Anda di halaman 1dari 4

SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT

(essay ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti
DAMNAS PC IMM Kota Tasik Malaya)

oleh
Okta Irjun Saputra

PC IMM LAMPUNG UTARA


DESEMBER 2020
(REVIEW BUKU) Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat, Karya Mark Manson

by Okta Irjun Saputra

Mungkin kita akan dibuat bingung dan bertanya-tanya ketika membaca judul buku ini. Memang untuk
bersikap bodo amat ada seninya? Memang untuk bersikap bodo amat itu harus berseni ya? Apa sih yang
dimaksud Mark Manson dalam bukunya ini?

Tentang Pengarang

Bicara tentang penulis, Mark Manson memulai karir di dunia digital sebagai seorang blogger sejak tahun
2009. New Yorker ini mendulang sukses dengan blog-nya yang telah dikunjungi sekitar dua juta orang
setiap bulan. Mark kembali mencuri perhatian publik saat buku The Subtle Art of Not Giving a F^ck terbit
dan masuk dalam daftar buku best seller The New York Times dan Washington Post. Belum lama ini,
akhirnya buku terjemahan dalam Bahasa Indonesia diterbitkan dengan judul Sebuah Seni untuk Bersikap
Bodo Amat.
Korelasi Seni dan Bodo Amat

Lalu, apa hubungannya seni dengan bersikap bodo amat? Bukan untuk menyuruh para pembaca
sepenuhnya masa bodoh terhadap segala sesuatu. Justru, Mark ingin membuka pikiran kita bahwa ada
hal-hal penting yang dirasa tidak perlu dipersoalkan dalam hidup. Dalam buku bersampul orange ini,
Mark akan membantu kita untuk lebih cuek pada hal-hal yang kurang penting melalui tiga seni.

Kunci dari seni pertama adalah masa bodoh terhadap segala halangan dan perjuangan dalam mencapai
sesuatu yang kita inginkan. Seharusnya kita hadapi dan nikmati saja karena dalam mengejar suatu
pencapaian, pasti ada saja rintangan yang muncul. Seni kedua, temukan hal-hal penting dan berarti
untuk diprioritaskan sehingga kamu bisa lebih mudah untuk masa bodoh pada hal-hal sepele. Adapun
seni ketiga mempertegas seni sebelumnya, yakni kita mulai dapat memilah mana yang lebih penting saat
beranjak dewasa. Walaupun hal penting itu tampaknya sederhana, tetapi kita bisa tetap bahagia dengan
kesederhanaan itu.

Mark Manson menuangkan gagasan dan argumentasinya dengan lugas dan terstruktur. Tidak lupa
dipertegas dengan cerita-cerita tentang pengalaman hidupnya. Mark juga menambahkan sejumlah kisah
nyata dari beberapa tokoh yang barangkali belum pernah didengar, seperti Charles Bukowski, Dave
Mustaine, dan William James. Berbagai analogi yang disajikan Mark pun mungkin akan membuat para
pembaca berkata dalam hati, “Iya juga ya!”.

Kesimpulan
“This book will not teach you how to gain or achieve, but rather to lose and let go. It will teach you to
take inventory of your life and scrub out all but the most important items. It will teach you to close your
eyes and trust that you can fall backwards and still be okay”.

In a nutshell, buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat sangat cocok untuk kamu yang sedang
mencari makna hidup atau yang merasa sedang berada dalam titik terendah kehidupan.

Buku self improvement ini sekiranya dapat menyegarkan pandangan kita terhadap segala sesuatu yang
lalu-lalang dalam kehidupan. It's just so inspiring!

Anda mungkin juga menyukai