Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN URBAN FARMING PROJECT P5

Disusun guna memenuhi tugas project P5


“URBAN FARMING”

Wali Kelas:
Patar Marulitua Lumban Tobing, S.P., M.M

Oleh:
Kelompok 4
M. Arya Hanun Wasito
Dina Nazillah
Nabilla Raina Indrifasta
Erliana Icha Mawarni
Mutiara Kayla
Rizki Ahmad Ramadhan

KELAS X-DKV 1
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 40 JAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Patar Marulitua Lumban
Tobing, S.P., M.M sebagai wali kelas mata pelajaran Desain Komunikasi Visual
yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 8 November 2023

Ketua Kelompok 4
M. Arya Hanun Wasito

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 3
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 5
BAB II: PEMBAHASAN 6
2.1 Alat dan Bahan ……………….............................................................. 7
2.2 Langkah-langkah……………………………..…………………………. 7
2.3 Materi Ketiga……………………………………………………………
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Urban farming merupakan sebuah konsep pertanian di perkotaan, yaitu
segala kegiatan bertani yang diterapkan di lingkungan perkotaan dan hasilnya dapat
dikonsumsi langsung oleh warga yang hidup di kota. Kegiatan bercocok tanam pada
konsep urban farming sifatnya rekreatif karena disesuaikan dengan keadaan
lingkungan kota yang lahannya terbatas dan aktivitas warga kotanya yang sibuk
seperti belajar dan bekerja yang seiring dengan tumbuhnya pembangunan.

Pengetahuan penanaman dengan cara konvensionalnya yaitu menanam


tanaman dengan menggunakan media tanah dan cara hidroponik yaitu
memberdayakan air sebagai media tumbuh tanaman masih minim. Urban farming
sebagai konsep pertanian perkotaan yang saat ini diterapkan di perkotaan, masih
banyak yang kurang berminat, hal ini dapat dilihat dari fasilitas prasarana yang
didukung oleh pemerintah masih banyak yang terbengkalai dikarenakan belum
mengetahui tentang penerapan urban farming. Karena itu perlu adanya tindakan
lebih lanjut kepada masyarakat agar meningkatkan minatnya dan menerapkan di
kehidupan di perkotaan. Latar permasalahan mengenai urban farming penting untuk
dikaji lebih lanjut.

4
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam Urban Farming sangat banyak terjadi di wilayah
perkotaan Terlebih lagi wilayah perkotaan sebagian besar terdiri dari banyaknya
gedung-gedung dan polusi udara yang mengganggu proses urban farming. Rumusan
masalah dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Kurangnya lahan yang luas serta subur
b. Kurangnya pengetahuan tentang Urban Farming
c. Banyaknya sampah berserak yang menghambat Urban Farming
d. Persediaan media tanam yang sedikit
e. Perubahan Iklim yang ekstrim
f. Kurangnya kesadaran masyarakat

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari Urban Farming adalah untuk menghasilkan makanan di dalam
atau dekat dengan lingkungan perkotaan. Urban farming bertujuan untuk
memberikan akses yang lebih mudah dan murah terhadap makanan segar,
meningkatkan keberlanjutan pangan, mengurangi ketergantungan pada transportasi
jarak jauh, dan mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan oleh industri
pertanian konvensional. Urban farming juga memiliki tujuan sosial, yaitu untuk
meningkatkan kualitas hidup di perkotaan dengan menyediakan ruang hijau,
mempromosikan kegiatan sosial dan komunitas, serta menciptakan kesempatan
kerja dan pendapatan tambahan bagi penduduk perkotaan.

Selain itu, urban farming juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat


tentang pertanian, keberlanjutan, dan pentingnya mengkonsumsi makanan segar.
Dengan melibatkan masyarakat dalam proses produksi makanan, urban farming
dapat memperkuat hubungan antara manusia dan alam, serta meningkatkan
kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan pribadi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

Dalam P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dalam kurikulum kali


ini, Kelompok kami diberikan tugas Urban Farming dalam media tanam berupa
Polybag.
Polybag adalah plastik berbentuk persegi (saat posisi terlipat) dan berbentuk
tabung terbuka ke atas (saat samping dibuka), umumnya berwarna hitam yg
diperlukan untuk pembibitan/pembenihan tanaman. beberapa tanaman yang sering
menggunakan polybag untuk pembibitan tanaman untuk berkebun. Biasanya setiap
sisi polybag diberi lubang-lubang kecil untuk pembuangan air agar media tanam
dalam polybag tidak terlalu lembab. Dan juga sekarang penggunaan polybag makin
meluas, antara lain untuk budidaya tanaman hias, tanaman holtikultura, dan tanaman
yang berumur pendek. Peran plastik polibek disini sebagai pengganti pot.

Jenis tanaman yang akan kami tanam berupa kangkung. Kangkung, sebuah
tanaman yang tumbuh dengan cepat. Kangkung dapat ditanam dalam waktu sekitar
3-4 minggu setelah penanaman bibit. Penanaman secara langsung dapat dilakukan
bila jumlah benih cukup banyak. Sebelum ditanam, biasanya akan diamkan di air
terlebih dahulu sekitar kurang lebih 1 jam agar kandungan asam pada bibit tidak
terlalu tinggi. Bila ditanamkan secara langsung, maka kangkung tak akan bisa
tumbuh dan akan mati begitu saja. Jarak penanamannya pun sekitar 1-1,5 cm dari
bawah tanah dan sekitar kurang lebih 10-20 cm dari jarak biji pertama dengan
lainnya

6
2.1 Alat dan Bahan Urban Farming
Bahan;
1. Pupuk kandang dan tanah masing-masing 1 karung
2. Bibit kangkung secukupnya
3. air beras 500 ml
4. air putih 500 ml
5. Daun kering secukupnya

Alat;
1. 1 Plastik Polybag
2. 1 Botol Semprotan
3. Sarung Tangan Plastik

2.2 Langkah-Langkah Urban Farming


1. Sediakan alat dan bahan yang sudah di data
2. bukalah karung tanah dan pupuk kompos secara bersamaan perlahan (
hati-hati dalam membuka karung tersebut )
3. setelah membuka karung,pakailah sarung tangan tangan plastik agar tidak
kotor
4. sediakan polybag dan bukalah hingga membentuk sebuah pot
5. taruh seiktaran 5 genggam tangan masing-masing tanah dan pupuk terebut
ke polybag
6. campurkan tanah tersebut dengan merata dan perlahan dengan mengaduk
selama kurang lebih 5 menit
7. lalu taruh bibit kangkung ke dalam gelas plastik secara keseluruhan

7
8. tuang gelas gelas plastik tersebut dengan air putih sekitar 500 ml atau
setengah dari gelas plastik. (bila berwarna coklat\teh saat
pencampuran,cucilah sekali lagi dengan air bersih)
9. diamkan selama 1 jam agar kandungan keasaman pada biji kangkung
ternetralisis
10. tuangkan pupuk mutiara ke dalam tanah yang sudah dicampurkan di polybag
lalu aduk secara merata
11. buatlah lubang sekitar 1 cm di bawah tanah sebanyak 12 lubang dengan
tangan,berjarak 10 cm diantara lubang lainnya
12. taruhlah benih yang sudah direndam ke lubang tersebut dengan merata ( 1
lubang berisi 2 bibit kangkung )
13. tutuplah dengan tanah dan ratakan namun tidak terlalu menekan kebawah
14. media tanam polybag sudah bisa dilakukan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Urban farming adalah praktik pertanian yang dilakukan di perkotaan,
terutama di lahan terbatas seperti taman, atap bangunan, atau ruang dalam gedung.
Tujuannya adalah untuk memproduksi makanan secara lokal dan berkelanjutan.
Urban farming memiliki banyak manfaat, termasuk mengurangi jarak tempuh dan
jejak karbon dalam rantai pasokan makanan, meningkatkan aksesibilitas makanan
segar bagi penduduk perkotaan, mengurangi kebutuhan lahan pertanian yang luas,
dan meningkatkan keberlanjutan kota. Urban farming dapat dilakukan dengan
berbagai metode seperti pertanian vertikal, hidroponik, aquaponik, dan pertanian
atap. Metode ini memungkinkan pertanian dilakukan di lingkungan perkotaan yang
terbatas.

8
Urban farming juga dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat
perkotaan, terutama dalam komunitas yang rentan secara ekonomi. Ini dapat
membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat kota.
Meskipun urban farming memiliki potensi yang besar, ada juga tantangan yang
perlu diatasi, seperti keterbatasan ruang, pengelolaan air, pemilihan tanaman yang
tepat, dan kebijakan tata ruang yang mendukung.

Penting untuk mengintegrasikan urban farming ke dalam perencanaan


perkotaan yang holistik, dengan melibatkan pemerintah, masyarakat, dan sektor
swasta. Ini akan memastikan keberlanjutan jangka panjang dan kesuksesan urban
farming di masa depan. Dengan demikian, urban farming merupakan solusi yang
menarik untuk memenuhi kebutuhan pangan perkotaan dengan cara yang
berkelanjutan dan mendukung kemandirian lokal.

Anda mungkin juga menyukai