PENGUATAN KINERJA
MELALUI TRANSFORMASI DIGITAL, BUDAYA ADAPTIF, TRANSFER
PENGETAHUAN DAN POLA KERJA PADA BEA CUKAI INDONESIA
INFORMASI ARTIKEL
Tanggal masuk
[27-09-2022] ABSTRAK:
Revisi
[14-11-2022] Di lingkungan Bea Cukai Indonesia, proses
Tanggal terima transformasi layanan publik telah dilakukan dalam
[05-12-2022] beberapa tahun terakhir dalam rangka mendongkrak
kinerja organisasi. Faktanya kinerja masih perlu
ditingkatkan. Beberapa penelitian menyimpulkan
ABSTRACT: bahwa kinerja organisasi dipengaruhi oleh budaya,
pola kerja dan transfer pengetahuan. Makalah
In the Indonesian customs environment, the penelitian ini mengkaji dan memperluas
process of transforming public services has been pemahaman tentang dampak budaya organisasi
carried out in recent years in order to boost the adaptif, transfer pengetahuan dan pola kerja adaptif
performance of the organization. The fact is that dalam mendorong transformasi digital untuk
performance still needs to be improved. Several meningkatkan kinerja organisasi, mengembangkan
studies conclude that organizational performance program budaya dan pilihan pola kerja sebagai
is influenced by culture, work patterns and strategi untuk meningkatkan kinerja selama
knowledge transfer. This research paper transformasi digital. Penelitian ini menggunakan
examines and expands the understanding of the pendekatan mix method, metode kuantitatif untuk
impact of adaptive organizational culture, menguji hipotesis, responden mewakili Bea dan
knowledge transfer and adaptive work patterns in Cukai Indonesia. Pendekatan kualitatif dengan
driving digital transformation to improve observasi dan wawancara sebagai konfirmasi dan
organizational performance, developing cultural pendalaman penelitian. Temuan penelitian ini
programs and work patterns options. This study adalah: budaya organisasi memainkan peran
uses a mix method approach, quantitative penting dalam transformasi digital untuk
methods to test hypotheses. Qualitative approach mendorong kinerja, terutama nilai fokus pemangku
with observation and interviews as confirmation kepentingan, kolaborasi dan pengembangan diri.
and deepen the research. The findings of this study Pola kerja adaptif penting untuk mempengaruhi
are: organizational culture plays an important transfer pengetahuan, mendorong transformasi dan
role in digital transformation to encourage kinerja digital, dan transformasi digital dapat
performance. Adaptive work patterns are memediasi budaya organisasi adaptif dan transfer
important for influencing knowledge transfer, pengetahuan dalam meningkatkan kinerja
driving digital transformation and performance, organisasi.
and digital transformation can mediate adaptive
organizational culture and knowledge transfer in Kata Kunci: Budaya Adaptif, Pola Kerja, Transfer
improving organizational performance. Pengetahuan, Transformasi Digital dan Kinerja
Organisasi.
Keywords: Organization Culture; Work Pattern;
Knowledge Transfer; Digital Transformation dan
Organization Performance
Penelitian Amin (2010, h. 89-104) di perubahan. Selain itu, sangat penting untuk
Bea Cukai Malaysia menyimpulkan mengidentifikasi karakteristik yang paling
bahwa pengembangan teknologi informasi signifikan dari teori manajemen perubahan.
mendorong kinerja organisasi. Demikian Dalam mendefinisikan manajemen
halnya penelitian yang dilakukan oleh perubahan, tiga hal yang diidentifikasi oleh
Dharmawan et al (2018, h. 110 – 122) di Nickols (2004, h. 4-10): mengelola dan
Bea Cukai Indonesia menyatakan bahwa penguatan pengetahuan, serta aplikasi yang
teknologi informasi dan transfer praktis.
pengetahuan berpengaruh positif terhadap Perubahan diperlukan karena hubungan
kinerja organisasi. Penelitian Davidescu et antara sebab dan kebutuhan. Hubungan
al (2020, h. 1-53) di Rumania menyatakan antara penyebab dan kebutuhan bersifat
bahwa flexible working space (pola kerja melingkar: penyebab perubahan dapat
adaptif) dan pengembangan teknologi dijelaskan dengan inventarisasi kebutuhan
informasi mendorong kepuasan, kinerja yang ada, dan mengarah pada motivasi.
karyawan dan organisasi. Analisis ini juga dapat mengungkapkan
Berdasarkan permasalahan tersebut, beberapa masalah dalam suatu organisasi
penelitian ini menyoroti peran budaya yang dapat diselesaikan dengan manajemen
yang adaptif, transfer pengetahuan dan perubahan (Jansson, 2008, h. 41-46).
pola kerja adaptif dalam mendorong
transformasi digital untuk meningkatkan 2.1 Transformasi Digital
kinerja Bea Cukai. Transformasi organisasi diperlukan
untuk mengantisipasi praktik kepabeanan
2. KAJIAN LITERATUR yang tidak efisien karena menghambat lalu
Garis besar tugas institusi kepabeanan lintas perdagangan global dan dapat
di berbagai negara meliputi dua hal, yaitu menurunkan daya saing industri, yang
mengelola pungutan negara dari kegiatan berimbas terhadap pertumbuhan ekonomi
ekspor/impor, serta menegakkan aturan nasional serta neraca pembayaran.
terkait larangan dan pembatasan dalam Transformasi adalah transisi dari satu
perdagangan internasional (Grainger, keadaan ke keadaan lain dengan fokus
2016, h. 18), meskipun ruang lingkup dan menjadi lebih baik. Mengelola perubahan
pengaturan kelembagaan dapat sedikit tidak mudah, karena sulitnya mencapai
berbeda dari satu negara ke negara lain. kesepakatan tentang faktor mana yang
Organisasi pabean beroperasi dalam paling memengaruhi ide transformasi,
lingkungan yang kompleks dan senantiasa Ramosaj et al. (2014, h. 9-10) menunjukkan
berubah dari waktu ke waktu. Mereka bahwa perubahan yang terjadi dalam
dituntut untuk menanggapi perkembangan organisasi adalah mengarahkan perubahan
/ pembangunan ekonomi baik untuk pada semua jenis sumber daya yang ada.
memenuhi kewajiban regional, nasional Proses perubahan menjadi tantangan
dan internasional (Jansson, 2008, h. 41- organisasi yang perlu usaha dan energi,
46). Untuk mengakomodasi hal ini, bahkan menjadi jalan hidup organisasi
penting untuk menentukan tipe (Jansson 2008, h. 41-46). Kanter
manajemen dalam menerapkan proses menunjukkan tiga kekuatan yang dihadapi
dan berpengaruh terhadap kinerja layanan 2.2 Budaya Organisasi yang Adaptif
pabean, yaitu: globalisasi, teknologi Budaya Organisasi merupakan filosofi
informasi, dan konsolidasi industri. dasar organisasi yang membuat keyakinan,
Organisasi kepabeanan di seluruh dunia norma-norma, dan nilai-nilai bersama yang
sedang mengembangkan sistem Teknologi menjadi karakteristik inti tentang
Informasi yang memberikan layanan bagaimana cara melakukan sesuatu dalam
perdagangan secara lebih efisien dan organisasi. Budaya Organisasi sangat
memungkinkan komunikasi instan antara diperlukan dan berperan penting untuk
otoritas pabean (Jansson, 2008, h. 41-46). mencapai kinerja puncak organisasi
Implementasi transformasi digital (Wibowo, 2013, h. 7)). Budaya seperti itu
dilakukan dengan pendekatan terintegrasi mungkin juga berbeda dalam organisasi
untuk mengatasi permasalahan fasilitasi yang sama melalui sub pekerjaan yang
perdagangan dan optimalisasi teknologi berbeda, kelompok agama, pendidikan atau
yang ada. Digitalisasi layanan kepabeanan sosial yang diwakili oleh perbedaan, namun
harus dikembangkan secara aktif karena masing-masing subkultur tersebut
mendorong pertumbuhan ekonomi, mengandung atribut tertentu yang
kemampuan transformatif teknologi, mendominasi bagi sebuah organisasi
volume perdagangan, di samping (Cameron et.al, 2006).
meluasnya penggunaan teknologi Ketidaksanggupan untuk belajar dan
informasi dan komunikasi, pemrosesan beradaptasi dengan lingkungan adalah salah
data besar, telematika, teknologi cloud, satu faktor paling krusial yang menghambat
blockchain untuk pengendalian rantai keberhasilan organisasi (Yang, & McLean,
pasokan barang lebih efektif, koordinasi 2010, h. 765 ). Salah satu alasan untuk
manajemen perbatasan, pembentukan memperhatikan hal tertsebut adalah terkait
sistem satu jendela yang berkelanjutan dan fungsi budaya organisasi, khususnya
memudahkan interaksi dengan institusi hubungannya dengan pembelajaran
bea cukai negara lain (Balandina et al, organisasi, efektivitas, dan kinerja (Yilmaz
2019, h. 10). et al, 2008, h. 291-293 ; Zheng et al., 2010,
Nwankpa dan Roumani (2016, h. 1-11) h. 763-771 ). Kritik terhadap potensi
menyimpulkan bahwa transformasi digital ketidak-fleksibelan budaya organisasi ini
berpengaruh positif terhadap kinerja telah mengarah pada pengembangan konsep
organisasi swasta di Amerika Serikat. budaya adaptif (Alvesson, 2002, h. 54 ).
Dalam penelitian ini, sebagai sintesis, Budaya adaptif adalah budaya
maka Tranformasi Digital akan memediasi organisasi di mana karyawan fokus pada
(intervening) variabel lain dalam perubahan kebutuhan pelanggan atau
meningkatkan kinerja. Indikator dalam pemangku kepentingan lainnya, dan
konteks ini meliputi: agile atau lincah, mendukung inisiatif untuk mengikuti
adaptabel, efisien atau cepat dan manfaat perubahan tersebut (McShane−Von
ekonomis. Glinow, 2008, h. 425). Budaya organisasi
yang adaptif sebagai pola keyakinan, nilai,
dan perilaku bersama yang menunjukkan
bahwa organisasi sadar dan peduli tentang
persen. Apakah kemudian pola ini sesuai Pelanggan, Proses Bisnis Internal, Inovasi
dengan konsep dan hasil penelitian dan Pembelajaran. Menurut Hilton et al,
manajemen di berbagai negara (2002, h. 2): Balanced scorecard adalah
sebelumnya, khususnya di lingkungan Bea model kausal dari indikator lead dan lag
Cukai (?) kinerja yang menunjukkan bagaimana
Hasil penelitian berikut dapat menjadi perubahan dalam satu faktor yang
ilustrasi: bahwa dari tanggapan kuesioner mempengaruhi perubahan yang lain.
ditemukan pegawai fleksibel memiliki Dari Keempat perspektif tersebut yang
skor yang lebih positif terhadap kepuasan menjadi Ultimate Goal dalam pengukuran
kerja dan komitmen organisasi, kinerja adalah Kepuasan Pengguna Jasa.
dibandingkan mereka yang tidak memiliki Hal ini sesuai dengan karakteristik era
pola kerja yang fleksibel. (Kelliher, et al, transformasi digital yang lebih
2009, h. 452). Karyawan menjadi lebih mengedepankan pelayanan prima
mahir dalam menggunakan alat kerja (stakeholder focus). Di lingkungan
digital. Penting untuk diingat bahwa Kementerian Keuangan pengukuran kinerja
perangkat kerja digital dapat ditempa, sudah menggunakan balanced scorecard.
mereka dalam fleksibilitas dan Paralel dengan hal tersebut, capaian
keterbukaan yang melekat di perusahaan kinerja Bea Cukai menggunakan istilah
saat mengaktifkan dan mendukung Indikator Kinerja Utama (Key Performance
berbagai praktik kerja tanpa perlu Indicator). Indikator kinerja utama (IKU)
penyesuaian teknis (Richter et al, 2013, h. didefinisikan sebagai ukuran kinerja yang
260-261). Perubahan-perubahan ini memiliki dampak signifikan terhadap
cenderung mempengaruhi hasil kerja dan kinerja organisasi di bidang strategis, taktis,
karier individu dengan cara yang berbeda operasional, perencanaan, dan pengendalian
(Cho, 2020, h. 1-3). (Gunasekaran et al, 2004, h. 195-197 ).
Pola kerja adaptif (Flexible working Implementasi IKU diperluas dalam upaya
space/work from anywhere) merupakan modernisasi pelayanan publik. Inisiatif ini
sistem pengaturan kerja yang dimulai pada tahun 2005 dimana mengukur
memungkinkan pegawai untuk bisa kinerja berdasarkan kegiatan utama, dengan
menyesuaikan waktu dan lokasi kerja target kinerja. Semua metode pengukuran
mereka. Dalam penelitian ini indikator KPI harus spesifik, terukur, dapat dicapai,
pola kerja difokuskan pada: produktivitas realistis, dan terikat waktu. Berdasarkan
dan Skill pegawai. uraian di atas, peneliti membatasi indikator
kinerja meliputi: Realisasi Capaian Kinerja,
2.5 Pengukuran Kinerja Kepuasan Pengguna Jasa dan Efisiensi
Salah satu ukuran kinerja Layanan.
menggunakan balance scorecard. Menurut
Edward J. Blocker, at al, (1999, h. 12-13) 2.6 Konfirmasi Hubungan Variabel
Balanced scorecard adalah laporan yang Dalam penelitian ini Kinerja Organisasi
mencakup faktor-faktor penentu merupakan variabel dependen, menjadi
keberhasilan perusahaan dalam empat area fokus dalam kerangka penelitian.
di bawah ini: Kinerja Keuangan, Kepuasan Transformasi digital menjadi intervening
Bea Cukai yang bertugas di lingkungan 20 kriteria khusus sebagai pemeriksa atau
Kantor Wilayah dan 3 KPU BC Indonesia, pernah menjadi pemeriksa dalam lima tahun
dengan jumlah respon 200 responden. terakhir, sehingga terlibat secara langsung
Pengolahan data dan teknik analisis dalam layanan publik. Sebagian besar
yang digunakan dalam peneltian ini berpendidikan sarjana dan memiliki
menggunakan metode persamaan pengalaman lebih dari 5 tahun sehingga
struktural (SEM) dengan software Lisrel. memiliki kualifikasi sebagai pemeriksa,
Metode SEM digunakan dalam secara rinci dapat dilihat pada tabel 1.
penelitian ini terutama untuk Persamaan struktural berikut
menyelesaikan model bertingkat secara menunjukkan bahwa variabel independen
simultan. Selain itu metode ini yang diteliti memiliki pengaruh yang kuat
mengungkap confirmatory factor analysis terhadap variabel dependennya, yang
untuk mengurangi bias pengukuran multi diperlihatkan dengan nilai R². Budaya
indikator dalam variabel laten. adaptif mempengaruhi kinerja organisasi,
Keunggulan lain berupa kemampuan baik melalui transformasi digital maupun
untuk menyelesaikan model variabel tidak, demikian halnya pola kerja adaptif.
mediasi,serta kemampuan untuk Korelasi kedua variabel ini cukup besar.
mengatasi data kompleks, antara lain data Keterlibatan pengguna jasa meskipun
tidak normal, kemungkinan otokorelasi pengaruhnya lebih kecil, tetapi tetap
dan data tidak lengkap. berkorelasi positif. Secara simultan, semua
Kompilasi data dilaksanakan dari variabel independen menguatkan variabel
bulan April hingga Agustus 2022. intervening yaitu transformasi digital
Kemudian hasil analisis kuantitatif terhadap kinerja organisasi yang
dikonfirmasi dan didalami dengan diperlihatkan dengan R² sebesar 0.91.
observasi dan wawancara (in depth
interview) dengan beberapa pejabat Structural Equation:
a. TD = 0.45*KNOT + 0.47*AC, Errorvar.= 0.21 ,
(sebagai expertise judgement) dan R² = 0.79
pegawai pemeriksa di Kantor Pelayanan (0.21) (0.20) (0.068)
2.16 2.32 3.06
Utama Bea Cukai Soekarno Hatta. Dengan b. KNOT = 0.98*WFA, Errorvar.= 0.033 ,
R² = 0.97
metode tersebut, pengolahan data ini dapat (0.13) (0.051)
menjawab tujuan penelitian yaitu, menguji 7.82 0.65
c. PO = 0.56*TD + 0.28*AC + 0.13*WFA, Error.= 0.13 ,
dan memperluas pemahaman tentang R² = 0.87
dampak variabel independen, intervening (0.18) (0.21) (0.20) (0.049)
3.09 1.37 0.64 2.63
terhadap variabel dependen serta
mengembangkan program budaya dan
opsi pola kerja adaptif. Paduan metode
penelitian ini selain dapat memperdalam
penelitian, juga menjaga konsistensi hasil.
Nilai Rata-rata
possible keep up the
dilakukan dengan pertimbangan volume, overskill good work
frekuensi dan beban kerja kantor terbesar
kedua di linkungan Bea Cukai Indonesia. Kuadran III : Kuadran IV :
Disepakati bahwa program budaya, LF rendah, LF tinggi,
pola kerja dan keterlibatan stakeholder Rata2 rendah Rata2
rendah
berpengaruh terhadap kinerja organisasi,
baik capaian kinerja, kepuasan stakeholder Status: Status:
maupun efisiensi layanan. Di sisi lain, low priority concentrate here
transformasi digital layanan merupakan
keniscayaan yang harus dikembangkan,
Fungsi dari pendekatan PIA adalah
sehingga benar-benar sesuai dengan
untuk menentukan posisi indikator dari
perkembangan teknologi dan kompatibel
setiap konstruk latennya. Dalam penelitian
terhadap iklim usaha dan kelancaran lalu
ini, berdasarkan loading factor dan rata-rata,
lintas ekspor impor.
semua indikator berada pada posisi
Memetakan langkah atau strategi
perbatasan Kuadran I dan Kuadran IV,
kebijakan sebagai tindak lanjut yang perlu
artinya kondisi ini masih dalam kondisi the
ilakukan, dapat menggunakan 2 cara, yaitu
good work tetapi perlu perhatian.
Performance Importance Analysis (PIA)
Untuk melihat prioritas tindak lanjut,
yang disesuaikan dan indeks skor jawaban
maka hasil perhitungan dari indeks skor
responden berdasarkan skala likert,
jawaban responden dengan rumus di atas
dengan rumus sebagai berikut:
menghasilkan urutan indikator dari skor
▪ Indeks Maksimum = Skala Likert Atas
terbesar hingga terkecil sebagaimana tabel 9
x Jumlah Pertanyaan x Total
berikut:
Responden Tabel 8. Prioritas Rencana Aksi Strategis
▪ Indeks Minimum = Skala Likert No Budaya Transformasi Pola Transfer
Bawah x Jumlah Pertanyaan x Total Organisasi Digital Kerja Pengetahuan
Adaptif Adaptif
Responden 1 Stakeholders Skill Kerjasama
Kecepatan
▪ Jarak Interval= [nilai maksimum - nilai Focus
2 Manfaat Produktif Pola
minimum] : 5 Kolaboratif
Ekonomis Komunikasi
▪ Persentase Skor= [(total skor) : nilai 3 Integritas Adaptabel Pelatihan
4 Pengembangan
maksimum] x 100% Diri
Agile
Pendekatan PIA disesuaikan (analog) 5 Inovatif
dengan menggunakan skema berikut:
Customs Journal. Vol.4 No.2, pp. 89- Truong, Y. & McColl, R. (2011), Intrinsic
104. motivation, self-esteem and luxury good
Morosini Piero (2004). Industrial Clusters, consumption. Journal of Retailing and
Knowledge Integration and Consumer Services 18. hal 555–561
Performance. World Development 32 Walid Al leithy (2017), Organizational
(2), hal 305-326. Culture and Organizational
Nickols, F. (2004), Change management Performance, International Journal of
101: a primer, Distance Consulting, Economics & Management Sciences
OH, 06(04), hal 1.
http://home.att. net/~nickols/change, Wibowo (2013). Manajemen Kinerja.
hal 4-10. Jakarta: Rajawali Pers, hal 7.
Ramosaj, Berim, Halit Karaxha and Yilmaz, C., & Ergun, E. (2008).
Hidajet Karaxha (2014), Change Organizational culture and firm
Management and its Influence in the effectiveness: An examination of relative
Business Environment, Iliria effects of culture traits and the balanced
International Review, Pristina, Kosovo, culture Contemporary Management
hal 9-10. Research 323 hypothesis in an emerging
Reed, Mark (2009), Stakeholder Analysis economy. Journal of world business,
and Social Network Analysis in Natural 43(3), hal 291-293.
Resource Management, Society and Zheng, W., Yang, B. and McLean, G.
Natural Resources, online publication, (2010) Linking Organizational Culture,
hal 501-518. Structure, Strategy, and Organizational
Richter, A., & Riemer, K. (2013). Effectiveness: Mediating Role of
Malleable end-user software. Business Knowledge Management. Journal of
and Information Systems Engineering, Business Research, 63, 763-771.
5(3), hal 195–197.……………………
https://doi.org/10.1007/s12599-013-
0260-x
Schein Edgar H. (2018), Organizational
Culture and Leadership, Published by
Jossey-Bass A Wiley Imprint 989
Market Street, San Francisco, hal 3-63.
Sorensen, J.B. (2002) The Strength of
Corporate Culture and the Reliability of
Firm Performance. Administrative
Science Quarterly, 47, 70-91.
Teece, David J dan Ikujiro Nonaka (2001),
Managing Industrial Knowledge:
Creation, Transfer and Utilization,
SAGE Publications Ltd 6 Bonhill Street
London, hal 13-105.
Tom Coyle, Kevin Cruthirds, Sara
Naranjo and Katharina Nobel (2014),
Analysis of current customs practices in
the United States and a proposed model
for world class Customs, World
Customs Journal, Volume 8 Number 1,
hal 71-82.