Anda di halaman 1dari 30

POTENSI PERTANIAN DALAM BIDANG EKONOMI

Mata Kuliah: Geografi Ekonomi


Dosen Pengampu:
Dr. Samuel Sanda Patampang, M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK : III

SUSANTI BARAU A 351 14 029


IKA PURWANTI A 351 14 018
NUR HIKMAH A 351 14 019
FADLY A KAMBIO A 351 14 020
NUR FIRMANSYAH A 351 14 024
RAHMI HALIYANTI A 351 14 027
HARDINA A 351 14 028
RIFDAN RIFANDI A 351 14 030
EDI JOKO PURNOMO A 351 14 031
HIKMA NUR L A 351 14 032
KIKI WIRANTO. P A 351 12 043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam memahami “Potensi Pertanian Dalam Bidang Ekonomi”
dalam mata kuliah Geografi Ekonomi.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Palu, 15 September 2015

Penulis, Kelompok III

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
2.1 Pengertian Potensi Pertanian....................................................................................5
2.2 Peranan Pertanian dalam Perekonomian di Indonesia..............................................5
2.3 Potensi Pertanian Dalam Perekonomian di Indonesia.............................................9
2.4 Kontribusi Sumber Daya Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi Dikaji Dari
Geografi Ekonomi........................................................................................................11
2.5 Hal Yang Menjadi Permasalahan di Dalam Sektor Pertanian di Indonesia Yang
Menjadi Kendala Utama Penghambat Pengembangan Sektor Pertanian......................13
2.6 Cara Mengatasi Permasalahan Yang Menjadi Penghambat Pengembangan Sektor
Potensi Pertanian..........................................................................................................16
2.7 Cara Memaksimalkan Potensi Sumber Daya Pertanian Untuk Meningkatkan
Pembangunan Ekonomi Indonesia di Masa Mendatang...............................................18
2.8 Dampak Permasalahan Pertanian Terhadap Pertumbuhan Perekonomian di
Indonesia......................................................................................................................22
2.9 Tujuan Pembangunan Pertanian Dimasa Kini dan Masa Mendatang.....................22
BAB III............................................................................................................................24
PENUTUP.......................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan............................................................................................................24
3.2 Saran......................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia secara astronomis berada di 6oLU-11oLS dan 95oBT-141oBT, hal
ini menandakan bahwa wilayah Indonesia merupakan wilayah yang subur dan
beriklim tropis. Potensi wilayah yang demikian sangat baik kaitannya dalam
pengembangan sektor pertanian. Iklim di Indonesia yang cukup dalam
memperoleh sinar matahari sepanjang tahun, mempengaruhi tumbuh suburnya
setiap tanaman dengan mudah. Potensi yang demikian membuat wilayah
Indonesia mendapat julukan sebagai “Kolam Susu” dimana setiap tangkai maupun
bibit yang ditanam di wilayah Indonesia selalu tumbuh subur dan menghasilkan
uang. Selain itu letak Indonesia yang berada di daerah pertemuan lempeng,
mengakibatkan Indonesia memiliki banyak gunung api yang berpengaruh
terhadap kesuburan tanah.

Bila ditinjau dari segi letak geografis wilayah Indonesia berada pada posisi
dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Dan terletak diantara
dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Hal ini menandakan bahwa
letak wilayah negara kita berada di sebuah jalur internasional yaitu sebuah jalur
yang strategis dalam menjalankan berbagai sektor yang seharusnya mampu
menjadi daya ikat bagi negara-negara luar terutama dalam bidang pemasaran
barang-barang produksi dalam negeri salah satunya produksi hasil pertanian.

Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang


melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan
mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan
sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis
tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim. Usaha pertanian diberi nama
khusus untuk subjek usaha tani tertentu (Rizky, 2012).

1
Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia.
Artinya pertanian merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari
setengah perekonomian. Pembangunan pertanian yang sudah cukup berhasil
dicapai oleh Indonesia pada tahun 1970-an sampai tahun 1980-an yang ditandai
dengan meningkatnya pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) sektor
pertanian sebesar 3,2% per tahunnya. Kemudian pada 1984 swasembada beras
dapat tercapai dan berhasil memicu pertumbuhan ekonomi di pedesaan. Akan
tetapi, swasembada beras tersebut hanya dapat dipertahankan hingga tahun 1993.
Tingkat produktivitas padi di Indonesia adalah yang tertinggi dari negara-negara
lain di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Oleh karena itu, Indonesia
memiliki keunggulan yaitu beras sebagai subtitusi impor (Ramli, 2014).

Sebagai negara agraris kita sebagai bangsa Indonesia harus bersyukur


dengan kekayaan alam kita yang sangat subur dan berlimpa seperti ada ungkapan
yang mengatakan “Tongkat dan kayu pun jadi tanaman” dan ungkapan itu
memang cocok untuk indonesia. Sektor pertanian nampaknya masih menjadi
primadona perekonomian di Indonesia, meskipun telah terjadi transformasi
struktur ekonomi, dimana perekonomian negara lebih ditopang pada sektor
industri dan jasa.
Selain dibutuhkan sebagai penyedia pangan nasional, sektor pertanian juga
menyerap sebagian besar tenaga kerja hingga saat ini sebagian besar masyarakat
masih menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian dengan tingkat
produktivitas dan pendapatan usaha yang relatif rendah, sehingga kemiskinan,
pengangguran dan rawan pangan banyak terdapat di pedesaan.
Peluang lain yang dimiliki Indonesia adalah permintaan yang besar dalam
negeri yakni jumlah penduduk sekitar 200 juta orang. Kebangkitan perekonomian
nasional akan memacu permintaan akan komoditas pertaniaan. Kebangkitan
sektor riil di dalam negeri akan meningkatkan permintaan bahan baku hasil
pertanian bagi agroindustri di dalam negeri.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan potensi pertanian?
2. Bagaimana peranan pertanian dalam perekonomian di Indonesia?
3. Bagaimana potensi pertanian dalam perekonomian di Indonesia?
4. Bagaimana kontribusi sumber daya pertanian dalam pembangunan
ekonomi dikaji dari geografi ekonomi?
5. Apa saja hal yang menjadi permasalahan di dalam sektor pertanian di
Indonesia yang menjadi kendala utama penghambat pengembangan sektor
pertanian?
6. Bagaimana cara mengatasi permasalahan yang menjadi penghambat
pengembangan sektor pertanian?
7. Bagaimana cara memaksimalkan sumber daya pertanian untuk
meningkatkan pembangunan ekonomi Indonesia di masa mendatang?
8. Bagaimana dampak permasalahan pertanian terhadap pertumbuhan
perekonomian di Indonesia?
9. Bagaimana tujuan pembangunan pertanian dimasa kini dan masa
mendatang?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan potensi pertanian.
2. Untuk mengetahui bagaimana peranan pertanian dalam perekonomian di
Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana potensi pertanian di Indonesia.
4. Untuk mengetahui bagaimana kontribusi sumber daya pertanian dalam
pembangunan ekonomi dikaji dari geografi ekonomi.
5. Untuk mengetahui apa saja hal yang menjadi permasalahan di dalam
sektor pertanian Indonesia yang menjadi kendala utama penghambat
pengembangan sektor pertanian.
6. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi permasalahan yang menjadi
penghambat pengembangan sektor pertanian.

3
7. Untuk mengetahui bagaimana cara memaksimalkan sumber daya pertanian
untuk meningkatkan pembangunan ekonomi Indonesia di masa
mendatang.
8. Untuk mengetahui bagaimana dampak permasalahan pertanian terhadap
pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
9. Untuk mengetahui bagaimana tujuan pembangunan pertanian dimasa kini
dan masa mendatang.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Potensi Pertanian


Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber
energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Tidak perlu di ragukan lagi
bahwa Indonesia adalah negara dengan potensi agraris yang
sempurna, memberikan ruang seluas-luasnya untuk memanfaatkan potensi
pertanian tersebut. Ketergantungan kita pada pertanian sangat tinggi sebab hampir
seluruh kegiatan perekonomian kita berpusat di sektor terbesar itu.
Pengertian potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan
untuk dikembangkan, kekuatan, kemampuan, dan daya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa potensi pertanian adalah kemampuan dan daya atau hasil dari
kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya.

2.2 Peranan Pertanian dalam Perekonomian di Indonesia


Sektor pertanian sebagai penggerak perekonomian memiliki beberapa
peranan, yang juga tertuang dalam Repelita VI sebagai berikut:
1) Mensejahterakan petani
Sektor pertanian merupakan sumber utama kehidupan dan pendapatan
masyarakat petani. Mensejahterakan di sini mengandung arti luas sehingga
menumbuhkembangkan partisipasi petani dan mampu meningkatkan keadaan
sosial ekonomi petani melalui peningkatan akses terhadap teknologi, modal, dan
pasar.
2) Menyediakan pangan
Peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian nasional adalah
penyediaan bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang saat ini sudah berjumlah
220 juta jiwa. Dengan peranan pertanian sebagai penyedia bahan pangan yang
relatf murah, memungkinkan biaya hidup di Indonesia tergolong rendah di dunia.

5
Sebagai contoh, mengingat pembangunan besar-besaran terjadi di
perkotaan adapun masyarakat mayoritas berdomisili di pedesaan yang merupakan
sumber sektor pertanian. Maka pembangunan pertanian harus didukung oleh
pembangunan wilayah baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan
sosial ekonomi kemasyarakatan.
3) Merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustri
Indonesia mempunyai sumber daya pertanian yang sangat besar, namun
produk pertanian umumnya mudah busuk, banyak makan tempat, dan musiman.
Sehingga dalam era globalisasi dimana konsumen umumnya cenderung
mengkonsumsi nabati alami setiap saat, dengan kualitas tinggi, tidak busuk, dan
makan tempat, maka peranan agroindustri akan dominan. Dan jika sektor
pertanian terus ditingkatkan maka diharapkan sektor ini mampu menghasilkan
pangan dan bahan mentah yang cukup bagi pemenuhan kebutuhan rakyat,
meningkatkan daya beli rakyat, dan mampu melanjutkan proses industrialisasi. 
4) Menghasilkan devisa
Sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi Indonesia.
Salah satu subsektor andalannya adalah subsektor perkebunan, seperti ekspor
komoditas karet, kopi, teh, kakao, dan minyak sawit. Lebih dari 50% total
produksi komoditas-komoditas tersebut adalah untuk diekspor. Pada lima tahun
terakhir, subsektor perkebunan secara konsisten menyumbang devisa dengan rata-
rata nilai ekspor produk primernya (belum termasuk nilai ekspor produk olahan
perkebunan) mencapai US$ 4 milyar per tahun. Sumbangan sector pertanian
terhadap pembangunan dan devisa negara ditentukan oleh produktivitas dari
sektor ini.
Karena sektor ini memilik sumbangan besar terhadap perekonomian
nasional, maka rendahnya produktivitas pertanian akan berpengaruh terhadap
produktivitas perekonomian secara keseluruhan. Sumbangan terbesar sektor
pertanian selama PJP I (Pembangunan Jangka Panjang) adalah tercapainya
swasembada pangan, khususnya beras dalam tahun. Pada masa tersebut Indonesia
mampu mengekspor beras ke beberapa negara miskin sehingga dapat menambah
devisa.

6
5) Menyediakan lapangan pekerjaan
Sebagaimana diterangkan di muka, sektor pertanian memiliki peran
penting dalam menyerap tenaga kerja. Di tahun 1994 saja (BPS, 1996) 46% dari
82 juta jiwa angkatan kerja pada tahun itu diserap oleh subsector pertanian primer.
Subsektor perkebunan memberikan kontribusinya dalam pembangunan nasional.
Sampai tahun 2003, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh subsektor ini
diperkirakan mencapai 17 juta jiwa. Kontribusi dalam penyediaan lapangan
pekerjaannya pun mempunyai nilai tambah tersendiri, karena subsektor
perkebunan menyediakan lapangan kerja di pedesaan dan daerah terpencil.
Dengan demikian, selain menyediakan lapangan kerja subsektor perkebuna ikut
mengurangi arus urbanisasi.
6) Pembentukan produk domestik bruto/peningkatan pendapatan nasional
Berdasarkan data yang kami peroleh, subsektor perkebunan merupakan
salah satu subsektor yang mempunyai kontribusi penting dalam hal penciptaan
nilai tambah yang tercermin dari kontribusinya terhadap produk domestik bruto
(PDB). Dari segi nilai absolut berdasarkan harga yang berlaku PDB perkebunan
terus meningkat dari sekitar Rp 33,7 triliun pada tahun 2000 menjadi sekitar Rp
47,0 triliun pada tahun 2003, atau meningkat dengan laju sekitar 11,7% per tahun.
Dengan peningkatan tersebut, kontribusi PDB subsector perkebunan terhadap
PDB sektor pertanian adalah sekitar 16%. Terhadap PDB secara nasional tanpa
migas, kontribusi subsector perkebunan adalah sekitar 2,9% atau sekitar 2,6%
PDB total.
7) Tetap mempertahankan kelestarian sumber daya (peranan dalam
pelestarian lingkungan hidup)
Tidak ada satu pun negara di dunia seperti Indonesia yang kaya akan
beraneka ragam sumber daya pertanian secara alami (endowment factor). Maka
dari itu, diharapkan dalam penggunaannya sumber daya ini digunakan secara
optimal dan tetap memperhatikan aspek kelestarian sumber daya pertanian.

7
8) Menjadi Basis Pertumbuhan Ekonomi
Sektor pertanian menjadi salah satu dari unsur-unsur yang mengisi
pertumbuhan perekonomian disetiap negara . Di negara arab sekalipun meskipun
wilayahya lahanya tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan bercocok
tanam namun sector perekonomian menjadi salah satu unsur pengisi basis
pertumbuhan perekonomian dinegaranya misalnya dengan membudidayakan
tanaman kurma yang nilai komoditinya cukup besar dalam pengeksporan
keseluruh negara termasuk ke Indonesia yang ikut mengimpor komoditi
pertanaian dari Arab. Dengan kata lain sektor pertanian meski hanya
menyumbang tidak sampai dari ¼ pendapatan negara tetapi menjadi penopang
terhadap pendapatan dari setiap negara terutama di Indonesia yang tiap tahunya
mengekspor biji mete, beras, dan berbagai bahan pokok lainya dalam pangan
menjadi pemasukan devisa negara tiap tahunnya.

9) Kontribusi Pertanian Terhadap Devisa


Pertanian juga mempunyai kontribusi yang besar terhadap peningkatan
devisa, yaitu lewat peningkatan ekspor dan atau pengurangan tingkat
ketergantungan Negara tersebut terhadap impor atas komoditi pertanian.
Komoditas ekspor pertanian Indonesia cukup bervariasi mulai dari getah karet,
kopi, udang, rempah-rempah, mutiara, hingga berbagai macam sayur dan buah.
Peran pertanian dalam peningkatan devisa bisa kontradiksi dengan perannya
dalam bentuk kontribusi produk. Kontribusi produk dari sector pertanian terhadap
pasar dan industri domestic bisa tidak besar karena sebagian besar produk
pertanian di ekspor atau sebagian besar kebutuhan pasar dan industri domestic
disuplai oleh produk-produk impor.
Dari sekian peranan sektor pertanian terhadap perekonomian nasional,
namun timbul pertanyaan kenapa dengan potensi yang sedemikian besar, sektor
pertanian belum dapat mensejahterakan rakyat Indonesia? Jawabannya adalah
sumber daya pertanian ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan
rakyat Indonesia dan sumber daya hutan dan kelautan masih banyak diserap dan
dimanfaatkna oleh masyarakat luar negeri. Padahal dengan sumber daya pertanian
yang melimpah itu sangat bisa dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat.

8
Dan sebagian besar penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya pada
sektor itu. Salah satu faktor tersebut adalah karena kualitas sumber daya
masyarakat Indonesia masih rendah. Kualitas tenaga kerja yang tersedia belum
dapat memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk bekerja di sektor industri.
Berdasarkan pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor penting
dalam struktur perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya
perekonomian bangsa, maka kita mulai mencanangkan masa depan Indonesia
menuju era industrialisasi, dengan pertimbangan sektor pertanian kita juga
semakin kuat.
Kegiatan pertanian merupakan mata pencaharian terbesar penduduk
didunia termasuk di Indonesia. Sejarah Indonesia pun tidak terlepas dari sektor
pertanian (menghasilkan bahan baku seperti padi, jagung, sagu) dan perkebunan
(menghasilkan buah-buahan) terutama pada masa kolonial penjajahan Belanda
kegiatan pertanian dan perkebunan menjadi penentu tingkat social dan
perekonomian seseorang. Meskipun kegiatan pertanian hanya menyumbang rata-
rata 4% dari PDB (Produk Domestik Bruto) suatu negara namun kegiatan
pertanian ini menjadi penyedia lapangan pekerjaan terbesar bagi setiap negara.
Kegiatan pertanian ini sangat besar pengaruhnya dalam mengurangi angka
pengangguran di Indonesia sehingga kegiatan pertanian ini tidak dapat diabaikan
dan berpengaruh juga terhadap tumbuh kembangnya setiap negara.

2.3 Potensi Pertanian Dalam Perekonomian di Indonesia


Sebagai salah satu negara yang termasuk dalam wilayah tropis, Indonesia
memiliki potensi pertanian yang sangat baik, terutama untuk pertanian tropika.
Salah satu produk pertanian tropika Indonesia yang berpotensi menjadi andalan
adalah produk pertanian segar dalam bentuk buah-buahan dan sayuran. Produk
lain yang turut menjadi andalan adalah rempah-rempah dan Bahan Bakar Nabati
(BBN). Indonesia merupakan Negara agraris yang memiliki potensi besar dan
sumber daya alam yang melimpah untuk produk pertanian. Di sektor pertanian
Indonesia memiliki beragam jenis tenaman, hal ini didukung kondisi iklim tropis
yang berbeda, dibidang tanaman pangan di Indonesia memiliki tanaman unggul
seperti padi, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan berbagai jenis faritas yang lain.

9
Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan signifikan bagi
perekonomian Indonesia. Sektor pertanian menyerap 35.9% dari total angkatan
kerja di Indonesia dan menyumbang 14.7% bagi GNP Indonesia (BPS, 2012).
Fakta-fakta tersebut menguatkan pertanian sebagai megasektor yang sangat vital
bagi perekonomian Indonesia. Sektor pertanian di Indonesia merupakan tulang
punggung dari perekonomian dan pembangunan nasional, hal tersebut  dapat
dilihat dalam pembentukan PDB, penerimaan devisa, penyerapan tenaga kerja,
penyediaan pangan, dan penyediaan bahan baku industri. Sektor pertanian juga
berperan dalam memeratakan pembangunan melalui upaya pengentasan
kemiskinan dan perbaikan pendapatan masyarakat. Selain itu, sektor pertanian
juga telah menjadi salah satu pembentuk budaya bangsa dan penyeimbang
ekosistem.
Dengan daratan yang cukup luas yang tersusun rapi oleh ribuan pulau
yang ada seolah menetapkan bahwa negara kita adalah negara agraris. Memang
tak dapat dipungkiri, namun hal tersebut lah yang menjadi sumber mata
pencaharian dari sekitar 60 % rakyatnya yang kemudian menjadi salah satu sektor
rill yang memiliki peran sangat nyata dalam membantu penghasilan devisa negara.
Potensi pertanian dalam perekonomian di Indonesia antara lain :
a) Keanekaragaman Hayati dan Agroekosistem
Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam, termasuk plasma nutfah,
yang melimpah (mega biodiversity). Biodiversity darat Indonesia merupakan
terbesar nomor dua di dunia setelah Brasil, sedangkan bila termasuk biodiversity
laut maka Indonesia merupakan terbesar nomor satu di dunia. Hal ini dapat dilihat
dengan beragamnya jenis komoditas pertanian tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan peternakan yang sudah sejak lama diusahakan sebagai sumber
pangan dan pendapatan masyarakat. Keaneka ragaman hayati yang didukung
dengan sebaran kondisi geografis berupa dataran rendah dan tinggi, limpahan
sinar matahari dan intesitas curah hujan yang hampir merata sepanjang tahun di
sebagian wilayah, serta keaneka ragaman jenis tanah memungkinkan
dibudidayakannya aneka jenis tanaman daerah tropis, serta komoditas introduksi
dari daerah sub tropis secara merata sepanjang tahun di Indonesia.

10
b) Lahan Pertanian
Indonesia memiliki potensi ketersediaan lahan yang cukup besar dan
belum dimanfaatkan secara optimal. Data dari kajian akademis yang dilaksanakan
oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, Kementerian Pertanian pada
tahun 2006 memperlihatkan bahwa total luas daratan Indonesia adalah sebesar
192 juta ha, terbagi atas 123 juta ha (64,6 persen) merupakan kawasan budidaya
dan 67 juta ha sisanya (35,4 persen) merupakan kawasan lindung. Dari total luas
kawasan budidaya, yang berpotensi untuk areal pertanian seluas 101 juta ha,
meliputi lahan basah seluas 25,6 juta ha, lahan kering tanaman semusim 25,3 juta
ha dan lahan kering tanaman tahunan 50,9 juta ha. Sampai saat ini, dari areal yang
berpotensi untuk pertanian tersebut, yang sudah dibudidayakan menjadi areal
pertanian sebesar 47 juta ha, sehingga masih tersisa 54 juta ha yang berpotensi
untuk perluasan areal pertanian. Jumlah luasan dan sebaran hutan, sungai, rawa
dan danau serta curah hujan yang cukup tinggi dan merata sepanjang tahun
sesungguhnya merupakan potensi alamiah untuk memenuhi kebutuhan air
pertanian apabila dikelola dengan baik. Waduk, bendungan, embung dan air tanah
serta air permukaan lainnya sangat potensial untuk mendukung pengembangan
usaha pertanian.

2.4 Kontribusi Sumber Daya Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi


Dikaji Dari Geografi Ekonomi
Sebagai salah satu negara yang termasuk dalam wilayah tropis, Indonesia
memiliki potensi pertanian yang sangat baik, terutama untuk pertanian tropika. 5
komoditas pertanian dan perkebunan Indonesia yang mendunia adalah sebagai
berikut (Flatian, 2012 dalam Fachri, 2010). Indonesia adalah negara agraris yakni
negara yang sebagai besar masyarakatnya menggantungkan hidup dari pertanian.
Indonesia juga adalah negara ke 4 yang mempunyai penduduk terbanyak di Dunia
setelah Cina, India dan Amerika serikat. Itu pun akan selalu berkelanjutan
dikarenakan penduduk Indonesia selalu bertambah.

11
1) Kelapa Sawit

Indonesia menempatkan diri sebagai produsen minyak sawit mentah


terbesar di dunia. Pada tahun 2011 Indonesia menguasai pasar minyak sawit
mentah dunia sebesar 47% mengungguli Malaysia di tempat ke 2 dengan 39%.
Ekspor kelapa sawit mampu menyumbang devisa Negara sebesar USD 14 miliar
pada tahun 2010 dan diperkirakan akan terus meningkat secara signifikan dari
tahun ketahunnya.

2) Rempah-rempah

Sejak dahulu kala, Indonesia terkenal akan rempah-rempahnya. Tanaman


rempah-rempah yang tumbuh subur di Indonesia menarik minat bangsa lain untuk
menguasainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dahulu banyak bangsa asing yang
kaya raya akibat rempah-rempah dari Indonesia yang mempunyai nilai sangat
tinggi. Sampai saat ini Indonesia masih sebagai eksportir utama rempah-rempah
di dunia, diantaranya adalah pala, kayu manis, cengkeh dan lada.

3) Kakao

Indonesia merupakan penghasil kakao no 3 di dunia setelah Pantai Gading


dan Ghana. Produksinya terus tumbuh rata-rata 3,5% per tahun, pada tahun 2014
pemerintah berkomitmen untuk mengalahkan kedua Negara tersebut untuk
menduduki peringkat pertama sebagai penghasil kakao terbesar di dunia. Pada
tahun 2010 produksi kakao Indonesia mencapai 574 ribu ton atau menyumbang
16% produksi kakao dunia, sedangkan Pantai Gading di peringkat pertama dengan
1,6 juta ton, atau menyumbang sebesar 44%.

4) Karet

Indonesia menempati peringkat ke 2 setelah Thailand sebagai pemasok


karet mentah dunia. Ada yang menyebut Indonesia sebagai Arabnya karet dunia.
Meskipun kalah dalam hal jumlah dan produktifitas perkebunan karet, namun
karet Indonesia disebut-sebut menang secara kualitas dibanding karet dari
Thailand. Pada tahun 2011 produksi karet di Indonesia mencapai 2,8 juta ton.

12
5) Kopi

Saat ini Indonesia menduduki peringkat 3 sebagai produsen kopi dunia


dibawah Brazil dan Kolombia. Basarnya produksi kopi Indonesia per tahun rata-
rata sekitar 600 ribu ton. Dari angka ini Indonesia dapat mensuplai  7% kebutuhan
kopi dunia. Indonesia merupakan Negara agraris yang memiliki potensi besar dan
sumber daya alam yang melimpah untuk produk pertanian. Di sektor pertanian
Indonesia memiliki beragam jenis tenaman, hal ini didukung kondisi iklim tropis
yang berbeda, dibidang tanaman pangan di Indonesia memiliki tanaman unggul
seperti padi, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan berbagai jenis faritas yang lain.
Dengan daratan yang cukup luas yang tersusun rapi oleh ribuan pulau
yang ada seolah menetapkan bahwa negara kita adalah negara agraris. Memang
tak dapat dipungkiri, namun hal tersebut lah yang menjadi sumber mata
pencaharian dari sekitar 60 % rakyatnya yang kemudian menjadi salah satu sektor
riil yang memiliki peran sangat nyata dalam membantu penghasilan devisa negara.

2.5 Hal Yang Menjadi Permasalahan di Dalam Sektor Pertanian di Indonesia


Yang Menjadi Kendala Utama Penghambat Pengembangan Sektor
Pertanian
1. Adanya Kelemahan Dalam Sistem Alih Teknologi

Ciri utama pertanian modern adalah produktivitas, efisiensi, mutu dan


kontinuitas pasokan yang terus menerus harus selalu meningkat dan terpelihara.
Produk-produk pertanian kita baik komoditi tanaman pangan (hortikultura),
perikanan, perkebunan dan peternakan harus menghadapi pasar dunia yang telah
dikemas dengan kualitas tinggi dan memiliki standar tertentu. Tentu saja produk
dengan mutu tinggi tersebut dihasilkan melalui suatu proses yang menggunakan
muatan teknologi standar.

2. Masih Panjangnya Mata Rantai Tata Niaga Pertanian

Sehingga menyebabkan petani tidak dapat menikmati harga yang lebih


baik, karena pedagang telah mengambil untung terlalu besar dari hasil penjualan.

3. Terbatasnya Akses Layanan Usaha Terutama Di Permodalan

13
Kemampuan petani untuk membiayai usaha taninya sangat terbatas
sehingga produktivitas yang dicapai masih di bawah produktivitas potensial.
Mengingat keterbatasan petani dalam permodalan tersebut dan rendahnya
aksesibilitas terhadap sumber permodalan formal, maka dilakukan
pengembangkan dan mempertahankan beberapa penyerapan input produksi biaya
rendah (low cost production) yang sudah berjalan ditingkat petani. Selain itu,
penanganan pasca panen dan pemberian kredit lunak serta bantuan langsung
kepada para petani sebagai pembiayaan usaha tani cakupannya diperluas.

4. Penurunan Kualitas Dan Kuantitas Sumber Daya Lahan Pertanian

Berbagai hasil riset mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan


pertanian intensif di Indonesia, terutama di Pulau Jawa telah menurun
produktivitasnya, dan mengalami degradasi lahan terutama akibat rendahnya
kandungan C organik dalam tanah yaitu kecil dari 2 persen. Padahal, untuk
memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan kandungan C organik lebih dari 2,5
persen atau kandungan bahan organik tanah > 4,3 persen.

5. Terbatasnya Aspek Ketersediaan Infrastruktur Penunjang Pertanian

Yang juga penting namun minim ialah pembangunan dan pengembangan


waduk. Pasalnya, dari total areal sawah di Indonesia sebesar 7.230.183 ha, sumber
airnya 11 persen (797.971 ha) berasal dari waduk, sementara 89 persen (6.432.212
ha) berasal dari non-waduk. Karena itu, revitalisasi waduk sesungguhnya harus
menjadi prioritas karena tidak hanya untuk mengatasi kekeringan, tetapi juga
untuk menambah layanan irigasi nasional. Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) menyatakan, 42 waduk saat ini dalam kondisi waspada akibat
berkurangnya pasokan air selama kemarau. Sepuluh waduk telah kering,
sementara 19 waduk masih berstatus normal. Selain itu masih rendahnya
kesadaran dari para pemangku kepentingan di daerah-daerah untuk
mempertahankan lahan pertanian produksi, menjadi salah satu penyebab
infrastruktur pertanian menjadi buruk.

14
Di sisi lain, saat ini penyebab sulitnya perkembangan sektor pertanian
adalah karena masalah lahan pertanian, seperti :

a) Luas Pemilikan Lahan Petani Kini Semakin Sempit


Setengah dari petani memiliki lahan kurang dari 0,5 hektar sehingga
sebagian besar bekerja sebagai buruh tani. Sebagai solusinya dengan
membangun agroindustri di perdesaan dalam upaya merasionalisasi
jumlah petani dengan lahan yang ekonomis.
b) Alih Fungsi Lahan Produktif Ke Industri Maupun Perumahan
Saat ini lahan pertanian yang tersedia sekitar 7,7 juta hektar, padahal untuk
memenuhi kebutuhan lahan dan dalam rangka mendukung ketahanan
pangan petani membutuhkan lahan seluas 11-15 hektar. Sebagai solusinya
pemerintah agar bisa membatasi terjadinya alih fungsi lahan pertanian. Di
samping itu, perlu juga penggalakan sistem pertanian yang berbasis pada
konservasi lahan serta pemanfaatan lahan tidur untuk lahan pertanian.
c) Produktifitas Lahan Menurun
Penurunan produktivitas lahan ini akibat intansifikasi berlebihan dalam
penggunaan pupuk kimia secara terus menerus, sebagai solusinya perlu
dikembangkan sistem pertanian yang ramah lingkungan (organik).

Selain itu ada beberapa hal yang menyebabkan pertanian kita menjadi tidak maju
adalah:

1) Kurangnya penyuluhan atau distribusi ilmu terhadap petani


2) Rendahnya kualitas dan kuantitas SDM petani
3) Persaingan dengan sumber energi dan konversi lahan ke non pertanian

15
2.6 Cara Mengatasi Permasalahan Yang Menjadi Penghambat
Pengembangan Sektor Potensi Pertanian
1) Bimbingan lanjutan
Bimbingan lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi
melalui penumbuhan wirausahawan dalam bidang pertanian (inkubator
bisnis) berupa pelatihan dan pemagangan (retoling) yang berorientasi life
skill, entrepreneurial skill dan kemandirian berusaha, program pendidikan
dan pelatihan bagi generasi muda melalui kegiatan magang ke negara-
negara dimana sektor pertaniannya telah berkembang maju, peningkatan
mutu penyelenggaraan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi
pertanian, pengembangan program studi bidang pertanian yang mampu
menarik generasi muda, serta program-program lain yang bertujuan untuk
menggali potensi, minat, dan bakat generasi muda di bidang pertanian.
2) Optimalisasi program pertanian organik secara menyeluruh di Indonesia
serta menuntut pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian yang produktif
dan ramah lingkungan.
3) Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang
eksistensinya dilindungi oleh undang-undang.
4) Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian
serta penyusunan konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia
pertanian di seluruh media massa yang ada.
5) Memposisikan pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi
pertanian dan perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-
masing.
6) Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa
program insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan
pasar dan jaringan pemasaran yang berpihak kepada petani, serta
pengembangan industrialisasi yang berbasis pertanian/pedesaan, dan
mempermudah akses-akses terhadap sumber-sumber informasi IPTEK.
7) Indonesia harus mampu keluar dari WTO dan segala bentuk perdagangan
bebas dunia pada tahun 2014.

16
8) Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna
yang berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara
maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.
9) Mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.
10) Peningkatan mutu dan kesejahteraan penyuluh pertanian.
11) Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak
Asasi Petani.
12) Mewujudkan segera reforma agraria.

Dengan melihat permasalahan-permasalahan di bidang pertanian ada


program guna antisipasi dini agar bangsa ini terhindar dari rawan pangan.
Program ini bisa disebut sebagai program peningkatan ketahanan pangan.
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan
ketahanan pangan sampai tingkat rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan
nasional. Kegiatan pokok yang di lakukan dalam program ini meliputi :

a) Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain


melalui pengamanan lahan sawah di daerah irigasi, peningkatan mutu
intersifikasi serta optimalisasi dan perluasan area pertanian.
b) Peningkatan distribusi pangan, melalui peningkatan kapasitas
kelembagaan pangan dan peningkatan infrastruktur perdesaan yang
mendukung sistem distribusi pangan untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan.
c) Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil melalui optimalisasi
pemanfaatan alat dan mesin pertanian untuk pasca panen dan pengolahan
hasil serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi petanian untuk
menurunkan kehilangan hasil panen.
d) Diservikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani,
buah dan sayuran perekayasaan sosial terhadap pola konsumsi masyarakat
menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan altematif/pangan
lokal.

17
2.7 Cara Memaksimalkan Potensi Sumber Daya Pertanian Untuk
Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Indonesia di Masa Mendatang
Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam
pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain: meningkatkan penerimaan
devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing,
pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri
serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Hal ini
ditunjukkan oleh besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) terutama pada masa kirisis ekonomi yang dialami Indonesia, satu-
satunya sektor yang menjadi penyelamat perekonomian Indonesia pada tahun
1997-1998 hanyalah sektor agribisnis, dimana agribisnis memiliki pertumbuhan
yang positif.
Pertanian sangat berperan dalam pembangunan dan perekonomian suatu
daerah, dengan pertanian harapannya mampu menciptakan lapangan pekerjaan
bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana untuk berusaha, serta
sebagai sarana untuk dapat merubah nasib ke arah yang lebih baik lagi. Peranan
pertanian/agribisnis tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan ekonomi
petani dengan cara pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Pembangunan pertanian
di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk memecahkan masalah-
masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada tantangan untuk menghadapi
perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi
yakni tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Disamping itu,
dihadapkan pula pada tantangan untuk mengantisipasi perubahan tatanan dunia
yang mengarah pada globalisasi dunia.

A. Strategi Peningkatan Potensi Pertanian Indonesia ke Depan


a) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya, dan memfokuskan pada
kegiatan penelitian unggulan secara optimal.
b) Menajamkan skala prioritas serta memperkuat keterkaitan dan keselarasan
program antar kementerian dan institusi lain, khususnya kementerian
pertanian dan kementerian perdagangan dengan kebutuhan pengguna.
c) Membuat kebijakan pertanian yang berpihak kepada rakyat.

18
d) Meningkatkan relevansi, kualitas, nilai tambah ilmiah dan nilai tambah
ekonomi sektor pertanian.
e) Meningkatkan kerja sama penelitian dan komersialisasinya dengan
lembaga penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi, lembaga
swadaya masyarakat (LSM), dan swasta.
f) Meningkatkan akselerasi diseminasi serta mekanisme umpan balik inovasi
pertanian. Lewat teknologi dan sarana penanganan pasca panen yang
mampu menjaga keawetan produk.
B. Analisis SWOT Sumber Daya Pertanian

a. Strengths (kekuatan)
World Bank (2003) juga mencatat besarnya potensi sumber daya pertanian
Indonesia terutama untuk areal lahan kering. Tercatat sekitar 24 juta hektar lahan
kering potensial yang merupakan sumber daya yang sangat penting bagi program
diversifikasi pangan dan diverfikasi produksi pertanian misalnya dengan tanaman
kehutanan, peternakan dan perkebunan. Selama ini sumber daya tersebut belum
dikelola dengan serius. Kelapa sawit, karet, dan coklat Indonesia  mulai bergerak
menguasai pasar dunia.  Namun, dalam konteks produksi pangan memang ada
suatu keunikan. China dan India sebagai produsen utama beras berkontribusi 54
persen. Bagi negara Vietnam dan Thailand yang secara tradisional dikenal luas
sebagai negara eksportir beras di dunia ternyata hanya berkontribusi 5,4 dan 3,9
persen secara berurutan. Produktivitas tersebut sudah melampaui pencapaian
India, Thailand, dan Vietnam. Meskipun masih di bawah produktivitas Jepang dan
China (rerata di atas 6 ton/hektar).
b. Weakness (kelemahan)
Meskipun Indonesia termasuk produsen utama beras dunia, namun
Indonesia hampir setiap tahun selalu menghadapi persoalan berulang dengan
pemenuhan kebutuhan pangan. Salah satu sebab utama adalah jumlah penduduk
yang sangat besar. Data statistik menunjukkan pada kisaran 230-237 juta jiwa.
Makanan pokok semua penduduk adalah beras sehingga sudah jelas kebutuhan
beras menjadi luar biasa besar. Bandingkan dengan rata-rata konsumsi di China
yang hanya 90 kg, India 74 kg, Thailand 100 kg, dan Philppine 100 kg.

19
Hal ini juga menunjukkan bahwa program diversifikasi pangan masih jauh
dari berhasil. Sepanjang kita masih mengkonsumsi beras dengan jumlah sebanyak
itu maka problem pangan masih akan sulit diatasi. Persoalan yang lain adalah
transformasi struktural yang kurang berjalan. Di mana pun di dunia ada pola
bahwa peran pertanian dalam perkonomian nasional akan semakin menurun dan
ada pergerakan angkatan kerja dari pertanian ke sektor industri dan jasa. Di
Indonesia lahan pertanian semakin dipenuhi oleh angkatan kerja baru karena tidak
ada alternatif lain di luar sektor pertanian untuk mencari pekerjaan. Tentu hal ini
sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan efisiensi produksinya. Dalam
tahap, tertentu tesis Clifford Geertz (1963) tentang agricultural involution
nampaknya telah berlaku.

c. Opportunities (peluang)

Potensi pasar produk pertanian utamanya pangan juga sangat menjanjikan.


World Bank (2003) mencatat bahwa selama 1996-2000, meskipun terjadi krisis
ekonomi namun konsumsi pangan per kapita di Indonesia mengalami
pertumbuhan yang pesat yaitu 8 persen.  Potensi pasar ini merupakan peluang
bagi peningkatan produksi pangan nasional.  Selama ini Indonesia masih
melakukan impor beberapa komoditas pangan. Selain itu, masih ada potensi besar
yang ditunjukan oleh minyak jarak pagar (Jathropa Curcas) dan lebih dari 40
alternatif bahan baku lainnya di Indonesia.
 
d. Rancangan fasilias produksi biodiesel (INBT 2008)
Indonesia adalah penghasil minyak sawit terbesar kedua setelah Malaysia
dengan produksi CPO sebesar 8 juta ton pada tahun 2002 dan akan menjadi
penghasil CPO terbesar di dunia pada tahun 2012. Dengan mempertimbangkan
aspek kelimpahan bahan baku, teknologi pembuatan, dan independensi Indonesia
terhadap energi diesel, maka selayaknya potensi pengembangan biodiesel
merupakan potensi pengembangan biodiesel sebagai suatu alternatif yang dapat
dengan cepat diimplementasikan.

20
Walaupun pemerintah Indonesia menunjukkan ketertarikan yang besar
terhadap pengembangan biodiesel, pemerintah tetap bergerak  pelan dan juga
berhati-hati dalam mengimplementasikan hukum pendukung bagi produksi
biodiesel. Pemerintah memberikan subsidi bagi biodiesel, bio-premium, dan bio-
pertamax dengan level yang sama dengan bahan bakar fosil, padahal biaya
produksi biodiesel melebihi biaya produksi bahan bakar fosil. Hal ini
menyebabkan Pertamina harus menutup sendiri sisa biaya yang dibutuhkan.
Sampai saat ini,  payung hukum yang sudah disediakan oleh pemerintah untuk
industri biofuel, dalam bentuk Keputusan Presiden ataupun Peraturan Perundang-
undangan lainny, adalah sebagai berikuti:

1) Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijaksanaan Energi Nasional


2) Instruksi Presiden No. 1/2006 tentang Pengadaaan dan Penggunaan
Biofuel sebagai Energi Alternatif
3) Dektrit Presiden No. 10/2006 tentang Pembentukan team nasional untuk
Pengembangan Biofuel

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi


Nasional menyebutkan pengembangan biodiesel sebagai energi terbarukan akan
dilaksakan selama 25 tahun, dimulai dengan persiapan pada tahun 2004 dan
eksekusi sejak tahun 2005. Periode 25 tahun tersebut dibagi dalam tiga fasa
pengembangan biodiesel.
Pada fasa pertama, yaitu tahun 2005-2010, pemanfaatan biodiesel
minimum sebesar 2% atau sama dengan 720.000 kilo liter untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakar minyak nasional dengan produk-produk yang berasal dari
minyak castor dan kelapa sawit. Fasa kedua (2011-2015) merupakan kelanjutan
dari fasa pertama akan tetapi telah digunakan tumbuhan lain sebagai bahan
mentah. Pabrik-pabrik yang dibangun mulai berskala komersial dengan kapasitas
sebesar 30.000 – 100.000 ton per tahun. Produksi tersebut mampu memenuhi 3%
dari konsumsi diesel atau ekivalen dengan 1,5 juta kilo liter.

21
Peluang untuk mengembangkan potensi pengembangan biodiesel di
Indonesia cukup besar, mengingat saat ini penggunaan minyak solar mencapai
sekitar 40 % penggunaan BBM untuk transportasi. Sedang penggunaan solar pada
industri dan PLTD adalah sebesar 74% dari total penggunaan BBM pada kedua
sektor tersebut. Bukan hanya karena peluangnya untuk menggantikan solar,
peluang besar biodiesel juga disebabkan kondisi alam Indonesia. Indonesia
memiliki beranekaragam tanaman yang dapat dijadikan sumber bahan bakar
biodiesel seperti kelapa sawit dan jarak pagar.

2.8 Dampak Permasalahan Pertanian Terhadap Pertumbuhan


Perekonomian di Indonesia
A. Dampak positif

Sumber kekayaan alam yang berlimpah khususnya yang terkait dengan


sektor pertanian seperti; lahan, pengairan, iklim dan aneka ragam tanaman
pertanian apabila dimanfaatkan secara baik dan maksimal maka merupakan
potensi yang sangat besar didalam pembangunan sektor pertanian. Dengan jumlah
penduduk Indonesia yang sangat besar maka akan banyak menyerap tenaga kerja
di bidang pertanian sehingga dapat mengurangi pengangguran.

B. Dampak Negatif
1) Eksplorasi Sumber kekayaan alam yang berlebihan tanpa memperhatikan
kearifan lokal dan lingkungan hal tersebut akan menyebabkan berkurang
dan rusaknya sumber kekayaan alam yang dimiliki sehingga akan
menghambat pembangunan sektor pertanian.
2) Apabila pertumbuhan penduduk yang terus meningkat tidak di kontrol dan
diawasi hal tersebut juga akan menyebabkan masalah yang serius bagi
pemenuhan kebutuhan pangan.

2.9 Tujuan Pembangunan Pertanian Dimasa Kini dan Masa Mendatang


 Secara umum tujuan pembangunan pertanian adalah:
1) Meningkatkan produksi untuk memantapkan ketersediaan pangan guna
memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dari segi jumlah, kualitas dan
harga terjangkau.

22
2) Meningkatkan pendapatan petani dengan mengembangkan sistem usaha
tani yang berwawasan agribisnis agar mampu menghasilkan produk yang
berkualitas, berproduktivitas tinggi dan efisien.
 Secara khusus tujuan pembangunan pertanian adalah :
1) Meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan produktivitas,
efisiensi usaha dan perbaikan sistem pemasaran dengan pengenlan
tekhnologi, penguatan kelembagaan, peningkatan manajemen usaha dan
penyediaan informasi pasar.
2) Meningkatkan produksi  pangan sumber karbohidrart untuk memantapkan
ketahanan pangan secara berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan pokok
masyarakat yang terus meningkat.
3) Meningkatkan produksi pangan sumber protein guna mendorong
peningkatan gizi masyarakat seperti kacang-kacangan dan  peternakan.
4) Mendorong terciptanya kesempatan kerja di pedesaan dengan pendapatan
yang layak melalui pengembangan sistem agribisnis dengann menciptakan
keterkaitan antara penyediaan sarana  produksi, proses produksi,
pengolahan dan pemasaran.
5) Mengembangkan usaha pertanian pada lahan-lahan yang pemanfaatannya
belum optimal, seperti pekarangan dan lahan terlantar serta meningkatkan
intensitas tanam pada lahan yang beririgasi cukup.
6) Menyediakan bahan baku industri dan meningkatkan ekspor komoditi
pertanian dengan mengembangkan komoditi unggulan terutama pada
kawasan-kawasan sentra produksi pertanian yang prospektif untuk
dikembangkan.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pertanian di Indonesia mempunyai  potensi untuk maju. Asalkan semua
faktor pendukung benar-benar tersedia. Pertanian adalah sektor yang sangat vital.
Maka kita juga mempunyai tanggung jawab yang sama untuk memajukan
pertanian kita. Sektor pertanian merupakan bagian dari sektor riil yang
mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia, karena sebagai
negara agraris seharusnya menjadi tulang punggung perekonomian. Sektor
pertanian merupakan penopang tertinggi dalam pendapatan negara serta menjadi
mata pencaharian sebagian masyarakat Indonesia mengingat wilayah kita yang
kaya akan lahan, subur, dan iklim mendukung. Menghasilkan produk pertanian
yang berkualitas meruapakan komoditi terbesar negara Indonesia yang menduduki
posisi teratas.
Untuk memaksimalkan hasil pertanian perlu pula adanya penyuluhan-
penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat guna meningkatkan
semangat para petani dalam pengeloaan lahan, penyampaian informasi tani yang
tepat dalam peningkatan hasil pangan, cara-cara mengkreasikan hasil tani, serta
cara-cara penggunaan alat-alat teknologi canggih guna mendapatkan hasil yang
optimal dari kegiatan bertani dengan efektif dan efisien tanpa memakan waktu
lama dan tenaga yang besar serta dengan modal yang sekecil-kecilnya sesuai
dengan prinsip ekonomi. Pertanian sangat berperan dalam pembangunan suatu
daerah dan perekonomian dengan, pertanian harapannya mampu menciptakan
lapangan pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana
untuk berusaha, serta sebagai sarana untuk dapat merubah nasib ke arah yang
lebih baik lagi. Peranan pertanian/agribisnis tersebut dapat dilakukan dengan
meningkatkan ekonomi petani dengan cara pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

24
3.2 Saran
Kami sebagai penyusun mengharapkan agar makalah Geografi Ekonomi
khususnya dapat memberikan pelajaran dan manfaat bagi kita semua, agar kita
dapat mengetahui bagaimana sebenarnya potensi pertanian dalam bidang
ekonomi. Pertanian sangat berperan dalam pembangunan suatu daerah dan
perekonomian, dengan pertanian harapannya mampu menciptakan lapangan
pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana untuk
berusaha, serta sebagai sarana untuk dapat merubah nasib ke arah yang lebih baik
lagi. Peranan pertanian/agribisnis tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan
ekonomi petani dengan cara pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Potensi Pertanian Terhadap Pertumbuhan


Ekonomi. Jakarta: Rineka Cipta

Susanto, Ahmad. 2010. Sektor Pertanian dan Peranannya dalam Perekonomian


di Indonesia. Jakarta: Kencana
Rizky, Deta Setya. 2012. Potensi Pertanian Terhadap Perekonomian
Indonesia.  Bandung: Sinar Baru Algensindo
Ramli, Mohammad. 2014. Peranan pertanian terhadap perekonomian Indonesia.
Yogyakarta: PT Bentang Pustaka
http://detasetyarizky.blogspot.com/2012/11/peran-pertanian-terhadap
perekonomian.html
http://saeful-fachri.blogspot.com/2010/12/sektor-pertanian-dan-perannya-dalam-
perekonomian.html
http://shofisblog.blogspot.co.id/2014/12/makalah-kontribusi-sumber-daya.html
http://jembatan4.blogspot.co.id/2013/07/potensi-pertanian-terhadap-pertumbuhan-
ekonomi.html

26
 SOAL:
1. Uraikan secara singkat potensi pertanian terhadap perekonomian
diindonesia !
2. Apa kontribusi sumber daya pertanian dalam pembangaunan
ekonomi !
3. Jelaskan secara singkat hal apa yang menjadi permasalahan
didalam sektor pertanian serta dampaknya !
4. Jelaskan secara singkat Bagaimana cara mengatasi permasalahan
yang menjadi penghambat pengembangan sektor potensi
pertanian !

27

Anda mungkin juga menyukai