Wali Kelas:
Patar Marulitua Lumban Tobing, S.P., M.M
Oleh:
Kelompok 4
M. Arya Hanun Wasito
Dina Nazillah
Nabilla Raina Indrifasta
Erliana Icha Mawarni
Mutiara Kayla
Rizki Ahmad Ramadhan
KELAS X-DKV 1
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 40 JAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Patar Marulitua Lumban
Tobing, S.P., M.M sebagai wali kelas mata pelajaran Desain Komunikasi Visual
yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Ketua Kelompok 4
M. Arya Hanun Wasito
2
DAFTAR ISI
Hlm
COVER…………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 3
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 5
BAB II: PEMBAHASAN 6
2.1 Alat dan Bahan ……………….............................................................. 7
2.2 Langkah-langkah……………………………..…………………………. 7
2.3 Materi Ketiga……………………………………………………………
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam Urban Farming sangat banyak terjadi di wilayah
perkotaan Terlebih lagi wilayah perkotaan sebagian besar terdiri dari banyaknya
gedung-gedung dan polusi udara yang mengganggu proses urban farming. Rumusan
masalah dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Kurangnya lahan yang luas serta subur
b. Kurangnya pengetahuan tentang Urban Farming
c. Banyaknya sampah berserak yang menghambat Urban Farming
d. Persediaan media tanam yang sedikit
e. Perubahan Iklim yang ekstrim
f. Kurangnya kesadaran masyarakat
5
BAB II
PEMBAHASAN
Jenis tanaman yang akan kami tanam berupa kangkung. Kangkung, sebuah
tanaman yang tumbuh dengan cepat. Kangkung dapat ditanam dalam waktu sekitar
3-4 minggu setelah penanaman bibit. Penanaman secara langsung dapat dilakukan
bila jumlah benih cukup banyak. Sebelum ditanam, biasanya akan diamkan di air
terlebih dahulu sekitar kurang lebih 1 jam agar kandungan asam pada bibit tidak
terlalu tinggi. Bila ditanamkan secara langsung, maka kangkung tak akan bisa
tumbuh dan akan mati begitu saja. Jarak penanamannya pun sekitar 1-1,5 cm dari
bawah tanah dan sekitar kurang lebih 10-20 cm dari jarak biji pertama dengan
lainnya
6
2.1 Alat dan Bahan Urban Farming
Bahan;
1. Pupuk kandang dan tanah masing-masing 1 karung
2. Bibit kangkung secukupnya
3. air beras 500 ml
4. air putih 500 ml
5. Daun kering secukupnya
Alat;
1. 1 Plastik Polybag
2. 1 Botol Semprotan
3. Sarung Tangan Plastik
7
8. tuang gelas gelas plastik tersebut dengan air putih sekitar 500 ml atau
setengah dari gelas plastik. (bila berwarna coklat\teh saat
pencampuran,cucilah sekali lagi dengan air bersih)
9. diamkan selama 1 jam agar kandungan keasaman pada biji kangkung
ternetralisis
10. tuangkan pupuk mutiara ke dalam tanah yang sudah dicampurkan di polybag
lalu aduk secara merata
11. buatlah lubang sekitar 1 cm di bawah tanah sebanyak 12 lubang dengan
tangan,berjarak 10 cm diantara lubang lainnya
12. taruhlah benih yang sudah direndam ke lubang tersebut dengan merata ( 1
lubang berisi 2 bibit kangkung )
13. tutuplah dengan tanah dan ratakan namun tidak terlalu menekan kebawah
14. media tanam polybag sudah bisa dilakukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Urban farming adalah praktik pertanian yang dilakukan di perkotaan,
terutama di lahan terbatas seperti taman, atap bangunan, atau ruang dalam gedung.
Tujuannya adalah untuk memproduksi makanan secara lokal dan berkelanjutan.
Urban farming memiliki banyak manfaat, termasuk mengurangi jarak tempuh dan
jejak karbon dalam rantai pasokan makanan, meningkatkan aksesibilitas makanan
segar bagi penduduk perkotaan, mengurangi kebutuhan lahan pertanian yang luas,
dan meningkatkan keberlanjutan kota. Urban farming dapat dilakukan dengan
berbagai metode seperti pertanian vertikal, hidroponik, aquaponik, dan pertanian
atap. Metode ini memungkinkan pertanian dilakukan di lingkungan perkotaan yang
terbatas.
8
Urban farming juga dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat
perkotaan, terutama dalam komunitas yang rentan secara ekonomi. Ini dapat
membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat kota.
Meskipun urban farming memiliki potensi yang besar, ada juga tantangan yang
perlu diatasi, seperti keterbatasan ruang, pengelolaan air, pemilihan tanaman yang
tepat, dan kebijakan tata ruang yang mendukung.