Anda di halaman 1dari 18

BERCOCOK TANAM PADA LAHAN SEMPIT

Disusun Oleh:
Kelompok 2
I Komang Indra Wijaya (2113071015)
Heni Dwi Kurniawati (2113071037)
Santa Silveria Br Sembiring (2113071034)

DOSEN PENGAMPU
MATA KULIAH IPA TERAPAN:
Kompyang Selamet, S.Pd., M.Pd.
Dr. Nia Erlina, M.Pd.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA


JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah IPA Terapan
yang berjudul “IPA Terapan dalam Bercocok Tanam pada Lahan Sempit” ini
dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Kompyang
Selamet, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Dr. Nia Erlina, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah IPA
Terapan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Selain itu kami juga berharap agar pembaca
mendapatkan pengetahuan setelah membaca makalah ini. Demikian yang dapat
kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
bersama.

Singaraja, 26 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................2
1.3. Tujuan .........................................................................................................2
1.4. Manfaat ......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1. Pentingnya Bercocok Tanam Lahan Sempit ...............................................3
2.2. Metode Cocok Tanam Lahan Sempit .........................................................4
2.3. Konsep IPA Berocok Tanam Pada Lahan Sempit ....................................12
BAB III PENUTUP ..............................................................................................14
3.1. Kesimpulan ...............................................................................................14
3.2. Saran ........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini kehidupan bergerak lebih cepat, khususnya berada di perkotaan,
tidak heran jika seseorang mencari cara untuk beristirahat dan bersantai agar dapat
menenangkan diri. Banyaknya orang yang ingin sejenak lepas dari segala masalah
hidup walaupun untuk sementara waktu, memilih berbagai macam cara agar
masalahnya dapat terlupakan. Memiliki hobi adalah salah satu yang dapat dipilih
untuk dapat mengibur diri seseorang. Dengan adanya hobi, seseorang dapat
meluangkan waktunya melakukan aktivitas yang disenangi tanpa adanya perintah
ataupun tekanan.
Berkebun ataupun bercocok tanam merupakan salah satu hobi yang dapat
dinikmati oleh orang-orang dari semua kelompok umur. Kegiatan tersebut memberi
orang-orang kesempatan untuk mengalihkan pikirannya dari segala masalah sehari-
hari dan bisa berfokus pada kegiatan berkebun tersebut. Dengan dorongan untuk
menjaga dan merawat tanaman agar bisa tetap hidup adalah sesuatu yang bisa
membuat kegiatan berkebun menjadi sesuatu yang menyenangkan.
Namun tingkat populasi manusia yang semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya waktu menjadikan pemukiman semakin padat, membuat sebagian
masyarakat menjadi malas untuk melakukan kegiatan bercocok tanam dengan alasan
tidak ada atau sempitnya pekarangan untuk bisa dijadikan lahan bercocok tanam.
Dikarenakan metode bercocok tanam dengan cara konvensional memiliki
kekurangan seperti, harus memiliki lahan yang cukup untuk menanam tanaman dan
media tanam yang digunakan adalah tanah.
Keterbatasan lahan menjadi sebuah tantangan yang dihadapi masyarakat
untuk bisa berkebun di lahan terbatas. Bercocok tanam juga merupakan sebuah
upaya pemanfaatan ruang minimalis yang terdapat di perkotaan agar dapat
menghasilkan tanaman yang bermanfaat. Tanaman yang dihasilkan ini pun bisa
menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan pangan, kenyamanan hidup ditengah polusi
udara perkotaan dan dapat menghadirkan nuansa sejuk pada rumah.
Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi masyarakat untuk mengetahui
bagaimana saja cara-cara maupun teknik yang dapat diterapkan dalam bercocok
tanam khususnya pada lahan yang sempit. Mengingat lahan pertanian yang tersedia

1
kedepannya akan semakin sempit karena populasi penduduk yang semakin
meningkat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana pentingnya teknik bercocok tanam pada lahan sempit?
2. Bagaimana metode-metode bercocok tanam yang dapat diterapkan pada lahan
sempit?
3. Bagaimana analisis konsep IPA yang diterapkan pada metode cocok tanam
lahan sempit?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan dari
pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Mengetahui pentingnya teknik bercocok tanam pada lahan sempit.
2. Mengetahui metode-metode bercocok tanam yang dapat diterapkan pada lahan
sempit.
3. Mengetahui analisis konsep IPA yang diterapkan pada metode cocok tanam
lahan sempit.
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah terhadap penulis maupun pembaca yaitu
sebagai berikut.
1. Bagi Pembaca
Setelah membaca makalah ini, Pembaca diharapkan mampu menambah
wawasannya mengenai pentingnya teknik bercocok tanam pada lahan sempit,
metode-metode bercocok tanam yang dapat diterapkan pada lahan sempit, serta
analisis konsep IPA yang diterapkan pada metode cocok tanam lahan sempit.
2. Bagi Penulis
Setelah menyusun makalah ini, Penulis diharapkan mampu untuk
meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi mengenai pentingnya teknik
bercocok tanam pada lahan sempit, metode-metode bercocok tanam yang dapat
diterapkan pada lahan sempit, serta mengetahui analisis konsep IPA yang
diterapkan pada metode cocok tanam lahan sempit.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Bercocok Tanam Lahan Sempit
Bercocok tanam adalah kegiatan mengolah lahan dengan cara menanam bibit
yang diperoleh dari biji-bijian, batang tumbuhan, umbi maupun dari cangkokan
sampai menghasiljan bunga atau buah untuk dipanen disebut dengan kegiatan
bercocok tanam.
Bercocok tanam adalah suatu kegiatan yang ada sejak dulu yang dilakukan
oleh nenek moyang kita. Kegiatan bercocok tanam lebih terkhusus pada sektor
pertanian yang dapat menunjang kebutuhan ekonomi masyarakat khususnya para
petani. Petani terbiasa melakukan sistem konvensional dalam bertani, yaitu dengan
mengolahan lahan terlebih dahulu, kemudian menunggu hujan turun adalah waktu
yang tepat untuk menanam. Tentu saja ini bukanlah kegiatan yang efektif jika
dibandingkan antara zaman dahulu dan zaman modern seperti saat ini.
Zaman modern seperti saat ini lebih banyak menggunakan teknologi ataupun
hal-hal yang praktis dan bisa dijangkau. jika pada zaman dahulu petani akan
menanam ditempat yang luas seperti kebun dan sawah, pada zaman modern ini
bercocok tanam dapat dilakukan pada lahan yang sempit maupun menanam tanpa
menggunakan tanah seperti hidroponik, dapat kita lihat juga pada pemukiman yang
padat penduduk dan lahan yang tidak terlalu luas mungkin bercocok tanam dilahan
yang sempit adalah pilihan yang terbaik. Adapun manfaat dari bercocok tanam bagi
masyarakat sebagai berikut:
A. Memenuhi Kebutuhan Sehari-Hari
Kebutuhan masyarakat diketahui saat ini sangatlah banyak, kebutuhan pokok
salah satunya. Penanaman dilahan sempit ini dapat menjadi alternatif untuk
pemenuhan kebutuhan sehari-hari disaat kondisi yang mendesak.
B. Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bercocok tanam dilahan
sempit ini juga dapat meningatkan perekonomian masyarakat. Dimana
seseorang dapat menjual hasil dari tanaman yang ditanam melalui bercocok
tanam dilahan sempit. Dengan adanya hal ini maka perekonomian dimasyarakat
akan semakin meningkat.
C. Menyalurkan Hobi

3
Selain beberapa manfaat diatas bercocok tanam biasanya dijadikan sebagai
hobi, apabila seseorang tidak memiliki lahan yang luas maka orang tersebut
dapat melakukan cocok tanam dilahan yang sempit. Dengan ini hobi seseorang
tersebut tetap bisa dilakukan meskipun tidak memilikilahan yang luas
D. Menghemat Biaya
Dengan adanya bercocok tanam dilahan yang sempit ini, mungkin bagi
masyarakat yang hidup dipadatnya penduduk dan tidak memiliki lahan yang luas
adalah pilihan terbaik. Mereka dapat menanamkan beberapa tanaman hijau,
seperti kangkung, bayam, bawang merah dll, tentunya dengan menggunakan
beberapa metode yang pas untuk bercocok tanam dilahan yang sempit.

2.2 Metode Cocok Tanam Lahan Sempit


Adanya lahan hijau di rumah tentunya akan membuat rumah menjadi lebih
sejuk dan kita pun akan merasa lebih nyaman saat berada di rumah. Namun
keterbatasan ruang dan lahan sempit sering kali menjadi penghalang bagi masyarakat
untuk melakukan kegiatan bercocok tanam di rumah. Tetapi tidak perlu khawatir,
saat ini sudah banyak diciptakan metode bercocok tanam yang memanfaatkan media
tanam yang tidak memakai lahan yang luas, antara lain:
A. Hidroponik
Hidroponik (Hydroponik) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti
air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless
culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Dikembangkan pertama kali di
Amerika pada sekitar tahun 1900 an. Masuk ke Indonesia sekitar tahun 1980 an.
Budidaya hidroponik biasanya dilaksanakan di dalam rumah kaca
(greenhouse) untuk menjaga supaya pertumbuhan tanaman secara optimal dan
benar – benar terlindung dari pengaruh unsur luar seperti hujan, hama penyakit,
iklim dan lain–lain.
Jenis hidroponik dapat dibedakan dari media yang digunakan untuk berdiri
tegaknya tanaman. Media tersebut biasanya bebas dari unsur hara (steril),
sementara itu pasokan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dialirkan ke dalam
media tersebut melalui pipa atau disiramkan secara manual. Media tanam
tersebut dapat berupa kerikil, pasir, gabus, arang, zeolite atau tanpa media
agregat (hanya air). Yang paling penting dalam menggunakan media tanam

4
tersebut harus bersih dari hama sehingga tidak menumbuhkan jamur atau
penyakit lainnya.
1. Keuntungan Sistem Hidroponik
a. Keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin.
b. Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.
c. Pemakaian pupuk lebih hemat (efisien).
d. Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru.
e. Tidak membutuhkan banyak tenaga kasar karena metode kerja lebih
hemat dan memiliki standarisasi.
f. Tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan keadaan yang tidak
kotor dan rusak.
g. Hasil produksi lebih continue dan lebih tinggi dibanding dengan
penanaman ditanah.
h. Harga jual hidroponik lebih tinggi dari produk non-hydroponic.
i. Beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan di luar musim.
j. Tidak ada resiko kebanjiran, erosi, kekeringan, atau ketergantungan
dengan kondisi alam.
k. Tanaman hidroponik dapat dilakukan pada lahan atau ruang yang
terbatas, misalnya di atap, dapur atau garasi.
2. Kelemahan Sistem Hidroponik
a. Investasi awal yang mahal.
b. Memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu
bahan kimia.
c. Ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit.
3. Metode Hidroponik
Prinsip dasar hidroponik dibagi menjadi dua yaitu hidroponik substrat
dan NFT (Nutrient Film Technique). Kedua bentuk hidroponik tersebut,
dapat dibuat teknik–teknik baru yang dapat disesuaikan dengan kondisi
keuangan dan ruang yang tersedia.
a. Hidroponik Substrat
Hidroponik substrat tidak menggunakan air sebagai media, tetapi
menggunakan media padat (bukan tanah) yang dapat menyerap atau
menyediakan nutrisi, air, dan oksigen serta mendukung akar tanaman
seperti halnya fungsi tanah. Setiap mengganti tanaman sebaiknya

5
dilakukan sterilisasi substrat yang akan disterilisasi direndam dalam air
klorin kurang lebih 1,5 jam. Kemudian dicuci dengan air tawar untuk
menghilangkan klorin sebelum digunakan. Frekuensi irigasi tergantung
pada permukaan substrat, tahap pertumbuhan tanaman, dan faktor
iklim. Substrat yang permukaannya kasar dan berbentuk teratur perlu
disiram lebih sering dibanding yang berbentuk tidak teratur, poros atau
partikelnya kecil–kecil. Partikel halus seperti pasir atau serbuk gergaji
cukup 2–3 kali disiram dalam sehari, sedangkan untuk partikel kasar
seperti batu apung perlu disiram setiap satu jam sekali sepanjang hari.
Tanaman yang diletakkan diluar ruang lebih sering disiram karena
penguapan yang terjadi lebih besar.
b. Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique)
NFT (Nutrient Film Technique) merupakan teknik mengaliri akar
dengan larutan nutrisi dan alirannya sangat tipis yaitu lebih kecil dari 1
cm. Sistem NFT biasanya selalu menggunakan paralon kotak atau
trapezium dan menggunakan pompa celup untuk memompa air nutrisi
dari tendon menuju paralon tersebut. Dalam sistem NFT kita bisa
menanam tanpa menggunakan pot karena tanaman bisa langsung
dimasukkan ke dalam paralonnya.
Kekurangan dari sistem NFT yaitu sangat bergantung kepada listrik.
Jika terjadi mati listrik maka sangat berbahaya bagi tumbuhan karena
pada mati listrik aliran nutrisi akan kembali semua ke dalam tendon
sehingga akar tidak akan punya cadangan air atau cadangan nutrisi
sehingga bisa menyebabkan tanaman cepat mati. Kekurangan yang
kedua yaitu sistem NFT alirannya sangat tipis yaitu dibawah 1 cm
sehingga jika tempat kita meletakkan tanaman di lingkungan yang
panas maka tanaman harus dilindungi agar air atau larutan nutrisi tidak
cepat panas karena suhu yang terlalu panas tidak baik untuk akar
tanaman.
Kelebihan dari sistem NFT yaitu biasanya paralonnya bisa dibuka
tutupnya sehingga mudah membersihkan setiap selesai panen. Sistem
NFT bisa digunkaan untuk menanam sayur-sayuran dan tidak cocok
digunakan untuk menanam buah-buahan. Tanaman yang biasa
dikembangkan pada sistem NFT ini yaitu selada, kangkung, pakcoy,

6
sawi pagoda, sawi putih, sawi samhong, kembang kol, dan lain
sebagainya.

Gambar 1. Hidroponik Metode NTF (Nutrient Film Technique


Sumber: https://youtu.be/AnBNwjp6wFU

c. Hidroponik DFT (Deep Flow Technique)


DFT (Deep Flow Technique) merupakan teknik mengaliri akar
dengan nutrisi tetapi aliran air yang ada di dalam paralonnya lebih
dalam dari pada NFT yaitu sekitar 2 cm. Sistem DFT biasanya
menggunakan paralon berbentuk bulat dan larutan nutrisi yang
mengaliri akar cukup dalam kurang lebih 2 cm sehingga apabila listrik
mati maka akar masih memiliki cadangan makanan dan nutrisi.
Kekurangan pada sistem DFT hanyalah sulit membersihkan
paralonnya apabila panen sudah selesai. Sementara kelebihan dari
sistem DFT ini yaitu karena air yang cukup dalam sehingga air
alirannya menjadi lebih dingin dibandingkan dengan sistem NFT.

Gambar 2. Hidroponik Metode DFT (Deep Flow Technique) horizontal dan vertical
Sumber: https://youtu.be/AnBNwjp6wFU

d. Rakit Apung
Sistem Hidroponik rakit apung menggunakan bak dengan
kedalamannya antara 18-19 cm sedangkan kedalaman ainya sekitar 15
cm. Air pada bak diputar menggunakan pompa venturi dan tidak lagi
menggunakan tandon dan menggunakan atap supaya tidak kehujanan.
Kekurangan dari sistem rakit apung yaitu kita membutuhkan lebih

7
banyak air dan nutrisi untuk mengisi bak rakit apungnya. Sedangkan
kelebihan sistem rakit apung adalah airnya menjadi lebih dingin
dibandingkan dengan teknik NFT dan DFT karena kedalaman airnya
cukup dalam yaitu kurang lebih 15 cm. Jadi, sistem ini sangat cocok
digunakan di daerah yang panas atau di atas loteng. Sistem rakit apung
sangat cocok untuk menanam sayur-sayuran seperti selada, pakcoy,
sawi, kangkung, kubis, dan lain-lain. Akan tetapi tidak cocok untuk
menanam terung.

Gambar 3. Hidroponik Metode Rakit Apung


Sumber: https://youtu.be/AnBNwjp6wFU

e. Ember Belanda (Dutch Bucket)


Sistem ini lebih cocok untuk menanam buah-buahan seperti tomat,
mentimun, melon, dan buah-buahan lainnya. Sistem ini mengunakan
media penahan akar atau pelindung akar yang disebut dengan Hidroton.
Dutch Bucket bisa juga digunakan untuk menanam cabe tatapi hidroton
yang digunakan lumayan banyak karena batang cabe bersifat kaku.

Gambar 4. Hidoponik Metode Ember Belanda (Dutch Bucket)


Sumber: https://youtu.be/AnBNwjp6wFU

B. Aquaponik
Aquaponik merupakan sebuah alternatif menanam tanaman dan memelihara
ikan dalam satu wadah. Proses dimana tanaman memanfaatkan unsur hara yang
berasal dari kotoran ikan yang apabila dibiarkan di dalam kolam akan menjadi
racun bagi ikannya. Lalu tanaman akan berfungsi sebagai filter vegetasi yang
akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan,

8
dan suplai oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan. Dengan
siklus ini akan terjadi siklus saling menguntungkan dan bagi kita yang
mengaplikasikanya tentu saja akan sangat menguntungkan sekali, karena lahan
yang dipakai tidak akan terlalu luas.
Ikan adalah kunci dalam sistem aquaponik. Ikan menyediakan hampir semua
nutrisi bagi tanaman. Ada berbagai jenis ikan yang dapat digunakan dalam
sistem aquaponik. Jenis ikan ini tergantung pada iklim lokal dan jenis yang
tersedia di pasaran, tetapi yang paling saring digunakan yaitu ikan nila.
Aquaponik tidak hanya baik untuk sayuran hijau. Aquaponik akan
menumbuhkan hampir semua jenis sayuran. Beberapa varietas sayuran buah
yang berkinerja baik adalah; terung (ungu), tomat, cabe, melon dll).
1. Manfaat Aquaponik
Beberapa manfaat dari budidaya dengan sistem aquaponik antara lain
adalah:
a. Kotoran ikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik yang
baik bagi pertumbuhan tanaman.
b. Produk yang dihasilkan merupakan produk organik karena hanya
menggunakan pupuk dari kotoran ikan yang telah melalui proses
biologis.
c. Menghasilkan dua produk sekaligus; yaitu sayur dan ikan, dari satu unit
produksi.
d. Dapat menghasilkan sayuran segar dan ikan sebagai sumber protein
pada daerah-daerah kering dan ketersediaan lahan terbatas.
e. Bersifat berkelanjutan dengan perpaduan tanaman dan ikan dan siklus
nutrien.
f. Populasi tanaman organik yang dapat ditanam 10 kali lipat lebih
banyak. Dengan aquaponik tanaman dapat ditanam dengan kerapatan
tinggi dengan sistem terapung di atas air. Sistem ini mampu
menampung hingga 10 kali lipat jumlah tanaman pada luasan yang
sama. Dan setiap akar tanaman selalu mendapat pasokan air yang kaya
akan zat hara.
g. Pemeliharaan yang mudah, tidak memerlukan penyiangan, terbebas
dari hama tanah dan tidak memerlukan penyiraman.
h. Bila pertumbuhannya baik, tanaman akan tumbuh lebih cepat.

9
C. Vertikulur
Sesuai dengan asal katanya dari bahasa Inggris, yaitu vertical dan culture,
maka vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara
vertikal atau bertingkat, baik indoor maupun outdoor. Sistem budidaya pertanian
secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok
untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas. Misalnya, lahan 1 meter mungkin
hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman, dengan sistem vertikal bisa untuk
20 batang tanaman. Vertikultur tidak hanya sekadar kebun vertikal, namun ide
ini akan merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas di
pekarangan yang sempit sekalipun. Struktur vertikal, memudahkan pengguna
membuat dan memeliharanya. Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber
pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenagkan.
Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat banyak, tinggal disesuaikan
dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk persegi
panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa undak-
undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng
bekas, bahkan lembaran karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari
vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita.
Media tanam merupakan tempat berpijaknya tanaman dan berfungsi
untuk menyediakan zat makanan atau unsur hara bagi tanaman. Penanaman
secara vertikultur menggunakan media tanam yang terdiri dari campuran
tanah. Media tanam yang baik adalah media yang cukup kandungan unsur
haranya dan teksturnya gembur. Media tanam itu merupakan campuran tanah
dengan pupuk kandang, pasir, sekam, dan kompos. Tanah yang digunakan
merupakan tanah lapisan top soil, yaitu lapisan atas tanah yang bisa diambil
sampai kedalaman 10 –20 cm. Pupuk kandang dapat berupa kotoran kambing,
ayam, atau sapi yang sudah siap dipakai. Pasir yang digunakan yakni pasir yang
sudah diayak terlebih dahulu sehingga tidak lagi mengandung batu kerikil. Bila
tanah terlalu asam maka tanah perlu dicampur dengan kapur dolomit.
Perbandingan komposisi campuran media tanam ini bervariasi. Hal ini
disebabkan kandungan unsur hara pada setiap lokasi berlainan. Sebagai contoh,
komposisi yang dapat digunakan pada campuran top soil, pasir, pupuk kandang,
dan kompos adalah 2 : 1 : 1 : 1.
1. Kelebihan Bertanam Secara Vertikultur

10
a. Dapat menghemat lahan dengan hasil maksimal.
b. Dapat diperoleh hasil yang lebih banyak dibandingkan dengan cara
biasa. Semakin banyak tingkatnya, maka akan semakin berlipat hasil
yang akan diperoleh.
c. Tidak tergantung musim.
d. Sangat praktis sehingga mudah diaplikasikan.
e. Pemeliharaannya relative sederhana.
f. Lebih sedikit gulma yang tumbuh.
g. Dapat menciptakan keindahan dan keasrian lingkungan.
h. Dalam skala yang agak besar dapat menambah sumber ekonomi
keluarga.
D. Tabulampot (Tanaman Buah Dalam Pot)
Tabulampot adalah kepanjangan dari tanaman buah dalam pot yang memiliki
arti yaitu tumbuhan yang dibudidayakan di dalam pot yang tujuannya yaitu
untuk hiasan ataupun untuk diproduksi buahnya. Umumnya tanaman yang
dibudidaya dalam pot ialah tanaman buah dan sayuran seperti buah jeruk, sawo,
jambu air, jambu biji, blimbing dll. Sedangkan pada sayuran biasanya cabe
rawit, terong, seledri serta lainnya.
1. Tujuan Tabulampot
Tujuan dari tabulampot ialah mengenal dan mempelajari cara–cara
memelihara tanaman buah dalam pot sebagai berikut:
a. Akan lebih mudah dalam merawat tanaman buah, sehingga tanaman
buah kita bisa lebih produktif dengan intensitas perawatan tanaman
buah dalam pot yang dapat lebih maksimal.
b. Mempercantik halaman kita dengan tanaman buah dalam pot, hal ini
tentu saja akan membuat siapa saja yang bermain ke tempat kita akan
tertarik bahkan menginginkan sesudah melihat tanaman buah dalam pot
yang kita miliki berbuah banyak serta tanaman terlihat cantik saat
dipandang.
c. Membuat tantangan baru, tanaman buah sangat identik dengan tanaman
yang dapat membutuhkan lahan yang luas, akan tetapi kita mencoba
dengan seluruh pengetahuan kita yang dimiliki mengenai tanam
menanam buah untuk diterapkan pada media yang lebih sempit.
d. Memanfaatkan lahan sempit agar dapat lebih produktif.

11
2. Kelebihan Tabulampot
a. Kita dapat memaksimalkan lahan yang sempit untuk dapat
menyalurkan hobi dalam budidaya tanaman buah.
b. Perawatan lebih terjamin, perawatan pada tabulampot diantaranya kita
bisa lebih maksimal dalam pemenuhan nutrisi atau pemupukan
tanaman, serangan hama serta penyakit lebih mudah kita kontrol,
kebutuhan air tanaman bisa tercukupi karena tanaman mudah kita
pantau perkembangan tanamannya, pemangkasan cabang tanaman
untuk bisa mendapatkan vigor tanaman yang baik menjadi lebih
mudah.
c. Dapat dinikmati dari hasil panennya baik untuk buah yang dikonsumsi
sendiri atau menjadi pendapatan tambahan dari hasil buah yang dapat
dijual.
3. Kekurangan Tabulampot
a. Tidak semua tanaman buah dapat kita jadikan tabulampot, karena kita
tahu bahwa setiap tanaman buah mempunyai karakteristik masing–
masing.
b. Produksinya tidak dapat setinggi tanaman buah yang kita tanam di
lahan.
c. Memiliki keterbatasan pada pertumbuhan perakaran tanaman.

2.3 Konsep IPA Berocok Tanam Pada Lahan Sempit


A. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik komponen biotik dan komponen
abiotik. Bercocok taman pada lahan yang sempit berawal dari semakin
berkurangnya lahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk tumbuh dikarenakan
pembangunan manusia. Oleh karena itu, dalam upaya untuk menjaga ekosistem
agar berjalan dengan baik, metode cocok tanam diterapkan dengan
memanfaatkan kombinasi komponen abiotik seperti tanah, air, sabut kelapa,
batok kelapa, zat hara, dan komponen abiotik buatan manusia dengan komponen
biotik terutama tumbuhan dengan bantuan komponen biotik lainnya seperti
mikroorganisme, ikan, cacing atau yang lainnya.
Agar tumbuhan dapat tumbuh dengan baik, maka metode cocok tanam pada
lahan yang sempit harus memerhatikan konsep ekosistem di dalamnya.

12
Tanaman akan dikombinasikan dengan beberapa organisme menguntungkan
dengan komponen abiotik yang telah divariasikan sehingga tanaman dapat
tumbuh dengan baik.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan
Penerapan metode cocok tanam pada lahan yang sempit tentu harus
memerhatikan konsep pertumbuhan dan perkembangan khususnya pada
tumbuhan. Hal itu dikarenakan, tidak semua jenis tumbuhan dapat diaplikasikan
pada metode cocok tanam pada lahan yang sempit. Umumnya, dalam penerapan
metode cocok tanam pada lahan yang sempit, digunakan tanaman yang berumur
tidak terlalu panjang dan tidak mengalami pertumbuhan yang besar seperti
cabai, bawang putih, bawang merah, mawar, strawberry, dan lain sebagainya.
Tumbuhan akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik jika
mendapatkan nutrisi yang mencukupi, oleh karena itu pada metode bercocok
tanam pada lahan yang sempit lebih memerhatikan aspek nutrisi yang harus
didapatkan oleh tanaman di samping media tanam yang akan digunakan.
C. Perkembangbiakan Pada Tumbuhan
Bercocok tanam adalah kegiatan menanam bibit tumbuhan sehingga
akhirnya mendapatkan hasil yang dapat dipanen. Untuk mendapatkan bibit
tanaman tersebut, konsep IPA yaitu perkembangbiakan pada tumbuhan harus
dipahami dikarenakan tumbuhan memiliki perkembangbiakan yang bervariasi
satu sama lainnya. Dengan adanya konsep perkembangbiakan pada tumbuhan,
bibit tumbuhan akan didapatkan sehingga dapat diterapkan pada media yang
telah disiapkan.
D. Bioteknologi
Bioteknologi merupakan salah satu konsep IPA yang diterapkan dalam
metode bercocok tanam pada lahan sempit. Pada penerapan metode cocok tanam
umumnya manusia menggunakan tanah atau bumi sebagai tempat untuk
tumbuhan tumbuh. Namun, dengan adanya ilmu bioteknologi, fungsi tanah atau
lahan tanah dapat digantikan menggunakan media lainnya seperti pasir, air,
udara, batu krikil, sabut kelapa dan lain-lain, dengan memerhatikan nutrisi yang
diperlukan oleh tumbuhan. Selain media, teknologi manusia juga dapat
membantu dalam penerapan metode cocok tanam lahan sempit seperti adanya
pot, plastik, pipa dan lainnya sehingga tercipta bermacam-macam metode
bercocok tanam yang dapat diterapkan pada lahan yang sempit.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bercocok tanam adalah suatu kegiatan yang ada sejak dulu yang dilakukan
oleh nenek moyang kita. Zaman modern seperti saat ini lebih banyak menggunakan
teknologi ataupun hal-hal yang praktis dan bisa dijangkau. jika pada zaman dahulu
petani akan menanam ditempat yang luas seperti kebun dan sawah, pada zaman
modern ini bercocok tanam dapat dilakukan pada lahan yang sempit.
Bercocok tanam memiliki beberapa manfaat yaitu seperti memenuhi
kebutuhan sehari-hari, meningkatkan perekonomian masyarakat, menyalurkan hobi,
dan menghemat biaya.
Berberapa metode bercocok tanam yang dapat dilakukan yaitu seperti
hidroponik, Aquaponik, vertikulur, dan tabulampot (tanaman buah dalam pot).
Penerapan konsep IPA (sains) dalam bercocok tanam pada lahan sempit dapat dilihat
dari beberapa aspek yaitu seperti aspek ekosistem. Metode cocok tanam pada lahan
yang sempit harus memerhatikan konsep ekosistem di dalamnya. Tanaman akan
dikombinasikan dengan beberapa organisme menguntungkan dengan komponen
abiotik yang telah divariasikan sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik; aspek
pertumbuhan dan perkembangan yaitu penerapan metode cocok tanam pada lahan
yang sempit tentu harus memerhatikan konsep pertumbuhan dan perkembangan
khususnya pada tumbuhan.; aspek perkembangbiakan pada tumbuhan yaitu
perkembangbiakan pada tumbuhan harus dipahami dikarenakan tumbuhan memiliki
perkembangbiakan yang bervariasi satu sama lainnya; aspek bioteknologi, Pada
penerapan metode cocok tanam umumnya manusia menggunakan tanah atau bumi
sebagai tempat untuk tumbuhan tumbuh. Namun, dengan adanya ilmu bioteknologi,
fungsi tanah atau lahan tanah dapat digantikan menggunakan media lainnya seperti
pasir, air, udara, batu krikil, sabut kelapa dan lain-lain, dengan memerhatikan nutrisi
yang diperlukan oleh tumbuhan.
3.2 Saran
Kami menyadari dalam menulis makalah ini masih terjadi banyak kesalahan
yang harus diperbaiki baik dalam penulisan maupun penyampaian, masih jauh dari
kata sempurna. Tentunya kami mengharapkan kritik dan saran dari makalah ini
agar menjadi lebih baik kedepannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Khalimatus Sa’diyah. 2020. Lahan Sempit Tetap Produktif dengan Hidroponik. [online].
(diupdate 3 Agustus 2020). http://kkn.undip.ac.id/?p=152471 (diakses 23 September
2022).
Hidayati. 2018. Pemanfaatan Lahan Sempit Untuk Budidaya Sayuran Dengan Sistem
Vertikultur. [online]. http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/pgbmu (diakses 23
September 2022).
Istiqomah, F., & Hidayah, E. R. (2018). Budidaya Hidroponik.
Syamsu Roidah Fakultas Pertanian Ida, I. (2014). Pemanfaatan Lahan Dengan
Menggunakan Sistem Hidroponik. Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO,
1(2).
Lestari, Rini Isnaini. 2020. 3 Cara Praktis Bercocok Tanam Di Lahan Sempit. [online].
http://cybex.pertanian.go.id/artikel/93233/3-cara-praktis-bercocok-tanam-di-lahan-
sempit/ (diakses 24 September 2022).
Syamsu Roidah. 2014. Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Hidroponik. vol
1
Isnawan, Bambang Heri Mulyono. 2016. Beberapa Sistem Hidroponik & Cara Budidaya
Tanaman Dengan Hidroponik Sistem Sumbu. Vol 2.

15

Anda mungkin juga menyukai