Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

TEKNOLOGI PEMANFAATAN LIMBAH

PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN


KELOMPOK 2

Disusun Oleh :
Nabila Deswita Nanda 2103036010
Muhammad Akbar 2103036015
Arle Arung Patanduk 2103036031
Barrang 2103036041
Mohamad Yoga Dwi S 2103036043
Mawarti 2103036053

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ii

BAB I ............................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1

1.3 Tujuan..................................................................................................... 1

BAB II .............................................................................................................. 2

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 2

2.1 Pengolahan Limbah Ternak.................................................................... 2

2.2 Berbagai Pengolahan Limbah Peternakan ............................................. 2

KESIMPULAN .............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses pembuatan kompos dari kotoran ayam. ............................ 3
Gambar 2.2 Contoh instalasi biogas ................................................................ 3
Gambar 2.3 Contoh tangki anaerob ................................................................. 4
Gambar 2.4 Contoh kumpulan kotoran kerbau ................................................ 8
Gambar 2.5 Cangkang telur bebek ................................................................... 9

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah merupakan bahan buangan atau bahan sisa yang berasal dari hasil
kegiatan manusia baik pada skala rumah tangga, industri, peternakan, maupun
pertambangan yang tidak digunakan lagi. Limbah memiliki dampak negatif yang
dapat merugikan lingkungan dan masyarakat jika tidak dilakukan pengolahan yang
baik. Kerusakan lingkungan diakibatkan karena pembuangan limbah secara
sembarangan sudah sering terjadi. Untuk menanggulangi masalah ini maka perlu
dilakukannya upaya pengolahan limbah yang baik dan benar. Salah satu contohnya
ialah pada limbah peternakan.
Limbah dari peternakan sering menjadi keluhan bagi masyarakat di sekitar
karena bau tidak sedap yang disebabkan oleh kotoran ataupun sisa-sisa air kandang.
Semakin berkembangnya sebuah usaha peternakan, limbah yang dihasilkan pun
semakin meningkat. Total limbah yang dihasilkan tergantung kepada spesies ternak,
besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang.
Pengolahan limbah peternakan yang baik akan sangat menguntungkan baik
bagi masyarakat sekitar maupun sang pemilik usaha ternak. Limbah dari peternakan
dapat diolah menjadi pupuk organik yang memiliki harga jual yang
menguntungkan. Hal itu disebabkan karena pupuk organik atau pupuk kandang
mengandung unsur hara yang lengkap yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman. Oleh karenanya pengolahan limbah ternak yang baik sangat perlu
dilakukan selain untuk mengurangi pencemaran pada lingkungan juga untuk
menambah pemasukan tambahan pada pemilik usaha ternak.
1.2 Rumusan Masalah
A. Bagaimana cara pengolahan limbah peternakan?
1.3 Tujuan
A. Mengetahui cara pengolahan limbah peternakan yang baik dan benar.
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengolahan Limbah Ternak
Pengolahan limbah peternakan adalah proses yang penting dan dapat
memberikan nilai ekonomi jika dikelola dengan baik. Limbah peternakan adalah
sisa-sisa dari peternakan yang meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu
kegiatan peternakan baik berupa limbah padat dan cairan, gas, ataupun sisa pakan.
Limbah padat dapat berupa kotoran ternak, ternak yang mati ataupun isi perut dari
pemotongan hewan ternak. Limbah cair ialah semua limbah yang berbentuk cair
seperti urin ternak atau sisa air pencucian kandang. Sedangkan limbah gas ialah
semua limbah yang berbentuk gas. Limbah peternakan merupakan salah satu
sumber pupuk organik yang sangat baik jika diolah sesuai dengan ketentuannya.
Beberapa teknologi yang digunakan untuk mengolah limbah peternakan antara
lain teknologi pembuatan biogas, teknologi pembuatan pupuk, teknologi
pembuatan gelatin dan kulit samak. Dalam proses pengolahannya diperlukan
prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) selain itu pengolahan limbah juga harus
mengacu kepada ekonomi siklus. Dampak negatif yang disebabkan oleh limbah
peternakan yang tidak dikelola dengan baik sangat buruk bagi lingkungan sekitar.
2.2 Berbagai Pengolahan Limbah Peternakan
1. Pengolahan Limbah Peternakan Ayam
Limbah merupakan bahan organik atau anorganik yang tidak dimanfaatkan lagi
yang berasal dari berbagai sumber hasil buangan dari suatu produksi contohnya
limbah peternakan. Limbah yang dihasilkan dari peternakan umumnya berupa
limbah padat atau cair yaitu kotoran ternak, urine dan sisa pakan. Berikut adalah
beberapa pengolahan limbah padat dan cair pada peternakan ayam :
A. Pengolahan Limbah Padat Ternak Ayam Sebagai Kompos
Menggunakan Larutan EM4 :
1. Mengeringkan kotoran yang sudah tercampur sekam/litter.
2. Melarutkan larutan EM4 dan molases atau gula ke dalam air.
3. Mencampur kotoran ayam sisa pemakaian litter dengan dedak dan
kapur.
4. Menyiramkan larutan EM4 yang sudah dicampur secara merata
perlahan-lahan ke dalam tumpukan kotoran sampai kandungan air
3

5. mencapai 30%. Bila campuran dikepal dengan tangan, air tidak keluar
dan bila dilepas tidak mekar.
6. Menutup kotoran ayam yang telah digundukkan dengan terpal.
7. Suhu gundukan dipertahankan pada 40°-50°C.
8. Kompos siap dipakai setelah disimpan selama 4 minggu.

Gambar 2.1 Proses pembuatan kompos dari kotoran ayam.

B. Pengolahan Limbah Padat Ternak Ayam Sebagai Biogas :


1. Membuat instalasi biogas yaitu digester yang berfungsi untuk
menampung gas metana hasil perombakan bahan organik oleh bakteri.
Jenis digester yang umum digunakan ialah model continous feeding.
2. Memasukkan kotoran ayam yang telah dicampur dengan air ke dalam
instalasi biogas yang sudah dibuat. Bakteri akan menguraikan kotoran
ayam dalam kondisi tanpa udara dan menghasilkan gas metana.
3. Gas metana akan terbentuk pada hari ke-10 sampai hari ke-14. Energi
biogas sudah dihasilkan dan dapat digunakan.

Gambar 2.2 Contoh instalasi biogas


4

C. Pengolahan Limbah Cair Ternak Ayam :


1. Menggunakan sistem anaerobik (tangki anaerob) untuk memecah
bahan organik menjadi gas metana dan residu cair.

Gambar 2.3 Contoh tangki anaerob

2. Menggunakan sistem aerobik (bak pengolahan oksigen) untuk


mendegradasi bahan organik di dalam limbah.
3. Membuat wetland untuk mengalirkan limbah cair melalui tanah
untuk menghilangkan kontaminan dan nutrisi berlebih.
2. Pengolahan Limbah Peternakan Babi
Pengolahan limbah pada hewan ternak babi melibatkan beberapa langkah,
termasuk pemisahan limbah padat dan cair, pengolahan limbah padat melalui
kompos atau digester biogas, dan pengolahan limbah cair melalui sistem
pengolahan air limbah seperti pengolahan aerobik atau anaerobik untuk mengurangi
polusi lingkungan dan memanfaatkan energi secara efisien. Proses ini bertujuan
untuk mengurangi dampak negatif lingkungan dan memanfaatkan limbah sebagai
sumber energi atau pupuk organik. Berikut beberapa cara pengolahan limbah hasil
hewan ternak babi :
A. Pengolahan Limbah Padat Pada Ternak Babi :
1. Kompos : Kotoran babi dapat diolah menjadi kompos yang
bermanfaat sebagai pupuk organik. Kompos dapat dibuat dengan
cara aerob (dengan oksigen) atau anaerob (tanpa oksigen).
2. Biogas : Kotoran babi dapat diolah menjadi menjadi biogas yang
dapat digunakan sebagai bahan bakar. Biogas dihasilkan melalui
proses fermentasi anaerob.
5

3. Maggot (Ulat BSF) : Kotoran babi dapat diurai oleh maggot (Ulat
BSF) menjadi maggot dan kasgot. Maggot dapat digunakan
sebagai pakan ternak dan kasgot digunakan sebagai pupuk
organik.
B. Pengolahan Limbah Cair pada Ternak Babi :
Limbah cair ternak babi merupakan salah satu sumber pencemaran
lingkungan yang serius. Limbah ini mengandung berbagai macam bahan
organik, nitrogen, fosfor, dan mikroorganisme berbahaya yang dapat
mencemari air tanah dan permukaan. Pengolahan limbah cair ternak babi
sangat penting untuk dilakukan untuk menjaga kesehatan lingkungan dan
manusia. Berikut adalah beberapa metode pengolahan limbah cair ternak
babi :
1. Pengolahan Fisik
• Penyaringan : Limbah cair disaring untuk menghilangkan
kotoran padat.
• Sedimentasi : Limbah cair diendapkan untuk
menghilangkan kotoran yang tersuspensi.
• Filtrasi : Limbah cair difiltrasi untuk menghilangkan
mikroorganisme dan partikel kecil.
2. Pengolahan Kimia
• Koagulasi dan floakulasi : Bahan kimia ditambahkan ke
dalam limbah cair untuk menggumpalkan dan
mengendapkan kotoran.
• Desinfeksi : Bahan kimia ditambahkan ke
dalam limbah cair untuk membunuh mikroorganisme
berbahaya.
3. Pengolahan Limbah Peternakan Sapi
Berikut berbagai macam pengolahan limbah hasil ternak sapi sebagai berikut :
A. Pembuatan Biogas
Proses pembuatan biogas dari kotoran sapi terjadi karena adanya
dekomposisi bahan organik secara anaerob (tertutup dari udara bebas).
Proses ini akan menghasilkan suatu gas yang sebagian besar
6

mengandung metana dan karbondioksida (CO2). Gas yang terbentuk


disebut biogas. Biogas yang terbentuk dapat dijadikan sebagai bahan
bakar, karena mengandung gas metana (CH4) yang mudah terbakar.
Dimana proses pembusukan anaerob yang terjadi dibantu oleh sejumlah
mikroorganisme seperti bakteri metan. pembuatan biogas dengan
menggunakan biodigester pada prinsipnya adalah menciptakan suatu
sistem kedap udara dengan bagian–bagian pokok yang terdiri dari tangki
pencerna (digester tank), lubang input bahan baku, lubang output lumpur
sisa hasil pencernaan (slurry) dan lubang penyaluran biogas yang
terbentuk. Dalam digester terkandung bakteri metana yang akan mengolah
limbah organik menjadi biogas. Sisa limbah dari biogas tersebut dapat
dibuat menjadi pupuk kompos. Berikut cara pembuatan biogas dari
kotoran sapi :
1. Pencampuran kotoran sapi dengan air. Perbandingan yang
digunakan ialah 1 : 1 kemudian diaduk hingga tercampur dan
masukkan ke bak penampungan sementara.
2. Larutan kotoran sapi dimasukkan ke dalam digester.
3. Dimasukkan starter bakteri sebanyak 1 liter. Pada hari ke-1
sampai ke-8 terbentuk gas CO2
4. Pada hari ke-10 dan ke-14 terbentuk gas metana (CH4) dan CO2
mulai menurun.
5. Energi biogas telah dihasilkan dan dapat digunakan pada hari
ke-14.
B. Pembuatan Kompos
Pupuk kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa
tanaman dan kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi
atau pelapukan. Selama ini sisa tanaman dan kotoran hewan tersebut
belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk buatan.
Kompos yang baik adalah yang sudah cukup mengalami pelapukan dan
dicirikan oleh warna yang sudah berbeda dengan warna bahan
pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah dan sesuai suhu ruang.
Pupuk kompos bermanfaat untuk menambah kesuburan tanah. Karena
adanya penambahan unsur hara, humus, dan bahan organik ke dalam
7

tanah menimbulkan efek residual, yaitu berpengaruh dalam jangka


panjang sehingga sifat fisik dan kimia tanah diperbaiki. Pemberian
pupuk organik menyebabkan terjadinya perbaikan struktur tanah.
Berikut cara pembuatan kompos dari kotoran sapi :
1. Larutkan fermentor dengan air. Aduk hingga tercampur merata.
2. Hamparkan 1 bagian serbuk gergaji pada lapisan pertama.
Siram dengan larutan fermentor yang telah tercampur hingga
merata.
3. Hamparkan 1 bagian kohe sapi di atas lapisan pertama secara
merata. Siram dengan larutan fermentor secara merata.
4. Lakukan hal yang sama secara berulang hingga lapisan ke-5.
5. Tutup dengan terpal agar terhindar sinar matahari dan air hujan.
Diamkan selama 3-4 minggu. Dilakukan pengadukan setiap 4
hari sekali.
6. Proses fermentasi berlangsung selama 21 hari.
7. Kompos siap digunakan.
C. Pembuatan Biorin
Pencemaran air yang disebabkan oleh limbah cair sapi sering terjadi
karena limbah cair langsung dibuang ke saluran drainase/sungai tanpa
pengolahan terlebih dahulu. Pada umumnya limbah cair tersebut masih
mengandung bahan organik tinggi. Selain pencemaran air, bau yang
dihasilkan dari limbah sapi juga sangat buruk dan dapat mengganggu
kenyamanan masyarakat. Limbah cair hasil dari peternakan sapi dapat
diolah menjadi biorin, berikut cara pengolahan limbah cair ternak sapi
menjadi biorin :
1. Siapkan drum penampungan. Urin sapi dialirkan dari kandang
langsung menuju ke drum penampungan. Masukkan ke instalasi
fermentasi.
2. Campurkan rempah-rempah untuk mempercepat proses
fermentasi. Ditambahkan molases sebagai sumber karbon.
3. Dilakukan penyaringan dan aerase hingga menjadi produk
biourin.
8

4. Proses fermentasi berlangsung selama 21 hari.


5. Biourin siap untuk digunakan.
4. Pengolahan Limbah Peternakan Kerbau
Kotoran kerbau merupakan salah satu bahan potensi untuk membuat pupuk
organik maka dari itu kita bisa memanfaatkan kotoran kerbau menjadi pupuk untuk
di gunakan para petani memberikan pupuk organik pada budidaya tanamannya
tanpa membeli pupuk anorganik. Kotoran ternak mengandung unsur hara makro
seperti Nitrogen, Fosfat, Kalium, dan Air. Meskipun jumlahnya tidak banyak,
dalam limbah kotoran ternak terkandung unsur hara mikro dinataranya Kalsium,
Magnesium, Tembaga, Mangan, dan Boron. Dengan kata lain, pupuk yang telah
dibuat akan mengandung unsur hara tersebut. Kebutuhan pupuk organik akan
meningkat seiring dengan permintaan akan produk organik tanpa adanya pestisida
dan lain sebagaianya. Hal ini disebabkan oleh produk organik menghasilkan rasa
lebih enak, lebih sehat dan baik bagi lingkungan (Ratriyanto et al. 2019). Menurut
Sri Nastiti Jarmani (2008) pupuk organik dapat berguna untuk memperbaiki
kualitas dan kesuburan tanah serta berguna bagi tanaman. Kotoran kerbau dan
limbah pakan ternak akan di kumpulkan pada lokasi tertentu selama beberapa hari
sebelum diolah menjadi pupuk kompos.

Gambar 2.4 Contoh kumpulan kotoran kerbau

Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk adalah cangkul, sekop,
sabit, ember, karung dan plastik. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kotoran
kerbau, sekam padi, serbuk gergaji, larutan gula, EM4 dan air. Berikut cara
pembuatan pupuk kompos :
9

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.


2. Ambil kotoran kerbau yang sudah tercampur dengan tanah
selama beberapa hari.
3. Campurkan semua bahan sesuai takaran yang diinginkan.
4. Setelah tercampur, masukan ke dalam karung untuk proses
fermentasi selama kurang lebih 1 bulan.
5. Pupuk siap digunakan.
5. Pengolahan Limbah Peternakan Bebek
Dari sekian banyaknya limbah yang dihasilkan oleh peternakan seperti
kotoran atau feses, isi perit, bulu, cangkang telur dan sebagainya. Limbah tersebut
dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan dapat menimbulkan penyakit bagi
masyarakat sekitar. Namun, limbah dapat di manfaatkan kembali menjadi berbagai
macam prodruk misalnya pupuk, pakan ternak, bahkan pasta gigi. Seperti limbah
cangkang telur bebek, tidak banyak orang tahu bahwa cangkang telur bebek kaya
akan kalsium karbonat (CaCO3) yang dapat digunakan sebagai bahan abrasif dalam
pasta gigi. kalsium karbonat (CaCO3) berfungsi sebagai bahan adrasif pada
umumnya memiliki bentuk seperti bubuk yang bertugas memolis dan
menghilangkan stain dan plak, dan memberikan efek kental pada pasta gigi.

Gambar 2.5 Cangkang telur bebek

Bahan yang dibutuhkan adalah cangkang telur bebek, aquades, asam klorida
(HCl), asam etilenadiaminatetraasetat (EDTA), magnesium sulfat (MgSO4),
indikator Eriochrome Black T (EBT), amonium klorida (NH4Cl), amonium
hidroksida (NH4OH), natrium karboksimetilselulosa (Na-CMC), natrium sakarin,
10

gliserin, titanium dioksida, metil paraben, sodium lauril sulfat (SLS), oleum mint,
etanol 70%. Sementara alat yang dibutuhkan adalah baskom stainless steel, oven
(Froilabo), blender (Miyako), mortir, stamper, ayakan ukuran 100 mesh, timbangan
analitik, hot plate (Stuart), botol coklat, pipet ukur, propipet, labu ukur, botol
semprot, kaca arloji, kulkas, gelas kimia, batang pengaduk, pipet tetes, statif, klem,
buret, erlenmeyer, sendok tanduk, spatel logam, sudip, corong kaca, cawan
porselen, pH meter (Jenway), kaca daya sebar, anak timbang (50 g, 100 g, 150 g,
dan 200 g), penggaris, viscometer (Rheosys), gelas ukur, tabung centrifuge,
centrifuge, dan object glass. Terdapat tiga tahapan untuk pembuatan pasta gigi dari
cangkang telur bebek, yaitu :
A. Pembuatan Serbuk Cangkang Telur Bebek.
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Cangkang telur dibersihkan dengan cara direndam selama 15
menit di dalam air panas.
3. Selanjutnya cangkang telur dan lapisan membran bagian dalam
dipisahkan.
4. Setelah terpisah cangkang telur dapat dikeringkan
menggunakan oven selama 30 menit dengan suhu 105°C.
5. Kemudian setelah cangkang dikeringkan, cangkang dapat
dihaluskan menggunakan mortar dan stamper hingga berbentuk
serbuk dan digunakan blender untuk mendapatkan serbuk
cangkang yang lebih halus.
6. Lalu cangkang telur yang berbentuk serbuk diayak
menggunakan ayakan dengan ukuran mesh 100.
B. Pembuatan Larutan Cangkang Telur Bebek dan Larutan Pasta
Gigi untuk Kompleksometri.
1. Ditimbang ±3 gram sampel dan ditambahkan 10 ml aquades dan
50 ml HCL 6 M sambil diaduk.
2. Kemudian dipanaskan larutan hingga volume menjadi 50 ml
dan diaduk hingga larut kemudian didinginkan.
11

3. Larutan disaring dan diencerkan hingga tanda batas labuukur


250 ml. Larutan diambil sebanyak 25 ml menggunakan pipet ke
dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan hingga tanda batas.
C. Penentuan Kadar Kalsium yang Terkandung dalam Cangkang
Telur Bebek dan pada Sediaan Pasta gigi Cangkang Telur Bebek.
1. Sampel diambil sebanyak 25 ml dan masukkan ke dalam
erlenmeyer 250 ml. Campurkan bulu ayam ke dalam enzim
proteolitik 0,4% pada bulu ayam yang sudah bersih, simpan
selama 2 jam pada suhu 52°C.
2. Ditambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 10 ml dan
beberapa tes indikator EBT.
3. Dimasukkan EDTA ke dalam buret 50 ml dan larutan cangkang
telur bebek di titrasi dengan EDTA hingga terjadi perubahan
warna dari ungu atau merah anggur menjadi biru. Catat volume
titrasi yang digunakan dan hitung kadar kalsium yang ada di
dalam sampel.
D. Pembuatan Pasta Gigi.
1. Timbang semua sampel sama banyak, kemudian
dikembangkan menggunakan Na-CMC, dan dimortir stamper
menggunakan bantuan air hangat sebanya 20 kali lebih banyak
dari Na-CMC.
2. Dicampurkan gliserin dengan titanium dioksida, diaduk hingga
homogennya diwadah berbeda, kemudian ditambahkan metil
paraben dan diaduk hingga homogeny.
3. Na-CMC yang telah mengembang ditambahkan natrium
sakarin yang sebelumnya telah dilarutkan dengan sisa air, lalu
digerus hingga homogen.
4. Campurkan semua bahan yang telah dibuat ke dalam campuran
Na-CMC.
5. Kemudian sampel yang telah tercampur digerus hingga
homogen.
6. Ditambahkannya sebuk cangkang telur ke dalam sampel yang
telah homogen dan dihomogenkan kembali.
7. Setelah itu ditambahkan sodium laureth sulfate dan digerus
hingga homogen.
8. Ditambahkan pula beberapa tetes oleum mint dan digerus
hingga semua bahan homogen dan terbentuk massa pasta.
12

6. Pengolahan Limbah Peternakan Kambing.


Limbah kambing diolah menjadi pupuk organik cair (POC) untuk mengurangi
limbah dan menekan biaya produksi pertanian melalui pembelian pupuk anorganik
di pabrik. Pupuk organik cair lebih mudah digunakan karena unsur sudah terurai
dan jumlahnya tidak terlalu banyak sehingga manfaatnya dapat lebih cepat
dirasakan. Pemanfaatan kotoran kambing pada POC ditambah dengan gula merah,
dedak padi, air kelapa, air sumur dan aktivator hayati yang kemudian dicerna hingga
limbah terurai.
13

KESIMPULAN
Pengolahan limbah ternak merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
menghentikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan limbah yang tidak sesuai.
Limbah ternak dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan nilai tambah bagi
pengusaha peternakan. Pemanfaatan limbah ternak antara lain ialah dibuat menjadi
kompos atau pupuk organik, biogas, dan bahkan ada penelitian yang memanfaatkan
limbah dari cangkang telur bebek sebagai pasta gigi. Pengolahan limbah tergantung
kepada jenis dan spesies ternak, jumlah ternak dan area yang tersedia. Namun dapat
diambil kesamaan dari semua jenis peternakan bahwa limbah dari ternak dapat
dijadikan nilai tambah pemasukan dan memberikan keuntungan.
14

DAFTAR PUSTAKA
Dyatmikawati, P. 2017. “Pengelolaan Limbah Ternak Babi Menjadi Pupuk
Organik.” 16(1): 78–81.
Fitriyanto, N. A., Triatmojo, S., Pertiwiningrum, A., Erwanto, Y., Abidin, M. Z.,
Baliarti, E., & Suranindyah, Y. Y. (2015). Penyuluhan dan pendampingan
pengolahan limbah peternakan sapi potong di kelompok tani ternak Sido
Mulyo Dusun Pulosari, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten
Magelang. Indonesian Journal of Community Engagement, 1(01), 79-95.
Kurniawati, Maris, and Aju Tjatur Nugroho. 2021. Prosiding Konferensi Nasional
Pengabdian Masyarakat Pembinaan Peternak Plasma Ayam Broiler Melalui
Penerapan Bioreaktor Anaerob Penghasil Sumber Energi Alternatif. Vol. 2.
Made, I Gusti, Surya Adnyana, I Wayan Sali, and Anysiah Elly Yulianti. 2022.
“Perbedaan Penurunan Kadar Total Suspended Solid Dengan Metode
Sedimentasi Dan Peternakan Babi Tahun 2021 Studi Dilaksanakan Di Jalan
Kresek Kelurahan Sesetan Kecamatan Denpasar Selatan.” 12(1): 26–34.
Mudikdjo, Kooswardhono, and dan Erliza. 2005. Pengelolaan Limbah Cair Usaha
Peternakan Sapi Perah Melalui Penerapan Konsep Produksi Bersih. Vol. 8.
Sih Dewi, Widyatmani. 2014a. Pemanfaatan Limbah Peternakan Dalam Konsep
Pertanian Terpadu Guna Mewujudkan Pertanian Yang Berkelanjutan
(Utilization of Farm Wastes in Order to Realize The Concept of Integrated
Farming for Sustainable Agriculture). Vol. XXIX.
Sunarsih, Elvi, Staf Pengajar, and Fakultas Kesehatan. n.d.-a. Konsep Pengolahan
Limbah Rumah Tangga Dalam Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan
Concept Of Household Waste In Environmental Pollution Prevention Efforts.
Urgana, Marwah, Lizma Febrina, and Adam Ramadhan. 2017. “Proceeding of the 6
Th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Formulasi Pasta Gigi Dari
Limbah Cangkang Telur Bebek.” Proceeding of the 6th Mulawarman
Pharmaceuticals Conferences (November): 7–8.
https://doi.org/10.25026/mpc.v6i1.275.
Widiyono, A., Mustafidah, D., Safruddin, S., Nuvus, A. A., & Hidayatullah, A. S.
(2021). Pengolahan Limbah Padi dan Kotoran Kerbau Menjadi Pupuk
15

Kompos di Desa Kaliombo. J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian Kepada


Masyarakat), 9(2), 84-89.
Sukmawati, S., Rasbawati, R., & Rahmawati, R. (2022). Pengolahan Limbah
Ternak Sapi Menjadi Bioretensi Dan Biourin Berbasis Carbontech Pada
Kelompok Tani Ternak Padaidi Di Kabupaten Sidrap. Jurnal Dinamika
Pengabdian (JDP), 8(1), 87-95.

Pembagian tugas :
1. Nabila Deswita Nanda mencari tentang peternakan ayam
2. Yoga Dwi mencari tentang peternakan sapi
3. Barrang mencari tentang peternakan kerbau
4. Arle Arung mencari tentang peternakan babi
5. Mawar mencari tentang peternakan bebek
6. Akbar mencari tentang peternakan kambing.

Anda mungkin juga menyukai