DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AS-SYIFA KISARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjat kan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa
pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah
Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul “Kerusakan Sel Hos oleh Mikroba“ bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi. Pada makalah dijelaskan tentang Ruang Lingkup
Kerusakan Sel Hos oleh Mikroba secara terbuka.
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar
harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
PENUTUP
iii
KESIMPULAN ………………………………………………………..................
18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen, dan
bersifat sangat dinamis. Secara umum proses terjadinya penyakit melibatkan tiga
faktor yang saling berinteraksi yaitu : faktor penyebab penyakit (agen), faktor
manusia atau pejamu (host), dan faktor lingkungan (Mazni R, 2008).
Data World Health Statistics menunjukkan bahwa lebih dari 70% kematian
khusunya balita disebabkan oleh penyakit infeksi (seperti diare, pneumonia, campak,
malaria) dan malnutrisi. Menurut UNICEF penyakit infeksi merupakan penyebab
kematian utama. Dari 9 juta kematian pada balita per tahunnya di dunia, lebih dari 2
juta di antaranya meninggal akibat penyakit ISPA.
WHO melaporkan lebih dari 50% kasus penyakit infeksi berada di Asia
Tenggara dan Sub-Sahara Afrika. Dilaporkan, tiga per empat kasus penyakit infeksi
pada balita berada di 15 negara berkembang.
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
Memahami mekanisme penyebaran bakteri didalam tubuh host serta mekanisme
perusakan sel tubuh host oleh mikroba
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. MIKROBA PATOGEN
Mikroba patogen adalah mikroba yang mampu menyebabkan penyakit. Mikroba
patogen dapat menyebar melalui populasi manusia dalam berbagai cara. Pengobatan
infeksi yang disebabkan bakteri patogen melibatkan penggunaan antibiotik, yaitu obat
yang telah diformulasikan khusus untuk membunuh bakteri. Saat ini organisme
multidrug resistant/MDR (MDRO) merupakan sebuah masalah yang sedang dihadapi
dunia dalam bidang kesehatan. Menurut Badan Kesehatan Dunia/WHO (2014) di seluruh
dunia terjadi peningkatan signifikan jenis bakteri yang resisten terhadap beberapa obat
antibakteri (Multidrug Resistant/MDR).
Antimicrobial peptides (AMP) adalah suatu grup molekul yang diproduksi oleh
sel-sel dan jaringan mahluk hidup yang berperan penting sebagai sistem pertahanan
tubuh. AMP dapat digunakan sebagai alternatif antibiotik konvensional karena dapat
membunuh bakteri yang telah resisten terhadap antibakteri konvensional (Singh dan Rai,
2012) dan resistensi alami bakteri terhadap AMPs sangat jarang ditemukan (Sang dan
Blecha, 2008). Salah satu kelompok hewan yang banyak menghasilkan AMPs adalah
kelompok Anura. Kulit anura menghasilkan lendir yang mengandung AMPs untuk
melindungi tubuh dari serangan mikroba patogen.
Sel host adalah inang tempat bakteri / mikroba melekat dan hidup melalui proses
transmisi. Terdapat berbagai jenis mikroba didalam tubuh inang / manusia baik itu
6
bakteri yang menguntungkan ( microbiota ) ataupun bisa mikroba pathogen yang dapat
menyebabkan kerusakan sel pada host / inang. Sehingga bakteri tersebut menyebabkan
timbulnya penyakit-penyakit dalam tubuh host.
2. EKSOTOKSIN
1. Transmisi Langsung
Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu masuk yang sesuai dari
pejamu. Sebagai contoh adalah adanya sentuhan, gigitan, ciuman, atau adanya droplet
nuclei saat bersin, batuk, berbicara atau saat transfusi darah dengan darah yang
terkontaminasi mikroba patogen.
a. Vehicle Borne
Sebagai media perantara penularan adalah barang/bahan yang terkontaminasi
seperti peralatan makan, minum, alat-alat bedah/kebidanan, peralatan laboratorium,
peralatan infus/transfusi.
8
b. Vektor Borne
Sebagai media perantara adalah vektor (serangga) yang memindahkan mikroba
patogen ke pejamu adalah sebagai berikut:
• Cara Mekanis
Pada kaki serangga melekat kotoran/sputum mikroba patogen, lalu hinggap pada
makanan/minuman, dimana selanjutnya akan masuk ke saluran cerna pejamu.
• Cara Bologis
Sebelum masuk ke tubuh pejamu, mikroba mengalami siklus perkembangbiakkan
dalam tubuh vektor/serangga, selanjutnya mikroba dipindahkan ke tubuh pejamu melalui
gigitan.
c. Food Borne
Makanan dan minuman adalah media perantara yang cukup efektif untuk
menyebarnya mikroba patogen ke pejamu, yaitu melalui saluran cerna.
d. Water Borne
Tersedianya air bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif, terutama untuk
kebutuhan rumah sakit adalah mutlak. Kualitas air yang meliputi aspek fisik, kimiawi,
dan bakteriologis diharapkan terbebas dari mikroba patogen sehingga aman untuk
dikonsumsi. Jika tidak, sebagai media perantara, air sangat mudah menyebarkan mikroba
patogen ke pejamu, melalui pintu masuk saluran cerna atau yang lainnya.
e. Air Borne
Udara sangat mutlak diperlukan oleh setiap orang, namun adanya udara yang
terkontaminasi oleh mikroba patogen sangat sulit untuk dideteksi. Mikroba patogen
dalam udara masuk ke saluran nafas pejamu dalam bentuk droplet nuclei yang
dikeluarkan oleh penderita saat batuk atau bersin, bicara atau bernafas, melalui mulut
atau hidung. Sedangkan debu merupakan partikel yang dapat terbang bersama partikel
lantai/tanah. Penularan melalui udara ini umumnya mudah terjadi di dalam ruangan yang
tertutup seperti di dalam gedung, ruangan/bangsal/kamar perawatan, atau pada
laboratorium klinik.
9
4. MEKANISME KERUSAKAN SEL HOST OLEH MIKROBA
Dalam riwayat perjalanan penyakit, pejamu yang peka akan berinterksi dengan
mikroba patogen yang secara alamiah akan melewati 4 tahap:
1. Tahap Rentan
Pada tahap ini pejamu masih dalam kondisi relatif sehat namun peka atau labil,
disertai faktor predisposisi yang mempermudah terkena penyakit seperti umur,
keadaan fisik, perilaku/kebiasaan hidup, sosial ekonomi, dan lain-lain. Faktor
predisposisi tersebut mempercepat masuknya mikroba patogen untuk berinteraksi
dengan pejamu.
2. Tahap Inkubasi
3. Tahap Klinis
10
a. Sembuh sempurna
c. Pembawa ( carrier )
d. Kronis
Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap atau
tidak berubah.
e. Meninggal dunia
Akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagalan fungsi–fungsi organ.
11
c. Bergerak dan berpindah tempat.
a. Infeksivitas
Besarnya kemampuan mikroba patogen melakukan invasi, berkembang biak
dan menyesuaikan diri, serta bertempat tinggal pada jaringan tubuh pejamu.
12
b. Patogenitas
Derajat respons/reaksi pejamu untuk menjadi sakit.
c. Virulensi
Besarnya kemampuan merusak mirkoba patogen terhadap jaringan pejamu.
d. Toksigenitas
Besarnya kemampuan mikroba patogen untuk menghasilkan toksin, di mana
toksin berpengaruh dalam perjalanan penyakit.
e. Antigenitas
Kemampuan mikroba patogen merangsang timbulnya mekanisme pertahanan
tubuh/antibodi pada diri pejamu. Kondisi ini akan mempersulit mikroba patogen itu
sendiri untuk berkembang biak, karena melemahnya respons pejamu menjadi sakit.
13
Kejadian, dan berbagai efek infeksi rumah sakit pada dasarnya bergantung
pada mikroorganisme, tuan rumah (pasien dan staf), lingkungan, dan pengobatan.
14
e. Orang yang menggunakan obat-obatan immunosupresan, dan steroid
f. Intervensi yang dilakukan pada tubuh untuk
melakaukan diagnosa dan terapi
3. Lingkungan
Tempat ketika pasien ditangani mempunyai suatu pengaruh penting pada
kemungkian infeksi yang diperolehnya serta pada sifat infeksinya. Berbagai lokasi
rumah sakit yang berbeda mempunyai infeksi tersendiri. Suatu tujuan dalam
pengendalian infeksi rumah sakit adalah untuk meminimalkan infeksi dari bahaya
mikroba patogen yang didapat di luar rumah sakit.
sebagai berikut :
Domain : Bacteria
Kerajaan : Eubacterria
Phylum : Firmicutes
Class : Cocci
Ordo : Bacillales
15
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
berdiamter 0,7-1,2 µm, tersusun secara berkemlompok yang tidak teratur seperti
anggur, tidak membentuk spora dan tidak motil. Bakteri ini tumbuh pada suhu
optimum 370C teteapi tidak membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-
16
a. Eksotoksin, yaitu eksotoksin C yang dihasilkan Staphylococcus
aureus seringkali dihubungkan dengan sindrom syok toksik.Pada manusia, toksin ini
menyebabkan demam, syok ,ruam kulit dan gangguan multisistem organ dalam tubuh.
b. Leukosidin, yaitu suatu zat yang dapat larut dan mematikan sel
darah putih dari berbagai spesies binatang yang berkontak. Leukosidin antigen tetapi
tidak panas dari pada eksotoksin.
17
Menurut Jawetz dkk (2007), mekanisme infeksi dari Staphylococcus aureus
yaitu :
b. Invasi
18
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sel host adalah inang tempat bakteri / mikroba melekat dan hidup melalui proses
transmisi. Terdapat berbagai jenis mikroba didalam tubuh inang / manusia baik itu
bakteri yang menguntungkan ( microbiota ) ataupun bisa mikroba pathogen yang dapat
menyebabkan kerusakan sel pada host / inang. Sehingga bakteri tersebut menyebabkan
timbulnya penyakit-penyakit dalam tubuh host.
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen, dan bersifat
sangat dinamis. Secara umum proses terjadinya penyakit melibatkan tiga faktor yang
saling berinteraksi yaitu : faktor penyebab penyakit (agen), faktor manusia atau pejamu
(host), dan faktor lingkungan.
Mikroba patogen adalah mikroba yang mampu menyebabkan penyakit. Mikroba
patogen dapat menyebar melalui populasi manusia dalam berbagai cara. Pengobatan
infeksi yang disebabkan bakteri patogen melibatkan penggunaan antibiotik, yaitu obat
yang telah diformulasikan khusus untuk membunuh bakteri.
19