Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ichsan Ajie

Kelas : 4EA03
Npm : 12219879

Jurnal Presektif bea dan cukai


Vol 06 no 2, 2022

PENGUATAN KINERJA MELALUI TRANSFORMASI DIGITAL, BUDAYA


ADAPTIF, TRANSFER PENGETAHUAN DAN POLA KERJA PADA BEA
CUKAI INDONESIA
Muhamad Farid Mahmud1), Atong Soekirman2), Rini Tesniwati3)
1,3Universitas Gunadarma 2Universitas Trisakti

1. PENDAHULUAN
Fenomena yang terjadi dalam layanan publik kepabeanan berbagai negara,
menggambarkan perlunya perubahan dalam layanan publik. Manajemen
sumber daya manusia menghadapi masalah krusial yang mempengaruhi.
Reformasi layanan kepabeanan secara gradual dilakukan dengan
mengembangkan teknologi informasi terkini, mengubah manajemen impor
untuk mendukung ekspor dan reorganisasi struktur manajemen (de Wulf,
2005, h. 68). Kinerja dari layanan publik kepabeanan menjadi penting
untuk diperhatikan karena dampaknya luas terhadap masyarakat usaha dan
sifatnya berkelanjutan. Dalam beberapa penelitian serta konsep teoritis,
tinggi rendahnya kualitas kinerja ini akan dicerminkan dari tingkat kepuasan
pengguna jasa sebagai respon yang disampaikan oleh stakeholder.

2. TEORI YANG DIGUNAKAN


Garis besar tugas institusi kepabeanan di berbagai negara meliputi dua hal,
yaitu mengelola pungutan negara dari kegiatan ekspor/impor, serta
menegakkan aturan terkait larangan dan pembatasan dalam perdagangan
internasional (Grainger, 2016, h. 18), meskipun ruang lingkup dan pengaturan
kelembagaan dapat sedikit berbeda dari satu negara ke negara lain.

- Tranformasi Digital
Transformasi adalah transisi dari satu keadaan ke keadaan lain dengan
fokus menjadi lebih baik. Mengelola perubahan tidak mudah, karena
sulitnya mencapai kesepakatan tentang faktor mana yang paling
memengaruhi ide transformasi, Ramosaj et al. (2014, h. 9-10) menunjukkan
bahwa perubahan yang terjadi dalam organisasi adalah mengarahkan
perubahan pada semua jenis sumber daya yang ada.

- Budaya Organisasi yang Adaptif


Budaya Organisasi merupakan filosofi dasar organisasi yang membuat
keyakinan, norma-norma, dan nilai-nilai bersama yang menjadi karakteristik
inti tentang bagaimana cara melakukan sesuatu dalam organisasi.

3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method, metode kuantitatif untuk
menguji hipotesis. Sumber data primer berupa jawaban kuesioner dari
responden yang diperoleh secara langsung maupun online dan mewakili
seluruh wilayah Bea Cukai Indonesia, rincian dalam Tabel 1. Responden
merupakan pegawai pemeriksa Bea Cukai yang bertugas di lingkungan 20
Kantor Wilayah dan 3 KPU BC Indonesia, dengan jumlah respon 200
responden. Pengolahan data dan teknik analisis yang digunakan dalam
peneltian ini menggunakan metode persamaan struktural (SEM) dengan
software Lisrel.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Transformasi digital menunjukkan korelasi positif dan kuat dalam memediasi
ketiga variabel independen untuk mendorong kinerja, yaitu 0,56 dan secara
statistik signifikan karena T-value 3,09, cukup jauh di atas T-Tabel. Secara
keseluruhan, variabel independen yaitu variabel budaya, pola kerja dan
transformasi digital berpengaruh kuat terhadap kinerja organisasi, dengan
koefisien determinasi R² sebesar 0,87. Kemudian yang tak kalah menarik
bahwa transfer pengetahuan dipengaruhi oleh pola kerja adaptif sangat kuat
dengan nilai R² sebesar 0,91, sementara transformasi digital dipengaruhi
oleh transfer pengetahuan dan budaya dengan koefisien determinasi atau R²
sebesar 0,79. Elaborasi dari temuan kuantitatif tersebut bermuara pada
penguatan kinerja organisasi, yaitu proses transformasi digital yang
mengedepankan nilai efisiensi (kecepatan), manfaat ekonomis, serta adaptif
terhadap perkembangan.

5. KESIMPULAN
Transformasi digital menjadi proses perubahan penting yang melibatkan
semua divisi dalam organisasi untuk membantu efisiensi dan efektivitas
organisasi mencapai tujuannya. Penelitian ini membuktikan bahwa budaya
organisasi yang adaptif, transfer pengetahuan dan strategi pengaturan pola
kerja memegang peran penting untuk menguatkan proses transformasi
tersebut, khususnya bagi organisasi Bea dan Cukai mencapai target kinerja.
Komitmen organisasi untuk selalu konsisten dan adil menjaga integritas,
menjaga excellence serivce, berkolaborasi, berinovasi dan mengembangkan
diri dalam mengamankan hak-hak negara dan mendorong investasi, tidak
mungkin diabaikan. Pola-pola pengamanan hak-hak negara di era digital,
akan lebih memerlukan kehandalan dalam olah teknologi informasi. Oleh
karenannya, kolaborasi, inovasi dan pengembangan diri diarahkan pada
transformasi digital yang adaptif, peran penting transformasi digital dalam
layanan publik, selain efisiensi layanan, langkah tersebut dapat diarahkan
pada fasilitasi dunia usaha, dengan terbentuknya modal sosial untuk
membuka peluang kerjasama dalam jaringan sosial yang positif memasuki dan
menguatkan daya saing di pasar global.

Anda mungkin juga menyukai