Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GEOGRAFI INDUSTRI

”Menganalisis modernisasi pertanian kontribusinya terhadap industry dan


dampaknya terhadap sosial ekonomi”

DOSEN PENGAMPU : Dra.Novida Yenny,M.Si

ANGGOTA KELOMPOK 5
 Ardiansyah
 Melati putri lamadita
 Sarah rehulina sianturi

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
pada mata kuliah Geografi Desa Kota. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menambah
wawasan bagi pembaca dan juga penulis tentang “Menganalisis modernisasi pertanian
kontribusinya terhadap industry dan dampaknya terhadap sosial ekonomi” Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen Pengampuh, selaku dosen mata kuliah
Geografi Desa Kota yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dibidang ini.Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya memohon maaf sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Terima kasih.

Medan, 14 Maret 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
1.3. Tujuan Pembahasan..............................................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan.................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
2.1 Modernisasi Pertanian............................................................................................................3
2.2 Kontribusi Komoditas Pertanian Terhadap Industri..............................................................4
2.3 Dampak Modernisasi Pertanian Terhadap Sosial Emonomi Masyarakat..............................7
BAB III..........................................................................................................................................10
PENUTUP.....................................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................10
3.2 Saran.....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Modernisasi adalah suatu proses perubahan dari keadaan tradisional menuju masyarakat
yang lebih maju (modern) atau masa kini. Proses tersebut merupakan pergeseran sikap dan
mentalitas sebagai masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini. Modernisasi
dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau
kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat
yang lebih maju, berkembang, dan makmur.
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada proses pertumbuhan
dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian rakyat.
Sedangkan, pertanian dalam arti luas meliputi pertanian dalam arti sempit, kehutanan,
peternakan, perkebunan, dan perikanan. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya
hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau
sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Modernisasi pertanian merupakan perubahan besar pada pola pertanian dari cara-cara yang
tradisional menuju cara-cara yang lebih maju atau modern mencakup berbagai aspek yang
meliputi, kelembagaan pertanian, teknologi pertanian, pengembangan sumber daya alam (SDA),
dan regulasi.
Dengan kebijakan pembangunan didalam sektor industri yang mengarah pada petumbuhan
industri-industri yang memiliki peluang besar dalam perekonomian Indonesia dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984, industri adalah suatu
kegiatan perekonomian yang bertujuan untuk mengolah dari bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang yang siap jual dengan nilai yang lebih tinggi
untuk penggunaanya termasuk kegiatan perancangan dan perekayasaan industri. Industri di
Indoneisa sangat beragam, mulai dari industri pangan, industri tambang industri pengolahhan,
sampai industri pemenuhan kebutuhan lainnya industri pengolahan merupakan hal yang lazim
dalam hal perekonomian di Indonesia.

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana Modernisasi pertanian seiring perkembangan iptek?
2. Apa saja Kontribusi komoditas pertanian terhadao industri?
3. Apa saja dampak modernisasi pertanian pada sektor industri ?

1.3. Tujuan Pembahasan


Adapun tujuan pembahasan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Menganalisis bagaimana pertanian mempengaruhi modernisasi
2. Mengetahui apa saja kontribusi pertanian pada sektor industri
3. Mengetahui apa saja dampak modernisasi pertanian pada sektor industri

1.4. Manfaat Penulisan


1. Untuk penulis, meningkatkan kemampuan menulis karya tulis dan mengkaji mengenai
bagaimana konsep tata guna lahan desa dan pola pemukiman beserta permasalahannya.
2. Untuk pembaca, sebagai media informasi, referensi, maupun bahan kajian diskusi
mengenai konsep tata guna lahan desa dan pola pemukiman beserta permasalahannya.
2.1.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Modernisasi Pertanian


Modernisasi dapat diartikan sebagai proses perubahan corak kehidupan masyarakat yang
tradisional menjadi masyarakat yang modern, terutama berkaitan dengan teknologi dan
organisasi sosial. Teori modernisasi dibangun di atas asumsi bahwa perubahan sosial merupakan
gerakan searah (linier), progresif, dan berlangsung perlahan-lahan, yang membawa masyarakat
dari tahapan yang primitif kepada keadaan yang lebih maju. Modernisasi pertanian merupakan
perubahan besar pada pola pertanian dari cara-cara yang tradisional menuju cara-cara yang lebih
maju atau modern mencakup berbagai aspek yang meliputi, kelembagaan pertanian, teknologi
pertanian, pengembangan sumber daya alam (SDA), dan regulasi.
Modernisasi pertama kali dirasakan di Indonesia pada tahun1970-an melalui Revolusi Hijau.
Melalui Revolusi Hijau petani dikenalkan dengan pupuk buatan, pestisida anti hama, benih
unggul, sistem budidaya pertanian yang baru, sistem irigasi bagi lahan sawah untuk budi daya
pertanian pangan dan hortikultura, dan penyediaan kredit bagi para petani peserta program
Revolusi Hijau. Dengan kata lain, Revolusi Hijau merupakan modernisasi pertanian pada petani
di Jawa. Melalui Revolusi Hijau petani dikenalkan kepada sistem budi daya yang baru dengan
memanfaatkan benih unggul, pupuk buatan, pestisida antihama, dan pemanfaatan kredit sebagai
modal awal bagi petani dalam sistem budi daya baru. Mengacu pada keberhasilan program dari
revolusi hijau dalam upaya peningkatkan produksi pangan negara-negara berkembang, baik
wilayah Afrika maupun Asia. Kemudian, Indonesia menerapkan pula program tersebut bagi
sejumlah daerah yang dianggap tepat untuk melaksanakan program itu. Menurut Fitriani (2015:
3), Indonesia sendiri dalam melaksankan program dengan tema revolusi hijau ini, petani harus
meninggalkan cara bertani tradisional (model lama), dan beralih dengan cara bertani yang lebih
modern.
Teknologi pertanian terbaru di Indonesia bisa dikatakan berkembang cukup pesat. Tentu saja
teknologi ini telah menarik perhatian berbagai kalangan, bahkan tidak hanya orang-orang yang
bergerak di bidang pertanian saja, orang-orang awam juga penasaran dengan teknologi
penemuan pertanian terbaru itu. Teknologi pertanian terbaru di Indonesia bisa dikatakan

3
berkembang cukup pesat. Tentu saja teknologi ini telah menarik perhatian berbagai kalangan,
bahkan tidak hanya orang-orang yang bergerak di bidang pertanian saja, orang-orang awam juga
penasaran dengan teknologi penemuan pertanian terbaru itu. Adapun jenis alat untuk mendukung
teknologi pertanian terbaru yakni dengan Alat penanam padi jarwo transplanter dan mesin
pemanen padi indo combine harvester. Alat penanam padi jarwo transplanter merupakan alat
yang direkomendasikan oleh LitBang (Penelitian dan pengembangan) Kementrian Pertanian,
konsep dari jarwo alias jajar legowo dari jawa timur adalah untuk memberikan jarak yang pas
antara padi yang satu dengan padi lainnya. Menurut penelitian, alat jarwo ini mampu
meningkatkan produksi padi sebanyak 30%. Mesin pemanen padi indo combine harvester
merupakan alat teknologi yang mampu beroperasi di lahan yang basah, memiliki diameter yang
lebih rendah, tusuk panen yang dihasilkan tidak lebih dari 1%, dan kapasitas kerja yang terbilang
cepat karena dalam waktu 4 sampai 6 jam per hektar.
Dengan adanya modernisasi kini petani di desa Dukuhdempok dalam pengelohan tanah
sudah menggunakan mesin (traktor), bibit yang digunkan bibit unggul, cara penanaman dengan
menggunakan ukuran (kenco), dalam pembasmian hama menggunakan mesin, pemupukan
menggunakan pupuk lengkap, proses panen sudah menggunakan mesin (kombin), sistem
perekrutan tenaga kerja dilihat dari hasil kerja, pencarian tenaga kerja langsung pemilik, dan
sistem pembagian hasil berupa uang (bayar langsung setelah bekerja).

2.2 Kontribusi Komoditas Pertanian Terhadap Industri


Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution, maknanya adalah
keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal
ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Kontribusi komoditas pertanian terhadap
industri adalah keterlibatan komoditi pertanian dalam proses industri yang ada.
Indonesia sebagai negara dengan basis agraris masih memiliki ketergantungan dari
komoditas impor untuk produk-produk tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan. Surplus
sektor pertanian secara total merupakan sumbangan sektor perkebunan. Pada aspek ekspor-
impor, sektor pertanian merupakan sektor dengan nilai ekspor tertinggi, yaitu sebesar Rp 2.759,5
milyar atau 50,71% dari total ekspor sedangkan nilai impor sektor pertanian hanya sebesar Rp

4
831 milyar. Angka tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki nilai net ekspor
cukup besar.
Menurut Mubyanto(1989) Pertanian dapat didefenisikan menjadi dua bagian yaitu dalam arti
sempit dan dalam arti luas. Pertanian dalam arti sempit adalah usaha pertanian keluarga di mana
diproduksi bahan makanan utama seperti beras, palawija dan tanaman lainnya seperti sayuran
dan buah–buahan. Pertanian dalam arti luas adalah pertanian yang mencakup pertanian rakyat
serta ditambah dengan perkebunan (baik itu perkebunan rakyat maupun perkebunan besar),
kehutanan, peternakan, dan pertanian. Menurut analisis klasik yang dipelopori oleh
Kuznet(1946) pertanian merupakan suatu sektor ekonomi yang sangat potensial dalam bentuk
kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional,
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan
pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikroba) untuk kepentingan
manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang
lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim. Sebagai
suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar
dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena
pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang
untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian
modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi
sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Secara tradisional, peran pertanian dalam perkembangan ekonomi hanya dipandang pasif
sebagai unsur penunjang. Peran utama pertanian hanya di anggap sebagai sumber tenaga kerja
dan dan sektor penghasil bahan-bahan pangan.
Adapun peran sektor pertanian dalam perkembangan ekonomi di Indonesia yaitu:
1) Sebagai sektor penghasil bahan pangan
2) Sebagai sumber tenaga kerja bagi sektor ekonomi lain
3) Sebagai salah satu penghasil sumber devisa bagi negara
4) Meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian mendorong
keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier.
Salah satu alasan mengapa sektor pertanian memiliki kaitan dengan sektor lainnya adalah
karena sebagian besar bahan baku industri berasal dari sektor pertanian. Komoditas padi

5
merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dibutuhkan oleh sektor Industri untuk bahan pangan.
Terdapat juga tanaman kedelai pada Industri minuman yang digunakan sebagai bahan baku
pembuatan susu kedelai.
Adapun rincian komoditas unggulan dari setiap kelompok komoditas adalah sebagai berikut:

1) Komoditas perkebunan: karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, teh, tebu, cengkeh, dan
tembakau.
2) Komoditas tanaman pangan: padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau,
dan kedelai.
3) Komoditas perikanan:

 Perikanan budidaya: budidaya laut, budidaya tambak, budidaya kolam, budidaya


karamba, budidaya jaring apung, dan budidaya sawah.
 Perikanan tangkap:

- Perikanan tangkap di laut: kelompok ikan, kelompok binatang berkulit keras,


kelompok binatang lunak, kelompok binatang air lainnya, dan kelompok tanaman
air.
- Perikanan tangkap di perairan umum: kelompok ikan, kelompok binatang berkulit
keras, kelompok binatang lunak, dan kelompok binatang air lainnya.

4) Komoditas peternakan: daging sapi, daging kerbau, daging kambing, daging babi, daging
ayam (kampung & ras), telur ayam kampung, telur ayam ras, telur itik, dan susu segar.
5) Komoditas tanaman hortikultura:

 Kelompok sayuran: bawang daun, bawang merah, bawang putih, bayam, buncis,
cabai merah, cabai rawit, kacang merah, kacang panjang, kangkung, kentang,
ketimun, kubis, lobak, melinjo, petai, sawi, terung, tomat, dan wortel.
 Kelompok buah-buahan: alpukat, apel, belimbing, duku, durian, jambu biji, jeruk
keprok, mangga, melon, nangka, nenas, pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo,
semangka, dan sirsak.

6) Komoditas kehutanan: kayu bulat dan kayu bakar.

6
2.3 Dampak Modernisasi Pertanian Terhadap Sosial Emonomi Masyarakat

2.3.1. Dampak Sosial


Perubahan-perubahan sosial petani akibat dari modernisasi adalah dengan
diperkenalkannya mesin-mesin, seperti mesin penuai dan traktor tangan telah menghilangkan
mata pencaharian penduduk yang selama ini mendapatkan upah dari menuai.Kemudian,
pemakaian traktor tangan telah menggantikan tenaga kerbau, sehingga sebagaian besar petani
tidak lagi berternak kerbau. Untuk kasus ini, hasil penelitian Scott tentang petani di Sedaka,
Malaysia, diuraikan dengan cermat bagaimana penggunaan teknologi itu telah merubah
hubungan sosial di Malaysia. Scott memberikan contoh tentang digunakannya mesin pemanen
dan perontok padi, kemudian pemilik tanah memutuskan hubungan dengan pekerja. Putusnya
hubungan antara pemilik tanah dan para pekerja membuat perbedaan antara kelas kaya dan
miskin semakin nyata. Mesin juga telah merubah orientasi para tuan tanah, dari anggapan usaha
sebagai salah satu fungsi sosial menjadi kerja sebagai upaya untuk mendapatkan keuntungan
(Scott, 2000: 202).Penelitian Scott menunjukan bahwa penggunaan teknologi pertanian
mempunyai dampak terhadap perubahan struktur masyarakat, dan akhirnya berpengaruh
terhadap pola-pola institusional masyarakat. Kondisi ini akan memperluas struktur kemiskinan.
Sedangkan tujuan dari pembangunan pertanian itu sendiri pada dasarnya adalah untuk
memperkecil struktur kemiskinan.
Sebagaimana hasil penelitian Scott yang menyebutkan bahwa hubugan antar petani dan
petani lain dapat renggang akibat suatu penerapan alat mesin pertanaian.Hasil penelitian tersebut
di Malaysia hubungan tuan tani dan buruh tani terputus akibat adanya mesin perontok padi yang
menggantikan peranan buruh tani tersebut.Hal tersebut mungkin juga terjadi atau bahkan sudah
terjadi di Indonesia.Selain itu, antara petani kelas atas yang mampu membeli atau menyewa
peralatan pertanian tingkat kesejahteraannya akan jauh berbeda dengan petani yang hanya
mengandalkan cara tradisional.Selain dampak negative modernisasi pertanian juga dapat
memberikan pengaruh positif bagi para pelaku tani.Salah satunya dapat mempererat hubungan
petani yang terhimpun dalam suatu wadah kelompok tani dikarenakan ketidak mampuan petani
secar individu dalam menyediakan peralatan peratnian sehingga memaksa mereka untuk
melakukan swadaya atau bergotong royong dalam menyediakan peralatan yang

7
dibutuhkan.Sehingga tercipta harmonisasi antar petani.Dengan demikian suatu penerapan
modernisasi dapat memberikan dampak negative atau positif tergantung bagaimana penanganan
atau inisiatif pemerintah yang bekerjasama dengan para petani dalam menghadapi setiap
permaslahan pertanian khususnya dalam penerapan pertanian berbasis teknologi.

2.3.2. Dampak Ekonomi


  Pemerintah dalam hal ini pihak yang mempunyai otoritas untuk mengmbil suatu
kebijakan tanpa adanya analisis dampak yang akan terjadi dalam melakukan suatu perubahan
system pertanian yang mengarah pada modernisasi pertanian.Kenyataan di lapangan penggunaan
teknologi dan bibit unggul dapat memberikan dampak positif bagi sebagian petani yang dapat
menjangkau teknologi dan bibit unggul tersebut.Namun di sisi lain dengan adanya teknologi dan
bibit unggul tersebut memberikan pengaruh negatif terhadap kehidupan petani terutama pelaku
buruh tani yang mata pencahariannya bergantung pada pihak lain yang membutuhkan jasanya.
Tetapi dengan adanya teknologi tersebut mata pencaharian buruh tani dapat terancam.Misalnya
dalam pengelolaan tanah 1 ha jika dengan buruh tani membutuhkan sekitar 14 orang dengan
waktu beberapa hari tetapi adanya traktor cukup dengan satu orang dan hanya membutuhkan
waku kurang dari satu hari.Sehingga penerapan teknologi bidang pertanian ini di satu sisi
menguntungkan petani di sisi lain dapat mengurangi lapang kerja yang tersedia dan akhirnya
menimbuilkan kesenjangan social yang sangat jauh antara yang kaya dan miskin.
            Solusinya penerapan pertanian yang berabasis teknologi yang mengarah pada
modernisasi pertanian perlu dilakukan secara menyeluruh mulai dari pengelolaan lahan hingga
menghasilkan suatu produk yang siap dipasarkan.Dengan demikian, buruh tani yang perananya
digantikan dengan adanya teknologi traktor dan lainnya dapat dialihkan pada tahap pengelolaan
pasca panen atau bagian pemasaran sehingga dengan penerapan modernisasi pertanian ini tidak
lagi mengurangi lapangan kerja namun dapat menciptakan lapangan kerja baru yang juga
membantu para petani dalam menyalurkan hasil buminya.Dengan demikian akan tercipta suatu
system produksi yang menghasilkan produk yang berkualitas dengan memperhatikan
kesejahteraan petani dan buruh tani sekitarnya.

8
Tentunya dengan penerapan modernisasi pertanian secara otomatis tanpa adanya
penanganan yang seius akan menimbulkan masalah baru yaitu berkurngnya lapangan pekerjaan
karena peranan pekerja tergantikan oleh peralatan dan cara yang berbasis teknologi sehingga
dalam pengelolaan lahan dapat mengurangi jumlah pekerja. Hal ini tentunya menguntungkan
bagi pelaku tani dalam skala besar , tetapi tidak untuk petani kecil yang tidak dapat menjangkau
dalam pembiayaan peralatan pertanian yang berbasis teknologi tersebut.Dengan demikian
penerapan suatu teknologi dalam upaya efisiensi dan intensifikasi pertanian guna mendapatkan
kualitas produk yang dihasilkan baik juga harus dikaji ulang mengenai dampak social yang
ditimbulkan. Jangan sampai penggunaan suatu teknologi akan mematikan mata pencaharian
petani kecil yang mengakibatkan kesenjangan social sehingga rentan terhadap konflik
social.Oleh karena itu, dalam penerapan modernisasi pertanian harus dikaji juga mau kemana
para buruh tani yang peranannya tergantikan oleh suatu teknologi tepat guna, sepertihalnya
solusi permaslahan sebelumnya, maka dalam penerapan modernisasi pertanian perlu adanya
perluasan cakupan produksi yang tadinya hanya menghasilkan bahan mentah saja, dengan
adanya penerapan modernisasi pertanian  proses produksi ditingkatkan menjadi produk yang siap
dipasarkan , sehingga dalam proses tersebut terdapat perluasan lapangan pekerjaan yang nantinya
akan diisi oleh para buruh tani yang kehilangan pekerjaan akibat adanya penerapan
teknologi.Dengan kata lain para pengambil kebijakan harus juga memperhatikan para buruh tani
yang pekerjaannya digantikan oleh suatu teknologi dengan memberikan pekerjaan pengganti
yang dihasilkan dari perluasan produksi pertanian.Sehingga terciptanya hubungan yang sinergis
antara pemerintah selaku pengambil kebijiakan, petani dan para buruh tani dalam upaya
menghasilkan produk dan jasa yang mempunyai daya saing di era perdagangan pasar bebas ini.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Modernisasi pertanian merupakan perubahan besar pada pola pertanian dari cara-cara
yang tradisional menuju cara-cara yang lebih maju atau modern mencakup berbagai aspek yang
meliputi, kelembagaan pertanian, teknologi pertanian, pengembangan sumber daya alam (SDA),
dan regulasi. Komoditas padi merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dibutuhkan oleh sektor
Industri untuk bahan pangan. Terdapat juga tanaman kedelai pada Industri minuman yang
digunakan sebagai bahan baku pembuatan susu kedelai.
Adapun dampak yang dirasakan dari modernisasi pertanian ini dari segi soasial yakni
hubugan antar petani dan petani lain dapat renggang akibat suatu penerapan alat mesin
pertanaian. Selain itu, antara petani kelas atas yang mampu membeli atau menyewa peralatan
pertanian tingkat kesejahteraannya akan jauh berbeda dengan petani yang hanya mengandalkan
cara tradisional. Dalam segi ekonomi yakni terancamnya mata pencaharian buruh tani yang
dikarenakan tergantikannya tenaga manusia dengan tenaga mesin.
3.2 Saran
Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak ketidaksempurnaan ataupun kekurangan
yang harus penulis perbaiki , oleh karena itu penulis berharap pembaca memberikan kritik
maupun saran yang dapat membangun dan sebagai bahan evaluasi untuk kedepan nya

10
DAFTAR PUSTAKA

Hariyadi, P. (2010). Penguatan Industri Penghasil Nilai Tambah Berbasis Potensi


Lokal Peranan Teknologi Pangan untuk Kemandirian Pangan. PANGAN, Vol.
19 No. 4 Desember 2010: 295-301, 19(4), 295-301.
Kilmanun, J. C., & Astuti, D. W. (2020). Potensi dan kendala revolusi industri 4.0. di
sektor pertanian.
Rifkian, B. E., Suharso, P., & Sukidin, S. (2017). Modernisasi Pertanian (Studi Kasus
Tentang Peluang Kerja Dan Pendapatan Petani Dalam Sistem Pertanian Di
Desa Dukuhdempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember). JURNAL
PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi
dan Ilmu Sosial, 11(1), 39-48.
Rinardi, H., Masruroh, N. N., Maulany, N. N., & Rochwulaningsih, Y. (2019).
Dampak revolusi hijau dan modernisasi teknologi pertanian: studi kasus pada
budi daya pertanian bawang merah di Kabupaten Brebes. Jurnal Sejarah Citra
Lekha, 4(2), 125-136.
Tahir, R., Rosanna, R., & Djunais, I. (2019). Dampak modernisasi pertanian terhadap
petani kecil dan perempuan di Sulawesi Selatan. Agrokompleks, 19(2), 35-44.

iii

Anda mungkin juga menyukai