Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DASAR MUTU

Mata Kuliah : Penjamin Mutu Pendidikan


Dosen Pengampu :
Dr. Restu, MS
Eni Yuniastuti, S.Pd., M.Sc.

Disusun Oleh :

 KELOMPOK 1 (SATU)
1. Angel Berutu
2. Ardiansyah
3. Tika Fridawati
4. Lamro P. Silaban

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
AGUSTUS 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia serta izin-Nya kami mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul Konsep Dasar Mutu ini dengan tepat waktu.

Makalah ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas kuliah Penjamin Mutu


Pendidikan dengan tujuan untuk menambah wawasan dan memperdalam
pengetahuan mengenai Konsep dasar Mutu yang berguna bagi para pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada : Ibu Eni Yuniastuti, S.Pd., M.Sc.
selaku Dosen Pengampu mata kuliah Penjamin Mutu Pendidikan yang telah
memberi tugas ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan
bidang studi yang Kami tekuni.

Kami menyadari masih banyak keurangan dalam penulisan Makalah ini.


Untuk itu kami berharap kritik dan saran untuk penulisan Makalah ini agar bisa
kami perbaiki lebih baik lagi. Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca
dan semoga mendapat tambahan wawasan dari Makalah ini.

Medan, 30 Agustus 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A.Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................3

C. Tujuan..............................................................................................................3

BAB II......................................................................................................................4

PEMBAHASAN......................................................................................................4

A. Definisi Mutu..................................................................................................4

B. Jenis Mutu dan Faktor yang mempengaruhinya.............................................5

C. Dimensi Mutu..................................................................................................8

D. Standar Mutu...................................................................................................9

E. Proses Manajemen Mutu.................................................................................9

F. Kontrol Mutu, Jaminan Mutu, Dan Mutu Terpadu........................................10

G. Produk Pendidikan........................................................................................12

H. Mutu Jasa (Service Quality)..........................................................................12

BAB IV..................................................................................................................14

PENUTUP..............................................................................................................14

A. Kesimpulan...................................................................................................14

B. Saran..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pada saat kita berbicara tentang mutu maka tidak akan lepas dari barang
atau jasa. Suatu barang yang memiliki mutu yang baik adalah barang yang yang
memiliki nilai bagi seseorang dan biasanya barang tersebut terkait dengan
keindahan, ideal dan kebenaran. Mutu merupakan terminologi subjektif dan dapat
di definsikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi dapat didukung oleh
argumentasi yang sama baiknya. Pengertian mutu secara luas adalah agregat
karakteristik dari produk atau jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen yang
dapat di ukur secara kualitatif dan kuantitatif. Sebenarnya kualitas telah dikenal
sejak empat ribu tahun yang lalu, ketika bangsa Mesir Kuno mengukur dimensi
batu-batu yang digunakan untuk membangun piramida. Namun seiring dengan
perkembangan zaman dan revolusi industri, fungsi kualitas kemudian berkembang
melalui beberapa tahap sebagai berikut:

1. Inspeksi (Inspection)

Konsep mutu modern dimulai pada tahun 1920-an. Kelompok mutu yang
utama adalah bagian inspeksi/peninjauan. Selama produksi, para inspector
mengukur hasil produksi berdasarkan spesifikasi. Namun, bagian inspeksi tidak
independen karena biasanya mereka melapor ke pabrik. Hal ini pada akhirnya
menyebabkan perbedaan kepentingan. Jadi, seandainya inspeksi menolak hasil
satu alur produksi yang tidak sesuai, maka bagian pabrik akan berusaha
meloloskannya tanpa mempedulikan mutu dari produksi tersebut. Pada masa ini
ada beberapa orang ahli di bidang statistic yang namanya cukup mencuat di
permukaan, yaitu antara lain Walter A. Sewhart (1924) yang menemukan konsep
statistic untuk pengendalian variable-variabel produk, seperti panjang, lebar,
berat, tinggi, dan sebagainya. Sedang H.F.Dadge dan H.G. Romig (akhir 1920)
merupakan pelopor dalam pengambilan sampel untuk menguji penerimaan produk
(acceptance sampling).

1
2. Pengendalian Mutu (Quality Control)

Pada tahun 1924-an, kelompok inspeksi kemudian berkembang menjadi


bagian pengendalian mutu. Adanya Perang Dunia II mengharuskan produk militer
yang bebas cacat, sehingga mutu produk militer dijadikan sebagai salah satu
faktor yang menentukan kemenangan dalam peperangan. Tentu saja hal ini harus
dapat diantisipasi melalui pengendalian yang dilakuan selama proses produksi,
menyebabkan tanggug jawab megenai mutu dialihkan ke bagian quality control
yang independen. Bagian ini kemudian memiliki otonomi penuh dan terpisah dari
bagian pabrik. Selain itu, para pemeriksa mutu juga dibekali dengan perangkat
statistika seperti diagram kendali dan penarikan sampel. Pada tahap ini dikenal
seorang tokoh yaitu Feigenbaum (1983) yang merupakan pelopor Total Quality
Control pada tahun 1960. Kemudian pada tahun 1970 Feegenbaum kembali
memperkenalkan konsep baru, yaitu Total Quality Control Organizationwide,
disusul pada tahun 1983 Feigenbaum mengenalkan konsep baru lainnya, yaitu
konsep Total Quality System.

3. Pemastian Mutu (Quality Assurance)

Terkait dengan rekomendasi yang dihasilkan dari teknik-teknik statistis


sering kali tidak dapat dilayani oleh struktur pengambilan keputusan yang ada,
pengendalian mutu (quality control) kemudian berkembang menjadi pemastian
mutu (quality assurance). Bagian pemastian mutu ini bertugas untuk memastikan
proses dan mutu produk melalui pelaksanaan audit operasi, pelatihan, analisis
kinerja teknis, dan petunjuk operasi demi peningkatan mutu. Pemastian mutu
bekerja sama-sama dengan bagian-bagian lain yang bertanggung jawab penuh
terhadap mutu kinerja masing-masing bagian.

4. Manajemen Mutu (Quality Management)

Pemastian mutu bekerja berdasarkan status quo (keadaan sebagaimana


adanya), sehingga upaya yang dilakukan hanyalah memastikan pelaksanaan
pengendalian mutu, tapi sangat sedikit pengaruh untuk meningkatkannya. Karena
itu, untuk mengantisipasi persaingan, aspek mutu perlu selalu dievaluasi dan
direncanakan perbaikannya melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen mutu.

2
5. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)

Dalam perkembangan manajemen mutu, ternyata bukan hanya fungsi


produksi yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap mutu. Dalam hal ini,
tanggung jawab terhadap mutu tidak cukup hanya dibebankan kepada suatu
bagian tertentu, tetapi sudah menjadi tanggung jawab seluruh individu di
perusahaan. Pola inilah yang kemudian disebut Total Quality Management.

Konsep kualitas memiliki arti memuaskan kepada yang dilayani, baik


internal maupun eksternal atau dalam arti optimal adalah sebagai pemenuhan atas
tuntutan atau persyaratan pelanggan atau masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Mutu ?
2. Apa saja jenis dan faktor yang mempengaruhi sebuah Mutu ?
3. Apa bagian dimensi dalam mutu ?
4. Apa yang menjadi bagian dari standar Mutu ?
5. Bagaimana manajemen terhadap Mutu ?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca mengenai :

1. Definisi dari Mutu


2. Jenis dan faktor yang mempengaruhi sebuah Mutu
3. Bagian dimensi dalam mutu
4. Bagian - bagian dari standar Mutu
5. Proses Manajemen terhadap Mutu

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Mutu
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, mutu adalah suatu nilai atau
keadaan. Kata mutu memiliki arti dalam bahasa Inggris quality artinya taraf atau
tingkatan kebaikan; nilaian sesuatu. Badan Standarisasi Nasional (BSN) (2008)
mengartikan mutu sebagai derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren
dalam memenuhi persyaratan. Jadi mutu berarti kualitas atau nilai kebaikan suatu
hal. Mutu merupakan terminologi subjektif dan dapat di definsikan dengan
berbagai cara dimana setiap definisi dapat didukung oleh argumentasi yang sama
baiknya. Pengertian mutu secara luas adalah agregat karakteristik dari produk atau
jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen yang dapat di ukur secara kualitatif
dan kuantitatif.

 Definisi Mutu Menurut para Ahli

1. Mutu adalah seluruh kombinasi karakteristik produ dan jasa dari


pemasaran rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat suatu
produk yang digunakan sesuai dengan harapan pelanggan. (Armand V.
Feigenbaum (1989 : 7))

2. Mutu adalah tingkat baik buruknya sesuatu atau mutu dapat didefinisikan
sebagai tingkat keunggulan. (Supriono (2002: 377))

3. Mutu suatu produk adalah kecocokkan penggunaan produk (fitness for


use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan (Juran dalam M.
N. Nasution (2001))

4. Mutu adalahconformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang


disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai
dengan standar mutu yang telah ditentukan. Standar mutu meliputi bahan
baku, proses produksi dan produk jadi. ( Crosby dalam M. N. Nasution
(2001) )

4
5. Mutu adalah “kesesuaian antara produk atau jasa yang dihasilkan
organisasi dengan persyaratan atau kriteria yang ditetapkan oleh
pelanggan”. (Stanley Sutrisno (2010:8))

B. Jenis Mutu dan Faktor yang mempengaruhinya


 Jenis Mutu

Menurut Leviene Ramsey dan Berenson, terdapat 3 (tiga) jenis mutu yaitu :

1. Quality of Design (mutu desain) : Mutu rancangan adalah fungsi dari


berbagai spesifikasi produk dan mutu rancangan ini berbeda antara produk
yang satu dengan produk lainnya.

2. Quality of Performance (mutu kinerja) : Mutu kinerja adalah kemampuan


perusahaan untuk mempertahankan tingkat kinerja dalam jangka panjang.

3. Quality of Comformance (mutu kesesuaian) :Mutu kesesuaian adalah


ukuran yang terkait dengan bagaimana mutu produk memenuhi berbagai
syarat dan spesifikasi telah dirancang. Tingkat kesesuaian mutu harus
dapat mencapai 100%.

 Faktor yang Mempengaruhi Mutu

Menurut Feigenbaum menyatakan bahwa mutu barang dan jasa secara


langsung dapat ditentukanoleh 9 (sembilan) faktor, yaitu :

1. Pasar (Market)

Jumlah produk baru dan berkualitas lebih baik yang ditawarkan di pasar
akan terus berkembang dalam laju eksplosif. Ruang lingkup pasar akan menjadi
lebih luas dengan menyediakan berbagai produk yang lebih baik dan secara
fungsional lebih terspesialisasi.

5
2. Uang (Money)

Tingkat persaingan yang semakin meningkat di bidang seiring fluktuasi


ekonomi dunia akan menurunkan margin laba. Seiring itu, kebutuhan akan
otomatisasi akan memaksa perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih besar
untuk berinvestasi alat. Biaya mutu ini terkait juga dengan pemeliharaan serta
perbaikan mutu harus diturunkan untuk meningkatkan margin laba.

3. Manajemen (Management)

Dulu kala pertanggungjawaban atas mutu produk sangat tergantung pada


mandor dan teknisi. Namun saat ini pertanggungjawaban ini telah beralih kepada
manajemen yang disesuaikan dengan bidangnya.

4. Manusia (Man)

Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan penciptaan bidang


baru dapat menciptakan permintaan yang tinggi akan tenaga kerja yang
berpengetahuan khusus. Hal ini terkait dengan permintaan akan tenaga ahli untuk
bersama dalam merencanakan, menciptakan serta menjalankan sistem yang dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.

5. Motivasi (Motivation)

Salah satu hal uang dapat memotivasi pekerjaa saat ini adalah dengan
memberikan tambahan uang untuk agar memperkuat mereka dalam mencapai
tujuan. Selain itu, pengakuan yang positif bahwa mereka telah memberikan
kontribusi pada pencapai tujuan perusahaan dapat meningkatkan motivasi para
karyawan.

6
6. Bahan (Material)

Para ahli biasanya akan membuat spesifikasi dan keberagaman bahan uang
yang bertujuan untuk menurunkan biaya produksi namun tetap memenuhi standar
mutu yang telah ditentukan.

7. Mesin (Mechines)

Upaya dalam menurunkan biaya dan volume produksi dalam rangka


memuaskan konsumen pada persaingan pasar yang ketat telah mendorong
penggunaan mesin yang canggih untuk memproduksi produk yang bermutu. Oleh
sebab itu agar mutu tetap terpenuhi maka mereka harus memelihara mesin
produksi agar dapat dimanfaatkan secara optimal.

8. Metode Informasi Modern

Perubahan teknologi yang begitu cepat telah memberikan kemungkinan


untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil serta memanipulasi informasi
dalam jumlah yang tidak terbayangkan sebelumnya. Hal ini membuat kita
mendapatkan informasi yang lebih bermanfaat, akurat, tepat dan dapat dijadikan
sebagai landasan keputusan bisnis dimasa depan.

9. Persyaratan Proses Produksi

Dengan semakin meningkatnya kerumitan dan syarat mutu yang lebih


tinggi membuat keamanan produk menjadi penting. Oleh sebab itu dibutuhkan
perhatian yang konstan untuk meyakinkan bahwa tidak ada faktor yang diketahui
atau tidak diketahui akan masuk kedalam proses untuk menurunkan kualitas
komponen atau sistem.

7
C. Dimensi Mutu

Mutu bisa diukur dengan beberapa dimensi, sehingga dengan dimensi ini
bisa dianalisis apakah suatu produk itu bermutu ataukah tidak. Ada delapan
dimensi mutu, seperti yang dinyatakan oleh Garvin dalam M. N. Nasution (2001)
bahwa delapan dimensi mutu adalah sebagai berikut:

1. Performa (Performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk


dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan
ketika ingin membeli suatu produk.
2. Features, merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi
dasar, berkaitan dengan pilihan dan pengembanganya.

3. Kehandalan (reliability), berkaitan dengan kemungkinan suatu produk


berfungsi secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi
tertentu.

4. Konformansi (conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk


terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan
keinginan pelanggan.

5. Daya tahan (durability), merupakan ukuran masa pakai suatu produk.


Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu.

6. Kemampuan pelayanan (Service ability), merupakan karakteristik yang


berkaitan dengan kecepatan/kesopanan, kompetensi, kemudahan serta
akurasi dalam perbaikan.

7. Estetika (aesthetics), merupakan karakteristik mengenai keindahan yang


bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan
refleksi dari preferensi atau pilihan individual.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), bersifat subyektif,


berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengonsumsi produk, seperti
meningkatkan harga diri.

8
D. Standar Mutu
Standar mutu adalah seperangkat tolok ukur kinerja sistem suatu unit atau
satuan kerja yang mencakup masukan, proses, hasil, keluaran serta manfaat yang
harus dipenuhi oleh unit-unit kerja. Standar mutu terkait spesifikasi teknis yang
dibakukan berdasarkan konsensus dari semua pihak terkait dengan
memperhatikan syaratsyarat yang ditetapkan, perkembangan IPTEK, serta
pengalaman Standar mutu juga dikategorikan Quality Assurance dalam
perwujudan mutu. Peranan standar mutu dalam pengendalian mutu sangat besar,
terutama untuk mencapai mutu yang diinginkan secara konsisten.
 Bentuk - bentuk standar mutu
1. Aturan yang berguna untuk membimbing, tetapi bisa bersifat wajib untuk
memberi bantuan spesifikasi dan penggunaan sebuah objek atau
karakteristik sebuah proses dan/atau karakteristik sebuah metoda.
2. Dapat berupa standar fisik (dapat diukur dan dihitung), standar intelektual
(kualitatif).
3. Kriteria atau tolok ukur suatu tingkatan mutu minimal yang perlu dicapai
dan atau dipenuhi agar produk yang dihasilkan selalu

memberikan kenyamanan, keamanan dan selamatan bagi konsumen/pengguna


dan lingkungannya.

E. Proses Manajemen Mutu

Di dalam mutu, ada beberapa tahapan maupun proses manajemen yang


perlu dilakukan yaitu :

1. Perencanaan dan Strategi Mutu

Untuk mencapai suatu tujuan, diperlukan proses perencanaan dan strategi


yang matang agar keputusan-keputusan yang diambil dapat lebih terarah dan
sesuai. Harus diawali dengan perencanaan yang baik. Rencana dan strategi yang
dibuat pun juga harus memiliki struktur tahapan atau proses yang tepat. Hal ini

9
dilakukan agar kualitas mutu yang diinginkan dapat tercapai dan memenuhi
standar yang berlaku.

2. Implementasi Perencanaan Mutu

Setelah melakukan perencanaan strategi yang matang, implementasi mutu


diperlukan untuk mengaplikasikan hasil rancangan yang sudah dibuat. Di dalam
proses implementasi mutu, ada hal yang perlu diperhatikan, seperti standar
pengerjaan atau pembuatan produk, dan pengecekan kualitas mutu. Jika sudah
sesuai dengan standar mutu yang digunakan oleh perusahaan, barulah produk
maupun hasil akan diberikan dan disebarluaskan kepada para konsumen di luar.

3. Evaluasi Mutu

Proses evaluasi mutu berguna untuk meninjau kembali hasil dari produk
yang dikeluarkan. Di dalam proses evaluasi ini, perlu diperiksa kembali tingkat
kepuasan serta respon yang didapatkan dari produk yang sudah dihasilkan.
Nantinya, hasil review atau evaluasi ini akan berguna dalam perbaikan atau
pengembangan produk lebih lanjut.

4. Perbaikan atau Pengembangan

Proses ini merupakan proses lanjutan yang memanfaatkan hasil


pemantauan dan pengendalian mutu hingga sebuah perusahaan dapat berinovasi
lebih lanjut terhadap produk atau jasa yang sudah dikeluarkan sebelumnya. Pada
dasarnya, hasil dari proses maupun tahapan awal harus ditinjau kembali untuk
menyempurnakan dan mengembangkan kualitas mutu dari perusahaan. Ini
merupakan salah satu tujuan awal yang diinginkan dalam mengimplementasikan
manajemen untuk menjaga mutu. Di dalam tahapan perbaikan atau pengembangan
ini, ada 3 aspek yang harus ditargetkan, yaitu kinerja atau implementasi mutu
terhadap produk, manajemen atau pengelolaan mutu, dan manajemen atau
pengelolaan secara keseluruhan.

10
F. Kontrol Mutu, Jaminan Mutu, Dan Mutu Terpadu

Kontrol mutu secara historis merupakan konsep mutu yang paling tua. Ia


melibatkan delteksi dan eliminasi komponen-komponen atau produk gagal yang
tidak sesuai dengan standar. Ini merupakan sebuah proses pasca-produksi yang
melacak dan menolak item-item yang cacat. Kontrol mutu biasanya dilakukan
oleh pekerja-pekerja yang dikenal sebagai pemeriksa mutu. Inspeksi dan
pemeriksaan adalah metode-metode umum dari kontrol mutu, dan sudah
digunakan secara luas dalam pendidikan untuk memeriksa apakah standar-standar
dalam pendidikan telah dipenuhi atau belum.

Jaminan Mutu berbeda dari kontrol mutu, baik sebelum maupun ketika proses
tersebut berlangsung. Penekanan gagasan ini bertujuan untuk mencegah terjadi
kesalahan sejak awal proses produksi. Jaminan mutu didesain sedemikian rupa
untuk menjamin bahwa proses produksi menghasilkan produk yang benar-benar
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Jaminan mutu adalah
sebuah cara memproduksi produk yang bebas dari cacat dan kesalahan.
Tujuannya, dalam istilah Philip B. Crosby, adalah menciptakan produk tanpa
cacat (zero defects). Jaminan mutu adalah pemenuhan spesifikasi produk secara
konsisten atau menghasilkan produk yang “selalu baik sejak awal (right first time
every time)”.

Jaminan mutu lebih menekankan pada tanggung jawab tenaga kerja


dibandingkan inspeksi kontrol mutu, meskipun sebenarnya inspeksi tersebut juga
memiliki peranan dalam jaminan mutu. Mutu barang atau jasa yang baik dijamin
oleh sistem, yang dikenal sebagai sistem jaminan mutu, yang memposisikan
secara tepat bagaimana produksi seharusnya berperan sesuai dengan standar.
Standar-standar mutu diatur oleh prosedur-prosedur yang ada dalam sistem
jaminan mutu.

Mutu terpadu atau total quality management (TQM) merupakan perluasan


dan pengembangan dari jaminan mutu. Mutu terpadu adalah usaha menciptakan
sebuah kultur mutu yang mendorong semua anggota pekerjanya untuk

11
memuaskan para pelanggan. Dalam konsep mutu terpadu pelanggan adalah raja.
Ini merupakan pendekatan yang dipopulerkan oleh Peters dan Waterman dalam In
Search of Excellence, dan telah menjadi tema khas dalam tulisan-tulisan Tom
Peters. Beberapa perusahaan, seperti Marks and Spencer, British Airways, dan
Sainsburys telah mencari pendekatan ini dalam waktu yang cukup lama. Konsep
ini berbicara tentang bagaiman memberikan sesuatu yang diinginkan oleh para
pelanggan, serta kapan dan bagaimana mereka menginginkannya.

G. Produk Pendidikan

Produk yang dihasilkan oleh proses pendidikan adalah berupa lulusan yang
memiliki kemampuan melaksanakan peranan-peranannya untuk masa yang akan
datang. Peranan bertalian dengan jabatan dan pekerjaan tertentu dan bertalian
dengan kegiatan pembangunan di masyarakat. Pendidikan adalah suatu proses
dalam rangka memengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri
sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan
perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat
dalam kehidupan masyarakat.

H. Mutu Jasa (Service Quality)

Bagi penyelenggaraan pendidikan mutu merupakan keniscayaan yang tidak


dapat ditangguhkan, pendidikan antara lain bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa serta melahirkan generasi penerus yang kreatif, produktif, berdaya saing
tinggi, mensyaratkan mutu. Dalam konteks globalisasi dan persaingan antar
bangsa pendidikan diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki daya
saing (comparative advantage). Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan
harus mampu menampilkan mutu proses maupun hasil. Di dalam dunia industri
mutu mengandung makna yang berkaitan dengan hasil atau produk berupa barang
maupun jasa, dalam perkembangannya mutu menjadi faktor yang tak bisa
dihindarkan. Artinya, setiap kegiatan atau produk yang dihasilkan harus
berkualitas atau bermutu. Mutu menjadi faktor kunci keberlangsungan suatu
kegiatan, dalam dunia bisnis faktor mutu menjadi lebih tegas lagi, antara

12
kebangkrutan atau pertumbuhan. Pilihan terhadap mutu, bukan hanya miliki dunia
industri dan bisnis, melain berkembang jauh ke berbagai aspek kegiatan, demikian
halnya dengan dunia pendidikan.

Konsep mutu yang terkandung di dalam Total Quality Management (TQM),


memilah dalam dua jenis kegiatan berbeda, yakni mutu yang digandengkan
dengan produk berupa barang dan mutu untuk produk berupa layanan atau jasa.
Mutu dalam produk atau barang sebagaimana yang lazim dihasilkan oleh industri
pabrik / manufaktur berupa barang atau benda, sedangkan jasa atau pelayanan
(service), adalah sesuatu yang tidak tampak tapi terasa misalnya layanan yang
diberikan oleh hotel, rumah sakit, pendidikan, yaitu kegiatan yang berupa
hubungan antar manusia.

Mutu dapat dipandang lebih komprehensif, bukan hanya menyangkut aspek


hasil, melainkan mutu yang berhubungan dengan proses, lingkungan dan sumber
daya manusia. Perspektif ini di dirumuskan secara rinci oleh Goetsch & Davis
(1994) yang mendefinisikan kualitas sebagai ”kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan.” dengan demikian, aspek penilaian terhadap
kualitas sebuah jasa.

13
14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mutu merupakan terminologi subjektif dan dapat di definsikan dengan
berbagai cara dimana setiap definisi dapat didukung oleh argumentasi yang sama
baiknya. Pengertian mutu secara luas adalah agregat karakteristik dari produk atau
jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen yang dapat di ukur secara kualitatif
dan kuantitatif.

B. Saran
Setiap orang sebaiknya memahami berbagai hal terkait dengan Mutu agar
setiap orang bisa menerapkan dan menjaga mutu dalam berbagai keadaan
sehingga dapa berguna bagi kehidupan yang berkelanjutan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Konsep Mutu Pendidikan. (2012, December 26). Retrieved August 23, 2021, from
Jodenmot website: https://jodenmot.wordpress.com/2012/12/26/konsep-mutu-
pendidikan/#:~:text=Hoy%20et%20al%2C%20(2000),yang%20penting%20dalam
%20proses%20pendidikan.
Kontrol Mutu, Jaminan Mutu, Mutu terpadu. (2012, May 7). Retrieved August 23, 2021,
from Manajemen Mutu Terpadu website:
https://manajemenmututerpaduku.wordpress.com/2012/05/07/kontrol-mutu-
jaminan-mutu-mutu-terpadu/
Pengertian Manajemen Mutu Terpadu-MMT (Total Quality Management-TQM). (2012,
May 14). Retrieved August 23, 2021, from manajemen mutu terpadu dalam
pendidikan website:
https://manajemenmututerpadudalampendidikan.wordpress.com/2012/05/14/peng
ertian-manajemen-mutu-terpadu-mmt-total-quality-management-tqm-2/
PGSD UPI Kampus Tasikmalaya. (2021). Pengertian, Fungsi, Strategi Pelaksanaan
Pendidikan dan Produk yang Dihasilkan | Artikel. Retrieved August 23, 2021,
from Upi.edu website: http://pgsd-tasikmalaya.upi.edu/artikel_pengertian-fungsi-
strategi-pelaksanaan-pendidikan-dan-produk-yang-dihasilkan_id-548.html
Jurnal, & Dasar, P. (2007). Nomor: 8 -Oktober. Retrieved from website:
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_8-
Oktober_2007/Service_Quality_Satisfaction_dalam_Layanan_Pendidikan_Kajian
_Teoretis
Kontrol Mutu, Jaminan Mutu, dan Mutu Terpadu. (2013). Retrieved August 31, 2021,
from Blogspot.com website: http://achmadsundoro.blogspot.com/2013/04/kontrol-
mutu-jaminan-mutu-dan-mutu.html

16

Anda mungkin juga menyukai