
tim menghubungi Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Kelapa wisata menyampaikan informasi.
Dua Tangerang untuk kepastian tanggal pelaksanaan Skor jawaban siswa terhadap pertanyaan mengenai
dan pengaturan jumlah siswa yang akan mengikuti Museum Sejarah Jakarta dan Monumen Nasional
wisata edukasi serta persiapan teknis lainnya. Tim dikelompokkan dalam empat kategori yaitu kurang,
juga melaksanakan survei, mempersiapkan pertanyaan cukup, baik dan sangat baik. Kategori kurang berada
untuk evaluasi kegiatan, menentukan hipotesa serta pada interval 0 – 5,5, kategori cukup berada pada
menyiapkan materi memandu bagi peserta wisata interval 5,6 – 7,5 dan kategori baik berada pada interval
edukasi. Hipotesa yang dikemukakan adalah: 7,6 – 10. Tabel 1 menunjukkan hasil pre test yang
dilakukan.
Ho. Wisata edukasi tidak memberikan peningkatan pengeta-
huan siswa tentang sejarah khususnya Museum Sejarah Tabel 1. Hasil Pre Test
Jakarta dan Monumen Nasional Jumlah
Ha. Wisata edukasi memberikan peningkatan pengetahuan Kategori
N %
siswa tentang sejarah khususnya Museum Sejarah Jakarta Kurang 14 70
dan Monumen Nasional
Cukup 5 25
Baik 1 5
Pelaksanaan wisata edukasi dimulai pada pukul Total 20 100
07.00 sampai dengan pukul 16.00. Daya tarik wisata Sumber: Hasil data olahan (2012)
yang dikunjungi adalah Museum Sejarah Jakarta dan
Monumen Nasional. Tim pelaksana terbagi tugas Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 20 siswa
sebagai tour leader, pemandu wisata, seksi konsumsi, peserta wisata edukasi terdapat 14 orang (70%) dalam
seksi dokumentasi dan seksi perlengkapan. Siswa kategori kurang, 5 orang (25%) dalam kategori cukup

57
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

Gambar 1. Kegiatan Wisata Edukasi

dan 1 orang (5%) dalam kategori baik. Pada akhir 10 orang meningkat menjadi kategori baik pada hasil
kegiatan, siswa diberikan post test untuk mengetahui post test. Demikian juga dari 5 orang yang hasil pre
apakah informasi yang diberikan melalui kegiatan test dalam kategori cukup meningkat menjadi kategori
wisata edukasi dapat meningkatkan pengetahuan siswa baik. Sedangkan 1 orang yang berada dalam kategori
tentang sejarah terutama tentang Museum Sejarah baik pada hasil pre tetap dalam kategori baik pada hasil
Jakarta dan Monumen Nasional. Hasilnya dapat dilihat post test. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan wisata
pada Tabel 2. edukasi dapat meningkatkan pengetahuan sejarah
dari siswa, terutama yang berkaitan dengan Museum
Tabel 2. Hasil Post Test Sejarah Jakarta dan Monumen Nasional.
Jumlah Analisis data kuantitatif terhadap data hasil pre test
Kategori
N % dan post test menggunakan uji t. Hasilnya dilihat pada
Kurang 0 0 Tabel 4.
Cukup 4 20
Baik 16 80 Tabel 4. Hasil Uji t
Total 20 100 Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Sumber: Hasil data olahan (2012) Pair 1 Pre Test 5,05 20 1,356 0,303
Post Test 8,20 20 1,105 0,247
Hasil post test menunjukkan bahwa terdapat
pengurangan jumlah siswa yang berada dalam kategori N Correlation Sig.
kurang dan cukup, serta terjadi peningkatan terhadap Pair 1 Pre Test & Post Test 20 0,871 0,000
jumlah siswa yang berada dalam kategori baik dan Pair 1
sangat baik. Tabulasi silang yang dilakukan antara hasil Pre Test – Post Test
pre test dan post test dapat dilihat pada Tabel 3. Paired Mean -3,150
Differences
Tabel 3. Tabulasi Silang Antara Hasil Pre Test dan Post Test Std. Deviation 0,671
Post Test Jumlah Std Error Mean 0,150
Pre Test
Kurang Cukup Baik N % 95% Confidence Lower -3,464
Kurang 0 4 10 14 70 Interval of the Upper -2,836
Cukup 0 0 5 5 25 Difference
Baik 0 0 1 1 5 t -21,000
N 0 4 16 20 df 19
% 0 20 80 Sig. (2-tailed) 0,000
Sumber: Hasil data olahan (2012)
Sumber: Hasil output SPSS (2012)

Tabel 3 memperlihatkan bahwa 14 siswa yang Tabel 4 menunjukkan rata-rata skor siswa sebelum
awalnya berada dalam kategori kurang, terdapat 4 diberikan informasi (pre test) adalah 5,05 dan rata-
orang yang meningkat menjadi kategori cukup, dan rata skor siswa setelah mengikuti kegiatan wisata

58
Peningkatan Pengetahuan Tentang Sejarah Bagi Siswa SMP Negeri 2 Kelapa Dua Tangerang Melalui Wisata Edukasi [Yustisia Kristiana]

edukasi (post test) adalah 8,20. Nilai korelasi antara UCAPAN TERIMA KASIH
skor pre test dengan post test adalah sebesar 0,871
dengan probabilitas 0,000 (di bawah 0,05). Hal Kegiatan wisata edukasi ini dapat terlaksana dengan
ini menunjukkan terdapat korelasi positif antara baik berkat adanya dukungan dari semua pihak.
skor sebelum dan setelah kegiatan wisata edukasi. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ketua
Sedangkan hasil uji t diperoleh nilai t hitung sebesar Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan, Ketua
-21,000 dengan probabilitas 0,000. Nilai t hitung Jurusan Manajemen Usaha Wisata, Kepala Sekolah
-21,000 < -2,093 (t tabel) dan probabilitas 0,000 < SMP Negeri 2 Kelapa Dua Tangerang, mahasiswa
0,05 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa jurusan Manajemen Usaha Wisata angkatan 2010 dan
wisata edukasi memberikan peningkatan pengetahuan siswa-siswi SMP Negeri 2 Kelapa Dua Tangerang.
siswa tentang sejarah, khususnya Museum Sejarah
Jakarta dan Monumen Nasional. DAFTAR PUSTAKA

SIMPULAN DAN SARAN Hall, C. M. dan Weiler, B. (1992). Special interest
tourism. London: Bellhaven Press.
Simpulan Kartodirdjo, Sartono (1995). Perkembangan penulisan
Hasil analisis skor pre test dan post test untuk 20 sejarah Di Indonesia selama setengah abad,
orang siswa yang mengikuti kegiatan wisata edukasi, Makalah. Semarang: Universitas Diponegoro.
nilai rata-rata pre test adalah 5,05 dan nlai rata-rata Read, S. E. (1980). A prime force in the expansion of
post test adalah sebesar 8,15. Hal ini menunjukkan tourism in the next decade: special interest tourism.
bahwa kegiatan belajar sejarah dalam bentuk wisata In Hawkins, D. E.; Shafer, E. L.; Rovelsatd, J. M.
edukasi ini dapat meningkatkan pengetahuan siswa (Eds.). Tourism marketing and management
hingga 61,39%. Hasil uji t menunjukkan bahwa wisata issues. Washington DC: George Washington
edukasi memberikan peningkatan pengetahuan siswa University.
tentang sejarah khususnya Museum Sejarah Jakarta Santoso, Budi P. dan Ashari (2005). Analisis statistik
dan Monumen Nasional. dengan Microsoft Excel dan SPSS. Yogyakarta:
Andi Offset.
Saran Suryo, Djoko (1991). Pengajaran sejarah dan globalisasi
Perlu dikembangkan sistem pengajaran yang kehidupan, Makalah Pada Seminar Pengajaran
menarik dalam penyampaian sejarah bagi siswa-siswi Sejarah dan Perubahan Sosial. Surakarta:
SMP Negeri 2 Kelapa Dua Tangerang. Hal ini terlihat Unversitas Negeri Sebelas Maret.
pada hasil pre test yang menunjukkan bahwa sebesar Undang-Undang Republik Indonesia 2009, No. 10
70% dari siswa tidak dapat menjawab pertanyaan Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan (2009).
yang diberikan. Kegiatan karyawisata dapat dijadikan
kegiatan rutin sebagai sarana untuk meningkatkan
pengetahuan, bukan hanya tentang sejarah tetapi juga
ilmu pengetahuan lainnya.

59
Udayana Mengabdi Volume 14 Nomor 1 Tahun 2015

PEDOMAN PENULISAN

1. Jurnal UDAYANA MENGABDI diterbitkan dua kali setahun, yakni hasil penelitian) atau Metode Pemecahan Masalah (bila hasil
bulan April dan September pada tahun berjalan. program pengabdian), Hasil dan Pembahasan, Simpulan dan
2. Naskah adalah hasil karya asli yang belum pernah dipublika- Saran/Implikasi Kebijakan. Ucapan Terima Kasih (bila ada), Daftar
sikan atau dipertimbangkan akan pemuatannya dalam media Pustaka dan Lampiran (sesuai dengan keperluan).
publikasi lain. 7. Tabel, Gambar atau Grafik dibuat sedekat mungkin dengan
3. Naskah dapat berupa hasil pengabdian kepada masyarakat yang ulasan atau pembahasan dan diberi nomor secara berurutan
diformat secara ilmiah, hasil penelitian, kajian pustaka/teoritis, sesuai dengan rujukan dalam naskah. Jika perlu cantumkan
kajian metodologis, gagasan orisinal yang kritis, ulasan masalah sumber data yang digunakan. Bila ada catatan kaki, penomoran
penting/isu pembangunan yang sedang hangat, ulasan suatu dilakukan secara berurutan pada seluruh naskah, tidak halaman
hasil seminar, atau resensi buku. per halaman.
4. Naskah disusun dalam bahasa Indonesia yang baku sesuai 8. Daftar Pustaka disusun menurut abjad mulai dari penulis per-
dengan Ejaan Yang Disempurnakan atau dalam bahasa Inggris. tama dan berikutnya. Apabila ada dua atau lebih pustaka yang
Untuk naskah berbahasa Indonesia, intisari (Abstract) ditulis sama penulis dan tahunnya, beri tanda a, b, c, ….dst setelah
dalam bahasa Inggris. Sedangkan naskah dalam bahasa Ing- tahun terbit. Bagi pustaka yang merujuk dari jurnal, majalah
gris, intisari (Abstrak) di­tulis dalam bahasa Indonesia. Abstrak ilmiah dan prosiding, harus menyebutkan nama penulis, tahun,
sebaiknya mengandung masalah, tujuan, metode dan hasil. judul, tempat seminar, penerbit, halaman dan editor (penyunt-
5. Naskah diketik dua spasi ukuran kuarto maksimal 10 halaman ing). Daftar Pustaka hanya memuat yang dirujuk dalam tulisan.
termasuk tabel, grafik dan lampiran, dikrim ke penerbit dalam 9. Naskah dikirm ke alamat penerbit:
bentuk cetakan sebanyak dua rangkap, juga disertakan soft copy, Jurnal UDAYANA MENGABDI (Journal of Community Services)
atau dikirim lewat E-mail. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
6. Naskah disusun dengan sistematika: Judul (diketik dengan hurup Universitas Udayana
kapital), Nama Penulis (tanpa galar), Alamat/Institusi Penulis Kampus Bukit-Jimbaran Badung, Bali
email dan No HP, Abstrak/Abstract (tidak lebih dari 300 kata Telp. dan Faks. (0361) 704622, 08123629838
dan disertai kata kunci (Key Word), Pendahuluan (mencakup E-mail: bdr.komang@yahoo.com
pokok permasalahan/isu dan tujuan pengabdian/penelitian, mansuryani@yahoo.com
Tinjauan Pustaka/Teoritis (bila ada), Metodologi Penelitian (bila

WRITING GUIDANCE

1. UDAYANA MENGABDI journal is issued twice a year, each April discussion, conclusion and recommendation, thanks giving (if
and September. any), references and appendixes.
2. Document is original works none published yet or would be 7. Table, picture and graphics are made as near as possible with
publish to other journal. the discussion with brief and clear title given a series number,
3. Document could be result from community service formatted included the sources of data. If there are footnotes, the number
sciences, research result, literature review study, methodology of them should be written in series for document, not per
study, critical original idea, review of important issue in recent pages.
development, seminar review, or book review. 8. References are written follow alphabets series. If there are
4. Document is written in Indonesia standard appropriated to two or more references having the same writers, give a, b,
Ejaan Yang Disempurnakan or in English. For Indonesian docu- c, etc. after year published. For reference taken from journal,
ment, abstract is written in English. whereas English document science magazine and proceeding have to write the same of
abstract is written in Indonesian. Problem, purposes, method writer, year, title, seminar place, publisher, pages and editor.
and result are included in abstract. References are a series of sources written in document only.
5. Document is typed 2 space, A4 paper, and maximal 10 pages 9. The document sent to publisher address:
including table, graphics, pictures and appendixes. Two typed Jurnal UDAYANA MENGABDI (Journal of Community Services)
documents should be sent to the publisher by e-mail. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
6. The structure of document: title (capital letter), writer name Universitas Udayana
(without academic title), writer’s institution address email HP, Kampus Bukit-Jimbaran Badung, Bali
abstract (no more than 300 word and along with key word), Phone and Fax. (0361) 704622, 08123629838
introduction (included problem and purpose), literature review E-mail: bdr.komang@yahoo.com
(if any), methodology or analysis (if research result), problem mansuryani@yahoo.com
solving method (if result of community service), result and

60

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai