Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Menejemen Patient Safety
Disusun oleh:
Ahmad Fauzi Rohman
Astri Nuraeni
Cici Sri Setianingsih
Cucu Kurniawati
Eva Nurlativah Astuti
Fanny Julianti
Fitria Palka
Hilda Widianingsih
Kasih Eli Gulo
Lestari Indah Putri
Nisa Infanteriani Pratiwi
(043-315-15-0-002)
(043-315-15-0-005)
(043-315-15-0-007)
(043-315-15-0-009)
(043-315-15-0-011)
(043-315-15-0-013)
(043-315-15-0-015)
(043-315-15-0-017)
(043-315-15-0-019)
(043-315-15-0-021)
(043-315-15-0-023)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar
dan atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul
Konsep dasar mikroorganisme dalam tubuh ini, dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan.
Dalam makalah ini tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan
baik moril maupun materil. Maka dari itu, disampaikan ucapan terima kasih kepada
Ibu Nyayu Nina Putri C, Ners., M.Kep., selaku dosen yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arahan. Serta kepada Bapak Deni Firmansyah, S.Sos yang telah
menjadi fasilitator dalam mencari buku sumber.
Disadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan yang mendasar.
Oleh karena itu, dimohon agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran
yang dapat membangun makalah ini supaya lebih baik dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.
Latar Belakang....................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................... 2
C.
Tujuan................................................................................................. 2
D.
Manfaat................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A.
Mikroorganisme..................................................................................... 3
B.
Parasit.................................................................................................. 9
C.
Kesimpulan......................................................................................... 15
B.
Saran................................................................................................. 16
DAFTAR PUSATAKA.................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan yang baik, sebagian tergantung pada lingkungan yang aman. Klien
yang sedang dalam perawatan dapat lekas sembuh dan tenaga kesehatan yang
bertugas memiliki kesehatan yang baik. Namun, klien yang sedang dalam perawatan
dapat berisiko terkena infeksi akibat penurunan daya tahan tubuh. Selain itu, di rumah
sakit atau di ruang rawat inap terdapat beberapa penyakit dan mikroorganisme yang
tersebar di lingkungan sekitarnya. Sehingga, tidak menutup kemungkinan, tenaga
kesehatan yang betugas dapat terinfeksi oleh mikroorganisme tersebut. Dalam
fasilitas perawatan, klien dapat terpapar oleh mikroorganisme baru yang berbeda
dengan penyakit yang sedang dialami, sehingga perlunya perawatan yang lebih
maksimal untuk menghindari terjadinya hal yang tidak di inginkan.
Hal tersebut dapat menjadi HAIs Hospital-Acquired Infections yang selama ini
dikenal sebagai Infeksi Nosokomial atau disebut juga sebagai Infeksi silang di rumah
sakit. Infeksi ini dapat terjadi melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari
pasien ke pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari
petugas kepada pasien. Dengan demikian akan menyebabkan peningkatan lama hari
rawat dan peningkatan biaya rumah sakit.
Dilihat dari besarnya masalah yang dapat ditimbulkan dan tingginya risiko infeksi
oleh mikroorganisme yang mungkin timbul, maka dibuatlah makalalah Konsep dasar
mikroorganisme dalam tubuh untuk menjadikan bahan pembelajaran bagi tenaga
kesehatan khususnya perawat agar dapat melakukan proteksi terhadap klien maupun
dirinya sendiri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu untuk tenaga kesehatan khususnya
perawat agar dapat mengetahui konsep mikroorganisme dan parasit untuk melakukan
proteksi diri dan proteksi terhadap klien sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi
tambahan dan mempercepat kesembuhan klien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mikroorganisme
Secara biologi, sel-sel pada makhluk hidup (baik sel tubuh manusia hingga pada
sel bakteri dapat digolongkan dalam dua golongan besar, yakni sel-sel yang tergolong
eukariota dan sel-sel yang tergolong prokariota seperti pada sel bakteri).
Eukariota berasal ari bahasa yunani Eu yang artinya baik dan karyon
yang artinya menunjuk pada nuklei sel yaitu organisme dengan sel komplek,
dimana bahan-bahan genetika disusun menjadi nuklei yang terikat membran,
eukariota termasuk hewan, tumbuhan dan jamur yang kebanyakan multiseluler
4
menjadi dua sel anak. Kemudian masing-masing sel anak akan membentuk dua
sel anak lagi, dan seterusnya sehingga jumlahnya akan semakin berlipat ganda.
Selama sel mebelah maka akan terjadi keselarasan replikasi DNA sehingga tiaptiap sel anak akan menerima sedikit satu koloni (salinan) dari genom. Sebuah sel
bakteri dalam suatu lingkungan yang sesuai akan menjadi suatu koloni keturunan
melalui pembelahan biner. Baik pembelahan mitosis maupun meiosis tidak terjadi
pada prokariota dan inilah perbedaan mendasar lain antara prokariota dan
eukariota (Waluyo, 2004).
1) Pembelahan Biner
(a) Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
(b) Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang
Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya,
ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri
demikian merupakan bentuk koloni.
(a) Fragmentasi
(jamur)
dan
mikroalga
serta
secara
terbatas
pada
bakteri.
1) Konjugasi
Pemindahan DNA secara langsung melalui kontak sel pada kedua sel yang
berdekatan. Misalnya konjugasi pada bakteri Escherichia coli, protozoa yang
bergerak dengan menggunakan silia (Paramecium caudatum, Vorticella,
Balantidium coli)
2) Isogami
Peleburan dua gamet bila sel jantan dan sel betina mempunyai bentuk dan
ukuran
yang
sama.
Contohnya Chlorococcum,
Chlamydomonas,
Hydrodictyon
3) Anisogami
Peleburan dua gamet yang ukurannya tidak sama. Contohnya pada Ulva
4) Oogami
Peleburan dua gamet yagn satu kecil dan bergerak (sebagai sperma) yang
lain besar tidak bergerak (sebagai sel telur). Contohnya Valva, Spirogyra,
Aedogonium
a. Agen infeksius
Reservoar
Reservoar adalah tempat patogen mampu bertahan hidup tetapi dapat atau
tidak berkembang biak. Reservoir yang paling umum adalah tubuh
manusia.Berbagai mikroorganisme hidup pada kulit dan dalam rongga tubuh,
cairan dan keluaran. Untuk berkembang biak dengan cepat mkroorganismer
memerlukan lingkungan yang sesuai, termasuk makanan, oksigen, air, suhu
yang tepat, pH dan cahaya.
10
1) Makanan.
Mikroorganisme
memerlukan
untuk
hidup,
seperti
aureus
dan
turunan
organisme
Streptococccus
3) Air.
untuk bertahan hidup. Dan ada juga beberapa bakteri yang berubah
bentuk, disebut dengan spora, yang resisten terhadap kekeringan.
5) pH. Keasaman
11
6) Cahaya.
gelap seperti di bawah balutan dan dalam rongga tubuh. Sinar ultra
violet dapat efektif untuh membunuh beberapa bentuk bakteri.
c. Portal Keluar
d.
Cara Penularan
melalui
satu
rute.
Meskipun
cara
utama
penularan
e. Portal Masuk
12
f. Hospes Rentan
B. Parasit
Parasit adalah organisme yang hidup didalam tubuh beberapa organisme lain.
Parasit dapat berupa hewan atau tumbuhan yaitu: virus, bakteri, jamur, protozoa,
cacing dan arthropoda. Parasit terdiri dari empat macam yaitu, endoparasit,
ektoparasit, obligate parasit, dan fakultatif parasit.
menumpang pada host, misalnya parasit Lernea sp, jika tidak mendapat inang (ikan,
kecebong) akan mati demikian pula dengan Argulus (kutu ikan). Sedangkan fakultatif
parasit adalah parasit yang pada keadaan tertentu dapat hidup sendiri di alam dan juga
dapat ditemukan di usus, tidak menumpang pada host, misalnya Strongyloides
Stercoralis (cacing). Beikut adalah cara hidup dari parasit:
Siklus hidup parasit adalah rangkaian tahapan pertumbuhan suatu parasit yang
langsung atau tidak langsung dari satu stadium parasit ke stadium parasit lainnya.
Rangkaian tahapan dan stadium satu ke stadium parasit lainnya tersebut
sebenarnya juga merupakan rangkaian tahapan adapatasi parasit dan miliu satu
kemilu lainnya, dan suhu lingkungan tertentu ke suhu lingkungan tertentu lainnya
dan lain sebagainnya.
tinja
akan
14
d
e
naik
ke saluran pernafasan
dan
akhirnya
tertelan
Di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa.
Mulai dari telur matang yang tertelan sampai menjadi
cacing dewasa membutuhkan waktu kurang lebih 2
bulan.
Sikluspun akan terulang kembali bila penderita baru ini
terkontaminasi.
Cryptosporidium
15
16
Cara penularan
Saat ini banyak sekali terjadi masalah di Rumah Sakit terkait dengan keselamatan
pasien. Untuk menangani masalah tersebut, Rumah Sakit harus menerapkan patient
safety untuk mengantisipasi kecerobohan dalam pelayanan kesehatan. Patient safety
merupakan sistem yang bertujuan untuk memberikan asuhan terhadap klien secara
aman sebagai upaya mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, dalam patient safety
diatur mengenai budaya aman untuk pasien.
Salah satu yang harus perawat perhatikan pula saat ini adalah keselamatan pasien
yang
berhubungan
infeksi
nosokomial
yang
diakibatkan
dari
penyebaran
17
persoalan serius yang menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian
pasien. Walaupun beberapa kejadian infeksi nosokomial tidak menyebabkan kematian
pasien, namun menyebabkan pasien dirawat lebih lama akibatnya pasien harus
membayar lebih mahal.
Maka dari itu, upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam
pemberian pelayanan kesehatan dan juga meningkatkan kualitas keselamatan pasien.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pemaparan di atas, bahwa mikroorganisme merupakan
organisme yang kecil sehingga tidak dapat terlihat dengan mata telanjang dan sering
diuraikan sebagai organisme uniseluler (bersel tunggal). Mikroorganisme memiliki 4
tahapan/ fase siklus yakni fase penyesuaian diri/ lag phase, fase pembelahan/
exponential phase, fase stasioner/ stationary phase, dan fase kemunduran/ kematian
atau period of decline. Mikroorganisme juga memiliki dua peranan yaitu
mikroorganisme menguntungkan dan mikroorganisme merugikan yang menimbulkan
penyakit seperti parasit.
Parasit adalah organisme yang hidup didalam tubuh beberapa organisme lain.
Parasit terdiri dari empat macam yaitu, endoparasit, ektoparasit, obligate parasit, dan
fakultatif parasit. Penularan parasit dapat melewati berbagai cara, parasit bisa masuk
dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat makanan atau minuman yang
dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah tercemar itu dipakai
untuk menyirami tanaman, parasit itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka
menempel pada butiran debu. Parasit yang menumpang pada debu itu bisa menempel
pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke tempattempat yang sering dipegang manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan
ke tangan lain.
Salah satu yang harus perawat perhatikan saat ini adalah bagaimana cara
meningkatkan angka keselamatan pasien dengan memperhatikan kesehatannya dari
mikroorganisme yang dapat menyebabkan sakit/ infeksi. Sehingga, apabila upaya
20
21
B. Saran
Adapaun saran yang dapat disampaikan, yakni perlu perhatian yang lebih lagi
dalam menajaga kesehatan tubuh, mengingat begitu bahayanya apabila mikroba/
mikroorganisme ketika menyebabkan efek infeksi terhadap tubuh. Setelah membaca
makalah ini diharapkan setiap pembaca bisa mengaplikasikan upaya pencegahan yang
telah dipaparkan guna menjaga kesehatan diri sendiri maupun meningkatkan
keselamatan pasien di rumah sakit.
22
DAFTAR PUSATAKA
Anggraini, R. (2016). Mikroorganiseme Pada Rumen. Di akses 29 September 2016
[online]
Tersedia:
https://www.academia.edu/12692546/Mikroorganisme_Pada_Rumen?
auto=download
Brooks. G.F, Butel. S.J, dkk. (2001). Mikrobiologi Kedokteran. jakarta: Salemba
Medika.
DRA, T. (1997). Mikrobiologi Dasar. Akademik Perawatan PPNI Bandung.
Entjang, I. (2001). Mikrobiologi & Parasitologi. jakarta: PT. Citra Aditya Bakit.
Ganda, H., Herry, dkk. (1988). Parasitologi Kedokteran. jakarta: FKUI.
Gillespe, H.S & Bamford, B.K. (2009). At a Glance (Mirkobiologi Medis dan
Infeksi). jakarta: Erlangga.
[online]
Tersedia:
http://doktersehat.com/infeksi-nosokomial-penyebab-dan
pencegahannya/#ixzz4Ld33sQIm [Di akses 29 September 2016]
Tamher, S. (2008). Mikrobiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. jakarta-timur: CV.
Trans Info Media.
23