Anda di halaman 1dari 32

SEJARAH PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA DAN

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

Dosen Pengampu: Dini Tri Wardani, SE., MMSI

Kelompok 1
Annastasya Tiara P 10220196
Dibraliana Amanda 10220456
Hardika Fiqhi Hernata 10220695
Huznul Azzahra Hendaru 10220714
Miko Saepudin 10220932
Rizky Amalia Nur Balqis 11220427
Mutiara Annisa 14219530

3EA04

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah “Sejarah Perkembangan Indonesia dan Sistem Perekonomian Secara
Global”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesunggunya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada
khususnya dan pihak yang berkepentingan pada umumnya.

Penulis

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penulisan Makalah .......................................................................................... 3
BAB II........................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
2.1. SEJARAH PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA ......................... 4
2.1.1. Pada Masa Sebelum Penjajahan........................................................................... 4
2.1.2. Pada Masa Penjajahan.......................................................................................... 5
2.1.3. Pada Masa Pra Kemerdekaan............................................................................... 8
2.1.4. Pada Masa Orde Lama (1945 – 1966) ............................................................... 12
2.1.5. Pada Masa Orde Baru (1966 – 1998)................................................................. 13
2.1.6. Pada Masa Reformasi ........................................................................................ 15
2.2. SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA ............................................................. 17
2.2.1. Sistem Ekonomi Kapitalis.................................................................................. 17
2.2.2. Sistem Ekonomi Sosialis.................................................................................... 19
2.2.3. Sistem Ekonomi Campuran ............................................................................... 21
BAB III .................................................................................................................................... 24
PENUTUP................................................................................................................................ 24
3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 25
SOAL DAN KUNCI JAWABAN ........................................................................................... 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Sejarah ekonomi secara garis besar mempunyai pengertian sebagai kegiatan dan
keadaan perekonomian suatu masyarakat pada zaman dahulu. Sedangkan sejarah sosial
lebih mengarah kepermasalahan dan interaksi dari pelaku yakni sosial ekonomi sangat
berkaitan untuk dapat dikaji secara bersamaan, sebab tindakan ekonomi muncul akibat
adanya interaksi dari pelaku ekonomi, misalnya pada transaksi jual beli, dimana ada
interaksi antara penjual dan pembeli.
Sepanjang sejarah perjalanan pertumbuhan bangsa-bangsa di dunia, baik negara yang
sudah maju maupun yang masih tergolong sebagai negara berkembang atau yang masih
terbelakang, selalu menghadapi dilema dalam penentuan prioritas pembangunan
ekonominya. Negara-negara berkembang dipandang sebagai negara yang masih dalam
proses menuju moderenisasi khusnya dalam proses pertumbuhan ekonomi pertumbuhan
ekonomi tersebut berjalan melalui tahap-tahap tertentu.
Negara berkembang seperti indonesia sumbangan sektor pertanian selalu menduduki
posisi yang sangat vital, sehingga sektor pertanian diletakkan sebagai andalan
pembangunan nasional yang didukung oleh unsur-unsur kekuatan yang dimiliki.
Pembangunan senantiasa berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat dan ilmu
pengetahuan, pembangunan pertanian memiliki arti penting untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus meningkatkan taraf hidup petani. Perubahan
yang menghasilkan pembangunan merupakan perubahan yang direncanakan dan dikhendak
masyarakat yang terwujud dalam keputusankeputusan atau kebijakan-kebijakan yang
diambil oleh pemerintah. Peluangpeluang agribisnis yang tercipta akan menimbulkan
stimulasi terhadap investasi dibidang agribisnis, yang diikuti dengan berdirinya
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, berdirinya
perusahaan-perusahaan disuatu daerah tertentu akan berpengaruh secara makro terhadap
kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar perusahaan-perusahaan itu didirikan.
Perkebunan dan negara merupakan dua lembaga sejak zaman penjajahan hingga saat ini
selalu berkolaborasi. Negara, menggunakan perkebunan sebagai alat penghasil devisa guna
menunjang pertumbuhan ekonomi. Sementara, perkebunan menggunakan negara untuk
menjamin dan memperlebar akumulasi keuntungannya. Dari jaman penjajahan hingga
pergantian rizim penguasa di indonesia, perkebunan selalu mampu bertahan.

1
Dimasa penjajahan, perkebunan dijadikan sebagai allat untuk menghasilkan devisa bagi
pemerintah kolonial. Sistem tanam paksa di perkebunan oleh pemerintahan penjajahan
ternyata mampu menyelamatkan belanda dari krisis utang. Liberalisasi ekonomi dengan
dikeluarkanya UU Agraria 1870 oleh pemerintah kolonial menjadi pendorong investasi
besar-besaran asing di tanah perkebunan di indonesia, menyebabkan eksistensi perkebunan
semakin menguat. Tidak hanya bagi kolonial, sumber daya perkebunan juga kemudian hari
menjadi primadona ekonomi bagi pemerintah Indonesia.
Belakangan ini perekonomian internasional mengalami perkembangan yang pesat dan
semakin liberal. Perjanjian–perjanjian perdagangan internasional telah banyak dilakukan
oleh hampir semua negara. Selain itu, pergerakan modal juga semakin bebas di antar negara.
Inilah yang selanjutnya menjadikan suatu negara semakin terkait dengan negara lainnya.
Dengan adanya perdagangan internasional dan pergerakan modal yang semakin bebas ini,
baik pasar barang maupun pasar modal menjadi semakin luas dan kegiatan ekonomi dunia
pun semakin meningkat. Peningkatan ekonomi global ini memberikan hasil yang baik
berupa pertumbuhan ekonomi dunia yang sempurna.
Pertumbuhan ekonomi ini merupakan salah satu wacana yang sangat menonjol dalam
konteks perekonomian suatu negara. Tanpa mengenyampingkan wacana lainnya seperti
pengangguran, inflasi, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain sebagainya.
Pentingnya pertumbuhan ekonomi dalam konteks perekonomian suatu negara karena dapat
menjadi salah satu ukuran pencapaian perekonomian bangsa tersebut, tanpa menaifkan
ukuran-ukuran lainnya (Afandi, 2010). Pertumbuhan ekonomi ini dalam suatu negara
dengan perekonomian terbuka dapat dihitung dari berbagai aspek, baik dari sektor riil
maupun sektor keuangan, baik dari produksi, konsumsi, maupun investasi. Masing –
masing sektor ini memiliki peranan yang sama pentingnya terhadap pertumbuhan
perekonomian ini.
Dalam menjalin hubungan perekonomian luar negeri, sektor keuangan berupa pasar
modal merupakan salah satu hal yang mempengaruhi besar kecilnya tingkat pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Dan pada sektor rill sendiri, pencapaian produksi, konsumsi, dan
investasi serta perdagangan internasional dari barang–barang tersebut memiliki pengaruh
yang juga besar terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara

2
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada masa sebelum


penjajahan?
2. Bagaimana sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada masa penjajahan?
3. Bagaimana sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada masa pra
kemerdekaan?
4. Bagaimana sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada masa orde lama?
5. Bagaimana sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada masa orde baru?
6. Bagaimana sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada masa reformasi?
7. Bagaimana sistem perekonomian Indonesia secara kapitalis?
8. Bagaimana sistem perekonomian Indonesia secara sosialis?
9. Bagaimana sistem perekonomian Indonesia secara campuran?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada masa sebelum


penjajahan.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada masa
penjajahan.
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada masa pra
kemerdekaan.
4. Untuk mengetahui sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada masa orde
lama.
5. Untuk mengetahui sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada masa orde
baru.
6. Untuk mengetahui sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada masa
reformasi.
7. Untuk mengetahui sistem perekonomian Indonesia secara kapitalis.
8. Untuk mengetahui sistem perekonomian Indonesia secara sosialis.
9. Untuk mengetahui sistem perekonomian Indonesia secara campuran.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA

2.1.1. Pada Masa Sebelum Penjajahan


Dinamika perekonomian Indonesia pada masa sebelum penjajahan dimulai dari
jaman pra-sejarah sampai dengan masuknya kolonialisme di Indonesia, yaitu kerika
Portugis masuk ke Indonesia (Maluku) pada abad 16. Atas dasar hal itu, maka dinamika
perekonomian Indonesia sejalan dengan perkembangan kehidupan bangsa Indonesia
yang diwujudkan melalui keberadaan kerajaan yang ada di nusantara. Beberapa
kerajaan dalam perjalanan sejarah kehidupan Bangsa Indonesia di antaranya adalah
Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Kuna,
Kerajaan Kediri, Kerajaan Singosari, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sunda, Kerajaan
bali (Listiani, 2009). Posisi geografis dimana pusat kerajaan berada ternyata beragam.
Ada yang dipesisir pantai, ada yang di tepi laut. Hal itu berakibat pada keragaman corak
aktivitas perekonomiannya.
Kerajaan Kutai terletak pada jalur perdagangan dan pelayaran antara Barat dan
Timur, maka aktivitas perdagangan menjadi mata pencaharian utama, sehingga rakyat
Kutai sudah mengenal perdagangan Internasional. Kerajaan Tarumanegara berada di
daerah agraris, sehingga kehidupan perekonomian masyarakat Tarumanegara adalah
pertanian dan peternakan. Kerajaan Sriwijaya berada di pesisir utara Pulau Sumatera
dan berada pada urat nadi perdagangan di Asia Tenggara sehingga masyarakat
Sriwijaya menguasai perdagangan.
Kerajaan Mataram berada di bagian tengah Pulau Jawa. Posisi ini membuat
masyarakat Mataram bertumpu pada sektor pertanian. Namun karena kondisi bumi
mataram tertutup dari dunia luar berakibat pada sulitnya untuk mengembangkan
aktivitas perekonomian. Beberapa kerajaan yang berada di Jawa bagian Timur, juga
menandakan aktivitasnya. Kehidupan ekonomi masyarakat pada jaman Kerajaan
Singasari berbasis pada pertanian, pelayaran, dan perdagangan. Kerajaan Majapahit
hidup dari pertanian dan perdagangan.
Kerajaan Sunda berfokus pada kegiatan perdagangan dan pertanian yang
merupakan kegiatan mayoritas rakyat Sunda. Selain Bertani, kehidupan masyarakat
kerjaan Sunda juga berdagang. Kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Bali

4
Kuno bertumpu pada pertanian. Beberapa istilah yang berkaitan dengan bercocok
tanam, anatara lain sawah, parlak (sawah kering), gaga (ladang), kebwan (kebun), dan
kasuwakan (irigasi). Selain bercocok tanam, ada yang beberapa bekerja sektor di
kerajinan.
Singkatnya, dalam masa sebelum penjajahan, perekonomian Indonesia
bertumpu pada sektor pertanian dan perdagangan. Munculnya sektor perdagangan
dalam aktivitas masyarakat pada jaman tersebut, menunjukkan bahwa perekonomian
Indonesia tidak hanya berbasis pada sektor primer saja. Dengan demikian, cikal bakal
sektor perekonomian yang lebih baik, sebenarnya telah dimulai pada masa tersebut.

2.1.2. Pada Masa Penjajahan


 Masa Penjajahan Portugis (1509-1659)
Perjalanan historis Portugis dalam menjajah Indonesia dimulai dengan
ekspedisi eksplorasi yang dikirim dari Malaka yang baru ditaklukan dalam tahun 1512.
Bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang tiba di kepulauan yang
sekarang rempah-rempah yang berharga dan untuk memperluas usaha misionaris
Katolik Roma. Upaya pertama Portugis untuk menguasai kepulauan Indonesia adalah
dengan menyambut tawaran kerjasama dari Kerajaan Sunda.
Bangsa Portugis adalah bangsa yang mempunyai keahlian dalam navigasi,
pembuatan kapal, dan persenjataan. Hal ini memungkinakan mereka untuk melakukan
ekspedisi dan ekspansi jauh ke negara-negara di dunia. Selain itu, bangsa Portugis
adalah salah satu bangsa yang menjadikan perdagangan (khususnya rempah-rempah)
menjadi komoditi ekonomi negaranya. Hal ini membuat perdagangan menjadi fokus
bagi Portugis untuk membangun perekonomian. Banyak perjanjian-perjanjian dengan
kerajaan-kerajaan di Indonesia dilakukan untuk mendapatkan komoditi perdagangan
rempah-rempah.
Masa penjajahan Portugis memberikan pelajaran berharga bagi bangsa
Indonesia. Pada masa penjajahan Portugis, kondisi perekonomian Indonesia lebih
banyak diwarnai adanya perlawanan dari rakyat terhadap Portugis, karena komoditi
rempah-rempah yang menjadi andalan rakyat Indonesia dijarah begitu saja. Dengan
demikian, kondisi perekonomian Indonesia berada dalam bayang- bayang Portugis.
Sumber daya yang menjadi tumpuan kehidupan masyarakat, menjadi bagian dari
ekspolitasi Portugis.

5
 Masa Penjajahan Belanda (1602-1942)
Belanda masuk ke Indonesia kira-kira pada tahun 1602. Belanda secara
perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia. Hal itu dilakukan
dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah
menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis,
yang tetap dikuasai Portugal hingga 1975 ketika berintegrasi menjadi provinsi
Indonesia bernama Timor Timur.
Penjajahan Belanda berlangsung kurang lebih selama 350 tahun, atau 3,5 abad.
Masa yang sangat Panjang bagi Bangsa Indonesia dalam cengkeraman Belanda. Dalam
rentang waktu tersebut berbagai kebijakan ekonomi dilakukan oleh Belanda.
Dibentuknya Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) adalah salah satu kebijakan
dalam bidang ekonomi yang dilakukan Belanda. Dengan VOC tersebut sega;a otoritas
perdagangan dikuasi Belanda.
VOC benar-benar dibuat dalam rangka menguasai perdagangan, sehingga
beberapa kewenangan dimiliknya, seperti mencetak uang, menyatakan perang dan
damai, membuat Angkatan bersenjata sendiri, dan membuat perjanjian dengan raja-raja.
Di sini terlihat bertapa VOC mempunya kekuasaaan yang besar. Kewenangan itu seolah
melegalkan keberadaan VOC sebagai penguasa Hindia Belanda.
Pada tahun 1795, VOC dibubarkan karena dianggap gagal dalam
mengeksplorasi kekayaan Hindia Belanda (Indonesia). Kegagalan itu Nampak pada
defisitnya kas VOC, yang antara lain disebabkan oleh : 1) Peperangan yang terus-
menerus dilakukan oleh VOC dan memakan biaya besar, 2) Penggunaan tantara sewaan
membutuhkan biaya besar, 3) Korupsi yang dilakukan pegawai VOC sendiri, 4)
Pembagian dividen kepada para pemegang saham, walaupun kas deficit.
Bubarnya VOC bukan berarti Belanda kehilangan akal untuk mempertahankan
dominasi penjajahannya. Justru muncul kebijakan baru yang disebut dengan cultuur
stelsel (sistem tanam paksa). Kebijakan ini diberlakukan mulai tahun 1836 yang
diinisiasi oleh Van Den Bosch.
Sistem tanam paksa berlangsung melalui aturan yang keras dan ketat. Tidak
jarang masyarakat pribumi harus memeras keringat bahkan dengan cucuran darah
mereka. Anehnya sistem ini juga ada sisi positifnya, yaitu masyarakat pribumi mulai
mengenal tata cara menanam tanaman komiditas ekspor yang ada umumnya bukan

6
tanaman asli Indonesia, dan masuknya ekonomi uang di pedesaan pula membangkitkan
perekonomian desa.
Setelah melakukan sistem tanam paksa, kemudian Belanda menerapkan Sistem
Ekonomi Pintu Terbuka (Liberal). Kebijakan ini dilakukan karena desakkan kaum
Humanis Belanda yang menginginkan perubahan nasib warga pribumi kearah yang
lebih baik dengan mendorong pemerintah Belanda mengubah kebijakan ekonominya.
Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan munculnya beberapa peraturan-peraturan,
seperti peraturan yang mengatur tenang sewa tanah, dan aturan tentang tanah yang
boleh disewakan atau tidak. Kelihatannya sistem ini baik, namun tetap saja menambah
penderitaan bangsa Indonesia, terutama para tenaga kerja rendahan (kuli).
 Masa Penjajahan Jepang (1942 – 1945)
Kronologi penjajahan Jepang di Indonesia diawali pada bulan Juli 1942. Saat
itu, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye public dan
membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan
militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai memperoleh penghormatan
dan Kaisar Jepang pada tahun 1943. Bulan Maret 1945 Jepang membentuk Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan
pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan integrase nasional dan melawan
indivisualisme perorangan. Sementara itu, Muhammad Yamin mengusulkan bahwa
negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis
Timur, dan seluruh wilayah Hindia Belanda sebelum perang. Perjalanan waktu terus
berputar, sehingga pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat
diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa
pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan
Indonesia pada 24 Agustus.
Kebijakan ekonomi pada jaman penjajagan Jepang, terdiri atas: Perluasan Areal
Persawahan dan Pengawasan Pertanian dan Perkebunan.
1. Perluasan Areal Persawahan.
Setelah menduduki Indonesia, lepang melihat bahwa produksi beras tidak akan
mampu memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perluasan areal
persawahan guna meningkatkan produksi beras. Meskipun demikian produksi
pangan antara tahun 1941-1944 terus menurun.

7
2. Pengawasan Pertanian dan Perkebunan.
Pelaksanaan pertanian diawasi secara ketat dengan tujuan untuk mengendalikan
harga barang, terutama beras. Hasil pertanian diatur sebagai berikut: 40% untuk
petani, 30% harus dijual kepada pemerintah Jepang dengan harga yang sangat
murah, dan 30% harus diserahkan ke lumbung desa. pelanggaran akan dihukum
berat. Badan yang menangani masalah Ketentuan itu sangat merugikan petani
dan yang berani melakukan pelanggaran disebut Kempetai (Korps Polisi
Militer), suatu badan yang sangat ditakuti rakyat.
Pengawasan terhadap produksi perkebunan dilakukan secara Kelat. Jepang
hanya mengizinkan dua jenis tanaman perkebunan yaitu karet dan kina. Kedua jenis
tanaman itu berhubungan langsung dengan Repentingan perang. Sedangkan tembakau,
teh, kopi harus dihentikan penanamannya karena hanya berhubungan dengan
kenikmatan. Padahal, ketiga jenis tanaman itu sangat laku di pasaran dunia. Dengan
demikian, kebijakan pemerintah Jepang di bidang ekonomi sangat merugikan rakyat.
Kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang di bidang ekonomi telah
mengakibatkan kehidupan rakyat Indonesia menjadi sengsara dan penuh penderitaan.
Kondisi rakyat Indonesia selama pendudukan Jepang, jika dibandingkan dengan
kondisi rakyat Indonesia ketika dijajah Belanda malah lebih buruk. Padahal Jepang
menduduki Indonesia hanya tiga setengah tahun, sedangkan Belanda menjajah
Indonesia selama tiga setengah abad.

2.1.3. Pada Masa Pra Kemerdekaan


Sebelum merdeka, Indonesia mengalami masa penjajahan yang terbagi dalam
beberapa periode. Ada empat negara yang pernah menduduki Indonesia, yaitu Portugis,
Belanda, Inggris, dan Jepang. Portugis tidak meninggalkan jejak yang mendalam di
Indonesia karena diusir oleh Belanda, tapi Belanda yang kemudian berkuasa selama
sekitar 350 tahun, sudah menerapkan berbagai sistem yang masih tersisa hingga kini.
Untuk menganalisa sejarah perekonomian Indonesia pada masa penjajahan, berikut
adalah penjelasannya :
I. Masa Pendudukan Belanda.
Pada masa penjajahan, Indonesia menerapkan system perekonomian
monopolis. Dimana setiap kegiatan perekonomian dijalankan sesuai dengan
penguasa perdagangan Indonesia saat itu. VOC adalah lembaga yang
menguasai perdagangan Indonesia pada saat itu, disini VOC menerapkan

8
peraturan dan strategi agar mereka tetap menguasai perekonomian Indonesia.
Peraturan-peraturan yang diterapkan VOC seperti kewajiban menyerahkan
hasil bumi pada VOC dan pajak hasil bumi yang dirancang untuk mendukung
monopoli tersebut. Untuk mempermudah aksinya di Hindia Belanda.
VOC diberi hak Octrooi, yang antara lain meliputi:
a. Hak mencetak uang.
b. Hak mengangkat dan memberhentikan pegawai.
c. Hak untuk menyatakan perang dan damai.
d. Hak untuk membuat angkatan bersenjata sendiri.
e. Hak untuk membuat perjanjiandengan raja-raja.
Disamping itu VOC juga menjaga harga rempah-rempah tetap tinggi. antara
lain dengan diadakannya pembatasan jumlah tanaman rempah-rempah. Semua
aturan itu pada umumnya hanya diterapkan di Maluku yang memang sudah
diisolasi VOC dari pola pelayaran niaga samudera Hindia. Dengan monopoli
rempah-rempah, diharapkan VOC akan menambah isi kas negeri Belanda, dan
dengan begitu akan meningkatkan pamor dan kekayaan Belanda. Disamping
itu juga diterapkan kewajiban menanam tanaman kopi bagi penduduk Priangan.
Bahkan ekspor kopi di masa itu mencapai 85.300 metrik ton, melebihi ekspor
cengkeh yang hanya 1.050 metrik ton. Dan pada tahun 1795, VOC bubar
karena dianggap gagal dalam mengeksplorasi kekayaan Hindia Belanda.
Kegagalan itu nampak pada defisitnya kas VOC, yang antara lain disebabkan
oleh :
a. Peperangan yang terus-menerus dilakukan oleh VOC dan memakan
biaya besar, terutama perang Diponegoro.
b. Penggunaan tentara sewaan memebutuhkan biaya besar.
c. Korupsi yang dilakukan pegawai VOC sendiri.
d. Pembagian deviden kepada para pemegang saham, walaupun kas
defisit.
II. Masa Pendudukan Inggris (1811-1816)
Inggris berusaha merubah pola pajak hasil bumi yang telah hampir dua
abad diterapkan oleh Belanda, dengan menerapkan Landrent (pajak tanah).
Sistem ini sudah berhasil di India, dan Thomas Stamford Raffles mengira
sistem ini akan berhasil juga di Hindia Belanda. Selain itu, dengan
menggunakan pajak tanah, maka penduduk pribumi akan memiliki uang untuk

9
membeli barang produk Inggris atau yang diimpor dari India. Inilah
imperialisme modern yang menjadikan tanah jajahan tidak sekedar untuk
dieksplorasi kekayaan alamnya, tapi juga menjadi daerah pemasaran produk
dari negara penjajah.
Akan tetapi, perubahan yang cukup mendasar dalam perekonomian ini sulit
dilakukan, dan bahkan mengalami kegagalan di akhir kekuasaan Inggris yang
Cuma seumur jagung di Hindia Belanda. Sebab-sebabnya antara lain :
a. Masyarakat Hindia Belanda pada umumnya buta huruf dan kurang
mengenal uang.
b. Pegawai pengukur tanah dari inggris jumlahnya terlalu sedikit.
c. Kebijakan ini kurang didukung raja-raja dan para bangsawan, karena
inggris tak mampu mengakui suksesi jabatan secara turun temurun.
 Masa Cultuur Stelsel ( Sistem Tanam Paksa )
Cultuur stelstel (Sistem Tanam Paksa) mulai diberlakukan pada tahun
1836 atas inisiatif Van Den Bosch. Yang bertujuan untuk memproduksi
berbagai komoditi yang permintaannya ada di pasaran dunia. Sejak saat itu,
diperintahkan pembudidayaan produk-produk selain kopi dan rempah-rempah,
yaitu gula, nila, tembakau, teh, kina, karet dan kelapa sawit.
Sistem ini jelas menekan penduduk pribumi, akan tetapi sangat
menguntungkan bagi Belanda, apalagi dipadukan dengan sistem konsinyasi
(monopoli ekspor). Setelah penerapan kedua sistem ini, seluruh kerugian akibat
perang dengan Napoleon di Belanda langsung tergantikan berkali lipat. Sistem
ini merupakan pengganti sistem landrent (pajak tanah) dalam rangka
memperkenalkan penggunaan uang pada masyarakat pribumi. Masyarakat
diwajibkan menanam tanaman komoditas ekspor dan menjual hasilnya ke
gudang-gudang pemerintah untuk kemudian dibayar dengan harga yang sudah
ditentukan oleh pemerintah.
Bagi masyarakat pribumi, sudah tentu cultuur stelstel sangat memeras
keringat dan darah mereka, apalagi aturan kerja rodipun masih diberlakukan.
Namun segi positifnya adalah, mereka mulai mengenal tata cara menanam
tanaman komoditas ekspor yang pada umumnya bukan tanaman asli Indonesia,
dan masuknya ekonomi uang di pedesaan yang memicu meningkatnya taraf
hidup mereka. Bagi pemerintah Belanda, ini berarti bahwa masyarakat sudah
bisa menyerap barang-barang impor yang mereka datangkan ke Hindia Belanda.
10
Dan ini juga merubah cara hidup masyarakat pedesaan menjadi lebih komersial,
tercermin dari meningkatnya jumlah penduduk yang melakukan kegiatan
ekonomi non agraris.
Dengan menerapkan cultuur stelstel, pemerintah Belanda membuktikan
teori sewa tanah dari mazhab klasik, yaitu bahwa sewa tanah timbul dari
keterbatasan kesuburan tanah. Namun disini, pemerintah Belanda hanya
menerima sewanya saja, tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk menggarap
tanah yang kian lama kian besar. Biaya yang kian besar itu meningkatkan
penderitaan rakyat, sesuai teori nilai lebih (Karl Marx), bahwa nilai leih ini
meningkatkan kesejahteraan Belanda sebagai kapitalis.
 Sistem Ekonomi Pintu Terbuka (Liberal)
Dengan adanya dorongan dari kaum humanis belanda yang
menginginkan perubahan nasib warga pribumi ke arah yang lebih baik,
mendorong pemerintah Hindia Belanda untuk mengubah kebijakan
ekonominya. Maka dibuatlah peraturan-peraturan agraria yang baru, yang
antara lain mengatur tentang penyewaan tanah pada pihak swasta untuk jangka
75 tahun, dan aturan tentang tanah yang boleh disewakan dan yang tidak boleh.
Hal ini sepertinya juga masih tak lepas dari teori-teori mazhab klasik, antara lain
terlihat pada :
1) Keberadaan pemerintah Hindia Belanda sebagai tuan tanah, pihak
swasta yang mengelola perkebunan swasta sebagai golongan kapitalis,
dan masyarakat pribumi sebagai buruh penggarap tanah.
2) Prinsip keuntungan absolut : Bila di suatu tempat harga barang berada
diatas ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan, maka pengusaha
memperoleh laba yang besar dan mendorong mengalirnya faktor
produksi ke tempat tersebut.
3) Laissez faire laissez passer, ( Perekonomian diserahkan Kepada Pihak
Swasta ) walau jelas, pemerintah Belanda masih memegang peran yang
besar sebagai penjajah yang sesungguhnya.
Pada akhirnya, sistem ini bukannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pribumi, tapi malah menambah penderitaan, terutama bagi para kuli kontrak
yang pada umumnya diperlakukan tidak layak.

11
III. Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)
Pemerintah militer Jepang menerapkan suatu kebijakan pengerahan
sumber daya ekonomi mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam perang
Pasifik. Sebagai akibatnya, terjadi perombakan besar-besaran dalam struktur
ekonomi masyarakat. Kesejahteraan rakyat merosot tajam dan terjadi bencana
kekurangan pangan, karena produksi bahan makanan untuk memasok pasukan
militer dan produksi minyak jarak untuk pelumas pesawat tempur menempati
prioritas utama. Impor dan ekspor macet, sehingga terjadi kelangkaan tekstil
yang sebelumnya didapat dengan jalan impor. Segala hal diatur oleh pusat guna
mencapai kesejahteraan bersama yang diharapkan akan tercapai seusai
memenangkan perang Pasifik.

2.1.4. Pada Masa Orde Lama (1945 – 1966)


Pada awal kemerdekaan, pembangunan ekonomi Indonesia mengarah
perubahan struktur ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional, yang bertujuan untuk
memajukan industri kecil untuk memproduksi barang pengganti impor yang pada
akhirnya diharapkan mengurangi tingkat ketergantungan luar negri.
Sistem moneter tentang perbankan khususnya bank sentral masih berjalan seperti
wajarnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya hak ekslusif untuk mencetak uang dan
memegang tanggung jawab perbankan untuk memelihara stabilitas nasional. Bank
Indonesia mampu menjaga tingkat kebebasan dari pengambilan keputusan politik.
Masa orde lama dimulai dari tanggal 17 Agustus 1945 saat Indonesia merdeka.
Pada saat itu,keadaan ekonomi Indonesia mengalami stagflasi (artinya stagnasi
produksi atau kegiatan produksi terhenti pada tingkat inflasi yang tinggi). Indonesia
pernah mengalami sistem politik yang demokratis yakni pada periode 1949 sampai
1956. Pada tahun tersebut, terjadi konflik politik yang berkepanjangan dimana rata-
rata umur kabinet hanya dua tahun sehingga pemerintah yang berkuasa tidak fokus
memikirkan masalah-masalah sosial dan ekonomi yangterjadi pada saat itu. Selama
periode 1950an struktur ekonomi Indonesia masih peninggalan jaman kolonial, struktur
ini disebut dual society dimana struktur dualisme menerapkandiskriminasi dalam setiap
kebijakannya baik yang langsung maupun tidak langsung.Keadaan ekonomi Indonesia
menjadi bertambah buruk dibandingkan pada masa penjajahan Belanda.
Sejak tahun 1955, pembangunan ekonomi mulai meramba ke proyek-proyek
besar. Hal ini dikuatkan dengan keluarnya kebijakan Rencana Pembangunan Semesta

12
Delapan Tahun (1961). Kebijakan ini berisi rencana pendirian proyek-proyek besar dan
beberapa proyek kecil untuk mendukung proyek besar tersebut. Rencana ini mencakup
sektor-sektor penting dan menggunakan perhitungan modern. Namun sayangnya
Rencana Pembangunan Semesta Delapan Tahun ini tidak berjalan atau dapat dikatakan
gagal karena beberapa sebab seperti adanya kekurangan devisa untuk menyuplai modal
serta kurangnya tenaga ahli.
Perekonomian Indonesia pada masa ini mengalami penurunan atau memburuk.
terjadinya pengeluaran besar-besaran yang bukan ditujukan untuk pembangunan dan
pertumnbuhan ekonomi melainkan berupa pengeluaran militer untuk biaya konfrontasi
Irian Barat, Impor beras, proyek mercusuar, dan dana bebas (dana revolusi) untuk
membalas jasa teman-teman dekat dari rezim yang berkuasa. Perekonomian juga
diperparah dengan terjadinya hiperinflasi yang mencapai 650%. Selain itu Indonesia
mulai dikucilkan dalam pergaulan internasional dan mulai dekat dengan negara-negara
komunis.

2.1.5. Pada Masa Orde Baru (1966 – 1998)


Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada
seluruh jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami
defisit yang besar, nilai tukar rupiah tidak stabil” (Gilarso, 1986:221) merupakan
gambaran singkat betapa hancurnya perekonomian kala itu yang harus dibangun lagi
oleh masa orde baru atau juga bisa dikatakan sebagi titik balik.
Awal masa orde baru menerima beban berat dari buruknya perekonomian orde
lama. Tahun 1966-1968 merupakan tahun untuk rehabilitasi ekonomi. Pemerintah orde
baru berusaha keras untuk menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Dengan
dikendalikannya inflasi, stabilitas politik tercapai ayng berpengaruh terhadap bantuan
luar negeri yang mulai terjamin dengan adanya IGGI. Maka sejak tahun 1969,
Indonesia dapat memulai membentuk rancangan pembangunan yang disebut Rencana
Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). Berikut penjelasan singkat tentang beberapa
REPELITA:
A. REPELITA I (1967-1974)
Mulai berlaku sejak tanggal 1april 1969. Tujuan yang ingin dicapai adalah
pertumbuhan ekonomi 5% per tahun dengan sasaran yang diutamakan adalah
cukup pangan, cukup sandang, perbaikan prasarana terutama untuk menunjang

13
pertanian. Tentunya akan diikuti oleh adanya perluasan lapangan kerja dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
B. REPALITA II (1974-1979)
Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7,5% per tahun. Prioritas
utamanya adalah sektor pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi
kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
C. REPALITA III (1979-1984)
Prioritas tetaap pada pembangunan ekonomi yang dititikberatkan pada sector
pertanian menuju swasembada pangan, serta peningkatan industri yang
mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
D. REPALITA IV (1984-1989)
Adalah peningkatan dari REPELITA III. Peningkatan usaha-usaha untuk
memperbaiki kesejahteraan rakyat, mendorong pembagian pendapatan yang
lebih adil dan merata, memperluas kesempatan kerja. Priorotasnya untuk
melanjutkan usaha memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan
industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri.
Jika ditarik kesimpulan maka pembangunan ekonomi menurut REPELITA adalah
mengacu pada sektor pertanian menuju swasembada pangan yang diikuti pertumbuhan
industri bertahap.
Kelebihan pada masa orde baru:
 Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70
dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000.
 Sukses transmigrasi.
 Sukses KB.
 Sukses memerangi buta huruf.
 Sukses swasembada pangan.
 Pengangguran minimum.
 Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun).
 Sukses Gerakan Wajib Belajar.
 Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh.
 Sukses keamanan dalam negeri.
 Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia.

14
 Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri.
Kekurangan pada masa orde baru:
 Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme.
 Pembangunan indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan
pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan
daerah sebagian besar disedot ke pusat.
 Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan
pembangunan, terutama di aceh dan papua.
 Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang
memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun
pertamanya.
 Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata
bagi si kaya dan si miskin).
 Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan.
 Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang
dibreidel.
 Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan
program "penembakan misterius" (petrus).
 Tidak ada rencana suksesi.

2.1.6. Pada Masa Reformasi


Reformasi merupakan suatu perubahan catatan kehidupan lama ke catatan
kehidupan baru yang lebih baik. Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998
merupakan suatu gerakan yang bertujuan melakukan perubahan dan pembaharuan,
terutama perbaikan tatanan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum dan
sosial (Pandji, 2008)
Gerakan reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis yang melanda berbagai segi
kehidupan Krisis politik , ekonomi, hokum, dan krisis sosial merupakan factor yang
mendorong lahirnya gerakan reformasi, selain beberapa peristiwa terkait
lainnya.bahkan, krisis kepercayaan telah menjadi salah satu indikator yang menentukan.
Reformasi di pandang sebagai gerakan yang tidak boleh ditawar- tawar. Karena itu
hampir seluruh rakyat Indonesia mendukung sepenuhnya gerakan reformasi tersebut.
Pengertian ekonomi menurut (Samuelson, 2012) menyatakan bahwa pengertian
ekonomi adalah suatu Cara yang di pakai oleh seseorang atau kumpulan orang dalam

15
memanfaatkan sumber- sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai macam
komoditi dan produk serta menyalurkannya supaya dapat dikonsumsi oleh masyarakat
banyak.
Keadaan Indonesia masa menjelang reformasi:
• Krisis Ekonomi
Krisis moneter yang melanda Negara-negara Asia Tenggara sejak juli
1996 mempengaruhi perkembangan perekonomian IndonesiaTernyata,
ekonomi Indonesia tidak mampu menghadapai krisis global yang melanda dunia.
Krisis ekonomi Indonesia di awali dengan melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika Serikat. Pada tanggal 1 agustus 1997, nilai tukar rupiah
turun dari Rp 2.575,00 menjadi Rp 2.603,00 per dollar Amerika Serikat. Pada
bulan september1997, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat turun
menjadi Rp 5.000,00 per dollar. Bahkan pada bulan maret 1998, nilai tukar
rupiah terus melemah dan mencapai titik terendah, yaitu Rp 16.000,00 per dollar
• Dampak terjadinya reformasi:
1. Mendorong kehidupan politik yang terbuka, dinamis dan demokratis
2. Tingginya minat dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan negara
• Perkembangan Politik Dan Ekonomi Masyarakat Indonesia Pada Masa Awal
Reformasi Tahun 1998-1999
Pasca reformasi Perkembangan politik, yaitu rakyat di bebaskan dalam
berpendapat, antusiasme dan partisipasi masyarakat dalam bidang politik
semakin tinggi, salah satunya dalam pembentukan partai-partai baru, adanya
perbaikan dalam Hak Asai Manusia (HAMotonomi daerah mulai di terapkan hal
ini di lakukan agar daerah memiliki kewenangan yang lebih terhadap daerahnya
Perkembangan ekonomi ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan
Dana Moneter Internasional untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi.
Selain itu, juga melonggarkan pengawasan terhadap media massa dan
kebebasan berekspresi. di bidang ekonomi, ia berhasil memotong nilai tukar
rupiah terhadap dollar masih berkisar antara Rp 10.000 – Rp 15. 000. Namun
pada akhir pemerintahannya, terutama setelah pertanggung jawabannya ditolak
MPR, nilai tukar rupiah meroket naik pada level Rp 6500 per dolar AS nilai
yang tidak akan pernah dicapai lagi di era pemerintahan selanjutnya. Selain itu,
ia juga memulai menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus
mengurusi perekonomian.

16
Laju Pertumbuhan ekonomi

2.2. SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

2.2.1. Sistem Ekonomi Kapitalis


Sistem ekonomi adalah sekumpulan komponen-komponen atau unsur-unsur
yang terdiri dari atas unit-unit dan agen-agen ekonomi, serta lembaga-lembaga
ekonomi yang bukan saja saling berhubungan dan berinteraksi melainkan juga sampai
tingkat tertentu yang saling menopang dan memengaruhi. Sedangkan kapitalisme
merupakan sebuah sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik privat atas
alat-alat produksi dan distribusi yang pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam
kondisi yang sangat kompetitif.
Menurut Sanusi (2000), sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi
dimana kekayaan yang produktif terutama dimiliki secara pribadi dan produksi
terutama dilakukan untuk dijual. Adapun tujuan pemilikan secara pribadi yakni untuk
memperoleh suatu keuntungan/laba yang cukup besar dari hasil menggunakan
kekayaan yang produktif. Jelas sekali dan motif mencari keuntungan/laba, bersama –
sama dengan lembaga warisan seta dipupuk oleh hukum perjanjian sebagai mesin
kapitalis yang besar. Menurut Spencer, Weiblen, dan Fick (1996), menjelaskan bahwa
pengertian ekonomi kapitalis adalah suatu sistem organisasi ekonomi yang ditandai
oleh hak milik individu atas berbagai alat produksi dan distribusi yang berguna untuk
mendapatkan keuntungan dalam kondisi bisnis yang sangat kompetitif. Sistem kapitalis
memandang bahwa manusia adalah pemilik satu-satunya terhadap harta yang telah
diusahakan. Tidak ada hak orang lain di dalamnya. Ia memiliki hak mutlak untuk
membelanjakan sesuai dengan keinginannya. Sosok pribadi dipandang memiliki hak
untuk memonopoli sarana-sarana produksi sesuai kekuasaannya. Ia mengalokasikan
hartanya hanya pada bidang yang memiliki nilai guna materi (profit oriented).

17
Terdapat enam asas yang dapat dilihat sebagai ciri dari sistem ekonomi kapitalis, yakni
sebagai berikut :
1. Hak milik pribadi
Dalam sistem ekonomi kapitalis, alat – alat produksi atau sumber daya ekonomi
seperti sumber daya alam, modal, dan tenaga kerja dimiliki oleh individu dan
lembaga – lembaga swasta.
2. Kebebasan berusaha dan kebebasan memilih
Dalam sistem ekonomi kapitalis, yang dimaksud dengan kebebasan berusaha adalah
kegiatan produksi dapat dengan bebas dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai
inisiatif. Sedangkan yang dimaksud dengan kebebasan memilih adalah menyangkut
kedaulatan konsumen dan kebebasan pengusaha untuk memperoleh sumber daya
ekonomi. Kebebasan memilih juga mencakup kebebasan pekerja untuk memilih
setiap jenis pekerjaan yang dikehendakinya dan juga termasuk dalam kebebasan
membuat perjanjian.
3. Motif kepentingan diri sendiri
Kekuatan utama dari sistem ekonomi kapitalis adalah motivasi individu untuk
memenuhi kepentingan/keuntungan diri sendiri.
4. Persaingan
Setiap individu atau pelaku ekonomi swasta, baik pembeli maupun pengusaha,
dengan motivasi mencari keuntungan yang maksimum bebas bersaing dipasar
dengan kekuatan masing – masing. Setiap pelaku ekonomi swasta bebas memasuki
dan meninggalkan pasar.
5. Harga ditentukan oleh mekanisme pasar
Tingkat harga dan jumlah produksi yang terjual ditentukan sepenuhnya oleh
kekuatan permintaan dan penawaran.
6. Peranan terbatas pemerintah
Dalam sistem ekonomi kapitalis, pemerintah masih mempunyai peran yang dapat
membatasi berbagai kebebasan individu.
Kelebihan dan kekurangan ekonomi kapitalis:
1. Kelebihan ekonomi kapitalis
 Kebebasan ekonomi dapat membuat masyarakat memiliki banyak peluang
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

18
 Persaingan bebas di antara individu akan mewujudkan tahap “produksi“ dan
tingkat “harga“ pada tingkat yang wajar dan akan membantu mempertahankan
penyesuaian yang rasional di antara kedua variabel. Persaingan akan
mempertahankan keuntungan dan upah pada tingkat yang sederhana.
 Para ahli ekonomi kapitalis menyatakan bahwa motivasi untuk mendapatkan
keuntungan merupakan tujuan yang terbaik, sebanding dengan tujuan untuk
memaksimumkan hasil.
2. Kelemahan ekonomi kapitalis
 Persaingan bebas yang tidak terbatas, mengakibatkan banyak keburukan dalam
masyarakat apabila ia mengganggu kapasitas kerja dan sistem ekonomi serta
munculnya semangat persaingan diantara individu. Sebagai contoh hak individu
yang tidak terbatas untuk memiliki harta mengakibatkan distribusi kekayaan
yang tidak seimbang dalam masyarakat dan pada akhirnya akan merusak sistem
perekonomian.
 Adanya perbedaan yang radikal (jelas) antara hak-hak majikan dan pekerja,
penerima upah tidak mempunyai kesempatan yang sama dengan saingannya,
sehingga ketidakadilan ini memperdalam gap (jurang) antara yang kaya dan
miskin.
 Sistem ekonomi kapitalis, disatu pihak memberikan seluruh manfaat produksi
dan distribusi di bawah penguasaan para ahli, yang mengesampingkan masalah
kesejahteraan masyarakat banyak dan membatasi mengalirkan kekayaan di
kalangan orang-orang tertentu saja. Di pihak lain menjamin kesejahteraan
semua pekerja kepada beberapa orang yang hanya mementingkan diri sendiri.

2.2.2. Sistem Ekonomi Sosialis


Menurut Dumairy (1996) sistem ekonomi sosialis adalah kebalikan dari sistem
ekonomi kapitalis. Bagi kalangan sosialis, pasar justru harus dikendalikan melalui
perencanaan terpusat. Adanya berbagai distorsi dalam mekanisme pasar, dapat
mengakibatkan ketidakefisienan bekerja. Oleh karena itu, pemerintah atau negara harus
turut aktif bermain dalam prekonomian.
Sistem ekonomi sosialis dapat di bagi dalam dua sub-sistem, yaitu sistem
ekonomi sosialis dari Marxis dan sistem ekonomi sosialisme democrat. Sistem ekonomi
sosialis Marxis di sebut juga sistem ekonomi komando, di mana seluruh unit ekonomi,
baik sebagai produsen, konsumen maupun pekerja, tidak di perkenangkan untuk

19
mengambil keputusan secara sendiri-sendiri yang menyimpan dari komando otoritas
tertinggi, yaitu partai. Sedangkan sistem ekonomi sosialisme democrat, seperti yang di
anut oleh banyak negara di Eropa Barat (terutama Jerman), maka dapat di katakan
bahwa kekuasaan otoritas tertinggih jauh berkurang. Dalam sistem ini, di satu pihak
ada kebebasan individu seperti dalam sistem ekonomi kapitalis yaitu:
 Produsen bebas memilih jenis dan berapa banyak produksi yang akan di buat
 Konsumen bebas memilih barang mana yang dikehendaki
 Pekerja bebas menentukan jenis pekerjaan apa yang di inginkannya.
Namun, di pihak lain berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis, dalam sistem ekonomi
sosialisme democrat seperti Eropa Barat, terdapat ketentuan-ketentuan mengenai upah
minimum dan penetapan harga minimum atau maksimum, serta terdapat kebijaksanaan
perlindungan usaha, konsumen, dan pekerja.
Landasan ilmiah dari sistem ini adalah kombinasi antara prinsip-prinsip
kebebasan individu dan kemerataan sosial. Jadi, bukan pasar bebas yang liberal dan
juga bukan paham ekonomi monetaris yang tidak menghendaki intervensi pemerintah
dalam bentuk apapun. Menurut Mubyarto (2000) berdasarkan pengalaman di Jerman,
terdapat enam kriteria sistem ekonomi sosialisme democrat atau sistem ekonomi pasar
sosial (SEPS), yaitu:
a. Ada kebebasan individu dan sekaligus kebijaksanaan perlindungan usaha,
persaingan di antara perusahaan-perusahaan kecil maupun menengah harus
dikembangkan.
b. Prinsip-prinsip kemerataan sosial menjadi tekad warga masyarakat.
c. Kebijaksanaan siklus bisnis dan kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.
d. Kebijaksanaan pertumbuhan menciptakan kerangka hukum dan prasarana
(sosial) yang terkait dengan pembangunan ekonomi.
e. Kebijaksanaan struktural.
f. Konformitas pasar dan persaingan.
Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis antara lain:
1) Semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai pemerintah.
2) Hak milik perorangan tidak diakui.
3) Tidak ada individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan bebas dalam
kegiatan perekonomian.
4) Kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah.

20
Kelebihan sistem ekonomi sosialis antara lain:
1) Pemerintah lebih mudah dalam mengendalikan inflasi, pengangguran dan
masalah ekonomi lainnya.
2) Pasar barang dalam negeri berjalan lancar.
3) Pemerintah dapat turut campur dalam pembentukan harga.
4) Relatif mudah dalam melakukan distribusi pendapatan.
5) Jarang terjadi krisis ekonomi (keadaan ekonomi relatif stabil).
Kelemahan sistem ekonomi sosialis antara lain:
1) Mematikan inisiatif individu untuk maju.
2) Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat.
3) Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya.
4) Barang yang didistribusikan pemerintah kadang tidak selalu yang dibutuhkan
oleh masyarakat

2.2.3. Sistem Ekonomi Campuran


Sistem ekonomi campuran adalah system yang mengandung beberapa elemen
dari system ekonomi kapitalis dan system ekonomi sosialis. Sanusi (2000) menjelaskan
sistem ekonomi campuran sebagai berikut."Dalam sistem ekonomi campuran dimana
kekuasaan serta kebebasan berjalan secara bersamaan walau dalam kadar yang berbeda-
beda. Ada ekonomi campuran vang mendekati sistem kapitalis/libealis karena kadar
kebebasan yang relatif besar atau presentase dari sistem kapitalisnya sangat besar. Ada
pula sistem ekonomi campuran vang mendekati sistem ekonomi sosialis dimana peran
kekuasaan nemerinta relative besar terutama dalam menialankan berbagai kebiiakan
ekonomi.moneter/fiscal,dan lain-lain. Didalam sistem ekonomi campuran, adanya
campuran tangan pemerintah terutama untuk mengendalikan kehidupan/pertumbuhan
ekonomi, akan mencegah adanva konsentrasi vang terlalu besar di tangan satu orang
atau kelompok swasta, juga untuk melakukan stabilisasi perekonomian, mengatur tata
tertib serta membantu golongan ekonomi lemah".
Sistem ekonomi campuran kombinasi dari sistem ekonomi pasar dan terpusat,
di mana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah
ekonomi. Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan,
menetapkan kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.
Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang. Penerapan sistem ekonomi campuran
akan mengurangi berbagai kelemahan dari sistem ekonomi pasar dan komando dan

21
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Secara umum kebanyakan
Negara-negara menerapkan system ekonomi campuran seperti Prancis, Malaysia, dan
Indonesia.
Pemikiran dan penerapan ekonomi campuran ini merupakan sumbangan dari
pemikiran Keynes. Di mana pemikirannya menggunakan dua pendekatan yaitu
pendekatan moneter dan pendekatan fiskal. Selain itu Keynes juga memperlihatkan
kemampuannya dalam mengatasi krisis pada saat itu dengan pendekatan ini.
Pendekatan ini bisa mengatasi permasalahan ekonomi pada saat itu. Pemikirannya ini
merupakan gabungan dari dua besar pemikiran sebelumnya yaitu Adam Smith dan Karl
Marx. Pemikirannya Keynes ini kemudian dikenal dengan sistem ekonomi campuran.
Ciri- ciri dari sistem ekonomi campuran yaitu :
a. Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat
b. Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah dan
c. Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang.
d. Rakyat ikut disertakan secara aktif didalam perekonomian.
Keunggulan sistem ekonomi campuran antara lain:
a. Hak milik atas vital cenderung kepada negara,
b. Apa dan berapa yang diproduksi memang dapat ditentukan oleh usaha swasta
berdasarkan pertimbangan pasar, tetapi sektor-sektor yang strategis diawasi,
diatur, bila perlu dikuasai oleh negara,
c. Harga tidak semata-mata ditentukan oleh kekuatan pasar, tetapi diawasi oleh-oleh
campur tangan pemerintah,
d. Kesempatan kerja penuh dan jasa-jasa kolektif mendapat prioritas yang sangat
tinggi, demikian juga dengan demokratisasi dunia usaha untuk menuju
kepemilikan bersama, dan
e. Pemerintah menyelenggarakan jaminan sosial dan berusaha agar distribusi
pendapatan lebih merata.
Kekurangan Sistem ekonomi campuran yaitu:
a. Peran pemerintah lebih berat daripada pihak swasta
b. Adanya anggapan dari sebagian masyarakat bahwa pegawai pemerintah
mempunyai status yang lebih tinggi daripada pegawai swasta
c. Sektor-sektor produksi lebih menguntungkan dikelola oleh pemerintah. Ini
karena pihak swasta kurang dapat memaksimalkan keuntungan dari kegiatan
usahanya.

22
Penerapan sistem ekonomi campuran akan mengurangi berbagai kelemahan
dari sistem ekonomi pasar dan komando dan ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Secara umum saat ini hampir tidak ada negara yang murni
melaksanakan sistem ekonomi terpusatmaupun pasar, yang ada adalah kecenderungan
terhadap ekonomi pasar.

23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dinamika perekonomian Indonesia pada masa sebelum penjajahan dimulai dari jaman
pra-sejarah sampai dengan masuknya kolonialisme di Indonesia, yaitu kerika Portugis masuk
ke Indonesia (Maluku) pada abad 16. Atas dasar hal itu, maka dinamika perekonomian
Indonesia sejalan dengan perkembangan kehidupan bangsa Indonesia yang diwujudkan
melalui keberadaan kerajaan yang ada di nusantara. Beberapa kerajaan dalam perjalanan
sejarah kehidupan Bangsa Indonesia di antaranya adalah Kerajaan Kutai, Kerajaan
Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Kuna, Kerajaan Kediri, Kerajaan
Singosari, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sunda, Kerajaan bali. Sedangkan pada masa
penjajahan, perjalanan historis Portugis dalam menjajah Indonesia dimulai dengan ekspedisi
eksplorasi yang dikirim dari Malaka yang baru ditaklukan dalam tahun 1512. Bangsa Portugis
merupakan bangsa Eropa pertama yang tiba di kepulauan yang sekarang rempah-rempah yang
berharga dan untuk memperluas usaha misionaris Katolik Roma. Upaya pertama Portugis
untuk menguasai kepulauan Indonesia adalah dengan menyambut tawaran kerjasama dari
Kerajaan Sunda. Lalu pada masa penjajahan Belanda, Belanda masuk ke Indonesia kira-kira
pada tahun 1602. Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini adalah
Indonesia. Hal itu dilakukan dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan
kecil yang telah menggantikan Majapahit. Dan yang terakhir pada masa pejajahan Jepang,
kronologi penjajahan Jepang di Indonesia diawali pada bulan Juli 1942. Saat itu, Soekarno
menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye public dan membentuk pemerintahan
yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang.

Pada awal kemerdekaan, pembangunan ekonomi Indonesia mengarah perubahan


struktur ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional, yang bertujuan untuk memajukan
industri kecil untuk memproduksi barang pengganti impor yang pada akhirnya diharapkan
mengurangi tingkat ketergantungan luar negri. Lalu masa orde lama dimulai dari tanggal 17
Agustus 1945 saat Indonesia merdeka. Pada saat itu,keadaan ekonomi Indonesia mengalami
stagflasi (artinya stagnasi produksi atau kegiatan produksi terhenti pada tingkat inflasi yang
tinggi).Pada awal masa orde baru menerima beban berat dari buruknya perekonomian orde
lama. Tahun 1966-1968 merupakan tahun untuk rehabilitasi ekonomi. Pemerintah orde baru
berusaha keras untuk menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Dengan dikendalikannya
inflasi, stabilitas politik tercapai ayng berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang mulai

24
terjamin dengan adanya IGGI. Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 merupakan
suatu gerakan yang bertujuan melakukan perubahan dan pembaharuan, terutama perbaikan
tatanan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum dan sosial. Gerakan reformasi lahir
sebagai jawaban atas krisis yang melanda berbagai segi kehidupan Krisis politik , ekonomi,
hokum, dan krisis sosial merupakan factor yang mendorong lahirnya gerakan reformasi, selain
beberapa peristiwa terkait lainnya.bahkan, krisis kepercayaan telah menjadi salah satu
indikator yang menentukan. Reformasi di pandang sebagai gerakan yang tidak boleh ditawar-
tawar. Karena itu hampir seluruh rakyat Indonesia mendukung sepenuhnya gerakan reformasi
tersebut.
Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi dimana kekayaan yang
produktif terutama dimiliki secara pribadi dan produksi terutama dilakukan untuk dijual.
Adapun tujuan pemilikan secara pribadi yakni untuk memperoleh suatu keuntungan/laba yang
cukup besar dari hasil menggunakan kekayaan yang produktif. Jelas sekali dan motif mencari
keuntungan/laba, bersama – sama dengan lembaga warisan seta dipupuk oleh hukum
perjanjian sebagai mesin kapitalis yang besar. sistem ekonomi sosialis adalah kebalikan dari
sistem ekonomi kapitalis. Bagi kalangan sosialis, pasar justru harus dikendalikan melalui
perencanaan terpusat. Adanya berbagai distorsi dalam mekanisme pasar, dapat mengakibatkan
ketidakefisienan bekerja. Oleh karena itu, pemerintah atau negara harus turut aktif bermain
dalam prekonomian. Sistem ekonomi sosialis dapat di bagi dalam dua sub-sistem, yaitu sistem
ekonomi sosialis dari Marxis dan sistem ekonomi sosialisme democrat. Dalam sistem ekonomi
campuran dimana kekuasaan serta kebebasan berjalan secara bersamaan walau dalam kadar
yang berbeda-beda. Ada ekonomi campuran vang mendekati sistem kapitalis/libealis karena
kadar kebebasan yang relatif besar atau presentase dari sistem kapitalisnya sangat besar. Ada
pula sistem ekonomi campuran vang mendekati sistem ekonomi sosialis dimana peran
kekuasaan nemerinta relative besar terutama dalam menialankan berbagai kebiiakan
ekonomi.moneter/fiscal,dan lain-lain. Didalam sistem ekonomi campuran, adanya campuran
tangan pemerintah terutama untuk mengendalikan kehidupan/pertumbuhan ekonomi, akan
mencegah adanva konsentrasi vang terlalu besar di tangan satu orang atau kelompok swasta,
juga untuk melakukan stabilisasi perekonomian, mengatur tata tertib serta membantu golongan
ekonomi lemah.

25
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, d. (2022). Bisnis dan Perekonomian Indonesia. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Hafiz, A. (2012, Maret 17). Perekonomian Indonesia pada masa orde lama dan orde baru.
http://hafizasmenta.blogspot.com/2012/03/perekonomian-indonesia-pada-masa-
orde.html, diakses pada 18 Maret 2023
Hasang, I., & Nur, M. (2020). Perekonomian Indonesia. Malang: Ahlimedia Books.
Itang, i., & Daenuri, A. (2017). Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis, dan Islam. Tazkiya 18 .
Klaudia, M. W., & Wartha, I. B. (2020, January). Perkembangan Politik dan Ekonomi
Masyarakat Indonesia Pada Masa Awal Reformasi Tahun 1998 - 1999. Jurnal Santiaji
Pendidikan, 10.
Mannan, M. A. (1995). Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti
Wakaf.
Muthe, d. (2021). Sistem Perekonomian Indonesia. Yayasan Kita Menulis.
Putri, R. L. (2019). Perekonomian Indonesia. Bandung: Manggu Makmur Tanjung Lestari.
Septiani, R. (2012). Sejarah Perekonomian Indonesia.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-diponegoro/intermediate-
accounting/m2-sejarah-perekonomian-indonesia/18570934, diakses pada 16 Maret
2023
Sijabat, T. D. (2020). Perekonomian Indonesia. Diambil kembali dari
https://www.academia.edu/17084543/Makalah_Perekonomian_Indonesia, diakses
pada 20 Maret 2023
Zuhdi, d. (2015). Perekonomian di Indonesia.
https://www.academia.edu/13436504/PEREKONOMIAN_DI_INDONESIA, diakses
pada 17 Maret 2023

26
SOAL DAN KUNCI JAWABAN
1. Kapan pertama kali portugis masuk ke Indonesia?
a. Abad 16 c. Abad 15
b. Abad 18 d. Abad 19
Jawaban : A

2. Perekonomian Indonesia pada masa sebelum penjajahan (sebelum tahun 1600)


berbentuk?
a. Pertanian c. Pertenakan
b. Perdagangan d. Semua jawaban benar
Jawaban : D

3. VOC diberi hak octroi antara lain, kecuali...


a. Hak mencetak uang
b. hak mengangkan dan memberhentikan pegawai
c. hak mengangkat presiden
d. hak menyatakan perang dan damai
Jawaban : C

4. Culturrt Stelstel (Sistem tanam paksa) mulai diperlakukan pada tahun …


a. 1836 c. 1833
b. 1863 d. 1945
Jawaban : A

5. Perekonomian Indonesia pada masa orde lama adalah sejak tahun … sampai …
a. 1970 - 1979
b. 1945 - 1979
c. 1980 - Sekarang
d. 1945 - 1966
Jawaban : D

6. Pada tahun 1966 di masa Perekonomin Indonesia terjadi inflasi sebesar berapa persen?
a. 100% c. 750%
b. 50% d. 650%
Jawaban : D

7. Penyebab utama terjadinya era reformasi adalah...


a. Dilaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
b. Ketidakadilan dibidang hukum dan pemerintahan
c. Presiden Soeharto berkuasa terlalu lama
d. Terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan
Jawaban: B

27
8. Pada tahun keberapa Indonesia mengalami reformasi …
a. 1998 c. 1986
b. 1977 d. 1972
Jawaban: A

9. Ciri dari sistem ekonomi kapitalis adalah…


a. Adanya polarisasi yang tajam antara kaya dan miskin
b. Pemberian kebebasan penuh
c. Mementingkan kelompok
d. Bagi manusia, yang terpenting adalah kepentingan/kehidupan di dunia
Jawaban : B

10. Suatu sistem ekonomi dimana kekayaan yang produktif terutama dimiliki secara pribadi
dan produksi terutama dilakukan untuk dijual adalah pengertian dari…
a. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi komando
c. Sistem ekonomi sosialis
d. Sistem ekonomi kapitalis
Jawaban : D

11. Berikut ini yang tidak termasuk ke dalam ciri-ciri sistem ekonomi sosialis yaitu....
a. Semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai pemerintah.
b. Hak milik perorangan tidak diakui.
c. Pemerintah turut campur dalam pembentukan harga.
d. Tidak ada individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan bebas dalam kegiatan
perekonomian.
Jawaban: C

12. Sistem ekonomi sosialisme democrat banyak dianut oleh negara yang berada di
wilayah....
a. Eropa Barat c. Eropa Timur
b. Eropa Utara d. Eropa Tengah
Jawaban: A

13. Rakyat ikut disertakan secara aktif di dalam perekonomian. Hal itu merupakan ciri-ciri
sistem ekonomi....
a. Komando c. Tradisional
b. Campuran d. Pancasila
Jawaban : B

14. Di bawah ini merupakan ciri-ciri sistem ekonomi campuran, kecuali…...


a. Kegiatan ekonomi melibatkan pemerintah dan masyarakat
b. Pemerintah ikut serta dalam mengatasi gejolak harga

28
c. Adanya pembatasan pihak swasta oleh negara pada bidang yang berkaitan dengan
masyarakat
d. Masih menggunakan sistem barter
Jawaban : D

15. Perbedaan sistem ekonomi pasar dengan sistem ekonomi campuran yaitu ...
a. Kehidupan ekonomi pasar mementingkan diri sendiri sedang sistem ekonomi
campuran hidup bergotong-royong
b. Alat produksi dikuasai oleh negara, sedang ekonomi campuran alat produksi dimiliki
individu
c. Ekonomi pasar diatur oleh mekanisme pasar sedang ekonomi campuran diatur oleh
negara dan swasta
d. Ekonomi pasar bertujuan memenuhi kebutuhan minimum, sedangkan ekonomi
campuran mencari laba sebesar-besarnya
Jawaban: C

29

Anda mungkin juga menyukai