Oleh :
Dr. Drs. R.Soelistijono MP
Dr. Ir. Haryuni MP
Ir. Daryanti MP
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN
SURAKARTA
2014
Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Tim penulis dapat menyusun sebuah buku
ajar yang berjudul Mikrobiologi. Dalam buku ajar Mikrobiologi ini menguraikan tentang
berbagai mikroorganisme yang berperan di bidang pertanian meliputi jamur, bakteri, dan virus.
Selain memuat pengetahuan tentang istilah-istilah (terminologi), susunan organ dalam
(anatomi), sekaligus juga berisi peranan masing-masing mikrobia dibidang pangan, pertanian
maupun industri.
Didalam bab 2 dan 3 akan dibahas tentang jamur dan bakteri. Hal itu dikarenakan jamur
merupakan kelompok yang mendominasi mikroorganisme di alam (60%), disusul dengan
bakteri (25%), virus dan mikoplasma (15%). Mengenai pengendalian mikroba akan dibahas
pada bab 4, sedangkan penggunaan mikrobia di bidang pangan dan industry akan dibahas
dalam bab 5 dan 6. Hal tersebut dikarenakan mikrooorganisme mempunyai peran yang
menguntungkan maupun merugikan, tergantung dari fungsinya masing-masing.
Kami menyadari banyak sekali kekurangannya , namun kami berharap buku ini dapat
sebagai pegangan bagi mahasiswa semester 1 didalam mengikuti mata kuliah mikrobiologi.
Hal
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN ………..…………………………………………………………………. 1
BAB II JAMUR ………………………………………………………………………………………… 9
BAB III BAKTERI ……………………..……………………………………………………………….. 21
BAB IV PENGENDALIAN MIKROBIA ..……………………………………………………… 26
BAB V MIKROBIOLOGI PANGAN ..…………………………………………………………… 34
BAB VI MIKROBIOLOGI INDUSTRI ……………………………………………………………. 47
BAB VII PLANT GROWTH PROMOTING FUNGI (PGPF) ……………………………… 52
BAB VIII PLANT GROWTH PROMOTING RIZOBACTERIA (PGPR) …………………. 61
BAB IX MOLASE (MOL) …………………………………………………………………………… 64
DAFTAR PUSTAKA 69
Hal
Gambar 1 Klasifikasi mahluk hidup berdasarkan DNA 10
Gambar 2 Siklus hidup Zigomycetes 13
Gambar 3 Proses clamp connection 17
Gambar 4 Siklus hidup kelompok Basidiomycetes 18
Gambar 5 Struktur sel bakter 21
Gambar 6 Morfologi bakteri 21
Gambar 7 Proses pewarnaan gram 22
Gambar 8 Morfologi crown gall 23
Gambar 9 Pengelompokan mikoriza, 54
Gambar 10 Endomycorrhiza-Vesicular-Arbuskular Micorrhiza (VAM, 54
Gambar 11 Ectomycorrhiza 55
Gambar 12 Ectendomycorrhiza 55
Gambar 13 Orchid mycorrhiza 56
Gambar 14 Ericoid mycorrhiza 56
Gambar 15 Thysanotus mycorrhiza, sp. 56
Gambar 16 Cultur, Koloni, dan Morfologi Azotobacter 62
Hal
Tabel 1 Komposisi Umum Bahan Makanan 34
Tabel 2 Degradasi biologis senyawa organic 34
Tabel 3 Mikrobia yang berperan pada pembuatan makanan 35
Tabel 4 Tipe umum kerusakan pada bahan makanan 36
Tabel 5 Nilai aw minimum untuk pertumbuhan mikrobia 38
Tabel 6 Nilai pH maksimum dan minimum untuk perkembangan mikrobia 38
Tabel 7 Enzim dari mikrobia dan aplikasinya 49
Tabel 8 Produk metabolisme dari jamur 49
Tabel 9 Produk metabolisme dari bakteri 50
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari mikrobia dengan segala
aktifitasnya. Mikrobia atau disebut juga mikroorganisme atau jasad renik adalah jasad hidup
yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata biasa tanpa bantuan
mikroskop. Mikrobia berukuran kurang dari 0,1 mm, biasanya dinyatakan dalam mikron (µ), 1
mikron sama dengan 0,001 mm.
Mikrobia mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia, peran tersebut ada
yang bermanfaat dan ada yang merugikan. Mikrobia yang bermanfaat diantaranya yaitu :
1. Mikrobia yang digunakan dalam pembuatan makanan seperti tempe, kecap,
monosodium glutamate (MSG), keju, yoghurt
2. Mikrobia yang digunakan dalam pembuatan obat-obatan, antibiotic
3. Mikrobia yang berperan sebagai jasad pengurai/decomposer/redusen dalam proses
perombakan sampah organic
4. Mikrobia yang dimanfaatkan sebagai perangsang pertumbuhan tanaman dan pupuk
hayati (biofertilizer).
Sedangkan mikrobia yang merugikan adalah yang menyebabkan penyakit pada manusia,
hewan, dan tanaman maupun yang menyebabkan kerusakan.
Faktor lingkungan
Kehidupan mikrobia dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang bisa berupa faktor abiotik
dan faktor biotik.
Faktor abiotik yang mempengaruhi kehidupan mikrobia yaitu temperatur/suhu, pH,
kelembaban, tekanan osmose, dsb.
1. Temperatur
Berdasar temperature untuk kehidupannya, mikrobia dikelompokkan menjadi :
a. Psikrofil (kriofil) : kisaran suhu pertumbuhan 0-30oC, suhu optimum 15oC
b. Mesofil : suhu minimum 15oC, optimum 25-37oC, maksimum 45-55oC
c. Termofil : suhu minimum 40oC, optimum 55-60oC, maksimum 75oC
Beberapa istilah berkaitan dengan suhu pertumbuhan mikrobia :
f. Titik Kematian Termal (TDP = Thermal Death Point) adalah nilai temperature yang
dapat mematikan mikrobia dalam waktu 10 menit
g. Waktu Kematian Termal (TDT = Thermal Death Point) adalah waktu yang diperlukan
untuk membunuh mikrobia pada temperature tertentu
2. pH
Berbagai jenis mikrobia mempunyai kisaran pH tertentu untuk kehidupannya :
h. bakteri : 6,5-7,5 khamir : 4,0-4,5 jamur dan actinomycetes : kisaran pH luas
i. penggolongan mikrobia berdasar pH pertumbuhannya :
a. asidofilik : pH 2-5
b. mesofilik : pH 5,5 – 8
c. alkalifilik : pH 8,4 – 9,5
Klasifikasi mahluk hidup berdasarkan DNA dibagi menjadi 6 kelompok Kingdom yaitu:
1. Kingdom Protozoa
2. Kingdom Chromista
3. Kingdom Bacteria
4. Kingdom Fungi
5. Kingdom Plantae
6. Kingdom Animalia
(Alexopoulos, Mims, and Blackwell - Introductory Mycology, 1996)
Pada umumnya hifa jamur membentuk struktur tertentu yang disebut dengan:
1. Stroma : struktur hifa kompak, bersifat somatik dan seperti tubuh buah
2. Sklerotium : hifa memiliki bentuk kompak sebagai bentuk struktur bertahan pada kondisi
yang tidak kondusif terhadap lingkungannya
3. Rhizomorf : struktur hifa seperti tali sepatu (shoesstring) yang melekat kuat pada
jaringan tanaman
4. Appressorium (jamak appressoria) : merupakan struktur khusus untuk menginfeksi dan
dibentuk di ujung hifa. Appresorium akan menempel pada permukaan inang dan
membentuk struktur untuk penetrasi jaringan inang.
Reproduksi
Secara Aseksual
Sporangiospora yang dibentuk dalam sporangia mempunyai bentuk mirip konidia
karena sporangia dibentuk di ujung hifa (sporangiophore) dan seksual dengan membentuk
zygospora.
Merupakan kelompok paling tinggi dalam dunia jamur dan meliputi 30.000 spesies,
sehingga diperkirakan menguasai sekitar 37 % dari kelompok jamur.
Struktur reproduksi seksual Basidiomycetes mempunyai ciri-ciri:
1. Spora dalam bentuk basidiospora
2. Basidiospora dibentuk pada basidum
3. Pada basidium terjadi kariogami dan meosis
4. Pada umumnya 4 basidiospra dihasilkan pada setiap basidium
5. Struktur Basidiospora berbentuk bulat agak memanjang
Merupakan Kingdom dengan inti (nukleus) yang tidak memiliki selaput inti
(nukleoplasma) sehingga dikelompokan dalam Kingdom Prokariot. Kingdom ini meliputi bakteri
(Gambar 5) dan sianobakteri.
Salah satu bakteri yang banyak digunakan dibidang pertanian adalah Agrobacterium.
Bakteri ini memiliki karakteristik berdasarkan Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology
(9th edition) sebagai berikut:
1. Bentuk sel : batang pendek (0.6-1.0 x 1.5-3.0)
2. Gram negatif, tidak membentuk spora
3. Flagela 1-6, peritrikhus
4. Aerob, suhu optimum 25-28 oC
5. Koloni cembung, bulat, licin, tidak berwarna hingga agak kecoklatan
6. Produksi akstraseluler polisakarida pada media yang mengandung karbohidrat
7. Reaksi katalase, oxidase, urease semuanya bersifat positif
8. Bersifat kemoorganotroph (karbohidrat, asam amino sebagai sumber karbon)
Contoh bakteri biokontrol yang sudah digunakan untuk mengendalikan Ralstonia solanacearum
meliputi : Actinomycetes, Bacillus polymyxa, Bacillus subtilis, Bacillus spp., Burkholderia glumae,
Erwinia spp. (E. herbicola), Pseudomonas earuginosa , Pseudomonas fluorescens , R.
Solanacearum, mutan avirulen (EPS-negatif), Stenotrophomonas (Xanthomonas) maltophilia ,
Streptomyces mutabilis
Pada masa dahulu sebelum ilmu mikrobiologi berkembang, banyak kegagalan terjadi
pada peristiwa yang melibatkan mikrobia, misalnya kegagalan dalam proses operasi/bedah
karena instrumen bedah yang terkontaminasi mikrobia sehingga tingkat infeksi dan kematian
tinggi, kegagalan dalam proses fermentasi anggur. Penyebab dari berbagai kegagalan tersebut
adalah belum diketahuinya teknik untuk pengendalian mikrobia. Pengendalian mikrobia
merupakan tindakan yang bertujuan untuk menghambat kehidupan, menyingkirkan atau
membasmi mikrobia. Dengan pengendalian mikrobia, maka dapat mencegah penyebaran
penyakit dan infeksi, membasmi mikrobia pada inang yang terinfeksi, mencegah pembusukan.
Mikroorganisme bisa dikendalikan dengan beberapa cara, bisa dengan meminimalisir,
menghambat atau membunuh.
Antibiotik
Antibiotik adalah produk metabolik yang dihasilkan suatu mikroorganisme yang dalam
jumlah amat kecil bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lainnya. Penelitian
Alexander Fleming pada tahun 1929 , pada cawan agar yang diinokulasi dengan Staphylococcus
aureus yang terkontaminasi oleh jamur Penicillium memperlihatkan bahwa koloni jamur
tersebut dikelilingi oleh suatu zone jernih yang menunjukkan adanya penghambatan
pertumbuhan bakteri. Senyawa antibiotik yang dihasilkan jamur tersebut oleh Fleming diberi
nama penisilin yang kemudian sangat bermanfaat dalam pengobatan penyakit menular yang
sulit diatasi sebelum ditemukannya penisilin. Cara kerja penisilin adalah menghambat
pembentukan dinding sel bakteri dengan cara mencegah digabungkannya asam N-
asetilmuramat yang dibentuk di dalam sel, ke dalam struktur mukopeptide yang biasanya
memberi bentuk kaku pada dinding sel bakteri.
Contoh senyawa antibiotik lainnya yaitu streptomisin yang dihasilkan oleh Streptomyces
griseus, suatu bakteri tanah. Antibiotik ini digunakan dalam terapi tuberkulosis, cara kerjanya
adalah menyebabkan distorsi pada subunit ribosom sehingga mengganggu sintesis protein.
Tetrasiklin merupakan antibiotik lainnya yang dihasilkan bakteri genus Streptomyces,
Bahan makanan baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, pada dasarnya
merupakan benda hidup yang tersusun oleh berbagai senyawa kompleks seperti protein,
karbohidrat, lemak, yang akan terus mengalami perubahan-perubahan biologis. Adanya
kandungan berbagai senyawa dalam bahan makanan menjadikan bahan makanan sebagai
substrat (tempat) yang sesuai untuk pertumbuhan mikrobia. Apabila kondisi lingkungan
(misalnya kadar air, suhu) memungkinkan, maka mikrobia akan tumbuh dan berkembang dan
melakukan proses penguraian senyawa-senyawa dalam bahan makanan dalam rangka untuk
mempertahankan kehidupannya. Senyawa organik (karbohidrat, protein, lipida, dsb.)
diurai menjadi senyawa an organik (nitrat, sulfat, dsb.) dan dihasilkan energi. Proses penguraian
(degradasi) terjadi secara enzimatis yang bisa berlangsung dalam kondisi aerob (dengan
kehadiran oksigen) atau an aerob (tanpa kehadiran oksigen).
Tabel1. Komposisi Umum Bahan Makanan
Jenis makanan Kandungan senyawa organik (%)
Protein Karbohidrat Lemak
Buah-buahan 2-8 85- 97 0-3
Sayuran 15-30 50-85 0-5
Ikan 70-96 0 5-30
Telur 51 3 46
Daging 35-50 0 50-65
Susu 30 40 30
Perkembangan mikrobia pada bahan makanan juga dipengaruhi oleh nilai pH bahan.
Masing-masing mikrobia mempunyai nilai pH maksimum dan minimum untuk pertumbuhannya
seperti dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6. Nilai pH maksimum dan minimum untuk perkembangan mikrobia
Jenis mikrobia pH maksimum pH minimum
Escherichia coli 9,0 4,4
Salmonella typhi 8,0 4,5
Streptococcus lactis 4,3-4,8
Lactobacillus spp. 7,2 3,8-4,4
Thiobacillus thiooxidans 9,8 1,0
Ragi 11,0 1,5-2,0
Jamur 8,0-8,5 2,5
2. Intoksikasi : penyakit yang terjadi karena racun yang dihasilkan mikrobia dan masuk ke
tubuh lewat makanan
a. Intoksikasi oleh Clostridium botulinum
Bakteri ini bisa menghasilkan racun yang disebut botulinin, sedangkan penyakit
karena racun botulinin disebut botulisme. Racun yang dihasilkan Cl. botulinum ini
sangat berbahaya / sangat mematikan, gejala penyakit ini : diare, pusing, otot
lumpuh, sulit bernapas. Clostridium botulinum dapat memproduksi racun dalam
keadaan an aerob. Bakteri ini dapat berkembang dalam makanan kaleng yang
proses sterilisasinya kurang baik.
Cara pencegahan penyakit ini : memanaskan makanan kaleng sampai
mendidih/100oC terutama yang pH-nya > 4,5 minimal selama 15 menit (biasanya
produk daging, ikan ), proses sterilisasi makanan kaleng yang baik.
b. Intoksikasi Pseudomonas cocovenenans
Jamur ini tumbuh pada tempe bongkrek yang menggunakan campuran berupa
ampas kelapa yang telah basi. Racun yang dihasilkan jamur tersebut ada 2 macam
yaitu toksoflavin dan asam bongkrek. Pencegahannya : menurunkan pH
bahan/substrat sampai di bawah 5,5 untuk mencegah pertumbuhan P.
cocovenenans.
Mikrobiologi Industri adalah suatu proses yang bertujuan untuk menghasilkan produk
yang bermanfaat dan bernilai ekonomi dengan memanfaatkan mikrobia dalam jumlah besar di
bawah kondisi terkendali. Proses dalam industri mikrobiologi digambarkan dengan reaksi:
Substrat (bahan dasar) + mikrobia produk baru
Selama proses berlangsung segala kegiatan melibatkan reaksi enzimatis. Produk hasil industri
mikrobiologi misalnya aneka senyawa kimia (asam organik, gliserol, alkohol), antibiotik, enzim,
makanan, minuman. Produk bisa juga berupa mikrobia misalnya protein sel tunggal, ragi,
mikrobia yang bermanfaat di bidang pertanian misalnya Bacillus turingiensis, Rhizobium.
Persyaratan
Untuk bisa dikembangkan sebagai industri mikrobiologi harus memenuhi persyaratan
tertentu yang meliputi : mikrobia, media/bahan dasar, sifat proses, produk .
1. Mikrobia
Mikrobia dalam industri mikrobiologi atau fermentasi merupakan faktor utama sehingga harus
memenuhi syarat tertentu yaitu : murni, unggul, stabil, bukan patogen.
Murni : menggunakan biakan murni (dari satu strain tertentu) yang telah diketahui sifat-
sifatnya. Penggunaan kultur tunggal mempunyai resiko tinggi karena kondisi harus dijaga
optimum, sehingga untuk mengurangi kegagalan bisa digunakan kultur campuran agar ada
mikrobia lain yang bisa melakukan proses fermentasi. Kultur campuran yang baik adalah model
suksesi yaitu antar organisme tidak bersaing tetapi saling mendukung untuk pembentukan
produk.
Unggul : mikrobia harus mampu menghasilkan produk secara tepat dalam dan dalam jumlah
besar. Untuk memperoleh sift unggul dilkukan melalui rekayasa genetik.
Stabil : pada kondisi yang diberikan, mikrobia harus mempunyai sifat yang tetap, tidak mudah
mengalami perubahan sifat karena mutasi atau lingkungan.
Bukan patogen : mikrobia yang digunakan bukan patogen bagi manusia maupun hewan, kecuali
untuk produksi bahan tertentu dan harus dijaga agar tidak menimbulkan akibat sampingan
pada lingkungan.
Pada makanan tradisional hasil proses fermentasi seperti kecap, tape, tempe, terasi, produk
metablisme (metabolit) dimanfaatkan atau dikonsumsi bersama-sama dengan substratnya.
Industri alkohol
Alkohol dapat dibuat secara sintesis/reaksi kimia atau secara fermentasi dengan
menggunakan aktifitas mikrobia. Pembuatan alkohol secara fermentasi dapat menggunakan
berbagai bahan berupa bahan yang mengandung gula seperti gula tebu, gula bit, sari buah,
bahan yang mengandung pati seperti serealia, umbi-umbian, bahan yang mengandung selulosa
seperti serbuk gergaji, limbah pabrik kertas.
Mikrobia yang berperan dalam pembuatan alkohol adalah ragi / yeast saccharomyces
cerevisiae. Pada pembuatan alkohol harus dihindari adanya pemasukan oksigen /kondisi aerob
untuk menghindari adanya proses lanjutan dari alkohol menjadi asam asetat.
Reaksi : C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2 + energi
Plant Growth Promoting Fungi (PGPF) yaitu Jamur/Candawan yang mengkolonisasi akar
berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan tanaman.
Beberapa jenis jamur/cendawan yang termasuk kelompok PGPF yaitu: mikoriza, trichoderma,
dan mettarhizium.
Mikoriza adalah mikroba yang berperan dalam transformasi P dalam tanah, merupakan bentuk
asosiasi simbiosis mutualistik antara jamur dan akar tanaman. Perkembangan miselium,
diferensiasi menjadi struktur infeksi, dan penetrasinya ke tanaman inang dipengaruhi oleh
faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik yang penting ialah kemampuan tanaman menghasilkan
sinyal-sinyal tertentu yang menyebabkan jamur mikoriza menginfeksi akar.
1. Endomikoriza: Jamur endomikoriza masuk ke dalam sel korteks dari akar serabut (feeder
roots). Jamur ini tidak membentuk selubung yang padat, namun membentukmiselium yang
tersusun longgar pada permukaan akar. jamur juga membentuk vesikula dan arbuskular
yang besar di dalam sel korteks, sehingga sering disebut dengan VAM (Vesicular-Arbuscular
Myccorhizal), sebagai contoh jenis Globus dan Acaulospora. Endomikoriza menginfeksi
bagian dalam akar, di dalam dan di antara sel-sel ujung akar (root tip). Hifa masuk ke dalam
sel atau mengisi ruang-ruang antarsel. Jenis mikoriza ini banyak ditemukan pada tumbuhan
semusim yang merupakan komoditi pertanian penting, seperti kacang-
kacangan, padi, jagung, beberapa jenis sayuran dan tanaman hias. Infeksi ini tidak
menyebabkan perubahan morfologi akar, tetapi mengubah penampilan sel
dan jaringan akar. Berdasarkan tipe infeksinya, dikenal tiga kelompok
endomikoriza: ericaceous (Ericales dengansejumlah Ascomycota), orchidaceous (Orchidaceae
dengan sekelompok Basidiomycota),dan vesikular arbuskular (sejumlah tumbuhan
berpembuluh dengan Endogonales, membentuk struktur vesikula (gelembung) dan
arbuskula dalam korteks akar) disingkat MVA.
Menurut Brundett (2000), ada enam tipe asosiasi jamur mikoriza, yaitu:
3. Ectendomycorrhiza (Arbutoid), mempunyai sifat mirip dengan ECM, tetapi hifa jamur dapat
juga masuk ke dalam sel epidermis.
4. Orchid mycorrhiza, tipe jamur mikoriza ini terdapat pada anggrek, terutama pada
kecambah anggrek dan tanaman anggrek dewasa. Jamur tipe ini membentuk struktur
hifa yang berupa lilitan padat yang disebut peloton.
5. Ericoid mycorrhiza, jamur tipe ini biasanya membentuk struktur yang disebut ”hair
root” pada tanaman Ericales.
6. Thysanotus mycorrhiza, tipe jamur mikoriza ini terdapat pada tanaman bakung
(Liliaceaae). Jamur ini hanya tumbuh dan berkembang di bawah sel epidermis perakaran
bakung.
Menurut Hayman (1983), ada tiga mekanisme yang terlibat sehingga miko riza dapat
meningkatkan ketersediaan dan pengambilan P, yaitu secara fisik, kimia dan fisiologi.
1. MEKANISME FISIK
Miselium mikoriza yang berada diluar akar analog sebagai rambut untuk
mengambil bahan makanan dan air. Miselium mikoriza dapat tumbuh menyebar keluar
akar untuk beberapa sentimeter (>9cm), sehingga dapat berfungsi sebagai jembatan
yang menghubungkan zona kekosongan (deplesi) bahan makanan terutama P disekitar
akar dengan tanah. Menurut hayman (1983), zona ini muncul karena akar tanaman
menyerap P lebih cepat dari gerakan P yang berdifusi lambat kepermukaan akar. Hal
ini disebabkan kurangnya mobilitas ion-ion phospat dalam tanah dan juga mudahnya
ion-ion phospat tersebut teradsorpsi oleh komplek lempung seperti kaolinit,
montmorilonit dan lilit. Menurut Soepardi (1978), efek pengikatannya serupa apabila P
diikat oleh bentuk senyawa Fe dan Al yang sederhana. Total panjang hifa jamur dapat
mencapat 2,6 - 54 m/gram tanah. Fenomena tersebut memberi petunjuk bahwa akar
bermikoriza dapat mengeksplorasi volume tanah cukup besar, sehingga P yang dapat
diserap oleh akar bermikoriza akan semakin banyak.
2. MEKANISME KIMIA
Jamur mikoriza dapat membantu ketersediaan sumber-sumber P lambat larut
seperti batuan apatit, FePO4 , AlPO4 dan kalium serta besi fitat. Jamur inipun dapat
membantu tanaman-tanaman seperti “cow pea”, ketela pohon, jeruk, jambu biji, dan
Peranan MVA tersebut dalam meningkatkan ketersediaan dan serapan P dan unsur hara lainnya
melalui proses sebagai berikut :
1. Modifikasi Kimia oleh mikoriza dalam proses kelarutan P tanah Pengaruh Mikoriza Arbuskula
Pada Ketersediaan dan Penyerapan Unsur Hara Pada tahap ini, terjadi modifikasi kimia oleh
mikoriza terhadap akar tanaman, sehingga tanaman mengeksudasi asam-asam norganik dan
enzim fosfatase asam yang memacu proses mineralisasi P. Eksudasi akar tersebut terjadi
sebagai respon tanaman terhadap kondisi tanah yang kahat P, yang mempengaruhi kimia
rizosfer.
2. Perpendekan jarak difusi oleh tanaman bermikoriza. Mekanisme utama bagi pergerakan P ke
permukaan akarah melalui difusi yang terjadi akibat adanya gradien konsentrasi, serta
merupakan proses yang sangat lambat. Jarak difusi ion-ion fosfat tersebut dapat
diperpendek dengan hifa eksternal CMA, yang juga dapat berfungsi sebagai alat penyerap
dan translokasi fosfat.
Plant Growth Promoting Rhizobacteria = PGPR atau Rhizobacter yaitu bakteri yang
efektif mengkolonisasi akar yang disebut "Rhizobacteria" perangsang pertumbuhan tanaman).
PGPR memiliki kemampuan untuk melindungi bagian tanaman di atas tanah terhadap
penyakit virus, jamur dan bakteri dengan resistensi sistemik terinduksi (ISR). Di samping itu
PGPR dapat mempercepat perkecambahan, merangsang pertumbuhan akar dan tunas,
peningkatkan kadar khlorofil daun, meningkatkan toleransi tanaman terhadap kekeringan dan
garam serta dapat menunda penuaan daun (Singh et al, 2003). Salah satu bakteri PGPR yang
penting dalam ekosistem tanah yaitu Azotobacter chroococcum.
Azotobacter
Azotobacter sp. adalah bakteri gram negatif, bersifat aerobik, polymorphic dan
mempunyai berbagai ukuran danbentuk. Bakteri ini memproduksi polysacharides.
Azotobactersp. sensitif terhadap asam, konsentrasi garam yang tinggi dan temperatur di atas
35oC. Terdapat empat spesies penting dari Azotobacter yaitu Azotobacter chroococcum,
Azotobacteragilis, Azotobacter paspali dan Azotobacter vinelandii dimana Azotobacter
chroococum adalah spesies yang paling sering ditemui di dalam kandungan tanah. Azotobacter
mempunyai sifat aerobik maka dari itu bakteri ini memerlukan oksigen sehingga dengan adanya
aerasi, pertumbuhan dari Azotobacter dapat ditingkatkan [10]. Azotobacter mampu mengubah
nitrogen (N2) dalam atmosfer menjadi amonia (NH4 +) melalui proses pengikatan nitrogen
dimana amonia yang dihasilkan diubah menjadi protein yang dibutuhkan oleh tanaman,
mampu mensintesis substansi yang secara biologis aktif dapat meningkatkan perkecambahan
biji, tegakan dan pertumbuhan tanaman seperti vitamin B, asam indol asetat, giberelin, dan
sitokinin Selain itu, Azotobacter juga memiliki kemampuan dalam metabolisme senyawa fenol ,
halogen, hidrokarbon, dan juga berbagai jenis pestisida.
Berfungsi untuk menghindari penurunan kesehatan tanaman akibat adanya input bahan
kimia. Pada medium yang sesuai, Azotobacter mampu menambat 10-20 mg nitrogen/g gula.
Larutan MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya
yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga
mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang
pertumbuhan, dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat
digunakan baik sebagai dekomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama
sebagai fungisida. Larutan MOL dibuat sangat sederhana yaitu dengan memanfaatkan limbah
dari rumah tangga atau tanaman di sekitar lingkungan misalnya sisa-sisa tanaman seperti
bonggol pisang, gedebong pisang, buah nanas, jerami padi, sisa sayuran, nasi basi, dan lain-lain.
Bahan utama dalam larutan
1. MOL buah-buahan yang diaplikasikan pada tanaman sebagai pupuk dan dekomposer dalam
pembuatan kompos
2. MOL dari nasi basi
3. MOL keong mas untuk merangsang pertumbuhan tanaman
4. MOLrebung bambu bonggol pisang untuk dekomposer saat pembuatan kompos
5. MOL sabut kelapa
1. MOL Buah-buahan
Bahan :
Limbah buah-buahan Pepaya, pisang, mangga, apel dll,10 Kg
Gula merah 1 kg dicairkan
10 liter air kelapa
Cara Membuat :
a. Buah-buahan ditumbuk/dihaluskan
b. Masukkan ke dalam drum/tong plastic
c. Campurkan dengan air kelapa
d. Masukkan gula merah yang telah dicair
e. Tutup dengan plastik, beri lubang udara dengan cara memasukkan slang plastik yang
dihubungkan dengan botol yang sudah terisi air
f. Biarkan selama 10 – 15 hari
Cara Penggunaan :
a. Campurkan MOL buah-buahan yang telah jadi dan air dengan komposisi 1 : 5 liter,
kemudian tambahkan gula 1 ons. Siramkan pada bahan organik (bahan baku kompos)
yang akan dikomposkan
Agrios, G.N. 1988. Plant Pathology. 3d Ed. Academic. Press, San Diego, 803p.
Alexopoulus, C.J., C.W. Mims, & M. Blackwell. 1996. Introductory Mycology. 4th ed. John Wiley
& Sons, Inc. New York. 869p.
Haryuni. 2012. Kajian Rhizoctonia binukleat sebagai mikoriza dan peranannya dalam
meningkatkan ketahanan bibit vanili terhadap cekaman kekeringan. Disertasi. Tidak
dipublikasikan. 120 p.
Irawati, A.F.C. 2004. Karakterisasi dan uji hipovirulensi Rhizoctonia sp. yang diisolasi dari
perakaran bibit vanili. Tesis S2. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
71. (Tidak dipublikasikan).
Khan., S.A, Muhammad. H, Abdul. L. Khan. in-jung lee, Zabta khan. S & Jjong-guk kim. 2012.
Pak. J. Bot., 44(4): 1453-1460.
Utomo. A. 2012. Mengubah tanah kering menjadi produktif dengan memberikan mikoriza
secara optimal HTTP://UTOMOAGRIBISNIS.WORDPRESS.COM/2012/12/18/MIKORIZA-
DAN-MANFAATNYA-BAGI-TANAMAN/ diakses tanggal 10 juli 2014.