DISUSUN OLEH :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Management Patient
Safety. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Management Patient Safety, dengan judul Mikroorganisme dan
Parasitologi Sebagai Dasar Upaya Pencegahan Infeksi.
Terimakasih kepada Bapak Azwaldi, APP, M.Kes. selaku dosen
pembimbing mata kuliah Management Patient Safety karena telah memberikan
bimbingan sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis. Masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
A. Mikroorgansime................................................................................
B. Siklus Hidup Mikroorganisme…………………………………….
C. Kembang Biak Mikroorganisme…………………………………..
D. Proses Penularan Penyakit……………………………………….
E. Jenis Mikroorganisme…………………………………………….
F. Proses Infeksi Nosokomial……………………………………….
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat
kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme
disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme sering kali bersel tunggal
(uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel
tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak
terlihat mata telanjang. Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun
tidak bersifat seluler.
Infeksi adalah kolonisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap
organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme
penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat
memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu
fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan
organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut
peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme
mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri,
parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini membahas tentang :
1. Siklus hidup, jenis, dan kembang biak mikroorganisme
2. Proses penularan penyakit
3. Proses infeksi nosokomial
4. Manajemen infeksi nosokomial
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana siklus hidup, jenis, dan kembang biak
mikroorganisme dan penularan penyakit
2. Mengetahui tentang infeksi nosokomial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mikroorganisme
Mikroorganisme atau “ Mikroba ” merupakan organisme yang berukuran
sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.
Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik, Mikroorganisme sering
kali ber sel tunggal ( uni seluler ) maupun bersel banyak ( multi seluler ). Namun,
beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada
beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus ini juga termasuk ke
dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler. Ilmu yang mempelajari
mikroorganisme disebut mikrobiologi, orang yang bekerja di bidang ini disebut
mikrobiologi.
Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista
dan alga renik. Fungi terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa,
dapat pula dianggap sebagai bagiannya, meskipun banyak yang tidak
menyepakatinya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa cawan petri atau
inkubator di dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis.
2. Perkembangbiakan Seksual
Perkembangbiakan secara seksual, umumnya terjadi pada jamur dan mikro
alga serta secara terbatas terjadi pada bakteri dapat terjadi secara:
1. Oogami, bila sel betina berbentuk telur.
2. Anisogami, bila sel betina lebih besar daripada sel jantan.
3. Isogami, bila sel jantan dan betina mempunyai bentuk yang sama.
Reproduksi bakteri secara seksual atau generatif yaitu dengan pertukaran
materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut
rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA. Rekombinasi genetik dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu :
1. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara
langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan
diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri
gram negatif.
2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel
bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu
bakteriofage (virus bakteri).
3. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen
saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
4. Vektor Serangga
Vektor Serangga menyebarkan infeksi melalui penularan mekanis dan
biologis. Penularan mekanis terjadi apabila patogen di pindahkan dari satu lokasi
ke lokasi lain melalui permukaan serangga, sering dengan kakinya. Lalat rumah
berlaku sebagai vektor mekanis untuk Shigella.
Di rumah sakit, lalat, semut pharaoh, dan artropoda lain mungkin
mengangkut bakteri patogenik di dalam lingkungan klines (Fotedar et al., 1992).
Penularan biologis melibatkan interaksi kompleks antara patogen dan vektor.
Plasmodium, organisme penyebab malaria, berkembang biak di dalam usus
nyamuk dan meningkatkan jumlah protozoa yang tersedia untuk dosis infeksi.
Penularan terjadi saat serangga menggigit penjamu manusia.
5. Resevoar infeksi
Resevoar infeksi terbentuk apabila kondisi yang menguntungkan
mendorong pertumbuhan dan reproduksi sejumlah besar bakteri. Resevoar dapat
terbentuk di kulit petugas atau pasien sehingga terjadi infeksi-silang. Peran
resevoar lingkungan terhadap infeksi silang bergantung pada situasi. Suatu
reservoar bakteri yang besar dalam suatu drain kecil kemungkinannya berperan
dalam infeksi nosokomial (infeksi yang diperoleh di rumah sakit) karena hanya
sedikit kesempatan terjadinya pemindahan ke individu lain yang rentan tetapi
apabila reservoar melibatkan benda-benda yang mungkin berkontak dengan
pasien atau petugas, maka resiko akan meningkat.
E. Jenis Mikroorganisme
Berikut ini Menurut Knight dan Kotschevar (2000 : 277 ) mikroorganisme
dibagi menjadi 5 bagaian :
1. Bakteri
Bakteri biasanya menyebabkan penyakit pada manusia. Dalam perkembangannya
bakteri membutuhkan makanan, udara yang lembab, dan pada temperatur yang
tepat. Contoh : Eccerecia Coli, Staphylococcus dan Diphtheria bacillus.
2. Virus
Organisme hidup yang paling kecil adalah virus. Ada beberapa virus yang tidak
bisa dilihat, walaupun sudah menggunakan mikroskop. Biasanya virus ini
menyebar lewat media air dan makanan. Sebagai contoh, virus hepatitis.
Sedangkan virus polio, menyebar lewat makanan atau susu.
3. Parasit
Sebagai contoh Endamoeba histolytica adalah parasit yang hidup di air, minyak,
buah atau sayuran dan makanan yang lain.
4. Jamur
Jamur di sini dimaksudkan adalah jamur dengan kategori fungi. Biasanya jamur
ini tidak menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan kerusakan pada makanan.
Sebagai contoh, jamur yang ditemukan pada permukaan daging, bisa dibuang
bagian daging tersebut tanpa harus membuang semua daging.
5. Ragi
Sama dengan jamur, ragi juga tidak menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan
kerusakan pada makanan. Ragi biasanya bereaksi jika ada karbondioksida. Ragi
biasanya digunakan dalam pembuatan minuman alcohol dan pembuatan roti.