Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH GEOGRAFI EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

“Menganalisis Potensi Fisik dan Sosial Wilayah Yang Mempengaruhi


Bentuk Aktivitas Ekonomi Penduduk Kabupaten Samosir, Sumatera
Utara”

Dosen pengampu :

Dra. Tumiar Sidauruk, M. si

DISUSUN OLEH :

Kelompok 1 :

Anggraini Tayara Pardede


Chintya S. D Simarmata
Devi Anggriani Brs
Eido Arguna Nababan
Meiliya Putri
KELAS C
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga Makalah
ini dapat tersusun hingga selesai didalam menyelesaikan salah tugas pada mata kuliah
Geografi Ekonomi dan Pembangunan. Penulis mengucapkan banyak terimah kasih kepada
Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M. si selaku dosen pengampu yang telah menugaskan dan
memberikan prosedur penyelesaian makalah ini. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan,
baik materi maupun pemikiranya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depanya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, Kami yakin masih banyak


kekurangan dalam masalah ini. Oleh karena itu, Kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.....................................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG...................................................................................................3

B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................4

C. TUJUAN.........................................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.......................................................................................................................5

BAB III....................................................................................................................................31

PENUTUP...............................................................................................................................31

A. KESIMPULAN............................................................................................................31

B. SARAN.........................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................32

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keragaman fisik pada setiap daerah dapat dikaji berdasarkan kondisi
geomorfologi, geologi, hidrologi, dan sebagainya. Kondisi fisik suatu daerah juga
mempengaruhi adanya perbedaan mata pencaharian dari masyarakat disekitarnya.
Karena aspek fisik dan aspek non fisik (manusia atau sosial-ekonomi) saling
berkaitan. Kehidupan manusia di permukaan bumi dipengaruhi oleh bentang alam dan
sosialnya. Manusia termasuk ke dalam salah satu mahluk hidup yang paling aktif
dalam mempengaruhi berinteraksi terhadap lingkungan. Hal ini terlihat dari aktivitas
manusia yang mampu mengubah kondisi dari lingkungan alam untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Adanya keterkaitan antara manusia dan lingkungan tersebut
menghasilakan suatu kegiatan seperti kegiatan sosial-ekonomi.
Daerah Kabupaten Samosir terdiri dari dua bagian wilayah, yaitu wilayah daratan
dan wilayah pulau. Wilayah daratan merupakan bagian dari Pulau Sumatera,
sedangkan wilayah pulau adalah Pulau Samosir yang berada dalam bagian Danau
Toba. Berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 luas Kabupaten Samosir
adalah 203.630 ha, yang terdiri dari wilayah daratan Kabupaten Samosir yang
meliputi tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Sianjur Mula-mula, Harian dan Sitio-tio
adalah 76.168 ha sedangkan wilayah pulau meliputi enam kecamatan, yaitu
Kecamatan Pangururan sebagai Ibukota, Kecamatan Simanindo, Kecamatan Ronggur
Nihuta, Kecamatan Palipi, Kecamatan Nainggolan dan Kecamatan Onan Runggu
sebesar 61.612 ha dan juga terdiri dari 6 (enam) kelurahan dan 111 desa, oleh karena
itu ciri khas Kabupaten Samosir tidak dapat dilepaskan dari Pulau Samosir dan Danau
Tobanya.
Untuk luas Danau Toba adalah 110.260 ha dan volumenya 1.181.547.528.152 M3
sedangkan panjang garis pantai daratan sumatera sebesar 93,52 Km dan garis pantai
pulau adalah 138,44 Km. Bentuk topografi Kabupaten Samosir pada umumnya
bergelombang dan berbukit-bukit sesuai dengan letaknya yang berada di jajaran Bukit
Barisan, dengan ketinggian antara 905 – 2.200 m di atas permukaan laut. Adapun
bentuk topograpi daerah tangkapan air Danau Toba adalah berupa cekungan (basin)
dengan dasar basin adalah permukaan Danau Toba dan jenis tanahnya terdiri dari
3
Aluvial, regosol, mediteran, gleisol dan organosol dan tingkat kesuburan tanahnya
secara umum tergolong rendah.
Konteks geografi dengan pendekatan kompleks wilayah (geography analysis) dan
spasial menjadi bagian analisis untuk melihat perkembangan suatu wilayah dan
selanjutnya akan dijadikan sebagai analisis pertumbuhan dalam konteks (regional
approach). Sehingga muncul analisis baru dalam konteks geografi ekonomi yang akan
menjelaskannya sebagaimana dimaksudkan (Tarigan, 2003) yang menjelaskan bahwa
dalam konteks ilmu geografi ekonomi (economic geography) pola terjadinya adalah
dengan adanya aktivitas ekonomi yang dapat menunjukkan keberadaan suatu kegiatan
di suatu lokasi dan bagaimana wilayah sekitarnya berinteraksi atas kegiatan tersebut
dan gejala-gejala dari suatu kegiatan yang bersangkut paut dengan tempat atau lokasi
sehingga ditemukan prinsip-prinsip penggunaan ruang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Potensi fisik dan sosial wilayah?
2. Bagaimana Bentuk-bentuk aktivitas ekonomi penduduk Samosir?
3. Bagaimana Pengaruh potensi wilayah terhadap aktivitas ekonomi penduduk
Samosir?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Potensi fisik dan sosial wilayah
2. Untuk mengetahui Bentuk-bentuk aktivitas ekonomi penduduk Samosir
3. Untuk mengetahui Pengaruh potensi wilayah terhadap aktivitas ekonomi
penduduk Samosir

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Potensi fisik dan sosial wilayah Indonesia

  Kondisi geografi fisik  meliputi kondisi iklim, angin, curah hujan, bentang alam, dan
tanah. Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tergantung pada kondisi
lingkungan fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan
kondisi lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.

1. Potensi fisik wilayah Indonesia

Letak geografis adalah letak suatu wilayah atau Negara berdasarkan posisinya di
permukaan bumi. Berdasarkan letak geografis, kepulauan Indonesia terletak diantara benua
Asia dan Australia, antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Jadi, keseluruhan
kepualauan Indonesia dikelilingi oleh beberapa benua dan samudera. Dampak yang timbul
letak geografis Indonesia adalah sebagai berikut :

 Kondisi udara di Indonesia memiliki kelembapan tinggi. Keadaan tersebut


menyebabkan kepulauan Indonesia cocok untuk pertanian, perkebunan, dan
kehutanan
 Penduduk Indonesia banyak hidup dari kekayaaan laut. Misalnya
i. Nelayan, pertanian rumput laut, pengusaha mutiara, dan
ii. Komoditas hasil laut

Ciri – ciri alam di Indonesia yang berhubungan dengan pertanian.

a. Iklim

Negara Indonesia memiliki tiga ciri iklim yang berbeda – beda pengaruhnya, yakni :

i. Iklim Tropis

Suhu udara rata – rata tinggi sepanjang tahun, dan tidak terdapat perbedaan
musim, seperti di daerah sedang dan dingin dekat kutub.

5
ii. Ikim Laut

Pengaruh laut sangat dominan dan bersifat memiliki banyak hujan dengan
perbedaan suhu tidak begitu besar. Hal tersebut, sebagian besar wilayah Indonesia terdiri
dari laut dan selat – selat Indonesia, juga beriklim laut. Iklim ini memengaruhi kehidupan
Indonesia, misalnya pakaian, bentuk rumah, corak pertanian, dan pelayaran.

iii. Iklim Muson

Iklim ini memengaruhi oleh angin muson dengan sifat setiap setengah tahun
berganti (setengah tahun basah dan setengah tahun kering). Indonesia terletak diantara
benua Asia dan Australia. Pada bulan Oktober – April bertiup angin muson barat dari
benua Asia ke benua Australia. Angin tersebut melintasi lautan yang luas, sehingga
mendapatkan hujan di Indonesia (musim hujan). Sebaliknya pada bulan April – Oktober
bertiup angin muson timur dari benua Australia ke benua Asia. Pada musim hujan
aktivitas pertanian di Indonesia sangat sibuk. Angin ini kering karena tidak melintasi
lautan yang luas, sehingga mendapatkan musim kemarau.

b. Angin

Angin ialah udara yang bergerak dari tempat yang bertekanan maksimum(tinggi) ke
tempat yang bertekanan udara minimum (rendah). Arah angin berubah-ubah ,oleh karna itu
angin di beri nama menurut arahnya.

i. Angin Muson Barat Dan Muson Timur

Bulan oktober-April bertiup angin muson Barat laut dari Asia ke Australia. Angin
tersebut melintasi lautan yang luas,sehingga menghasilkan hujan di Indonesia (musim
penghujan). Sebaliknya,pada bulan April-Oktober bertiup angin Muson Timur dari
Australia ke Asia. Angin ini bersifat kering karna tidak melintasi lautan yang luas
sehingga mendatangkan musim kemarau.

ii. Angin Darat Dan Angin Laut

Pada malam hari berembus angin darat,yaitu angin yang berasal dari darat menuju
laut. Sebaliknya, pada siang hari bertiup angin laut ,yaitu angin yang berasal dari laut

6
kedarat. Angin laut dan angin darat sangat berguna bagi para nelayan untuk menangkap
ikan.

iii. Angin Khatulistiwa

Angin khatulistiwa adalah angin yang naik di daerah khatulistiwa akibat


pemanasan matahari.Angin ini menyebabkan timbulnya hujan di daerah khatulistiwa
yang di sebut hujan khatulistiwa (hujan zenital).

iv. Angin Lembah Dan Angin Gunung

Angin lembah yaitu angin yang berasal dari lembah ke gunung sebaliknya, angin
gunung, yaitu angin berasal dari gunung ke lembah.

v. Angin Fohn

Angin fohn adalah angin yang turung dari pegunungan yang bersifat panas serta
kering .Di daerah Deli,angin fohn di sebut dengan angin Bahoro,karena berasal dari
lembah Bahorok. Angin ini tertiup di samudra Hindia pada bulan Juli-
September,kemudian naik kebukit barisan bagian Barat dan menerunkan hujan.Dari bukit
barisan angin  tersebut turung dengan kencangnya melewati daerah Bohoro. Angin ini
bersifat panas dan kering bertiup selama berminggu-minggu sehingga menyebabkan
kerusakan tanaman tembakau di Deli. Penamaan angin fohn berbeda-beda di daerah-
daerah lain,seperti :

a) Di daratan Probolinggo dan pesuruan di namakan angin gending.


b) Di daerah Tegal dan Cirebon disebut angin kumbang karna berasal dari arah
gunung kumbang
c) Di daerah Makassar di sebut angin brubu yang bertiup dari anak gunung
Lompobatang
d) Di daerah Biak (Papua) di sebut angin Wambrau yang tertiup arah dari
pegunungan Jaya Wijaya
c. Curah Hujan 

Angin yang bertiup melewati lautan yang luas banyak mengandung uap air, kemudian
turun sebagai hujan. Di daerah Indonesia banyak turun hujan. Curah hujan rata-rata lebih dari

7
2.000 mm per tahun. Adapun curah hujan yang kurang dari 1.000 mm terdapat di daerah
bayangan hujan (utara pegunungan Ijen, pantai timur laut Sumba, dan lembah Palu).

Daerah dengan curah hujan tinggi terdapat adalah di kranggang (Tenjo)dekat


Baturaden (jawa tengah) yang mencapai 6.680 mm. adapun yang paling sedikit curah
hujannya di lembah palu (Sulawesi tengah) yang kurang lebih hanya 546 mm per tahun.

Faktor-faktor yang menyebabkan curah hujan di Indonesia:

a) Adanya angin laut yang mendaki gunung . uap air yang menjadi awan terkena
udara dingin di atas gunung berubah menjadi hujan. Hal ini di namakan hujan
naik pegunungan atau hujan frontal.
b) Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Akibat kuatnya sinar matahari
menyebabkan uap laut naik menjadi awan kemudian berubah menjadi hujan.
Hujan yang demikian disebut hujan khatulistiwa.
c) Bertiupnya angin musom barat yang banyak membawah uap air.

d. Bentang Alam

Bentuk – bentuk yang tampak di permukaan bumi, seperti dataran, gunung,


pengunungan , dan sebagainya dinamakan bentang alam (landscape). Kepulauan Indonesia
terdapat banyak gunung dan dataran rendah. Gunung terdiri dari puncak, lereng, dan kaki.
Lereng gunung yang kemiringannya 400 dinamakan landai , jika kemiringan lebih dari
450 dinamakan curam, sedangkan jika kemiringan lereng 900 disebut tegak (dinding).

e. Tanah

Tanah merupakn sumber yang penting bagi kehiduapan manusia. Bahan – bahan
pokok makanan manusia tumbuh langsung dari tanah. Begitu pula hewan, dagingnya
dikomsumsi oleah manusi, meamakan tanaman yang tumbuh pada tanah tersebut.

Di dalam tanah tersimpan pula bahan – bahan tambang, seperti minyak bumi, timah,
aluminium, tembaga, besi, batu bara, dan lain – lain.  Adapun jenis tanah yang terdapat di
Indonesia yaitu tanah humus, tanah alluvial, tanah vulkanik, tanah regosol, tanah gambut,
tanah litosol, dan tanah kapur. Tiap jenis tanah tersebut mempunyai potensi untuk

8
pemanfaatan lahan tertentu, misalnya tanah yang cocok untuk wilayah pertanian atau wilayah
industry.

2. Potensi Sosial Wilayah Indonesia

Kekayaan sumber daya alam Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa,
begitu pun dengan kekayaan sumber daya manusia. Indonesia adalah salah satu Negara dan
bangsa terbesar di dunia ini memiliki potensi luar biasa baik secara fisik maupu sosial.

a. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 yaitu
237.556.363 jiwa, dengan jimlah penduduk laki – laki sebanyak 119.507.580 jiwa,
sedangkan penduduk perempuan jumlahnya 118.048.783 jiwa.

Distribusi penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, yaitu sebesar


50%. Dengan luas wilayah Indonesia mencapai 1.910.931,32 km2 dapat diperhitungkan rata
– rata kepadatan penduduk adalah 124 jiwa/km2. Tingkat kepadatan penduduk paling tinggi
terdapat di DKI Jakarta, yaitu 14.440 jiwa/km2 sedangkan yang terendah terdapat di Papua
dengan kepadatan penduduk hanya 8 jiwa/km2.

Persentase jumlah penduduk usia produktif ( usia 15 – 64 tahun ) di Indonesia


diperkirakan mencapai 70% dari total jumlah penduduk Indonesia. Hal ini merupakan sebuah
potensi bagi bangsa Indonesia yang harus diarahkan pada peningkatan kualitan sumber daya
manusia, guna mendukung pembangunan manusia Indonesia seutuhnya pada berbagai aspek
kehidupan serta agar mampu bersaing secara global.

b. Keragaman suku, bahasa, dan nilai budaya

Letak geografis Indonesia yang diapit ole dua benua dan dua samudera juga dapat
memengaruhi keberadaan suku bangsa dan bahasa yang berkembang di Indonesia. Letak
Indonesia yang strategis ini merupakan factor penting bagi Indonesia dalam menjalin
hubungan kerja sama dengan bangsa dan Negara lain. Kondisi tersebut pula yang menjadi
salah satu penyebab adanya interaksi budaya yang saling memengaruhi. Dari berbagai

9
penelitian yang dilakukan, di Indonesia diperkirakan terdapat kuarng lebih 1.340 suku bangsa
dan 726 bahasa daerah.

Keragaman suku bangsa dan bahasa merupakan aset bangsa. Dengan begitu dengan
nilai budaya dari setiap daerah di Indonesia. Nilai budaya setiap daerah, salah satunya dapat
dirasakan secara nyata melalui kearifan local yang ada. Kearifan local dianggap mamapu
menampilkan kerakteristik yang khas dari suatu daerahn guna menjadi solusi dari
permasalahan yang ada.

c. Mata pencaharian penduduk

Kondisi geografis Indonesia yang sebagian besar wilayahnya memiliki potensi tanah
yang subur, hal ini terutama terkait dengan keberadaan banyak gunung berapi. Indonesia
dikenal sebagai Negara agraris, yaitu sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani. Selain petabi, kondisi geografis Indonesia berbentuk kepulauan dan banyak
memiliki potensi laut yang kaya akan ikan, juga melatarbelakangi sebagian besar penduduk
memilih menajadi nelayan sebagai mata pencaharian. Berdasarkan data dari BPS, diketahui
terdapat 39.959.073 penduduk Indonesia memilih pertanian, kehutanan, perburuan, dan
perikanan menjadi lapangan kerja utamanya.

d. Kualitas Penduduk

Kualitas penduduk suatu Negara dapt mempengaruhi maju atau tidaknya sebuah
Negara. Suatu Negara dapat dikatakan sebagai Negara maju apabila memiliki penduduk
dengan kualitas SDM yang unggul.Suatu Negara dengan kekayaan alam yang melimpah
namun tidak diimabangi  dengan kualitas  SDM yang unggul akan sulit memposisikan
negaranya menjadi sebuah Negara maju.

Secara umum, kualitas penduduk suatu negara dapat dicermati dalm bidang
pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Tolak ukur dalam menilai kualitas penduduk suatu
negara dalam bidang pendidikan adalah angka buta huruf. Untuk menilai kesejahteraan
penduduk, pendapatan perkapita digunakan sebagai salah satu tolak ukurnya. Angka harapan
hidup dan angka kematian bayi merupakan dua tolak ukur dalam menilai kualitas pendduk
suatu negara dalam bidang kesehatan.

10
B. Potensi Fisik Dan Sosial Wilayah Kabupaten Samosir
 Gambaran Umum Daerah

Daerah Kabupaten Samosir terdiri dari dua bagian wilayah, yaitu wilayah daratan
dan wilayah pulau. Wilayah daratan merupakan bagian dari Pulau Sumatera, sedangkan
wilayah pulau adalah Pulau Samosir yang berada dalam bagian Danau Toba. Berdasarkan
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 luas Kabupaten Samosir adalah 203.630 ha, yang
terdiri dari wilayah daratan Kabupaten Samosir yang meliputi tiga kecamatan, yaitu
Kecamatan Sianjur Mula-mula, Harian dan Sitio-tio adalah 76.168 ha sedangkan wilayah
pulau meliputi enam kecamatan, yaitu Kecamatan Pangururan sebagai Ibukota,
Kecamatan Simanindo, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kecamatan Palipi, Kecamatan
Nainggolan dan Kecamatan Onan Runggu sebesar 61.612 ha dan juga terdiri dari 6
(enam) kelurahan dan 111 desa, oleh karena itu ciri khas Kabupaten Samosir tidak dapat
dilepaskan dari Pulau Samosir dan Danau Tobanya.

Untuk luas Danau Toba adalah 110.260 ha dan volumenya 1.181.547.528.152 M3


sedangkan panjang garis pantai daratan sumatera sebesar 93,52 Km dan garis pantai
pulau adalah 138,44 Km. Bentuk topografi Kabupaten Samosir pada umumnya
bergelombang dan berbukit-bukit sesuai dengan letaknya yang berada di jajaran Bukit
Barisan, dengan ketinggian antara 905 – 2.200 m di atas permukaan laut. Adapun bentuk
topograpi daerah tangkapan air Danau Toba adalah berupa cekungan (basin) dengan
dasar basin adalah permukaan Danau Toba dan jenis tanahnya terdiri dari Aluvial,
regosol, mediteran, gleisol dan organosol dan tingkat kesuburan tanahnya secara umum
tergolong rendah.

 Letak Geografis

Secara Geografis Kabupaten Samosir terletak pada 20 24‘ –  20 25‘ Lintang Utara
dan 980 21‘ –  990 55‘ BT. Secara Administratif Wilayah Kabupaten Samosir diapit oleh
tujuh Kabupaten, yaitu di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten
Simalungun; di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir; di sebelah

11
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan;
dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat.

C. Potensi Fisik
1. Iklim Dan Cuaca

Sebagai daerah pertanian dan sebagian penduduknya hidup dan menggantungkan


dengan pertanian, curah hujan merupakan salah satu faktor eksternal yang
menentukankeberhasialn pertanian penduduk. Rata-rata curah hujan yang terjadi di
Kabupaten Samosir pada tahun 2003 berdasarkan hasil pengamatan dari 7 (tujuh) stasiun
pengamatan adalah sebesar 177 mm / bulan dengan jumlah hari hujan sebanyak 11 hari.

Temperatur Kabupaten Samosir berkisar antara 170 C –  290 C dengan kelembaban


udara rata-rata 85 persen dan tergolong dengan beriklim tropis.
Curah hujan tertinggi terjadi bulan November dengan rata-rata 440 mm dengan jumlah hari
hujan sebanyak 15 hari. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni s/d Agustus berkisar
dari 31 s/d 56 mm per bulan, dengan hari hujan 5 s/d 7 hari. Kecamatan yang tertinggi rata-
rata curah hujannya adalah Harian sebesar 302 mm, sedangkan yang terendah adalah
Nainggolan rata-rata sebesar 120 mm.

Sifat Permukaan dan Kemiringan Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran


tinggi, dengan ketinggian antara 700 – 1.700 m di atas permukaan Laut, dengan komposisi;
700 m s/d 1.000 m dpl =  ± 10 %
1.000 m s/d 1.500 m dpl =  ± 25 %
> 1.500 m dpl =  ± 65 %Dengan Komposisi kemiringan sebagai berikut :
0 – 20  (datar) =  ± 10 %
2 – 150  (landai) =  ± 20 %
15 – 400  (miring) =  ± 55 %
> 400  (terjal) =  ± 15 %Jenis Tanah Topografi dan kontur tanah di Kabupaten Samosir pada
umumnya berbukit dan bergelombang.

Penggunaan Lahan Kabupaten Samosir memiliki 10 buah sungai yang


keseluruhannya bermuara ke Danau Toba. Sebahagian dari sungai tersebut telah
dimanfaatkan untuk mengairi lahan sawah seluas 3.987 ha, lahan sawah yang beririgasi

12
setengah teknis (62,13 % dari luas yang ada). Panjang saluran irigasi di Kabupaten Samosir
mencapai 74,77 km, terdiri dari irigasi setengah teknis 70,63 km (21,53 km saluran primer
dan 49,10 km saluran sekunder) dan irigasi sederhana 4,14 km.Luas lahan produktif di
Kabupaten Samosir (2002) mencapai 69.798 ha, terdiri dari lahan sawah 7.247 ha (10,4 %),
dan lahan kering 62.551 ha (89,6 %). Terbatasnya sarana irigasi, modal dan tenaga kerja
kasar mengakibatkan hanya 14.110 ha (22,56 %) lahan kering yang dikelola. Selebihnya
merupakan lahan tidur seluas 48.441 ha atau 77,44 % dari lahan kering yang dapat dikelola.

2. Keadaan Tanah

Berdasarkan jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Samosir terdri dari 13 (tiga
belas) jenis bahan induk tanah, yaitu : 1. Hapludults, Dystropepts; 2. Dystropepts,
Humitropepts, Hapludults; 3. Dystropepts, Hapludults; 4. Dystropepts, Troporthents; 5.
Troporthents, Dystropepts; 6. Humitropepts, Hapludults; 7. Humitropepts, Hapludults;
Haplohumults; 8. Dystropepts, Humitropepts; 9. Tropudults, Humitropepts, Troporthents; 10.
Eutropepts, Dystropepts; 11. Eutropepts, Dystropepts, Humitropepts; 12. Tropaquepts,
Fluvaquents, Troposamments; 13. Dystropepts, Eutropepts.

Dari 13 (tiga belas) jenis bahan induk tanah trsebut, yang paling banyak jenisnya (No
1 – 9) adalah pada tiga kecamatan di daerah lingkar luar Danau Toba, yaitu Kecamatan Siajur
Mula-mula, Kecamatan Harian, dan Kecamatan Sitio-tio. Sedangkan daerah Pulau Samosir,
didominasi oleh dua jens tanah, yaitu Eutropepts, Dystropepts, dan Eutropepts, Dystropepts,
Humitropepts.

3. Gambaran Geologi

Berdasarkan hasil analisis geologi tata lingkungan diketahui bahwa batuan yang
tersusun di Kabupaten Samosir umunya didominasi oleh material letusan gunung api yang
sudah berusia ribuan tahun. Hal ini jelas terlihat dengan ditemukannya tanah-tanah berbatu di
berbagai tempat di Kabupaten Samosir. Selain itu, pada lapisan atasnya banyak sekali
dijumpai kandungan tanah diatomea. Jenis tanah ini cukup ekonomis untuk dijadikan bahan
baku pada beberapa jenis industri. Namun tentunya perlu ada kajian tersendiri mengenai
kandungan unsur-unsur fisik dan kimia pada tanah diatomea tersebut.

13
Jenis batuan lainnya yang terdapat di Kabupaten Samosir adalah jenis sirtu (pasir
batu) dan batu kapur yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan konstruksi bangunan. Saat ini
sudah ada beberapa usaha masyarakat yang menggali jenis batuan sirtu serta mengolah batu
kapur menjadi batu bata, seperti yang bisa kita jumpai di Desa Siambalo. Kabupaten Samosir
mempunyai tingkat kekuatan gempa yang berkisar antara skala V hingga VIII (skala MMI)
dimana zona tertinggi terletak pada jalur patahan regional Sumatera (Semangko). Kisaran
kekuatan gempa tersebut dapat dilihat pada keterangan berikut:

1. Skala V - VI, tersebar merata di wilayah Kabupaten;


2. Skala VI - VII, hanya terisolir di daerah Dolok Nabarat - Aritonang - Siborong-
borong - Aek Nauli hingga Dolok Sanggul;
3. Skala VII - VIII, tersebar pada bagian dalam zona VI - VII yang tersebar di daerah
ParmiahanLumban Pancur-Pagaran.

Sedangkan daerah patahan memiliki zona-zona percepatan yang berbeda-beda,


yang terdiri dari:

1. Zona A = 0,20 - 0,25g, tersebar di bagian Utara Kabupaten Samosir (Dolok Sibutan -
Dolok Suara - Dolok Sigaung-gaung);
2. Zona B = 0,25 - 0,30g, tersebar di bagian tengah Danau Toba (sisi tebing utara dan
Selatan)
3. Zona C = 0,30 - 0,35g, tersebar di bagian tengah Patahan Semangko, mulai dari tepi
tebing. Selatan Danau Toba hingga bagian Selatan Pardomuan - Sihabong-habong -
Pusu

Fenomena gerakan tanah sendiri ditemukan dalam berbagai jenis gerakan, seperti:

1. G1 = Gelinciran, dengan lereng >10% atau beda tinggi >100m, hanya terdapat pada
batuan Tmppt yang kedudukannya searah lembah;
2. G2 = Runtuhan, dengan lereng >10% atau beda tinggi >100m, terdapat pada batuan
Qvt, Qvs, TMPPT, Pub, Tmvh, Puk. Dikontrol juga oleh patahan yang banyak
terdapat pada bagian tersebut (umumnya berarah U 300 - 330o T) dan patahan lain
yang memotongnya sehingga mempermudah gerakan tanah. Begitu pula dengan

14
adanya sesar atau retakan yang biasanya akan memotong patahan besar ini dan
menghasilkan bongkah-bongkah batuan yang mudah runtuh/ meluncur;
3. G3 = Longsoran, hanya terdapat pada unit batuan Qvt dan Qvs. Tanpa adanya kontrol
bidang perlapisan maupun patahan/sesar/retakan, umumnya terjadi pada zona
pelapukan batuan yang dipicu oleh kadar air yang terus meningkat (jenuh air tanah)
D. Potensi Sosial Wilayah Kabupaten Samosir
1. Jumlah dan Sebaran Penduduk

Penduduk yang bermukim di Kabupaten Toba Samosir ini secara administratif


termasuk bagian penduduk yang menyebar di 244 desa dan kelurahan dari 16 wilayah
kecamatan. Menurut statistik tahun 2013, jumlah penduduk sebanyak 175.069 jiwa yang
menempati areal seluas 2.021,80 Km² dengan angka kepadatan penduduk sebesar 87
jiwa/km2 . Jika melihat persebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap kecamatan di
Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2013, maka Kecamatan Balige menempati
peringkat pertama dalam hal jumlah penduduk, yaitu sebesar 37.065 jiwa (7,78% dari
total penduduk kabupaten), dengan kepadatan penduduk 407 jiwa/km2 , sedangkan untuk
persebaran jumlah penduduk terendah yakni terdapat pada Kecamatan Bonatua Lunasi
sebesar 5.096 jiwa (2,19% dari total jumlah penduduk kabupaten), dengan kepadatan 88
jiwa/km2 , untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini, yaitu :

15
2. Laju Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah


tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Indikator tingkat
pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu
wilayah dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan
datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, termasuk kebutuhan dalam bidang
sosial dan ekonomi. Berdasarkan data statistik di tingkat kabupaten diketahui bahwa laju
pertumbuhan penduduk rata-rata dari tahun 2007–2013 adalah sebesar 0,36% jiwa/tahun,
seperti yang terlihat pada Tabel 4.3 berikut ini.

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Struktur umur penduduk Kabupaten Toba Samosir diidentifikasi dari data BPS
yang menunjukkan pembagian penduduk menurut kelompok umur. Data tersebut
menunjukkan bahwa kelompok umur terbesar adalah 10-14 tahun (10,97%), diikuti oleh
kelompok umur 5-9 tahun (10,80%), dan kelompok umur 0-4 tahun (10,54%), seperti
terlihat pada Tabel 4.4.

16
Secara umum struktur umur penduduk Kabupaten Toba Samosir berbentuk
piramid namun dengan penonjolan pada kelompok umur 10-14 dan 5-9 tahun.

E. Bentuk Aktivitas Ekonomi Penduduk Kabupaten Samosir


Melihat letak geografis Kabupaten Samosir yang wilayahnya sebagian pada kepulauan
dan di kelilingi Danau Toba dan sebagian lagi berada pada daratan Sumatera mempunyai
potensi yang besar dibidang kepariwisataan, pertanian dan perikanan. Potensi tersebut harus
dimanfaatkan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
Samosir. Beberapa potensi tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Kabupaten Samosir dengan luas perairan danau 624,80 km2 dari 110.260 km2 total
keseluruhannya berpotensi dalam pengembangan budidaya perikanan. Kabupaten
Samosir yang mempunyai perairan Danau Toba dan lahan sawah pertanian sangat
potensial untuk pengembangan perikanan air tawar, hal ini dapat dilihat dari usaha
budidaya ikan mas dan ikan nila pada keramba jaring apung pada tahun 1996 hingga
tahun 2004 akhir sangat pesat diusahakan masyarakat khususnya di Kecamatan
Pangururan. Produksi ikan yang dihasilkan perhari mencapai puluhan ton, namun pada
akhir tahun 2004 terjadi wabah penyakit ikan (Virus koi herves) yang hingga saat ini
perairan Danau Toba belum steril terhadap Virus tersebut. Potensi perikanan tersebut

17
harus dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan
ekonomi. Pemerintah Kabupaten Samosir telah mencoba melakukan pembangunan Balai
Benih Ikan (BBI) di Kecamatan Harian, dimana dari BBI ini diharapkan akan dapat
mensuplai kebutuhan bibit ikan yang akan di kembangkan di Wilayah Kabupaten
Samosir, baik di darat maupun di perairan Danau Toba. Dan untuk tahun 2014 Balai
Benih Ikan (BBI) telah siap untuk menjual bibit ikan. Danau Toba yang dulunya kaya
akan berbagai jenis ikan, harus tetap menjadi perhatian kita. Karena hingga saat ini masih
banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari penangkapan ikan khususnya
yang berada dipinggiran pantai Danau Toba.
2. Pariwisata
a) Wisata Pantai
Dengan keindahan Danau Toba yang didukung oleh pantai yang ada hampir
semua pinggiran daratan Kabupaten Samosir merupakan potensi yang besar untuk
dikembangkan berbagai event wisata dan olah raga antara lain: jet sky, volley pantai,
dayung dan renang serta olah raga pantai lainnya.
b) Wisata Budaya
Kabupaten Samosir terkenal dengan sebutan asal-muasal bagi semua orang Batak
sehingga banyak terdapat situs budaya dan adat-istiadat yang sangat unik dan menarik
yang dapat disajikan sebagai objek tujuan wisata seperti : Batu hobon dan
perkampungan si Raja Batak di Kecamatan Sianjur Mula-mula, Makam Raja
Sidabutar, Meja persidangan Siallagan, Tari tradisional Tortor dan Sigalegale di
Kecamatan Simanindo.
c) Wisata Alam
Alam Kabupaten Samosir yang didominasi pegunungan, sehingga menciptakan
suatu panorama alam yang indah sangat berpotensi dijadikan sebagai wisata alam
antara lain: Danau Sidihoni (danau di atas danau), Pea Porogan berada di Kecamatan
Ronggur Nihuta; Mata air tanjungan, pemandangan indah Tuktuk Siadong, pulo
Malau berada di kecamatan Simanindo; Tano Ponggol, pemandian air panas berada di
kecamatan Pangururan; Air tujuh rasa berada di kecamatan Sianjur Mula-mula.
Disamping panorama alam di atas masih banyak dijumpai objek wisata alam yang
lain seperti: Goa alam yang berada di kecamatan Palipi dan Simanindo, Air terjun

18
Efrata di kecamatan Harian, Air terjun Bonandolok di kecamatan Sianjur Mula-mula,
Panjat Tebing di kecamatan Onan Runggu, dan mata air pemandian Boru Saroding di
kecamatan Sitio-tio. Alam Kabupaten Samosir juga sangat sesuai dikembangkan
sebagai arena olah raga tantangan seperti: gantole, sepeda gunung, festival Layang-
layang dan lain-lain. Disamping berbagai potensi wisata ini, sejarah terbentuknya
kawasan Danau Toba dan sekitarnya akan dikembangkan menjadi pariwisata Geopark
Nasional Kaldera Toba. Kabupaten Samosir diyakini terbentuk dari peristiwa letusan
Gunung Toba sekitar 74.000 tahun yan lalu dan merupakan sebuah peristiwa volcano
tertua dan terdahsyat di dunia yang menghasilkan kaldera terbesar dan membentuk
Danau Toba dengan Pulau Samosirnya. Akibat peristiwa evolusi bumi tersebut maka
terbentuklah panorama alam yang luar biasa indah serta beragam bentang alam
dengan kandungan batuan dan bahan lain yang diakui dan dikagumi oleh semua umat
manusia. Penetapan Geopark Nasional Kaldera Toba ini didasarkan pada hasil-hasil
penelitian geologi, dimana pada beberapa tempat ditemukan adanya peninggalan
proses geologi melalui peristiwa letusan Gunung Toba beberapa ratus ribu tahun yang
lalu dan telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional Indonesia melalui Keputusan
Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor
20/KEP/D.PDP/III/2012 tanggal 25 Maret 2012 tentang Penetapan Geopark Toba
sebagai Geopark Nasional Indonesia, dan saat ini sedang dipersiapkan untuk
diusulkan menjadi anggota Global Geoparks Network (GGN) ke badan dunia
UNESCO. d. Wisata Rohani Beberapa tempat di Kabupaten Samosir mempunyai
potensi untuk dijadikan sebagai wisata rohani antara lain: pegunungan Pusuk Buhit
saat ini sudah banyak dikunjungi untuk wisata rohani yang berada di Kecamatan
Pangururan dan Goa Maria yang berada di Kecamatan Palipi. Disamping potensi
wisata alam dan budaya tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten Samosir sedang
berbenah dengan melakukan pengembangan wisata minat khusus yakni pembangunan
etalase Geopark Nasional Kaldera Toba dan penataan geosite unggulan yakni:
a. Geosite Gunung Pusuk Buhit, dengan objek lokasi Aek Rangat di Kecamatan
Pangururan dan Tulas serta Simpang Batu Hobon di Kecamatan Sianjur Mula-
mula;

19
b. Geosite Metasedimen Parmokarbon, dengan objek lokasi Tanjung
Bunga/Simarsasar di Kecamatan Pangururan dan Simpang Limbong di
Kecamatan Sianjur Mula-mula;
c. Geosite Aek Rangat Sampean, dengan objek lokasi Aek Rangat Sampean di
Kecamatan Pangururan dan Kecamatan Palipi;
d. Geosite Huta Tinggi, dengan objek lokasi terdiri dari Huta Tinggi 1, Huta Tinggi
2, Huta Tinggi 3 di Kecamatan Pangururan serta Danau Sidihoni di Kecamatan
Ronggur Nihuta;
e. Geosite Salaon Toba, dengan objek lokasi Salaon Toba di Kecamatan Ronggur
Nihuta; f. Geosite Tuktuk Timbul Pindaraya, dengan objek lokasi Tuktuk
Timbul Pindaraya di Kecamatan Simanindo;
f. Geosite Panatapan Tele, dengan objek lokasi Huta Bolon di Kecamatan
Simanindo;
g. Geosite Huta Bolon, dengan objek lokasi Huta Bolon di Kecamatan Simanindo;
h. Ada 27 geosite lainnya yang sudah diteliti namun masih perlu dikonservasi dan
dikembangkan, yang letaknya menyebar di seluruh kecamatan di Kabupaten
Samosir.
3. Pertanian
Areal pertanian yang terdiri dari pertanian lahan basah seluas 9.923 ha, pertanian lahan
kering 24.338 ha dan luas kawasan perkebunan dan tanaman tahunan seluas 37.928 ha.
Berdasarkan data Badan Pusat Statisik Kabupaten Samosir, produksi padi sawah dan padi
ladang Kabupaten Samosir pada tahun 2012 adalah 44.558 ton gabah kering giling dengan
produktivitas 50,12 kuintal per hektar, mengalami peningkatan produksi sebesar 4,92% bila
dibandingkan dengan tahun 2011, sedangkan produksi tanaman pangan yang lain adalah
jagung 6.099 ton, kedelai 40 ton, kacang tanah 207 ton, ubi kayu 7.992 ton, dan ubi jalar
4.461 ton. Produksi tanaman sayuran di Kabupaten Samosir pada tahun 2012 antara lain
adalah tanaman kentang sebanyak 14.644 ton, cabe sebanyak 889 ton, bawang merah
sebanyak 1.316 ton, tomat sebanyak 337 ton, kubis sebanyak 1.700 ton, kacang panjang
sebanyak 15 ton, dan bawang daun sebanyak 1,38 ton. Luas lahan pertanian yang potensial
untuk diusahakan menjadi kegiatan budidaya pertanian adalah 42.325 Ha, namun yang
produktif atau diusahakan petani hingga saat ini belum mencapai 50 % (18.409 Ha), dengan

20
demikian masih ada seluas 23.916 Ha lagi yang mempunyai potensi untuk dikembangkan
meningkatkan pendapatan petani, dari potensi lahan tersebut dapat diuraikan berdasarkan
fungsinya yakni: Lahan sawah irigasi ±2.422 Ha, Lahan sawah tadah hujan ±3.792 Ha,
Lahan kering/palawija (sayuran dan buah-buahan) ±2.346 Ha, Lahan perkebunan ±5.449 Ha,
Lahan penggembalaan ±4.500 Ha, dan luas lahan yang belum diusahai sebesar ± 23.816 Ha.
Petani masyarakat Samosir pada umumnya menanam tanaman padi, hal ini disebabkan
karena komoditi tersebut menjadi kebutuhan pokok masyarakat, dapat disimpan lama serta
menjadi pengaman kebutuhan keluarga. Tanaman perkebunan/keras pada umumnya
diusahakan masyarakat masih dalam skala kecil, hal ini disebabkan kurangnya modal usaha
dan belum adanya jaminan harga panen. Ada beberapa komoditi perkebunan yang telah
diusahakan dengan skala usaha sedang seperti kopi, berdasarkan data dari Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Kabupaten Samosir bahwa pada tahun 2012 luas tanaman kopi ada seluas
4.306,90 Ha. Usaha peternakan yang dilakukan masyarakat pada umumnya masih sampingan
dan belum dikelola secara profesional sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal.
Beberapa ternak yang diusahakan masyarakat secara turun temurun dan ditangani secara
tradisional terdiri dari ternak besar: Kerbau, Lembu dan Kuda, ternak kecil: Kambing,
Domba dan Babi serta ternak unggas: Ayam dan Itik. Tahun 2012 jumlah populasi ternak
besar Sapi 2.141 ekor, Kerbau 27.812 ekor dan Kuda 385 ekor. Populasi ternak kecil yaitu
Kambing 9.850 ekor, Domba 281 ekor dan Babi 44.465 ekor. Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara telah memfasilitasi Pemerintah Kabupaten se-kawasan Danau Toba membentuk Forum
yang disebut dengan Lake Toba Regional Management (LTRM) dengan sekretariatnya
berada di Kabupaten Samosir. Tujuan dari forum tersebut adalah untuk mengembangkan
kerjasama dalam pengembangan perekonomian Pemerintah Kabupaten/Kota se-Kawasan
Danau Toba, dengan lingkup kerjasama adalah di bidang pariwisata, perhubungan, pertanian
(agribisnis) dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
4. Industri Rumah Tangga
Potensi industri khususnya industri rumah tangga/kerajinan tangan berpeluang untuk
dikembangkan dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal yakni: kerajinan tenun ulos, anyam-
anyaman, gerabah dan ukir-ukiran yang dapat dijadikan souvenir bagi wisatawan serta agro
industri seperti kacang rondam, keripik, dan lain-lain. Disamping itu dengan dimekarkannya
Kabupaten Samosir menjadi Kabupaten yang baru maka industri-industri rumah tangga akan

21
menjadi salah satu alternatif yang perlu dikembangkan untuk menampung tenaga kerja yang
ada.
F. Pengaruh Potensi Wilayah Kabupaten Samosir Terhadap Aktivitas Ekonomi
Penduduk
Kabupaten Samosir memiliki bentang alam pegununan dan Danau Toba yang sangat
berpotensi pada bidang pariwisata. Oleh karena itu, RPJMD Kabupaten Samosir pada tahun
2011-2015 mengacu pada pembangunan Kabupaten Samosir yang diarahkan pada sektor jasa
pariwisata. Namun, sebagian besar masyarakat di Kabupaten Samosir sendiri masih bergantung
pada sektor pertanian. Untuk itu, diperlukan perencanaan pembangunan yang terstruktur,
relevan, dan tepat sasaran yang sesuai dengan kebutuhan, keadaan alam serta kondisi
kemasyarakatan di Kabupaten Samosir sendiri. Potensi wilayah masing-masing kecamatan yang
berada dikabupaten samosir, yaitu :
a. Potensi wilayah Kecamatan Sianjurmulamula
Basis kegiatan perekonomian Kecamatan Sianjurmulamula adalah sektor pertanian.
Komoditas pertanian yang diproduksi adalah komoditas padi sawah dan komoditas kopi.
Sebelas dari 12 desa yang ada di Kecamatan Sianjurmulamula memproduksi padi dan kopi.
Desa hanya memproduksi kopi dan tidak memproduksi padi adalah Desa Huta Ginjang.
b. Potensi wilayah Kecamatan Harian
Potensi Ekonomi Kecamatan Harian adalah Sektor Pertanian khususnya Pertanian Padi
Sawah. Kecamatan Harian disebut juga sebagai “lumbung padi” Kabupaten Samosir.
c. Potensi wilayah Kecamatan Sitiotio
Basis aktivitas perekonomian di Kecamatan Sitiotio adalah pertanian. Komoditas yang
banyak diproduksi oleh petani di Kecamatan Sitiotio adalah komoditas padi dan kopi.
Hampir 100% penduduk Kecamatan Sitiotio adalah Petani, sedangkan sisanya adalah PNS
dan Karyawan. Tujuh dari 8 desa di Kecamatan adalah adalah produsen padi dan kopi
sedangkan desa Buntu Mauli hanya memproduksi tanaman kopi.
d. Potensi wilayah Kecamatan Onanrunggu
Basis perekonomian Kecamatan Onanrunggu adalah Pertanian. Pertanian yang dimaksud
adalah pertanian padi sawah dan perkebunan kopi rakyat. Persentase aktivitas pertanian
berdasarkan komoditas adalah sekitar 70% aktivitas pertanian adalah pertanian padi dan
sisanya adalah perkebunan kopi rakyat. Hal ini disebabkan karena hanya beberapa desa saja

22
yang banyak memproduksi kopi. Desa-desa tersebut antara lain Desa Sipira, Desa Huta
Hotang, Desa Janji Matogu, dan beberapa desa lain yang berada di dataran tinggi.
e. Potensi wilayah Kecamatan Nainggolan
Basis kegiatan perekonomian di Kecamatan Nainggolan adalah Pertanian. Sekitar 95%
penduduk Kecamatan Nainggolan adalah Petani. Komoditi pertanian yang diproduksi tidak
jauh berbeda dengan produksi pertanian di kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Samosir
yaitu produksi padi dan kopi. Desa-desa yang terletak di dataran tinggi pada umumnya
memproduksi kopi sedangkan daerah yang berbatasan langsung dengan Danau Toba pada
umumnya memproduksi padi dan kopi.
f. Potensi wilayah Kecamatan Palipi
Basis aktivitas perekonomian di Kecamatan Palipi adalah Pertanian. Sekitar 95%
penduduk Kecamatan Palipi adalah petani, sedangkan sisanya adalah PNS. Komoditas
pertanian yang dominan adalah padi dan kopi. Namun, pada pertanian padi, sistem irigasi
yang digunakan masih sistem irigasi tadah hujan. Selain padi dan kopi, penduduk Kecamatan
Palipi juga menanam jenis tanaman lain seperti tanaman palawija,sayuran dan buah-buahan.
Selain pertanian tanaman pangan, penduduk kecamatan ini juga berproduksi di bidang
subsektor peternakan seperti peternakan kerbau, kambing, babi, ayam buras, dan perikanan
darat.
g. Potensi wilayah Kecamatan Ronggurnihuta
Hampir 90 % masyarakat Ronggurnihuta adalah petani kopi. Sebagian besar pendapatan
utama masyarakat di kecamatan ini adalah dari pertanian kopi. Hampir semua desa pula
memproduksi kopi dan sebagian kecilnya memproduksi padi.
h. Potensi wilayah Kecamatan Pangururan
Potensi Kecamatan Pangururan adalah Sektor Pertanian. Subsektor pertanian yang
menjadi potensi Kecamatan Pangururan adalah subsektor pertanian tanaman pangan,
peternakan dan perikanan darat. Selain sektor Pertanian, di Kecamatan Pangururan juga
terdapat pusat perdagangan di Kabupaten Samosir. Pusat aktivitas
perdagangan di Kabupaten Samosir tersebut terletak pada Kelurahan Pasar Pangururan.
Hasil-hasil pertanian seperti padi, kopi dan tanaman palawija serta sayuran dari seluruh
kecamatan-kecamatan di Kabupaten Samosir dibawa ke Kelurahan Pasar Pangururan untuk
diperdagangkan atau didistribusikan lagi ke luar Kabupaten Samosir. Tujuan distribusi nya

23
pada umumnya adalah kota Medan, Kota
Pematangsiantar, dan Kota Doloksanggul.
i. Potensi wilayah Kecamatan Simanindo
Sektor yang menjadi basis ekonomi Kecamatan Simanindo adalah sektor pertanian,
khususnya di subsektor perkebunan rakyat. Komoditi utama nya adalah kopi. Di semua desa
di kecamatan Simanindo terdapat perkebunan kopi rakyat. Selain perkebunan dan
peternakan, Kecamatan Simanindo merupakan salah satu pusat aktivitas pariwisata di
Kabupaten Samosir dalam bidang perdagangan dan jasa pariwisata. Desa Tomok Kecamatan
Simanindo merupakan sentra souvenirshop dan Desa Tuk Tuk Siadong adalah sentra jasa
pariwisata seperti hotel dan akomodasi pariwisata lainnya.

G. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Samosir Tahun 2020 Menurut Lapangan


Usaha
Perekonomian Kabupaten Samosir yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar
harga berlaku pada tahun 2020 mencapai Rp. 4,54 triliun, sedangkan berdasarkan atas
dasar harga konstan 2010 mencapai Rp. 3,08 triliun.
Grafik 1. Pertumbuhan Beberapa Kategori Tahun 2020 (%)

Perekonomian Kabupaten Samosir tahun 2020 jika dibandingkan tahun

24
sebelumnya mengalami kontraksi sebesar -0,59 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Samosir masih lebih tinggi dari Provinsi Sumatera Utara sebesar -1,07
persen dan Nasional sebesar -2,07 persen. Berdasarkan pendekatan produksi, ada 9
(Sembilan) lapangan usaha yang masih tumbuh positif yaitu kategori Informasi dan
Komunikasi yaitu sebesar 8,55 persen, Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 5,61 persen,
Jasa Pendidikan sebesar 4,57 persen, Real Estate sebesar 3,97 persen, Jasa Keuangan
dan Asuransi sebesar 3,80 persen, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang sebesar 3,11 persen, Jasa Perusahaan sebesar 2,75 persen, Pertambangan
dan Penggalian sebesar 2,43 persen, dan Industri Pengolahan sebesar 1,09 persen.
Sedangkan 8 (delapan) kategori lainnya mengalami kontraksi.
Struktur perekonomian Kabupaten Samosir pada tahun 2020 masih didominasi
oleh empat kategori utama yaitu Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 50,87
persen, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar
11,62 persen, Konstruksi sebesar 11,12 persen serta Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 10,84 persen. Peranan keempat lapangan
usaha tersebut mencapai 84,45 persen terhadap total PDRB Samosir. Jika dilihat dari
laju ke 4 (empat) kategori yang mendominasi struktur perekonomian samosir,
seluruhnya mengalami kontraksi antara -0,28 sd -3,35 persen. Kategori Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan mengalami kontraksi sebesar -0,28 persen, Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar -0,30 persen, Konstruksi
sebesar - 3,35 persen, dan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor sebesar - 0,42 persen.
Bila dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi Kabupaten Samosir tahun 2020,
kategori Informasi dan Komunikasi memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar
0,09 persen; diikuti Real Estate sebesar 0,08 persen; Jasa Pendidikan sebesar 0,04
persen; Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 0,03 persen, Pertambangan dan
Penggalian sebesar 0,02 persen dan Industri Pengolahan sebesar 0,01 persen.

25
Lampiran 1
PDRB Kabupaten Samosir Menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Berlaku Dan Harga Konstan 2010 Tahun 2019
dan 2020 (Miliar rupiah)
Atas Dasar Atas Dasar Harga
Lapangan Usaha Harga Konstan
Berlaku
2019*) 2020**) 2019*) 2020**)
(1) (2) (3 (4 (5 (6
) ) ) )
A Pertanian, Kehutanan, & Perikanan 2 240,67 2 310,91 1 606,00 1 601,57
B Pertambangan dan Penggalian 27,92 29,23 19,91 20,39
C Industri Pengolahan 22,83 23,48 15,55 15,72
D Pengadaan Listrik dan Gas 2,13 2,26 2,12 2,24
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
E 2,25 2,33 1,49 1,54
dan Daur Ulang
F Konstruksi 506,80 505,32 344,41 332,87
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
G 482,46 492,36 343,05 341,62
Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 158,11 155,93 100,81 96,97
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 236,94 231,43 162,60 157,95
J Informasi dan Komunikasi 33,67 37,14 33,52 36,38
K Jasa Keuangan dan Asuransi 39,55 41,02 27,86 28,92
L Real Estat 97,19 103,71 61,64 64,09
M, Jasa Perusahaan 5,01 5,25 3,50 3,59
N
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
O 508,57 527,77 329,39 328,41
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 40,36 43,33 28,38 29,68
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 26,67 27,73 16,28 16,26
R,S,
Jasa Lainnya 3,59 3,66 2,23 2,22
T,
U
PDRB 4 434,72 4 542,85 3 098,74 3 080,43

Keterangan :
*) Angka sementara
**) Angka sangat sementara

26
Lampiran 2
Struktur PDRB Samosir Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2019 dan
2020 (persen)

Struktur PDRB Atas Dasar Harga


Berlaku
Lapangan Usaha
2019*) 2020**)
(1) (2) (3) (4)
A Pertanian, Kehutanan, & Perikanan 50,53 50,87
B Pertambangan dan Penggalian 0,63 0,64
C Industri Pengolahan 0,51 0,52
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,05 0,05
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,05 0,05
F Konstruksi 11,43 11,12
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 10,88 10,84
H Transportasi dan Pergudangan 3,57 3,43
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,34 5,09
J Informasi dan Komunikasi 0,76 0,82
K Jasa Keuangan dan Asuransi 0,89 0,90
L Real Estat 2,19 2,28
M,N Jasa Perusahaan 0,11 0,12
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 11,47 11,62
P Jasa Pendidikan 0,91 0,95
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,60 0,61
R,S
Jasa Lainnya 0,08 0,08
,
T,
U

PDRB 100,00 100,00

Keterangan :

*) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

27
Lampiran 3
Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDRB
Kabupaten Samosir Menurut Lapangan Usaha Tahun 2020
(persen)

Sumber
Laju
Lapangan Usaha Pertumbuhan
Pertumbuha
2020**)
n 2020**)
(1) (2) (3) (4)
A Pertanian, Kehutanan, & Perikanan -0,28 -0,14
B Pertambangan dan Penggalian 2,43 0,02
C Industri Pengolahan 1,09 0,01
D Pengadaan Listrik dan Gas 5,61 0,00
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,11 0,00
F Konstruksi -3,35 -0,37
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -0,42 -0,05
H Transportasi dan Pergudangan -3,81 -0,12
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -2,86 -0,15
J Informasi dan Komunikasi 8,55 0,09
K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,80 0,03
L Real Estat 3,97 0,08
M,N Jasa Perusahaan 2,75 0,00
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -0,30 -0,03
P Jasa Pendidikan 4,57 0,04
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial -0,13 -0,00
R,S,T, Jasa Lainnya -0,27 -0,00
U
PDRB -0,59 -0,59

Keterangan :

*) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

28
29
30
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kabupaten Toba Samosir merupakan wilayah dataran tinggi beriklim tropis


dengan topografi tanah yang beraneka ragam yaitu datar, landai, miring dan terjal. Jika dilihat
dari tingkat Propinsi Sumatera Utara, sampai pada tahun 2015 Kabupaten Toba Samosir masih
berada pada kuadaran ke empat yakni daerah yang tertinggal karena merupakan daerah yang
pertumbuhan ekonomi maupun pendapatan perkapitanya lebih rendah dibanding rata-rata
propinsi. Kabupaten Toba Samosir memiliki sektor unggulan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan dengan nilai LQ rata-rata sebesar 1,40 ; Sektor Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum sebesar 1,35 ; Sektor Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial sebesar 2,91 dan Sektor Jasa Pendidikan sebesar
1,31. Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu daerah di Kawasan Danau Toba
yang memiliki jumlah penduduk sampai pada tahun 2015 berjumlah 179.704 jiwa
dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0,7025% setiap tahunnya sehingga dapat
diprediksi jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2017 berkisar
182.238 jiwa.

B. SARAN

Dari kesimpulan yang didapat secara umum Kabupaten Toba Samosir sudah memiliki
kemampuan dalam mengembangkan daerahnya sendiri namun jika dibandingkan dengan
kabupaten/ kota lain masih jauh tertinggal sehingga terdapat beberapa saran sebagai masukan
untuk pengembangan Kabupaten Toba Samosir sebagai pusat pertumbuhan di Propinsi
Sumatera Utara masih diperlukannya kerjasama pemerintah daerah dengan pihak swasta dan
masyarakat dalam penataan kota dan lingkungan yang ada di Kabupaten Toba.

31
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo, 2008. Pengembangan Wilayah Konsep dan Teori. Yogyakarta.


Graha Ilmu

Arsyad, Lincolin, 1996. Analisis Potensi Pembangunan Ekonomi Daerah, Modul


Program Penataan Manajemen Sektor Ekonomi Strategis,
Kerjasama Direktorat Jenderal PUOD-Depdagri dengan Pusat
Penelitian dan Pengkajian Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.

https://samosirkab.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html#subjekViewTab3 (Diakses pada 05


September 2021)

https://samosirkab.bps.go.id/pressrelease/2021/04/16/145/pertumbuhan-ekonomi-kabupaten-
samosir-tahun-2020-menurut-lapangan-usaha.html (Diakses pada 05 September 2021)

http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/images/docs/SLHD_KAB._SAMOSIR_2008.pdf
(Diakses pada 05 September 2021)

https://samosirkab.go.id/geografis/ (Diakses pada 05 September 2021)

https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1508433
1474__BAB_4_PROFIL_DAERAH.pdf (Diakses pada 05 September 2021)

http://jagoips.wordpress.com/2013/02/04/kondisi-fisik-wilayah-dan-penduduk-indonesia/
(Diakses pada 05 September 2021)

http://muhlisah-lisah.blogspot.com/2014/12/makalah-potensi-fisik-dan-sosial.html (Diakses
pada 05 September 2021)

https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1510036
683Bab_4.pdf (Diakses pada 05 September 2021)

32

Anda mungkin juga menyukai