BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kebutuhan pengendalian mutu timbul setelah masa revolusi industri, dimana proses
produksi yang dilakukan oleh mesin menimbulkan dua persoalan utama, yaitu:
a) Penggunaan mesin mulai menggantikan kedudukan tenaga kerja manusia.
b) Produksi barang dilakukan secara besar-besaran sehingga memerlukan keseragaman
komponen dalam proses assembling dimana hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh mesin.
Agar proses produksi berjalan dengan lancar, dibutuhkan tenaga kerja untuk menyortir
barang yang memiliki mutu dibawah standar, sehingga pada saat itu mulai dikenal usaha
pengendalian mutu. Namun adanya perkembangan sistem mekanisasi industri yang lebih
maju menyebabkan keadaan industri menjadi tidak beraturan, sehingga para produsen
menjadi berkurang perhatiannya dalam menghasilkan barang-barang yang bermutu tinggi.
Sehingga timbul anggapan bahwa petugas yang melaksanakan pengawasan merupakan
penghalang bagi pekerja dan supervisor untuk dapat melaksanakan kegiatan produksi.
Namun seiring dengan perkembangan penerangan dan komunikasi, maka keadaan
tersebut mulai berubah dimana pentingnya peranan pengendalian mutu semakin dibutuhkan
sehingga prosedur dan metode pengendalian mutu mulai dikembangkan kearah yang lebih
baik
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Menurut Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan
langkah-langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya berlangsung
sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan dapat tercapai dan terjamin.
Sedangkan manajemen mutu adalah suatu proses manajemen dengan pendekatan perilaku
atau budaya organisasi yang berorientasi pada peningkatan mutu terus-menerus dan kepuasan
pelanggan dengan dukungan komitmen kepemimpinan, kebersamaan karyawan serta secara
lintas fungsional, menyeluruh terpadu dengan pendekatan sistem dan di dasari metode ilmiah
dan pemecahan masalah serta pengambilan keputusan.
Manajemen mutu juga mempunyai beberapa pengertian. Menurut Ishikawa dalam M.
N. Nasution (2001), manajemen mutu adalah gabungan semua fungsi manajemen, semua
bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan kepuasan pelanggan.
Definisi lainnya mengatakan bahwa manajemen mutu merupakan sistem manajemen yang
mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pengendalian mutu (quality control)
dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang
dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada
pelanggan.
Manajemen mutu sendiri mempunyai tiga unsur utama, seperti yang dinyatakan oleh M.
N. Nasution (2001) yaitu sebagai berikut:
B. PENDEKATAN
Dasar menerapkan sistem manajemen mutu adalah pendekatan proses. Sebelum
memulai pekerjaan kita harus merencanakan proses-proses apa yang harus dilakukan,
termasuk mempelajari dulu metode yang akan digunakan, serta menetapkan bagaimana mutu
yang harus dicapai pada setelah proses dilaksanakan. Merencanakan proses-proses tersebut
harus ditulis atau digambar dengan jelas atau didokumentasikan, sehingga semua orang yang
terkait dengan pekerjaan tersebut dapat memahaminya dan konsisten melaksanakannya.
C. PRINSIP
Ada Delapan Prinsip Manajemen Mutu :
1. Customer Focused Organisation ( Fokus pada Pelanggan )
2. Leadership ( Kepemimpinan )
3. Involvement of People ( Keterlibatan Sumber Daya Manusia )
4. Process Approach ( Pendekatan Proses )
5. System Approach to Management ( Pendekatan Sistem Manajemen )
6. Continuous Improvement ( Perbaikan yang Kontinu )
7. Factual Approach to Decision Making ( Pendekatan Faktual untuk Pengambilan Keputusan )
8. Mutually Benefical Supplier-Relationship ( Hubungan Kerjasama yang Saling Membutuhkan
dengan Supplier )
Sejarah TQM
1946 – 1950, periode perintisan dan penelitian. Dr.W.E.Deming menyampaikan seminar 8
hari mengenai kualitas pada para ilmuwan, insinyur, dan para eksekutif perusahaan Jepang.
1951 – 1954, periode pengendalian mutu statistik (Statistical Quality Qontrol)
1955 – 1960, periode pengendalian mutu sistematik. Diperkenalkan istilah CWQC
( Company Wide Quality Control )
1961 – sekarang, periode pemantapan dan pengembangan. Prof.DR.Kaoru Ishikawa
memperkenalkan Gugus Kendali Mutu (Quality Control Circle)
Prinsip TQM
a. Kepuasan pelanggan c, Manajemen berdasar fakta
b. Partisipasi d. Perbaikan berkesinambungan
Unsur-unsur TQM:
o Pelanggan (internal dan eksternal)
o Obsesi terhadap kualitas
o Pendekatan Ilmiah
o Komitmen jangka panjang
o Kerjasama tim
Perbaikan sistem berkelanjutan
Pendidikan dan Pelatihan
Kebebasan terkendali
Kesatuan tujuan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Elemen Pendukung Dalam TQM
a. Kepemimpinan c. Struktur Pendukung
b. Pendidikan dan Pelatihan d. Komunikasi
Model TQM
a. Ethics / etika
b. Integrity / integritas
c. Trust / kepercayaan
d. Training /diklat
e. Teamwork / kerja sama
f. Leadership / kepemimpinan
g. Recognition / akredibilitas
h. Communication / komunikasi
G. AUDIT
Pengertian
Dalam Panduan Audit Sitem Manajemen Mutu SNI 19-19011-2002 , audit mutu
didefinisikan sebagai proses sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh
bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauhmana
kriteria audit dipenuhi (BSN, 2002). Audit Sistem Mutu biasanya dilakukan untuk
menentukan tingkat kesesuaian aktivitas organisasi terhadap standar Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2000 yang telah ditentukan serta efektivitas dari penerapan system tersebut.
Tujuan
Tujuan audit mutu adalah untuk mendapatkan data dan informasi faktual dan signifikan
sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan/atau
perubahan.
Prinsip
Prinsip Audit Mutu, secara garis besar terdiri dari dua prinsip yaitu prinsip-prinsip yang
terkait dengan auditor dan prinsip-prinsip yang terkait dengan kegiatan audit.
1. Prinsip-prinsip yang terkait dengan auditor, yaitu :
Kode Etik sebagai Dasar Profesionalisme.
Menyajikan hasil yang obyektif dan akurat.
Profesional, memiliki kompetensi sebagai auditor.
2. Prinsip Audit yang relevan dengan kegiatan audit, yaitu :
Independen-auditor (mandiri dan tidak berpihak) tidak melakukan audit pada area yang bukan
tanggungjawabnya.
Bukti Obyektif sebagai dasar membuat kesimpulan audit, dapat diverifikasi dan sample audit
yang diambil cukup mewakili.
Terencana, audit harus terencana secara sistematik sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
organisasi.
Auditor harus berkualifikasi dan independen.
Maksud dan tujuan dari audit harus diklarifikasi dan disetujui.
Audit harus direncanakan dan dipersiapkan secara memadai.
Orang yang bertanggung jawab atas aktifitas yang akan diaudit harus secara baik dan
diberitahukan sebelum dan sesudah audit.
Rencana audit dan laporan akhir harus tertulis.
Auditor harus menindaklanjuti tindakan perbaikan.
Penilaian terhadap standar harus obyektif, faktual dan apabila mungkin kuantitatif.
Audit tidak mengganggu kegiatan operasional yang berjalan.
Frekuensi, intensitas dan luas audit bervariasi dengan kebutuhan actual.
Kertas kerja dan dokumen audit harus disimpan dengan baik dan teratur.
Uji petik untuk mengumpulkan bukti harus tidak memihak dan dapat dipercaya.
Alasan Melakukan Audit Mutu
Dalam Sistem Manajemen Mutu (SMM) ada beberapa alasan melakukan audit
berkesinambungan yaitu untuk melihat efektivitas system berdasar sampling dan
lokasi/bagian, walaupun alasan yang pokok memberi jaminan dan mencegah timbulnya
masalah-masalah dan meningkatkan efektivitas SMM alasan melakukan Audit antara lain
(Iskandar Indranata, 2006) :
1. Mengembangkan sistem pada organisasi.
2. Meyakinkan organisasi akan efektivitas dan kesesuaian akan system itu sendiri.
3. Meyakinkan organisasi dalam memilih pemasok baru, bahwa SMM pemasok sesuai dengan
apa yang diinginkan organisasi.
4. Meyakinkan organisasi bahwa pemasok yang ada masih memenuhi persyaratan yang
ditetapkan organisasi.
5. Memenuhi kesesuaian standar/undang-undang, bahwa organisasi harus terus menerus
mengimplementasikan dan memelihara SMM secara konsisten.
Manfaat Audit
1. Menilai ketaatan terhadap prosedur pengendalian mutu dan standar program mutu.
2. Menilai proses pengembalian keputusan untuk keabsahan.
3. Menilai karakteristik mutu suatu produk serta proses yang berkaitan dengan spesifikasi dari
pelanggan atau pendesainmelalui pengendalian dari inspkesi regular.
4. Memperbaiki efektivitas dari program manajemen mutu.
5. Mengeksplorasi penyebab kerusakan, keluhan pelanggan dan masalah lain.
6. Memperoleh sertifikasi normal dari program manajemen mutu.
7. Mengarahkan dan memotivasi staff dan manajemen untuk menciptakan kesadaran mutu.
8. Menunjukkan perhatian manajemen mutu terhadap pemasok untuk memperoleh perlindungan
atas tuntutan liabilitas produk.
9. Memperkenalkan formalitas dan konsistensi dalam program mutu.
10. Melakukan pelatihan dan memberikan pengetahun teknis.
Salah satu manfaat audit yang paling sentral adalah sebagai dasar untuk mengambil
keputusan, melakukan perbaikan, meningkatkan eisiensi dan efektivitas fungsi organisasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan
kualitas saat mi mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang).
Pengendalian mutu merupakan suatu kegiatan yang sangat erat hubungannya dengan
proses produksi, dimana pada pengendalian kualitas ini dilakukan pemeriksaan atau
pengujian atas karakteristik kualitas yang dimiliki produk guna penilaian atas kemampuan
proses produksinya yang dikaitkan dengan standar spesifikasi produk. Kemudian dengan
analisis akan didapatkan sebab-sebab terjadinya penyimpangan, sebagai dasar untuk
mengambil tindakan perbaikan dan pencegahan.
B. Saran
Pembaca di harapkan mampu mengendalikan manajemen mutu secara baik dan tepat.
Karena pengendalian yang baik akan menghasilkan mutu yang baik. Tidak hanya mutu,
namun dapat menghasilkan sistem manajemen yang baik dan kuat, karyawan yang mampu
bersaing dengan yang lain dengan keahlian yang tertanam baik dan hasilnya tidak di ragukan
lagi oleh pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA