Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN METODE VERTIKAL GARDEN DENGAN


MEMANFAATKAN KARUNG BEKAS

Laporan Praktikum Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tenik
Budidaya Tanaman Hortikultura

Dosen Pengampu: Dr. Ir. Rita Sulastini, M. M. Pd

Disusun Oleh:

Dian Saepudin
41035003181027

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Praktikum yang
berjudul " Pembuatan Metode Vertikal Garden Dengan Memanfaatkan Karung
Bekas" dengan tepat waktu.

Laporan Praktikum disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik


Budidaya Tanaman Hortikultura. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan dan pengetahuan tentang Vertikal Garden bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Rita Sulastini, M. M.


Pd selaku Dosen Mata Kuliah Teknik Budidaya Tanaman Hortikultura.Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya Laporan Praktikum ini.

Penulis menyadari Laporan Praktikum ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
Laporan Makalah ini.

Bandung, 2 November 2021

Penulis

Dian Saepudin
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3. Tujuan........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

2.1. Sejarah Vertical Garden................................................................................3

2.2. Pengertian Vertical Garden...........................................................................3

2.3. Perkembangan Vertical Garden di Indonesia................................................4

2.4. Jenis-Jenis dari Vertical Garden...................................................................5

2.5. Fungsi dan Manfaat Vertical Garden............................................................5

BAB III PROSEDURE PRAKTIKUM...................................................................7

3.1. Waktu dan Tempat........................................................................................7

3.2. Metode Praktikum.........................................................................................7

3.3. Alat dan Bahan..........................................................................................7

3.4. Tahapan-Tahapan Praktikum....................................................................8

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN..........................................................10

4.1. Temuan....................................................................................................10

4.2. Pemnbahasan...........................................................................................10

BAB V KESIMPULAN.........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

LAMPIRAN...........................................................................................................16
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai cukup banyak
jenis tumbuhan yang dapat tumbuh. Tumbuhan yang tumbuh di alam dapat
dimanfaatkan salah satunya adalah pembuatan pekarangan. Menurut
Soemarwoto (1983), pekarangan memiliki banyak fungsi yaitu (1) Pelestarian
sumberdaya alam, meningkatkan kesehatan lingkungan, menjaga kesuburan
tanah, mencegah erosi dan melindungi kerusakan alam secara hidrologi, (2)
fungsi estetika yaitu keindahan, kesejukan dan kenyamanan, (3) fungsi
ekonomi atau menjadi sumber pendapatan sebagai bank hidup,(4) fungsi
sosial yaitu memenuhi kebutuhan sosial, budaya, dan agama, serta (5)
melindungi plasma nutfah.
Pekarangan makin lama semakin berkurang baik di perkotaan maupun
dipedesaan. Banyak teknik yang dapat digunakan untuk mengembangkan
pekarangan salah satunya yaitu vertical garden. Vertical garden dianggap
lebih sesuai untuk model vertikultur yang dapat dikembangkan di halaman
rumah. Vertical garden dapat dilakukan dengan sistem hidroponik atau
dengan tanah (menggunakan pot). Vertical garden banyak dimanfaatkan
sebagai green wall. Vertical garden merupakan metode pertanian yang
memanfaatkan ruang vertikal. Ruang vertikal merupakan lahan potensial saat
ruang horisontal (lahan) semakin terbatas (Asikin et al. 2016). Dalam (Nada
Radila dan Asti Istiqomah. 2020).
Desa Cikidang Kecamatan Lembang merupakan suatu wilayah dengan
luas wilayah sekitar 693.400/ ha yang dihuni oleh penduduk sekitar ± 6.882
jiwa, dengan kepadatan penduduk mencapai ± 100,756 jiwa/ha dan kepadatan
penduduk permukiman sekitar ± 13,222 jiwa/ha. (Sumber : monografi
kecamatan Lembang. Tahun 2008)
Pekarangan rumah masyarakat Desa Cikidang masih kurang
dimanfaatkan maka dari itu perlu adanya pengembangan inovasi untuk
memberikan manfaat lebih salah satunya metode vertical garden. Dari aspek
lingkungan vertical garden dapat memperindah pekarangan rumah,
memaksimalkan fungsi dari halaman rumah, serta dapat mengurangi sampah
karung bekas sebagai wadah untuk menanam.
Berdasarkan uraian diatas, metode vertical garden muncul sebagai
jawaban alternatif pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat desa Cikidang
kareana dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak
langsung. Vertical garden sangat cocok diterapkan pada area lahan yang
sempit atau tidak memerlukan lahan horisontal seperti pertanian konvensial
pada umumnya.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun tujuan dari partikum ini sebagai berikut :
1. Bagaimana cara membuat vertical garden?
2. Bagaimana fungsi vertical garden terhadap lingkungan?
3. Apa manfaat dari vertical garden?
4. Bagaimana pengaruh penanaman secara vertical garden?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara membuat vertical garden.
2. Untuk mengetahui fungsi vertical garden.
3. Untuk mengetahui manfaat dari vertical garden.
4. Unttuk mengetahui pengaruh penanaman secara vertical garden.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Vertical Garden


Vertical Garden adalah lanskap mikro khusus yang dibangun di atas
dinding fasad. Niat awalnya adalah untuk menggunakan ruang terbatas
sebanyak mungkin untuk mencapai tingkat penghijauan yang lebih besar.
Pada awal abad ke-21, negara-negara di seluruh dunia mulai memperhatikan
pembangunan Vertical Garden. Vertical Garden dapat membawa lebih
banyak elemen baru ke desain penghijauan perkotaan. Lebih banyak tanaman
hijau mulai menggantikan dinding bata kotak beton, membawa lebih banyak
vitalitas dan vitalitas ke kota.
Pendiri Vertical Garden, Patrick Blanc, dulu mengkhususkan diri
dalam penelitian tanaman hutan hujan tropis. Dia dengan jelas menyadari
bahwa dinding tanaman dapat bertahan dalam kondisi dasar air dan pupuk,
dan kemudian menciptakan sistem dinding hijau. Vertical Garden pertamanya
dibangun di rumah kaca Kota Industri dan Sains Paris, yang didirikan pada
1988.
Dalam Festival Hortikultura Kerajaan Prancis tahun 1994, Blanc
memamerkan dua bunga hijau subur dan tanaman rhapsody. Tanaman hijau
ditanami berbagai tanaman dan bunga hutan subtropis, dan taman yang lebat
penuh dengan bunga berwarna-warni. Vertical Garden yang unik lahir.
Dalam (Eko Purnomo. 2020)

2.2. Pengertian Vertical Garden


Blanc (2008), menyatakan bahwa vertical garden atau vertical
greenery merupakan tanaman yang disusun secara vertikal dan dapat
menciptakan iklim mikro yang spesifik di sekitarnya, karena tanaman
berperan penting dalam keseimbangan lingkungan. Tanaman dapat
menyediakan ruang yang sejuk dan kaya oksigen untuk manusia. Dalam arti
lain vertikal  garden merupakan suatu gagasan memindahkan efek natural
kedalam sebuah lingkungan kotan. Konsep vertical garden memberikan
5

manfaat, antara lain: menambah keindahan alami lingkungan, menciptakan


taman indah dilahan terbatas, menahan panas dari luar, mengurangi tingkat
kebisingan suara, mengurangi polusi udara, menangkap partikel-partikel
kotoran, mengurangi efek tampias hujan, dan meningkatkan suplai oksigen.
Dalam (Janu Muhamad dan Pambayun Hari Setiawan. 2013)

2.3. Perkembangan Vertical Garden di Indonesia


Penggunaan teknologi vertical garden di
Indonesia masih sangat terkendala dengan tingginya biaya yang disebabkan
media tanam yang masih di impor. di beberapa kota besar di Indonesia sudah
terlihat penggunaan teknologi vertical garden pada bangunan, sebut saja kota
Jakarta dan Bandung, yang pada dasarnya memiliki kepadatan yang cukup
tinggi dengan lahan yang semakin sedikit, dan banyaknya bangunan industri
serta transportasi yang menyumbangkan gas emisi CO2, ditambah lagi
penggunaan material - material bangunan dan jalan yang merupakan kolektor
panas menjadikan kedua kota ini memiliki lingkungan yang panas.
Masyarakat masih sedikit yang menggunakan teknologi ini
dikarenakan biayanya yang relatif mahal dan pemakaiannyapun kebanyakan
pada bangunan-bangunan komersil dikarenakan pendapatan masyarakat di
Indonesia masih rendah. Peran serta pemerintah dalam mencanangkan konsep
green desain masih belum terlaksana dengan baik sehingga masyarakat
menganggap bahwa green desain kurang begitu berpengaruh pada kehidupan
mereka yang berakibat prilaku masyarakat juga ikut berubah dimana rumah-
rumah atau bangunan yang menggunakan konsep green desain hanyalah
sebatas bangunan kelas atas dikarenakan biaya yang harus dikeluarkan cukup
tinggi yang hal ini dilihat dari life style para pemakai dan penghuni bangunan
tersebut, konsep green desain tidak lagi dipandang sebagai konsep sustainable
yang diperuntukkan bagi semua kalangan. Dalam (Ghoustanjiwa A.P, dkk.
2011)
6

2.4. Jenis-Jenis dari Vertical Garden


Menurut Randy Sharp (2007) ada dua jenis vertical garden
menurut tingkat perawatannya. Dalam (Ghoustanjiwa A.P, dkk.2011)
a. Green Façade
Merupakan fasad atau permukaan yang ditutupi oleh vegetasi
rambat yang tumbuh dengan sendirinya, fasad ini bukan media tumbuh
hanya media rambatan bagi vegetasi, biasanya tanaman rambat ini
tumbuh di pemukaan tanah secara horisontal kemudian merambat secara
vertikal, green fasade lebih mudah dalam hal perawatan karena tidak
memerlukan media dan alat-alat khusus untuk tumbuh.
b. Living Wall
Living wall merupakan teknologi terbaru dalam perkembangan
vertical garden dimana telah dikembangkan instalasi pemasangan berupa
media panel tanam secara vertikal, dari segi perawatan dan pemasangan
sedikit lebih mahal.
Sedangkan menurut Alejandro Fernández Ibánez (2010)
selain green facade dan Living wall ada jenis teknologi baru yang di sebut:
 Active Wall
Merupakan sistem dinding dengan fungsi menurunkan panas dan suhu
ruang melalui sistem dinding aktif, yang dapat mengkontrol panas dan
temperatur bangunan.
 Pasive Wall
Merupakan dinding kaku yang biasa dan terdiri dari partikel padat.
Manfaat dan pengaruh pada lingkungan Fungsi dan manfaat vertikal
garden.

2.5. Fungsi dan Manfaat Vertical Garden


Menurut Stuart Tyler-Fytogreen yang merupakan
salah satu ahli green design Australia berpendapat bahwa fungsi dan manfaat
dari vertikal garden meliputi :
a. Manfaat dari Vertical Garden
 Mmanfaat secara finansial
7

1. Meningkatkan harga jua bangunan


2. Mengurangi energi pendingin
3. Menaikan energi solar
 Manfaat lingkungan
1. Mendinginkan kawasan
2. Menyediakan filter air hujan
3. Mereduksi penggunaan energi
4. Habitat bagi burung dan serangga
 Manfaat sosial
1. Insulasi akustik
2. View yang bagus
3. Memberikan nuansa alam bagi hidup
4. Estetika
b. Fungsi dari Vertical Garden
menurut Monica E. Kuhn dan Brad Bass dalam riset mereka
“Benefits, Barriers and Opportunities for Green Roof and Vertical
Garden Technology” memaparkan peran Vertical garden dan Green
Roof pada lingkungan adalah:
1. Memperbaiki kualitas udara.
2. Vertical garden akan menyaring pergerakan debu dan partikel kotor
agar tidak masuk ke dalam bangunan.
3. Menyerap polusi, baik untuk manusia yang terkena asma, hal ini di
sebabkan Vertical garden yang menyerap partikel kotor dan
menyaring debu.
4. Mendinginkan ruang dengan menurunkan temperatur.
Dalam (Ghoustanjiwa A.P, dkk.2011)
BAB III
PROSEDURE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikumm ini dilakukan di
Kampung Cikareumbi Rt02/04, Desa Cikidang, Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung Barat, 40391. Waktu praktikum dilaksanakan mulai dari
bulan Oktober hingga bulan Desember 2021.

3.2. Metode Praktikum


Praktikum ini dila kukan dengan memanfaatkan dinding rumah
sebagai tempat meletakan media tanam. Metode vertical garden yang
digunakan adalah dengan menggunakan media tanaman tanah dan karung
bekas sebagai tempat tumbuh dan berkebangnya tanaman. Jenis tanaman
yang ditanaman yaitu jenis tanaman hias dan tanaman sayuran daun.

3.3. Alat dan Bahan


 Adapun ala-alat yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Jarum jahit karung
2. Penggaris
3. Spidol
4. Paku
5. Gunting
6. Palu
7. Pisau
8. Gembor
9. Ember
10. Sekop
 Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai
berikut:
1. Tanaman hias
2. Benih tanaman Caisim varietas Juwita
3. Karung bekas

7
8

4. Tali rapia
5. Cat hitam
6. Media tanam (pupuk kandang)
7. Arang sekam
8. Air

3.4. Tahapan-Tahapan Praktikum


a. Pengumpulan alat dan bahan
b. Persiapan alat dan bahan dan pemilihan lokasi
c. Pembuatan wall planter dari karung bekas
1. Siapkan 4 buah karung bekas
2. Kemudian cuci karung tersebut sampai bersih dari kotoran-kotoran
yang menempel
3. Jemur karung tersebut hingga kering
4. Setelah itu persiapan untuk menjahitan karung, adapun caranya
sebagai berikut:
 Siapkan penggaris, gunting, spido, jarum, tali rapia dan karung
yang sudah bersih.
 Ukur dari pinggir karung dengan penggaris sekitar ± 2 cm,
kemudian jahit dengan menngunakan tali rapia sampai semua
pinggiranya terjahit.
 Kemudian dibuat kantong-kantong untuk meletakan media
tanamnya denga ukura ± 18 x 14 cm.
 Setelah semua karung sudah dijahit dan membentuk kantong
kantong maka siap untuk diletakan pada tembok atau fasad.
d. Pemasangan wall palnter
Pemasangan dilakukan dengan cara menempalkan wall planter dengan
bantuan paku, wall planter diletakan pada dinding atau yang telah
dibersihkan dan diberi kanopi pada dindinya agar tidak merusak struktur
bangunan dinding.
9

e. Pengecatan
Pengecatan dilakukan dengan tujuan agar mensiasati warna karung yang
berwarna putih dan untuk memberikan kesan gelap agar tanaman tidak
mengalami pantulan sinar matahari yang berlebih.
f. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanaman dibuat dengancara merebok bagian atas kantong-kantong
dengan cara digunting, agar memudahkan dalam proses memasukan
media tanaman.
g. Memasukan media tanam
Media tanam yang digunakan merupakan campura dari pupuk kandang
ayam, pupuk kandang sapi, tanah dan arang sekam dengan perbandingan
1:1:1:1/2.
Media tanaman dimasukan kedalam kantong-kantong sudah dibuat
dengan mengunakan skop sampai bagian kantong terisi penuh oleh media
h. Penanaman
Penanaman dilakukan pada saat sore hari dengan cara menancapkan
langsung bagian akar tanaman sampai pangkal akar, penanaman yang
pertanaman yaitu penanaman tanaman hias dengan mengatur pola
tanaman agar terlihat lebih indah dan menarik. Penanaman kedua adalah
menanam benih Caisim langsung ke dalam kantong kemudian di tutup
menggunakan arang sekam agar memper cepat proses perkecambahan
biji.
i. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan alat
gembor, penyiraman dilakukan 2 hari 1 kali penyiraman jika kondisi
tanah dan tanaman tidak lembab dan jika kondisi tanah dan tanaman
dalam kondisi cukup air maka tidak perlu dilakukan penyiraman.
j. Pemeliharaan
Pemeliharaan bertujuan untuk membersihkan gulma dan merapihkan
tanaman jika ada daun yang mati atau kuning dipangkas menggunakan
pisau atau gunting dan tanaman yang mati maka perlu dibersihkan dan
10

disingkar kemudian tanaman tersebut diganti dengan tanaman yang baru


agar menciptakan populasi tanaman yang tetap.
11

BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Temuan
Pada bab IV ini, akan memaparkan
mengenai temuan hasil praktikum. Temuan ini merupakan deskripsi dari
hasil kegiatan praktikum mulai dari cara pembuatan vertical garden. Fungsi
dan manfaat terhadap lingkungan sekitar, pengaruh tanaman terhadap
pertumbuhan dan perkembangan dengan penanaman secara vertical garden.

4.2. Pemnbahasan
Berdasarkan hasil praktikum metode verttical garden
pada dinding atau fasad rumah dengan memanfaatkan karung bekas sebagai
tempat tumbuh dan berkembang tanaman. Menurut Laloan et al. (2015)
vertical garden adalah konsep taman tegak, yaitu tanaman dan elemen taman
lainnya yang diatur sedemikian rupa dalam sebuah bidang tegak. Dengan
konsep ini, ruang tanam bisa jauh lebih besar dibanding dengan taman
konvensional, bahkan jumlah tanaman yang dapat ditanam bisa beberapa kali
lipat, sehingga dapat menambah ruang hijau secara sangat signifikan. Dalam
(Nada Radila dan Asti Istiqomah. 2020).
Jenis tanaman yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari
tanaman hias dan tanaman sayuran seperti caisim, jenis tanaman-tanaman
yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Wijaya Kusuma
2. Liliy Paris
3. Keladi/ Caladium
4. Syngonium podophyllum
5. Zebrakraut (Tradescantia zebrania)
6. Keribo Sabrina
7. Swedish Ivy (Plectranthus verticilillatus)
8. Sirih Gading varigata (Epipremnum aureum)
9. Kadaka Tanduk Rusa
12

10. Sirih Gading jumbo (Epipremnum aureum)

Jenis tanaman sayuran yang digunakan dalam praktikum ini adalah


tanaman sayuran daun beruba Caisim. Caisim (Brassica juncea L.)
merupakan tanaman sayuran dengan iklim sub-tropis, namun mampu
beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Caisim pada umumnya banyak
ditanam dataran rendah, namun dapat pula didataran tinggi. Caisim
tergolong tanaman yang toleran terhadap suhu tinggi (panas). Saat ini,
kebutuhan akan caisim semakin lama semakin meningkat seiring dengan
peningkatan populasi manusia dan manfaat mengkonsumsi bagi kesehatan.
Rukmana (1994) menyatakan caisim mempunyai nilai ekonomi tinggi
setelah kubis crop, kubis bunga dan brokoli.
Sebagai sayuran, caisim atau dikenal dengan sawi hijau mengandung
berbagai khasiat bagi kesehatan. Kandungan yang terdapat pada caisim
adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan
Vitamin C. Menurut Margiyanto (2008) manfaat caisim atau sawi bakso
sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita
batuk, penyembuh sakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi
ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Daun B. juncea
berkhasiat untuk peluruh air seni, akarnya berkhasiat sebagai obat batuk,
obat nyeri pada tenggorokan dan peluruh air susu, bijinya berkhasiat sebagai
obat sakit kepala (Anonim, 2008). Dalam (Fuat Fahrudi.2009)
Pembuatan wall planter dari karung bekas memerluka waktu yang
cukup lama karena proses penjahitannya harus benar-benar rapih dan kuat
karena untuk menahan media tanam agar tidak keluar dari kantong-kantong
wall planter.
Media tanaman yang digunakan berupa campuran dari berbahan bahan
organik seperti pupuk kandang ayan, pupuk kandang sapi, tanah gembur dan
arang sekam dengan perbandingan 1:1:1:1/2, media tanaman harus
tercampur rata supaya tekturnya gembur dan tidak padat.
Pupuk Kandang adalah pupuk yang terbentuk dari kotoran ternak.
Ternak yang dipelihara masyarakat dan oleh peternakan, menghasilkan
13

kotoran yang berguna untuk bahan baku pupuk. Pupuk kandang


mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat
banyak mengandung unsur hara makro, seperti fosfor, nitrogen, dan
kalium Unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di
antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan
molibdenum. Kandungan nitrogen dalam urin hewan ternak tiga kali
lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran
padat. Dalam (Arnold C. Dkk. 2017)
Penanaman dilakukan secara bertahap, penanaman yang pertama
dilakukan adaah jenis tanaman hias. Dengan penempatan tanaman hias
berada dibagian paling atas berdasarkan sifat dan morfologi tanaman.
Untuk tanaman yang bisa beradaptasi dengan kondisi panas di
tempatkan dibagian paling atas agar dapat memberikan naungan
terhadap tanaman yang tidak tahan terhadap kondisi panas. Penanaman
yang kedua yaitu penanaman Caisim. Caisim ditanam dengan benih
langsung di media tanam kemudian di siram dan disemprot sampai
lembab kemudia tutup tipis-tipis dengan arang sekam.
Penyiraman secara kontinue dilakukan pada saat kondisi media
tanam kering dan kondisi cuaca yang cukup panas karena media tanam
yang terbatas membuat daya simpan air cukup sedikit berbeda dengan
menanam secara konvensional.
Pemeliharaan bertujuan untuk merawat dan memelihara agar
tanaman dapat tumbuh optimal. Dalam praktikum ini tidak dilakukan
pemupukan susulan karena unsur hara yang dibutuhkan tanaman cukup
seimbang dengan melihat tanda dan gejala tanaman tidak ada yang
mengalamni divisit unsur hara. Pembuangan daun daun yang kuning
dan gulma dilakukan secara berkala untuk menciptakan kondisi yang
tetap indah pada vertical garden ini.
Dari hasil praktikum vertical garden ini memberikan pengaruh
dan manfaat seperti tembok yang tidak rapih menjadi rapih karena
tertutupi oleh tanaman-tanaman yang sagat indah. Kemudian kondisi
lingkungan lebih terasa sejuk dan indah, untuk tanaman sayuran bisa
14

dijadikan untuk memenuhi kebutuhan dapur dan dalam sekala besar


dapat menambah penghasilan karena dapat dijual. Selain itu menanam
dengan metode vertical garden ini bisa membantu mewujudkan
program pemerintah yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2012 tentang Pangan. Pasal 60 UU No 18/2012 mengamanatkan
bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban mewujudkan
penganekaragaman konsumsi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal guna mewujudkan
hidup sehat, aktif, dan produktif. Penjabaran dari UndangUndang
Pangan tersebut telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi dimana dalam Pasal 26
disebutkan bahwa upaya penganekaragaman pangan salah satunya
dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan. Dalam (Juknis
KRPL.2019)
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum bahwasannya metode vertical garden ini


sangatlah efektif dan bermanfaat khususnya dalam pemanfaatan lahan sempit
seperti pekarangan rumah. Vertical garden ini merupakan tanaman yang sengaja
disusun secara vertikal dan dapat menciptakan iklim mikro yang spesifik di
sekitarnya, selain itu vertikal garden juga berperan penting dalam keseimbangan
lingkungan contohnya dalam menambah keindahan alami lingkungan,
menciptakan taman indah dilahan terbatas, menahan panas dari luar, mengurangi
tingkat kebisingan suara, mengurangi polusi udara, menangkap partikel-partikel
kotoran, mengurangi efek tampias hujan, dan meningkatkan suplai oksigen.
Penanam dengan metode vertical garden ini bisa membantu mewujudkan
program pemerintah yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2012 tentang Pangan. Penjabaran dari Undang-Undang Pangan tersebut telah
diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan
Pangan dan Gizi dimana dalam Pasal 26 disebutkan bahwa upaya
penganekaragaman pangan salah satunya dilakukan melalui pemanfaatan lahan
pekarangan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2019. Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Kegiatan Kawasan Rumah


Pangan Lestari (KRPL) Tahun 2019 dalam :
http://bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Konsumsi/Juknis%20KRPL
%202019.pdf (Diakses Pada Tanggal 21 Desember)
Arnold C. Dkk. 2017. Mengenal Pupuk Organik.
https://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?
option=com_content&view=article&id=613&Itemid=84 (Diakses pada
tanggal 19 Desember 2021)

Eko Purnomo. 2020. Pengertian Vertical Garden. https://greenwall.id/pengertian-


vertical-garden/ (Diakses Pada Tanggal 20 November 2021)

Fuat Fahrudi.2009. Budidaya Caisim (Brassica juncea L.) Menggunakan Ekstrak


Teh Dan Pupuk Kascing.
https://eprints.uns.ac.id/273/1/160992508201012411.pdf (Diakses Pada
Tanggal 21 Desember 2021)

Ghoustanjiwa A.P, dkk.2011. Teknologi Vertical Garden : Sustainable Design


atau Hanya Sebuah Trend dalam Urban Life Style ?.
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!
@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_131690327502.pdf (Diakses Pada
tanggal 20 November 2021)
Janu Muhamad dan Pambayun Hari Setiawan. 2013. Taman Vertikal Susun
(Vertical Garden Stacking) Sebagaisolusi Degradasi Ruang Terbuka
Hijaudi Kota Yogyakarta.
https://www.academia.edu/12131863/TAMAN_VERTIKAL_SUSUN_V
ERTICAL_GARDEN_STACKING_SEBAGAI_SOLUSI_DEGRADAS
I_RUANG_TERBUKA_HIJAU_DI_KOTA_YOGYAKARTA (Diakses
Pada Tanggal 16 November 2021)

Nada Radila.2020. Pemanfaatan Pekarangan Dengan Menerapkan Vertical


Garden di Desa Padaasih, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang.
https://www.google.com/search?
q=Pemanfaatan+Pekarangan+Dengan+Menerapkan+Vertical+Garden+di
+Desa+Padaasih%2C+Kecamatan+Conggeang
%2C+Kabupaten+Sumedang&oq=Pemanfaatan+Pekarangan+Dengan+
Menerapkan+Vertical+Garden+di+Desa+Padaasih
%2C+Kecamatan+Conggeang
%2C+Kabupaten+Sumedang&aqs=chrome..69i57.34034j1j7&sourceid=
chrome&ie=UTF-8 (Diakses Pada Tanggal 15 November 2021)
 UPI.edu.2020. Alih Fungsi Lahan dan Degradasi Lahan. http://a-
research.upi.edu/operator/upload/s_b0351_050400_chapter1.pdf(Diakses
Pada Tangga 15 November 2021)

15
16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai