Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

GEOGRAFI INDUSTRI
“KONSEP, RUANG LINGKUP, FAKTOR-FAKTOR
GEOGRAFI INDUSTRI SERTA KEDUDUKAN GEOGRAFI
INDUSTRI DALAM GEOGRAFI”

Dosen Pengampu:
Dr. NOVIDA YENNI, M.Si.

Disusun Oleh:
(KELOMPOK 1)
HIJJAH PUTRA ZAI (3191131020)
TARISA DIBA (3191131004)
DWI SARTIKA (3292331002)
VERONICA E. A. (3193331031)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga Makalah “Konsep, Ruang Lingkup, Faktor-Faktor Geografi Industri
Serta Kedudukan Geografi Industri Dalam Geografi” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan, baik materi
maupun pemikiranya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depanya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam masalah ini. Oleh karena itu, Kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 17 Februari 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat............................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Definisi/ Konsep Geografi Industri.....................................................................3
B. Ruang Lingkup Geografi Industri......................................................................8
C. Faktor-Faktor Industri......................................................................................10
D. Kedudukan Geografi Industri dalam Geografi................................................13
BAB III...........................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri merupakan salah satu aktivitas ekonomi non pertanian yang


memiliki peluang besar dalam rangka perluasan lapangan pekerjaan.
Mengingat hampir sebagian besar penduduk Ponorogo masih tinggal di
wilayah pedesaan, industri khususnya industri kecil menengah (IKM)
memiliki andil yang cukup besar dalam membuka lapangan kerja yang
mampu meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat secara cepat
yang ditandai dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja

Geografi Industri merupakan penggabungan dua hal berbeda namun


memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Dari segi pengertian Geografi
merupakan disiplin ilmu yang mempelajari segala fenomena yang ada
dipermukaan bumi serta perbedaan dan persamaan gejala permukaan bumi
melalui pendekatan kelingkungan, pendekatan kewilayahan dan keruangan.
sedangkan industri itu sendiri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan - bahan baku menjadi barang yang memiliki manfaat serta nilai
ekonomis.

Potensi sumber daya alam di Indonesia sangat berlimpah. Dengan aneka


potensi sumber daya alam tersebut, seperti jenis tumbuhan, tanah, daerah
pantai, barang tambang dan masih banyak lainnya. Sumber daya alam itu
dapat diolah sesuai dengan kemampuan sumber daya manusianya dan
teknologi yang dimiliki penduduk. Persebaran dan keberadaan sumber daya
alam yang berbeda-beda di setiap wilayah, cenderung dapat menunjukkan
aneka jenis mata pencaharian yang dilakukan oleh penduduk dalam suatu
masyarakat yang tersebar di muka bumi ini.

Negara Indonesia termasuk negara berkembang melakukan


pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi, memperluas lapangan kerja, meningkatkan tenaga kerja dan

1
pemerataan pendapatan. Keberadaan pendududuk Indonesia yang sebagian
besar tinggal di pedesaan dan bekerja sebagai petani dengan keadaan pada
zaman sekarang ini tidak memungkinkan untuk dapat memenuhi kebutuhan
keluarganya. Bahkan untuk mendapatkan pekerjaan di luar sektor pertanian
sangat sulit, salah satu cara untuk meningkaatkan penyerapan tenaga kerja
yaitu dengan mendirikan industri-industri kecil atau yang disebut dengan
industri rumahan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam makalah ini penulis


akan membahas mengenai Konsep, Ruang Lingkup, Faktor-Faktor Geografi
Industri Serta Kedudukan Geografi Industri Dalam Geografi.

B. Rumusan Masalah

1) Bagaimana konsep geografi industri?


2) Bagaimana ruang lingkup geografi industri?
3) Bagaimana faktor-faktor dalam geografi industri?
4) Bagaimana kedudukan geografi industri dalam geografi?

C. Tujuan dan Manfaat

1) Mengetahui konsep geografi industri


2) Mengetahui ruang lingkup geografi industri
3) Mengetahui faktor-faktor dalam geografi industri
4) Mengetahui kedudukan geografi industri dalam geografi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi/ Konsep Geografi Industri

Menurut Undang-Undang RI No.5 Tahun 1984 Bab I Pasal 1 tentang


perindustrian, menyebutkan definisi industri adalah kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang
jadi menjadi barang dengan nilai lebih tinggi untuk penggunanya, termasuk
kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Menurut Irfan Hadjam (1977: 23), industri adalah segala aktivitas
manusia di bidang ekonomi yang produktif. Berdasarkan pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa industri merupakan kegiatan mengolah bahan yang
dapat diolah menjadi wujud lain dan mempunyai nilai lebih tinggi bagi
penggunanya.
Geografi Industri merupakan penggabungan dua hal berbeda namun
memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Dari segi pengertian Geografi
merupakan disiplin ilmu yang mempelajari segala fenomena yang ada
dipermukaan bumi serta perbedaan dan persamaan gejala permukaan bumi
melalui pendekatan kelingkungan, pendekatan kewilayahan dan keruangan.
sedangkan industri itu sendiri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan - bahan baku menjadi barang yang memiliki manfaat serta nilai
ekonomis. Jika dua hal yang berbeda ini dikaitkan maka akan terdefinisikan
bahwa Geografi Industri adalah mempelajari fenomena kegiatan
perekonomian dalam pengolahan bahan baku menjadi barang sehingga
memiliki nilai ekonomis yang dilihat dari segi pendekatan kewilayahan,
keruangan dan ekologis.
Dimana dalam geografi industri memiliki dua hal yang saling terkait
yaitu alam dan manusia. Dari alam biasanya dapat diperoleh bahan - bahan
baku yang menjadi keperluan dari proses kegiatan industri serta mendukung
dalam pertumbuhan maupun perkembangan suatu industri atau bisa dikatakan
menjadi faktor yang mempengaruhi keberlangsungan suatu industri. Dari

3
manusia biasanya berperan sebagai pengelola dan pelaksana suatu industri
yang terdiri dari beberapa komponen yang penting. Seperti kebijakan
pemerintahan, tenaga kerja, aktivitas sosial bahkan tranportasi. Dimana dua
hal ini saling mempengaruhi sehingga dapat memproduksi bahan baku
menjadi barang jadi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, serta turut
mempengaruhi dalam perekonomian.
Menurut Roswto pertumbuhan dan perkembangan industri dibedakan
menjadi 5 tahap, yaitu:
1) The traditional society (masyarakat tradisional) Suatu masyarakat yang
strukturnya dibangun dalam fungsi terbatas, ilmu pengetahuan dan
tekhnologi sangat sedrhana dan berenghasilan rendah.
2) The Precondition for take off (pra kondisi menuju tinggal landas)
Merupakan bentuk masyarakat dalam masa peralihan. Nilai dan cara-cara
tradisional mulai dirasakan tidak cocok. Sedangkan nilai-nilai baru
muncul dan sangat dibutuhkan. Secara perlahan perubahan-perubahan
pun mulai terjadi.
3) Take off (masa tinggal landas) Merupakan masa dimana berbagai
kendala terhadap pertumbuhan sudah dapat diatasi. Niali-nilai dan
terobosan baru yang jelas dapat menimbulkan kemajuan masyarakat yang
makin luas.
4) The drive to maturity (menuju ke arah kedewasaan) Tahap menuju
kedewasaan atau kematangan adalah suatu tahap kegiatan perekonomian
yang tumbuh secara terus menerus. Produktivitas dari keguatan industri
sangat berarti menentukan pendapatan nasional.
5) The age of high masa concumtion (suatu masa masyarakat berkonsumsi
tinggi) Masa konsumsi tinggi ditandai dengan adanya perkembangan
kegiatan industri lebih ditujukan untuk menhasilkan barang-barang
konsumsi yang tahan lama.

Klasifikasi Industri
Menurut Philip Kristanto, (2004: 156-157) industri secara garis besar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

4
1) Industri Dasar Hulu
Industri hulu memiliki sifat sebagi berikut: padat modal, berskala besar,
menggunakan teknologi maju dan teruji. Lokasinya selalu dipilih dekat
dengan bahan baku yang mempunyai sumber energi sendiri, dan pada
umumnya lokasi ini belum tersentuh pembangunan.
2) Industri Hilir
Industri hilir merupakan perpanjangan proses industri hulu. Pada umumnya
industri ini mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi. Lokasinya
selalu diusahakan dekat pasar, menggunakan teknologi madya dan teruji,
padat karya.
3) Industri Kecil
Industri kecil banyak berkembang di perdesaan dan perkotaan, memiliki
peralatan sederhana. Walaupun hakikat produksinya sama dengan industri
hilir, tetapi sistem pengolahannya lebih sederhana.
Berdasarkan klasifikasi industri tersebut, industri slondok termasuk
dalam kategori industri kecil karena berkembang di perdesaan, peralatan yang
digunakan dan sistem pengolahannya masih sederhana.

Klasifikasi secara umum


Di Indonesia, usaha kegiatan industri dikelompokan menjadi empat kelompom,
yaitu:
 Kelompok 1 Aneka industri dan kerajinan, terdiri dari industri makanan dan
minuman, industri kerajinan logam.
 Kelompok 2 Industri logam dan elektronika, terdiri dari industri logam dasar
(besi/baja, y\timah dan kabel), industri mesin (kendaraan, mesin-mesin,
kapal) dan industri elektronika (radio, televisi, alat listrik
 Kelompok 3 Industri kima, terdiri dari industri pupuk, gelas, garam dan gas
 Kelompok 4 Industri sandang dan tekstil, terdiri atas industri serat sintetis,
pemintalan, perajutan dan konveksi (pakaian jadi).

Klasifikasi Secara Khusus


a) Berdasarkan bahan baku

5
 Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunnya diambil langsung
dari alam, yang dibedakan menjadi 2
 Industri reproduktif adalah industri yang mengambil bahan bakunya dari
alam, tetapi selalu mengganti kembali setelah mengambilnya.
 Industri manufaktur adalah industri yang mengolah bahan baku menjadi
barang jadi, hasilnya digunakan untuk industri lain.
 Industri non ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunnya diambil dari
tempat lain atau disediakan oleh industri lain.
 Industri fasilitatif, yaitu industri yang menjual jasa.

b) Berdasarkan jumlah tenaga kerja ·


 Industri besar≥3000 orang
 Industri sedang=20-30 orang
 Industri kecil=5-19 orang Industri rumah tangga=1-4

c) Berdasarkan asal modal


 Industri PMDN (penanaman modal dalam negri)Adalah industri yang
modalnya secara keseluruhan berasal dari penanaman modal dalam negri
oleh para pengusaha swasta nasional atau pemerintah.
 Industri PMA (penanaman modal asing) Adalah industri yang modalnya
sebagaian besar atau keseluruhan berasal dari penanaman modal asing.
Contoh: PT. Cocacola, PT. Uniliver, dan lain-lain
 Industri patungan Adalah industri yang modalnya berasal dari kerja sama
antar swasta nasional dan industri asia dengan presentase jumlah modal
yang sesuai dengan peraturan penanaman modal di Indonesia.

d) Berdasarkan produktivitas
 Industri primer yaitu industri yang tidak memerlukan pengelolahan lebih
lanjut.
 Industri sekunder yaitu industri yang menghasilkan barang-barang yang
memerlukan
 Industri tertier adalah industri yang bergerak di bidang jasa.

6
e) Berdasarkan lokasi
 Market oriented industry adalah industri yang berorientasi pada pasar.
 Suppy oriented industry adalah industri yang berorientasi pada
pengolahan.
 Raw oriented industry adalah industri yang berorientasi pada bahan
mentah/bahan baku
 Power oriented industry adalah industri yang berorientasi padasumber
tenaga/tenaga kerja.

f) Berdasarkan modal dan daya tampung kerja


 Industri padat modal (capital intensive) adalah industri yang lebih banyak
menggunakan modal untuk membentuk uang dan peralatan dengan
tekhnologi tinggi daripada menggunakan tenaga manusia.
 Industri padat karya (labour intensiveI adalah industri yang lebih banyak
membutuhkan dan menggunakan tenaga kerja manusia.

g) Berdasarkan hasil produksi


 Industri berat yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin dalam
produksi, bahan baku dan bahan penolong.
 Industri ringan adalah industri yang menghasilkan barang-barang jadi.
 Industri campuran adalah industri yang memproduksi lebih dari satu
macam barang.

h) Berdasarkan tahapan produksi


 Industri hulu atau industri dasar adalah industri yang mengolah bahan
mentah, bahan baku dan bahan setengah jadi.
 Industri hilir adalah industri yang mengolah bahan-bahan setengah jadi
menjadi brang jadi

i) Berdasarkan bahan dasarnya


 Industri dasar adalah industri yang menghasilkan bahan dasar untuk
industri lain.

7
 Industri konveksi adalah industri yang menghasilkan pakaian jadi.
 Industri perakitan/assembling adalah industri yang mengusahakan
perakitan mesin-mesin untuk memproduksi barang jadi.
 Industri trafik adalah industri yang semua bahan mentahnya diimpor.

j) Berdasarkan bahan klasifikasi departemen perindustrian


 Industri kimia dasar adalah industri yang mengolah lahan mentah
menjadi bahan baku atau bahan jadi menggunakan modal kerja yang
besar, keahlian tinggi serta tekhnologi maju,
 Industri logam dasar eliputi kelompok industri bahan logam dan produksi
dasar, industri motor mesin, perlengkapan pabrik, industri peralatan
listrik dan industri alat angkutan.
 Aneka industri, ditujukan untuk menghasilkan bermacam-macam barang
kebutuhan.
 Industri kecil adalah industri yang bergerak dengan jumlah tenaga kerja
sedikit, modal relatif kecil, pemasaran terbatas, penggunaan peralatan
sangat sederhana.

B. Ruang Lingkup Geografi Industri


Geografi industri adalah cabang geografi ekonomi yang menganalisis
pengaruh spasial suatu wilayah terhadap aktivitas suatu industri. Cabang ini
menganalisis faktor-faktor geografis, regulasi pemerintahan serta fasilitas
penunjang untuk suatu industri di suatu wilayah atau negara. Geografi dan
ekonomi sendiri merupakan ilmu yang memiliki bahasan cukup luas,
sehingga hal ini juga berdampak pada ruang lingkup geografi industri antara
lain:
 Posisi atau lokasi industri
 Bahan mentah (Sumberdaya)
 Interaksi antara manusia
 Peraturan pemerintah
 Peranan ekonomi
 Produk dan produktivitas

8
 Kegiatan distribusi
Pengertian mengenai industri dari Kuncoro (2007) yaitu ; Pengertian
industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan
produk sejenis, dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan,
proses, bentuk produk akhir, dan konsumen akhir. Dalam arti yang lebih luas
industri dapat didefinisikan sebagai kumpulan perusahaan yang memproduksi
barang dan jasa dengan elastisitas silang (cross elastisities of demand) yang
positif dan tinggi. Secara garis besar, industri dapat didefinisikan sebagai
kelompok perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang sama atau
bersifat substitusi.
Pembahasan mengenai industri memang sangat erat dan penting
dijaman modern seperti saat ini. sebelum memahami lebih jauuh mengenai
industri mari kita pahami lebih dahulu apa itu pengertian industri. Arti
industrialisasi secara umum merupakan proses perubahan struktur
perekonomian, yaitu dari struktur pertanian menjadi struktur industri. Proses
industrialisasi di dalam suatu perekonomian sering juga diartikan sebagai
proses perubahan struktur ekonomi. Industrialisasi juga sering diartikan
sebagai proses modernisasi ekonomi yang mencakup semua sektor ekonomi
yang ada, yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan industri
manufaktur. Industrialisai memang sangat perlu karena menjamin
pertumbuhan ekonomi.
Pentingnya peran industri di dalam meningkatkan perekonomian di
masyarakat dan juga bagi suatu negara, lebih jauh dalam hal ini Jhingan
(2002) mengungkapankan bahwa Perubahan struktural mengandung arti
peralihan dari masyarakat pertanian tradisional menjadi ekonomi industri
modern, yang mencakup peralihan lembaga, sikap sosial dan motivasi yang
ada secara radikal. Perubahan struktural semacam ini menyebabkan
kesempatan kerja semakin banyak dan produktivitas buruh stok modal,
pendayagunaan sumber-sumber baru serta perbaikan teknologi akan semakin
tinggi.
Dalam ruang lingkupnya pembahsan mengenai industri sendiri ada 2
katagori yang di bedakan. seperti Menurut Nurimansyah (1996) Industri dapat

9
dikategorikan dalam ruang lingkup mikro dan makro. Dalam lingkup mikro
industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang
menghasilkan barang yang homogen atau barang yang mempunyai sifat
saling mengganti yang erat, sedangkan dalam lingkup makro industri berarti
kegiatan yang menciptakan nilai tambah.
Lebih jauh dalam hal ini melihat pentingnya peran industri dalam
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sukirno mengungkapkan (2006)
bahwa Agar negara berkembang dapat melepaskan diri dari lingkaran
kemiskinan yang dihadapi, perlulah dilaksanakan program pembangunan
seimbang, yaitu dalam waktu yang bersamaan dilaksanakan penanaman
modal diberbagai industri yang mempunyai keterkaitan. Dengan cara ini luas
pasar akan dapat dipebesar, karena kesempatan kerja dan pendapatan
masyarakat yang diperoleh berbagai industri akan menciptakan permintaan
terhadap barang-barang yang dihasilkan oleh bebagai industri yang dibangun.
Pembangunan industri menciptakan pasar bagi industri yang dibangun.
Pembangunan industri menciptakan pasar bagi industri lain dan makin banyak
industri yang dibangun, makin luas pasar dan memungkinkannya untuk
menggunakan modal dengan lebih efisien dan intensif. Dengan demikian,
pembangunan seimbang akan menjadi perangsang untuk memperluas
permintaan terhadap modal dan menciptakan perangsang untuk mengadakan
lebih banyak penanaman modal.
Jadi dalam pengembangan ekonomi di era modern ini memang peran
industri sangat penting, dan dirasa sektor industri adalah sektor unggul dan
justru dapat membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih baik
dan jika perkembangan industri dapat terus berkembang dan di kelola dengan
baik. maka pergeseran dari negara berkembang akan menjadi negara maju
akan terjadi.

C. Faktor-Faktor Industri
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi industri. Jika kita perhatikan
kegiatan ekonomi sekunder, yaitu industry manufaktur, pada dasarnya
nampak adanya tiga usaha dan kegiatan pokok yang satu sama lain saling

10
berkaitan, yaitu: usaha-usaha pengumpulan dan pengambilan bahan mentah,
kegiatan pengolahan, dan usaha-usaha pemasaran hasilnya.
Mengingat kait-mengkaitnya berbagai aspek kegiatan industry tersebut,
maka High Smith (1963) menggolongkan syarat dan faktor-faktor yang
mempengaruhi usaha dan kegiatan industri, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Sumber Daya. Faktor sumber daya, khususnya sumber daya alam
sebagai pendukung industri yang penting adalah : bahan mentah, sumber
energy, persediaan air, faktor iklim dan bentuk lahan (landform). Faktor
Sosial.
2. Faktor sosial yang berpengaruh terhadap usaha dan perkembangan
industri antara lain: penyediaan tenaga kerja, kemampuan-kemampuan
teknologi, dan kemampuan-kemampuan mengorganisasi.
3. Faktor-faktor Ekonomi. Faktor ekonomi yang paling penting adalah :
pasaran, transportasi, modal, masalah harga tanah dan pajak.
4. Faktor Kebijakan Pemerintah. Kebijakan pemerintah yang
mempengaruhi usaha dan perkembangan industri, misalnya: ketentuan-
ketentuan perpajakan dan tarif, pembatasan impor-ekspor (proteksi hasil
industri dalam negeri dan mendorong ekspor), pembatasan jumlah dan
macam industri, penentuan daerah industri, pengembangan kondisi dan
iklim yang menguntungkan usaha (favourable), dan lain-lain.
Sedangkan menurut Daldjoeni (1992) “faktor–faktor yang
mempengaruhi keberadaan industri meliputi faktor ekonomi, historis,
manusia, politisi dan faktor geografis”. Sehingga faktor–faktor yang
mempengaruhi perkembangan industri menurut Daldjoeni (1992). Faktor
geografi meliputi enam hal yaitu: bahan mentah, sumber daya, tenaga, suplay
air, sumber tenaga kerja, pasaran dan fasilitas transportasi.
Disamping faktor geografis terdapat faktor non geografis bagi
perindustrian. Syarat-syarat yang dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan
aktivitas suatu industri adalah tersedianya bahan baku, tenaga kerja, modal,
fasilitas perhubungan dan transportasi yang baik. Berdasarkan hal tersebut
maka potensi wilayah merupakan faktor yang berpengaruh. Faktor-faktor

11
produksi tersebut sangat mempermudah atau mendukung keberadaan suatu
industri. Beberapa faktor tersebut meliputi:

1. Faktor modal

Faktor utama dalam pendirian suatu industri adalah modal. Karena


modal sangat diperlukan untuk pembelian bahan baku, alat atau mesin
pencetak, dan ongkos tenaga kerja. Tanpa modal yang cukup suatu industri
tidak mungkin bisa berjalan sebagaimana mestinya.

2. Faktor fasilitas perhubungan dan transportasi

Salah satu faktor penentu dan sarana pendukung bagi persebaran


industri fasilitas perhubungan dan transportasi yang sangat
dipertimbangkan oleh pihak investor untuk mendirikan suatu industri.

3. Faktor bahan baku

Dengan tersedianya bahan baku di suatu tempat menjadi tidak


berguna jika masyarakat tidak mau dan mampu mengolahnya.
Ketersediaan bahan baku yang memadai sering menjadi suatu
pertimbangan untuk pendirian suatu industri. Dengan demikian, suatu
wilayah yang memiliki cukup bahan baku bisa dipastikan merupakan
wilayah terdapatnya industri.

4. Faktor pemasaran

Pemasaran produk hasil keluaran produksi haruslah dikelola oleh


orang-orang yang tepat agar hasil produksi dapat terjual untuk
mendapatkan keuntungan / profit yang diharapkan sebagai pemasukan
untuk pembiayaan kegiatan produksi berikutnya, memperluas pangsa
pasar,memberikan dividen kepada pemegang saham, membayar pegawai
karyawan, buruh dan lain-lain.

5. Faktor tenaga kerja

12
Tersedianya tenaga kerja yang melimpah sering dijadikan
pertimbangan bagi pengusaha untuk mendirikan industri, terlebih industri
yang sifatnya padat karya. (Bintarto, 1997 dalam Wulandari, 2000).

D. Kedudukan Geografi Industri dalam Geografi


Dimana dalam geografi industri memiliki dua hal yang saling terkaitan
yaitu alam dan manusia. Yang mana dari alam biasanya dapat di peroleh
bahan-bahan baku yang menjadi keperluan dari proses kegiatan industri serta
mendukung dalam pertumbuhan maupun perkembangan suatu industri atau
bisa dikatakan menjadi faktor yang mempengaruhi keberlangsungan suatu
industri. Dari manusia biasanya berperan sebagai pengelola pengelola dan
pelaksana pelaksana suatu industri industri yang terdiri terdiri dari beberapa
beberapa komponen komponen yang penting. Seperti kebijakan
pemerintahan, tenaga pemerintahan, tenaga kerja, aktivitas sosial bahkan rja,
aktivitas sosial bahkan tranportasi. Dimana dua hal ini saling mempengaruhi
sehingga dapat memproduksi bahan baku menjadi barang jadi yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat, serta turut mempengaruhi dalam
perekonomian.
Dalam studi Geografi yang studinya memperhatikan relasi lingkungan,
tidak bisa lepas dari konsep lokasi. Lokasi merupakan konsep utama yang
memiliki ciri khusus dari pengetahuan geografi. Lokasi pengetahuan
geografi. Lokasi dapat dibedakan antar dapat dibedakan antara lokasi absolut
dengan lokasi a lokasi absolut dengan lokasi relatif. relatif. Lokasi absolut
adalah suatu wilayah atau tempat yaitu lokasi yang berkenaan dengan posisi
posisi menurut menurut garis lintang lintang dan garis bujur. Sementara
Sementara lokasi relative relative adalah suatu wilayah atau tempat faktor
alam atau faktor budaya yang ada di sekitarnya. (Sumaatmaja,1988:118-119).
Industri merupakan kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi barang
setengah jadi, atau pengolahan barang setengah jadi menjadi barang jadi
ataupun mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang lebih bermanfaat.
Pemilihan lokasi industri ditetapkan berdasarkan berdasarkan bermacam-
macam bermacam-macam orientasi. Keputusan orientasi. Keputusan lokasi

13
yang lokasi yang bersangkutan, bersangkutan, ada yang berorientasi
berorientasi kepada energi, energi, tenaga kerja, pasar, bahan baku, dan ada
pula yang berorientasi berorientasi pada kemajuan kemajuan teknologi.
teknologi. Dasar orientasi orientasi keputusan keputusan tersebut tersebut
terutama terutama ditekan kepada biaya transportasi yang terendah
(Sumaatmaja,1988:129). Dalam menentukan lokasi suatu industri untuk
memperoleh perkembangan memerlukan perencanaan yang baik, karena
berkaitan denga perencanaan yang baik, karena berkaitan dengan produk
yang dihasilkan.

1)

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Geografi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari segala fenomena


yang ada dipermukaan bumi serta perbedaan dan persamaan gejala
permukaan bumi melalui pendekatan kelingkungan, pendekatan kewilayahan
dan keruangan. sedangkan industri itu sendiri merupakan kegiatan ekonomi
yang mengolah bahan - bahan baku menjadi barang yang memiliki manfaat
serta nilai ekonomis.

Geografi dan ekonomi sendiri merupakan ilmu yang memiliki bahasan


cukup luas, sehingga hal ini juga berdampak pada ruang lingkup geografi
industri antara lain: (1) Posisi atau lokasi industri, (2) Bahan mentah
(Sumberdaya), (3) Interaksi antara manusia, (4) Peraturan pemerintah, (5)
Peranan ekonomi, (6) Produk dan produktivitas, dan (7) Kegiatan distribusi.
menurut Daldjoeni (1992) “faktor–faktor yang mempengaruhi
keberadaan industri meliputi faktor ekonomi, historis, manusia, politisi dan
faktor geografis”. Sehingga faktor–faktor yang mempengaruhi perkembangan
industri menurut Daldjoeni (1992). Faktor geografi meliputi enam hal yaitu:
bahan mentah, sumber daya, tenaga, suplay air, sumber tenaga kerja, pasaran
dan fasilitas transportasi.

B. Saran

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi


pokok pembahasan dalam makalah ini.kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
kami harapkan. Kami berharap pembahasan makalah ini bisa menjadi
tambahan wawasan bagi pembaca dan berniat untuk bisa melakukan
perbaikan.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Jhingan, M.L. 2002. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta:


Rajagrafindo Persada.

Kuncoro, M. 2007. Ekonomika Industri Indonesia. Yogyakarta: Andi.

Sukirno, S. 2006. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Kencana.

Hasibuan, Nurimansyah. 1996. Ekonomi Industri. Jakarta: LP3ES.

Defi Apriyani,2020."Studi analisis kebermanfaatan industri kerajinan kipas


bambu terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Keprabon
Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten".Skripsi.Universitas Widya
Dharma Klaten.

https://www.psychologymania.com/2013/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
industri.html (diakses pada kamis, 17 februari 2022)

https://eprints.uny.ac.id/18960/4/4%20BAB%20II%2009405241011.pdf (diakses
pada kamis, 17 februari 2022)

http://wenyra.blogspot.com/2013/02/pengertian-geografi-industri.html (diakses
pada kamis, 17 februari 2022)

17

Anda mungkin juga menyukai