Anda di halaman 1dari 17

Makalah Bioteknologi Dasar

PERANAN MIKROBA DALAM BIOTEKNOLOGI

Oleh
Kelompok III

Ica Oktabrina Alinti (442417051)


Siti (442417001)
Masia Bukawera (442417049)
Sripani M Suaib (442417047)
Novita Dahlan (442417050)

Program Studi Kimia


Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Gorontalo
2019-2020

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan................……………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Peranan Mikroba pada Berbagai Aplikasi Sehari-hari ……………… 3
2.1.1 Produksi Makanan................................................................ 3
2.1.2 Fermentasi Mikroba.............................................................. 4
2.1.3 Produksi Rekombinan Insulin pada Bakteri......................... 5
2.2 Peranan Mikroba pada Pembuatan Vaksin ……………..…………... 6
2.2.1 Antibodi................................................................................ 7
2.2.2 Pembuatan Vaksin............................................................... 8
2.3 Peranan Mikroba dalam Mikrobiologi ……………………………… 9
2.3.1 Enzim Mikroba..................................................................... 9
2.3.2 Transformasi Bakteri............................................................ 10
2.3.3 Elektroforesis....................................................................... 11
2.3.4 Teknik Kloning dan Ekspresi............................................... 11
2.4 Peranan Mikroba pada Proses Diagnosa ……………………………. 12
2.4.1 Strategi Pendeteksi Mikroba................................................. 12
2.4.2 Jejak Mikroorganisme Penyebab Penyakit.......................... 13
2.4.3 Microarray untuk Melacak Penyakit Menular..................... 14
2.5 Peranan Mikroba pada Proses Pembuatan Senjata Biologis ……….. 14
BAB V PENUTUP
3.1 Simpulan……………………………………………………………… 16
DAFTAR PUSTAKA.……………………………………………………. 17

2
LAMPIRAN……………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme atau yang disebut mikroba, merupakan organisme yang sangat kecil
untuk dilihat dengan menggunakan mata telanjang dan harus menggunakan bantuan mikroskop
untuk mengamatinya. Mikroorganisme yang paling melimpah adalah bakteri, namun virus, jamur
seperti ragi, dan alga juga termasuk mikroba. Hampir semua mikroba ini mempunyai peran yang
menarik dalam bioteknologi.
Bakteri berada di bumi selama kurang lebih 3,5 milyar tahun yang lalu dan mereka
berjumlah lebih banyak daripada manusia. Dapat diakumulasikan bahwa bakteri berjumlah lebih
dari 50% dari materi yang berada di bumi. Sampai saat ini kurang dari 1% dari jumlah
keseluruhan bakteri telah diidentifikasi, dikultur, dan dipelajari dalam laboratorium (Thieman,
2013). Kelimpahan bakteri dan mikroba lain memberikan potensi yang besar dalam
pengembangan aplikasi di bidang bioteknologi. Sebelum perkembangan teknik kloning gen,
manusia menggunakan mikroba dalam bioteknologi. Frekuensi penggunaan mikroorganisme
sebagai “peralatan” bioteknologi tergantung dari struktur sel mikroorganisme tersebut. Maka dari
itu, banyak aplikasi bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme sebagai bahan utama
dalam pembuatan makanan, minuman, dan obat-obatan.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana peranan mikroba pada berbagai aplikasi sehari-hari?
2. Bagaimana peranan mikroba pada pembuatan vaksin?
3. Bagaimana peranan mikroba dalam mikrobiologi?
4. Bagaimana peranan mikroba pada proses diagnosa?
5. Bagaimana peranan mikroba pada proses pembuatan senjata biologis?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan penulisan makalah
ini adalah:
1. Untuk menjelaskan peranan mikroba pada berbagai aplikasi sehari-hari.
2. Untuk menjelaskan peranan mikroba pada pembuatan vaksin.
3. Untuk menjelaskan peranan mikroba dalam mikrobiologi.
4. Untuk menjelaskan peranan mikroba pada proses diagnosa.
5. Untuk menjelaskan peranan mikroba pada proses pembuatan senjata biologis.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peranan Mikroba pada Berbagai Aplikasi Sehari-hari


Mikroba merupakan kebutuhan untuk fungsi normal tubuh dan untuk berbagai macam
proses alami pada lingkungan. Potensi terbesar dalam pemanfaatan mikroba adalah dalam
pembuatan makanan dan produksi obat-obatan baru. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa
aplikasi modern dalam pengembangan bioteknologi mikroba.

2.1.1 Produksi Makanan


Mikroorganisme dapat dimanfaatkan untuk membuat tempe, oncom, makanan, tuak,
cuka, dan kecap. Saat ini, pembuatan bahan makanan tersebut dikembangkan secara ilmiah
dengan menggunakan teknologi yang lebih maju sehingga menghasilkan produk yang
berkualitas, sepertibir, anggur, yoghurt, roti, keju, dannata de coco. Proses pembuatan tempe
masih perlu ditingkatkan dengan berbagai penelitian karena tempe memilik ikandungan zat gizi
tinggi, terutama protein nabati dan memiliki beberapa khasiat antara lain menurunkan kolesterol
darah.
Beberapa jamur juga dapat digunakan menghasilkan zat warna,misalnya
jamur Neurosporasitophila sebagai penghasil warna merah dan orange, digunakan untuk
membuat oncom. Bahan pewarna yang alami untuk makanan lebih aman dibandingkan pewarna
sintetik karena pada umumnya pewarna sintetik dapat menyebabkan keracunan.
Contoh mikroorganisme yang berperan , antara lain:
a. Rhizopusoligospurus  (pembuatantempe)
b. Acetobacterxylinum (pembuatannata de coco) c. Saccharomyces cerevisiae (pembuatan roti
dan tapai)
d. Peneciliumcamemberti  dan Penecilliumrequeforti (keju)
e. Aspergilluswentii (pembuatankecap)
f. Lactobacillus bulgaricus (kejudan yoghurt)

5
Pada tahun 1980, dengan menggunakan teknik DNA rekombinan, para ahli mengklon
rennin dan mengekspresikannya pada sel bakteri dan jamur seperti Aspergillus niger. Rennin
rekombinan (chymosin) dari mikroba banyak digunakan untuk pembuatan keju. Pada 1990,
rennin merupakan DNA rekombinan pertama yang digunakan sebagai bahan pembuatan
makanan yang juga diakui oleh Food and Drug Administration. Untuk beberapa macam keju,
digunakan bakteri yang disebut bakteri asam lactic (Lactococcus lactics). Bakteri ini
mendegradasi casein dan metabolisme gula pada susu dan prosesnya disebut fermentasi.

GAMBAR 1. PEMBUATAN KEJU

6
GAMBAR 2. PEMBUATAN TEMPE
2.1.2 Fermentasi Mikroba
Fermentasi merupakan proses mikrobial penting yang digunakan untuk memproduksi
berbagai macam produksi makanan dan minuman termasuk beberapa macam roti, bir, wine,
sampanye, yoghurt, dan keju. Fermentasi mikroba mempunyai peran yang sangat penting dalam
bioteknologi. Salah satu aplikasi yang menggunakan mikroorganisme adalah proses pembuatan
bir dan wine, yang berhubungan dengan fermentasi oleh ragi.
(Sumber: Thieman, 2013)
Sel hewan, tumbuhan, dan berbagai macam mikroba memperoleh energi dari karbohidrat

7
seperti glukosa dengan menggunakan elektron dari gula ini untuk membentuk sebuah molekul
yang dinamakan Adenosine triphosphate (ATP). Produksi ATP terjadi dalam reaksi berangkai.
Reaksi pertama disebut glikolisis, yang mengubah glukosa menjadi 2 molekul piruvat. Selama
pengubahan ini, elektron ditransfer dari glukosa ke elektron pembawa molekul yang disebut
NAD+, yang kemudian elektron akan ditangkap untuk memproduksi NADH. Transfer elektron
ini diikuti oleh reaksi selanjutnya yang menghasilkan ATP. Untuk beberapa mikroba dan bakteri
tertentu, oksigen merupakan bagian terpenting dari reaksi transport elektron. Mikroba yang
menggunakan oksigen untuk memproduksi ATP dinamakan aerob, karena mereka tergantung
dari keberadaan oksigen untuk metabolismenya (Murray, 2009).
Beberapa mikroba hidup di daerah yang jarang oksigen seperti di usus hewan, air yang
dalam, atau minyak. Karena organisme ini harus bertahan tanpa oksigen, mereka berkembang
dari energi yang berasal dari gula tanpa oksigen. Fermentasi ini dan mikroba yang terlibat
didalamnya disebut anaerob. Fermentasi ini hampir sama dengan glikolisis, yang mana NAD +
digunakan untuk menangkap elektron untuk memproduksi NADH dan piruvat. Pada
metabolisme aerob, oksigen digunakan elektron dari NADH dan piruvat tidak dapat digunakan
untuk memproduksi ATP. Fermentasi mikroba menggunakan mikroba sebagai molekul akseptor
elektron untuk mengambil elektron dari NADH untuk meregenerasi NAD+.

2.1.3 Produksi Rekombinan Insulin pada Bakteri


Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel pada pankreas yang disebut sel beta.
Ketika insulin disekresikan ke dalam aliran darah oleh pankreas, maka insulin akan memainkan
peran yang esensial pada metabolisme karbohidrat. Salah satu fungsi pentingnya adalah untuk
menstimulasi glukosa yang diperoleh ke dalam sel-sel tubuh seperti sel-sel otot, di mana glukosa
dapat dipecah untuk memproduksi ATP sebagai sumber energi. Diabetes mellitus tipe I
disebabkan oleh produksi insulin yang tidak mencukupi oleh sel beta. Penurunan produksi
insulin pada konsentrasi glukosa dalam aliran darah dapat menyebabkan masalah kesehatan
seperti tekanan darah tinggi, katarak, dan kerusakan otot. Diabetes mellitus tipe I biasanya
melakukan suntikan insulin secara regular untuk mengontrol gula dalam darah.
Bakteri tidak dapat menghasilkan insulin secara normal. Produksi insulin pada manusia
dengan bakteri rekombinan merupakan kemajuan yang signifikan dalam bidang bioteknologi.
Insulin manusia terdiri dari 2 polipeptida yang disebut rantai A (21 asam amino) dan rantai B (30

8
asam amino). Kedua polipeptida tersebut saling berikatan satu sama lain untuk menghasilkan
hormon aktif. Pada pankreas, sel beta mensintesis kedua ikatan rantai insulin menjadi satu
polipeptida dan dipotong secara enzimatik yang kemudian berlipat ganda untuk bergabung
dengan dua subunit. Ketika gen manusia yang digunakan untuk memproduksi insulin diklon dan
diekspresikan pada bakteri, tiap-tiap gen dari subunit diklon ke dalam vektor plasmid yang
terekspresi secara terpisah dan mengandung gen lac z pengkode enzim β-galactosidase (β-gal)
dan kemudian digunakan untuk mengubah bakteri.
(Sumber: Thieman, 2013)
Oleh karena gen insulin dihubungkan dengan gen lac z, ketika bakteri mensintesis protein
dari plasmid ini, bakteri akan memproduksi protein yang mengandung β-gal mengikat protein
insulin manusia untuk menghasilkan β-gal insulin yang berfusi dengan protein. Protein yang
telah berfusi diperlakukan secara kimia untuk membelah β-gal, melepaskan protein insulin,
kemudian pemurnian insulin pada ikatan rantai A dan B dicampur bersamaan dengan kondisi
yang memungkinkan dua subunit untuk mengikat dan membentuk hormon aktif. Setelah
pemurnian tersebut, hormon rekombinan siap digunakan untuk obat suntik pasien.

2.2 Peranan Mikroba pada Pembuatan Vaksin


Penggunaan antibodi dan vaksin telah terbukti efektif untuk sejumlah kondisi infeksi
penyakit yang cepat menyebar di manusia yang disebabkan oleh mikroorganisme. Tercatat
infeksi penyakit yang disebabkan mikroba mengakibatkan lebih dari 60% anak usia sebelum 4
tahun meninggal karena infeksi penyakit. Tentu saja kemampuan untuk mencegah, mendeteksi,
dan perlakuan penyakit cepat menyebar adalah suatu aspek bioteknologi mikrobial yang penting,
dan vaksin adalah suatu kunci di dalam proses ini.
Vaksin berasal dari kata latin vacca yang berarti “cow”. Hal ini berhubungan dengan
awal mula vaksin dikembangkan pada tahun 1796 ketika Edward Jenner mendemontrasikan
bahwa virus cowpox bisa digunakan untuk vaksin manusia melawan smallpox.
Meskipun Amerika Serikat pada tahun 1980 menghentikan vaksinasi rutin untuk cacar,
namun aplikasi vaksinasi tetap tersebar luas dan diberikan secara rutin pada bayi baru lahir,
anak–anak, dan orang dewasa. Pada bayi pertama kali diberikan pada umur 2 sampai 15 bulan.
Vaksin tersebut adalah DPT vaksin yang menyediakan beberapa tahun perlindungan melawan
terhadap tiga bakteri tiksin, diantaranya Diphtheria toxin, Pertussis toxin, dan Tetanus toxin.

9
Vaksin untuk masa anak–anak yang lain dalah MMR vaksin (measles, mumps, rubella) dan
mungkin juga vaksinasi dengan OPV (oral polio vaccine) untuk poliovirus.

2.2.1 Antibodi
Sistem kekebalan pada manusia dan binatang sangat kompleks. Sel – sel sepanjang
seluruh tubuh bekerjasama mengenali material asing yang sudah masuk ke dalam tubuh, dan
menyerang untuk menetralkan atau menghancurkan material asing tersebut. Material asing yang
merangsang untuk membentuk kekebalan disebut antigen. Antigen mungkin adalah bakteri,
jamur, ataupun virus
Sistem kekebalan bereaksi dengan antigen memproduksi antibodi. Respon ini disebut
antibody-mediated immunity. Ketika mengarah ke antigen, limfosit B (sel B) adalah suatu jenis
sel darah putih atau leukosit yang mengenali dan mengikat antigen. Limfosit T (sel T) berperan
penting dalam membantu sel B mengenali dan merespon terhadap antigen. Setelah
pembongkaran antigen, sel B berkembang untuk membentuk sel plasma, yang menghasilkan dan
mengeluarkan antibodi. Kebanyakan antibodi dilepaskan antara lain ke dalam aliran darah, air
mata, dan cairan lapisan sistem pencernaan. Salah satu tujuan untuk memproduksi antibodi
adalah menyediakan perlindungan terakhir melawan antigen. Pada waktu proses perkembangan
sel B, beberapa sel B menjadi sel memori yang memiliki kemampuan untuk mengenali benda
asing berikutnya, respon dalam pertumbuhan, memproduksi lebih banyak sel plasma, dan
menyediakan antibodi pada tubuh dengan perlindungan jangka panjang melawan antigen
(Gardner, 1991).
Antibodi sangat spesifik untuk antigen yang dibuat. Antibodi mengikat dan melapisi
antigen di mana antibodi dibuat. Setelah antigen ditutupi dengan antibodi, tipe leukosit makrofag
yang sering bisa mengenali mereka. Sel makrofag tersebut sangat efektif memfagosit. Dalam
fagositosis, makrofag menelan penutup antigen dengan antibodi, kemudian organel dalam
makrofag disebut lisosom melepaskan saluran enzim pencernaan antigen. Ketika antigen berupa
bakteri, beberapa antibodi melibatkan mekanisme pemecahan sel, proses tersebut disebut sel
lisis.
(Sumber: Thieman, 2013)

2.2.2  Pembuatan Vaksin

10
Menurut Thieman (2013), terdapat tiga perencanaan utama untuk menciptakan sistem
kekebalan dengan menggunakan vaksin, yaitu:
1.      Subunit vaccine, dibuat dengan injeksi bagian struktur bakteri atau virus, pada umumnya
protein atau lemak dari mikroba. Efektifitas vaksin melawan virus hepatitis B satu dari contoh
pertama dari subunit vaksin.
2.      Attenuated vaccine (vaksin yang dilemahkan), melibatkan penggunaan kehidupan virus atau
bakteri yang telah dilemahkan dengan genetic engineering untuk mencegah replikasi setelah
mereka dimasukkan ke dalam penerima vaksin. Vaksin sabin untuk polio adalah vaksin yang
dilemahkan seperti vaksin MMR dan vaksin Chickenpox.
3.      Inactivated vaccine (vaksin tidak aktif), dibuat dengan membunuh patogen dan menggunakan
jasad renik inactive atau yang mati untuk vaksin. Campuran virus polio tidak aktif yang
digunakan adalah vaksin Shalk untuk melawan polio. Contoh vaksin inactive yang menjadi
umum di tahun terakhir. diantaranya vaksin rabies diatur untuk anjing dan kucing.
Banyak vaksin yang membutuhkan imunisasi pendek setiap beberapa tahun untuk
menstimulus kembali sistem kekebalan, sehingga dapat melanjutkan untuk menghasilkan tingkat
perlindungan dari antibodi dan memori sel imun, sedangkan vaksin DPT efektif sekitar 10 tahun.
Beberapa subunit vaksin yang melawan bakteri lebih dahulu dibuat dengan teknologi
rekombinan DNA. Untuk membuat suatu vaksin rekombinan subunit untuk radang hepatitis B,
ilmuwan gen mengklon protein pada permukaan luar virus ke dalam plasmid. Transformasi
dengan plasmid digunakan untuk mengeskpresikan sejumlah besar protein dari difusi protein
virus, yang digunakan sebagai vaksin untuk melawan infeksi hepatitis B. Pendekatan ini adalah
strategi umum untuk memproduksi vaksin subunit.

2.3 Peranan Mikroba dalam Mikrobiologi


2.3.1 Enzim Mikroba
Enzim mikroba telah digunakan dalam aplikasi dari produksi pangan untuk penelitian
biologi molekuler, karena mikroba adalah penghasil enzim yang baik. Beberapa enzim yang
sudah tersedia secara komersil adalah adalah enzim DNA polimerase dan enzim restriksi dari
bakteri. Enzim tersebut diisolasi dari E. coli, sehingga DNA polimerase tersedia dan dapat
digunakan untuk berbagai teknik DNA rekombinan untuk menyelidiki sekuen DNA dan sebagi

11
reaktor untuk memperbanyak sekuen DNA dalam proses polymerase chain reaction (PCR).
Enzim yang dihasilkan oleh bakteri E. coli salah satu contohnya adalah enzim selulosa.
Selulosa ini mendegradasi selulosa, yaitu suatu polisakarida yang dibentuk oleh dinding sel
tumbuhan. Enzim yang dihasilkan oleh bakteri ini dapat membantu pencernaan hewan untuk
mencerna makanan yang berupa tumbuhan. Protease subtilisin berasal dari Bacillus subtilis yang
merupakan komponen penting yang digunakan oleh banyak deterjen, yang berfungsi untuk
menghilangkan noda protein dari pakaian. Beberapa enzim bakteri juga digunakan untuk
memproduksi makanan, seperti enzim amilase yang digunakan mendegradasi pati untuk
membuat sirup jagung.

2.3.2  Transformasi Bakteri


Transformasi adalah suatu proses transfer informasi genetik dengan bantuan potongan
DNA ekstraseluler. Dalam hal ini, fragmen DNA yang berasal dari bakteri donor diambil oleh
bakteri lain dalam kedudukan sebagai bakteri resipien. Jika bakteri donor dan bakteri resipien
berbeda secara genetik, maka akan dihasilkan rekombinan yang terbentuk melalui peristiwa
pindah silang yang melibatkan fragmen DNA dari donor dan DNA atau kromosom resipien. Sel-
sel yang telah mengalami transformasi disebut sebagai transforman (Corebima, 2003).
DNA target dikenalkan ke bakteri dengan cara diinsersikan ke plasmid yang membawa
satu atau lebih gen resisten antibiotik. Plasmid vektor selanjutnya dicampur dalam tabung
dengan komponen – komponen sel dan dicampur di atas es atau pada suhu dingin selama
beberapa menit. Mekanisme yang sebenarnya masih belum diketahui, namun yang pasti sel – sel
tersebut harus tetap dalam kondisi dingin selama DNA berada diluar dari sel bakteri untuk
menghindari terjadinya kerusakan.
(Sumber: Corebima, 2003)
2.3.3   Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu cara pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan ukuran
berat molekul dalam medan listrik yang dikandung oleh makromolekul tersebut. Bila arus listrik
dialirkan pada suatu medium penyangga yang telah berisi protein plasma maka komponen-
komponen protein tersebut akan mulai migrasi (Ricardson, 1986 dalam Pratiwi, 2001)
Teknik lain untuk transformasi sel disebut elektroporasi. Dalam teknik ini suatu alat yang
disebut elektroporator menghasilkan kejutan elektrik singkat yang dapat mengenalkan DNA ke

12
sel bakteri tanpa membunuh sel-sel yang lain. Teknik ini lebih efisien prosesnya daripada
transformasi yang menggunakan calcium chloride.
(Sumber: Pratiwi, 2001)

2.3.4   Teknik Kloning dan Ekspresi


Dalam replikasi DNA rekombinan, transformasi bakteri bernilai tinggi karena dapat sering
digunakan untuk produksi protein secara massal dengan tujuan yang beragam. Ada beberapa cara
untuk memproduksi suatu fusion protein, namun konsep dasar teknik ini menggunakan metode
rekombinasi DNA untuk menyisipkan gen protein yang diinginkan kedalam suatu plasmid yang
mengandung gen protein yang berfungsi sebagai “tag”. Vektor plasmid untuk membuat fusion
protein disebut vektor ekspresi, karena memungkinkan sel bakteri untuk memproduksi atau
mengekspresikan protein dalam jumlah besar. Vektor ekspresi menggabungkan sequen
promoter, sehingga sekali pengekspresian rekombinan mengandung gen yang diinginkan (yang
diberikan pada bakteri melalui transformasi), bakteri akan mensintesis mRNA dan protein dari
plasmid ini. Strain mRNA yang ditranskrip merupakan molekul hibrid yang mengandung sequen
pengkode protein yang diinginkan dan protein tag. Hasilnya, suatu fusion protein disintesis dari
mRNA yang disintesis bakteri yang mengandung protein yang diinginkan, bergabung dengan tag
protein, pada kasus ini protein mengikat maltose.
Untuk mengisolasi protein yang diinginkan dan memisahkan dengan protein lain biasanya
dilakukan oleh bakteri, selnya mengalami lisis dan dihomogenkan untuk membentuk ekstrak.
Ekstrak tersebut kemudian di letakkan pada tabung. Umumnya cara mengisi tabung dengan
bulatan plastik yang dilapisi molekul yang akan berikatan pada protein tag. Teknik ini disebut
sebagai kromatografi afinitas. Selanjutnya perlakuan enzim yang digunakan untuk memotong
protein dengan bantuan enzim protease untuk melepaskan protein yang diinginkan dari protein
tag. Teknik Fusion protein digunakan untuk pemurnian protein dalam mengkaji struktur dan
fungsinya, dan juga untuk mengisolasi insulin maupun protein penting lainnya.

2.4  Peranan Mikroba pada Proses Diagnosa


Sudah diketahui sebelumnya bahwa banyak mikroorganisme yang dapat menyebabkan

13
penyakit, baik itu pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Ilmuwan dapat menggunakan
berbagai teknik molekuler untuk mendeteksi dan mengetahui gejalanya yang disebut dengan
diagnosis mikroba.

2.4.1 Strategi Pendeteksi Mikroba


Teknik molekuler seperti analisis Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP),
PCR, dan rangkaian DNA bisa digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Jika genom dari
patogen besar dan memproduksi banyak enzim fragmen, yang mencegah menunjukkan pita-pita
pada gel agarose, DNA mungkin diberlakukan dalam analisis blot Southern. Sebagai contoh,
jika seorang dokter menduga infeksi bakteri atau virus , sampel termasuk darah, saliva, feses, dan
cairan serebrospinal dari pasien bisa digunakan untuk mengisolasi bakteri dan viral patogen.
DNA dari dugaan patogen yang kemudian diisolasi dan digunakan dalam teknik molekuler
seperti PCR. PCR adalah alat penting dalam tes pendiagnosisan di laboratorium klinikal
mikrobiologi dan digunakan untuk mendiagnosis penyebab infeksi melalui mikroba seperti virus
Hepatitis (A, B, dan C), Chlamydia trachomatis, dan Neisseria gonorrhoeae (keduanya adalah
menyebarkan penyakit), HIV-1, dan banyak bakteri dan virus lainnya (Med, 2008).

2.4.2   Jejak Mikroorganisme Penyebab Penyakit


Ahli ilmu pengetahuan menggunakan teknik biologi molekuler untuk contoh dari
mikroba penyebab penyakit dan perjangkitan penyakit yang mereka timbulkan. Seperti yang
telah ketahui, mikroba memiliki peran penting dalam produk sehari-hari seperti yoghurt dan
keju. Produk-produk tersebut juga mudah terkena kontaminasi dengan mikroorganisme patogen.
Informasi mengenai mikroba pada susu bisa digunakan untuk mendeteksi kualitas susu dan
kerusakan pada susu tersebut. Kontaminasi bakteri pada makanan adalah masalah yang
signifikan saat ini. Salmonella dapat mengkontaminasi daging, unggas, dan juga telur.
Salmonella dapat menginfeksi pada usus manusia yang bisa menyebabkan diare dan muntah
yang serius, gejala yang biasanya disebut dengan keracunan makanan.
Setelah dengan sukses merespon pada 1993 penjangkitan kontaminasi pada daging dengan
E. coli, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Departemen US Agrikultural
membuat jaringan dari laboratorium deteksi untuk memperluas ulasannya. Jaringan ini disebul
PulseNet, memungkinkan ahli biologi menggunakan DNA sidik jari dengan cepat

14
mengidentifikasi mikroba yang dimasukkan dalam kondisi kesehatan publik. Hasilnya bisa
dibandingkan dengan data untuk diidentifikasi penjangkitan mikroba yang mengkontaminasi
makanan dan untuk memutuskan bagaimana untuk menanggapi sehingga meminimalisir
masyarakat yang terinfeksi (Thieman, 2013).

2.4.3  Microarray untuk Melacak Penyakit Menular


Microarray digunakan untuk mempelajari perubahan ekspresi gen yang terjadi ketika
suatu organisme terinfeksi oleh patogen, menyediakan signature untuk infeksi oleh partikular
organisme. Dengan potongan, contoh gen yang terstimulasi atau terhambat oleh patogen bisa
dianalisis seperti tanda khusus yang unik pada patogen tersebut.
(Sumber: Thieman, 2013)

2.5  Peranan Mikroba pada Proses Pembuatan Senjata Biologis


Bioterorisme secara luas didefinisikan sebagai penggunaan bahan biologis sebagai
senjata untuk menyakiti manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Strain baru patogen menular dan
berpotensi mematikan berkembang setiap hari di seluruh dunia. Ancaman ini ditimbulkan oleh
penyakit yang disebabkan mikroorganisme, yang dapat digunakan sebagai senjata biologis.
Berikut tabel senjata biologis yang potensial.
(Sumber: Thieman, 2013)

15
BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka didapatkan simpulan sebagai berikut:
1. Peranan mikroba pada berbagai aplikasi sehari-hari dapat dilakukan untuk produksi makanan,
fermentasi mikroba, terapi protein untuk pengobatan, dan penggunaan mikroba untuk melawan
mikroba lain..
2. Mikroba juga berperan pada pembuatan vaksin. Vaksin adalah bahan antigenik yang
digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat
mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami.
3. Peranan mikroba dalam mikrobiologi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai
enzim mikroba, transformasi bakteri, elektroporesis, teknik cloning, dan ekspresinya.
4. Peranan mikroba pada proses diagnosa seperti sequencing genom mikroba memungkinkan
untuk mengidentifikasi banyak bakteri yang belum diketahui, berdasarkan gen yang terlibat
dalam metabolisme dan divisi sel bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
Beberapa cara molekuler yang tersedia untuk mengidentifikasi bakteri adalah RFLP, PCR, dan
cara-cara urutan DNA juga umum digunakan untuk identifikasi mikroba
5. Peranan mikroba pada proses pembuatan senjata biologis seperti cacar yang merupakan
penyakit yang diciptakan oleh berbagai macam virus.

 
16
 

16
DAFTAR PUSTAKA
Corebima, A.D. 2003. Genetika Mendel. Surabaya: Airlangga University Press.
Gardner, Eldon J. 1991. Principles of Genetics. New York: John Wiley & Sons Inc.
Med, J. 2008. Microbial Keratitis: Aetiological Diagnosis and Clinical Features In Patients
Admitted To Hospital Universiti Sains Malaysia. (Online),
(http://smj.sma.org.sg/4901/4901a11.pdf.), diakses 29 Januari 2015.
Murray, R.K., Granner, D.K., & Rodwell, V.W. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pratiwi, R. 2001. Mengenal Metode Elektroforesis. Jakarta: LIPI Oceana.
Thieman, W. & Palladino, M.A. 2013. Introduction to Biotechnology. San Fransisco: Pearson Education
Inc.

17

Anda mungkin juga menyukai