Era revolusi industri 4.0 dapat mengarah pada era disrupsi, yang berarti era
dimana akan terjadi banyak perubahan dalam setiap segi kehidupan. Menurut
Rhenald Kasali (2017), disrupsi tidak hanya bermakna fenomena perubahan hari ini
(today change) tetapi juga mencerminkan makna fenomena perubahan hari esok (the
future change). Digitalisasi, computing power, data analytic telah melahirkan
terobosan-terobosan yang mengejutkan di berbagai bidang, yang mendisrupsi
(mengubah secara fundamental) kehidupan kita. Bahkan mendisrupsi peradaban kita,
yang mengubah lanskap ekonomi global, nasional dan daerah, serta lanskap politik
global, nasional dan daerah, semuanya akan berubah. (Presiden RI.Joko Widodo,15
Februari 2018). Revolusi industri 4.0 telah mendorong inovasi teknologi, yang
2
Dalam era revolusi Industri atau era robotic, proses adaptasi perlu dilakukan oleh
manusia. Hal itu dapat dilakukan dengan peningkatan skill terhadap teknologi itu
sendiri. Jadi dosen atau pengajar juga harus belajar untuk menyesuaikan, skill tidak
terbatas bidang sehingga orang sosial bisa saja lebih paham teknologi daripada orang
teknik. Skill yang dimaksud bukan berarti hanya pada kemampuan dalam spesifik
bidang yang sesuai dengan ijazah atau dasar bidang kita, akan tetapi mengarah pada
kemampuan untuk mempelajari bidang komputerisasi atau digital user. Hal ini akan
sangat membantu dalam proses beradaptasi dalam era ini.
Tujuan pendidikan di era revolusi industri 4.0 adalah keterbukaan pikiran. Hal
yang perlu dipertahankan adalah nilai, bukan tradisi. Tidak masalah ruang dan waktu
sudah berubah, tapi esensi harus tetap. Pendidikan berusaha mempersiapkan
mahasiswa untuk dapat lulus dan beradaptasi dengan setiap perubahan yang terjadi,
sehingga lulusan dapat berkompetisi dalam persaingan global.
3
Sesuai visi Apikes Bandung, yakni menjadi Akademi Perekam Medis dan
Infomatika Kesehatan Bandung sebagai pusat unggulan (center of exellence) dan
pelopor pendidikan terapan di Indonesia dalam Rekam Medis yang mampu
menghasilkan tenaga kerja profesional, maka sudah seharusnya Apikes menyiapkan
dan mengembangkan Sumber Daya Manusia atau lulusan yang profesional dalam
bidang rekam medis atau kesehatan.
Situasi pergeseran SDM ke arah digitalisasi merupakan bentuk tantangan yang
perlu direspon oleh mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan dan alumni Apikes.
Tantangan ini perlu dijawab dengan peningkatan kompetensi alumni, terutama
penguasaan ilmu, teknologi komputer, keterampilan berkomunikasi, bekerja sama
secara kolaboratif, terus belajar,adaptif terhadap perubahan lingkungan. Sehingga
pelayanan lebih mudah, cepat, efisien, memiliki jangkauan koneksi lebih luas dengan
sistem online.
Secara global, semua teknologi ini diharapkan berdampak besar bagi banyak
pihak dan bidang kesehatan. Revolusi industri akan mengharuskan penyedia
layanan,khususnya bidang kesehatan agar dapat mengadaptasi praktek kerja di
bidang kesehatan jauh lebih baik dengan menciptakan berbagai sistem dengan
memanfaatkan teknologi, sehingga membantu masyarakat mendapat layanan lebih
baik, lebih cepat, lebih mudah, terjangkau dan kemudahan lainnya.
Salah satu pengaruh kepada pelayanan di bidang kesehatan adalah dengan
diciptakannya sistem aplikasi kesehatan yang sangat mudah diakses melalui
perangkat smartphone atau tablet. Pemanfaatan teknologi di bidang kesehatan akan
mengurangi biaya perawatan kesehatan serta meningkatkan skala para ahli
kesehatan membantu masyarakat. Perkembangan teknologi yang semakin pesat,
akan semakin mendukung peningkatan kualitas kerja dan kualitas pelayanan
kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan teknologi kesehatan yang tepat, mengharuskan penguasaan ilmu
pengetahuan agar benar-benar profesional, peralatan teknik atau mesin/alat, konsep-
konsep pemikiran, masalah, tuntutan kebutuhan saat ini dan lainnnya. Kekuatan
teknologi di bidang kesehatan harus dimanfaatkan secara baik, hati-hati, penuh
tanggung jawab, untuk menjamin bahwa kita menerapkannya secara efektif, efisien
dan manusiawi.
Kehidupan di era revolusi industri 4.0 memerlukan SDM yang lebih berkualitas,
profesional, yaitu SDM yang dapat bersaing dalam arti positif, dapat bekerja sama,
5
kreatif inovatif, sehingga hasil karya atau produk yang dihasilkan dapat berkompetisi
mengarah kepada kualitas yang semakin lama semakin meningkat. Kemampuan
untuk berkompetisi salah satunya dihasilkan oleh kualitas pendidikan dan latihan yang
berkualitas, bertambahnya pengetahuan, keterampilan, perubahan sikap perilaku dan
lain-lain, sehingga mampu memanfaatkan peluang dan mampu menghadapi
tantangan. Tantangan dan peluang SDM profesional sekarang tidak dapat lepas dari
perubahan lingkungan yang menuntut perubahan yang sangat besar dan mendasar
terhadap cara hidup dalam berbagai tatanan organisasi yang harus selalu
menyesuaikan diri dengan pengaruh perubahan yang sangat pesat dan penuh ketidak
pastian.
SDM profesional adalah SDM yang benar-benar ahli dalam bidangnya. SDM
profesional mempunyai ciri sebagai berikut:
1. Memiliki keahlian khusus.
2. Merupakan panggilan hidup.
3. Mempunyai teori baku secara universal.
4. Mengabdi untuk masyarakat.
5. Dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetisi aplikatif.
6. Memiliki otonomi dalam pekerjaannya.
7. Mempunyai kode etik.
8. Mempunyai klien yang jelas.
9. Mempunyai organisasi profesi kuat.
10. Mempunyai hubungan.dengan profesi lain.
Tenaga pengajar Perguruan Tinggi atau dikenal sebagai Dosen harus
mempersiapkan terjadinya era disrupsi dalam era revolusi industri 4.0. Indonesia perlu
meningkatkan kualitas keterampilan tenaga kerja dengan teknologi digital. Hal ini
secara tidak langsung berimbas pada bagaimana lulusan yang dihasilkan oleh
Perguruan Tinggi yang secara implisit menekankan pada bagaimana kualitas
pembelajaran dan dosen yang mengajar di Perguruan Tinggi tersebut. Untuk itu
Institusi Perguruan Tinggi harus dapat menerapkan model pendidikan sepanjang
hayat Perguruan Tinggi melalui reskilling dan upskilling. Reskilling melalui
peningkatkan kemampuan lain selain bidang yang ditekuni,
sedangkan upskilling melalui upaya pelatihan dan seminar atau kegiatan lain yang
menunjang kemampuan dosen.
6
Upaya lain yang perlu disiapkan oleh dosen adalah melalui penerapan
pembelajaran inovatif yang berkesinambungan dengan penelitian dan inovasi serta
pembelajaran daring, mata kuliah daring, dan program studi jarak jauh (Menristekdikti,
2018). Disamping itu pengembangan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan
menjalin kemitraan dengan industri melalui program internship, laboratorium/bengkel,
teaching factory/industry serta proses Internasionalisasi dan konektivitas dengan
melakukan kerjasama dengan luar negeri. Kemampuan dan kompetensi berbasis
internet perlu dikuasai dosen agar dapat bersama dengan mahasiswanya mengikuti
perkembangan. Peningkatkan kompetensi melalui riset, kompetensi membangun
jaringan dan kompetensi dalam memecahkan masalah diperlukan dalam
meningkatkan kemampuan dosen dalam Perguruan Tinggi.
Secara garis besar persiapan yang harus dimiliki oleh mahasiswa harus juga
mendukung dan seirama dengan kebutuhan stakeholder. Mahasiswa harus memiliki
formula 4C yakni Critical thinking (berpikir kritis), Creativity
(kreatif), Communication (komunikasi) dan Collaboration (kolaborasi). Menghadapi
revolusi industri, mahasiswa harus meningkatkan kapasitasnya. Mahasiswa harus
mempersiapkan diri dengan baik, mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam
meningkatkan kemampuannya sehingga pada saat lulus akan dapat berkompetisi dan
sesuai harapan dari pengguna layanan kesehatan khususnya.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan, diharapkan sebagai alumni Apikes, bukan
saja siap menyongsong, tetapi harus ikut berpartisipasi di era revolusi industri 4.0,
yaitu dengan tidak takut berkompetisi, berani menghadapi tantangan, mau membuka
diri terhadap perubahan yang merupakan keniscayaan. Sebab bila tidak siap
menghadapi perubahan, maka akan tersingkir dari partisipan-partisipan lain.
Alumni Apikes harus mampu menangkap peluang-peluang yang ada dan
menjemput masa depan. Selain itu alumni Apikes harus mempunyai network, mampu
bekerja lintas disiplin, memiliki jiwa wira usaha, tahan banting, bergerak terus dan
selalu mengembangkan diri. Bukan seorang yang berfokus menjadi seorang pencari
kerja atau pekerja semata, tetapi menjadi seorang yang dituntut produktif, kreatif,
inovatif, berdaya saing dan berjiwa wira usaha bahkan sebagai pencipta lapangan
kerja.
Wisuda hari ini mempunyai arti yang penting, karena masyarakat dan bangsa ini
mengharapkan saudara-saudara menjadi alumni Apikes yang paripurna, yaitu
seorang yang menjadi cendikiawan yang bijaksana, berpengetahuan yang
7
Daftar Pustaka
Isnawati. (2018). Hadapi Revolusi Industri 4.0, Mahasiswa Diminta Bekali Diri
Dengan 4C.
https://www.suaramerdeka.com/news/baca/84601/hadapi-revolusi-industri-
40-mahasiswa-diminta-bekali-diri-dengan-4c.
Rosyadi, Slamet. (2018). Revolusi Industri 4.0 : Peluang dan Tantangan Bagi
Alumni Universitas Terbuka.
https://www.researchgate.net/publication/324220813_REVOLUSI_INDUSTRI
_40
Tjandrawinata, Raymond R. (2016). Industri 4.0: Revolusi Industri Abad Ini dan
Pengaruhnya pada Bidang Kesehatan dan Bioteknologi. Jurnal Medicinus
Vol. 29. No. 1 Edisi April 2016.
https://fk.unbrah.ac.id/wp-content/uploads/2018/09/Revolusi-Industri-Abad-
Ini-dan-Pengaruhnya-Pada-Bidang-Kesehatan-dan-Bioteknologi.pdf