Oleh
.
.
KELOMPOK 4:
ANGEL BERUTU
HAMIDAH CINDRA
RIFKI YOVANDRI
RIMA ANNISA HAQI
Dari penjelasan tersebut, kami tertarik untuk mengangkat bahasan ini sebagai mini riset kami dengan judul
“EKSISTENSI USAHA PENJUALAN KUE BOHONG SEBAGAI BENTUK CONTOH USAHA PEDAGANG
KAKI LIMA DI KECAMATAN LUBUK PAKAM, KABUPATEN DELI SERDANG”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.Apa saja yang dihadapi tenaga kerja dalam melakukan usahanya?
2.Bagaimana kendala dan cara penanggulangan yang dilakukan tenaga kerja tersebut?
3.Bagaimana eksistensi dan perkembangan usaha kue bohong di Kec. Lubuk Pakam, Kab. Deli Serdang?
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi maka
ditetapkan misi pembangunan Kabupaten Samosir Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:
1. Memantapkan Good Governance dengan dukungan SDM yang berkualitas serta prasarana dan sarana yang
memadai dan berstandart;
2. Mengembangkan ekonomi kerakyatan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dengan pengelolaan Sumber Daya
Alam (SDA) yang berkelanjutan dan terkendali;
3. Meningkatkan infrastruktur dan konservasi alam yang handal berdasarkan tata ruang yang mantap untuk
mendukung industri pariwisata berbasis lingkungan dan budaya;
4. Meningkatkan kondusifitas daerah dengan mendorong pelaksanaan demokrasi dan penegakan hukum;
5. Mengembangkan jejaring yang sinergis kepada semua pihak.
Strategi pembangunan merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Samosir Tahun
2011-2015 dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi. Strategi yang dikembangkan adalah hasil
pemikiran yang konseptual yang dianalisis dengan komprehensif untuk pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Sedangkan arah kebijakan adalah suatu langkah yang ditetapkan untuk mencapai misi dan tujuan yang
merupakan penjabaran dari strategi yang ada. Strategi yang ditetapkan dalam perencanaan ini bersifat dinamis agar
dapat mengakomodir perkembangan seiring perkembangan waktu lima tahun ke depan dengan program yang fokus
dan terarah sekaligus dapat dijadikan sebagai umpan-balik yang konstruktif dalam penyusunan perencanaan
pembangunan pada masa-masa yang akan datang
2. Penduduk
Lubuk Pakam memiliki penduduk sekitar 80.847 jiwa pada tahun 2010, kemudian meningkat
menjadi 96.038 jiwa pada tahun 2017 dan 97.996 jiwa pada tahun 2018. Sehingga laju persentase
pertumbuhan penduduk dari 2010-2018 sebesar 2,41% dan untuk rentang 2017-2018 sebesar 2,04%.
Berdasarkan rasio jenis kelamin, jumlah penduduk 2018: pria (48.528 jiwa), wanita (49.468 jiwa), total
97.996 jiwa dengan rasio 98,10. Untuk distribusi masyarakat didapatkan hasil 3.142 jiwa dalam
kepadatan/km2. Diketahui bahwa jumlah penduduk produktif sekitar 66.581 jiwa. Jumlah rumah tangga
penduduk sekitar 22.477 jiwa dengan rata-rata anggota keluarga berjumlah 4 orang.
3.Topografi Wilayah
Pedagang Kaki Lima adalah pelaku usaha yang melakukan usaha perdagangan dengan menggunakan
sarana usaha bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas
umum, lahan dan bangunan milik pemerintah dan/atau swasta yang bersifat sementara/tidak menetap.
Istilah ini karena disangkut-pautkan dengan ukuran trotoar sekitar 5 kaki. Dan karena krisis ekonomi
1998, banyak orang beralih profesi sebagai pedagang kaki lima.
Dari analisis penelitian ini, peneliti menemukan bahwa usaha penjualan kue bohong dimulai dari tahun
1984. Kue bohong sendiri dulu masih menggunakan kompor yang berbahan bakar minyak tanah. Pada
tahun 1990-an, kue bohong masih belum diterima masyarakat yang berada di sekitar Lubuk Pakam dan
diperparah oleh terjadinya kerusuhan yang melibatkan masyarakat Tionghoa pada 1998. Namun, tahun
2000-an masyarakat yang berada di Lubuk Pakam mulai membeli dan menyukai kue bohong hingga
saat ini.
Berdasarkan wawancara dengan penjual kue bohong, Rian Fitrian Taruna (23 tahun), selama ini
penjualan kue bohong berjalan baik dan memiliki banyak peminat. Kondisi ini juga didukung oleh
peluang yang besar karena hanya responden kami saja yang berjualan kue bohong di daerah tersebut.
Untuk mengenai masalah yang dihadapi lebih ke masalah umum yang ditemukan hampir seluruh
pedagang kaki lima. Tetapi hal tersebut tidak menyurutkan niat responden untuk tetap berjualan.
Responden tetap gigih berjualan dan selalu ada ide-ide cemerlang untuk setiap masalah yang ada.
d.Penerapan Teori Sentralitas
Analisis Skalogram
Analisis skalogram merupakan salah satu alat untuk mengidentifikasi pusat pertumbuhan wilayah kecamatan
berdasarkan fasilitas yang dimilikinya, dengan demikian dapat ditentukan hirarki pusat-pusat pertumbuhan dan
aktivitas pelayanan suatu wilayah. Wilayah dengan fasilitas yang lebih lengkap merupakan pusat pelayanan,
sedangkan wilayah dengan fasilitas yang kurang akan menjadi daerah kecamatan belakang (hinterland). Metode yang
digunakan dalam perhitungan skalogram ini adalah metode Guttzman.
Analisis Skalogram merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam
rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Semakin tinggi perkembangan suatu wilayah berarti wilayah
tersebut semakin mampu memberikan pelayanan kepada masyarakatnya. Pelayanan yang dimaksud dalam hal ini
adalah
ketersediaan fasilitas-fasilitas yang ada didaerah itu seperti fasilitas yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi,
aktivitas sosial dan pemerintahan. Dengan analisis skalogram dapat ditentukan daerah ataupun kecamatan yang dapat
dijadikan sebagai pusat pertumbuhan. Kecamatan yang memiliki kelengkapan fasilitas tertinggi dapat ditentukan
sebagai pusat
pertumbuhan. (Rodinelli dalam Ermawati, 2010:47).
THANK YOU