GEOGRAFI INDUSTRI
“KONSEP, RUANG LINGKUP, FAKTOR-FAKTOR
GEOGRAFI INDUSTRI SERTA KEDUDUKAN GEOGRAFI
INDUSTRI DALAM GEOGRAFI”
Dosen Pengampu:
Dr. NOVIDA YENNI, M.Si.
Disusun Oleh:
(KELOMPOK 1)
HIJJAH PUTRA ZAI (3191131020)
TARISA DIBA (3191131004)
DWI SARTIKA (3292331002)
VERONICA E. A. (3193331031)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga Makalah “Konsep, Ruang Lingkup, Faktor-Faktor Geografi Industri
Serta Kedudukan Geografi Industri Dalam Geografi” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan, baik materi
maupun pemikiranya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depanya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat............................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Definisi/ Konsep Geografi Industri.....................................................................3
B. Ruang Lingkup Geografi Industri......................................................................8
C. Faktor-Faktor Industri......................................................................................10
D. Kedudukan Geografi Industri dalam Geografi................................................13
BAB III...........................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pemerataan pendapatan. Keberadaan pendududuk Indonesia yang sebagian
besar tinggal di pedesaan dan bekerja sebagai petani dengan keadaan pada
zaman sekarang ini tidak memungkinkan untuk dapat memenuhi kebutuhan
keluarganya. Bahkan untuk mendapatkan pekerjaan di luar sektor pertanian
sangat sulit, salah satu cara untuk meningkaatkan penyerapan tenaga kerja
yaitu dengan mendirikan industri-industri kecil atau yang disebut dengan
industri rumahan.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
manusia biasanya berperan sebagai pengelola dan pelaksana suatu industri
yang terdiri dari beberapa komponen yang penting. Seperti kebijakan
pemerintahan, tenaga kerja, aktivitas sosial bahkan tranportasi. Dimana dua
hal ini saling mempengaruhi sehingga dapat memproduksi bahan baku
menjadi barang jadi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, serta turut
mempengaruhi dalam perekonomian.
Menurut Roswto pertumbuhan dan perkembangan industri dibedakan
menjadi 5 tahap, yaitu:
1) The traditional society (masyarakat tradisional) Suatu masyarakat yang
strukturnya dibangun dalam fungsi terbatas, ilmu pengetahuan dan
tekhnologi sangat sedrhana dan berenghasilan rendah.
2) The Precondition for take off (pra kondisi menuju tinggal landas)
Merupakan bentuk masyarakat dalam masa peralihan. Nilai dan cara-cara
tradisional mulai dirasakan tidak cocok. Sedangkan nilai-nilai baru
muncul dan sangat dibutuhkan. Secara perlahan perubahan-perubahan
pun mulai terjadi.
3) Take off (masa tinggal landas) Merupakan masa dimana berbagai
kendala terhadap pertumbuhan sudah dapat diatasi. Niali-nilai dan
terobosan baru yang jelas dapat menimbulkan kemajuan masyarakat yang
makin luas.
4) The drive to maturity (menuju ke arah kedewasaan) Tahap menuju
kedewasaan atau kematangan adalah suatu tahap kegiatan perekonomian
yang tumbuh secara terus menerus. Produktivitas dari keguatan industri
sangat berarti menentukan pendapatan nasional.
5) The age of high masa concumtion (suatu masa masyarakat berkonsumsi
tinggi) Masa konsumsi tinggi ditandai dengan adanya perkembangan
kegiatan industri lebih ditujukan untuk menhasilkan barang-barang
konsumsi yang tahan lama.
Klasifikasi Industri
Menurut Philip Kristanto, (2004: 156-157) industri secara garis besar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
4
1) Industri Dasar Hulu
Industri hulu memiliki sifat sebagi berikut: padat modal, berskala besar,
menggunakan teknologi maju dan teruji. Lokasinya selalu dipilih dekat
dengan bahan baku yang mempunyai sumber energi sendiri, dan pada
umumnya lokasi ini belum tersentuh pembangunan.
2) Industri Hilir
Industri hilir merupakan perpanjangan proses industri hulu. Pada umumnya
industri ini mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi. Lokasinya
selalu diusahakan dekat pasar, menggunakan teknologi madya dan teruji,
padat karya.
3) Industri Kecil
Industri kecil banyak berkembang di perdesaan dan perkotaan, memiliki
peralatan sederhana. Walaupun hakikat produksinya sama dengan industri
hilir, tetapi sistem pengolahannya lebih sederhana.
Berdasarkan klasifikasi industri tersebut, industri slondok termasuk
dalam kategori industri kecil karena berkembang di perdesaan, peralatan yang
digunakan dan sistem pengolahannya masih sederhana.
5
Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunnya diambil langsung
dari alam, yang dibedakan menjadi 2
Industri reproduktif adalah industri yang mengambil bahan bakunya dari
alam, tetapi selalu mengganti kembali setelah mengambilnya.
Industri manufaktur adalah industri yang mengolah bahan baku menjadi
barang jadi, hasilnya digunakan untuk industri lain.
Industri non ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunnya diambil dari
tempat lain atau disediakan oleh industri lain.
Industri fasilitatif, yaitu industri yang menjual jasa.
d) Berdasarkan produktivitas
Industri primer yaitu industri yang tidak memerlukan pengelolahan lebih
lanjut.
Industri sekunder yaitu industri yang menghasilkan barang-barang yang
memerlukan
Industri tertier adalah industri yang bergerak di bidang jasa.
6
e) Berdasarkan lokasi
Market oriented industry adalah industri yang berorientasi pada pasar.
Suppy oriented industry adalah industri yang berorientasi pada
pengolahan.
Raw oriented industry adalah industri yang berorientasi pada bahan
mentah/bahan baku
Power oriented industry adalah industri yang berorientasi padasumber
tenaga/tenaga kerja.
7
Industri konveksi adalah industri yang menghasilkan pakaian jadi.
Industri perakitan/assembling adalah industri yang mengusahakan
perakitan mesin-mesin untuk memproduksi barang jadi.
Industri trafik adalah industri yang semua bahan mentahnya diimpor.
8
Kegiatan distribusi
Pengertian mengenai industri dari Kuncoro (2007) yaitu ; Pengertian
industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan
produk sejenis, dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan,
proses, bentuk produk akhir, dan konsumen akhir. Dalam arti yang lebih luas
industri dapat didefinisikan sebagai kumpulan perusahaan yang memproduksi
barang dan jasa dengan elastisitas silang (cross elastisities of demand) yang
positif dan tinggi. Secara garis besar, industri dapat didefinisikan sebagai
kelompok perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang sama atau
bersifat substitusi.
Pembahasan mengenai industri memang sangat erat dan penting
dijaman modern seperti saat ini. sebelum memahami lebih jauuh mengenai
industri mari kita pahami lebih dahulu apa itu pengertian industri. Arti
industrialisasi secara umum merupakan proses perubahan struktur
perekonomian, yaitu dari struktur pertanian menjadi struktur industri. Proses
industrialisasi di dalam suatu perekonomian sering juga diartikan sebagai
proses perubahan struktur ekonomi. Industrialisasi juga sering diartikan
sebagai proses modernisasi ekonomi yang mencakup semua sektor ekonomi
yang ada, yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan industri
manufaktur. Industrialisai memang sangat perlu karena menjamin
pertumbuhan ekonomi.
Pentingnya peran industri di dalam meningkatkan perekonomian di
masyarakat dan juga bagi suatu negara, lebih jauh dalam hal ini Jhingan
(2002) mengungkapankan bahwa Perubahan struktural mengandung arti
peralihan dari masyarakat pertanian tradisional menjadi ekonomi industri
modern, yang mencakup peralihan lembaga, sikap sosial dan motivasi yang
ada secara radikal. Perubahan struktural semacam ini menyebabkan
kesempatan kerja semakin banyak dan produktivitas buruh stok modal,
pendayagunaan sumber-sumber baru serta perbaikan teknologi akan semakin
tinggi.
Dalam ruang lingkupnya pembahsan mengenai industri sendiri ada 2
katagori yang di bedakan. seperti Menurut Nurimansyah (1996) Industri dapat
9
dikategorikan dalam ruang lingkup mikro dan makro. Dalam lingkup mikro
industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang
menghasilkan barang yang homogen atau barang yang mempunyai sifat
saling mengganti yang erat, sedangkan dalam lingkup makro industri berarti
kegiatan yang menciptakan nilai tambah.
Lebih jauh dalam hal ini melihat pentingnya peran industri dalam
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sukirno mengungkapkan (2006)
bahwa Agar negara berkembang dapat melepaskan diri dari lingkaran
kemiskinan yang dihadapi, perlulah dilaksanakan program pembangunan
seimbang, yaitu dalam waktu yang bersamaan dilaksanakan penanaman
modal diberbagai industri yang mempunyai keterkaitan. Dengan cara ini luas
pasar akan dapat dipebesar, karena kesempatan kerja dan pendapatan
masyarakat yang diperoleh berbagai industri akan menciptakan permintaan
terhadap barang-barang yang dihasilkan oleh bebagai industri yang dibangun.
Pembangunan industri menciptakan pasar bagi industri yang dibangun.
Pembangunan industri menciptakan pasar bagi industri lain dan makin banyak
industri yang dibangun, makin luas pasar dan memungkinkannya untuk
menggunakan modal dengan lebih efisien dan intensif. Dengan demikian,
pembangunan seimbang akan menjadi perangsang untuk memperluas
permintaan terhadap modal dan menciptakan perangsang untuk mengadakan
lebih banyak penanaman modal.
Jadi dalam pengembangan ekonomi di era modern ini memang peran
industri sangat penting, dan dirasa sektor industri adalah sektor unggul dan
justru dapat membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih baik
dan jika perkembangan industri dapat terus berkembang dan di kelola dengan
baik. maka pergeseran dari negara berkembang akan menjadi negara maju
akan terjadi.
C. Faktor-Faktor Industri
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi industri. Jika kita perhatikan
kegiatan ekonomi sekunder, yaitu industry manufaktur, pada dasarnya
nampak adanya tiga usaha dan kegiatan pokok yang satu sama lain saling
10
berkaitan, yaitu: usaha-usaha pengumpulan dan pengambilan bahan mentah,
kegiatan pengolahan, dan usaha-usaha pemasaran hasilnya.
Mengingat kait-mengkaitnya berbagai aspek kegiatan industry tersebut,
maka High Smith (1963) menggolongkan syarat dan faktor-faktor yang
mempengaruhi usaha dan kegiatan industri, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Sumber Daya. Faktor sumber daya, khususnya sumber daya alam
sebagai pendukung industri yang penting adalah : bahan mentah, sumber
energy, persediaan air, faktor iklim dan bentuk lahan (landform). Faktor
Sosial.
2. Faktor sosial yang berpengaruh terhadap usaha dan perkembangan
industri antara lain: penyediaan tenaga kerja, kemampuan-kemampuan
teknologi, dan kemampuan-kemampuan mengorganisasi.
3. Faktor-faktor Ekonomi. Faktor ekonomi yang paling penting adalah :
pasaran, transportasi, modal, masalah harga tanah dan pajak.
4. Faktor Kebijakan Pemerintah. Kebijakan pemerintah yang
mempengaruhi usaha dan perkembangan industri, misalnya: ketentuan-
ketentuan perpajakan dan tarif, pembatasan impor-ekspor (proteksi hasil
industri dalam negeri dan mendorong ekspor), pembatasan jumlah dan
macam industri, penentuan daerah industri, pengembangan kondisi dan
iklim yang menguntungkan usaha (favourable), dan lain-lain.
Sedangkan menurut Daldjoeni (1992) “faktor–faktor yang
mempengaruhi keberadaan industri meliputi faktor ekonomi, historis,
manusia, politisi dan faktor geografis”. Sehingga faktor–faktor yang
mempengaruhi perkembangan industri menurut Daldjoeni (1992). Faktor
geografi meliputi enam hal yaitu: bahan mentah, sumber daya, tenaga, suplay
air, sumber tenaga kerja, pasaran dan fasilitas transportasi.
Disamping faktor geografis terdapat faktor non geografis bagi
perindustrian. Syarat-syarat yang dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan
aktivitas suatu industri adalah tersedianya bahan baku, tenaga kerja, modal,
fasilitas perhubungan dan transportasi yang baik. Berdasarkan hal tersebut
maka potensi wilayah merupakan faktor yang berpengaruh. Faktor-faktor
11
produksi tersebut sangat mempermudah atau mendukung keberadaan suatu
industri. Beberapa faktor tersebut meliputi:
1. Faktor modal
4. Faktor pemasaran
12
Tersedianya tenaga kerja yang melimpah sering dijadikan
pertimbangan bagi pengusaha untuk mendirikan industri, terlebih industri
yang sifatnya padat karya. (Bintarto, 1997 dalam Wulandari, 2000).
13
yang lokasi yang bersangkutan, bersangkutan, ada yang berorientasi
berorientasi kepada energi, energi, tenaga kerja, pasar, bahan baku, dan ada
pula yang berorientasi berorientasi pada kemajuan kemajuan teknologi.
teknologi. Dasar orientasi orientasi keputusan keputusan tersebut tersebut
terutama terutama ditekan kepada biaya transportasi yang terendah
(Sumaatmaja,1988:129). Dalam menentukan lokasi suatu industri untuk
memperoleh perkembangan memerlukan perencanaan yang baik, karena
berkaitan denga perencanaan yang baik, karena berkaitan dengan produk
yang dihasilkan.
1)
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
15
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.psychologymania.com/2013/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
industri.html (diakses pada kamis, 17 februari 2022)
https://eprints.uny.ac.id/18960/4/4%20BAB%20II%2009405241011.pdf (diakses
pada kamis, 17 februari 2022)
http://wenyra.blogspot.com/2013/02/pengertian-geografi-industri.html (diakses
pada kamis, 17 februari 2022)
17