Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
ditugasi oleh:
Disusun Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya
makalah yang berjudul “Sektor Pertanian”. Makalah yang masih perlu dikembangkan lebih jauh
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian, secara garis
besar membahas Definisi Subsektor Pertanian, .
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak,
penulis tidak mungkin menyelesaikan penyusunan makalah ini, untuk itu ucapan terima kasih
penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu. Penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif, terutama dari Bpk Dr. Ir. H.Tendy Kusmayadi,
M.P. dan teman-teman dalam prodi Agroteknologi.
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar Isi...……….………………………………………………………….................................................……...... ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang..……………………..……………………….………......................................…................. 1
B. Rumusan Masalah…..…………………..…………………………………................................................... 1
C. Tujuan……...……………………….………………………………………........................................................ 1
Bab II Pembahasan
C. Subsektor Pertanian
2. Subsektor Perkebunan.............................................................................................. 4
3. Subsektor Perhutanan.............................................................................................. 4
4. Subsektor Peternakan............................................................................................... 4
5. Subsektor Perikanan................................................................................................. 5
A. Kesimpulan..……………………………………………………….................................................……..... 6
B. Daftar Pustaka……………………………………………………………..….............................................. 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transformasi struktural perekonomian Indonesia menuju ke corak yang industrual tidak dengan
sendirinya melenyapkan nuansa agraritasnya. Berbagai teori pertumbuhan ekonomi klasik dan studi
Bank Dunia menunjukan, bahwa sukses perkembangan sektor industri di suatu negara selalu diiringi
dengan perbaikan produktifitas dan pertumbuhan berkelanjutan di sektor pertanian. Selain
menyediakan kebutuhan pangan bagi penduduk serta menyerap tenaga kerja, sektor pertanian juga
merupakan pemasok bahan baku bagi sektor industri dan menjadi sumber penghasil devisa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Pertanian yang dimaksud dalam konsep pendapatan nasional adalah pertanian dalam arti luas. Di
Indonesia, ada 5 subsektor pertanian yaitu sektor tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,
peternakan, dan perikanan.
Sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Seiring dengan
berkembangnya perekonomian bangsa, maka kita mulai mencanangkan masa depan Indonesia menuju
era industrialisasi, dengan pertimbangan sektor pertanian kita juga semakin kuat.
Seiring dengan transisi (transformasi) struktural ini sekarang kita menghadapi berbagai
permasalahan. Hal ini karena semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai untuk
bertani.Perkembangan penduduk yang semakin besar membuat kebutuhan lahan untuk tempat tinggal
dan berbagai sarana pendukung kehidupan masyarakat juga bertambah. Perkembangan industri juga
membuat pertanian beririgasi teknis semakin berkurang.
Pada masa ini bertani merupakan kehidupan pokok rakyat. Pemerintah memperoleh sumber
penerimaannya semata-mata dari pertanian. Penerimaan negara terutama terdiri atas pembayaran
innatura dan jasa- jasa tenaga kerja penggarap tanah. Untuk mengerjakan tanah pertaniannya mereka
mempergunakan alat yang sederhana berupa pacul, bajak, garu dan parang yang dibuat setempat.
Ternak juga merupakan tenaga pembantu yang paling penting untuk mengerjakan tanah.
Campur tangan pemerintah secara langsung untuk memajukan pertanian sama sekali tidak ada.
Pertanian adalah urusan petani. Pemerintah tidak menganggap perlu dan rupanya juga tidak dianggap
perlu untuk mengetahui hal ihwal bertani.
Belanda yang datang pada tahun 1596 di Banten adalah mula-mula dalam rangka berdagang
rempah-rempah. Dan pada saat itu ditemuinya bangsa- bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, India, Cina dan
Arab yang sudah melakukan hubungan dagang dengan bangsa Indonesia. Selama hampir 100 tahun
sejak VOC didirikan tahun 1602 bangsa Belanda tidak pernah sungguh- sungguh merajai perdagangan di
Indonesia.
Setelah berakhirnya masa liberal yang resminya pada tahun 1900, mulailah pada abad ke-20 apa
yang kita kenal dengan politik etik. Politik ini diterima oleh pemerintah Belanda setelah melalui
perjuangan keras oleh para pendukungnya seperti Multatuli karena eksploitasi Indonesia rupanya telah
dianggap cukup jauh. Inilah permulaan dari program-program pemerataan yang terkenal dengan
program yaitu edukasi, irigasi dan emigrasi.
Tanpa disadari, pada masa kemerdekaan masih dapat terjadi peristiwa pemaksaan dalam
praktek- praktek bertani. Namun, di kemudaian hari betapa masih banyak aspek sosiologi dan psikologi
petani yang masih perlu kita dalami untuk mensukseskan program- program pertanian Indonesia.
Memang cara dan gaya hidup petani kita adalah amat sederhana. Namun, karena kesederhanaannya
itulah kadang- kadang kita agak meremehkan berbagai faktor yang ada di belakangnya.
C. Subsektor Pertanian
Subsektor tanaman pangan sering juga disebut sebagai subsektor pertanian rakyat. Hal ini
karena biasanya rakyatlah yang mengusahakan sektor tanaman pangan, bukan perusahaan atau
pemerintah. Sektor ini mencakup komoditas-komoditas bahan makanan seperti: padi, jagung, ketela
pohon, kacang tanah, kedelai, serta sayur dan buah-buahan.
Sub sektor tanaman pangan sebagai bagian dari sektor pertanian memiliki peranan yang sangat
penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan pangan, pembangunan wilayah,
pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa, serta menjadi penarik bagi
pertumbuhan industri hulu dan pendorong pertumbuhan untuk industri hilir yang memberikan
kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Subsektor tanaman pangan memegang peranan penting sebagai pemasok kebutuhan konsumsi
penduduk, khusus di Indonesia tanaman pangan juga berkedudukan strategis dalam memelihara
stabilitas ekonomi nasional. Oleh karena itu, subsektor tanaman pangan mendapat perhatian lebih dari
pemerintah.
a. Produksi
Subsektor tanaman pangan merupakan penyumbang terbesar nilai tambah sektor pertanian.
Produksi tanaman pangan dapat ditingkatkan melalui perluasan areal (ekstensifikasi) dan
peningkatan produktivitas (intensifikasi). Tersedianya lahan yang lebih luas dan teknologi
produksi yang mampu menaikan produktivitas tidak dengan sendirinya akan mendorong petani
untuk lebih giat menanam.
b. Konsumsi
Perkembangan subsektor pertanian tidak hanya berhasil mencukupi penduduk akan pangan,
tetapi juga memperbaiki pola konsumsi masyarakat.
2. Subsektor Perkebunan
Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang mengalami pertumbuhan paling
konsisten, baik ditinjau dari areal maupun produksi. Subsektor perkebunan merupakan salah satu
subsektor yang mempunyai kontribusi penting dalam hal penciptaan nilai tambah yang tercermin dari
kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB).
3. Subsektor perhutanan
Dalam kedudukannya sebagai bagian dari sektor pertanian, hasil utama subsektor kehutanan
adalah kayu. Hasil hutan lainnya disebut sebagai hasil ikutan. Nilai akhir dari hasil-hasil hutan yang
belum diolah inilah yang termasuk ke dalam nilai produk sektor pertanian dalam perhitungan psoduk
domestik bruto. Sedangkan nilai tambah hasil-hasil hutan yang sudah diolah terutama kayu olahan
dalam perhitungan PDB dimasukan sebagai nilai produk sektor industri.
Berdasarkan tata gunanya hutan di Indonesia dibedakan menjadi hutan lindung, hutan suaka
alam, dan hutan wisata, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, dan hutan produksi yang dapat
dikonversi.
4. Subsektor peternakan
Sembilan puluh persen sektor peternakan diusahakan oleh rakyat, sekitar persentase itu pula
produksi telur dan daging berasal dari usaha peternakan rakyat, hanya sebesar sepuluh persen yang
diusahakan oleh perusahaan-perusahaan. Peternakan rakyat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
b. Teknologi sederhana
Produk subsektor peternakan meliputi daging, telur, dan susu. Usaha yang dapat ditempuh
untuk meningkatkan produktivitas peternakan meliputi:
a) Intensifikasi
Dilakukan melalui pemaduan usaha peternakan dengan usaha tani lainnya. Adapun perbaikan
mutu ternak diusahakan dengan meningkatkan penyebaran dan pembiakan bibit ternak unggul
di kalangan petani ternak.
5. Subsektor perikanan
Subsektor perikanan berbeda dengan keempat subsektor lainnya. Tanaman pangan dan
peternakan bersifat substitusi impor, sedangkan perkebunan dan kehutanan cenderung diprioritaskan
untuk memenuhi keperluan dalam negeri. Namun subsektor perikanan disamping untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri juga sebagai komoditas ekspor. Dilihat dari tempat budidayanya, subsektor ini
dibedakan menjadi perikanan darat dan perikanan laut.
Subsektor perikanan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini bersumber pada dua
faktor yang mempengaruhinya, yaitu pertambahan jumlah rumah tangga perikanan serta produktivitas
jumlah rumah tangga perikanan yang berkembang.
Peran sektor pertanian dalam perekonomian yang paling utama adalah pertanian sebagai mata
pencaharian yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Sektor pertanian sampai saat ini masih merupakan basis ekonomi rakyat di pedesaan,
menguasai hajat hidup sebagian besar penduduk, menyerap lebih dari sepertiga jumlah tenaga kerja
penduduk desa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertanian yang dimaksud dalam konsep pendapatan nasional adalah pertanian dalam arti
luas.Di Indonesia, ada 5 subsektor pertanian yaitu sektor tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,
peternakan, dan perikanan.
Di Indonesia, sektor pertanian dalam arti luas ini dipilah- pilah menjadi lima subsektor yaitu:
2. Subsektor perkebunan
3. Subsektor kehutanan
4. Subsektor peternakan
5. Subsektor perikanan
Peran sektor pertanian dalam perekonomian yang paling utama adalah pertanian sebagai mata
pencaharian yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Daftar Pustaka
https://pakguruhonorer.blogspot.com/2015/06/makalah-sektor-
pertanian-di-indonesia.html?m=1