Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sakhaa Nadrata Zikra

Kelas : XI IPS 4

Perintah Tugas!
1. Bacalah novel “Bumi Manusia” pada e-book yang telah diberikan minggu lalu.

Assalamualaikum,
Jadwal pembelajaran daring mapel Bahasa Indonesia yaitu
hari: Jumat , 9 April 2021

Untuk penilaian keterampilan teks resensi kali ini adalah membuat sebuah resensi dari
bacaan yang telah saya sediakan.

Oleh karena itu, mumpung lagi #dirumahaja ada bahan bacaan yang harus dituntaskan
yaitu satu buah novel yang berjudul Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.
Kalian bisa buka e-book yang telah saya sediakan http://gudangebookz.blogspot.com/?
m=1
Dibaca tuntas, ya! Nanti ada tugas terkait novel tersebut.

Tahapannya:
1. Buka link http://gudangebookz.blogspot.com/?m=1
2. Pilih/klik e-book (novel) yang berudul Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer
3. Klik "direct download"
4. Novel sudah siap untuk dibaca
5. Selamat membaca!

2. Setelah membaca, buatlah sebuah resensi dari novel tersebut dengan memperhatikan
unsur-unsur dan kebahasaan teks resensi

3. Perhatikan format penulisan:


a. Jenis Teks : Times New Roman
b. Ukuran Tulisan : 12
c. Rata kanan-kiri
d. Spasi : 1,5

4. Buatlah resensi tersebut dengan baik dan bukan hasil copas dari internet

5. Contoh resensi bisa kalian lihat pada teks di bawah ini!


RESENSI Bumi Manusia

Judul Buku : Bumi Manusia

Penulis : Prameodya Ananta Teor

Penerbit : Hatra Mitra

Cetakan : Ke-9, Oktober 2002

Tebal Halaman : 417 Halaman

ISBN : 979-8659-12-0

Pramoedya Ananta Toer dilahirkan di Blitar tepatnya pada tanggal 6 Februari 1925
dengan nama asli Pramoedya Ananta Mastoer, Nama ayahnya Mastoer dirasakan terlalu
aristokratik, ia menghilangkan awalan “Mas” dari nama tersebut dan menggunakan “Toer”
sebagai nama keluarganya dan Ibunya bernama Oemi Saidah. Baginya menulis adalah tugas
pribadi dan nasional ia konsekuen terhadap semua akibat yang ia peroleh, berkali-kali karyanya
dilarang dan dibakar. Sebagian pembacanya dipenjara, pengarangnya dipenjara bertahun-tahun
tanpa diadili, Lalu dibebaskan tanpa dibersihkan namanya. pada tahun 2019 terukir sejarah
gemilang atas novelnya yang pernah dilarang. Kini novel itu jadi komoditas film yang
menggegerkan masyarakat Indonesia, diadaptasi dari novel terkenal karya Pramoedya Ananta
Toer yang berjudul Bumi Manusia di Tayangkan di seluruh bioskop Tanah Air pada 15 Agustus
2019. Karena kiprahnya di gelanggang sastra dan kebudayaan, Pramoedya Ananta Toer
dianugerahi pelbagai penghargaan internasional. Perlu diketahui pula bahwa sampai akhir
hidupnya, ia adalah satu-satunya wakil Indonesia yang namanya berkali-kali masuk dalam daftar
Kandidat Pemenang Nobel Sastra.

Tokoh utama kita yang bernama Minke salah satu anak pribumi yang sekolah
di Hogereburgerschool. Pada masanya yang dapat masuk ke sekolah itu hanya keturunan orang-
orang Eropa. Minke seorang pribumi yang pandai, dan juga sangat baik menulis. Tulisannya
bahkan dapat membuat orang sampai kagum dan sampai diberitakan Surat khabar Belanda pada
saat itu. Minke yang dasarnya seorang pribumi kurang disukai oleh siswa-siswi Eropa lainnya.
Minke sebagai seorang revolusioner ia berani melawan ketidakadilan yang terjadi pada
bangsanya. Dia juga berani memberontak terhadap kebudayaan Jawa, yang membuatnya selalu
di bawah.

Selain Minke, ada juga seorang yang bernama Nyai Ontosoroh. Nyai pada saat itu dianggap
seperti perempuan yang tidak memiliki norma kesusilaan sebab statusnya sebagai wanita
simpanan. Karna statusnya telah membuatnya sangat menderita, karena ia tidak memiliki hak
asasi manusia yang sepantasnya. Tetapi, Nyai Ontosoroh sadar akan keadaan tersebut sehingga ia
berusaha keras dengan terus-menerus belajar, agar dapat diakui sebagai seorang manusia. Nyai
Ontosoroh berpikir untuk melawan penghinaan, kebodohan, kemiskinan, dan apapun itu hanya
dengan belajar.

Minke juga menjalin asmara pada Anneliesse, anak dari Nyai Ontosoroh dan tuan Millema.
Minke membuat tulisan tentang ibunya Anneliesse setelah pacarnya itu menceritakan kisah
ibunya kepadanya. Tetapi ayahnya tidak merestui itu karena menurutnya melanggar budaya
jawa, ia terus memperjuangkan cintanya itu hingga akhirnya diterima.

Kelebihan buku ini cocok dibaca untuk semua kalangan remaja, mahasiswa karena sangat
menekankan arti pentingnya belajar itu sendiri dan memberikan pesan-pesan yang disampaikan
secara tersurat maupun tersirat dari tokoh pada novelnya.

Sedangkan kekurangannya bahasa pada novel ini yang menggunakan bahasa yang cukup
sulit diterka sehingga pembaca harus berpikir keras untuk memahami alur ceritanya yang rumit
sehingga tidak terlalu cocok dengan anak-anak.

Buku ini cocok untuk dibaca kalangan remaja sampai dewasa karena terdapat juga unsur
romantisme dengan konflik yang rumit kepada Minke yang kenyataannya sebagai orang pribumi
dan Anneliesse sebagai kaum belanda, penulis mampu menggambarkan cerita dengan membuat
pembaca masuk ke dalam ceritanya pada latar masa kolonial.

Anda mungkin juga menyukai