Pendahuluan
Jurnal yang berjudul "Penguatan Kinerja Melalui Transformasi Digital:
Budaya Adaptif, Transfer Pengetahuan, dan Pola Kerja pada Bea Cukai Indonesia".
Jurnal ini membahas tentang bagaimana transformasi digital dapat membantu
meningkatkan kinerja pada organisasi, khususnya pada Bea Cukai Indonesia. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dan studi kasus pada Bea
Cukai Indonesia.
Disini penulis membahas tentang pentingnya transformasi digital dalam era
industri 4.0. Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat organisasi harus
mampu beradaptasi dengan cepat untuk menghadapi perubahan tersebut.
Transformasi digital yang dilakukan pada organisasi dapat meningkatkan efisiensi,
produktivitas, dan kinerja organisasi secara keseluruhan. Selain itu, penulis juga
membahas tentang pentingnya budaya adaptif dalam organisasi. Budaya adaptif yang
baik dapat membantu organisasi dalam menghadapi perubahan dengan cepat dan
efektif.
Selanjutnya, tentang pentingnya transfer pengetahuan dan pola kerja dalam
meningkatkan kinerja organisasi. Transfer pengetahuan yang dilakukan secara efektif
dapat membantu organisasi dalam meningkatkan kemampuan pegawai dalam
menghadapi perubahan dan memaksimalkan penggunaan teknologi. Sedangkan pola
kerja yang baik dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pada organisasi. Oleh
karena itu, transformasi digital yang dilakukan pada organisasi harus diikuti dengan
pengembangan budaya adaptif, transfer pengetahuan, dan pola kerja yang baik untuk
memaksimalkan hasil yang diinginkan.
2. Isi
Secara keseluruhan artikel dalam jurnal ini ini membahas tentang bagaimana
transformasi digital dapat memperkuat kinerja pada instansi pemerintahan khususnya
pada Bea Cukai Indonesia. Penulis berpendapat bahwa dengan adanya transformasi
digital, maka instansi tersebut dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan
kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Artikel ini menyajikan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan melalui studi
kasus pada beberapa divisi di Bea Cukai Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa transformasi digital dapat memperkuat kinerja melalui tiga faktor utama, yaitu
budaya adaptif, transfer pengetahuan, dan pola kerja yang efektif. Dalam konteks ini,
penulis menyarankan bahwa instansi pemerintahan harus melakukan transformasi
digital secara holistik dan tidak hanya berfokus pada aspek teknologi semata.
Selain itu, penulis juga menekankan pentingnya peran manajer dan staf dalam
membangun budaya adaptif dan memfasilitasi transfer pengetahuan. Pada tahap awal
implementasi, manajer dan staf harus mengubah cara mereka bekerja dan menerapkan
metode kerja yang lebih efektif. Selain itu, pelatihan dan pengembangan karyawan
juga penting untuk memperkuat kemampuan dalam menguasai teknologi baru dan
membangun pola kerja yang efektif.
Artikel ini juga menyoroti tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam
implementasi transformasi digital. Penulis menunjukkan bahwa transformasi digital
bukanlah proses yang mudah dan memerlukan komitmen dari semua pihak.
Tantangan yang dihadapi antara lain adalah perubahan budaya organisasi yang sulit,
kurangnya dukungan dari manajemen, dan kurangnya pengetahuan dan keterampilan
dalam menguasai teknologi baru.
3. Komentar
a. Komentar 1 (Tantangan dalam Pelaksanaan Transformasi Digital di
Indonesia)
Transformasi digital memiliki potensi besar untuk memperkuat kinerja sektor
publik, terutama dalam hal pelayanan publik yang lebih efektif dan efisien.
Namun, tantangan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia dalam melakukan
transformasi digital sangatlah besar. Salah satu tantangan tersebut adalah
kurangnya kompetensi SDM di sektor publik. Keterbatasan keterampilan dan
pengetahuan teknologi pada pegawai publik menjadi hambatan dalam
pengembangan sistem pelayanan publik yang modern.
Selain itu, peraturan yang kaku juga menjadi kendala dalam transformasi
digital. Kebijakan dan aturan di Indonesia masih cenderung kaku dan sulit
beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat. Oleh karena itu, perlu adanya
reformasi peraturan yang mengikuti perkembangan teknologi yang lebih dinamis,
agar sektor publik dapat lebih efektif dalam menjalankan tugasnya.
Kendala lainnya adalah minimnya dukungan dari pihak pemerintah dan
masyarakat terhadap transformasi digital. Sistem pemerintahan yang masih
terfragmentasi dan tidak konsisten dalam mendukung transformasi digital menjadi
penghambat dalam mendorong perkembangan sistem pelayanan publik yang lebih
modern dan efisien. Masyarakat Indonesia juga masih kurang mendukung dan
memahami manfaat transformasi digital dalam meningkatkan kualitas pelayanan
publik.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, perlu adanya kolaborasi antara sektor
publik dan swasta. Kolaborasi tersebut dapat membantu mempercepat
pengembangan sistem pelayanan publik yang lebih modern dan efektif.
Pendekatan yang holistik dan terintegrasi juga perlu dilakukan untuk mengatasi
berbagai kendala dalam transformasi digital. Selain itu, upaya pengembangan
kompetensi SDM di sektor publik juga perlu ditingkatkan melalui pelatihan dan
pendidikan yang relevan dengan perkembangan teknologi yang terbaru.