Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI SILANG


Dosen Pengmpuh: Iqnata Bandaso,S.Kep.,M.Kes

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Managemen Patient Safety

DISUSUN OLEH
Dayatri Devyamra
NIM: 22 21 0014

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK III MANADO


TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas terselesaikan
nya makalah dengan judul “Tindakan Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Silang”,
dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada mereka yang membantu dalam
proses pembuatan makalah ini dan juga kepada sumber–sumber yang telah
membantu saya dalam penyusunan isi makalah ini.
Makalah ini saya buat untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh
dosen kami dalam mata kuliah “Managemen Patient Safety” dan untuk
menyempurnakan nilai saya dalam menyelesaikan mata kuliah ini.
Saya berharap makalah yang telah saya selesaikan ini dapat bermanfaat bagi
orang–orang yang telah membacanya, sehingga bagi setiap orang yang
membacanya dapat menambah pengetahuan. Dari penyusunan makalah ini, saya
mengetahui bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih terdapat
kekurangan, kami berharap bagi setiap pembaca dapat membantu saya dalam
mengevaluasi makalah ini.

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR................................................................................................ 2

DAFTAR ISI............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 4

A. Latar Belakang.............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 4
C. Tujuan........................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 6

A. Pengertian Infeksi......................................................................................... 6
B. Sifat-Sifat Penyakit Infeksi............................................................................ 6
C. Jenis-Jenis Penyakit Dan Tanda Dan Gejala Penyakit Infeksi..................... 7
D. Upaya Pencegahan Penularan Penyakit Infeksi........................................... 8

BAB III PENUTUP................................................................................................... 10

A. Kesimpulan................................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................................ 10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencegahan infeksi merupakan salah satu again terpenting dalam setiap
pembedahan dan dimulai sebelum melakukan tindakan oprasi (praoperasi). WHO
melaporkan prevalensi infeksi nosokomial bervariasi antara 3%-21%, dan infeksi
daerah operasi (IDO) mencakup 5%-31% dari total angka infeksi nosokomial. Sekitar
44.000-98.000 orang dilaporkan meninggal dunia dan menghabiskan biaya 17-29
juta dollar setiap tahunnya akibat infeksi paksa pembedahan di Amerika. Terjadinya
kejadian infeksi post operasi atau IDO membuat para ahli bedah memperhatikan
presedur aseptik yang baik sebelum, selama dan sesudah operasi (Koes,2006).
Beragai standar cuci tangan pra operasi telah banyak ditentukan, seperti larutan
antiseptik yang dipilih untuk cuci tangan dan prosedur cuci tangan yang benar
sampai saat ini belum ada data mengenai antiseptik yang paling efektif untuk cuci
tangan.

Infeksi nosokomial merupakan masalah yang kompleks masalah yang


kompleks dirumah sakit dan angka morbiditas dan mortakitas yang tinggi sehingga
menimbulkan waktu perawatan yang lebih lama serta biaya yang cukup besar.
Prevalensi infeksi nosokomial dinegar maju bervariasi antara 5%-15% di bangsal
rawat biasa serta lebih dari 50% diruangan ICU , dan infeksi daerah operasi
dilporkan sebagai penyebab utama infeksi nosokomil dan mencakup 20%-25% dari
total angka infeksi nosokomial, (WHO, 2011). Masih tingginy tingkat kejadian infeksi
nosokomial, terutama dinegara-negara berkembang, disebbakan oleh eberapa faktor
predisposisi, salah satunnya adalah antiseptik yang digunakan. Antiseptik ini sendiri
merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup. Tindakan pre operasi yang
sangat penting dilakukan oleh petugas kesehatan untuk mencegah infeksi ini salah
satunya adalah cuci tangan pre operasi menggunakan antiseptik baik. Setiap
prosedur pembedaha sekecil apapun dapat menimbulakan resiko infeksi.
Pencegahan infeksi merupakan salah satu bagian terpenting dalam setiap
pembedahan dan dimulai sebelum tindakan operasi.

B. Rumusan Masalah

4
1. Apa penyebab infeksi nasokomial?
2. Bagaimana pencegahan penularan infeksi?
3. Apa saja tanda daan gejala infeksi?

C. Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami konsep pencegahan penularan infeksi tindak


pencegahan dan pengendalian infeksi silang.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Infeksi

Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh miroba patogen dan bersifat
sangat dinamis. Infeksi adalah invasi tubuh patogen tau mikroorganisme yang
mampu menyeabkan sakit (Perry dan Potter,2005). Infeksi adalah peristiwa masuka
dan penggandaan mikroorganisme di dalam tubuh penjamu. Dari beberapa
pengertian tentang infeksi terseut, dapat disimpulkan bahwa infeksi adalah suatu
keadaan masuknya suatu mukroba oatogen ataupun mikroorganusme ke dalam
tubuh yang dapat bberkembangbiak serta menyebabkan kesakitan atau bahkan
kematian. Penyebaran mikroa potogent ini tentunya sangat merugikan lebi-lebih bagi
orng yang dalm kondisi sehat, lebih-lebih bagi orang yang sedang sakit. Orang yang
sehat akan menjadi sakit dan orang yang sedang sakit serta dalam keadaan proses
asuhan keperawatan dirumah sakit akan memperoleh “tambahan beban penderita”
dari penyebaran mikroba potogen ini infeksi nosokomial merupakan masalah yang
kompleks dirumah sakit dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi
sehingga menimbulkan waktu perawatan yang lebih lam serta bkiay yang cukup
besar.

B. Sifat-Sifat Penyakit Infeksi

Sebagai agen penyebab penyaakit (biotis), mikroba patogen memiliki sifat-sifat


khusus yang sangay berbeda dengan agen penyebab penyakit lainnya (abiotis).
Sebagai makhluk hidupmikroba patogen memiliki ciri-ciri kehidupan, yaitu:

a. Mempertahankan kelangsungan hidupnnya dengan cara berkemang biak


b. Memerlukan tempat tinggak yang cocok bagi kelangsungan idupnnya
(habitat-reservoir)
c. Bergerak dan bberpindah tempat (dinamis)

Ciri-ciri kehidupan mikroba patogen diatas, merupakan sifat-sifat spesifik


mikroba patogen dalam upaya mempertahankan hidupnnya. Patogen terhadap
pejamu dapat dinilai dari beberapa faktor berikut:

a. Infeksivitas

6
Besarnya kemampuan yang dimiliki mikroba untuk melakukan invasi,
berkembbang biak dan menyesuaikan diri, serta bertemoat tinggal pada
jarimgan tubuh pejamu.
b. Patogenitas
Derajat respon/reaksi pejmu menjdi sakit
c. Virulensi
Besarnya kemampuan yang dimiliki mikroba patogen untuk merusak jaringan
pejamu
d. Toksigenitas
Besarnnya kemampuan mikroba patogen untuk menghasilkan toksin, dimana
toksin tersebut akan berpengruh bagi tubuh pejamu dalam perjalanan
penyakit
e. Antigenitas
Kemampuan mikroba patogen merangsang timbulnya mekanisme pertahann
tubbuh (antibody) pada diri pejamu. Kondisi ini akan mempersulit mikroba
patogen itu sendiri untukberkembang bbik, karena mekanisme tersebut akan
memperlemah respon tubuh pejamu untuk menjadi sakit. Menurut segitiga
epidemiologi, faktor-faktor agen penyeab penyakit, pejamu, dan lingkungan
saling berinteraksi satu sama lain. Lingkungan seringkali berpengaruh positi
terhadap perkembangan mikroba patogen serta transmisinya ke pejamu, dan
tidak jarang pula hal tersebut akan berpengaruh negatif terhadap pejamu, dan
tidak jarang pula hal tersebut akan berpengaru negatiif terhadap pejamu.
Hasil akhirnya adalah pejamu menjadi seorang oenderita (sakit) penyakit
infeksi.

C. Jenis-Jenis Penyakit Infeksi Dan Tanda Dan Gejala Penyakit Infeksi

1. Infeksibakteri
Infeksi bakteri terjadi krenbakteri tertentu yang berkembang biak di
dalam tubuh dan menimbulkan gangguan. Bakteri adalah sel tunggal yang
kompleks. Bakteri dapat bertahan hidup sendiri (tanp inang), didalam atau
diluar tubuh. Kebanyakan bakteri sebbenarnya tidak berbahaya. Baahkan kita
memiliki banyak bakteri didalam tubuh kita, terutama di susus untuk memantu
mencerna makanan. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri,
antaranya infeksi saluran kemih (ISK), tetanus, TBC, dan bisul atau tifus.

7
2. Infeksi virus
Virus berukuran lebih kecil dan bukan merupakan sel. Tidak seperti
bakteri, virus membutuhkan inang atu rumah. Seperti manusia dan hewan,
agar dapat berkembang biak. Virus bisa menyeabkan penyakit infeksi dengan
cara masuk dan berkembang biak didalam sel-sel sehat inangnya. Penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan infeksu virus adalah cacar, infkuenza,
rabies, sera HIV/AIDS.
3. Infeksi parasit
Parasit merupakan mikroorganisme yang hidup dengan cara
bergantung pada mikroorganisme lain, yang disebut dengan host atau inang.
Beberapa jenis parasit masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan
serangga, makanan, minumna, atau menginjk tanah dan air yang
terkontaminasi mlaria dan cacingan adalah beberapa contoh infeksi parasit.
4. Infeksi jamur
Jamur juga bisa menjadi penyebab penyakit infeksi. Biasanya, jmur
banyak ditemukan di air, tanah, tanaman, atau udara. Beberapa juga hidup
secara alami didalam tubuh manusia tapi tidak berahaya. Beberapa infeksi
jamur yang kerap terjadi seperti candidiasis dan kutu air.

Tanda dan gejala penyakit infeksi

Beberapa gejala umum muncul akibat penyakit infeksu antara lain:

 Batuk dan bersin


 Demam
 Peradangan
 Muntah
 Diare
 Nyeri otot
 Kelelahan
 Kram

D. Upaya Pencegahan Penularan Penyakit Infeksi

Tindakan atau upaya pencegahan penularan penyakit infeksi yang bisa


dilakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah:

8
a. Rajin mencuci tangan, cuci tnagan sesering mungkin dibawah air mengalir
menggunakan sabun dan selama 20 detik. Jangan luoa untuk menggosok
sela-sela jari dan juga ujung jari tempat mikroorganisme bisa sembunyi.
b. Hindri menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan. Bagian tubuh
tersebut rentan menjadi pintu masuknya virus, bakteri jamur dan parasit ke
dalam tubuh sehungga usahakan tidak menyentuhnya secara lngsung
apalagii sehabis berkegiatan.
c. Perhatikan kebersihan lingkungan. Bbiasakn memakan makanan dengan
kemasan yang lebih terlindungu dan tertutup.Hindari memebeli makanan dari
tempoat yang terbuka misalnya pinggir jalan.
d. Jangan berbagu perlengkapan pribadi. Mungkin kamu dalam kondisi sehat,
namun belum tentu orang lai yang meminjam baju, handuk alat mkan atau
make up tidak terinfeksi mikroorganisme. Virus, jamur, bakteri dan parasit
bisa berpindah ke tubuh nda lewat barang yang sudah terpapar.
e. Tetap dirumah saat flu. Flu merupakan penyakit yang sering menyerang saat
imun melemah. Tinggal dirumah dapat mencegah virus penyebaran infeksi
lainnya dari luar.

Selain melakukan beberapa kebiasaan baik dan sehat tersebut, infeksi juga
bisa dicegah dengan melakukanvaksinasi. Pemberian vaksin dapat merangsang
produksi kekebalan tubuh atau imunitas adaptif sehingga tubuh lebih mudah
mengenali jika ada mikroba yang menginfeksi dan tahu yang harus dilakukan untuk
melumpukannya. Dengan demikian, kemungkinan tubuh mengalami sakit karena
infeksi dapat diminimalisir.

BAB III

PENUTUP

9
A. Kesimpulan

Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh miroba patogen dan bersifat
sangat dinamis. Infeksi adalah invasi tubuh patogen tau mikroorganisme yang
mampu menyeabkan sakit (Perry dan Potter,2005). Infeksi adalah peristiwa masuka
dan penggandaan mikroorganisme di dalam tubuh penjamu. Dari beberapa
pengertian tentang infeksi terseut, dapat disimpulkan bahwa infeksi adalah suatu
keadaan masuknya suatu mukroba oatogen ataupun mikroorganusme ke dalam
tubuh yang dapat bberkembangbiak serta menyebabkan kesakitan atau bahkan
kematian.

Pencegahan infeksi adalah mencegah dan mendeteksi infeksi pada pasien


yang brisiko infeksi. Pencegahan infeksi nasokonial dapat di artikan sebagau suatu
usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan infeksi mikroorganisme
dari lingkungn sekitar. Cara mencegahnya yaitu mencuci tangan, penggunaan alat
pelindung diri, penggunaan anti septic serta dekontaminasi.

B. Saran

Tetap selalu menjaga kebersihan agar terhindar dari infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Hastono, 2009, infeksi nosokomial. (Diakses tanggal 21 juni 2023). tersedia dari

https://www.scribd.com/doc/21378345/infeksi-nosokomial

Al-Badr.A,dan G. Al-Shalik 2013. Recurrmanagement in women tract infetions. jurnal


SQU medical. ttersedia dari

10
https://www.nebbi.nlm nih gov/pmc/article/PMC374918//pdf.Diakses pada tanggal 21
juni 2023

Pencegahan infeksi merupakan


salah satu bagian terpenting
dalam setiap pembedahan dan
dimulai sebelum melakukan
tindakan operasi (praoperasi).
WHO melaporkan prevalensi
infeksi
nosokomial bervariasi antara
3% - 21%, dan infeksi daerah
operasi (IDO) mencakup 5% -
31%
dari total angka infeksi
nosokomial. Sekitar 44.000 –

11
98.000 orang dilaporkan
meninggal dunia
dan menghabiskan biaya 17 –
29 juta dollar setiap tahunnya
akibat infeksi paska
pembedahan di
Amerika. Terjadinya
kejadian infeksi post
operasi atau IDO membuat
para ahli bedah
memperhatikan prosedur
aseptik yang baik sebelum,
selama dan sesudah operasi
(Koes, 2006).
Berbagai standar cuci tangan
pra operasi telah banyak
12
ditentukan, seperti larutan
antiseptik yang
dipilih untuk cuci tangan dan
prosedur cuci tangan yang
benar Sampai saat ini belum
ada data
mengenai antiseptik yang
paling efektif untuk cuci tanga
Pencegahan infeksi merupakan
salah satu bagian terpenting
dalam setiap pembedahan dan
dimulai sebelum melakukan
tindakan operasi (praoperasi).
WHO melaporkan prevalensi
infeksi

13
nosokomial bervariasi antara
3% - 21%, dan infeksi daerah
operasi (IDO) mencakup 5% -
31%
dari total angka infeksi
nosokomial. Sekitar 44.000 –
98.000 orang dilaporkan
meninggal dunia
dan menghabiskan biaya 17 –
29 juta dollar setiap tahunnya
akibat infeksi paska
pembedahan di
Amerika. Terjadinya
kejadian infeksi post
operasi atau IDO membuat
para ahli bedah
14
memperhatikan prosedur
aseptik yang baik sebelum,
selama dan sesudah operasi
(Koes, 2006).
Berbagai standar cuci tangan
pra operasi telah banyak
ditentukan, seperti larutan
antiseptik yang
dipilih untuk cuci tangan dan
prosedur cuci tangan yang
benar Sampai saat ini belum
ada data
mengenai antiseptik yang
paling efektif untuk cuci tanga

15
Pencegahan infeksi merupakan
salah satu bagian terpenting
dalam setiap pembedahan dan
dimulai sebelum melakukan
tindakan operasi (praoperasi).
WHO melaporkan prevalensi
infeksi
nosokomial bervariasi antara
3% - 21%, dan infeksi daerah
operasi (IDO) mencakup 5% -
31%
dari total angka infeksi
nosokomial. Sekitar 44.000 –
98.000 orang dilaporkan
meninggal dunia

16
dan menghabiskan biaya 17 –
29 juta dollar setiap tahunnya
akibat infeksi paska
pembedahan di
Amerika. Terjadinya
kejadian infeksi post
operasi atau IDO membuat
para ahli bedah
memperhatikan prosedur
aseptik yang baik sebelum,
selama dan sesudah operasi
(Koes, 2006).
Berbagai standar cuci tangan
pra operasi telah banyak
ditentukan, seperti larutan
antiseptik yang
17
dipilih untuk cuci tangan dan
prosedur cuci tangan yang
benar Sampai saat ini belum
ada data
mengenai antiseptik yang
paling efektif untuk cuci tanga
Pencegahan infeksi merupakan
salah satu bagian terpenting
dalam setiap pembedahan dan
dimulai sebelum melakukan
tindakan operasi (praoperasi).
WHO melaporkan prevalensi
infeksi
nosokomial bervariasi antara
3% - 21%, dan infeksi daerah

18
operasi (IDO) mencakup 5% -
31%
dari total angka infeksi
nosokomial. Sekitar 44.000 –
98.000 orang dilaporkan
meninggal dunia
dan menghabiskan biaya 17 –
29 juta dollar setiap tahunnya
akibat infeksi paska
pembedahan di
Amerika. Terjadinya
kejadian infeksi post
operasi atau IDO membuat
para ahli bedah
memperhatikan prosedur
aseptik yang baik sebelum,
19
selama dan sesudah operasi
(Koes, 2006).
Berbagai standar cuci tangan
pra operasi telah banyak
ditentukan, seperti larutan
antiseptik yang
dipilih untuk cuci tangan dan
prosedur cuci tangan yang
benar Samp

20

Anda mungkin juga menyukai