Anda di halaman 1dari 7

BAB XXV

MENYIAPKAN DAN MENGEMBANGKAN SDM PROFESIONAL


BIDANG KESEHATAN MENGHADAPI DISRUPSI TEKNOLOGI
DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

DISRUPSI TEKNOLOGI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Revolusi Industri 4.0 merupakan revolusi berbasis cyber physical system,


gabungan antara domain digital, fisik dan biologi. Dimana kemajuan teknologi dalam
era revolusi Industri 4.0 yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah
mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri, pemerintah dan lain-lain.
Bidang-bidang yang mengalami terobosoan berkat kemajuan teknologi baru
diantaranya: 1. Robot kecerdasan buatan (artificial intelligence robotic), 2. Teknologi
nano, 3. Bioteknologi, 4. Teknologi komputer kuantum, 5. Blockchain (seperti bitcoin),
6. Teknologi berbasis internet, 7. Printer 3D.
Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek yang diprakarsai oleh pemerintah
Jerman untuk mempromosikan komputerisasi manufaktur. Lee et al (2013)
menjelaskan, industri 4.0 ditandai dengan peningkatan digitalisasi manufaktur yang
didorong oleh empat faktor :
1. Peningkatan volume data, kekuatan komputasi, dan konektivitas.
2. Munculnya analisis, kemampuan, dan kecerdasan bisnis.
3. Terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia dengan mesin.
4. Perbaikan instruksi transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika dan 3D printing.

Era revolusi industri 4.0 dapat mengarah pada era disrupsi, yang berarti era
dimana akan terjadi banyak perubahan dalam setiap segi kehidupan. Menurut
Rhenald Kasali (2017), disrupsi tidak hanya bermakna fenomena perubahan hari ini
(today change) tetapi juga mencerminkan makna fenomena perubahan hari esok (the
future change). Digitalisasi, computing power, data analytic telah melahirkan
terobosan-terobosan yang mengejutkan di berbagai bidang, yang mendisrupsi
(mengubah secara fundamental) kehidupan kita. Bahkan mendisrupsi peradaban kita,
yang mengubah lanskap ekonomi global, nasional dan daerah, serta lanskap politik
global, nasional dan daerah, semuanya akan berubah. (Presiden RI.Joko Widodo,15
Februari 2018). Revolusi industri 4.0 telah mendorong inovasi teknologi, yang
2

memberi dampak disrupsi atau perubahan fundamental terhadap kehidupan


masyarakat, tidak terkecuali tuntutan pelayanan di bidang kesehatan. Perubahan tidak
terduga menjadi fenomena yang akan sering terjadi pada era revolusi industri 4.0.
Revolusi industri 4.0 membuka peluang luas bagi siapapun untuk maju. Teknologi
informasi yang semakin mudah terakses hingga ke seluruh pelosok, menyebabkan
semua orang dapat terhubung didalam sebuah jejaring sosial. Informasi yang mudah
diakses menyediakan manfaat besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan,
termasuk didalamnya bidang kesehatan.
Bidang pekerjaan yang berkaitan dengan keahlian komputer, penanganan
informasi, pelayanan prima dan lain-lain akan semakin banyak dibutuhkan. Bidang-
bidang keahlian ini diproyeksikan sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang
mengandalkan teknokogi digital. Perubahan yang saat ini dapat terlihat dalam sektor
ekonomi adalah dengan munculnya pemanfaatan situs online atau internet basis pada
aktivitas keseharian manusia, berupa ojek online atau transportasi online yang
memanfaatkan aplikasi mobile phone yang ada. Hal ini mendorong
taksi offline semakin sulit menyesuaikan atau bersaing dengan taksi atau
transportasi online yang memanfaatkan kemudahan dalam memesan, membayar
bahkan mendapat banyak keuntungan termasuk adanya program promo, yang jelas
semakin efektif, efisien dan murah.

INDUSTRI 4.0 DALAM PENDIDIKAN TINGGI

Dalam era revolusi Industri atau era robotic, proses adaptasi perlu dilakukan oleh
manusia. Hal itu dapat dilakukan dengan peningkatan skill terhadap teknologi itu
sendiri. Jadi dosen atau pengajar juga harus belajar untuk menyesuaikan, skill tidak
terbatas bidang sehingga orang sosial bisa saja lebih paham teknologi daripada orang
teknik. Skill yang dimaksud bukan berarti hanya pada kemampuan dalam spesifik
bidang yang sesuai dengan ijazah atau dasar bidang kita, akan tetapi mengarah pada
kemampuan untuk mempelajari bidang komputerisasi atau digital user. Hal ini akan
sangat membantu dalam proses beradaptasi dalam era ini.
Tujuan pendidikan di era revolusi industri 4.0 adalah keterbukaan pikiran. Hal
yang perlu dipertahankan adalah nilai, bukan tradisi. Tidak masalah ruang dan waktu
sudah berubah, tapi esensi harus tetap. Pendidikan berusaha mempersiapkan
mahasiswa untuk dapat lulus dan beradaptasi dengan setiap perubahan yang terjadi,
sehingga lulusan dapat berkompetisi dalam persaingan global.
3

Perguruan Tinggi merupakan lembaga formal yang diharapkan dapat melahirkan


tenaga kerja kompeten yang siap menghadapi industri kerja yang kian berkembang
seiring dengan kemajuan teknologi. Keahlian kerja, kemampuan beradaptasi dan pola
pikir yang dinamis menjadi tantangan bagi sumber daya manusia, di mana selayaknya
dapat diperoleh saat mengenyam pendidikan formal di Perguruan Tinggi.
Kuantitas bukan lagi menjadi indikator utama bagi suatu Perguruan Tinggi dalam
mencapai kesuksesan, melainkan kualitas lulusannya. Kesuksesan sebuah negara
dalam menghadapi revolusi industri 4.0 erat kaitannya dengan inovasi yang diciptakan
oleh sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga Perguruan Tinggi wajib dapat
menjawab tantangan untuk menghadapi kemajuan teknologi dan persaingan dunia
kerja di era globalisasi.
Kemajuan teknologi akan membantu proses layanan kesehatan tidak hanya
terbatas pada sistem antrian, sistem pembayaran, sistem penggelolaan farmasi pada
layanan rumah sakit tetapi juga alat medis yang tersedia semakin lengkap dan
membawa dampak percepatan kesembuhan pasien, sehingga usia harapan hidup dan
tingkat produktivitas dari manusia akan menjadi naik. Contoh nyata dalam
pemanfaatan teknologi informasi lainnya dalam bidang kesehatan adalah adanya
teknologi konsumen yang memakai telepon genggam dan alat kebugaran yang
dipakai sehari-hari dapat mengumpulkan berbagai data secara rinci tentang
kesehatan dan status kebugaran seseorang.
Dalam menciptakan sumber daya manusia yang inovatif dan adaptif terhadap
teknologi, diperlukan penyesuaian sarana dan prasarana pembelajaran dalam hal
teknologi informasi, internet, analisis big data dan komputerisasi. Perguruan tinggi
yang menyediakan infrastruktur pembelajaran, diharapkan mampu menghasilkan
lulusan yang terampil dalam aspek literasi data, literasi teknologi dan literasi
manusia. Tantangan berikutnya adalah rekonstruksi kurikulum pendidikan tinggi yang
responsif terhadap revolusi industri juga diperlukan, seperti desain ulang kurikulum
dengan pendekatan human digital dan keahlian berbasis digital.

MENYIAPKAN DAN MENGEMBANGKAN SDM PROFESIONAL BIDANG


KESEHATAN
4

Sesuai visi Apikes Bandung, yakni menjadi Akademi Perekam Medis dan
Infomatika Kesehatan Bandung sebagai pusat unggulan (center of exellence) dan
pelopor pendidikan terapan di Indonesia dalam Rekam Medis yang mampu
menghasilkan tenaga kerja profesional, maka sudah seharusnya Apikes menyiapkan
dan mengembangkan Sumber Daya Manusia atau lulusan yang profesional dalam
bidang rekam medis atau kesehatan.
Situasi pergeseran SDM ke arah digitalisasi merupakan bentuk tantangan yang
perlu direspon oleh mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan dan alumni Apikes.
Tantangan ini perlu dijawab dengan peningkatan kompetensi alumni, terutama
penguasaan ilmu, teknologi komputer, keterampilan berkomunikasi, bekerja sama
secara kolaboratif, terus belajar,adaptif terhadap perubahan lingkungan. Sehingga
pelayanan lebih mudah, cepat, efisien, memiliki jangkauan koneksi lebih luas dengan
sistem online.
Secara global, semua teknologi ini diharapkan berdampak besar bagi banyak
pihak dan bidang kesehatan. Revolusi industri akan mengharuskan penyedia
layanan,khususnya bidang kesehatan agar dapat mengadaptasi praktek kerja di
bidang kesehatan jauh lebih baik dengan menciptakan berbagai sistem dengan
memanfaatkan teknologi, sehingga membantu masyarakat mendapat layanan lebih
baik, lebih cepat, lebih mudah, terjangkau dan kemudahan lainnya.
Salah satu pengaruh kepada pelayanan di bidang kesehatan adalah dengan
diciptakannya sistem aplikasi kesehatan yang sangat mudah diakses melalui
perangkat smartphone atau tablet. Pemanfaatan teknologi di bidang kesehatan akan
mengurangi biaya perawatan kesehatan serta meningkatkan skala para ahli
kesehatan membantu masyarakat. Perkembangan teknologi yang semakin pesat,
akan semakin mendukung peningkatan kualitas kerja dan kualitas pelayanan
kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan teknologi kesehatan yang tepat, mengharuskan penguasaan ilmu
pengetahuan agar benar-benar profesional, peralatan teknik atau mesin/alat, konsep-
konsep pemikiran, masalah, tuntutan kebutuhan saat ini dan lainnnya. Kekuatan
teknologi di bidang kesehatan harus dimanfaatkan secara baik, hati-hati, penuh
tanggung jawab, untuk menjamin bahwa kita menerapkannya secara efektif, efisien
dan manusiawi.
Kehidupan di era revolusi industri 4.0 memerlukan SDM yang lebih berkualitas,
profesional, yaitu SDM yang dapat bersaing dalam arti positif, dapat bekerja sama,
5

kreatif inovatif, sehingga hasil karya atau produk yang dihasilkan dapat berkompetisi
mengarah kepada kualitas yang semakin lama semakin meningkat. Kemampuan
untuk berkompetisi salah satunya dihasilkan oleh kualitas pendidikan dan latihan yang
berkualitas, bertambahnya pengetahuan, keterampilan, perubahan sikap perilaku dan
lain-lain, sehingga mampu memanfaatkan peluang dan mampu menghadapi
tantangan. Tantangan dan peluang SDM profesional sekarang tidak dapat lepas dari
perubahan lingkungan yang menuntut perubahan yang sangat besar dan mendasar
terhadap cara hidup dalam berbagai tatanan organisasi yang harus selalu
menyesuaikan diri dengan pengaruh perubahan yang sangat pesat dan penuh ketidak
pastian.
SDM profesional adalah SDM yang benar-benar ahli dalam bidangnya. SDM
profesional mempunyai ciri sebagai berikut:
1. Memiliki keahlian khusus.
2. Merupakan panggilan hidup.
3. Mempunyai teori baku secara universal.
4. Mengabdi untuk masyarakat.
5. Dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetisi aplikatif.
6. Memiliki otonomi dalam pekerjaannya.
7. Mempunyai kode etik.
8. Mempunyai klien yang jelas.
9. Mempunyai organisasi profesi kuat.
10. Mempunyai hubungan.dengan profesi lain.
Tenaga pengajar Perguruan Tinggi atau dikenal sebagai Dosen harus
mempersiapkan terjadinya era disrupsi dalam era revolusi industri 4.0. Indonesia perlu
meningkatkan kualitas keterampilan tenaga kerja dengan teknologi digital. Hal ini
secara tidak langsung berimbas pada bagaimana lulusan yang dihasilkan oleh
Perguruan Tinggi yang secara implisit menekankan pada bagaimana kualitas
pembelajaran dan dosen yang mengajar di Perguruan Tinggi tersebut. Untuk itu
Institusi Perguruan Tinggi harus dapat menerapkan model pendidikan sepanjang
hayat Perguruan Tinggi melalui reskilling dan upskilling. Reskilling melalui
peningkatkan kemampuan lain selain bidang yang ditekuni,
sedangkan upskilling melalui upaya pelatihan dan seminar atau kegiatan lain yang
menunjang kemampuan dosen.
6

Upaya lain yang perlu disiapkan oleh dosen adalah melalui penerapan
pembelajaran inovatif yang berkesinambungan dengan penelitian dan inovasi serta
pembelajaran daring, mata kuliah daring, dan program studi jarak jauh (Menristekdikti,
2018). Disamping itu pengembangan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan
menjalin kemitraan dengan industri melalui program internship, laboratorium/bengkel,
teaching factory/industry serta proses Internasionalisasi dan konektivitas dengan
melakukan kerjasama dengan luar negeri. Kemampuan dan kompetensi berbasis
internet perlu dikuasai dosen agar dapat bersama dengan mahasiswanya mengikuti
perkembangan. Peningkatkan kompetensi melalui riset, kompetensi membangun
jaringan dan kompetensi dalam memecahkan masalah diperlukan dalam
meningkatkan kemampuan dosen dalam Perguruan Tinggi.
Secara garis besar persiapan yang harus dimiliki oleh mahasiswa harus juga
mendukung dan seirama dengan kebutuhan stakeholder. Mahasiswa harus memiliki
formula 4C yakni Critical thinking (berpikir kritis), Creativity
(kreatif), Communication (komunikasi) dan Collaboration (kolaborasi). Menghadapi
revolusi industri, mahasiswa harus meningkatkan kapasitasnya. Mahasiswa harus
mempersiapkan diri dengan baik, mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam
meningkatkan kemampuannya sehingga pada saat lulus akan dapat berkompetisi dan
sesuai harapan dari pengguna layanan kesehatan khususnya.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan, diharapkan sebagai alumni Apikes, bukan
saja siap menyongsong, tetapi harus ikut berpartisipasi di era revolusi industri 4.0,
yaitu dengan tidak takut berkompetisi, berani menghadapi tantangan, mau membuka
diri terhadap perubahan yang merupakan keniscayaan. Sebab bila tidak siap
menghadapi perubahan, maka akan tersingkir dari partisipan-partisipan lain.
Alumni Apikes harus mampu menangkap peluang-peluang yang ada dan
menjemput masa depan. Selain itu alumni Apikes harus mempunyai network, mampu
bekerja lintas disiplin, memiliki jiwa wira usaha, tahan banting, bergerak terus dan
selalu mengembangkan diri. Bukan seorang yang berfokus menjadi seorang pencari
kerja atau pekerja semata, tetapi menjadi seorang yang dituntut produktif, kreatif,
inovatif, berdaya saing dan berjiwa wira usaha bahkan sebagai pencipta lapangan
kerja.
Wisuda hari ini mempunyai arti yang penting, karena masyarakat dan bangsa ini
mengharapkan saudara-saudara menjadi alumni Apikes yang paripurna, yaitu
seorang yang menjadi cendikiawan yang bijaksana, berpengetahuan yang
7

profesional, berkejuangan, cerdas, terampil dan trengginas, yang berkeimanan dan


bertaqwa kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa yang menjunjung tinggi azas
dan martabat luhur manusia. Selain itu juga mampu mendalami keyakinan agamanya,
berbudi luhur, berpengetahuan luas, berwawasan kebangsaan dan berdasarkan
Pancasila. Hal tersebut sesuai visi pendidikan tinggi nasional kita yang pada
hakekatnya adalah membentuk sistem pendidikan tinggi yang sehat dan bermutu,
menghasilkan insan beriman, bertaqwa, cerdas dan terampil.

Daftar Pustaka

Isnawati. (2018). Hadapi Revolusi Industri 4.0, Mahasiswa Diminta Bekali Diri
Dengan 4C.
https://www.suaramerdeka.com/news/baca/84601/hadapi-revolusi-industri-
40-mahasiswa-diminta-bekali-diri-dengan-4c.

Presiden Joko Widodo. (2018). Peresmian Pembukaan Konvensi Kampus XIV


dan Temu Tahunan XX Forum Rektor Indonesia Tahun 2018.
https://www.wartaekonomi.co.id/read171019/jokowi-ingin-masyarakat-
manfaatkan-revolusi-industri-40.html

Rosyadi, Slamet. (2018). Revolusi Industri 4.0 : Peluang dan Tantangan Bagi
Alumni Universitas Terbuka.
https://www.researchgate.net/publication/324220813_REVOLUSI_INDUSTRI
_40

Satria. (2018). Tantangan Manusia di Era Revolusi Industri 4.0.


https://ugm.ac.id/id/news/17203-tantangan.manusia.di.era.revolusi.industri.40

Sedarmayanti (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi.


PT. Refika Aditama, Bandung.

........................................ (2013). Human Resource Development


(Pengembangan Sumber Daya Manusia). Deepublis (CV. Budi Utama),
Jogjakarta.

........................................ (2016). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas


Kerja. CV. Mandar Maju, Bandung.

........................................ (2017). Perencanaan dan Pengembangan Sumber


Daya Manusia. PT. Refika Aditama, Bandung.

Tjandrawinata, Raymond R. (2016). Industri 4.0: Revolusi Industri Abad Ini dan
Pengaruhnya pada Bidang Kesehatan dan Bioteknologi. Jurnal Medicinus
Vol. 29. No. 1 Edisi April 2016.
https://fk.unbrah.ac.id/wp-content/uploads/2018/09/Revolusi-Industri-Abad-
Ini-dan-Pengaruhnya-Pada-Bidang-Kesehatan-dan-Bioteknologi.pdf

Anda mungkin juga menyukai