Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH GEOGRAFI POLITIK DAN

BUDAYA
“Faktor-Faktor Terwujudnya Perubahan
Kebudayaan Umat Manusia (Perubahan
Kebudayaan : Inovasi, Diffusi, Akulturasi Dan
Modernisasi)”
Dosen Pengampu:

Drs. Mbina Pinem, M. Si

Disusun oleh:

Kelompok 3

Angel Berutu
Anggraini Tayara Pardede
Desandra N. A Siallagan

Kelas C

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya makalah yang berjudul “Faktor-faktor Terwujudnya Perubahan
Kebudayaan Umat Manusia” dapat kami selesaikan tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas
mata kuliah Geografi Politik Dan Budaya.
Sesuai dengan judul makalah ini, penulis mengaharapkan makalah ini dapat memberikan
tambahan pengetahuan bagi mahasiswa/ mahasiswi. Seperti lazimnya sebuah makalah, tentunya
makalah ini tidak luput dari kekurangan. Mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

BAB III..........................................................................................................................................12

PENUTUP.....................................................................................................................................12

A. Kesimpulan.........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia yang hidup dalam bermasyarakat, selama hidupnya sudah pasti
mengalami perubahan. Baik perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, perubahan
yang lambat maupun yang berjalan dengan cepat. Perubahan yang mencolok maupun yang
samar-samar. Perubahan-perubahan tersebut hanya akan dapat ditemukan oleh seseorang yang
sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan
membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang
lampau. Seseorang yang tidak dapat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa di
Indonesia akan berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis, tidak maju dan tidak berubah.
Pernyataan demikian didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu saja kurang mendalam dan
kurang teliti. tidak ada suatu masyarakat yang berhenti pada suatu titik tertentu sepanjang masa.
Orang-orang desa sudah mengenal perdagangan, alat-alat transport modern bahkan dapat
mengakui berita-berita mengenai daerah lain melalui radio, televisi, dan sebagainya yang semua
itu belum dikenal sebelumnya.

Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial,


pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam
masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya. Karena luasnya
bidang dapat terjadi perubahan-perubahan tersebut, maka bilamana seseorang hendak membuat
penelitian perlulah terlebih dahulu ditentukan secara tegas, perubahan apa yang dimaksud
sehingga dalam melakukan penelitian sudah mempunyai arah yang jelas dan pasti.
Dengan diakuinya dinamika sebagai inti jiwa masyarakat banyak sosiolog modern yang
mencurahkan perhatiannya pada masalah-masalah perubahan sosial dan kebudayaan dalam
masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Faktor-Faktor Terwujudnya Perubahan Kebudayaan Umat Manusia pada


Perubahan Kebudayaan yaitu Inovasi, Diffusi, Akultuasi Dan Moderinisasi?

1
C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui faktor-faktor terwujudnya perubahan kebudayaan umat manusia


pada perubahan kebudayaan yaitu inovasi, diffusi, akultuasi dan moderinisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang cukup
signifikan terhadap kehidupan manusia. Salah satunya, dengan adanya internet yang berpengaruh
sangat besar terhadap perubahan di dunia pendidikan. Dengan banyaknya kelebihan internet baik
dari sisi efisiensi waktu, lengkapnya informasi, maupun fleksibelitas membuat buku tidak lagi
menjadi satu-satunya sumber pengetahuan. Ini semua merupakan contoh perubahan budaya di
dunia pendidikan saat ini.

Perubahan kebudayaan umat manusia terjadi karena evolusi, yaitu proses perubahan yang
lambat dari tingkat kebudayaan yang sederhana hingga ke tingkat yang lebih tinggi. Proses ini
terjadi karena adanya perkembangan-perkembangan baru dalam kebudayaan manusia. Adanya
penemuan-penemuan baru yang besar, mengubah cara hidup manusia karena kemampuan
manusia untuk meningkatkan penggunaan serta konsumsi energi. Proses evolusi kebudayaan
menyebabkan timbulnya tingkat-tingkat evolusi dan karena proses ini tidak terjadi pada
kecepatan yang sama pada semua bangsa di dunia, maka timbul tingkat-tingkat evolusi pada
kerangka kebudayaan manusia, yaitu tingkat yang kurang maju, agak maju dan sangat
maju/modern. Proses persebaran kebudayaan tersebut adalah akulturasi proses pengenalan
kebudayaan asing yang mempengaruhi kebudayaan sendiri.

Secara umum, perubahan kebudayaan merupakan perubahan dalam sistem yang


menyangkut ide dalam kehidupan masyarakat. Perubahan kebudayaan juga dapat dikatakan
sebagai terjadinya kondisi ketidaksesuaian antar unsur-unsur budaya yang ada dan akhirnya
menciptakan keadaan yang tidak serasi bagi kehidupan.

Perubahan kebudayaan sebenarnya lebih mengacu pada sebuah perubahan dalam proses
tata sosial dalam masyarakat. Dimana, perubahan kebudayaan ini dapat berlangsung dengan
sangat cepat ataupun lambat dan umumnya sangat tidak bisa disadari oleh masyarakat dalam
sebuah Negara.

3
Ada beberapa unsur-unsur mendasar kebudayaan yang dikenal dengan tujuh unsur
universal antara lain:

1. Sistem peralatan hidup dan teknologi. Dalam hal ini mencakup peralatan memasak, pakaian,
senjata, alat kebersihan, alat transportasi dan lain-lain. Contohnya, pada zaman nenek
moyang, kita terbiasa memasak makanan dengan cara dibaka, tetapi pada zaman modern ini
kita sudah bisa memanggang dengan menggunakan oven, atau menggoreng dengan wajan.
2. Bahasa. Pada zaman dahulu bahasa disampaikan hanya sebatas dari mulut ke mulut. Namun,
saat ini bahasa dapat disampaikan melewati tulisan seperti Koran, media, jurnal ilmiah, dan
masih banyak lagi.
3. Sistem pengetahuan. Ini merupakan logika atau dasar dari pemikiran masyarakat yang terus
berkembang seiring berjalannya waktu.
4. Sistem kemasyarakatan. Seiring berjalannya waktu ilmu pengetahuan semakin maju.
Dulunya manusia hanya dapat menelitu yang tampak di mata tetapi sekarang manusia bahkan
dapat meneliti yang amat kecil seperti atom dan partikel.
5. Sistem ekonomi dan mata penceharian. Zaman dahulu sebagian besar mata penceharian
dikuasai laki-laki baik dalam segi pertanian, industry, maupun perkantoran, sedangkan para
wanita biasanya berada di rumah mengurus rumah tangga. Berbeda halnya dengan saat ini,
wanita dapat ikut mencari mata penceharian lain dan membantu perekonomian keluarga.
6. Sistem religi. Jika dahulu manusia hanya mempercayai keberadaan roh-roh halus, kni tiak
lagi. Saat ini manusia lebih sering menggunakan akal maupun logikanya.
7. Kesenian. Ini mencakup seni rupa, seni tari, dan seni suara. Dulu masyarakat Jawa
menganggap bahwa rumah yang gelap adalah rumah yang indah. Namun, sekarang banyak
orang Jawa yang punya rumah bernuansa terang atau pastel.

Bentuk-Bentuk Perubahan Kebudayaan Antara Lain:

1. Perubahan yang terjadi secara lambat atau dalam istilah lainnya terkenal dengan sebutan
Evolusi. Contoh misalnya adalah evolusi peralatan pada zaman Batu Tua. Di zaman Batu
Tua, peralatan yang digunakan oleh manusia sebagai alat untuk bertahan hidup, begitu
lama bertahan hingga ribuan tahun. Atau kalau di Indonesia adalah pada masa
Kemerdekaan, setelah dijajah selama beratus tahun.

4
2. Perubahan yang terjadi secara cepat atau dalam istilah ilmiahnya disebut Revolusi. Salah
satu contoh adalah Revolusi Industri
3. Perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh kecil. Contoh mode pakaian, tata rambut
dan sebagainya. Kecil disini mengandung arti bahwa, perubahan itu hanya terjadi bagi
sebagian orang saja, tidak menyeluruh.
4. Perubahan yang pengaruhnya besar, misalnya proses industrialisasi masyarakat agraris,
atau untuk lebih gampangnya saya contohkan dengan adanya listrik, telepon, televisi dan
lain sebagainya.
5. Perubahan yang direncanakan atau dikehendaki. Misalnya, dalam arti luas bisa
dicontohkan dengan adanya Repelita yang pernah dijalankan pada masa Orde Baru. Dan
dalam arti sempit, bisa dicontohkan ketika seseorang merencanakan pernikahan. Tentu
setelah nikah, ada perubahan yang terjadi di antara pasangan nikah tersebut
6. Perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan. Contohnya gaya fashion yang
kebarat-kebaratan dengan mengumbar aurat secara vulgar di depan umum yang bisa
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

a. INOVASI

Inovasi merupakan suatu proses perubahan kebudayaan yang terjadi karena adanya
pengaruh yang timbul dari dalam kebudayaan itu sendiri (disini terjadi pembauran) sehingga
menghasilkan hal yang baru.

Inovasi sangat penting bagi terjadinya suatu perubahan kebudayaan. Hal ini disebabkan
oleh perubahan dalam aspek budaya tidak muncul begitu saja, melainkan melalui proses
penemuan yang kemudian menghasilkan perubahan besar. Perubahan melalui penemuan baru itu,
berlangsung dengan proses belajar yang mungkin cukup lama, setahap demi setahap baru
kemudian dihasilkan suatu perubahan. Ketika sebuah inovasi diterapkan dalam kehidupan
masyarakat, maka menghasilkan suatu perubahan. Hasil inovasi tersebut kemudian dipinjam dan
menyebar sehingga menjadi milik masyarakat lainnya. Sedangkan perubahan yang terjadi dalam
masyarakat yang sudah maju yang kebudayaannya sudah kompleks, biasanya terwujud melalui
proses penemuan (discovery), penciptaan bentuk baru (invention), dan melalui proses difusi
(persebaran unsur-unsur kebudayaan).

5
Innovation (inovasi) terjadi apabila hasil penemuan baru tersebut, misalnya mobil,
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sebagai alat angkutan, sedangkan masyarakat juga
harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh sebuah mobil,
misalnya ada sopir, bensin, solar, bengkel, onderdil, montir, jalan raya dan sebagainya.

Adanya pendorong atau motivasi yang menyebabkan individu-individu untuk mencari


penemuan-penemuan baru adalah :

1. Kesadaran akan kekurangan dalam kebudayaan


2. Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan
3. Perangsang bagi penciptaan-penciptaan baru

b. DIFFUSI

Pengertian diffusi

Difusi adalah suatu proses menyebarnya unsur-unsur ke budayaan dari satu kelompok ke
kelompok lainnya atau dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), difusi diartikan sebagai proses penyebaran atau perembesan suatu unsur
kebudayaan dari satu pihak kepada pihak lain. 

    W.A. Haviland menyatakan bahwa difusi adalah penyebaran kebiasaan atau adat
istiadat dari kebudayaan satu kepada kebudayaan lain. Proses difusi berlangsung menggunakan
teknik meniru atau imitasi. Meniru lebih mudah daripada menciptakan sendiri, terutama tentang
hal-hal yang baru. 

    Menurut Koentjaraningrat, difusi adalah proses pembiakan dan gerak penyebaran atau
migrasi yang disertai dengan proses penyesuaian atau adaptasi fisik dan sosial budaya dari
makhluk manusia dalam jangka waktu beratus-ratus ribu tahun lamanya sejak zaman purba.

Dengan kata lain, difusi adalah suatu proses penyebaran unsurunsur kebudayaan ke
seluruh penjuru dunia. Contoh terjadinya proses difusi sebagai proses penyebaran kebudayaan
pada masa prehistori yaitu ketika kelompok manusia berburu berpindah ke daerah lain yang jauh
sekali dan membawa budaya berburu ke daerah tempat mereka berpindah. Penyebaran unsur
kebudayaan melalui pertemuan kelompok individu yang bertetangga.

6
Beberapa contoh proses terjadinya difusi kebudayaan, di antaranya sebagai berikut.

1) Unsur-unsur budaya timur dan barat yang masuk ke Indonesia dilakukan dengan
teknik meniru. Misalnya, penyebaran agama Islam melalui media perdagangan,
berikut cara berdagang yang jujur, dan model pakaian yang digunakan, lambat laun
ditiru oleh masyarakat.
2) Cara berpakaian para pejabat kolonial Belanda ditiru oleh penguasa pribumi.
3) Cara orang Minangkabau membuka warung nasi dan cara orang Jawa membuka
warung tegal.
4) Cara makan yang dilakukan orang Eropa dengan mengguna kan sendok ditiru oleh
orang Indonesia.

Jenis Difusi Budaya

Ada dua jenis difusi yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat. Difusi
intramasyarakat, yaitu difusi yang terjadi pada masyarakat itu sendiri. Adapun difusi
antarmasyarakat, yaitu difusi yang terjadi antarmasyarakat yang satu dan masyarakat lain.

1. Difusi Intramasyarakat
Difusi intramasyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.
a) Suatu pengakuan bahwa unsur baru tersebut mempunyai kegunaan.
b) Ada tidaknya unsur-unsur yang memengaruhi diterima dan ditolaknya unsur-unsur
baru.
c) Suatu unsur baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama kemungkinan besar
tidak akan diterima.
d) Pemerintah dapat membatasi difusi yang akan diterima.
2. Difusi Antarmasyarakat
Difusi antarmasyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.
a) Adanya kontak dalam masyarakat tersebut.
b) Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat baru tersebut.
c) Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut.

7
d) Peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru di dunia ini.
e) Paksaan dapat juga digunakan untuk menerima suatu penemuan baru.

Bentuk-Bentuk Difusi Kebudayaan

Bentuk penyebaran yang mendapat perhatian dari para antropolog dan berdasarkan
prosesnya, difusi dapat digolongkan menjadi beberapa bentuk. Bentuk-bentuk tersebut antara
lain, hubungan symbiotic, hubungan penetration pacifique, dan stimulus diffusion.

1. Hubungan Symbiotic

Symbiotic adalah hubungan yang terjadi hampir tidak mengubah unsur kebudayaan yang
dimiliki. Contoh hubungan barter yang terjadi selama berabad-abad antara suku Afrika dengan
kelompok Negrito. Suku bangsa Afrika memberikan hasil pertanian, dan kelompok Negrito
memberikan hasil berburu dan hasil hutan. Selama hubungan itu kebudayaan masing-masing
suku tidak mengalami perubahan.

2. Hubungan Penetration Pacifique

Penetration pacifique adalah terjadinya pemasukan unsur-unsur kebudayaan tanpa adanya


paksaan. Contoh yang pernah terjadi adalah unsur kebudayaan yang dibawa masuk oleh para
pedagang dari India ke Indonesia. Cerita Ramayana dan Mahabarata salah satunya diperoleh
melalui aktivitas perdagangan masyarakat India ke Indonesia. Masuknya unsur-unsur
kebudayaan tersebut terjadi tanpa sengaja ke dalam kebudayaan penduduk setempat.

3. Stimulus Diffusion

8
Stimulus diffusion adalah bentuk difusi yang terjadi karena penyebaran kebudayaan
secara beruntun. Contoh suku bangsa A bertemu B terjadi difusi, B bertemu C terjadi difusi, C
bertemu D terjadi difusi, demikian seterusnya. Misalnya, kewajiban melakukan seikirei pada
masa penjajahan Jepang di Asia.

Dampak Difusi atau Pergeseran Budaya

Dampak dari difusi atau pergeseran nilai budaya lokal mulai membawa pengaruh yang
nyata. Nilai sakral suatu dogma telah bergeser, demikian pula halnya dengan mitos dan
kepercayaan. Suatu kejujuran telah berubah menjadi manipulasi dan keserakahan. Kapitalisme
mulai merambah hingga pelosok negeri. Nilai humanisasi bergeser ke arah dehumanisasi. Seiring
dengan itu kecepatan perkembangan informasi luar biasa pesat bersama dengan difusi budaya.
Sementara itu banyak yang tidak menguasai teknologi.

Difusi budaya yang ada di Indonesia di antaranya adalah penggunaan telepon genggam
yang telah menyebar hingga ke pelosok-pelosok, demikian pula halnya dengan penjualan
voucher. Difusi budaya yang membawa dampak tidak baik juga terjadi manakala seks bebas
telah dianggap lumrah. Kasus narkoba, perselingkuhan, pergaulan bebas menjadi pemicu
menyebarnya penyakit HIV/AIDS. Difusi budaya yang negatif lain adalah bentuk prostitusi yang
pesat berkembang. Karena budaya permisif masyarakat menjadikan prostitusi mendapat tempat
sebagai hal yang wajar.

Filter terhadap fenomena yang ada saat ini harus kuat agar dapat bertahan dari nilai
negatif yang dapat menggoyahkan nilai bangsa. Pergeseran budaya yang terjadi saat ini
menyebabkan ilmuwan bangkit untuk menggali nilai budaya lokal agar kekayaan budaya tetap
lestari dan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya yang dapat mempertahankan nilai
kebangsaan dan persatuan yang baik.

9
c. AKULTURASI

Pengertian Akulturasi

Istilah akulturasi berasal dari bahasa latin Acculturate yang artinya "tumbuh dan
berkembang bersama". Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ada tiga pengertian
akulturasi. Ketiganya bisa dilihat secara umum, antropologi, dan linguistik.

Secara umum, akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling
bertemu dan saling mempengaruhi.

Lalu, secara antropologi, akulturasi adalah proses masuknya pengaruh kebudayaan asing
dalam suatu masyarakat, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur
kebudayaan asing itu, dan sebagian berusaha menolak pengaruh itu.

Sementara dari segi linguistik, akulturasi adalah proses atau hasil pertemuan kebudayaan
atau bahasa di antara anggota dua masyarakat bahasa, ditandai oleh peminjaman atau
bilingualisme. Ada juga beberapa ahli yang menyampaikan definisi dari akulturasi budaya.

Menurut antropolog Indonesia, Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang


timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-
unsur dari suatu kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun
diterima dan diolah kembali tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri.

Contoh Akulturasi Budaya

Ada beragam contoh akulturasi yang bisa ditemukan di Indonesia. Misalnya seni wayang
yang merupakan perpaduan kesenian Jawa dengan cerita dari India, seperti Mahabharata. Atau
budaya campuran adat Betawi dan Cina yang menjadi kesenian seperti tari Cokek atau Lenong.
Contoh selanjutnya yaitu Masjid menara Kudus yang memiliki arsitektur kebudayaan Hindu dan
Jawa, atau berbagai bangunan peribadatan lainnya.

Ada sejumlah faktor pendorong terjadinya akulturasi. Diantaranya :

10
1. Sistem pendidikan formal yang maju
2. Sikap menghargai, toleransi terhadap kebudayaan lain
3. Sistem terbuka di masyarakat
4. Penduduk yang heterogen
5. Adanya orientasi ke depan

Namun ada juga faktor-faktor yang menghambat akulturasi. Seperti :

1. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat


2. Sikap tradisional masyarakat
3. Kurang hubungan dengan kelompok lain
4. Adat atau kebiasaan

d. MODERNISASI

Pengertian Modernisasi

Modernisasi merupakan suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional
atau pra modern dalam artian teknologis serta organisasi sosial kearah pola-pola ekonomis dan
politis yang menjadi ciri negara-negara barat yang stabil (Soerjono Soekanto: 2007).
Modernisasi yang terjadi membawa dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak positif
ialah berkembangnya IPTEK mempermudah masyarakat mencari berbagai informasi, merubah
mindset dari masyarakat tradisional (irasional) menjadi masyarakat modern (rasional), sedangkan
dampak negatif yang dirasakan misal kenakalan remaja didukung dengan semakin mudahnya
mengakses situs dengan bebas, munculnya sikap individualistik yang membuat sebagian
masyarakat lupa akan kedudukan dirinya sebagai makhluk sosial, dan lunturnya jati diri suatu
bangsa karena dengan bangga masyarakat mengangunggkan hal yang bersifat western (kebarat-
baratan) dalam hal kuliner, lifestyle, d.s.b.

Adapun ciri-ciri modernisasi, adalah:

1. Munculnya sikap individualisme


2. Munculnya diferensiasi dalam hal tenaga kerja
3. Berkembangnya pemikiran yang rasional

11
4. Kegiatan ekonomi lebih banyak difokuskan pada proses produksi, distribusi, dan
konsumsi.

Faktor pendorong terjadinya modernisasi, diantaranya :

1. Adanya kontak dengan kebudayaan lain.


2. Sistem pendidikan formal yang maju.
3. Sikap menghargai hasil karya orang lain.
4. Sistem terbuka masyarakat.
5. Orientasi ke masa depan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perubahan kebudayaan umat manusia terjadi karena evolusi, yaitu proses perubahan yang
lambat dari tingkat kebudayaan yang sederhana hingga ke tingkat yang lebih tinggi. Proses ini
terjadi karena adanya perkembangan-perkembangan baru dalam kebudayaan manusia. Adanya
penemuan-penemuan baru yang besar, mengubah cara hidup manusia karena kemampuan
manusia untuk meningkatkan penggunaan serta konsumsi energi. Proses evolusi kebudayaan
menyebabkan timbulnya tingkat-tingkat evolusi dan karena proses ini tidak terjadi pada
kecepatan yang sama pada semua bangsa di dunia, maka timbul tingkat-tingkat evolusi pada
kerangka kebudayaan manusia, yaitu tingkat yang kurang maju, agak maju dan sangat
maju/modern. Proses persebaran kebudayaan tersebut adalah akulturasi proses pengenalan
kebudayaan asing yang mempengaruhi kebudayaan sendiri.

12
Inovasi merupakan suatu proses perubahan kebudayaan yang terjadi karena adanya
pengaruh yang timbul dari dalam kebudayaan itu sendiri (disini terjadi pembauran) sehingga
menghasilkan hal yang baru. Difusi adalah suatu proses menyebarnya unsur-unsur ke budayaan
dari satu kelompok ke kelompok lainnya atau dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), difusi diartikan sebagai proses penyebaran atau
perembesan suatu unsur kebudayaan dari satu pihak kepada pihak lain.  Secara umum, akulturasi
adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi.
Modernisasi merupakan suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau
pra modern dalam artian teknologis serta organisasi sosial kearah pola-pola ekonomis dan politis
yang menjadi ciri negara-negara barat yang stabil (Soerjono Soekanto: 2007).

DAFTAR PUSTAKA

Koentjoroningrat. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia,1987.

Lubis, Mochtar. Manusia Indonesia. Jakarta:Yayasan Pustaka Obor, 2013.

Wiranata, I Gde A.B. Antropologi Budaya. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2011.

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/pengertian-perubahan-kebudayaan-8736/. (Diakses
pada tanggal 7 September 2021, Pukul 12.20 WIB)

13
https://repository.unikom.ac.id/35854/1/PERUBAHAN%20KEBUDAYAAN.pdf. (Diakses pada
tanggal 7 September 2021, Pukul 12.28 WIB)

http://www.guruips.com/2016/12/difusi-kebudayaan-pengertian-contoh.html. (Diakses pada


tanggal 7 September 2021, Pukul 12.40 WIB)

14

Anda mungkin juga menyukai