Anda di halaman 1dari 5

No.

9 - Juli 2013

Teknik Perbanyakan Jambu Air Citra


Melalui Stek Cabang
Buah jambu air Citra terkenal di Indonesia,
karena mempunyai cita-rasa yang sangat manis
dan renyah, ukuran buah cukup besar (200250 g/
buah), dan warna buah yang menarik (merah tua).
Agar mutu buah jambu Citra tetap tinggi, maka
dalam budidayanya harus dilakukan pemangkasan
cabang paling tidak setahun sekali. Hingga saat ini
limbah pangkasan tersebut belum dimanfaatkan
atau hanya dibuang sebagai sampah. Sejalan
dengan perkembangan informasi, maka limbah
pangkasan ini dapat ditingkatkan manfaatnya, yaitu
untuk memproduksi benih jambu Citra melalui
stek cabang.
Jambu air Citra merupakan varietas jambu
air yang mempunyai nilai komersial paling tinggi
dibandingkan varietas jambu air yang lain (varietas
Merah Delima, Camplong, Sukaluyu, dan lainlain). Varietas ini dicirikan oleh rasa buah yang
manis, warna buah merah (Gambar 1), tekstur
buah renyah, ukuran buah besar/jumbo (200250
g/buah) (Anonim 2012). Jambu air Citra pertama
kali ditemukan di Anyer (Banten) pada tahun 1990
oleh Mohamad Reza Tirta Winata (Anonim 2012
a), kemudian dilepas melalui Keputusan Menteri
Pertanian No.1069/Kpts/Tp.240/12/97. Sentra
6

produksi jambu Citra di Indonesia saat ini ialah


Kabupaten Demak (Anonim 2012 b).
Untuk mendapatkan warna merah buah
jambu Citra, maka dalam budidayanya terdapat
satu kegiatan yang harus dilakukan paling tidak
setahun sekali, yaitu memangkas cabang sekunder,
tersier, serta pengurangan jumlah daun, agar sinar
matahari dapat masuk ke dalam kanopi pohon
jambu dan menyinari buah jambu air yang sedang
berkembang (Anonim 2012). Hal ini diperlukan
karena sinar matahari sangat berperan dalam

Gambar 1. Buah jambu air Citra

iptek hortikultura

membentuk antosianin pada kulit buah jambu Citra


yang selanjutnya memunculkan warna merah.
Sebagaimana dilaporkan oleh Anwarudinsyah et
al. (2004) bahwa warna merah pada kulit buah
dibentuk oleh antosianin.
Dalam pelaksanaan pemangkasan cabang
dan pengurangan daun tersebut, setiap kali
pemangkasan dapat dihasilkan brangkasan basah
yang terdiri atas cabang sekunder, tersier, serta
daun yang jumlahnya cukup banyak. Untuk pohon
jambu air yang berumur sekitar 10 tahun dapat
dihasilkan brangkasan basah seberat kurang lebih
90 kg/pohon. Dari brangkasan tersebut dapat
dihasilkan stek cabang yang terdiri dari cabang
sekunder dan tersier (dengan panjang stek 25 cm)
sebanyak kurang lebih 450 stek/pohon. Hingga
saat ini daun limbah pangkasan cabang hanya
dimanfaatkan untuk pakan ternak, sedangkan
cabang pangkasan hanya dimanfaatkan sebagai
kayu bakar.
Rebin (2010) melaporkan bahwa limbah
pangkasan cabang jambu Citra dapat ditingkatkan
manfaatnya, yaitu dapat dibuat benih melalui stek,
sehingga penyediaan benih jambu Citra dapat
dilakukan setiap saat. Stek dari semua bagian
cabang hasil pemangkasan jambu Citra yang terdiri
atas ujung cabang tersier yang masih hijau hingga
cabang sekunder dapat dipergunakan untuk benih,
karena semua bagian cabang tersebut dapat berakar
dan bertunas hingga mencapai jumlah 78,6%.
Dengan demikian, maka daerah sentra produksi
jambu Citra di samping dapat menjadi pemasok
buah, juga sekaligus dapat menjadi pemasok benih
jambu Citra.
Benih jambu Citra asal stek mempunyai
beberapa keuntungan antara lain (1) sifat dan
pertumbuhan pertanaman di lapangan seragam
dan sesuai dengan sifat induknya, (2) benih dapat
tersedia dan sepanjang tahun dalam jumlah banyak
(massal) dan dalam waktu yang singkat, serta (3)
biaya pembuatan benih dapat ditekan karena bahan
stek berasal dari limbah pemangkasan.

Persiapan Media
1. D i s i a p k a n k o n t a i n e r m e d i a s e m a i
berupa polibag ukuran 18 x 24 cm,
2. Polibag diisi pasir kali yang telah diayak
hingga hampir penuh (5 cm dari permukaan)
untuk media semai,
3. Media disterilkan dengan menyiramkan
larutan fungisida berbahan aktif benomil 0,5
g/l dicampur dengan insektisida BPMC 1,5
cc/l yang diaplikasikan 1 hari sebelum stek
disemaikan dengan volume larutan sebanyak
100 ml/polibag.
Penyiapan Stek
1. Semua bagian cabang limbah pangkasan
(mulai dari cabang tersier yang masih hijau
hingga cabang sekunder) dapat dipergunakan
sebagai bahan stek (Gambar 2),

Gambar 2. Bahan stek mulai dari pucuk hingga


cabang sekunder

2. Panjang stek kurang lebih 25 cm terdiri atas


34 mata tunas,
3. Bagian ujung stek dipotong miring kemudian
dicelupkan ke dalam parafin mendidih untuk
menghindari genangan air pada bagian atas
stek dan untuk menekan laju penguapan
stek, sedangkan bagian bawah stek dipotong
mendatar (Gambar 2).

Prosedur Pembuatan Benih Melalui Stek


Pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Prosedur pembuatan benih jambu Citra 1. Untuk merangsang tumbuhnya akar stek jambu
melalui stek cabang sebagaimana dilakukan oleh
Citra, bagian pangkal stek perlu diberi ZPT
Rebin (2010) ialah sebagai berikut:
berupa Rootone F atau larutan IBA 500 ppm,
7

No. 9 - Juli 2013

2. Seperti yang dilakukan oleh Dharma (2009),


Rootone F dibuat pasta, selanjutnya bagian
pangkal stek dicelupkan ke dalam pasta
sedalam 2 cm kemudian stek dibalik (pangkal
di atas) selama 10 menit agar Rootone F
meresap ke dalam jaringan stek,
3. Apabila ZPT menggunakan larutan IBA,
dilakukan dengan cara merendam pangkal
stek ke dalam larutan IBA selama 2 jam.
Bagian stek yang tercelup kurang lebih 2 cm,
4. Cara membuat larutan IBA 500 ppm, sebagai
berikut:
a. IBA ditimbang sebanyak 500 mg,
kemudian dimasukkan ke dalam kantong
plastik kecil atau tabung reaksi,
b. Ke dalam kantong plastik atau tabung
reaksi diteteskan alkohol 70% sebanyak
1015 tetes, kemudian kantong plastik
diremas-remas atau diaduk-aduk agar
IBA larut,
c. Siapkan bejana dan isikan akuades
sebanyak 1l,
d. Ke dalam kantong plastik atau tabung
reaksi diisikan akuades yang berasal dari
bejana 10 ml agar larutan IBA merata,
e. Larutan dalam kantong plastik atau
dalam tabung reaksi dituangkan ke
dalam bejana yang berisi akuades,
f. Kantong plastik atau tabung reaksi
dibilas ke dalam larutan bejana agar
sisa-sisa larutan dapat tuntas masuk ke
dalam bejana,
g. Larutan dalam bejana diaduk hingga
merata, hingga diperoleh larutan IBA
dengan konsentrasi 500 ppm sebanyak
1l,
h. Untuk merangsang keluarnya tunas,
bagian atas stek perlu disemprot
dengan ZPT berupa larutan GA3 dengan konsentrasi 100 ppm. Penyemprotan
dilakukan sebelum stek disemaikan.
Sebagaimana disampaikan oleh
Heddy (1996, Low 1975, Shininger
1975), bahwa GA3 bermanfaat untuk
merangsang pembelahan sel tertutup
tanaman seperti mata tunas,
8

i. Prosedur pembuatan larutan GA 3


dengan konsentrasi 100 ppm sama dengan prosedur pembuatan larutan
IBA. Perbedaannya ialah bahan yang
digunakan dalam pembuatan larutan
GA3 100 ppm ialah GA3 seberat 100 mg.
Penyemaian Stek
1. Setelah aplikasi ZPT, selanjutnya stek
disemaikan pada media pasir yang telah
disiapkan, dengan kedalaman satu mata (5
cm) terbenam (Gambar 3),

Gambar 3. Penyemaian stek dengan satu mata


terbenam dalam media

2. Setiap polibag diisi semaian sebanyak 510


stek.
a. Polibag diatur di atas rak besi/rak
kayu beralaskan kawat harmonika dengan ketinggian rak kurang lebih
1 m dari permukaan tanah,
b. Cara menyemaikan stek ialah dibuat
lubang dengan tugal bilah bambu dengan
kedalaman 5 cm, lalu pangkal stek
dimasukkan ke dalam lubang, selanjutnya
pasir sekitar pangkal stek ditekan agar
menjadi lebih padat,
c. Kemudian media disiram dengan air
bersih. Untuk menjaga kelembaban
media, maka penyiraman dilakukan 2 hari
sekali sebanyak 1 gelas/polibag,
d. Untuk menjaga kelembaban stek, stek
disemprot dengan air bersih sehari sekali
sekitar pukul 08:00 hingga stek bertunas
dan berakar.

iptek hortikultura

ml larutan/polibag dan (2) penyiraman


e. Untuk mengurangi intensitas sinar matahari,
menggunakan gembor dilakukan 2 hari sekali,
semaian ditempatkan di bawah naungan
paranet 50%.
5. Dua bulan setelah transplanting, benih sudah
dapat ditanam di lapangan.
Perawatan Semaian
1. Dua minggu setelah stek disemai, stek telah
bertunas (Gambar 4), namun sebagian besar
stek tersebut belum berakar,
2. Untuk mensuplai hara bagi stek yang belum
berakar, perlu dilakukan penyemprotan pupuk
daun seperti Gandasil D 11,5 g/l atau RG-02
11,5 g/l dilakukan seminggu sekali hingga
saat transplanting,
3. Penyiraman dilakukan secara rutin 2 hari
sekali (sesuai keadaan).

Gambar 5a. Stek cabang hijau berakar pada 85


hari setelah semai

Gambar 4. Stek bertunas 2 minggu setelah semai

Transplanting dan Perawatan Benih


1. Delapan puluh lima hari setelah stek disemai,
sebagian besar dari stek yang disemai
mulai dari pucuk yang masih hijau, cabang
tersier, maupun cabang sekunder telah
berakar dan bertunas (Gambar 5a dan 5b),
2. Pada saat seperti itu stek harus segera
dipindah (di-transplanting) ke dalam
media polibag yang berisi campuran tanah,
pasir, dan pupuk kandang yang telah
masak dengan perbandingan 1:1:1 (v:v:v),
3. Stek yang baru dipindah diberi naungan
paranet 50%,
4. Perawatan benih meliputi (1) pemupukan
dengan pupuk NPK yang dilarutkan (5 g/l) Gambar 5b. Stek cabang sekunder dan tersier
diberikan seminggu sekali sebanyak 200
berakar 85 hari setelah semai
9

No. 9 - Juli 2013

PUSTAKA
1. Anonim 2012, Perawatan jambu air Citra di Thailand, diunduh 18 April 2013, <http://pohonbuahku.
blogspot.com/2012/10/perawatan-jambu-air-citra>.
2. Anonim 2012a, Cara membuahkan jambu air
Citra di pot, diunduh 18 April 2013, <http://pohonbuahku.blogspot.com/2012/10/cara-membuahkanjambu-air>.
3. Anonim 2012 b, Supplier jambu Citra Kota Demak,
diunduh 21 April 2013, <Nurhabib05.blogspot.
com>.
4. Anwaruddinsyah, J, Rebin, Sukartini & Sadwiyanti,
L 2004, Pewarisan warna merah buah mangga
klon CKG pada AR 143, Laporan hasil penelitian,
Balitbu Solok.
5. Dharma, DK 2009, Pengaruh ZPT GA3 dan rootone-F terhadap pertumbuhan stek satu mata pada
pembibitan anggur (Vitis vinifera) varietas Red
Prince, Skripsi, Fak. Pertanian, UPM, Probolinggo.

10

6. Heddy, S 1996, Hormon tumbuhan, Ed. ke-1, Cetakan-3, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
7. Low, VHK 1975, Race of gibberellin in root and
shoot grow in gibberellin and plant grow, in Krishnamorty, HN (ed.), Wiley Eastern, New Delhi.
8. Rebin, 2010, Pengaruh ZPT dan posisi cabang
terhadap pertumbuhan benih jambu air Citra asal
stek, Laporan hasil penelitian 2010.
9. Shininger, TL 1975, The morphological, anatomical, and cytological effect of gibberellin dalam Gibberellin and Plant growth, Wiley Eastern Limited,
New Delhi.

Rebin
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika
Jl. Raya Solok-Aripan Km 8
Solok, Sumatera Barat 27301
Email: rebin_linggo2@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai