Anda di halaman 1dari 25

PEMBERIAN OBAT DENGAN RUTE

INTRAMUSCULAR DAN
INTRAVENA

Dosen Pengampu :
Ns. Dedek Saiful K. S.Kep., M.Kes.
Nama Kelompok

Hamiprilia Nurul
1 Mahmudatul
2214301009
2 Awaliannisa
2214301014
3 Ovilia Wahyu
2214301015

4 Rahma Anisa
2214301016 5 Alfina Putri
2214301026 6 Anggar Husnul
2214301027
Annisa Salsabila
Aulia Belinda
2214301028
2214301032

Friska Cahya
Bintang Tri
2214301036 2214301047
Intramuscular
Pengertian
intramuscular

Injeksi intramuskuler
(IM) adalah pemberian
obat/cairan dengan
cara dimasukkan
langsung ke dalam
otot (muskulus).
Daerah pemberian
Obat secara IM
Faktor yang mempengaruhi
1.Jenis obat
terapi IM
2.Dosis obat
3.Teknik penyuntikan
4.Lokasi penyuntikan
5.Keadaan kesehatan pasien
Kerugian
Intramuscular
1.Menimbulkan rasa sakit atau
ketidaknyamanan
2.Resiko terinfeksi
3.Kesalahan dalam penyuntikan
4.Terbentuknya abses
Indikasi Intramuscular
1.Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan
obat secara oral
2.Bebas dari infeksi
3.Lesi kulit
4.Jaringan parut
5.Tonjolan tulang
6.Otot atau saras besar di bawahnya.
Kontra Indikasi Intramuscular
1.Infeksi
2.Lesi kulit
3.Jaringan parut
4.Tonjolan tulang
5.Otot atau saraf besar di bawahnya.
Intravena
Pengertian
Intravena
Terapi intravena merupakan tindakan
keperawatan yang dilakukan dengan
cara memasukkan cairan melalui
intravena dengan bantuan infus set
yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh
(Tamsuri,2008).
Faktor yang mempengaruhi
terapi Intravena

1.Faktor pemilihan sisi penusukan vena


2.Faktor pemilihan kanula untuk infus perifer
3.Faktor pemilihan lokasi pemasangan IV
Keuntungan Intravena
1). Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran
obat ke tempat target berlangsung cepat.
2). Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan
terapi lebih dapat diandalkan.
3). Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek
terapeutik dapat dipertahankan maupun dimodifikasi.
4). Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan
intramuskular atau subkutan dapat dihindari.
5). Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute
lain karena molekul yang besar, iritasi atau ketidak stabilan
dalam traktus gastrointestinalis.
Kerugian Intravena
1). Tidak bisa dilakukan “drug recall” dan rnengubah
aksi obat tersebut sehingga resiko toksisitas dan
sensitivitas tinggi.
2). Kontrol pemberian yang tidak baik bisa
rnenyebabkan “speed shock”.
3). Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu
kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi
dalam periode tertentu, iritasi vaskular seperti flebitis
mekanik dan kimia, inkompabilitas obat dan
interaksi dari berbagai obat tambahan.
Indikasi Intravena
a). Pada seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat
melalui intravena langsung masuk ke dalam jalur peredaran
darah.
b). Obat tersebut memiliki bioavailabilitas oral (efektivitas
dalam darah jika dimasukkan melalui mulut) yang terbatas.
c). Pasien tidak dapat minum obat karena rnuntah, atau
memang tidak dapat menelan obat (ada sumbatan di saluran
cerna atas).
d). Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak
atau obat masuk ke pernapasan).
e). Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai,
sehingga diberikan melalui injeksi bolus (suntikan langsung
Kontra Indikasi
Intravena
a). Inflamasi (bengkak, nyeri,
demam)
b). infeksi di lokasi
pemasangan infus.
c). Lesi kulit
Kesimpulan
Rute Intramuskular (IM): Obat disuntikkan ke dalam otot, cepat diserap,
cocok untuk obat dengan efek yang relatif cepat, tapi bisa menyebabkan
rasa sakit di tempat suntikan.
Rute Intravena (IV): Obat disuntikkan langsung ke dalam pembuluh
darah, efeknya cepat terasa, namun memerlukan peralatan dan
keterampilan khusus, serta berisiko infeksi.
Pemilihan rute pemberian obat harus disesuaikan dengan karakteristik
obat dan kebutuhan pasien, serta dilakukan oleh tenaga medis yang
terlatih.

Anda mungkin juga menyukai