Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muchammad Sabbich Thoriqillah

NIM : 230211601992
Offr :C

Pertemuan Kelam dalam Novel Namaku Alam


Mengupas Isi Novel Dalam Acara Bincang Buku

Sekilas Isi Dan Penjelasan Novel

Bukan tanpa alasan seorang anak kecil ditodong senapan oleh seorang lelaki dewasa. Memang Alam
memiliki nasib hidup tidak seberuntung teman-temannya. Sejak kecil ia dicerca sebagai anak 'pengkhianat
negara'. Bernama lengkap Segara Alam, terlahir dari rahim seorang ibu yang selalu kuat melindungi anak-
anaknya dari kejamnya dunia. Alam memiliki 2 saudara bernama Kenanga dan Bulan. Pertemuan kelam Segara
Alam bermula ketika sang bapak dieksekusi mati oleh eksekutor tentara pada 18 Mei 1970.

Ketika Alam masih duduk dibangku sekolah menengah atas, dia mempunyai teman dengan nasib yang
hampir sama, ia adalah Bimo. Keduanya mengalami hal buruk ketika berada di SMA pertamanya, hingga akhirnya
mereka pindah disalah satu SMA terkemuka, terkenal memiliki murid-murid dengan pemikiran kritis yang apabila
berdebat mereka mampu menyaingi para mahasiswa pada umumnya, sekolah itu bernama SMA Putra Nusa.
Disinilah Alam dan Bimo menjumpai guru-guru yang tidak terfokus pada latar belakang keluarga siswa, melainkan
melihat kemampuan siswa itu sendiri.

Dari sepenggal isi novel namaku alam diatas, penulis menggambarkan seorang tokoh bernama sagara
alam yang merupakan interpretasi dari beberapa pengalaman anak mantan tapol. Penulis menjadikannya sebagai
tokoh utama. Bukan tanpa sebab, melainkan karena dalam diri segara alam terdapat keistimewaan yang tidak
dimiliki saudara-saudaranya yakni photographic memory. Dari kelebihan itulah tokoh Alam memiliki segudang
pertemuan dengan kelam sejarah indonesia di masa orde baru.

Dalam novel, penulis juga menggambarkan bahwa Segara alam memiliki kecerdasan tinggi dengan
dibuktikannya sebagai salah satu siswa SMA Putra nusa, merupakan gambaran sekolah SMA ideal menurut
penulis. SMA Putra Nusa dalam novel dijadikan penulis sebagai bahan renungan bagi pembaca perihal kondisi
pendidikan sekarang ini. Sehingga diharapkan para pembaca dari kalangan remaja maupun dewasa bisa sadar
bahwa realita pendidikan pada jenjang SMA di negara ini memiliki banyak kekurangan, mulai dari segi tenaga
pendidik dan fasilitas pendukung pembelajaran.

Tentang Penulis

Penulis Novel Namaku Alam ini Bernama Leila Salikha Chudori, biasa dipanggil Bu Leila,
merupakan sastrawan kelahiran 12 Desember 1962. Beliau pernah menempuh Pendidikan di
lester B. Pearson Colage, United Wprd College, British Columbia yang kemudian beliau
melanjutkan studynya ke Trent University, Peterborough, Kanada. Bu Leila telah menciptakan
beberapa karya yang telah dipublis berbagai media sejak beliau berusia 12 tahun. Salah satu
karya beliau yang telah mendunia adalah kumpulan cerpen Malam Terakhir yang
diterjemahkan ke dalam Bahasa Jerman De Letzte Nacht (Horleman Verlag).

Pada Tahun 2012, Bu Leila menerbitkan novel berjudul Pulang yang menceritakan tentang
empat wartawan Indonesia yang tidak bisa Kembali ke Indonesia setelah tragedy 1965. Novel
ini telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan terbit dengan judul Home (terjemahan John H.McGlynn,
diterbitkan oleh Yayasan Lontar dan oleh Deep Vellum, AS). Selain Bahasa Inggris, novel ini sudah diterjemahkan
ke dalam Bahasa Prancis, Belanda, Jerman, dan Italia. Berselang 5 tahun, Beliau meluncurkan karya berupa
novel juga berjudul Laut Bercerita.Novel ini menceritakan tentang para aktivis yang diculik pada tahun 1998 dan
belum Kembali sampai detik ini.

Novel terbaru Bu Leila yang terbit pada tahun 2023 ini berjudul Namaku Alam. Novel ini baru terbit satu
jilid. Beliau menjelaskan bahwa aka nada jilid kedua yang nantian akan membahas kehidupan Alam dimasa
Dewas. Beliau memaparkan (pada acara bincang buku, sabtu 25 November 2023) bahwa novel ini adalah novel
dengan tingkat kesulitan pembuatannya paling rumit diantara novel-novel yang beliau terbitkan sebelumnya.
Dalam penyusunan novel ini, beliau mencari beberapa narasumber untuk diwawancarai seputar peristiwa di tahun
65 yang nantinya Alam adalah hasil interpretasi dari wawancara tersebut. Novel ini memiliki ending berupa
kegelapan dan harapan. Kegelapan yang dimaksud adalah yang tertanam pada diri Alam. Sampai kapanpun Alam
akan selalu membawa sejara Indonesia yang tidak tercantum dalam buku sejara resmi Indonesia. Harapan yang
disampaikan dalam ending novel ini adalah ditahun 1998, para penyintas sudah mulai bersuara baik melalui
wawancara media maupun buku.

Kesimpulan

Pada Acara bincang buku novel Namaku Alam memberikan wawasan dan membuka mata kita tentang
bagaimana buku sejarah Indonesia yang beredar hingga sekarang ini masih menyembunyikan beberapa fakta
sejarah yang tentu sangat berharga. Ditambah lagi pada acara tersebut tidak hanya dhadiri oleh kalangan
mahasiswa saja, namun para saksi sejarah di masa orde baru juga turut hadir, bahkan berkesempata memberikan
sepatah quotes berbunyi, “berjuang tak harus happy ending”. Quote tersebut memberikan notice kepada kita
bahwa kehidupan para pejuang dimasa orde baru terkadang ber ending mati ditangan eksekutor tentara. Melalui
buku namaku alam, penulis mecoba menyampaikan fakta sejarah yang tidak tercatat.

Anda mungkin juga menyukai