Anda di halaman 1dari 9

TUGAS LITERASI

JUM’AT, 23 FEBRUARI 2024


Dari: Drs. Indro Pranoto selaku Guru Bahasa Indonesia

Nama: Nabilla Raina Indrifasta


Kelas: X-DKV 1
Absen: 25
Langkah -Langkah Jum’at Literasi di kelas masing-masing
Jum’at 23 April 2024

1. Tentukan tema yang kalian angkat menjadi produk literasi (temanya bebas)
2. Bacalah buku yang nantinya akan dijadikan hasil literasi. (carilah melalui google atau buku
perpustakaan)
3. Tuliskanlah hasil literasi yang kalian sudah baca berupa: synopsis, resume/kesimpulan,
tanggapan, kritik, puisi, cerita inspiratif atau dalam bentuk lainnya.
4. Hasil literasi haruslah dibuat dalam bentuk hardcopy (diprint) dikertas ukuran A4 dalam
bentuk tulisan timenew roman 12
5. Dikerjakan secara individu, jangan lupa dituliskan nama dan kelasnya
6. Hasil literasi tersebut mohon dikumpulkan oleh penanggungjawab kelas .
7. Adapun hasil literasi yang berupa konsep boleh dibacakan di depan kelas dipandu oleh
bapak ibu guru di jam pertama atau wali kelas.
8. Nantinya hasil literasi yang belum dibacakan untuk selanjutnya akan dibacakan secara
bergiliran di jumata literasi berikutnya.
9. Konsep literasi yang dibuat secara tertulis boleh menggunakan Bahasa nonformal namun
dalam koridor yang baik dan benar serta santun
10. Bagi bapak ibu wali kelas 10 dan kelas 11 bagi siswa yang membacakan mohon
dituliskan Namanya yang nantinya akan dinilai lebih.
11. Nantinya hasil literasi akan dijadikan sebagai materi majalah sekolah dan majalah dinding
12. Untuk kegiatan mencari materi literasi seperti buku fiksi dan non fiksi atau buku yang
lainnya boleh dilakukan mulai dari sekarang.
Hasil dari Tugas Literasi yang diberikan:

→ Buku yang dipilih untuk menjadi bahan literasi:

Informasi tentang buku di atas:


● Judul Buku versi Asli: “No Longer Human (人間失格 Ningen Shikkaku)
● Judul Buku versi Penerjemah: Gagal menjadi Manusia
● Penulis: Dazai Osamu (太宰 治)
● Penerjemah: Asri Pratiwi Wulandari
● Genre: Semi-Autobiografi
● Tahun Penerbit: 1948(Jepang), dan 2020(indonesia)
● Jumlah Halaman: 156 halaman
● Ukuran Buku: 19×13 cm
● Harga Buku: Rp 63.000,00
● Nomor Edisi: ISBN 978-623-7351-30-6
● Tahapan Percetakkan:
o Cetakan pertama, Maret 2020
o Cetakan kedua, Maret 2020
o Cetakan ketiga, Junı 2020
o Cetakan keempat, Oktober 2020
o Cetakan kelima, Desember 2020
o Cetakan keenam, Mei 2021
o Cetakan ketujuh, Juli 2021
o Cetakan kedelapan, Oktober 2021
o Cetakan kesembilan, November 2021
o Cetakan kesepuluh, November 2021
o Cetakan kesebelas, November 2021
o Cetakan kedua belas, Januari 2022
→ Pendahuluan

Gagal Menjadi Manusia adalah sebuah novel terjemahan dari penulis sastra klasik Jepang
yang terkenal yaitu Osamu Dazai dengan judul asli Ningen Shikkaku. Novel ini pertama kali
terbit bulan Juni 1948 yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Inggris 10 tahun kemudian.
Novel ini dianggap sebagai semi-autobiografi dari Osamu Dazai sendiri karena banyak
kemiripan dalam kehidupannya dan merupakan tulisan terakhirnya sebelum ia bunuh diri.
Novel yang berbentuk autobiografi ini telah disadur dalam berbagai bentuk karya lain seperti
anime maupun film. Dalam novel yang pertama kali terbit dalam bahasa Jepang dengan judul
Ningen Shikkaku ini, Dazai memilih topik bagaimana manusia selaku tokoh utama dalam
novel ini bernama Oba Yozo menjalani hidup dengan rasa takut. Rasa takut yang tak bisa
hilang. Terus melekat. Rasa takut yang membuatnya gagal menjadi manusia, atau konstruksi
manusia itu sendiri soal kehidupan.

→ Sipnosis (Lengkap)

Novel Gagal Menjadi Manusia diceritakan dalam bentuk buku catatan yang ditinggalkan oleh
Ōba Yozo ( 大 庭 葉 蔵 ) , seorang lelaki bermasalah yang tidak mampu mengungkapkan jati
dirinya kepada orang lain, dan yang, sebaliknya, mempertahankan fasad kegembiraan
kosong. Karya ini terdiri dari tiga bab, atau "memorandum", yang menceritakan kehidupan
Ōba dari masa kecilnya hingga akhir dua puluhan. Kisah di dalam novel ini ditulis dengan
bab Prolog dan Epilog, lebih pendek, dari sudut pandang pengamat netral, yang melihat tiga
foto Ōba dan akhirnya melacak salah satu karakter yang disebutkan dalam buku catatan yang
mengenalnya secara pribadi. Berikut ialah isi dari "memorandum" :

a. Memorandum Pertama: Diatasi dengan perasaan alienasi dan keberbedaan yang intens
dan merasa hampir mustahil untuk memahami orang-orang yang mengelilinginya
yang hidup dalam egoisme dan itikad buruk , Ōba tidak dapat melakukan apa-apa
selain menggunakan gaya lawak untuk menjalin hubungan antarpribadi. Dia
dilecehkan oleh pelayan laki-laki dan pelayan perempuan selama masa kecilnya,
tetapi memutuskan bahwa melaporkannya tidak akan berguna.
b. Memorandum Kedua: Ōba menjadi semakin khawatir akan potensi penetrasi fasadnya
yang ceria oleh teman sekolahnya Takeichi, yang melihat melalui lawakan palsu. Ōba
berteman dengannya untuk mencegah Takeichi mengungkapkan rahasianya. Saat ia
menunjukkan kepada Takeichi lukisan-lukisan seperti Amedeo Modigliani yang
seperti hantu , ia menyadari bahwa beberapa seniman mengekspresikan kebenaran
batin dari kekejaman manusia melalui trauma mereka sendiri. Ōba melukis potret diri
yang diilhami oleh para seniman ini, yang sangat mengerikan sehingga dia tidak
berani menunjukkannya kepada siapa pun kecuali Takeichi, yang menghargai gambar
itu. Dia mengabaikan studinya di universitas, karena takut akan kehidupan kolektif.
Di bawah pengaruh seorang rekan seniman yang ditemuinya di kelas melukis, Horiki,
ia turun ke lingkaran minum-minum, merokok, dan prostitusi, yang berpuncak cinta
satu malam dengan seorang wanita yang sudah menikah dengan siapa ia berusaha
melakukan bunuh diri ganda dengan cara tenggelam. Meskipun dia selamat, tetapi
wanita itu meninggal, ia meninggalkannya dengan perasaan bersalah yang luar biasa.

c. Memorandum Ketiga, Bagian Satu: Ōba dikeluarkan dari universitas, dan berada di
bawah asuhan seorang teman keluarga. Dia mencoba untuk memiliki hubungan
normal dengan seorang ibu tunggal, melayani sebagai ayah pengganti untuk gadis
kecilnya, tetapi meninggalkan mereka demi tinggal bersama nyonya bar yang
dilindunginya. Sejak itu ia mencoba untuk percaya arti masyarakat bagi seorang
individu adalah untuk melarikan diri dari perilaku menyakiti diri sendiri. Dia banyak
minum, terinspirasi oleh Rubaiyat Omar Khayyam. Kemudian, dia jatuh ke dalam
hubungan dengan Hiiragi, seorang wanita muda dan naif yang ingin dia berhenti
minum.

d. Memorandum Ketiga, Bagian Dua: Berkat pengaruh kuat Hiiragi pada hidupnya, Ōba
berhenti minum dan menemukan pekerjaan yang menguntungkan sebagai kartunis.
Kemudian Horiki muncul, mengubah Ōba menjadi perilaku menyakiti diri sendiri
lagi. Lebih buruk lagi, pada saat mengingat Kejahatan dan Hukuman oleh Dostoevsky
ketika dia membahas antonim kejahatan dengan Horiki, Ōba menjadi terasing dari
istrinya setelah sebuah insiden di mana dia secara seksual dianiaya oleh seorang
kenalan biasa. Seiring waktu OBA menjadi peminum alkohol dan kecanduan morfin,
takut berakibat fatal ia merasa menghadapi serangan dari istrinya. Dia akhirnya
dikurung di rumah sakit jiwa dan, setelah dibebaskan, pindah ke tempat yang
terisolasi, mengakhiri cerita dengan mati rasa refleksi diri setelah keputusasaan yang
mendalam.

→ Kesimpulan dari seluruh isi novel

Gagal Menjadi Manusia adalah novel kedua dari penulis Jepang terkemuka pascaperang,
Osamu Dazai. Ia menceritakan kisah pedih dan mempesona seorang pemuda bernama Oba
Yozo yang terperangkap di antara terpecahnya tradisi keluarga bangsawan Jepang Utara dan
dampak munculnya gagasan Barat. Novel ini terdiri dari 3 buah buku catatan Oba Yozo yang
lahir di sebuah desa terpencil di wilayah utara Jepang dan tumbuh dalam sebuah keluarga
berkecukupan. Ayahnya merupakan seorang pengusaha sukses yang sering bepergian ke luar
kota. Sifat kakaknya yang tak humoris dan sering sok dewasa membuat Yozo tak begitu
peduli dengannya. Keluarga besarnya sangat materialistik, sementara tetangga-tetangganya
adalah orang-orang yang gemar berbicara moral dan permasalahan ekonomi-politik.
Dibesarkan dalam situasi seperti itu, Yozo tumbuh dalam keterasingan. Karena itulah ia
kemudian merasa “gagal menjadi manusia”. Dazai menulis dengan penuh senda gurau, ironi,
kesedihan, hingga penghancuran diri. Dia dikelompokkan bersama Ango Sakaguchi dan Jun
Ishikawa sebagai penulis angkatan gesaku baru dan buraiha. Sejak masih di bangku kuliah,
Dazai berulang kali mencoba bunuh diri atau bunuh diri bersama (shinju). Pada 13 Juni 1948,
ia tewas bunuh diri bersama Tomie Yamazaki kekasihnya, setelah menenggelamkan diri di
Sungai Tama. Namun hanya dirinya yang selamat dan hal tersebut membuatnya sangat
depresi hingga akhir hayatnya saat usia baru 27 tahun.

→ Pesan yang bisa disampaikan

Kita tidak boleh menganggap bahwa diri kita gagal, padahal kita belum mencoba apapun.
Kegagalan adalah hal yang wajar dalam berupaya untuk mencapai keberhasilan.
Kadang-kadang, kita cenderung meremehkan potensi dan kemampuan yang kita miliki hanya
karena takut gagal, padahal kita belum mencoba. Hal ini menjadi pengingat bahwa keyakinan
dalam diri sangat penting untuk menghadapi tantangan hidup. Selain itu, pesan untuk tidak
membiarkan pikiran negatif dari orang lain merusak kepercayaan diri kita mengajarkan
bahwa kita memiliki kendali atas bagaimana kita merespons opini dan pandangan orang lain.
di sekitarmu. Dan menghindari atau menekan masalah dengan cara yang tidak sehat, seperti
mabuk-mabukan, menyoroti pentingnya menghadapi masalah secara langsung dan dewasa.
Ini mengingatkan kita bahwa masalah yang dihadapi harus dihadapi dan diselesaikan dengan
cara yang benar, bukan dihindari atau ditekan. Hal ini mengajak kita untuk memiliki sikap
yang lebih positif, bertanggung jawab terhadap diri sendiri, dan menghadapi masalah dengan
kedewasaan.

→ Tanggapan

Kelebihan buku inilah dapat terlihat dari terjemahannya, penerjemah sangat mendalami karya
Dazai Osamu dan menerjemahkannya dengan sangat baik. Dan juga buku ini mengajarkan
beberapa hal mengenai kesehatan mental pada seseorang yang sering kali diabaikan oleh
orang – orang. Di zaman yang serba cepat dan kompleks ini, masalah seperti kesehatan
mental ini sering kali dianggap sebelah mata. Juga dalam membaca novel ini kita bisa
merasakan apa yang dialami dalam cerita itu sungguh sangat nyata karena mengambil latar
belakang dan kisahnya dibawa dalam kehidupan kita. Walau hanya terdiri dari 156 halaman,
buku ini sukses membuat para pembaca merasakan membaca buku yang tebal dan tergolong
sederhana pembawaan ceritanya namun dibuat menarik karna banyaknya plot twist yang tak
terduga membuat cerita ini semakin menarik. Banyak sekali nilai humanisme/kemanusiaan
dan positif yang bisa kita ambil. Buku ini juga bisa mengenal tentang kesastraan Jepang yang
begitu untuk dan menarik untuk dibaca.

→ Kritikkan

Sebaiknya, pembawaan tulisan yang ada di novel tersebut jangan terlalu banyak kalimat
berumpanan. Tulisan dalam novel ini sangat bombastis karena banyak kata dan ucapan yang
indah seta muluk namun sebenarnya juga tidak ada artinya yang membuat para pembaca
merasa kesulitan untuk mencerna kata-kata yang tertulis dalam buku itu. Isi dari buku ini
cukup terbilang sangat "Gelap" dan tidak untuk disarankan untuk orang-orang yang memiliki
kelainan atau gangguan mental. Mengapa demikian? Karna isi dari buku ini menceritakan
semua sisi gelap dan berantaknya kehidupan manusia secara detail yang bisa memicu hal-hal
yang negatif untuk para pembaca. Bahkan dalam pembukaan novelnya saja sudah dituliskan
oleh seorang psikiater bernama dr.Jiemin Ardian yang mengungkapkan di akun twitternya
yang berkata "Buku Gagal Menjadi Manusia ini bener bener bagus. Bisa bikin saya yang
tenang jadi gelisah bacanya, merasakan sakit dari penulis Tapi bukunya penuh trigger, jadi
nggak disarankan buat teman teman yang sedang mengalami isu kesehatan jiwa ya”

→ Syair (ada di dalam novel tersebut)

Buang waktu berdoa yang tak beri apa


Buang jauh penyebab duka
Basuh mimpi dengan seteguk suka
Lupakan sukar semalam saja

Berbekal takut dan gelisah


pada dosa besar yang mereka ciptakan
kepala mereka tak kenal lelah
mewaspadai pembalasan alam kematian

Panggil seleguk anggur, sirami hati dengan damai dan syahdu


Tetapi pagi terbit dingin dan sendu
Anehnya dalam semalam
Semua jadi masam

Tiada guna pusingkan pembalasan, maka berhentilah


Gema genderang perang bersigaduh, tabuhnya terlalu jauh untuk buat gundah
Kalau terkentut saja terhitung dosa
Manusia mana yang masuk surga

Apa betul dalam hidup kebenaran adalah pengarah?


Kalau begitu pada medan perang yang bersimbah darah
Pada ujung belati pembunuh gelap
Kebenaran apa yang bisa hinggap?
Manakah petunjuk kehidupan?
Manakah cahaya kearifan?
Yang indah juga yang ngeri ialah samsara
Insan lemah dibebani sengsara

Hanya gara-gara ditanami benih-benih hasrat


Hanya dikutuk mana dosa masa azab mana bajik mana mudarat
Tak bisa apa, hanya terus dilanda tanya
Hanya terus tiada daya upaya untuk menaklukkannya

Kemanakah kau melangkah tanpa ingat pulang?


Adakah sanggah, timbang, dan pikir ulang?
Duh, bayangan semu dalam mimpi gamang
Sungguh, tanpa anggur aku meriang

Lihatlah angkasa tak terhingga


Sebuah titik terapung di ruang ternganga
Apa benar Bumi ini berotasi?
Rotasi, revolusi, boleh juga inversi

di mana pun kurasakan daya mahakuasa


di setiap negeri, di setiap bangsa
kutemukan kemanusiaan yang sama
yang sesat hanya aku saja

Semua keliru dalam tafsir,


Mitka tercipta budi dan bijaksana
Doging dilarang, anggur kafir
Cukup, Mustafa Pergt sana!

Anda mungkin juga menyukai