Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ovilia Intan Doniar

Absen : 12

Kelas : 4K AKM

RESUME JURNAL

ETIKA BISNIS DALAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN 5.0

Peran etika di dalam mengatur semua kegiatan bisnis perusahaan sangatlah penting di
dalam era society 4.0 dan society 5.0 saat ini, setinggi dan sekuat apapun teknologi dapat
merubah dan menggantikan seluruh tatanan kehidupan manusia, tetap saja peran manusia
tidak tergantikan oleh teknologi. Namun demikian, agar manusia tetap bisa berada pada peran
sentralnya maka manusia harus mempunyai kompetensi yang memadai baik hard skill
maupun soft skill.

Dalam bahasa Kant (Immanuel Kant), etika berusaha menggugah kesadaran manusia
untuk bertindak secara otonom dan bukan secara heteronom. Etika bermaksud membantu
manusia untuk bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan. Revolusi industri
4.0 merupakan suatu pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang
berpotensi untuk meningkatkan pendapatan global dan kualitas hidup bagi masyarakat dunia.
Selain itu, AI juga akan menghasilkan harga yang murah dan kompetitif, meningkatkan
efisiensi dan produktivitas, menurunkan biaya transportasi dan komunikasi, meningkatkan
efektivitas logistik dan rantai pasokan global, biaya perdagangan akan berkurang, membuka
pasar baru, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

Revolusi industri 4.0 terlihat melalui digitalisasi di berbagai bidang yang akan
menghubungkan jutaan manusia melalui web, sehingga akan meningkatkan peluang bisnis,
efisiensi bisnis dan organisasi, serta memperbarui lingkungan hidup melalui manajemen aset
yang lebih baik. Teknologi akan mempermudah manusia untuk mengakses suatu informasi
melalui teknologi digital secara bebas dan terkendali. Kedepannya, perkembangan teknologi
akan membentuk masyarakat dunia baru, yaitu masyarakat era digital.

Peran teknologi digitalisasi dalam era society 4.0 dan society 5.0 dalam kegiatan
bisnis, perlu diatur sedemikian rupa agar tidak melanggar kode-kode etis secara etika moral.
Dan dalam hal itu diperlukan penerapan prinsip-prinsip etika secara bersama yang dipahami
oleh semua pihak dalam kegiatan bisnis, dan diatursecara legal oleh otoritas hukum dalam
suatu negara. Perlindungan nilai-nilai kemanusiaan tetap harus dikedepankan denga nilai-
nilai etika yang benar dalam segala kegiatan bisnis perusahaan.

Perilaku etis diperlukan untuk memastikan bahwa perhatian dan rasa hormat diberikan
kepada informasi pribadi pengguna untuk menjaga kepercayaan pada sistem. Perilaku ini juga
diperlukan untuk menghindari potensi contoh pelanggaran yang dapat merugikan mereka
yang terlibat dan berpotensi memicu dampak yang signifikan bagi organisasi. Penting juga
untuk selalu jujur saat berinteraksi dengan pengguna, terutama jika diperlukan izin tertulis.
Ketika struktur etika yang kuat ada, ini dapat memastikan bahwa semua pekerjaan yang
diselesaikan dapat diperluas di masa depan dan semua peserta diperlakukan secara adil.

ETIKA BISNIS DALAM MEPEROLEH PROFIT DALAM ERA REVOLUSI


INDUSTRI 4.0

Industri 4.0 memiliki potensi manfaat yang besar. Potensi manfaat Industri 4.0 adalah
mengenai perbaikan kecepatan-fleksibilitas produksi, peningkatan layanan kepada pelanggan
dan peningkatan pendapatan. Terwujudnya potensi manfaat tersebutakan memberi dampak
positif terhadap perekonomian suatu negara. Industri 4.0 memang menawarkan banyak
manfaat, namun juga memilikitantangan yang harus dihadapi. Tantangan yang dihadapi oleh
suatu negara ketika menerapkan Industri 4.0 adalah munculnya resistansi terhadap perubahan
demografi dan aspek sosial, ketidakstabilan kondisi politik, keterbatasan sumber daya, risiko
bencana alam dan tuntutan penerapan teknologi yang ramah lingkungan.

Kondisi bisnis yang penuh persaingan di era industri 4.0 dewasa ini, cara berbisnis
secara etis sekaligus mencari laba maksimal sepertinya tidak mungkin dilakukan. Banyak
pelaku bisnis yang meninggalkan etika yaitu melakukan perbuatan-perbuatan menyimpang
dari nilai dan norma moral yang diterima umum dalam masyarakat. Para pebisnis lebih
cenderung untuk memaksimalkan profit dengan teknologi digital dengan cara yang
bertantangan dengan Al. Sebagai contoh yaitu berkembangnya pinjaman online (pinjol)
menggunakan aplikasi yang tampaknya memudahkan bagi peminjam namun sesuangguhnya
sangat merugikan.

PENGGUNAAN DIGITAL DALAM MENERAPKAN ETIKA BISNIS

Sekolah bisnis memiliki tantangan dalam menginternalisasikan nilai-nilai etika dalam


bisnis karena adanya kesenjangan antara teori etika dan penerapannya di dunia nyata.
Kegiatan belajar menggunakan situasi nyata melibatkan biaya tinggi, kurangnya infrastruktur,
dan terlalu berisiko. Oleh karena itu, lingkungan virtual akan membantu siswa memahami
konteks yang sebenarnya.

Virtual Reality (VR) dapat didefinisikan sebagai n simulasi komputer interaktif, yang
merasakan keadaan dan operasi pengguna dan mengganti atau menambah informasi umpan
balik sensorik ke satu atau lebih indera dengan cara yang membuat pengguna merasa
tenggelam dalam simulasi atau virtual. lingkungan (Mihelj, Novak, & Beguÿs, 2014). Virtual
reality juga dapat didefinisikan sebagai teknologi simulasi yang bertujuan untuk
membenamkan pengguna dalam lingkungan virtual sehingga mereka merasa “ada”,
merasakan dan berperilaku seolah-olah pengguna berada dalam lingkungan virtual.

Penggunaan VR sebagai alat pembelajaran terkait dengan etika bisnis ini seperti kita
akan digambarkan akan melakukan transaksi bisnis secara nyata sehingga dengan begitu kita
dapat memahami apa yang harus dilakukan sesuai dengan prinsip etika bisnis.

Perkembangan teknologi mempengaruhi evolusi gaya belajar dari verbal ke visual ke


virtual. Ini mendorong pendidik untuk mengeksplorasi beberapa implikasi dari pergeseran
progresif dari visual ke pendekatan virtual untuk belajar, karena pembelajaran yang efektif
terjadi ketika gaya belajar siswa diselaraskan dengan gaya mengajar di kelas. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan media pembelajaran berbasis virtual reality pada
pembelajaran etika bisnis.

Penelitian ini berimplikasi pada pendidikan etika bisnis yaitu penggunaan media
berbasis teknologi virtual cenderung lebih sesuai dengan gaya belajar generasi milenial baru
sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif, pembelajaran ini hanya
menggunakan satu skenario yaitu dilema etika auditor. Temuan penelitian ini menunjukkan
bahwa media pembelajaran berbasis VR merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan
hasil belajar bidang pendidikan etika.

PERAN AKUNTAN PUBLIK DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Revolusi Industri 4.0 merubah hampir sebagian besar proses bisnis secara digitalisasi
dan dampak positif yang dirasakan adalah adanya efisiensi dan efektifitas proses bisnis secara
signifikan di hampir semua leading sector, termasuk Profesi akuntansi yang diaman salah
satu tantangan bagi Akuntan Publik terkait tindak fraud yang mengalami transformasi di era
digital. Pertanggungjawaban etika, moral, dan integritas seorang Akuntan Publik menjadi
tuntutan semua pihak.

Seorang auditor seharusnya menjalankan Kode Etik Akuntan Indonesia khususnya


terkait imbalan jasa profesional. Diperlukan etika yang tinggi dalam menerapkan tugas audit
yang kompleks, untuk dapat menjaga kualitas audit. Perlu bagi KAP dalam
mempertimbangkan time budget pressure dan juga fee audit sebelum menyepakati kontrak
bersama klien agar kualitas audit tetap terjaga.

Kantor Akuntan Publik mempertimbangkan fee audit terutama pada faktor


kompleksitas jasa yang diberikan agar kualitas audit KAP terus mengalami peningkatan atau
memperlemah hubungan integritas auditor terhadap kualitas audit, meskipun time budget
pressure dijadwalkan secara ketat, namun auditor tetap menjaga etika dan bertanggung jawab
untuk menjalankan prosedur audit dan berupaya menghasilkan laporan audit yang
berkualitas. Time budget pressure mampu memoderasi pengaruh fee audit terhadap kualitas
audit, atau bisa dikatakan bahwa dengan time budget pressure yang semakin ketat akan
memperlemah.
Daftar Pustaka

Anshari, M., Syafrudin, M., & Fitriyani, N. L. (2022). Fourth Industrial Revolution between
Knowledge Management. School of Business & Economics, Universiti Brunei Darussalam,
Bandar Seri Begawan BE1410, Brunei;.
Dewata, E., Jauhari, H., & Sari, Y. (2021). Penentu Kualitas Audit: Peran Akuntan Publik Di Era
Revolusi Industri 4.0. Simposium Nasional Akuntansi Vokasi (SNAV).
Ikata, D. E., & Kent, M. D. (2022). Industry 5.0 Readiness – “Optimization of the Relationship
between Humans and . Dept of Engineering Technology, South East Technology University.
Kamijaya, M. (2021). Etika Bisnis Dalam Memperoleh Profit Di Era Revolusi Industri 4.0.
Murphy, C., Carew, P. J., & Stapleton, L. (2022). Ethical Personalisation and Control Systems for
Smart Human-Centred Industry 5.0 Applications. INSYTE Centre for Information Systems
and Technoculture, South East Technological University, Waterford, Ireland.
Sholihin, M., Sari, R. C., Yuniarti, N., & Ilyana, S. (2020). A new way of teaching business ethics:
The evaluation of virtual . The International Journal of Management Education.
Susriyanti, Istianingsih, N., & Latief, M. (2021). Etika Bisnis dan Perusahaan Dalam Era Revolusi
Industri 4.0 dan 5.0. Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora (JASIORA), 56-62.

Anda mungkin juga menyukai