Anda di halaman 1dari 2

Resensi Buku

Sebuah Seni Untuk Bersifat Bodo Amat

Judul Asli : The Subtle Art Of Not Giving F*ck


Judul : Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat
Penulis : Mark Manson
Alih Bahasa : F. Wicakso
Penyunting : Adinto F.Susanto
Penerbit : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Tahun terbit : 2018
Cetakan ke :7
Jumlah Halaman: 243
Harga Buku : Rp67.000,00

Sebuah seni untuk bersikap bodo amat dengan judul asli the subtle art of not giving a
f*ck merupakan karya pertama Mark Manson. Dia merupakan blogger sejak tahun 2009 dan
mendulang sukses dengan jumlah pengunjung dua juta orang setiap bulannya. Dan buku
tersebut membuatnya semakin dikenal publik dan masuk daftar buku best seller The New
York Times dan Washington Post.
Buku dengan sampul berwarna orange tersebut secara garis besar membahas bahwa
dalam hidup ada sesuatu yang harus diprioritaskan dan dianggap penting. Banyak hal yang
selalu mengganggu pikiran kita sebagai manusia sampai mendorong untuk melakukan
sesuatu yang bukan diri sebenarnya hanya karena merasa kurang dari yang lain. Padahal hal
itu bukanlah aspek yang berpengaruh dalam hidup dan proses seseorang. Karenanya sikap
masa bodo diperlukan dalam menyaring mana yang penting dan tidak.
“Masa bodoh bukan berarti menjadi acuh tak acuh, masa bodoh berarti nyaman saat
menjadi berbeda,” adalah salah satu kutipan dari buku tersebut yang menjadi gambaran
secara menyeluruh maksud masa bodo pada judul.
Namun tentu saja jika mengatakan masa bodo pada sesuatu harus ada pertanggung
jawaban berupa hal lain yang menjadi prioritas dan lebih penting dari sekedar hal yang
dimasa bodokan tadi.
Buku ini menampar ekspektasi kehidupan yang selalu menuntun kita bahwa
melakukan hal positif akan selalu membawa hasil yang baik sedangkan sebaliknya akan
terjadi jika itu hal negatif.
Dibandingkan dengan angan- angan, buku ini lebih cocok kepada realita yang terjadi
di lapangan dan hidup kita sendiri. Itulah mengapa dalam proses membaca sering kali kita
akan berpikir “Ia yah,” dan mulai menerima hal yang pada awalnya kita rasa janggal.
Setiap bagian dilengkapi dengan kasus nyata tokoh- tokoh inspiratif yang banyak
dikenal atau perumpamaan yang memaksa kita untuk sepemikiran dengan penulis. Hal itu
membuat maksud yang ingin penulis sampaikan lebih mudah dipahami. Sangat inspiratif
untuk membuka paradigma pemikiran mainstream yang terlalu bersifat mimpi.
Namun bahasa dan analogi yang digunakan cukup berat hingga tidak semua kalangan
akan mudah memahami isi buku ini. Konsistensi penulis diawal sampai pertengahan akhir
yang menonjolkan bahwa dia bukanlah orang yang memotivasi dan memberi semangat untuk
maju seperti motivator pada umumnya. Namun diakhir buku malah terlihat sebaliknya, Mark
malah membawa kita ke alam mimpi dengan sejuta ekspektasi.

Anda mungkin juga menyukai