Anda di halaman 1dari 14

Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah -- Sukidjo

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Oleh: Sukidjo
(Staf Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)

Abstrak

Economic crisis in Indonesia shows that economic development


paradigm with trickle down effect strategy, which give a priority to
conglomerate economic role is not suitable strategy, since it can not
provide strong economic foundation. During economic crisis,
conglomerates economic experienced of bankruptcy and negative
economic growth; on the contrary small and medium business
(enterprise) survived even it was able to lead economic to recovery
process. Small and medium business have important role in reducing
unemployment, equalizing income distribution, and reducing
urbanization rate. However, small and medium business face many
problems, such as: lack of capital, marketing limitation, and low quality
of human resources and used technology. Considering how important
role of small and medium business and many problem faced by them
so that it is need to enhance government support.
Key Words: Small and Medium Enterprise, Economic Crisis

A. Pendahuluan dan menyadarkan Pemerintah perlunya


Krisis ekonomi yang menimpa perubahan paradigma pembangunan
Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang selama ini menggunakan
hingga kini masih dirasakan dampaknya, pendekatan trickle down effect
baik dampak yang bersifat negatif berlandaskan ekonomi konglomerat
maupun positif. Dampak negatif krisis untuk dikembalikan berdasarkan ekonomi
ekonomi itu, antara lain berupa tingkat kerakyatan dengan memberikan peran
pertumbuhan perekonomian relatif yang tinggi terhadap usaha kecil dan
rendah, banyaknya perusahaan menengah (UKM). Sehubungan dengan
mengalami kebangkrutan, pengangguran itu, diharapkan Pemerintahan Orde
membengkak serta jumlah penduduk Reformasi dan pemerintahan berikutnya
miskin makin bertambah. Sedangkan memberikan perhatian yang tinggi
dampak positifnya, berupa mengingatkan terhadap Usaha Kecil dan Menengah.

8 Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004


Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah -- Sukidjo

Perhatian Pemerintah Indonesia yang mengagumkan, yakni laju


terhadap pengembangan Usaha Kecil pertumbuhan ekonomi sejak Pelita I
Menengah (UKM) sebenarnya cukup hingga tahun l996 rata-rata 6,8%,
besar yang telah dimulai sejak Pelita III, pendapatan per kapita naik dari US$ 70
yakni ditunjukkan dengan banyaknya pada tahun 1969 naik menjadi US$ 900
program pembinaan USK baik yang pada tahun 1994 dan US$ 1100 pada
berupa program bantuan permodalan awal tahun 1997, jumlah penduduk di
yakni Kredit Investasi Kecil (KIK) dan bawah garis kemiskinan berjumlah 15%
Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP) atau 27 juta jiwa pada tahun 1990 turun
pada dekade 1970-1980 maupun menjadi 11% atau 22 juta jiwa pada
gerakan nasional program kemitraan tahun 1996 (Gunawan Sumadiningrat,
melalui program bapak angkat pada 2000 : 90). Karena kemampuan
tahun 1990 an. Program-program Indonesia dianggap dapat
tersebut terus menerus dikembangkan, mempertahankan laju pertumbuhan
dan dalam Pemerintahan Reformasi ekonomi yang tinggi, maka Bank Dunia
dicanangkan program ekonomi menempatkan Indonesia sebagai High
kerakyatan dengan disertai sejumlah Performing Asian Economics. Selain itu
skim kredit. Namun, dalam realisasinya karena keberhasilan Indonesia
sampai dengan tahun l997, tampaknya merombak struktur ekonomi dari agraris
pemerintah masih berpihak pada usaha ke industri, yang ditunjukan di mana
skala besar (konglomerat) yang pada akhir tahun 1994 kontribusi sektor
ditunjukkan adanya berbagai kemudahan pertanian terhadap GNP tinggal 17,44%
yang diberikan kepada mereka. Perhatian sektor industri dan pengolahan sebesar
pemerintah yang mengutamakan 23,91% dan sektor jasa sebesar
pengembangan konglomerat didasarkan mencapai 58,7% maka Indonesia
pada trickle down effect, dengan harapan ditempatkan sebagai negara dalam
adanya perkembangan usaha skala besar proses industrialisasi atau Newly
dapat mempercepat peningkatan Industrializing Country (Edy Suandi
pendapatan nasional (gross national Hamid, 2000 : 6-7).
product = GNP) yang selanjutnya akan Namun demikian, keberhasilan
dapat memberikan sumbangan dalam pembangunan ekonomi yang dilakukan
pemerataan pendapatan termasuk juga Pemerintah Orde Baru ternyata semu dan
meningkatkan usaha kecil. rapuh, karena keberhasilan yang dicapai
Telah diakui bersama, bahwa selama 32 tahun tidak mampu
pembangunan ekonomi dengan strategi menghadapi krisis ekonomi yang terjadi
trickle down effect yang dilakukan sejak pertengahan 1997, di mana para
Pemerintah Orde Baru memberikan hasil konglomerat dan sektor perbankan

Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004 9


Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah -- Sukidjo

mengalami kebangkrutan, pengangguran menjadi lima kelompok, yakni : (1) usaha


membengkak, pendapatan per kapita perdagangan, meliputi keagenan untuk
merosot tajam, jumlah penduduk di koran/majalah, sepatu, pakaian;
bawah garis kemiskinan meningkat pengecer, meliputi minyak, barang
mencapai 40% sekitar 80 juta jiwa kebutuhan sehari-hari, buah-buahan;
bahkan ada yang memperkirakan113 juta ekspor impor umumnya untuk produk
jiwa (Gunawan, 2000 : 92) bahkan laju lokal; sektor informal, meliputi
perekonomian turun drastis menjadi pengumpulan barang bekas, pedagang
minus l3,20% pada tahun 1998. Dalam kaki lima; (2) usaha pertanian, yakni
situasi kebankrutan para konglomerat, pertanian pangan dan perkebunan,
ternyata UKM tetap mampu bertahan perikanan darat dan laut, peternakan; (3)
dan bertindak sebagai penyelamat usaha industri, meliputi industri
ekonomi nasional memberikan lapangan logam/kimia, misalnya perajin cor logam,
kerja yang luas serta dapat mendongkrak kerajinan kulit, konveksi; industri
laju perekonomian 2-3% pada tahun makanan dan minuman; industri
1999-2000. pertambangan dan bahan galian; aneka
Menyadari adanya kekeliruan dalam industri kecil; (4) usaha jasa, meliputi
menerapkan strategi pembangunan jasa konsultasi, perbengkelan,
ekonomi, maka Pemerintah Indonesia transportasi, restoran; dan (5) usaha jasa
kini lebih mengedepankan keberpihakan konstruksi, misalnya konstruksi
pada usaha kecil dan menengah dengan bangunan, jalan, kelistrikan jembatan
mengutamakan pemberdayaan ekonomi dan sebagainya.
rakyat melalui strategi ekonomi Sedangkan batasan tentang usaha
kerakyatan. Persoalan yang kemudian kecil dan usaha menengah telah diatur
timbul adalah di mana batasan-batasan dalam undang-undang, yakni UU No.9
UKM itu? Dengan kata lain siapakah yang Tahun 1999 tentang Usaha Kecil dan UU
termasuk dalam usaha kecil? Peran apa No.10 Tahun 1999 tentang Usaha
yang dapat disumbangkan oleh UKM Menengah Menurut UU No. 9 tahun 1999
kepada masyarakat Indonesia? tentang Usaha kecil, disebutkan usaha
Kelemahan dan keunggulan apa yang kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat
terdapat dalam UKM? Bagaimana pola yang berskala kecil dan memenuhi
pembinaan UKM yang tepat? kriteria sebagai berikut (1) memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp 200
B. Pengertian dan Peran Usaha juta, tidak termasuk tanah dan bangunan
Kecil Menengah tempat usaha; (2) memiliki hasil
Berdasarkan jenis kegiatan yang penjualan tahunan paling banyak Rp 1
dilakukan UKM dapat diklasifikasikan miliar; (3) merupakan milik warga negara

10 Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004


Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah -- Sukidjo

Indonesia (4) berdiri sendiri, dan bukan kekayaan bersih usaha menengah
merupakan anak perusahaan atau (Menekop dan UKM, 2000 : 3-4)
cabang perusahaan yang dimiliki, Usaha kecil sering disebut juga
dikuasai atau berafiliasi baik langsung sebagai industri kecil. Biro Pusat Statistik
maupun tidak langsung dengan usaha mengelompokkan industri bukan atas
menengah ataupun usaha besar; (5) dasar modal atau kekayaannya,
bentuk usahanya adalah usaha orang melainkan ukuran perusahaan didasarkan
perseorangan Sedangkan usaha atas jumlah karyawan yang dipekerjakan.
menengah adalah kegiatan ekonomi yang Menurut BPS berdasarkan jumlah
memiliki kriteria : (1) memiliki kekayaan karyawannya, industri yang ada di
bersih lebih dari Rp 200 juta sampai Indonesia dibedakan menjadi empat
dengan Rp 10 miliar, tidak termasuk kelompok, yakni (1) industri kerajinan,
tanah dan bangunan tempat usaha; (2) yakni industri yang memiliki karyawan
milik warga negara Indonesia; (3) berdiri antara 1 sampai dengan 4 karyawan; (2)
sendiri, bukan merupakan anak industri kecil, adalah industri yang
perusahaan atau cabang perusahaan memiliki karyawan 5 sampai 19 orang;
yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi (3) industri sedang, adalah industri yang
baik langsung maupun tidak langsung memiliki karyawan antara 20 sampai
dengan usaha besar; (4) bentuk dengan 99 orang dan (4) industri besar
usahanya adalah usaha orang merupakan industri yang memiliki
perseorangan. Sedangkan usaha besar karyawan 100 orang atau lebih (BPS,
adalah kegiatan ekonomi yang memiliki 1976 : xi).
kekayaan bersih lebih besar dari Jumlah usaha kecil di Indonesia

Tabel 1. Jumlah Usaha Kecil, Usaha Menengah dan Usaha Besar Tahun 1997 – 2001

Kelompok Usaha
Total
Tahun Usaha
Usaha Kecil Usaha Besar (Unit)
Menengah
1997 39.704.661 60.449 2.097 39.767.207
1998 36.761.689 51.889 1.831 36.815.409
1999 37.859.509 52.214 1.885 37.913.608
2000 39.121.350 55.437 2.005 39.178.792
2001 40.137.773 57.743 2.095 40.197.611
2002* 41.301.263 61.052 2.198 41.364.513
Sumber : Kompas, 6 Maret 2002
*Kompas, 9 Januari 2004

Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004 11


Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah -- Sukidjo

sangat banyak, berlipat ganda jika menggerakkan roda perekonomian


dibandingkan dengan usaha menengah daerah. Sebaliknya apabila perhatian
maupun usaha besar. Keberadaan usaha pemerintah kurang sehingga usaha kecil
kecil ada dimana-mana, baik perkotaan ini mengalami kemunduran atau mati,
maupun pedesaan, sehingga usaha kecil maka akan terjadi pengangguran yang
ini dapat dipandang sebagai motor sangat banyak. Adanya pengangguran
penggerak perekonomian daerah, yang sangat banyak kiranya sangat
meskipun belum dapat difungsikan membahayakan terhadap kestabilan dan
sebagai pusat pertumbuhan. Menurut keamanan perekonomian nasional.
Agnes Sweta Pandia dan Buyung Wijaya Peran utama keberadaan dan
Kusuma (Kompas, 6 Maret 2002), dan pertumbuhan UKM pada umumnya
Muhammad Taufiq (Kompas, 9 januari dimaksudkan untuk dapat memberikan
2004)jumlah usaha kecil, menengah dan kontribusi positif terhadap upaya
besar dapat dilihat dalam Tabel 1. penanggulangan kemiskinan,
Berdasarkan data Tabel 1, dapat pengangguran dan pemerataan
diketahui bahwa dilihat dari jumlah unit pembagian pendapatan. Oleh sebab itu,
masing-masing ternyata 99,8 % usaha di tidak mengherankan apabila keberadaan
Indonesia merupakan usaha kecil, 0,15% UKM selalu dikaitkan dengan masalah-
merupakan usaha menengah dan hanya masalah ekonomi dan sosial. Adapun
0,05% usaha besar. Dengan kata lain peran UKM antara lain dapat diuraikan
secara nasional jumlah usaha besar sebagai berikut.
hanya 0,5% sedangkan usaha kecil dan Pertama, membantu mengatasi
menengah mencapai 99,5%. Melihat adanya pengangguran. Dengan tumbuh
demikian besarnya jumlah usaha kecil, dan berkembangnya UKM akan membuka
maka perlu penanganan yang lebih kesempatan kerja baru, sehingga dapat
sungguh-sungguh secara menyeluruh mengurangi tingkat pengangguran yang
sehingga menjadi semakin besar dan ada. Berdasarkan estimasi, pangsa
berkualitas agar benar-benar mampu tenaga kerja untuk industri kecil, industri

Tabel 2. Laju Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 1997 – 2001

Tahun
Kelompok Usaha
1997 1998 1999 2000 2001
Usaha Kecil 57.482.688 57.341.962 59.939.760 63.501.890 65.246.294
Usaha Menengah 7.726.268 6.971.611 7.230.084 7.630.398 7.993.499
Usaha Besar 392.635 364.493 366.478 386.413 406.215
Total 65.601.591 64.678.066 67.536.322 71.518.701 73.646.008
Sumber : Kompas, 6 Maret 2003

12 Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004


Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah -- Sukidjo

rumah tangga dan industri skala Kecil dan Menengah, di mana


menengah mencapai 69,8% (Tulus peningkatannya jauh lebih banyak
Tambunan, 1999 : 25). Sementara itu, dibandingkan dengan Usaha Besar. Laju
peran UKM dalam penyerapan tenaga pertumbuhan penyerapan tenaga kerja
kerja yang dilaporkan Menteri Negara pada Usaha Kecil sebesar 3,22%
Koperasi dan UKM dalam Rapat kerja sedangkan untuk Usaha Menengah dan
Komisi V DPR RI pada tanggal 5 Maret Usaha Besar masing-masing 0,85%.
2003 jauh lebih besar dibanding apa Adapun kontribusi penyerapan tenaga
yang disampaikan oleh Tulus Tambunan. kerja dari ketiga kelompok usaha
Dalam tahun 1997 jumlah tenaga kerja tersebut selengkapnya disajikan dalam
yang bekerja di UKM mencapai 87,62% Tabel 3.
dan untuk tahun 2001 naik menjadi Dari Tabel 3, dapat diketahui bahwa

Tabel 3. Kontribusi Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 1997 – 2001

Tahun Laju
Kelompok Usaha
1997 1998 1999 2000 2001 Pertumbuhan
Usaha Kecil 87,62 88,66 88,75 88,79 88,59 0,28 %
Usaha Menengah 11,78 10,78 10,71 10,67 10,85 -2,02 %
Usaha Besar 0,60 0,56 0,54 0,54 0,55 -2,02 %
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,00 %
Sumber : Kompas, 6 Maret 2003

88,59%. Adapun data selengkapnya kemampuan Usaha Kecil untuk menyerap


disajikan dalam Tabel 2. tenaga kerja mengalami kenaikan terus
Dari data pada Tabel 2, dapat menerus, sedangkan untuk Usaha
diketahui bahwa dalam kurun waktu 5 Menengah dan Usaha Besar mengalami
tahun, dari tahun 1997 sampai dengan penurunan. Dari tabel tersebut terlihat
2001 terdapat kecenderungan kenaikan bahwa Usaha kecil mampu menyerap
penyerapan tenaga kerja untuk semua 88% lebih angkatan kerja, sedangkan
jenis kelompok usaha. Hanya saja untuk Usaha Menengah sekitar 10% dan untuk
tahun 1998 terjadi sedikit penurunan Usaha Besar hanya sekitar 0,5%. Ini
penyerapan tenaga kerja, di mana membuktikan bahwa UKM memiliki peran
penurunan ini sebagai dampak dari krisis yang sangat penting dalam penyerapan
ekonomi yang terjadi pada pertengahan tenaga kerja, dengan kata lain UKM
tahun 1997. Pertambahan penyerapan mampu menciptakan lapangan kerja
tenaga kerja lebih dirasakan pada Usaha yang banyak. Dengan terciptanya

Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004 13


Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah -- Sukidjo

lapangan kerja maka pengangguran kerja, dengan berkembangnya UKM


dapat dikurangi. maka akan terjadi jaminan pekerjaan
Kedua, membantu untuk sehingga mereka menerima dan memiliki
mengentaskan kemiskinan. Dengan pendapatan yang tetap dan semakin
adanya UKM, penduduk dapat melakukan meningkat. Jika pendapatan dari UKM ini
kegiatan usaha produktif apakah dalam meningkat diharapkan perbedaan
bidang usaha perdagangan, pertanian, pendapatan antara si kaya (kelompok
perikanan, peternakan, industri rumah usaha besar) dengan si miskin (kelompok
tangga, kerajinan rakyat, jasa konstruksi, UKM) semakin kecil. Selain itu, adanya
maupun jasa lainnya sehingga yang kerjasama UKM dan Usaha Besar, sangat
bersangkutan akan memperoleh bermanfaat bagi UKM dalam
pendapatan secara rutin. Diperolehnya meningkatkan kegiatan usahanya.
pendapatan dapat digunakan untuk Kerjasama tersebut antara lain, masing-
membiayai keperluan hidupnya berupa masing dapat bertindak sebagai buyer
pengadaan barang dan jasa yang maupun supplier sehingga saling
diperlukan, sehingga yang bersangkutan menguntungkan. Meningkatkan usaha
senantiasa dapat terbebaskan dari UKM maka keuntungan yang diperoleh
kemiskinan. Kemiskinan dalam arti UKM semakin bertambah, sehingga
ekonomi akan terjadi apabila orang yang melalui efek multiplier pendapatan
bersangkutan memiliki pendapatan yang pengusaha dan pekerja UKM juga
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan meningkat. Dengan demikian dengan
pokok sebagai manusia yang wajar. peningkatan pendapatan para UKM
Ketiga, membantu mengatasi diharapkan perbedaan si kaya dan si
ketimpangan dalam pembagian miskin dapat dikurangi.
pendapatan. Ketimpangan dalam Keempat, membantu mencegah
pembagian pendapatan (inequality of urbanisasi. Salah satu alasan utama
distribution of income) akan terjadi seseorang melakukan urbanisasi adalah
apabila perbedaan pendapatan antara untuk mendapatkan pekerjaan,
kelompok miskin dengan kelompok kaya mengingat di daerah pedesaan lapangan
sangat tajam, yang hal ini umumnya pekerjaan relatif terbatas. Apabila UKM
dicerminkan dalam persentase di pedesaan berkembang diharapkan
pembagian GNP terhadap 40% penduduk dorongan untuk mengadakan urbanisasi
kelompok miskin. Berkembangnya UKM, dapat berkurang, disebabkan mereka
diharapkan pendapatan yang diterima telah memperoleh pekerjaan dan
para pengusaha kecil semakin pendapatan yang cukup di daerah
bertambah, sehingga kehidupannya pedesaan. Selain itu makin
semakin baik. Demikian bagi tenaga berkembangnya UKM, maka pendapatan

14 Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004


Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah -- Sukidjo

mereka juga meningkat sehingga mereka pendapatan melalui UKM diharapkan


mampu membiayai tingkat pendidikannya dorongan untuk bertindak kriminal dan
dalam rangka meningkatkan kualitas kejahatan dapat dikurangi.
sumber daya manusia. Meningkatnya Ketujuh, memberikan sumbangan
kualitas sumber daya manusia terhadap produk domestik bruto (PDB).
memungkinkan mereka untuk Secara makro peranan UKM dalam suatu
menciptakan lapangan kerja sehingga negara dapat diukur dari segi seberapa
dorongan untuk urbanisasi dapat jauh kontribusinya terhadap penyerapan
berkurang. tenaga kerja dan produk domestik bruto
Kelima, makin berkembangnya lalu (PDB). Menurut Soeharto
lintas perdagangan dan perekonomian Prawirokusumo (2001 : 78) bahwa
pada umumnya. Berkembangnya lalu peranan UKM di Indonesia terhadap PDB
lintas perdagangan akan dapat jika dibandingkan dengan UKM di luar
mendorongnya tumbuhnya usaha baru negeri masih rendah, yakni sebesar 38,9
sehingga kegiatan ekonomi akan semakin % di luar migas. Sebagai gambaran
berkembang yang akan memberikan untuk tahun 1994 peranan UKM di
dampak terhadap semakin meningkatnya Kanada sekitar 59,24%, Jepang 79,2%,
pendapatan masyarakat. Dengan Amerika Serikat sebesar 53,67%.
meningkatnya pendapatan, pengeluaran Sedangkan menurut Deputi Bidang
untuk konsumsi dan investasi akan Pengembangan dan Restrukturisasi
bertambah, perdagangan semakin Usaha Kementerian Negara Koperasi dan
bertambah, lalu lintas ekonomi semakin UKM Muhammad Taufiq, bahwa
meningkat dan melalui efek multiplier berdasarkan hasil survey yang dilakukan
pendapatan masyarakat akhirnya akan oleh BPS sumbangan UKM terhadap
bertambah. produk domestik bruto untuk tahun 1997
Keenam, membantu mengurangi sebesar 62,71% dan untuk tahun 2002
tindak kriminal dan kejahatan. Salah satu naik menjadi 69,89%, sedangkan
alasan tindak kriminal dan kejahatan, kontribusi usaha besar untuk tahun 1997
karena yang bersangkutan tidak sebesar 37,29% dan untuk tahun 2002
mempunyai pendapatan, sementara turun menjadi 36,11%
pemenuhan kebutuhan hidup tidak dapat
dihindarkan lagi. Oleh sebab itu, dengan C. Permasalahan Yang Dihadapi
terbukanya kesempatan kerja melalui UKM
UKM, maka yang bersangkutan akan Berbagai masalah yang dihadapi UKM
memperoleh pekerjaan dan pendapatan pada umumnya bersumber dari
sehingga dapat memenuhi kebutuhan kelemahan yang terjadi dalam diri UKM
hidupnya. Dengan diperolehnya maupun di luar UKM. Berdasarkan data

Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004 15


Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah -- Sukidjo

BPS 1993, diperoleh informasi bahwa Kedua, kesulitan dalam pemasaran,


masalah utama yang dihadapi UKM, disebabkan oleh keterbatasan informasi
antara lain sebagai berikut : mengenai perubahan dan peluang pasar,
Pertama, kekurangan dana baik untuk dana untuk pembiayaan distribusi,
modal kerja maupun investasi. Kesulitan kurangnya promosi, kurangnya wawasan
modal bagi UKM merupakan masalah dan pengetahuan pengusaha mengenai
paling banyak dijumpai. Hal ini bisnis dan komunikasi. Pada umumnya
disebabkan adanya keterbatasan akses kemampuan pengusaha UKM untuk
langsung terhadap informasi, layanan berkomunikasi sangat rendah serta
dan fasilitas keuangan yang disediakan kurangnya sarana komunikasi yang
oleh lembaga keuangan formal bank dimiliki. Selain itu, manajemen
maupun non formal, misalnya BUMN dan pemasaran juga masih kurang sehingga
LSM. Pada umumnya UKM tidak mampu pengusaha kecil kurang mampu dalam
memanfaatkan kredit dari karena pihak menyusun strategi pemasaran. Hal ini
UKM tidak mampu memenuhi agunan sebagai akibat dari rendahnya
yang dipersyaratkan oleh Bank, di managerial skill pengusaha yang
samping rumitnya birokrasi. Kenyataan bersangkutan. Adanya berbagai
menunjukkan bahwa sebagian besar keterbatasan ini, mengakibatkan banyak
dana modal kerja dan investasi berasal pengusaha kecil yang sangat tergantung
dari sumber informal, di mana sumber pada pedagang atau pengumpul keliling
pembiayaan yang digunakan adalah khususnya bagi UKM yang ingin
sangat bervariasi, antara lain berasal dari memasarkan ke pasar di luar daerah.
tabungan pribadi, pinjaman dari sahabat Tanpa pedagang dan pengumpul keliling,
atau kenalan, pinjaman dari pensuplai para UKM hanya mampu memasuki pasar
bahan baku, pinjaman dari tuan tanah lokal yang relatif terbatas.
dan pinjaman dari pelepas uang. Ketiga, kesulitan dalam pengadaan
Menurut Riza Primahendra (2001 : 3-4) bahan baku khususnya bahan baku yang
sumber pembiayaan bagi industri rumah masih harus diimpor selain waktu yang
tangga dan industri kecil yang berasal cukup lama, dan harganya mahal.
dari pinjaman bank sebesar 18,79%, Sedangkan bahan baku yang berasal dari
koperasi 7,09%, institusi lain 8,25% dan dalam negeri, kesulitan yang dihadapi
lain-lain 70,35%. Pinjaman dari sumber adalah tempat penjualan jauh dari lokasi
lain sebesar 70,35% ini diduga berasal usaha, sehingga biaya transportasi
dari rentenir dan perorangan lainnya mahal, serta persediaan yang seringkali
yang memberikan bunga yang sangat terbatas khususnya bahan baku
tinggi. pertanian yang sangat tergantung
dengan cuaca serta kualitas bahan baku

16 Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004


Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah -- Sukidjo

yang rendah. Tidak adanya jaminan pada tingkat regional maupun


tersedianya bahan baku, mengakibatkan internasional.
produsen terpaksa harus membeli Keenam, kesulitan dalam administrasi
dengan harga mahal atau mengganti pembukuan. Sebagian besar UKM belum
bahan baku mereka dengan bahan baku melakukan pencatatan kegiatan usaha
lain yang berakibat pada penurunan dan keuangan secara tertib dan bahkan
mutu produk. banyak dijumpai pengelolaan keuangan
Keempat, keterampilan sumber daya perusahaan menjadi satu dengan
manusia (pekerja dan manajer) masih keuangan rumah tangga. Tidak tertibnya
rendah. Keterbatasan atau skill sistem pembukuan berdampak pada
pengusaha disebabkan oleh pendidikan sulitnya untuk memperoleh dana
sebagian besar pengusaha UKM masih pinjaman dari lembaga keuangan
sangat rendah. Data BPS th 1993 khususnya bank. Karena sistem
menunjukkan bahwa pengusaha industri pembukuan tidak jelas, administrasi
Rumah Tangga yang tidak tamat kegiatan tidak tertib, laporan keuangan
SD/belum sekolah sebanyak 48%, tidak ada, laporan kekayaan tidak jelas
berpendidikan SD sebanyak 41%, SMTP mengakibatkan pihak Bank sulit untuk
sebanyak 7%, SLTA sebanyak 4%. Oleh memberikan bantuan modal yang
sebab itu tidak mengherankan jika diperlukan. Di lain pihak, kebutuhan
pengusaha UKM dikatakan sebagai modal kerja sangat diperlukan guna
illiterate entrepreneur (Tulus Tambunan, meningkatkan skala produksi. Kenyataan
2000 : 126). menunjukkan, bahwa UKM terpaksa
Kelima, teknologi yang digunakan menolak pesanan produk yang banyak,
masih rendah yang ditandai oleh karena UKM tidak mampu menghasilkan
peralatan produksi yang digunakan masih produk dalam jumlah yang diinginkan
tradisional, tidak mampu melakukan oleh buyer sehubungan kekurangan
penelitian dan pengembangan, modal kerja. Dengan demikian
kurangnya informasi tentang teknologi kesempatan emas yang telah ada di
serta kurangnya dukungan instansi teknis depan mata, ternyata hilang begitu saja
dan perguruan tinggi dalam karena kurangnya modal kerja yang
pengembangan teknologi. Rendahnya dimiliki UKM.
teknologi yang digunakan berakibat pada
kurangnya diversifikasi produk serta D. Strategi Pemberdayaan
mutu produk kurang memuaskan. Adanya berbagai kelemahan yang
Keadaan demikian, akan berdampak dihadapi UKM mengakibatkan sulitnya
pada kesulitan dalam pemasaran, para UKM untuk mempertahankan diri
lemahnya kemampuan bersaing baik tetap eksis, apalagi adanya tuntutan

Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004 17


Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah -- Sukidjo

peningkatan kualitas maupun kuantitas. jumlahnya hanya 0,2% ternyata


Oleh sebab itu perlu adanya political will memberikan kontribusi terhadap
pemerintah untuk melakukan pertumbuhan ekonomi sebesar 83,6%,
pemberdayaan UKM. Political will mampu menguasai pangsa pasar sebesar
pemerintah ini sangat penting baik yang 80% dan memberikan sumbangan dalam
ada pada tingkat departemen maupun pembentukan GNP sebesar 60,2 %.
daerah serta lembaga terkait seperti Sementara itu, UKM dan Koperasi yang
lembaga keuangan, agar pemberdayaan jumlahnya mencapai 99,8%, hanya
tidak hanya sekedar menjadi retorika mampu memberikan kontribusi terhadap
ataupun lips service, apa yang dikatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 16,4%,
benar-benar dapat diwujudkan serta menguasai pasar 20% dan memberikan
didukung dengan pembiayaan yang sumbangan dalam pembentukan GNP
memadai. Hal ini mengingat keberadaan sebesar 39,8% ( Riza Primahendra, 2001
UKM sangat penting dipertahankan guna :1). Sehubungan dengan itu, dituntut
membantu mengatasi berbagai masalah- adanya political will pemerintah untuk
masalah ekonomi dan sosial, khususnya benar-benar melakukan pemberdayaan
yang berkaitan dengan upaya mengatasi ekonomi rakyat sehingga demokrasi
pengangguran serta pengentasan ekonomi yang diamanatkan dalam pasal
kemiskinan. Dalam skala makro, upaya 33 UUD 1945 dapat diwujudkan. Untuk
menumbuhkembangkan UKM sejalan itu diperlukan sejumlah langkah untuk
dengan upaya untuk mewujudkan melaksanakan pembinaan UKM sehingga
pemberdayaan ekonomi rakyat. mereka dapat mempertahankan diri dan
Tujuan pemberdayaan dimaksudkan berkembang menjadi besar dan akhirnya
membantu meningkatkan potensi UKM mampu bersaing secara wajar dalam
agar memiliki peluang hidup dan kancah perekonomian global.
berkembang dalam rangka menghadapi Berdasarkan Kebijakan Pembangunan
persaingan yang sehat. Dengan Ekonomi Nasional yang tertuang dalam
pemberdayaan diharapkan terjadi Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun
optimalisasi kekuatan yang ada agar 1999, dan Rencana Strategis
mampu memanfaatkan peluang serta Pembangunan Koperasi, Pengusaha Kecil
mengatasi berbagai kelemahan dan Menengah (Menegkop dan UKM, 2000:
tantangan yang ada. Pemberdayaan UKM 33) disebutkan bahwa strategi kebijakan
kiranya sangat penting mengingat pemberdayaan UKM meliputi :
struktur ekonomi Indonesia hingga kini 1. Strategi kebijakan pengembangan
masih sangat timpang. Berdasarkan data sistem ekonomi kerakyatan.
BPS tahun 1998, bahwa para 2. Strategi kebijakan penumbuhan iklim
konglomerat dan usaha besar yang berusaha yang kondusif

18 Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004


Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah -- Sukidjo

3. Strategi kebijakan dukungan investasi, perdagangan dan perubahan


penguatan bagi koperasi dan UKM kebijakan industri yang berorientasi pada
Dalam strategi kebijakan pertanian, industri pedesaan dan ekspor,
pengembangan sistem ekonomi pemberdayaan bank dan lembaga
kerakyatan, diarahkan pada keuangan bukan bank untuk membiayai
pengembangan sistem ekonomi yang koperasi dan UKM, penyederhanaan
bertumpu pada mekanisme pasar yang perijinan dan kebijakan fiskal dan
berkeadilan dengan prinsip persaingan moneter untuk pemberdayaan koperasi
sehat dan memperhatikan pertumbuhan dan UKM, (b) kebijaksanaan sektoral
ekonomi, nilai keadilan, kualitas hidup yang berupa kesungguhan kebijakan
dan pembangunan berwawasan diarahkan pada pemberdayaan Koperasi
lingkungan dan berkelanjutan. Dalam dan UKM, peningkatan peran instansi
sistem ekonomi kerakyatan maka dalam penganggaran bagi pemberdayaan
pemberdayaan koperasi dan UKM koperasi dan UKM, dukungan perkuatan
merupakan prioritas utama dalam agar terjadi sinergi dan saling
pembangunan ekonomi nasional. ketergantungan antar pelaku usaha (c)
Sehubungan dengan itu, perlu kebijakan pembangunan daerah berupa
diupayakan (a) sistem persaingan yang upaya pemberdayaan koperasi dan UKM
sehat yang memberikan kesempatan sebagai motor penggerak perekonomian
berusaha dan perlakuan yang sama bagi daerah
semua golongan pengusaha, (b) Sedangkan strategi kebijakan
peningkatan peran pemerintah secara dukungan perkuatan bagi koperasi dan
optimal dalam mengoreksi UKM dimaksudkan untuk
ketidaksempurnaan pasar, (c) kebijakan memberdayakan UKM agar mampu
untuk memberikan peluang usaha bagi bersaing dengan pelaku ekonomi lainnya
koperasi dan UKM, (d) penumbuhan dalam kancah pasar persaingan yang
kerjasama kemitraan usaha kecil, sehat. Kebijakan dukungan perkuatan ini
menengah dan besar dan (e) dapat berupa (a) dukungan perkuatan
peningkatan citra positif masyarakat yang bersifat keuangan dan (b)
terhadap kewirausahaan. dukungan perkuatan non keuangan,
Adapun strategi kebijakan dalam yakni dukungan jasa pengembangan
penumbuhan iklim berusaha yang bisnis. Dukungan perkuatan yang bersifat
kondusif, dilakukan dengan (a) kebijakan keuangan ditujukan agar struktur
makro yang meliputi penciptaan permodalan UKM semakin kuat serta
mekanisme pasar yang berkeadilan, dapat meningkatkan akses terhadap
penciptaan lapangan usaha dan sumber-sumber pembiayaan. dapat
pekerjaan, penyempurnaan kebijakan dilakukan antara lain dengan cara

Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004 19


Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah -- Sukidjo

penyederhanaan skim kredit bagi UKM konglomerat ternyata tidak memberikan


serta subsidi bunga, evaluasi kredit fondasi yang kuat dalam menghadapi
program dan non program untuk UKM, krisis yang terjadi.
peningkatan peran pemerintah daerah Kedua, secara substansial UKM
dalam pembiayaan UKM, pengembangan memiliki kekuatan dan ketahanan yang
program kerjasama dengan lembaga lebih baik dibanding dengan ekonomi
keuangan dan pemberian kemudahan konglomerat karena mampu bertahan
pembiayaan ekspor terhadap produk dan mampu mendongkrak perekonomian
unggulan. Sedangkan dukungan nasional dari kebangkrutan.
perkuatan untuk jasa pengembangan Ketiga, UKM perlu diberdayakan
bisnis dimaksudkan agar terjadi mengingat UKM memiliki peran yang
peningkatan kualitas penyediaan jasa sangat besar terutama dalam penyediaan
pengembangan bisnis (business lapangan kerja, mengatasi
development services = BDS). Kegiatan pengangguran, mengurangi urbanisasi,
ini dapat dilakukan antara lain dengan membantu mempercepat distribusi
cara pengembangan dan pemberdayaan pendapatan yang adil dan merata, serta
BDS yang profesional di seluruh daerah, ikut memperkuat ketahanan dan
pemberdayaan Klinik Konsultasi Bisnis keamanan perekonomian nasional.
(KKB), pemberdayaan Pos Ekonomi Keempat, Strategi kebijakan
Rakyat (PER), dan pengembangan pemberdayaan UKM yang ditempuh
industri penyedia BDS. antara lain berupa strategi kebijakan
pengembangan ekonomi rakyat, strategi
E. Kesimpulan kebijakan penumbuhan iklim berusaha
Pertama, krisis ekonomi memberikan yang kondusif serta strategi kebijakan
bukti bahwa perekonomian Indonesia dukungan perkuatan.
yang dibangun dengan ekonomi

Daftar Pustaka
Anonim. (2000). GBHN 1999-2004 dan Perbahan Pertama UUD 1945. Surabaya :
Artaloka
-----------,. (2000). Propenas 2000-2004, UU No.25 Th.2000 Tentang Program
Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004. Jakarta : Sinar Grafika
Edy Suandi Hamid dan Hendrie Anto (2000). Ekonomi Indonesia Memasuki Millenium
III. Yogyakarta : UII Press
Gunawan Sumadiningrat. (1999). Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman
Sosial. Jakarta : Gramedia

20 Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004


Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah -- Sukidjo

Harimurti Subanar. (1998). Manajemen Usaha Kecil. Yogyakarta : BPFE UGM


Kanwil Deperindag DIY. (2000). Pola Pembinaan Usaha Kecil-Menengah Industri dan
Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta (tidak diterbitkan)
Kantor Menegkop dan UKM. (2000). Rencana Strategi Pembangunan Koperasi,
Pengusaha Kecil dan Menengah. Jakarta : Kantor Menegkop dan UKM.
Riza Primahendra. (2001). Strategi dan Program Pengembangan Kapasitas /
Kelembagaan LKM. Makalah Lokakarya Nasional Pengembangan dan Perkuatan
Lembaga Keuangan Mikro, diselenggarakan di Jakarta, Juli 2001
Soeharto Prawirokusumo. (2001). Ekonomi Rakyat : Konsep, Kebijakan dan Strategi.
Yogyakarta : BPPE UGM
Tulus Tambunan. (1999). Perkembangan Industri Skala Kecil Di Indonesia. Jakarta :
Mutiara Sumber Widya

Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004 21

Anda mungkin juga menyukai