RESENSI BUKU “SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT”
Judul Asli : The Subtle Art Not Giving F*Ck
Judul : Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodoamat Penulis : Mark Manson Penerjemah : F. Wicaksono Penerbit : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Tahun Terbit: 2018 Tebal Buku : 246 Halaman Sebuah buku yang berjudul Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat dengan judul asli The Subtle Art Of Not Giving A F*ck merupakan karya pertama Mark Manson. Dia merupakan blogger sejak tahun 2009. Buku tersebut membuatnya semakin dikenal publik dan masuk daftar buku best seller The New York Times dan Washington Post. Buku ini menceritakan tentang Harles Bokowski seorang pecandu alkohol senang bermain perempuan, pejudi, kasar, kikir, dan tukang utang. Ia bercita-cita menjadi seorang penulis. Karya Bukowski selalu di tolak oleh hampir setiap majalah, tetapi hal tersebut tidak membuat nya menyerah ia tetap menulis dan membuat puisi. Tumpukan kertas-kertas yang berisi penolakan, cacian, tentang karyanya. Tiga puluh tahun berjalan hampir seluruh waktunya dalam bayang-bayang alkohol, narkoba, judi, dan pelacuran, hingga pada usia 50 tahun seorang editor di sebuah penerbitan menaruh minat yang aneh terhadap dirinya. Sampai akhirnya ia sukses dengan judul novel pertama post office 'Didedikasikan untuk tak seorang pun'. Popularitasnya melampaui harapan setiap orang. Walaupun ia sudah sukses ia tetap menjadi dirinya sendiri minum alkohol, menggunakan narkoba, main perempuan dan lain sebagainya. Sukses tidak mengubah hidupnya menjadi pribadi yang lebih baik Baginya cuek dan masa bodoh adalah cara sederhana untuk mengrahkan kembali ekspetasi hidup dalam memilih apa yang penting karna pada intinya hidup hanyalah rentetan masalah yang tidak ada ujungnya. Novel ini adalah kisah nyata dari hidupnya yang sulit dan karena itulah ia menjadi semakin kuat dalam meraih cita-cita Secara garis besar, buku dengan sampul berwarna orange tersebut membahas bahwa dalam hidup ada sesuatu yang harus diprioritaskan dan dianggap penting. Banyak hal yang selalu mengganggu pikiran kita sebagai manusia sampai mendorong untuk melakukan sesuatu yang tidak mencermikan diri sendiri hanya karena merasa kurang dari yang lain. Padahal hal itu bukanlah aspek yang berpengaruh dalam hidup dan proses seseorang. Karenanya sikap masa bodo diperlukan dalam menyaring mana yang penting dan tidak. Buku ini terdiri dari 9 bab disertai kutipan-kutipan yang sangat menarik. “Masa bodoh bukan berarti menjadi acuh tak acuh, masa bodoh berarti nyaman saat menjadi berbeda,” adalah salah satu kutipan dari buku tersebut yang menjadi gambaran secara menyeluruh maksud masa bodo pada judul. Namun jika mengatakan masa bodo pada sesuatu harus ada pertanggung jawaban berupa hal lain yang menjadi prioritas dan lebih penting dari sekedar hal yang dimasa bodokan tadi. Setiap bagian dilengkapi dengan tokoh-tokoh inspiratif yang banyak dikenal atau perumpamaan yang membuat kita untuk sepemikiran dengan penulis. Hal itu membuat maksud yang ingin penulis sampaikan lebih mudah dipahami. Sangat inspiratif untuk membuka pemikiran mainstream yang terlalu bersifat mimpi. Namun bahasa yang digunakan cukup berat hingga tidak semua kalangan akan mudah memahami isi buku ini. Dan di akhir buku, Mark membawa kita ke alam mimpi dengan banyak ekspektasi yang bertolak belakang dengan penjelasan sebelum-sebelumnya yang memotivasi secara realistis.