Disusun Oleh :
Citra Arya Senna ( 20152014010 )
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah
ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Gambar iv
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Sistem Saraf 2
2.2 Penyusun Sistem Saraf 2
2.3 Penyusun Sel Saraf 3
2.4 Bagian-bagian Sel Saraf 4
2.5 Sel Neuroglia 5
2.6 Saraf Pusat Manusia 6
2.7 Penggolongan Sistem Saraf 7
Bab III Penutup
3.1 Ringkasan 8
Daftar Pustaka 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat
khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem
tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara
berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang
harmonis.
Dalam sistem inilah berasal sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan,
bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan
memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari
sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing
mempunyai fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik,
diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan,
koordinasi dilakukan oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon. Oleh karena
itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang sistem saraf.
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian sistem saraf.
b. Mengetahui pembagian sistem saraf.
1
c. Mengetahui penyusun sistem saraf.
d. Mengetahui mekanisme jalannya impuls pada sistem
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja
sistem saraf ialah sel saraf atau neuron.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan
makhluk hidup bisa menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang
terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas yaitu kemampuan menanggapi
rangsangan.Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya
bervariasi.Sistem ini terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem
saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf
memiliki tiga fungsi utama, yakni menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau
stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon)
terhadap rangsangan.
2
1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi
untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel
saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf
(neuron).
4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada
dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf
ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap
neuron.
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang
berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-
segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk
neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya
nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus
yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung
dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada
bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong
tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat
berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls
saraf pada sinapsis.
3
Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf
mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
1. Sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh
alat indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Dengan
adanya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui adanya
perubahan yang terjadi disekitar tubuh kita.
2. Sebagai Alat Pengendali
Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja
serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ
tubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang akurat.
3. Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau
reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena saraf sebagai
pengendali atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka jaringan saraf terdapat
pada seluruh pada seluruh alat-alat tubuh kita.
4
Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom
bebas serta berperan dalam sintesis protein.
Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui
mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.
b) Dendrit
Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsi
untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c) Akson
Suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite. Bagian
ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau
kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.
5
dalam darah, tetapi fungsinya sebagai sawar darah otak tersebut masih
memerlukan pemastian lebih lanjut, karena diduga celah endothel kapiler
darahlah yang lebih berperan sebagai sawar darah otak.
b) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. Merupakan sel glia yang
bertanggung jawab menghasilkan myelin dalam susunan saraf pusat. Sel ini
mempunyai lapisan dengan subtansi lemak mengelilingi penonjolan atau
sepanjang sel saraf sehingga terbentuk selubung myelin.
c) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya
memiliki peran fagositik. Sel jenis ini ditemukan di seluruh sistem saraf pusat
dan dianggap berperan penting dalam proses melawan infeksi.
d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral
dan ronggal medulla spinalis. Merupakan neuroglia yang membatasi system
ventrikel sistem saraf pusat. Sel-sel inilah yang merupakan epithel dari Plexus
Coroideus ventrikel otak.
6
a) Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat.
Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
b) Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan
duramater.
c) Duramater. Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di
antara piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal.
Dengan adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap goncangan dan benturan
dengan kranium. Kadangkala seseorang mengalami infeksi pada lapisan meninges,
baik pada cairannya ataupun lapisannya yang disebut meningitis.
7
Saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Saraf otak adalah saraf yang
keluar dari otak menuju alat-alat indra, misalnya mata, telinga, hidung, atau menuju
otot-otot dan kelenjar tertentu. Saraf otak terdiri atas 12 pasang. Saraf sumsum tulang
belakang adalah saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang menuju alat-alat
gerak tubuh, seperti lengan dan kaki, serta otot tubuh lain seperti otot dada dan leher.
Saraf ini terdiri atas 31 pasang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.
2. Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron
merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki
kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat.
3. Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu Menerima
berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh .
4. Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga
sistem saraf tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat
meliputi bagian otak dan juga bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem
saraf tepi meliputi bagian atas sistem saraf somatik dan juga bagian sistem saraf
otonom.
5. Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf
dan sinapsis.
6. Kelainan yang disebabkan karena gangguan sistem syaraf antara lain yaitu
alzheimer, amnesia, ataksia dan tumor sistem saraf pusat (SSP).
8
DAFTAR PUSTAKA
Feriyawati, Lita. 2006. Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam Regulasi
Kontraksi Otot Rangka. Medan : Fakultas Kedokteran USU
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung :
Yrama Widya
Nur, Iis. 2013. Sistem Saraf Pada Manusia. Bandung : Sekolah Tinggi Farmasi
Sari, Mega. 2004. Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal. Medan : Fakultas
Kedokteran USU
Sinaga, Erlintan dkk. 2011. Anatomi Fisiologi Manusia. Medan : FMIPA Unimed