Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI MIKROBA

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK I

NAMA :

Aqsa Rifki Stefanus (201940081)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2022
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................1

DAFTAR ISI ......................................................................................................................2

KATA PENGANTAR ........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang.......................................................................................................4

B. Rumusan.................................................................................................................5

C. Tujuan.....................................................................................................................5

BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................

A. Pengertian Bioteknologi Mikroba..........................................................................10

B. Prinsip-prinsip Bioteknologi Mikroba....................................................................11

C. Aplikasi Bioteknologi Mikroba Dalam Kehdupan Sehari-hari.............................13

BAB IV PENUTUP.............................................................................................................14

A. Kesimpulan.............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................15
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah “Bioteknologi Mikroba”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Bioteknologi.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu, yang memberikan tugas makalah untuk memenuhi mata kuliah Bioteknologi.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kamis, 10 November 2022

K
elompo
kI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu ‘bio’ yang berarti makhuk hidup
dan ‘teknologi’ yang berarti cara untuk memproduksi barang. Dengan definisi
tersebut bioteknologi bukan merupakan sesuatu yang baru. Nenek moyang kita
telah memanfaatkan mikroba untuk membuat produk-produk berguna seperti
tempe, oncom, tape, arak, terasi, kecap, yogurt, dan nata de coco . Hampir semua
antibiotik berasal dari mikroba, demikian pula enzim-enzim yang dipakai untuk
membuat sirop fruktosa hingga pencuci pakaian.
Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa
genetika secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi
kepentingan manusia. Biokimia mempelajari struktur kimiawi organisme.
Rekayasa genetika adalah aplikasi genetik dengan mentransplantasi gen dari satu
organisme ke organisme lain.Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,virus, dan lain-lain) maupun produk
dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari
padabiologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain,
seperti biokimia, komputer, biologimolekular, mikrobiologi, genetika, kimia, mate
matika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan
yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan
jasa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah prinsip-prinsip dari bioteknologi?
2. Bagaimana perkembangan bioteknologi mikroba?
3. Bagaimanakah aplikasi bioteknologi mikroba ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui prinsip-prinsipbioteknologi
2. Untuk mengetahui perkembangan bioteknologi mkroba
3. Untuk mengetahui aplikasi dari bioteknologi mikroba
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bioteknologi Mikroba
Penggunaan mikroorganisme untuk keperluan industri berskala besar
merupakan sejarah yang lama, yang jauh sebelum diketahui bentuk sesungguhnya
dari mikroorganisme. Selama berabad-abad, bir, anggur, cuka, kecap dan
makanan fermentasi lainnya diproduksi melalui fermentasi spontan menggunakan
mikroorganisme alami. Kualitas dan produktivitas produk awal ini sering tidak
konsisten. Pengembangan dari penyaringan ilmiah dan metode isolasi
memungkinkan pemilihan yang diinginkan. Metode ini, ditambah dengan
kemajuan teknologi dalam sterilisasi media kultur berskala besar, dan penyediaan
yang memadai, seperti suplai oksigen, memungkinkan eksploitasi
mikroorganisme anaerobik (ragi dan beberapa bakteri) dan mikroorganisme
aerobik (jamur dan beberapa bakteri). Contoh umumnya adalah: pengembangan
proses berskala besar untuk produksi asam sitrat, Asam amino dan antibiotik;
Dalam perbaikan biotransformasi steroid Hormon, serta produksi massal banyak
enzim.
Bioteknologi mikroba adalah pemanfaatan mikroba dalam prinsip – prinsip
dan kerekayasaan terhadap organisme, sistem, atau proses biologis untuk
menghasilkan atau meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan
produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia. Mikroba adalah sejenis
organisme yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat oleh mata telanjang, sehingga
diperlukan alat khusus untuk melihatnya. Mikroorganisme yang terdapat
melimpah yaitu bakteri, mikroba juga termasuk virus, jamur seperti yeast dan
mold, ganggang, organisme bersel tunggal yaitu protozoa. Mikroba-mikroba
tersebut mempunyai banyak peranan yang penting dalam bioteknologi.
Bioteknologi mikroba semakin berkembang saat proses fermentasi secara
terus menerus dikembangkan untuk produksi protein mikroba makanan dan
pakan, dari produk sampingan industri, seperti metanol dan alkana. Proses ini
menyebabkan penghematan besar dalam biaya modal, energi dan tenaga kerja.
Teknik modern manipulasi gen, dan bioinformatika mutakhir dan biocomputing
adalah alat yang sangat ampuh untuk genomik, proteomik dan metabolomik
penelitian. Terobosan ilmiah yang telah terjadi telah terjadi layak dilakukan
industri pembuatan produk non mikroba, seperti Hormon pertumbuhan manusia,
vaksin interferon dan virus; dan didefinisikan pendekatan dalam pemantauan dan
pengendalian proses fementasi.
2.2 Prinsip-prinsip Bioteknologi Mikroba

Untuk itu, akan dijabarkan mengenai prinsip-prinsip yang digunakan dalam


Bioteknologi Mikroba :
1) Screening Mikroba
Screening adalah proses untuk mendapatkan mikroorganisme yang potensial
untuk aplikasi industry. Screening meliputi tahapan isolasi dan seleksi. Isolasi
adalah kegiatan pemisahan suatu kultur mikroorganisme sari campuran biakan
beberapa jenis mokroorganisme yang terdapat di alam. Seleksi dilakukan dengan
manipulasi kondisi lingkungan (pH, temperature, aerob, anaerob, dan sebagainya)
dan komposisi media tumbuh sehingga di peroleh suatu jenis mokroorganisme
yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan reaksi atau produk yang kita
inginkan.
Seleksi suatui kultur harus menggabungkan antara produktifitas
mikroorganisme dan factor ekonomi lainya. Secara umum pemilihan suatu
mikroorganisme yang akan digunakan untuk proses produksi memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a) Kemampuan untuk beradaptasi untuk proses prodiksi fermentasi yang
murah
b) Temperature optimum pertumbuhan mikroorganisme di atas 400C.
c) Kemampuan untuk mengkonvensi subtract (produktifitas) tinggi
d) Memiliki kestabilan genetic
e) Kemampuan beradaptasi dengan reactor dan tipe proses yang di gunakan
f) Kemudahan memisahkan produk (recovery) dan kultur.
 Isolasi dapat digunakan untuk beberapa cara yaitu:
a. Secara konvensional yaitu isolasi yang di lakukan dengan cara bertingkat..
1. Tingkat pertama biasa di lakukan dengan cara manual yaitu dengan cara
Sejauh mungkin mengencerkanya. Beberapa tingkat terakhir dipupuk pada
media padat dengan harapan akan tumbuh koloni-koloni yang terpisah
jauh hingga dapat di ambil satu koloni yang dianggap murni untuk
sementara.
2. Tingkat kedua adalah dengan media yang bersifat selektif bagi mokroba
tertentu atau beberapa mikroba tertentu yang mungkin masih satu
golongan.
3. Tingkat ketiga dari koloni yang seolah-olah sudah murni mungkin masih
perlu untuk di encerkan kembali atau diisolasi ulang agar tingkat
kemudianya lebih memungkinkan.
b. Secara modern yaitu isolasi dengan menggunakan alat yang canggih yaitu
alat micromanipulator. Alat ini terdiri dari alat manipulator yang dapat di
lihat melalui suatu mokroskop.
c. Secara kultur khusus artinya media khusus yang bersifat memberi
kemudahan bagi tumbuhnya galur mikroba tertentu yang diinginkan saja
dan dapat mengalami tumbihnya mikroba yang tidak di kehendaki. Cara ini
masih di mungkunkan tumbuhnya galur lain dengan sifat yang hamper
sama, jadi kan lebih baik bila dilanjutkan dengan pengenceran sehingga
hasilnya akan lebih meyakinkan terutama dalam hal kemurniannya. Cara ini
sering disebut pula dengan cara kultur pemerkaya dan istilah
inggrisnya Enrichment culture.

Untuk keperluan industry, mikroba dalam prakteknya dapat diisolasi dari


alam dan untuk memperoleh kultur yang murni, kultur tersebut biasanya di
peroleh dari lingkungan khusus yang juga lain dari pada yang lain (kondisi
lingkungan yang ekstrim). Walaupun mokroba ini sifatnya dpat hidup dimana
saja, mokroba untuk kepentingan industry biasanya diisolasi dari tanah, danau,
dan lumpursungai. Program isolasi yang sifat khususnya dan secara besar-besaran
di laboratorium prosedur khusus dengan menggunakan media yang di beri
tambahan nutrisi khusus dapat di rancang untuk melakukan isolasi terhadap
mikroba tanah, air, ataupun air laut yang sifatnya khusus tersebut.
 Tahap-tahap isolasi:
1. Pengambilan sampel dari alam
2. Pengencaran sampel dalam air steril
3. Penyimpanan media agar pembiakan
4. Pencampuran agar pada sampel cawan petri
5. Inkubasi
6. Pemeriksaan hasil inkubasi.
2) Teknologi Bioproses
Teknologi bioproses adalah teknologi yang berkaitan dengan segala
operasi dan proses yang memanfaatkan mikroorganisme, baik dalam fasa
hidupnya maupun produk-produk enzimnya. Teknologi bioproses merupakan
gabungan antara bioteknologi dan teknik kimia. Fermentasi memegang peranan
penting dalam bioproses, karena merupakan kunci (proses utama) bagi produksi
bahan-bahan yang berbasis biologis.
Contoh Teknologi Bioproses adalah fermentasi dan biokatalisis
Fermentasi
Fermentasi adalah proses terjadinya penguraian senyawa-senyawa organik
untuk menghasilkan energi serta terjadi pengubahan substrat menjadi produk baru
oleh mikroba (Madigan, 2011). Fermentasi berasal dari bahasa latin ferfere yang
artinya mendidihkan. Fermentasi merupakan pengolahan subtrat menggunakan
peranan mikroba (jasad renik) sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki
(Muhiddin, 2001). Produk fermentasi berupa biomassa sel, enzim, metabolit
primer maupun sekunder atau produk transformasi (biokonversi).
Proses fermentasi mendayagunakan aktivitas suatu mikroba tertentu atau
campuran beberapa spesies mikroba. Mikroba yang banyak digunakan dalam
proses fermentasi antara lain khamir, kapang dan bakteri. Teknologi fermentasi
merupakan salah satu upaya manusia dalam memanfaatkan bahan-bahan yang
berharga relatif murah bahkan kurang berharga menjadi produk yang bernilai
ekonomi tinggi dan berguna bagi kesejahteraan hidup manusia.

 Jenis-jenis Fermentasi

Berdasarkan produk yang dihasilkan, fermentasi dibagi menjadi dua jenis,


yaitu (Belitz, 2009):
1. Homofermentatif, yaitu fermentasi yang produk akhirnya hanya berupa
asam laktat. Contoh homofermentatif adalah proses fermentasi yang terjadi
dalam pembutaan yoghurt.
2. Heterofermentatif, yaitu fermentasi yang produk akhirnya berupa asam
laktat dan etanol sama banyak. Contoh heterofermentatif adalah proses
fermentasi yang terjadi dalam pembuatan tape.
Berdasarkan penggunaan oksigen, fermentasi dibagi menjadi fermentasi
aerobik dan anaerobik. Fermentasi aerobik adalah fermentasi yang memerlukan
oksigen, sedangkan fermentasi anaerobik tidak memerlukan oksigen (Fardiaz,
1992).
Berdasarkan proses yang dihasilkan oleh mikroba, fermentasi dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Fermentasi yang memproduksi sel mikroba (biomass). Produksi komersial
dari biomass dapat dibedakan menjadi produksi yeast untuk industri roti,
dan produksi sel mikroba untuk digunakan sebagai makanan manusia dan
hewan.
2. Fermentasi yang menghasilkan enzim dari mikroba. Secara komersial,
enzim dapat diproduksi oleh tanaman, hewan, dan mikroba, namun enzim
yang diproduksi oleh mikroba memiliki beberapa keunggulan yaitu, mampu
dihasilkan dalam jumlah besar dan mudah untuk meningkatkan
produktivitas bila dibandingkan dengan tanaman atau hewan.
3. Fermentasi yang menghasilkan metabolit mikroba. Metabolit mikroba dapat
dibedakan menjadi metabolit primer dan metabolit sekunder. Produk
metabolisme primer yang dianggap penting contohnya etanol, asam sitrat,
polisakarida, aseton, butanol, dan vitamin. Sedangkan metabolit sekunder
yang dihasilkan mikroba contohnya antibiotik, pemacu pertumbuhan,
inhibitor enzim, dan lain-lain.
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fermentasi
Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Keasaman (pH)
Makanan yang mengandung asam bisanya tahan lama, tetapi jika oksigen
cukup jumlahnya dan kapang dapat tumbuh serta fermentasi berlangsung terus,
maka daya awet dari asam tersebut akan hilang. Tingkat keasaman sangat
berpengaruh dalam perkembangan bakteri. Kondisi keasaman yang baik untuk
bakteri adalah 4,5-5,5.
b. Mikroba
Fermentasi biasanya dilakukan dengan kultur murni yang dihasilkan di
laboratorium. Kultur ini dapat disimpan dalam keadaan kering atau dibekukan.
c. Suhu
Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan selama
fermentasi. Tiap-tiap mikroorganisme memiliki suhu pertumbuhan yang
maksimal, suhu pertumbuhan minimal, dan suhu optimal yaitu suhu yang
memberikan terbaik dan perbanyakan diri tercepat.
d. Oksigen
Udara atau oksigen selama fermentasi harus diatur sebaik mungkin untuk
memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu. Setiap mikroba
membutuhkan oksigen yang berbeda jumlahnya untuk pertumbuhan atau
membentuk sel-sel baru dan untuk fermentasi. Misalnya ragi roti
(Saccharomycess cereviseae) akan tumbuh lebih baik dalam keadaan aerobik,
tetapi keduanya akan melakukan fermentasi terhadap gula jauh lebih cepat dengan
keadaan anaerobik.
e. Waktu
Laju perbanyakan bakteri bervariasi menurut spesies dan kondisi
pertumbuhannya. Pada kondisi optimal, bakteri akan membelah sekali setiap 20
menit. Untuk beberapa bakteri memilih waktu generasi yaitu selang waktu antara
pembelahan, dapat dicapai selama 20 menit. Jika waktu generasinya 20 menit
pada kondisi yang cocok sebuah sel dapat menghasilkan beberapa juta sel selama
7 jam.

Biokatalisis
Biokatalisis, suatu reaksi kimiawi yang menggunakan katalis biologis
(biokatalis), merupakan metoda yang tidak asing dalam proses sintesis kimia
organik di ranah akademis maupun dalam tataran industri. Sampai saat ini,
metoda tersebut banyak berperan dalam industri kimia dan farmasi, industri
pangan dan pakan, serta dalam pengelolaan limbah dan remediasi lingkungan.
Sehingga, tidaklah mengherankan, bila biokatalisis dianggap sebagai komponen
penting dan bagian yang tak terpisahkan dari industri life-science. Di masa depan,
peranan biokatalisis juga akan semakin penting dalam industri kimia modern.
Metode ini akan menjadi proses inti untuk memproduksi senyawa yang sulit atau
tidak dapat dilakukan dengan teknik-teknik kimia konvensional, seperti dalam
sintesa senyawa-senyawa yang bersifat regio-, enansio- dan stereoselektif.
Seperti kita ketahui, kebanyakan farmaseutika adalah molekul-molekul khiral.
Inilah salah satu alasan mengapa saat ini industri mulai melirik biokatalisis dan
memanfaatkan biokatalis secara ekstensif untuk memproduksi precursor dan
ingradien penting untuk produksi farmaseutika. Dan tampaknya, lambat laun
biokatalisis mulai menggeser dan menjadi pesaing utama metode sintetik
konvensional, yang selama ini digunakan sebagai sarana untuk memproduksi
molekul-molekul khiral sebagai bahan baku industri farmasi. Semakin pentingnya
peran biokatalisis, dan juga biokatalis, dalam industri, dapat dibuktikan dengan
kenyataan bahwa saat ini pasar biokatalis (enzim saja) dalam bisnis global
mencapai 1 milyar dolar Amerika.
Biokatalis, yang berupa enzim, sel mikroba (hidup atau mati), yang terikat
dalam matriks atau bebas, secara tradisional telah digunakan untuk mengkonversi
bahan baku yang berasal dari bahan organik atau bahan baku yang terbarukan.
Namun, pemanfaatannya terus meluas, sehingga digunakan juga untuk mengolah
material yang berasal dari bahan bakar fosil. Pemanfaatannya juga begitu
beragam, dari biotransformasi senyawa khiral secara enzimatis untuk produksi
obat sampai desulfurisasi bahan bakar diesel menggunakan mikroba. Dalam skala
industri, misalnya, biokatalis telah digunakan untuk produksi fruktosa, aspartame,
penisilin semi sintetik dan obat kanker.
Selain itu, biokatalisis dianggap sebagai representasi dari suatu strategi yang
menjanjikan dalam menopang konsep “green chemistry”. Seperti kita ketahui, isu-
isu lingkungan merupakan hal yang penting bagi industri. Pemikiran untuk
menekan polusi telah meningkatkan ketertarikan mereka terhadap produk dan
proses kimia, yang ramah lingkungan, dapat menekan jumlah limbah dan
konsumsi energi, serta yang memihak pada penggunaan sumber daya terbarukan
daripada bahan baku berbasis petroleum. Dan tampaknya biokatalisis, secara ideal
dapat memenuhi tuntutan itu.

 Enzim sebagai biokatalis


Sebagai biokatalis, enzim mempunyai karakteristik yang sangat menarik
untuk industri: sangat spesifik, aktif dalam kondisi ’normal’, mudah didapat, dan
ramah lingkungan. Daya pikatnya berasal dari selektivitasnya yang tinggi, aktif
dan bekerja dalam kondisi ’normal’, serta limbah yang dihasilkan mudah
dituntaskan. Selain itu, reaksi-reaksi yang dijembataninya seringkali mempunyai
kemo-, regio- dan stereospesifitas yang tinggi.
Secara umum, enzim digunakan sebagai katalis dalam beragam reaksi, seperti
hidrolisis, transesterifikasi, resolusi kinetik dari campuran rasemat, dan lain-lain.
Industri proses kimia juga mulai menyadari bahwa enzim bukan hanya efektif
sebagai katalis dalam transformasi senyawa-senyawa ’alami’ dalam sistem
kehidupan, namun juga dapat berperan dalam reaksi serupa dengan senyawa-
senyawa ’non-alami’. Atas dasar kelebihan-kelebihan ini, enzim dimanfaatkan
untuk mengkatalisis beragam reaksi-reaksi organik dan banyak dilibatkan dalam
industri pangan, deterjen, diagnostik, kimia dan farmasi. Sebagai ilustrasi betapa
beragamnya kegunaan biokatalis dalam sintesis kimia, pada Tabel 1 ditampilkan
beberapa contoh senyawa-senyawa kimiawi yang diproduksi secara enzimatis.
Bila enzim akan dimanfaatkan sebagai biokatalis, maka faktor-faktor berikut
yang perlu mendapat diperhatikan:
1. Spesifitas. Secara umum, enzim bersifat sangat spesifik; dapat
bersifat substrat spesifik (selektif terhadap senyawa atau kelompok senyawa
tertentu), atau regio-spesifik, atau stereospesifik (selektif hanya terhadap
salah satu stereoisomer)
2. Kofaktor. Untuk bisa berfungsi, beberapa enzim memerlukan keberadaan
materi lain, yang disebut sebagai kofaktor. Ada dua macam kofaktor; tipe
pertama berupa ion-ion logam sederhana, sedangkan tipe kedua terdiri atas
molekul organik yang kompleks, yang disebut sebagai ko-enzim. Semakin
kompleks kofaktor yang dibutuhkan, maka akan semakin mahal biaya yang
diperlukan, yang pada akhirnya akan membatasi penggunaannya (kecuali
ada cara-cara praktis untuk mendapatkannya kembali).
3. Sumber biologis. Spesifikasi sumber enzim seringkali merupakan hal
penting. Enzim dengan nama yang sama tetapi berasal dari sumber yang
berbeda seringkali menujukkan perbedaan pula dalam struktur dan sifat-
sifatnya
4. Stabilitas. Secara umum, ezim lebih labil dibandingkan katalis sintetik.
Walaupun beberapa dapat beroperasi diatas 60 oC, secara umum hanya ada
perbedaan yang kecil diantara beragam enzim dalam nilai pH dan suhu
operasinya.
5. Inhibitor. Aktivitas enzim seringkali peka terhadap keberadaan molekul-
molekul kecil. Sebagai contoh, enzim dapat dihambat oleh substrat, produk
reaksi, atau oleh kontaminan kimiawi yang ada dalam substrat.
Dengan demikian, pemahaman tentang mekanisme pengendalian semacam
ini dapat merupakan hal penting untuk optimasi proses
6. Kondisi reaksi. Dalam praktek, ada beberapa contoh enzim yang mampu
melakukan reaksi pada suhu lebih rendah dari katalis konvensional, namun
rendeman dan kualitas produk yang dihasilkan lebih tinggi, dan sekaligus
mengurangi konsumsi enerji untuk produksinya.

2.3 Aplikasi Bioteknologi Mikroba Dalam Kehdupan Sehari-hari

Mikroba merupakan kebutuhan untuk fungsi normal tubuh dan untuk


berbagai macam proses alami pada lingkungan. Potensi terbesar dalam
pemanfaatan mikroba adalah dalam pembuatan makanan dan produksi obat-
obatan baru. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa aplikasi modern dalam
pengembangan bioteknologi mikroba.

 Peranan Mikroba dalam Produksi Pangan


1. Produksi Makanan
Mikroba digunakan untuk memproduksi makanan termasuk diantaranya
adalah roti, yoghurt, keju, dan minuman seperti bir, wine, dan sampanye. Salah
satu cara untuk membuat keju dari susu adalah dengan memberikan asam, tetapi
untuk keju yang dengan rasa terbaik adalah dengan menggunakan enzim rennin.
Pada awal produksi keju, rennin secara tradisional diperoleh dengan
mengekstraknya dari perut sapi, atau dari spesies pemroduksi susu lainnya
misalnya kambing, domba, dan kuda. Susu beku yang mengandung rennin
diperoleh dari mencerna protein yang biasa disebut casein, yang merupakan
komponen penting dari susu.
Pada tahun 1980, dengan menggunakan teknik DNA rekombinan, para ahli
mengklon rennin dan mengekspresikannya pada sel bakteri dan jamur
seperti Aspergillus niger. Rennin rekombinan (chymosin) dari mikroba banyak
digunakan untuk pembuatan keju. Pada 1990, rennin merupakan DNA
rekombinan pertama yang digunakan sebagai bahan pembuatan makanan yang
juga diakui oleh Food and Drug Administration. Untuk beberapa macam keju,
digunakan bakteri yang disebut bakteri asam lactic (Lactococcus lactics). Bakteri
ini mendegradasi casein dan metabolisme gula pada susu dan prosesnya disebut
fermentasi
2. Fermentasi Mikroba
Fermentasi merupakan proses mikrobial penting yang digunakan untuk
memproduksi berbagai macam produksi makanan dan minuman termasuk
beberapa macam roti, bir, wine, sampanye, yoghurt, dan keju. Fermentasi mikroba
mempunyai peran yang sangat penting dalam bioteknologi. Salah satu aplikasi
yang menggunakan mikroorganisme adalah proses pembuatan bir dan wine, yang
berhubungan dengan fermentasi oleh ragi.
Sel hewan, tumbuhan, dan berbagai macam mikroba memperoleh energi
dari karbohidrat seperti glukosa dengan menggunakan elektron dari gula ini untuk
membentuk sebuah molekul yang dinamakan Adenosine triphosphate (ATP).
Produksi ATP terjadi dalam reaksi berangkai. Reaksi pertama disebut glikolisis,
yang mengubah glukosa menjadi 2 molekul piruvat. Selama pengubahan ini,
elektron ditransfer dari glukosa ke elektron pembawa molekul yang disebut
NAD+, yang kemudian elektron akan ditangkap untuk memproduksi NADH.
Transfer elektron ini diikuti oleh reaksi selanjutnya yang menghasilkan ATP.
Untuk beberapa mikroba dan bakteri tertentu, oksigen merupakan bagian
terpenting dari reaksi transport elektron. Mikroba yang menggunakan oksigen
untuk memproduksi ATP dinamakan aerob, karena mereka tergantung dari
keberadaan oksigen untuk metabolismenya
Beberapa mikroba hidup di daerah yang jarang oksigen seperti di usus
hewan, air yang dalam, atau minyak. Karena organisme ini harus bertahan tanpa
oksigen, mereka berkembang dari energi yang berasal dari gula tanpa oksigen.
Fermentasi ini dan mikroba yang terlibat didalamnya disebut anaerob. Fermentasi
ini hampir sama dengan glikolisis, yang mana NAD+digunakan untuk menangkap
elektron untuk memproduksi NADH dan piruvat. Pada metabolisme aerob,
oksigen digunakan elektron dari NADH dan piruvat tidak dapat digunakan untuk
memproduksi ATP. Fermentasi mikroba menggunakan mikroba sebagai molekul
akseptor elektron untuk mengambil elektron dari NADH untuk meregenerasi
NAD+.

 Peranan Mikroba pada Antibodi, Vaksin, dan Insulin


Penggunaan antibodi dan vaksin telah terbukti efektif untuk sejumlah
kondisi infeksi penyakit yang cepat menyebar di manusia yang disebabkan oleh
mikroorganisme. Tercatat infeksi penyakit yang disebabkan mikroba
mengakibatkan lebih dari 60% anak usia sebelum 4 tahun meninggal karena
infeksi penyakit. Tentu saja kemampuan untuk mencegah, mendeteksi, dan
perlakuan penyakit cepat menyebar adalah suatu aspek bioteknologi mikrobial
yang penting, dan vaksin adalah suatu kunci di dalam proses ini.
Vaksin berasal dari kata latin vacca yang berarti “cow”. Hal ini
berhubungan dengan awal mula vaksin dikembangkan pada tahun 1796 ketika
Edward Jenner mendemontrasikan bahwa virus cowpox bisa digunakan untuk
vaksin manusia melawan smallpox.
Meskipun Amerika Serikat pada tahun 1980 menghentikan vaksinasi rutin
untuk cacar, namun aplikasi vaksinasi tetap tersebar luas dan diberikan secara
rutin pada bayi baru lahir, anak–anak, dan orang dewasa. Pada bayi pertama kali
diberikan pada umur 2 sampai 15 bulan. Vaksin tersebut adalah DPT vaksin yang
menyediakan beberapa tahun perlindungan melawan terhadap tiga bakteri tiksin,
diantaranya Diphtheria toxin, Pertussis toxin, danTetanus toxin. Vaksin untuk
masa anak–anak yang lain dalah MMR vaksin (measles, mumps, rubella) dan
mungkin juga vaksinasi dengan OPV (oral polio vaccine) untuk poliovirus.
1. Antibodi
Sistem kekebalan pada manusia dan binatang sangat kompleks. Sel – sel
sepanjang seluruh tubuh bekerjasama mengenali material asing yang sudah masuk
ke dalam tubuh, dan menyerang untuk menetralkan atau menghancurkan material
asing tersebut. Material asing yang merangsang untuk membentuk kekebalan
disebut antigen. Antigen mungkin adalah bakteri, jamur, ataupun virus
Sistem kekebalan bereaksi dengan antigen memproduksi antibodi. Respon
ini disebutantibody-mediated immunity. Ketika mengarah ke antigen, limfosit B
(sel B) adalah suatu jenis sel darah putih atau leukosit yang mengenali dan
mengikat antigen. Limfosit T (sel T) berperan penting dalam membantu sel B
mengenali dan merespon terhadap antigen. Setelah pembongkaran antigen, sel B
berkembang untuk membentuk sel plasma, yang menghasilkan dan mengeluarkan
antibodi. Kebanyakan antibodi dilepaskan antara lain ke dalam aliran darah, air
mata, dan cairan lapisan sistem pencernaan. Salah satu tujuan untuk
memproduksi antibodi adalah menyediakan perlindungan terakhir melawan
antigen. Pada waktu proses perkembangan sel B, beberapa sel B menjadi
sel memori yang memiliki kemampuan untuk mengenali benda asing berikutnya,
respon dalam pertumbuhan, memproduksi lebih banyak sel plasma, dan
menyediakan antibodi pada tubuh dengan perlindungan jangka panjang melawan
antigen.
Antibodi sangat spesifik untuk antigen yang dibuat. Antibodi mengikat dan
melapisi antigen di mana antibodi dibuat. Setelah antigen ditutupi dengan
antibodi, tipe leukosit makrofag yang sering bisa mengenali mereka. Sel makrofag
tersebut sangat efektif memfagosit. Dalam fagositosis, makrofag menelan penutup
antigen dengan antibodi, kemudian organel dalam makrofag disebut lisosom
melepaskan saluran enzim pencernaan antigen. Ketika antigen berupa bakteri,
beberapa antibodi melibatkan mekanisme pemecahan sel, proses tersebut disebut
sel lisis.
2. Pembuatan Vaksin
Menurut Thieman (2013), terdapat tiga perencanaan utama untuk
menciptakan sistem kekebalan dengan menggunakan vaksin, yaitu:
a) Subunit vaccine, dibuat dengan injeksi bagian struktur bakteri atau virus,
pada umumnya protein atau lemak dari mikroba. Efektifitas vaksin melawan
virus hepatitis B satu dari contoh pertama dari subunit vaksin.
b) Attenuated vaccine (vaksin yang dilemahkan), melibatkan penggunaan
kehidupan virus atau bakteri yang telah dilemahkan dengan genetic
engineering untuk mencegah replikasi setelah mereka dimasukkan ke dalam
penerima vaksin. Vaksin sabin untuk polio adalah vaksin yang dilemahkan
seperti vaksin MMR dan vaksin Chickenpox.
c) Inactivated vaccine (vaksin tidak aktif), dibuat dengan membunuh patogen
dan menggunakan jasad renik inactive atau yang mati untuk vaksin.
Campuran virus polio tidak aktif yang digunakan adalah vaksin Shalk untuk
melawan polio. Contoh vaksininactive yang menjadi umum di tahun
terakhir. diantaranya vaksin rabies diatur untuk anjing dan kucing.
Banyak vaksin yang membutuhkan imunisasi pendek setiap beberapa tahun
untuk menstimulus kembali sistem kekebalan, sehingga dapat melanjutkan untuk
menghasilkan tingkat perlindungan dari antibodi dan memori sel imun, sedangkan
vaksin DPT efektif sekitar 10 tahun. Beberapa subunit vaksin yang melawan
bakteri lebih dahulu dibuat dengan teknologi rekombinan DNA. Untuk membuat
suatu vaksin rekombinan subunit untuk radang hepatitis B, ilmuwan gen
mengklon protein pada permukaan luar virus ke dalam plasmid. Transformasi
dengan plasmid digunakan untuk mengeskpresikan sejumlah besar protein dari
difusi protein virus, yang digunakan sebagai vaksin untuk melawan infeksi
hepatitis B. Pendekatan ini adalah strategi umum untuk memproduksi vaksin
subunit.
3. Produksi Rekombinan Insulin pada Bakteri
Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel pada pankreas yang
disebut sel beta. Ketika insulin disekresikan ke dalam aliran darah oleh pankreas,
maka insulin akan memainkan peran yang esensial pada metabolisme karbohidrat.
Salah satu fungsi pentingnya adalah untuk menstimulasi glukosa yang diperoleh
ke dalam sel-sel tubuh seperti sel-sel otot, di mana glukosa dapat dipecah untuk
memproduksi ATP sebagai sumber energi. Diabetes mellitus tipe I disebabkan
oleh produksi insulin yang tidak mencukupi oleh sel beta. Penurunan produksi
insulin pada konsentrasi glukosa dalam aliran darah dapat menyebabkan masalah
kesehatan seperti tekanan darah tinggi, katarak, dan kerusakan otot. Diabetes
mellitus tipe I biasanya melakukan suntikan insulin secara regular untuk
mengontrol gula dalam darah.
Bakteri tidak dapat menghasilkan insulin secara normal. Produksi insulin
pada manusia dengan bakteri rekombinan merupakan kemajuan yang signifikan
dalam bidang bioteknologi. Insulin manusia terdiri dari 2 polipeptida yang disebut
rantai A (21 asam amino) dan rantai B (30 asam amino). Kedua polipeptida
tersebut saling berikatan satu sama lain untuk menghasilkan hormon aktif. Pada
pankreas, sel beta mensintesis kedua ikatan rantai insulin menjadi satu polipeptida
dan dipotong secara enzimatik yang kemudian berlipat ganda untuk bergabung
dengan dua subunit. Ketika gen manusia yang digunakan untuk memproduksi
insulin diklon dan diekspresikan pada bakteri, tiap-tiap gen dari subunit diklon ke
dalam vektor plasmid yang terekspresi secara terpisah dan mengandung gen lac
z pengkode enzim β-galactosidase (β-gal) dan kemudian digunakan untuk
mengubah bakteri.
Oleh karena gen insulin dihubungkan dengan gen lac z, ketika bakteri
mensintesis protein dari plasmid ini, bakteri akan memproduksi protein yang
mengandung β-gal mengikat protein insulin manusia untuk menghasilkan β-gal
insulin yang berfusi dengan protein. Protein yang telah berfusi diperlakukan
secara kimia untuk membelah β-gal, melepaskan protein insulin, kemudian
pemurnian insulin pada ikatan rantai A dan B dicampur bersamaan dengan
kondisi yang memungkinkan dua subunit untuk mengikat dan membentuk hormon
aktif. Setelah pemurnian tersebut, hormon rekombinan siap digunakan untuk obat
suntik pasien.

 Peranan Mikroba dalam Mikrobiologi


1. Enzim Mikroba
Enzim mikroba telah digunakan dalam aplikasi dari produksi pangan untuk
penelitian biologi molekuler, karena mikroba adalah penghasil enzim yang
baik. Beberapa enzim yang sudah tersedia secara komersil
adalah adalah enzim DNA polimerase dan enzim restriksi dari bakteri. Enzim
tersebut diisolasi dari E. coli, sehingga DNA polimerase tersedia dan dapat
digunakan untuk berbagai teknik DNA rekombinan untuk menyelidiki sekuen
DNA dan sebagi reaktor untuk memperbanyak sekuen DNA dalam
proses polymerase chain reaction (PCR).
Enzim yang dihasilkan oleh bakteri E. coli salah satu contohnya adalah
enzim selulosa. Selulosa ini mendegradasi selulosa, yaitu suatu polisakarida yang
dibentuk oleh dinding sel tumbuhan. Enzim yang dihasilkan oleh bakteri ini dapat
membantu pencernaan hewan untuk mencerna makanan yang berupa tumbuhan.
Protease subtilisin berasal dari Bacillus subtilisyang merupakan komponen
penting yang digunakan oleh banyak deterjen, yang berfungsi untuk
menghilangkan noda protein dari pakaian. Beberapa enzim bakteri juga digunakan
untuk memproduksi makanan, seperti enzim amilase yang digunakan
mendegradasi pati untuk membuat sirup jagung.
2. Transformasi Bakteri
Transformasi adalah suatu proses transfer informasi genetik dengan bantuan
potongan DNA ekstraseluler. Dalam hal ini, fragmen DNA yang berasal dari
bakteri donor diambil oleh bakteri lain dalam kedudukan sebagai bakteri resipien.
Jika bakteri donor dan bakteri resipien berbeda secara genetik, maka akan
dihasilkan rekombinan yang terbentuk melalui peristiwa pindah silang yang
melibatkan fragmen DNA dari donor dan DNA atau kromosom resipien. Sel-sel
yang telah mengalami transformasi disebut sebagai transforman.
DNA target dikenalkan ke bakteri dengan cara diinsersikan ke plasmid yang
membawa satu atau lebih gen resisten antibiotik. Plasmid vektor selanjutnya
dicampur dalamtabung dengan komponen – komponen sel dan dicampur di atas es
atau pada suhu dingin selama beberapa menit. Mekanisme yang sebenarnya masih
belum diketahui, namun yang pasti sel – sel tersebut harus tetap dalam kondisi
dingin selama DNA berada diluar dari sel bakteriuntuk menghindari terjadinya
kerusakan.
3. Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu cara pemisahan dilakukan berdasarkan
perbedaan ukuran berat molekul dalam medan listrik yang dikandung oleh
makromolekul tersebut. Bila arus listrik dialirkan pada suatu medium penyangga
yang telah berisi protein plasma maka komponen-komponen protein tersebut akan
mulai migrasi (Ricardson, 1986 dalam Pratiwi, 2001)
Teknik lain untuk transformasi sel disebut elektroporasi. Dalam teknik ini
suatu alat yang disebut elektroporator menghasilkan kejutan elektrik singkat yang
dapat mengenalkan DNA ke sel bakteri tanpa membunuh sel-sel yang lain. Teknik
ini lebih efisien prosesnya daripada transformasi yang menggunakan calcium
chloride.

4. Teknik Kloning dan Ekspresi


Dalam replikasi DNA rekombinan, transformasi bakteri bernilai tinggi
karena dapat sering digunakan untuk produksi protein secara massal dengan
tujuan yang beragam. Ada beberapa cara untuk memproduksi suatu fusion protein,
namun konsep dasar teknik ini menggunakan metode rekombinasi DNA untuk
menyisipkan gen protein yang diinginkan kedalam suatu plasmid yang
mengandung gen protein yang berfungsi sebagai “tag”. Vektor plasmid untuk
membuat fusion protein disebut vektor ekspresi, karena memungkinkan sel bakteri
untuk memproduksi atau mengekspresikan protein dalam jumlah besar. Vektor
ekspresi menggabungkan sequen promoter, sehingga sekali pengekspresian
rekombinan mengandung gen yang diinginkan (yang diberikan pada bakteri
melalui transformasi), bakteri akan mensintesis mRNA dan protein dari plasmid
ini. Strain mRNA yang ditranskrip merupakan molekul hibrid yang
mengandung sequen pengkode protein yang diinginkan dan protein tag. Hasilnya,
suatu fusion protein disintesis dari mRNA yang disintesis bakteri yang
mengandung protein yang diinginkan, bergabung dengan tag protein, pada kasus
ini protein mengikat maltose.
Untuk mengisolasi protein yang diinginkan dan memisahkan dengan protein
lain biasanya dilakukan oleh bakteri, selnya mengalami lisis dan dihomogenkan
untuk membentuk ekstrak. Ekstrak tersebut kemudian di letakkan pada tabung.
Umumnya cara mengisi tabung dengan bulatan plastik yang dilapisi molekul yang
akan berikatan pada protein tag. Teknik ini disebut sebagai kromatografi afinitas.
Selanjutnya perlakuan enzim yang digunakan untuk memotong protein dengan
bantuan enzim protease untuk melepaskan protein yang diinginkan dari protein
tag. Teknik Fusion protein digunakan untuk pemurnian protein dalam mengkaji
struktur dan fungsinya, dan juga untuk mengisolasi insulin maupun protein
penting lainnya.
3) Enzim Mikroba
Enzim mikroba digunakan dalam penerapan produksi makanan untuk
penelitian biologi molekuler. Karena mikroba merupakan sumber enzim yang baik
sekali dan convenien, beberapa enzim yang tersedia diisolasi dan digunakan
dalam biologi molekuler yaitu DNA polimerase dan enzim retriksi pada bakteri.
Tabel 1. Enzim dan sumber serta aplikasinya bagi pangan.
Enzim Sumber Aplikasi
Amilase Aspergillus niger Industri roti, bir, sirup, makanan
A. oryzae lainnya.
Bacillus subtilis
Rhizophus sp
Mucor rouxii
Selulase A. niger Industri konsentrat kopi
Trichoderma viridae
Dekstransukrase Leuconostoc Berbagai kegunaan destran dalam
mesenteroides industri pangan
Glucose oksidase A. niger Penghilangan glukosa dari telur
(industri telur)
Invertase Saccharomyces Madu tiruan cegah pengkristalan
cerevisiae permen
Lactase S. fragilis Industri susu (hidrolisis laktosa)
Lipase A. niger Pembentukan cita rasa pada keju
Mucor sp
Rhizopus sp
Pektinase A. niger Penjernihan anggur dan sari buah
Penicillium sp
Rhizopus sp
Protease A. oryzae Mencegah pengendapan protein
(Proteinase) dalam industri bir
B. subtilis Industri roti, pengepukan daging
Mucor sp
Rhizopus sp
Renin mikrobial Mucor nihei Penggumpalan susu (industri keju)
M pusillus

4) Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika (Ing. genetic engineering) dalam arti paling luas adalah
penerapan genetika untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan
pemuliaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan.
Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula dimasukkan.
Walaupun demikian, masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan
yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk
mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi
genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.
 Prinsip Dasar Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah proses mengidentifikasi dan mengisolasi DNA dari
suatu sel hidup atau mati dan memasukkannya dalam sel hidup lainnya. Rekayasa
genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan
makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga
pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan
DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap
makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkombinasikan.
Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-
temurun.
Rekayasa Genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas
kerja mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen
udara, meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan
pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan), dan untuk
menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika, serta Pembuatan insulin manusia
dari bakteri ( Sel pancreas yang mempu mensekresi Insulin digunting , potongan
DNA itu disisipkan ke dalam Plasmid bakteri ) DNA rekombinan yang terbentuk
menyatu dengan Plasmid diinjeksikan lagi ke vektor, jika hidup segera di
kembangbiaakan.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau
melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan
gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan
organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja. Pada proses rekayasa
genetika organisme yang sering digunakan adalah bakteri Escherichia coli.
 Proses Rekayasa Genetika
1. Pada proses penyisipan gen diperlukan tiga faktor utama yaitu:
Vektor, yaitu pembawa gen asing yang akan disisipkan, biasanya berupa plasmid,
yaitu lingkaran kecil AND yang terdapat pada bakteri. Plasmid diambil dari
bakteri dan disisipi dengan gen asing.
2. Bakteri, berperan dalam memperbanyak plasmid. Plasmid di dalam tubuh
bakteri akan mengalami replikasi atau memperbanyak diri, makin banyak plasmid
yang direplikasi makin banyak pula gen asing yang dicopy sehingga terjadi
cloning gen.
3. Enzim, berperan untuk memotong dan menyambung plasmid. Enzim ini
disebut enzim endonuklease retriksi, enzim endonuklease retriksi yaitu enzim
endonuklease yang dapat memotong ADN pada posisi dengan urutan basa
nitrogen tertentu.

 Peranan Mikroba pada Proses Diagnosa


Sudah diketahui sebelumnya bahwa banyak mikroorganisme yang dapat
menyebabkan penyakit, baik itu pada manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Ilmuwan dapat menggunakan berbagai teknik molekuler untuk mendeteksi dan
mengetahui gejalanya yang disebut dengan diagnosis mikroba.
1. Strategi Pendeteksi Mikroba
Teknik molekuler seperti analisis Restriction Fragment Length
Polymorphism (RFLP), PCR, dan rangkaian DNA bisa digunakan untuk
mengidentifikasi bakteri. Jika genom dari patogen besar dan memproduksi banyak
enzim fragmen, yang mencegah menunjukkan pita-pita pada gel agarose, DNA
mungkin diberlakukan dalam analisis blot Southern. Sebagai contoh, jika seorang
dokter menduga infeksi bakteri atau virus , sampel termasuk darah, saliva, feses,
dan cairan serebrospinal dari pasien bisa digunakan untuk mengisolasi bakteri dan
viral patogen. DNA dari dugaan patogen yang kemudian diisolasi dan digunakan
dalam teknik molekuler seperti PCR. PCR adalah alat penting dalam tes
pendiagnosisan di laboratorium klinikal mikrobiologi dan digunakan untuk
mendiagnosis penyebab infeksi melalui mikroba seperti virus Hepatitis (A, B, dan
C), Chlamydia trachomatis, dan Neisseria gonorrhoeae(keduanya adalah
menyebarkan penyakit), HIV-1, dan banyak bakteri dan virus lainnya.
2. Jejak Mikroorganisme Penyebab Penyakit
Ahli ilmu pengetahuan menggunakan teknik biologi molekuler untuk contoh
dari mikroba penyebab penyakit dan perjangkitan penyakit yang mereka
timbulkan. Seperti yang telah ketahui, mikroba memiliki peran penting dalam
produk sehari-hari seperti yoghurt dan keju. Produk-produk tersebut juga mudah
terkena kontaminasi dengan mikroorganisme patogen. Informasi mengenai
mikroba pada susu bisa digunakan untuk mendeteksi kualitas susu dan kerusakan
pada susu tersebut. Kontaminasi bakteri pada makanan adalah masalah yang
signifikan saat ini. Salmonella dapat mengkontaminasi daging, unggas, dan juga
telur.Salmonella dapat menginfeksi pada usus manusia yang bisa menyebabkan
diare dan muntah yang serius, gejala yang biasanya disebut dengan keracunan
makanan.
Setelah dengan sukses merespon pada 1993 penjangkitan kontaminasi pada
daging dengan E. coli, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan
Departemen US Agrikultural membuat jaringan dari laboratorium deteksi untuk
memperluas ulasannya. Jaringan ini disebul PulseNet, memungkinkan ahli biologi
menggunakan DNA sidik jari dengan cepat mengidentifikasi mikroba yang
dimasukkan dalam kondisi kesehatan publik. Hasilnya bisa dibandingkan dengan
data untuk diidentifikasi penjangkitan mikroba yang mengkontaminasi makanan
dan untuk memutuskan bagaimana untuk menanggapi sehingga meminimalisir
masyarakat yang terinfeksi.
3. Microarray untuk Melacak Penyakit Menular
Microarray digunakan untuk mempelajari perubahan ekspresi gen yang
terjadi ketika suatu organisme terinfeksi oleh patogen,
menyediakan signature untuk infeksi oleh partikular organisme. Dengan
potongan, contoh gen yang terstimulasi atau terhambat oleh patogen bisa
dianalisis seperti tanda khusus yang unik pada patogen tersebut.
 Peranan Mikroba pada Proses Pembuatan Senjata Biologis
Bioterorisme secara luas didefinisikan sebagai penggunaan
bahan biologis sebagai senjata untuk menyakiti manusia, hewan, ataupun
tumbuhan. Strain baru patogen menular dan berpotensi mematikan berkembang
setiap hari di seluruh dunia. Ancaman ini ditimbulkan oleh penyakit yang
disebabkan mikroorganisme, yang dapat digunakan sebagai senjata
biologis.Berikut tabel senjata biologis yang potensial.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penggunaan mikroorganisme untuk keperluan industri berskala besar
merupakan sejarah yang lama, yang jauh sebelum diketahui bentuk sesungguhnya
dari mikroorganisme. Selama berabad-abad, bir, anggur, cuka, kecap dan
makanan fermentasi lainnya diproduksi melalui fermentasi spontan menggunakan
mikroorganisme alami. Kualitas dan produktivitas produk awal ini sering tidak
konsisten.

Bioteknologi mikroba semakin berkembang saat proses fermentasi secara


terus menerus dikembangkan untuk produksi protein mikroba makanan dan
pakan, dari produk sampingan industri, seperti metanol dan alkana. Proses ini
menyebabkan penghematan besar dalam biaya modal, energi dan tenaga kerja.
Teknik modern manipulasi gen, dan bioinformatika mutakhir dan biocomputing
adalah alat yang sangat ampuh untuk genomik, proteomik dan metabolomik
penelitian.

3.2 Saran
Kepada Mahasiswa hendaknya dapat menggunakan makalah ini sebagai
referensi dalam mengikuti mata kuliah Bioteknologi, dan lebih memahami lebih
mendalam tentang materi ini.
DAFTAR PUSTAKA

Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Yogjakarta: Universitas Negeri Yogjakarta


Irfanto. 2009. Bioteknologi Mikroba. https://zonairfanto.wordpress.
com/2009/02/15/bioteknologi-mikroba/.(diakses tanggal 30 April 2017)

Anda mungkin juga menyukai