Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MANAJEMEN PATIENT SAFETY

PRINSIP DASAR MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI


DALAM PATIENT SAFETY

Dosen pengampu :
Dr.Aprina, S.Kp., M.Kes.

Kelompok 4

1. FALSYAFAH NAURA (2214301007)


2. SUCI DIAN SRIHARYATI (2214301019)
3. AZZIKRA SAFITRI (2214301034)
4. EVI YUSTINA WIGANTI (2214301045)

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
TANJUNG KARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah tentang “Prinsip Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi
dalam Patient Safety” tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Kelompok
4, dan ibu Dr.Aprina, S.Kp., M.Kes. yang selalu memberikan dukungan dan
bimbingannya. Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai
tugas Management Patien Safety. Tak hanya itu, kami berharap makalah ini
bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, Juli 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………...1


1.1 Latar Belakang Masalah.……………………………………………2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Pembahasan ………………………………………………. 4

BAB II KAJIAN TEORI……………………………………………………….5


2.1 Siklus Hidup Mikroorganisme ……………………………………..6
2.2 Kembang Biak Mikroorganisme …………………………………..7
2.3 Cara Penularan …………………………………………………….8
2.4 Jenis Organisme Parasit ……………………………………………9
2.5 Siklus Hidup Organisasi Parasit …………………………………..10
2.6 Cara berkembang Biak ……………………………………………11
2.7 Cara penularan …………………………………………………….14

BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………….15


3.1 Riview Jurnal ……………………………………………………..16
3.2 Contoh Kasus ……………………………………………………..17

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………..18
4.1 Kesimpulan………………………………………………………..19
4.2 Saran ………………………………………………………………20

ii
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa mikroorganisme tersebar


dan ditemukan dimana saja. Mikroorganisme yang kerap kita jumpai ada yang
bersifat memberi manfaat, ada juga yang justru memberikan kerugian bagi
makhluk hidup lainnya, termasuk manusia. Oleh karena itu, terdapat suatu ilmu
yang mempelajari tentang mikroorganisme yang disebut dengan Mikrobiologi.
Mikrobiologi adalah ilmu dari cabang Ilmu Biologi yang mempelajari
tentang makhluk hidup yang disebut Mikroorganisme. Sedangkan
mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang hanya dapat dilihat oleh
Mikroskop atau dengan kata lain disebut Mikroskopis. Mikroorganisme terbagi
menjadi 2 yaitu,mikroorganisme uniseluler dan mikroorganisme multiseluler.
Adapun yang termasuk seperti bakteri, fungi, algamikroskopik, protozoa, dan
Archaea.Mikrobiologi menjadi ilmu yang sangat penting dalam sejarah ilmu
Biologi setelah Louis Pasteur menjelaskan mengenai proses Fermentasi Wine
serta membuat Vaksin untuk Penyakit Rabies.
Selain mikroorganisme, terdapat makhluk hidup yang juga mempunyai
pengaruh cukup besar bagi manusia dan makhluk hidup lainnya yaitu
Parasit.Jika tidak dilakukan penelitian akan cara pengendalian dan pengobatan
akan dampak yang ditumbulkan oleh parasit tersebut, maka akan terjadi
masalah yang cukup serius dalam kehidupan makhluk hidup. Oleh karena itu,
ada suatu ilmu khusus yang mempelajari tentang Parasit yang disebut sebagai
Ilmu Parasitologi.
Parasitologi Merupakan ilmu yang mempelajari mengenai Makhluk
hidup parasit, tempatnya hidup (inang/Host) serta hubungan antara keduanya.

ii
Sedangkan parasit merupakan makhluk hidup yang bertahan hidup dengan
menempel pada inang nya dan menyerap sumber nutrisi atau makanan dari
inang yang di tumpangi nya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Siklus hidup Mikroorganisme?
2. Bagaimana cara Mikroorganisme untuk berkembang biak?
3. Bagaimana cara penularan dari mikroorganisme?
4. Apa saja jenis-jenis dari organisme Parasit?
5. Bagaimana Siklus hidup organisme parasit?
6. Bagaimana cara perkembangbiakan dari organisme parasit?
7. Bagaimana cara penularan dari organisme parasit?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui siklus hidup mikroorganisme
2. Untuk mengetahui cara berkembang biak mikroorganisme
3. Untuk mengetahui cara penularan mikroorganisme
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dari organisme parasit
5. Untuk mengetahui siklus hidup organisme parasit
6. Untuk mengetahui perkembangbiakan organisme parasit
7. Untuk mengetahui penularan organisme parasit

ii
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Siklus Hidup Mikroorganisme

Mikroorganis memerupakan suatu organisme yang sangat sangat


kecil, hanya dapat dilihat oleh mikroskop. Mikroorganisme yang paling
banyak diamsusikan mencakup prokariota, protista, serta ganggang.
Siklus hidup selesai dalam satu generasi, organisme dimulai dari
pembelahan individu yang ada, organisme baru tumbuh sampai jatuh
tempo,dan kemudian terbagi menjadi 2 individu baru.Pada tanaman,
kebalikannya, siklus hidup multigenerasi. Tanaman memulainya dengan
perkecambahan spora, yang tumbuh menjadi organisme gamet-
memproduksi(gametofit). Gametofit mencapai kematangan dan
berbentuk gamet, setelah pemupukan, tumbuh menjadi organisme
penghasil spora (sporofit). Setelah mencapai reproduksi, sporophyte
menghasilkan sporadis,dan siklus dimulai lagi.

Organisme dengan siklus diplontik menghasilkan sel kelamin


yang haploid,dan masing-masing gamet tersebut harus menggabungkan
menggunakan gamet lain untuk menerima himpunan ganda kromosom
yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi organisme lengkap. Siklus
hidup ditandai oleh tanaman ini dikenal sebagai diplohaplontik, karena
termasukgenerasi diploid (sporofit) dan menghasilkan haploid
(gametofit).

2.2. Kembang Biak Mikroorganisme

Reproduksi mikroorganisme dengan cara pertunasan,


pembelahan, pembelahan tunas, dan pembentukan spora aseksual

ii
disebut sebagai reproduksi vegetatif, sedangkan reproduksi dengan cara
membentuk spora seksual dinamakan reproduksi seksual.
Perkembangbiakan secara seksual, umumnya terjadi pada jamur dan
mikroalga, serta secara terbatas terjadi pada bakteri, dapat terjadi secara:
Oogami, bila sel betina berbentuk telur Anisogami, bila sel betina lebih
besar dari sel jantan Isogami, bila sel jantan dan sel betina mempunyai
bentuk yang sama.
Pengukuran pertumbuahan mikroorganisme, memiliki beberapa
cara yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah jasad renik:
1. Perhitungan jumlah sel
2. Perhitungan masa sel secara langsung
3. Perhitungan massa sel
Secara tidak langsung laju pertumbuhan cara khas bakteri
berkembangbiak adalah dengan cara pembelahan biner melintang. Terdapat
berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu: 1) isolasi pada agar cawan, 2) isolasi
pada medium cair, dan 3) Isolasi sel tungga. Fase pertumbuhan mikroorganisme
secara umum adalah sebagai berikut:

1. Fase lag (Masa persiapan, Adaptasi, Adaptation phase)


2. Fase tumbuh dipercepat (Logaritme, Eksponensial, Logaritma
phase)
3. Fase Stasioner
4. Fase Kematian

2.3. Cara penularan

1) Menyentuh Benda yang Terkontaminasi Bakteri


Tangan adalah media penyebaran penyakit. Pasalnya, manusia
menggunakan tangan untuk beraktivitas dan menyentuh banyak hal di
sekitarnya. Itulah mengapa kita dianjurkan cuci tangan pakai sabun

ii
sebelum makan, setelah pergi ke toilet, setelah menyentuh hewan, dan
sebelum menyentuh wajah untuk meminimalkan risiko penularan
penyakit. Kebiasaan makan tanpa mencuci tangan bukan hanya memicu
diare, tapi juga penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri, jamur, dan
parasit lainnya.

2) Menyebar Lewat Udara


Bakteri bisa menyebar lewat udara sama seperti virus. Penyebaran ini
terjadi saat pengidap infeksi bakteri batuk atau bersin tanpa menutup
mulut. Kita dianjurkan untuk menggunakan masker saat bepergian ke
tempat ramai, seperti kereta api, pasar, rumah sakit, dan lingkungan
padat lainnya. Masker bisa digunakan saat kamu sakit untuk mencegah
penularan penyakit. Atau, kamu bisa menutup mulut saat batuk atau
bersin dan bersihkan tangan pakai sabun setelahnya.

3) Kontaminasi Silang Makanan


Misalnya proses memasak yang kurang bersih, tidak mencuci tangan
setelah menyentuh makanan mentah, serta menggunakan peralatan
masak yang sama untuk makanan mentah dan sayuran. Beberapa infeksi
penyakit akibat kontaminasi silang makanan adalah diare, botulisme,
hingga keracunan makanan. Kondisi ini bisa dicegah dengan mencuci
tangan sebelum memasak, menyentuh makanan mentah (seperti ikan
dan daging), dan sebelum makan. Gunakan juga peralatan terpisah
untuk makanan mentah dan bahan masakan lainnya. Selain itu, pastikan
peralatan memasak yang digunakan dalam keadaan bersih sebelum
digunakan.

ii
2.4. Jenis Organisme Parasit

Organisme Parasit merupakan organisme yang hidup dan


berkembang biak dengan menempel dan menyerap nutrisi dari makhluk
hidup yang di tumpanginya. Istilah lain dari parasit adalah parasitisma,
yaitu cara hidup Organisme Parasit menjadikan makhluk hidup lainnya
sebagai tempat untuk ia tumpangi dan tempat untuk mencari sumber
makanan dan nutrisi. Organisme ini sangat merugikan bagi setiap
makhluk hidup yang ditumpanginya. Makhluk hidup yang ditumpangi
oleh parasit disebut sebagai Inang.

Adapun beberapa faktor yang menjadi penggolong dari berbagai


jenis Organisme Parasit, yaitu:
1) Dilihat dari cara organisme parasit mengambil atau menyerap sumber
makanan dari sel inang yang di tumpanginya. Berdasarkan hal tersebut,
maka organisme parasit dapat dibedakan menjadi Ektoparasit dan
Endoparasit.
A. Ektoparasit
Ektoparasit merupakan parasit yang tinggal diluar tubuh inang
atau ditempat-tempat yang masih dapat terlihat oleh mata.
Ektoparasit menempel dan hidup di luar tubuh inang nya dengan
menyerap nutrisi dan sumber makanan dari inang yang
ditumpanginya. Contoh dari Ektoparasit adalah lintah dan kuku.

B. Endoparasit
Endoparasit merupakan parasit yang hidup didalam organ tubuh
inangnya. Endoparasit biasanya menjadikan Host sebagai tempat
hidup dan berkembang biak. Kebanyakan Endoparasit berasal
dari makhluk hidup cacing, contohnya cacing Tricinella yang

ii
hidup di dalam otot inang yang ditumpanginya yang apat
menyebabkan penyakit kista. Contoh lainnya adalah cacing
Filaris, yaitu protozoa yang hidup dalam sel darah host,
contohnya plasmodium.

2) Dilihat dari lama waktu hidup Organisme Parasit.Berdasarkan lama


waktu parasit untuk hidup, maka parasit dibedakan menjadi parasit
Temporer dan Permanen.
A. Temporer
Parasit Temporer atau disebut juga sebagai parasit non Perodis,
adalah parasit yang hanya membutuhkan inang atau hostnya
pada waktu tertentu saja atau dapat dikatakan parasit yang tidak
hidup menetap pada sang inang. Pada umumnya parasit ini
hanya akan mengunjungi hospes atau inang ketika parasit merasa
lapar dan membutuhkan sumber makanan. Setelah merasa cukup
dengan sumber makanan yang diperoleh, maka parasit pun akan
pergi dan meninggalkan hospes tetapi masih dapat bertahan
hidup. Contoh parasit ini adalah nyamuk Anopheles Betina dan
Kutu Busuk atau Cimax Carticularis.

B. Permanen
Parasit Permanen adalah parasit yang hidup pada tubuh host
mulai dari fase awal kehidupannya hingga parasit dewasa ,
bahkan bisa sampai selama hidupnya tinggal pada tubuh
hostnya. Contoh dari parasit ini adalah Cacing Gelang, Kutu,
dan Trematoda. Seluruh tahapan hidup berlangsung di host
selalu menggantungkan hidupnya pada host atau inang sebagai
tempat hidup dan mendapatkan sumber makanan, dan tak
mampu bertahan hidup pada tubuh tau inang makhluk hidup
lainnya.

ii
3) Dilihat berdasarkan sifat dari Organisme Parasit.Berdasar sifat-sifat
yang imiliki oleh organisme parasit, maka parasit dapat dibedakan
menjadi Insidental, Eratika, Obligat, dan Fakultatif.
A. Insidental
Merupakan parasit yang hidup pada inang yang umumnya tidak
pernah dihinggapi oleh organisme parasit tersebut. Parasit ini
sering disebut parasit yang tak sengaja bersarang dan kebetulan
hidup ditubuh inangnya. Contoh dari parasit ini adalah
Dipylidium Caninum, yaitu cacing yang berada disaluran
perncernaan manusia. Kemudian ada cacing Nematoda, yang
biasa dijumpai pada mulut sapi dan juga manusia.

B. Eratika
Merupakan jenis parasit yang hidup pada organ hospes yang
wajar, tetapi biasanya akan berpindah ke bagian tubuh yang tak
seharusnya. Contohnya adalah Ascaris lumbricoides, yang
umumnya hidup pada deodenum (usus dua belas jari).

C. Obgliat
Merupakan jenis parasit yang hidupnya bergantung dengan
makhluk hidup lainnya untuk dijadikan sebagai inang. Parasit ini
tidak dapat bertahan hidup jika tidak mendapat sumber makanan
dari inangnya. Contoh dari parasit ini adalah Cacing Gelang.

D. Fakultatif
Merupakan jenis parasit yang dapat mandiri dengan keadaan
normal. Namun dalam keadaan tertentu, parasit tersebut juga
hidup sebagai parasit. Contoh dari parasit ini adalah ketika lalat
betina hendak bertelur, namun tidak dapat menemukan kotoran

ii
sebagai tempat bertelur, maka ia akan bertelur pada tempat-
tempat yang tak seharusnya dijadikan tempat untuk bertelur
hingga berubah menjadi belatung atau pada fase nimfa.

4) Dilihat berdasarkan efek penularan penyakit. Berdasarkan efek dari


penularan penyakitnya, organisme parasit dapat dibedakan menjadi
parasit Patogen dan Non-Patogen
A. Patogen
Merupakan jenis parasit yang membawa bakal atau bibit
penyakit untuk hostnya. Jika kondisi kesehatan sang inang tidak
baik, maka dapat terkena atau terinfeksi penyakit yang dibawa
oleh parasit tersebut. Contoh dari parasit ini adalah Plasmodium
Falciparum (Malaria) dan Lesmania Donorami (Kala Azar).

B. Non-Patogen
Merupakan jenis parasit yang hidup pada tubuh inang tetapi
tidak memberikan gangguan maupun bibit penyakit pada sang
inang. Contoh dari parasit Non-Patogen adalah Fasciola
Gigantea, parasit ini hidup sebagai patogen pada tubuh sapi,
namun bersifat Non-Patogen pada kambing dan domba.

5) Dilihat dari derajat Parasitisme.Berdasarkan derajat Parasitisme nya,


organisme parasit dibedakan menjadi:
A. Komensalisme
Yaitu hubungan organisme satu mendapatkan keuntungan dari
organisme yang lain, namun organisme yang lain tidak
dirugikan.

B. Mutualisme

ii
Yaitu hubungan organisme satu dengan yang lainnya saling
memberikan keuntungan.

C. Simbiosis
Yaitu hubungan yang permanen antar 2 makhluk hidup yang
tidak dapat hidup tanpa makhluk hidup satunya atau dalam arti
tidak bisa terpisahkan.

D. Pemangsa
Yaitu dimana predator membunuh mangsanya terlebih dahulu
lalu memakan.

2.5. Siklus Hidup Organisme Parasit

Siklus hidup adalah rute yang di lalui oleh parasite dari saat
masuk ke host di dalam host sampai keluar dari host dan masuk
kembali.Suatu parasite dapat melibatkan suatu host atau lebih,
melibatkan satu atau lebih sebagai perantara (intermediate host ). Siklus
hidip parasite terdiri dari dua fase utama ,fase di dalam tubuh dan fase di
luar tubuh manusia. Siklus hidup parasit di dalam tubuh memberikan
informasi tentang gejala dan kelainan akibat infeksi parasite, serta
metode diafnosis dan pemilihan obat yang tepat .Siklus parasite di luar
tubuh ,memberikan informasi penting yang berkaitan dengan
epidemiologi,pencegahan,dan pengendalian.

Parasit ini mempunyai siklus hidup yang kompleks meliputi


beberapa tahap perkembangan pada inang maupun di lingkungan.
Menurut Post (1987) bintik putih yang terlihat pada ikan yang sakit
adalah trofon (Ich yang matang). Pada akhirnya, trofon membesar,
menerobos epitel ikan, dan terjatuh ke dasar kolam atau akuarium

ii
dimana dia melekat pada berbagai benda yang tersdia seperti kerikil,
kayu, batu atau selang. Trofon mensekresikan lapisan gelatin yang tebal
dan membentuk kista Waktu yang dibutuhkan untuk perkembangannya
sangat tergantung pada suhu. Suhu optimum untuk reproduksi adalah
26-27 oC, dan waktu yang dibutuhkan adalah 10-12 jam. Semakin
rendah suhu semakin lama waktu yang dibutuhkan. Pada suhu 22 oC
butuh 3-4 hari, mencapai 11 hari pada suhu 15 oC dan hampir 30 hari
pada 10 oC (Gratzek, 1993). Melihat rentang suhu ini, ikan air tawar
tropis lebih rentan terhadap penyakit Ichthyopthiriasis.

Post (1987) mengemukakan bahwa trofozoit yang melekat pada


substrat atau tumbuhan di dasar mulai mengalami mitosis segera setelah
perlekatan. Sel anak ini menghasilkan enzim hyaluronidase yang
menyebabkab sista koyak. Satu sel trofon dapat menghasilkan 250–1000
tomit (Ich muda, sering juga disebut teron). Tomit lepas ke perairan dan
selanjutnya berkembang menjadi theront yang merupakan tahap infektif

2.6. Cara Berkembang Biak Parasit

Reproduksi atau perkembangbiakan adalah kemampuan mahluk hidup untuk


menghasilkan keturunan.Tujuan mahluk hidup bereproduksi ialah untuk
memprtahankan kelangsungan hidup jenisnya. Mahluk hidup sebagai
organisme mengalami perkembangbiakan(reproduksi). Perkembangbiakan
dapat terjadi secara seksual atau aseksual.

A. Perkembangbiakan secara Aseksual


Perkembangbiakan secara Aseksual adalah perkembangbiakan tanpa
melibatkan alat reproduksi sehingga tidak terjadi proses fertilisasi
atau pertemuan antara gamet jantan dan gamet betina. Biasanya
yang mengalami perkembangbiakan secara aseksual adalah

ii
tumbuhan dan hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Contoh
Cara perkembangbiakan Parasit Aseksual terdiri dari 3 cara :

a. Tunas atau Bertunas


adalah bentuk reproduksi aseksual, dimana organisme baru
tumbuh ada satu sama lain. Organisme baru tetap melekat
seiring dengan pertumbuhan, memisahkan dari organisme induk
hanya ketika matang. Organisme baru dibuat klon dan secara
genetik identik dengan organisme induk. Pada bakteri yang
disebut Tunas, Pembagian yg tidak merata terjadi melalui
pertumbuhan lokal. Sehingga sel anak (tunas) biasanya lebih
kecil daripada sel ibu. Contoh perkembangbiakan Aseksual
Tunas adalah Hydra.

b. Fragmentasi
adalah bentuk reproduksi Aseksual atau Kloning, dimana
organisme memecah diri menjadi fragmen fragmen. Masing-
masing fragmen ini berkembang menjadi dewasa, tumbuh
menjadi individu dewasa yang merupakan klon dari organisme
asli. Fragmentasi sebagai metode reproduksi, dikenal juga
sebagai pemecahan. Contoh perkembangbiakan Aseksual
Fragmentasi adalah cacing Pipih.

c. Partenogenesis
adalah bentuk reproduksi aseksual dimana betina memproduksi
sel telur yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi.
Contoh Aseksual Partenogonisis adalah Lebah Madu.
Ginogenesis adalah bentuk reproduksi Aseksual yang
berhubungan dengan Partenogenesis, dimana keturunan yang
dihasilkan dengan mekanisme yang sama seperti pada

ii
Partogenesis, tetapi dengan ketentuan sel telur harus distimulasi
dengan keberadaan sperma sehingga dapat berkembang.

B. Perkembangbiakan Secara Seksual


Perkembangbiakan Secara Seksual adalah Perkembangbiakan yang
melibatkan alat reproduksi sehingga terjadi proses fertilisasi atau
pertemuanantara gamet jantan dan gamet betina. Umumnya hewan
yang bertulang belakang yang mengalami perkembangbiakan secara
seksual. Contohnya adalah Cacing Gelang, Cacing hati, Cacing
Kremi.

2.7. Cara Penularan Parasit


Parasit dapat hidup di dalam atau di luar tubuh manusia dan hewan.
Mikroorganisme ini bisa ditemukan di tanah, air, tinja, serta benda yang
terkontaminasi tinja. Oleh karena itu, penderita infeksi parasit yang tidak
mencuci tangannya dengan bersih setelah buang air besar (BAB) dapat
menularkan parasit ke orang lain melalui kontak langsung atau benda apa pun
yang disentuhnya. Infeksi parasit juga dapat terjadi melalui cara lain, seperti:
1. Konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi parasit
2. Kontak dengan hewan yang terinfeksi parasit atau penderita infeksi
parasit, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya lewat sisir atau
topi
3. Gigitan nyamuk atau serangga lain yang terinfeksi parasit
4. Hubungan seks secara oral (melalui mulut) dan anal (melalui dubur).
5. Pada kasus yang jarang terjadi, parasit juga dapat menular
melalui transfusi darah, transplantasi organ, dan dari ibu hamil ke janin
yang dikandungnya.

ii
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Riview Jurnal

a) Jurnal 1
Judul : Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi
Untuk Mengatasi Keselamatan Kerja dan
Keberhasilan Praktikum.
Jurnal : Jurnal Mikrobiologi
Volume dan Halaman : Vol 1 No. 1
Tahun : 2018
Penulis : Ririn Andriani
Tanggal : 31 Agustus 2023
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk
memperkenalkan dan menekankan pentingnya
penggunaan peralatan laboratorium dengan baik
dalam percobaan mikrobiologi. Artikel ini
bertujuan untuk mempromosikan keselamatan dan
keberhasilan praktik laboratorium dengan
memberikan informasi tentang fungsi dan
penggunaan berbagai instrumen laboratorium
yang benar. Hal ini juga menyoroti perlunya
pelatihan dan pemeliharaan yang tepat terhadap
instrumen-instrumen ini untuk memastikan hasil
yang akurat dan meminimalkan kecelakaan.
Subjek Penelitian : Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam
praktikum mikrobiologi.
Metode Penelitia : Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian adalah tinjauan literatur dan analisis
deskriptif terhadap peralatan laboratorium yang
digunakan dalam percobaan mikrobiologi. Penulis
mengkaji sumber literatur yang relevan untuk
mengumpulkan informasi tentang berbagai
instrumen laboratorium dan fungsinya.
Analisisnya mencakup penjelasan penggunaan
yang tepat dan pentingnya instrumen ini dalam

ii
memastikan keselamatan dan keberhasilan praktik
laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman komprehensif tentang
peralatan laboratorium di bidang mikrobiologi dan
menekankan perlunya pelatihan dan pemeliharaan
yang tepat terhadap instrumen tersebut
Sumber Jurnal : Universitas Halu Oleo, Fakultas Farmasi. ISSN :
O1A11408
Isi Jurnal : Isi penelitian dari jurnal ini adalah menjelaskan
pentingnya pengenalan dan penggunaan yang
tepat terhadap alat-alat laboratorium dalam
praktikum mikrobiologi. Artikel ini memberikan
Penjelasan tentang fungsi dan penggunaan yang
benar dari berbagai alat laboratorium seperti
autoklaf, biological safety cabinets, colony
counter, incubator, laminar air flow, mikroskop,
neraca analitik, oven, cawan petri, gelas objek,
pembakar Bunsen, tabung durham, tabung reaksi,
batang L, jarum ose, pinset, rak tabung, sendok
tanduk, dan spatula. Selain itu, penelitian ini juga
menekankan perlunya pelatihan dan pemeliharaan
yang tepat terhadap alat-alat ini untuk memastikan
hasil yang akurat dan meminimalkan kecelakaan.
Kebersihan ruangan dan tempat kerja juga
menjadi fokus dalam penelitian ini, dengan
penekanan pada menjaga kebersihan dan
kesterilan ruangan agar tetap steril.

Kesimpulan : Kesimpulan dari keseluruhan penelitian ini adalah


pentingnya pengenalan dan penggunaan yang
tepat terhadap alat-alat laboratorium dalam
praktikum mikrobiologi. Artikel ini memberikan
pemahaman yang komprehensif tentang fungsi
dan penggunaan yang benar dari berbagai alat
laboratorium yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi. Penelitian ini menekankan perlunya
pelatihan dan pemeliharaan yang tepat terhadap
alat-alat ini untuk memastikan hasil yang akurat
dan meminimalkan kecelakaan. Selain itu,
penelitian ini juga menyoroti pentingnya menjaga
kebersihan dan kesterilan ruangan dan tempat
kerja agar tetap steril. Dengan memahami dan

ii
menerapkan penggunaan yang benar dari alat-alat
laboratorium, praktikum mikrobiologi dapat
dilakukan dengan aman dan berhasil.

b) Jurnal 2
Judul : Analisis Kontaminasi Bakteri Coliform pada
Minuman Es Sirup yang Dijual PKL
Menggunakan Metode Most Probable Number
(MPN)”
Jurnal : Jurnal mikrobiologi
Volume dan halaman : Vol 1 hal 1
Tahun : 2016
Penulis : Indri Yustati Ritonga, Mulyati Sri Rahayu, dan
Rizka Sofia Indri Yustati Ritonga, Mulyati Sri
Rahayu, dan Rizka Sofia
Tanggal : 31 Agustus 2023
Tujuan : Tujuan dari artikel jurnal ini adalah untuk
menganalisis kontaminasi bakteri coliform pada
minuman es sirup yang dijual oleh pedagang kaki
lima dengan menggunakan metode Most Probable
Number.
Subjek penelitian : Subyek penelitian dalam artikel jurnal tersebut
adalah analisis kontaminasi bakteri coliform pada
minuman es sirup yang dijual oleh PKL.
Metode penelitian : Metode penelitian yang digunakan dalam artikel
jurnal adalah metode Most Probable Number
(MPN) untuk menganalisis kontaminasi bakteri
coliform pada minuman es sirup yang dijual oleh
PKL.
Sumber jurnal : Dwidjoseputro , D . 1998. Dasar dasar
mikrobiologi
Isi jurnal : Artikel jurnal ini membahas analisis kontaminasi
bakteri koliform dalam minuman es sirup
menggunakan metode Most Probable Number
(MPN). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
keberadaan bakteri koliform dalam minuman es
sirup yang dijual oleh pedagang kaki lima.
Sampel-sampel tersebut dikumpulkan dari 30
pedagang kaki lima di sekitar sebuah sekolah
dasar di Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe.
Analisis dilakukan dalam dua tahap: uji presumtif
dan uji konfirmatif. Hasil penelitian menunjukkan

ii
bahwa 66,67% sampel terkontaminasi bakteri
koliform, menandakan bahwa minuman tersebut
tidak aman untuk dikonsumsi. Penelitian ini
menyarankan perlunya edukasi tentang higienitas
air minum untuk meningkatkan keamanan
minuman yang dijual kepada siswa sekolah dasar.
Kesimpulan : Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar minuman es sirup yang
dijual oleh pedagang kaki lima di sekitar sekolah
dasar di Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe
terkontaminasi bakteri koliform. Hal ini
menunjukkan bahwa minuman tersebut tidak
aman untuk dikonsumsi. Oleh karena itu,
diperlukan edukasi tentang higienitas air minum
untuk meningkatkan keamanan minuman yang
dijual kepada siswa sekolah dasar.

c) Jurnal 3
Judul : Identifikasi dan Prevalensi Parasit pada Ikan
Gabus (Channa striata) di Desa Meunasah
Manyang Kecamatan Lhoknga Aceh Besar.
Jurnal : Jurnal parasitologi
Volume dan halaman : Vol 8 no 2
Tahun : 2014
Penulis : Adil Umara, Muttaqien Bakri, dan Muhammad
Hambal
Tanggal : 31 Agustus 2023
Tujuan : Tujuan dari artikel jurnal ini adalah untuk
mengidentifikasi jenis parasit yang menginfeksi
ikan gabus (Channa striata) dan mengetahui
prevalensi parasit tersebut.
Subjek penelitian : Subyek penelitian pada artikel jurnal adalah ikan
gabus (Channa striata) yang ada di Desa
Meunasah Manyang, Kecamatan Lhoknga, Aceh
Besar.
Metode penelitian :
2. Pemeriksaan Parasit Luar : Pemeriksaan parasit
luar dilakukan dengan mengamati tanda-tanda
pada permukaan tubuh ikan. Pemeriksaan yang
dilakukan meliputi pengamatan sirip, insang, dan
kulit ikan .
3. Pemeriksaan Lendir: Lendir diambil dari
permukaan tubuh ikan dengan cara dioles pada
kaca objek. Apusan kemudian diberi larutan

ii
garam fisiologis (NaCl) dan ditutup dengan kaca
penutup untuk pengamatan mikroskopis .

4.Pemeriksaan Parasit Internal: Ikan dibedah


untuk memeriksa parasit internal. Pemeriksaannya
meliputi pengamatan saluran cerna, jantung, dan
pengambilan apusan darah tipis dan tebal. Apusan
darah diwarnai dengan Giemsa untuk pengamatan
mikroskopis .

5.Identifikasi Parasit: Identifikasi parasit


dilakukan berdasarkan morfologi dan karakteristik
yang dijelaskan dalam Kabata (1985), Noble and
Noble (1989), dan Dogiel et al. (1970) untuk
kelompok parasit yang berbeda.

6. Analisis Data: Data yang diperoleh dari


identifikasi parasit dianalisis secara deskriptif .

Secara keseluruhan, metodologi penelitian


meliputi pengumpulan sampel ikan, pemeriksaan
parasit eksternal dan internal, dan
mengidentifikasi parasit berdasarkan ciri
morfologinya.
Sumber jurnal : Dogiel V.A., G.K Gussev, and Y.I Polyansky.
1970. Parasitology of fishes. Oviler and boyd ltd,
edinbrugh.
Isi jurnal : Inti pembahasan jurnal ini adalah mengenai
identifikasi dan prevalensi parasit pada ikan gabus
(Channa striata) di Desa Meunasah Manyang,
Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis
parasit yang menginfeksi ikan gabus dan
menentukan tingkat prevalensinya.

Dalam penelitian ini, dilakukan pengamatan


terhadap parasit eksternal dan internal pada ikan
gabus. Hasil penelitian menunjukkan adanya dua
jenis parasit yang menginfeksi ikan gabus, yaitu
Pallisentis nagpurensis dan Trichodina spp. Selain
itu, juga ditemukan larva cacing namun belum
berhasil diidentifikasi. Tingkat prevalensi P.
nagpurensis mencapai 96%, Trichodina spp.
sebesar 6%, dan larva yang belum diidentifikasi

ii
sebesar 10%.

Penelitian ini menekankan pentingnya


pemahaman mengenai infeksi parasit pada ikan
untuk pengelolaan populasi ikan yang baik.
Dengan mengetahui jenis-jenis parasit yang
menginfeksi ikan gabus dan tingkat prevalensinya,
dapat dilakukan upaya pengendalian dan
pencegahan yang tepat guna menjaga kesehatan
dan kelangsungan hidup ikan gabus.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa ikan gabus (Channa striata) di Desa
Meunasah Manyang, Kecamatan Lhoknga, Aceh
Besar tertular dua jenis parasit yaitu Pallisentis
nagpurensis dan Trichodina spp. Prevalensi P.
nagpurensis ditemukan 96%, Trichodina spp.
adalah 6%, dan ada juga larva yang tidak
teridentifikasi dengan prevalensi 10% .
Tingginya prevalensi P. nagpurensis dalam
penelitian ini dibandingkan laporan sebelumnya
mungkin disebabkan oleh beberapa faktor seperti
lokasi sampel atau buruknya kondisi air di wilayah
pengambilan sampel. Kehadiran inang perantara,
seperti kopepoda, artropoda, dan moluska, juga
dapat berkontribusi terhadap tingginya prevalensi
P. nagpurensis .

Pemahaman jenis parasit yang menginfeksi ikan


gabus dan prevalensinya penting untuk
pengelolaan populasi ikan. Upaya pengendalian
dan pencegahan yang tepat dapat dilakukan untuk
menjaga kesehatan dan kelangsungan hidup ikan
gabus .

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan


informasi berharga mengenai identifikasi dan
prevalensi parasit pada ikan gabus di Desa
Meunasah Manyang, Kecamatan Lhoknga, Aceh
Besar, menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut
dan strategi pengelolaan untuk memitigasi dampak
infeksi parasit pada populasi ikan

3.2 Contoh Kasus

ii
a) Contoh Kasus 1
Pasien di diagnosa terserang penyakit tuberculosis. Sesuai dengan
instruksi dokter yang merawat bahwa diperintahkan pasien harus
diberikan obat anti TB (OAT) secara rutin dengan tujuan mempercepat
proses penyembuhan penyakit dan mencegah penyakit berkembang
menjadi tuberculosis kebal.Perawat yang baru bertugas tanpa melihat
catatan petugas sebelumnya, telat dalam pemberian obat. Apa yang
terjadi setelah terjadinya telat dalam pemberian obat, pasien mengalami
gejala gejala penyakit tuberculosis kembali seperti batuk berdarah
dengan disertai darah, sesak nafas, nyeri dada, bisa menyebabkan
tuberculosis menjadi tuberculosis kebal/resisten terhadap obat dan yang
akhirnya pasien harus meminum obat dari awal kembali. Segera
keluarga pasien melaporkan kejadian ini.
 Penyelesaian Kasus
Berdasarkan ilustrasi kasus di atas dapat disimpulkan bahwa kelalaian
perawat sangat membahayakan keeselamatan pasien. Seharusnya saat
pergantian jam dinas semua perawat diwajibkan melakukan sesi laporan
harian yang disampaikan oleh petugas sebelumnya, dengan mengikuti
sesi laporan tersebut, petugas yang akan mendapatkan berita tentang
kondisi semua pasien yang dirawat dan rencana baru sesuai dengan
instruksi yang terakhir diberikan oleh dokter. Didalam kasus ini perawat
juga tidak menjalankan prinsip yang benar dengan order, dalam hal ini
perawat tidak menjalankan prinsip itu. Disamping itu terkait dengan hal
ini perawat tidak mengaplikasikan konsep patient safety mikrobiologi
dengan benar, terbukti dari kesalahannya pasien mengalami gejala
kembali, tentu hal ini sangat membahayakan. Perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus menerapkan
keselamatan pasien. Perawat harus melibatkan kognitif, afektif, dan
tindakan yang mengutamakan keselamatan pasien. Perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan harus dengan penuh kepedulian.

ii
Persepsi perawat untuk menjaga keselamatan pasien sangat berperan
dalam pencegahan, pengendalian dan peningkatan keselamatan pasien.

b) Contoh Kasus 2
Seorang anak berumur 15 tahun dirawat diruang rawat infeksi dengan
diagnosa medis selesma akibat human rhinovirus yang menyebar
melalui udara,sehingga anak tersebut mengalami batuk,bersin-bersin
dan pilek. Saat dilakukan pengkajian terlihat wajah anak pucat,tampak
lemas dan tidak bergairah untuk beraktivitas sehingga menghambat
kegiatan sehari-hari. Dokter mengatakan bahwa virus tersebut sangat
cepat menular ke orang lain karena kelalaian penderita terhadap dirinya
sendiri. Perawat menyarankan kepada anak dan orang tua untuk selalu
memakai masker dan mencuci tangan saat ataupun setelah berkontak
dengan orang lain,namun anak dan orang tua masih lalai terhadap saran
yang diberikan oleh perawat dan menganggap nya seperti hal biasa.
 Penyelesaian Kasus
Berdasarkan ilustrasi kasus di atas dapat disimpulkan bahwa kasus yang
dialami oleh anak dapat membahayakan Kesehatan dirinya sendiri dan
orang sekitarnya akibat dari kelalaian nya yang menganggap biasa hal
seperti memakai masker dan mencuci tangan setelah berkontak fisik
dengan orang lain karena tangan adalah media penyebaran penyakit.
Pasalnya,manusia menggunakan tangan untuk beraktivitas dan
menyentuh banyak hal disekitarnya. Itulah mengapa kita dianjurkan
untuk selalu mencuci tangan saat setelah berkegiatan agar terhindar dari
virus,kuman ataupun bakteri. Tidak hanya itu bakteri juga bisa
menyebar lewat udara sama seperti virus dan lainnya,penyebaran ini
terjadi saat pengidap infeksi bakteri batuk atau bersin tanpa menutup
mulut. Oleh karena itu dianjurkan oleh perawat untuk menggunakan
masker saat berpergian ke tempat yang ramai. Masker juga sangat perlu
digunakan saat sedang sakit untuk mencegah penularan penyakit pada

ii
orang lain. Sehingga tidak akan menyebabkan terinfeksi bakteri,virus
ataupun kuman terhadap orang lain jika saling menjaga Kesehatan diri
sendiri dan orang lain.

c) Contoh Kasus 3
TN.B Berumur 45 th dirawat diruangan kenanga dirumah sakit Islam
metro. TN.B dirawat dirumah sakit tersebut dengan diagnosa medis
Hepatitis B. Pada pukul 12.00 TN.B Hendak makan siang sebelum
makan siang TN.B mengelap air liurnya menggunakan tangan dan
langsung menyentuh makanannya tanpa mencuci tangan terlebih dahulu
mengakibatkan terjadinya bakteri. Perawat yang melihat hal tersebut
hanya melihat dan tidak peduli akan hal tersebut.
 Penyelesaian Kasus
Berdasarkan ilustrasi kasus di atas dapat disimpulkan bahwa kasus yang
dialami oleh TN.b dapat membahayakan kesehatannya dan termasuk
orang sekitarnya, akibat dari kelalaian perawat yang tidak teliti,tidak
peduli seperti acuh tak acuh dapat mengakibatkan bakteri tersebut
menyebar ke orang sekitar. Oleh karna itu sangat penting melakukan
cuci tangan sebelum melakukan tindakan apapun terutama ingin makan
dikarenakan bakteri bisa menyebar lewat udara sama seperti
virus.Bakteri dan virus dapat masuk ke dalam tubuh yaitu dengan
Menghirup udara yang terkontaminasi dan biasanya ditularkan oleh
seseorang yang terinfeksi saat batuk dan bersin. Mengonsumsi makanan
atau air yang telah terkontaminasi virus atau bakteri.dan sebaiknya
jangan melakukan kontak dengan seseorang yang sedang terinfeksi
penyakit yang menular.

BAB IV

ii
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Siklus hidup selesai dalam satu generasi, organisme dimulai dari


pembelahan individu yang ada,dan kemudian terbagi menjadi 2 individu baru.
Pada tanaman, kebalikannya, siklus hidup multigenerasi. Organisme dengan
siklus diplontik menghasilkan sel kelamin yang haploid, Perkembangbiakan
secara seksual, umumnya terjadi pada jamur dan mikroalga, serta secara
terbatas terjadi pada bakteri, dapat terjadi secara: Oogami, bila sel betina
berbentuk telur Anisogami, bila sel betina lebih besar dari sel jantan Isogami,
bila sel jantan dan sel betina mempunyai bentuk yang sama.

Istilah lain dari parasit adalah parasitisma, yaitu cara hidup Organisme
Parasit menjadikan makhluk hidup lainnya sebagai tempat untuk ia tumpangi
dan tempat untuk mencari sumber makanan dan nutrisi.Ektoparasit menempel
dan hidup di luar tubuh inang nya dengan menyerap nutrisi dan sumber
makanan dari inang yang ditumpanginya. Siklus hidup parasit di dalam tubuh
memberikan informasi tentang gejala dan kelainan akibat infeksi parasite, serta
metode diafnosis dan pemilihan obat yang tepat. Siklus parasite di luar tubuh,
memberikan informasi penting yang berkaitan dengan
epidemiologi,pencegahan,dan pengendalian.

4.2 Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat belajar


mengenai Prinsip Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi Dalam Patient
Safety,Serta dapat mengerti dan memahami.

DAFTAR PUSTAKA

ii
Putri, Niken Triana.2020. Jenis Parasit dan
Contohnya,https://gurusains.com/jenis-parasit/, diakses pada 29 Juli 2022
Padoli.2016.Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
Setiawan,Samshis.2022. Siklus hidup microorganisme,
https://www.gurupendidikan.co.id/mikroorganisme, diakses pada 30 Juli 2022
Redaksi Halodoc.2019.Berencana Tes Mikrobiologi, Ketahui Dulu Cara Bakteri
Menginfeksi Tubuh,https://www.halodoc.com/artikel/berencana-tes-
mikrobiologi-ketahui-dulu-cara-bakteri-menginfeksi-tubuh,diakses pada 29 Juli
2022
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.2020.Makalah Peran Fisika Dalam
Keperawatan Dan Prinsip Fisika Dalam Pemeliharaan Alat
Keperawatan,https://id.scribd.com/document/483417177/ibd, diakses pada 39
Juli 2022
Esti handayani 2015.Parasit biota akuatik,
https://drive.google.com/file/d/1BhJI5EEPSfawlaexcIM-I7-QK70jJHcQ/view?
usp=drivesdk, diakses 29 Juli 2022
Adam, SM. 1990. Status and use of biological indicator for evaluating the effect

of stress on fish. A.Fish.Society Symposium 8: 1-8


Alcaide, EE., Sanjuan, F. de la Gandara, A Garcia-Gomez. 2000. Susceptibility
of
amberjack (Seriola dumerili) to bacterial fish pathogens. Bull.Eur. Assoc.
Fish Pathol. 20:153-156.

ii

Anda mungkin juga menyukai